KABUPATEN BONE
2015
STATISTIK DAERAH KABUPATEN BONE
Katalog BPS
: 1101002.7311
Nomor Publikasi : 73110.15035
Ukuran Buku
: 17,6 cm x 25 cm
Jumlah Halaman : iv + 42 halaman
Naskah:
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Gambar Kulit:
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Diterbitkan Oleh:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015 iii
Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015 berisi berbagai data
dan informasi terpilih seputar Kabupaten Bone yang dianalisis secara sederhana
untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta
potensi yang ada di Kabupaten Bone.
Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Bone diterbitkan untuk melengkapi
publikasi-publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda
dengan publikasi-publikasi yang sudah ada, karena publikasi ini lebih
menekankan pada analisis.
Data yang disajikan dalam Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015
memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di
berbagai sektor di Kabupaten Bone dan diharapkan dapat menjadi bahan
rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.
Kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak kami harapkan untuk
penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini dapat memenuhi
tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta,
kalangan akademisi maupun masyarakat luas.
Watampone, Oktober 2015
Kepala Badan Pusat Statistik
Kabupaten Bone
Ir. H. R U S T A N
NIP. 196612151993011001
Kata Pengantar
bonekab.bps.go.id
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015 v
1. Geografi dan Iklim 1
2. Pemerintahan 3 3. Penduduk 5 4. Ketenagakerjaan 7 5. Pendidikan 9 6. Kesehatan 11 7. Perumahan 13 8. Pembangunan Manusia 15 9. Pertanian 17
10. Pertambangan dan Energi 19
11. Industri Pengolahan 21
12. Konstruksi 22
13. Hotel dan Pariwisata 23
14. Transportasi dan Komunikasi 24
15. Perbankan dan Investasi 26
16. Harga-harga 27 17. Pengeluaran Penduduk 28 18. Perdagangan 29 19. Pendapatan Regional 30 20. Perbandingan Regional 32 Lampiran Tabel 33
DAFTAR ISI
bonekab.bps.go.id
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015
1
Kabupaten Bone Memiliki Dua Tipe Hujan
perbukitan, dataran, daerah aliran sungai, hingga pantai.
1
abupaten Bone merupakan salah satu kabupaten yang terletak di pesisir timur Provinsi Sulawesi Selatan dan berjarak sekitar 174 km dari kota Makassar. Luas wilayahnya sekitar 4.559 km2
atau 9,78 persen dari luas Provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah yang besar ini terbagi menjadi 27 kecamatan dan 372 desa/kelurahan. Ibukota Kabupaten Bone adalah Watampone.
Secara geografis Kabupaten Bone berbatasan dengan wilayah-wilayah berikut: Utara : Kabupaten Wajo dan Soppeng Timur : Teluk Bone
Selatan : Kabupaten Sinjai dan Gowa Barat : Kabupaten Maros, Pangkep, Barru
Secara astronomis Kabupaten Bone terletak pada posisi 4°13’- 5°6’ Lintang Selatan
dan antara 119°42’- 120°30’ Bujur Timur.
Letaknya yang dekat dengan garis khatulistiwa menjadikan Kabupaten Bone beriklim tropis. Sepanjang tahun 2014, kelembaban udara berkisar antara 77 – 86 persen dengan suhu udara 24,4°C-27,6°C.
Wilayah Kabupaten Bone terbagi menjadi dua tipe hujan: tipe hujan Moonson dan tipe hujan lokal. Tipe hujan Moonson memiliki curah hujan tertinggi saat bertiup angin monsun Asia yaitu bulan Januari dan Februari. Tipe ini mencakup wilayah Kabupaten Bone bagian barat. Tipe kedua
memiliki kriteria pola hujan terbalik dengan pola monsoon, yaitu curah hujan tertinggi ter-
Persentase Luas Kecamatan di Kabupaten
Bone Tahun 2014
Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka 2015
K
2
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015Sungai di Kabupaten Bone Berperan dalam Mendukung Pertanian
1
Indikator Klimatologi Kabupaten Bone 2014
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, 2015
jadi pada bulan Mei-Juni. Tipe ini mencakup sebagian besar wilayah Kabupaten Bone.
Selain kedua wilayah tersebut, terdapat juga wilayah peralihan, yaitu Kecamatan Bontocani dan Kecamatan Libureng yang sebagian mengikuti wilayah barat dan sebagian lagi mengikuti wilayah timur. Jumlah curah hujan bulanan di Wilayah Bone bervariasi dengan rata-rata tahunan sebesar 201,25 mm. Curah hujan tertinggi terjadi di bulan Juni yaitu 638 mm dengan banyaknya hari hujan sebanyak 23 hari.
Bagian timur Kabupaten Bone bertopografi pesisir menjadikan Bone mempunyai garis pantai sepanjang 138 km dari arah selatan ke utara. Bagian barat dan selatan terdapat pegunungan dan perbukitan yang celah-celahnya terdapat aliran sungai. Pada tahun 2014, tercatat 194 sungai mengalir di Kabupaten Bone dan telah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Sungai yang terpanjang adalah Sungai Walanae yang berhulu di Kecamatan Bontocani, mengalir melalui Kabupaten Soppeng hingga Danau Tempe di Kabupaten Wajo, kemudian mengalir lagi masuk ke Bone hingga bermuara di Teluk Bone. Panjang sungai tersebut mencapai 60 km khusus di wilayah Kabupaten Bone
Bulan Kelembaban Udara (%) Suhu Udara (⁰C) Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hari) (1) (2) (3) (4) (5) Januari 84 25,9 208 19 Februari 83 27,1 187 9 Maret 81 26,2 148 10 April 82 26,2 158 15 Mei 86 25,1 594 22 Juni 86 25 638 23 Juli 85 24,6 200 17 Agustus 84 24,5 194 13 September 80 24,4 0 0 Oktober 77 26,4 1 1 November 77 27,6 33 5 Desember 79 27,4 54 8
Tahukah Anda..
Pada tahun 2014, beberapa
bencana terjadi di
Kabupaten Bone, yaitu
kebakaran (80 kejadian),
puting beliung (8 kejadian),
banjir (18 kejadian), dan
tanah longsor (8 kejadian).
Kejadian tersebut
mengakibatkan kerugian
yang ditaksir sebesar 14,93
miliar rupiah.
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015
3
Tingkat Partisipasi Penduduk dalam Pilpres 2014 Masih Rendah
2
ahun 2014 merupakan akhir periode kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Kabinet Indonesia Bersatu II. Oleh karena itu, tahun ini Indonesia kembali menyelenggarakan Pemilihan Presiden (Pilpres) masa bakti 2014 – 2019. Pada Pilpres 2014, jumlah penduduk Kabupaten Bone yang berhak menyalurkan suaranya sebanyak 566.744 jiwa (berasal dari Daftar Pemilih Tetap dan Tambahan). Namun, jumlah penduduk yang menggunakan hak pilihnya hanya sebesar 396.144 jiwa atau sekitar 69,89 persen. Dari jumlah tersebut, 99,35 persen surat suara dinyatakan sah. Hasil Pilpres di Kabupaten Bone dimenangkan oleh pasangan Jokowi-JK yang memenangkan 86,33 persen suara.
Apabila ditinjau dari wilayah administrasi, hingga tahun 2015, tidak ada pemekaran wilayah di Kabupaten Bone. Kabupaten Bone terdiri atas 27 kecamatan yang diperinci menjadi 328 desa dan 44 kelurahan dengan jumlah dusun/lingkungan sebanyak 1.299.
Pada sisi legislatif, jumlah anggota DPRD Kabupaten Bone sebanyak 45 orang yang terdiri atas 39 laki-laki dan 6 perempuan. Secara keseluruhan, sebagian besar anggota DPRD berpendidikan S-1 (53,33 persen). Namun, masih cukup banyak yang berpendidikan SMA (31, 11 persen) dan hanya 13,33 persen yang berpendidikan S-2.
Statistik Pemilihan Presiden 2014 di
Kabupaten Bone
Sumber : Komisi Pemilihan Umum Kab. Bone, 2015
Banyaknya Anggota DPRD Kabupaten Bone
Menurut Pendidikan (Persen) Tahun 2014
Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka, 2015
T
i
4
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015Ketergantungan Daerah terhadap Pusat Masih Tinggi
2
Banyaknya PNS Menurut Tingkat Pendidikan
dan Jenis Kelamin di Kabupaten Bone Tahun
2014
Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka, 2015
Realisasi APBD Kabupaten Bone
2014 (Juta Rupiah)
Uraian
Realisasi
(1)
(2)
Pendapatan
1.534.647,76
PAD
155.427,20
Pendapatan Transfer
1.352.154,50
Lain-lain Pendapatan yang Sah 27.066,07
Belanja Daerah
1.420.624,24
Belanja Operasi
1.211.044,87
Belanja Modal
209.579,37
Belanja Tidak Terduga
-
Pembiayaan Daerah (Netto)
89.027,66
Penerimaan Pembiayaan
94.495,19
Pengeluaran Pembiayaan
5.467,53
Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka, 2015
Di lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Bone, terdapat 10.861 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan komposisi 42,57 persen laki-laki (4.624 orang) dan 57,43 persen perempuan (6.237 orang). Ditinjau dari aspek pendidikan, 50,39 persen PNS tersebut memiliki pendidikan tertinggi D-IV/S-1. Namun, masih ada PNS yang berpendidikan tertinggi SMP ke bawah.
Dalam menjalankan pemerintahan, pemerintah memperoleh pendapatan dari berbagai sumber. Di sisi lain, pemerintah juga melakukan belanja untuk mendukung tugas dan fungsi pemerintahannya.
Pada tahun 2014 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bone mencapai 155,43 miliar rupiah meningkat 80,99 persen dari tahun 2013. Nilai tersebut menyumbang 10,13 persen terhadap Pendapatan Kabupaten Bone.
Pendapatan Kabupaten Bone juga diperoleh melalui transfer dari pihak lain. Transfer terbesar diperoleh dari Dana Alokasi Umum (DAU). Pada tahun 2014 DAU Kabupaten Bone bernilai 950,401 miliar rupiah dan menyumbang 61,93 persen terhadap Pendapatan Kabupaten Bone.
Di sisi pengeluaran, nilai belanja daerah Kabupaten Bone tahun 2014 sebesar 1.420,62 miliar rupiah. Belanja daerah ini diperuntukkan untuk berbagai kepentingan seperti belanja pegawai, barang, sucsidi, modal, dan lain-lain.
bonekab.bps.go.id
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015
5
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bone Cukup Rendah
Dalam
kurun waktu tiga tahun terakhir pertumbuhan penduduk
berada di bawah angka satu persen.
3
alah satu fenomena demografi yang tidak terelakkan adalah pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk menunjukkan penambahan jumlah penduduk karena kelahiran maupun migrasi.
Pada pertengahan tahun 2014 penduduk Kabupaten Bone sebanyak 738.515 jiwa, meningkat dari tahun 2013 dengan laju pertumbuhan penduduk 0,60 persen. Jumlah tersebut terdiri dari 352.081 penduduk laki-laki dan 386.434 penduduk perempuan. Dengan demikan, rasio jenis kelamin adalah 91,11 persen yang berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 91 hingga 92 penduduk laki-laki.
Kabupaten Bone tergolong kabupaten yang besar dan luas di Sulawesi Selatan. Rata-rata jumlah penduduk per km2 adalah
162 jiwa. Terkait dengan perannya sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan fasilitas publik lain, maka mayoritas penduduk tinggal terpusat di ibukota kabupaten. Kepadatan penduduknya mencapai 1.111,78 jiwa per km2.
Keberadaan penduduk dalam jumlah yang besar, seringkali dianggap sebagai pemicu masalah-masalah kependudukan seperti kemiskinan dan pengangguran. Namun, dalam tinjauan demografi, penting untuk melihat struktur umur penduduk. Penduduk usia produktif yang besar dan berkualitas dapat berperan positif dalam pembangunan ekonomi.
Indikator Kependudukan Kabupaten Bone
2012 - 2014
Uraian
2012
2013
2014
(1)(2)
(3)
(4)
Jumlah Penduduk (jiwa)728.737 734.119
738.515
Pertumbuhan Penduduk (%)0,53
0,74
0,60
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)160
161
162
Sex Ratio (%)91,25
90,98
91,11
Jumlah Rumah Tangga163.621 166.136
167.130
Rata-rata ART (jiwa/ruta)4,45
4,42
4,42
Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2015
Penduduk Kabupaten Bone Menurut
Kelompok Umur (Persen), 2014
Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2015
S
i
6
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015Terjadi Indikasi Turunnya Tingkat Kelahiran
Piramida Penduduk menunjukkan jumlah penduduk usia 0-4 tahun
lebih kecil dari kelompok penduduk usia yang lebih tua.
3
Tahukah Anda
Rasio
ketergantungan
penduduk Kabupaten Bone terus
menurun. Hal ini membuka jendela
peluang untuk meraih Bonus
Demografi.
Piramida Penduduk Kabupaten Bone 2014
Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2015
Peserta Akseptor KB Aktif di Kabupaten
Bone Menurut Metode Kontrasepsi 2014
(Persen)
Sumber: Kabupaten Bone Dalam Angka, 2015
Struktur umur penduduk Kabupaten Bone digambarkan pada grafik penduduk menurut kelompok umur dan piramida penduduk. Piramida penduduk menunjukkan komposisi penduduk Kabupaten Bone didominasi oleh penduduk muda dan usia produktif. Penduduk usia produktif memiliki jumlah terbesar yaitu 64,50 persen dari keseluruhan populasi dengan rasio ketergantungan sebesar 55,03 persen. Artinya, setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung sebanyak 55 hingga 56 penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Hal lain yang menarik diamati pada piramida penduduk adalah adanya perubahan arah perkembangan penduduk yang ditandai dengan penduduk usia 0-4 tahun yang jumlahnya lebih kecil dari kelompok penduduk usia yang lebih tua yaitu 5-9 tahun. Kondisi tersebut mengindikasikan terjadinya penurunan tingkat kelahiran penduduk pada beberapa tahun ini.
Indikasi turunnya tingkat kelahiran, terkait dengan peningkatan penggunaan alat kontrasepsi. Jumlah akseptor KB aktif di Kabupaten Bone tahun 2014 tercatat 87.220 orang meningkat dari tahun 2013. Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah suntikan (33,40 persen), pil (28,76 persen), dan implant (25,61 persen).
4
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015
7
KETENAGAKERJAAN
Tingkat Pengangguran Terbuka di Perkotaan Lebih Tinggi dari Perdesaan
TPT di wilayah perkotaan (5,35 persen), lebih tinggi dari wilayah perdesaan
(4,88 persen).
4
enduduk merupakan aset pembangunan apabila dimanfaatkan semaksimal mungkin. Pemanfaatan jumlah penduduk bisa dilakukan dengan melihat seberapa besar penduduk yang masuk pada kategori usia kerja, dan yang masuk pada angkatan kerja. Bila lapangan pekerjaan yang ada sesuai dengan jumlah angkatan kerja maka diharapkan akan terjadi full employment
economics.
Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional pada tahun 2014, terdapat 530.166 penduduk usia kerja. Dari jumlah tersebut, yang termasuk angkatan kerja sebanyak 338.988 jiwa. Dengan demikian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Bone adalah 63,94 persen. Semakin tinggi TPAK menunjukkan semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian.
Angkatan kerja meliputi penduduk yang bekerja, sementara tidak bekerja, dan pengangguran. Tahun 2014, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Bone sebesar 4,96 persen. TPT di wilayah perkotaan (5,35 persen) tampak lebih tinggi dari wilayah perdesaan (4,88 persen). Kondisi ini menunjukkan bahwa belum tersedia kesempatan kerja yang mampu menyerap angkatan kerja secara optimal.
Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten
Bone 2012 - 2014 (Persen)
Indikator
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
Bekerja
96,49
96,20
95,04
TPT
3,51
3,80
4,96
TPAK
64,84
63,30
63,94
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional, 2014
Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten
Bone Menurut Klasifikasi Wilayah, 2014
(Persen)
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional, 2014
P
8
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015KETENAGAKERJAAN
Sektor Pertanian Menyerap Tenaga Kerja Terbesar
Sekitar 58,75% penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang bekerja,
bekerja pada sektor pertanian.
4
Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang
Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan, Tahun 2014 (Persen)
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional, 2014
Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin, 2014
(Persen)
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional, 2014
Penduduk bekerja merupakan kekuatan ekonomi keluarga dan wilayah. Terdapat dua kondisi bagi seseorang yang bekerja, yaitu mereka berhasil memenangkan kompetisi dalam meraih pekerjaan atau mereka yang mempertahankan hidupnya dengan bekerja walaupun serabutan. Saat ini, terserapnya penduduk ke lapangan kerja, secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan tingkat pendidikan. Tahun 2014, 56 persen penduduk bekerja di Bone berpendidikan SD ke bawah. Hanya 10 persen penduduk bekerja berpendidikan Diploma, Sarjana dan jenjang yang lebih tinggi. Kenyataan tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar penduduk tergolong dalam kelompok kedua, yaitu mereka yang mempertahankan hidup dengan bekerja apapun jenisnya.
Berdasarkan lapangan usaha, mayoritas penduduk bekerja di Kabupaten Bone bekerja di sektor pertanian. Hal ini selaras dengan keadaan alam Bone yang merupakan basis pertanian Sulawesi Selatan. Sektor kedua yang menyerap tenaga kerja terbanyak adalah perdagangan (17,94 persen). Ditinjau dari jenis kelamin, terdapat perbedaan persebaran lapangan usaha antara penduduk bekerja laki-laki dan perempuan. Sebagian besar penduduk laki-laki bekerja di sektor pertanian dan lainnya. Sementara penduduk perempuan, sebagian besar bekerja di sektor pertanian dan perdagangan.
58,75%
63,06%
52,15%
17,94%
8,80%
31,98%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% La ki +Per e mp u an La ki -lak i Per e mp u anPertanian Industri Pengolahan
Perdagangan Jasa Kemasyarakatan
Lainnya
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015
9
PENDIDIKAN
Rasio Guru terhadap Murid Masih Ideal
Secara rata-rata, satu orang guru mengajar tidak lebih dari 14 murid
pada setiap jenjang pendidikan.
5
umber daya manusia yang berkualitas merupakan motor utama pembangunan bangsa. Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh proses pendidikan dan pengajaran. Dengan demikian, kualitas serta jangkauan pendidikan dan pengajaran harus senantiasa diupayakan dan ditingkatkan. Salah satu tolok ukur pembangunan di bidang pendidikan dari sisi supply adalah keberadaan sarana dan prasarana pendidikan.
Tahun 2014 jumlah sekolah di Kabupaten Bone sebanyak 756 Sekolah Dasar (SD) sederajat, 210 Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat, 99 Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat. Setiap kecamatan telah memiliki sekolah dengan berbagai jenjang tercatat hanya memiliki satu SMK tanpa adanya SMA dan Madrasah Aliyah. Guru merupakan ujung tombak proses pendidikan dan pengajaran. Keseimbangan jumlah guru dan murid sangat penting dalam menjamin keefektifan penyampaian dan penerimaan bahan ajar. Pada jenjang pendidikan SMP, rasio guru terhadap murid terlihat paling baik, yaitu 11,63. Angka ini mengandung makna secara rata-rata satu orang guru mengajar sekitar 11 hingga 12 murid. Rasio guru terhadap murid terbesar adalah pada jenjang SD yaitu 13,83. Namun demikian, rasio guru terhadap murid masih ideal.
Jumlah Sekolah di Kabupaten Bone Menurut
Jenjang Pendidikan Tahun 2014
Sumber: Kabupaten Bone Dalam Angka, 2015 (diolah)
Jumlah Murid, Guru, dan Rasio Guru
terhadap Murid di Kabupaten Bone 2014
Jenjang
Pendidikan
Guru
Murid
Rasio
Guru/Murid
(1)
(2)
(3)
(4)
SD
Sederajat
6.655
92.034
13,83
SMP
Sederajat
3.386
39.385
11,63
SMA
Sederajat
2.440
30.228
12,39
Sumber: Kabupaten Bone Dalam Angka, 2015 (diolah)
S
Tahukah Anda?
Kecamatan Tonra, Mare, dan
Tellu Limpoe tidak memiliki
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
10
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015PENDIDIKAN
APS Penduduk Usia 16 – 18 Tahun Masih Rendah
Berdasarkan kelompok umur, APS terkecil berada pada kelompok umur
16 – 18 tahun yaitu 58,27 persen.
5
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah
(APS) menurut Usia Sekolah Tahun 2012 –
2014 (Persen)
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut
Jenis Kelamin Tahun 2014 (Persen)
Kelompok
Umur dan Jenis
Kelamin
APS
(1)
(2)
7 - 12
Laki-laki
97,62%
Perempuan
99,29%
Total
98,41%
13 - 15
Laki-laki
89,35%
Perempuan
89,59%
Total
89,48%
16 - 18
Laki-laki
63,55%
Perempuan
51,66%
Total
58,27%
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015
Selain sisi supply, pembangunan pendidikan di suatu daerah diukur pula dari sisi
demand yang menggambarkan partisipasi
penduduk pada bangku sekolah. Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan ukuran yang menunjukkan penduduk yang masih sekolah pada usia sekolah. APS merupakan gambaran seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan.
Sepanjang tahun 2012 – 2014, APS cenderung meningkat pada kelompok umur 7 – 12 tahun dan 13 – 15 tahun. Sementara APS penduduk usia 16 – 18 yang menurun pada tahun 2013, tampak mulai meningkat, walau belum melampaui capaian pada tahun 2012.
Pada tahun 2014, APS total tertinggi pada kelompok Umur 7 – 12 tahun yaitu sebesar 98,41 persen. Angka ini berarti bahwa dari 100 penduduk yang berumur 7 – 12 tahun terdapat satu sampai dua penduduk yang tidak memanfaatkan fasilitas pendidikan. APS terkecil berada pada kelompok umur 16 – 18 tahun yaitu 58,27 persen.
Berdasarkan jenis kelamin, tidak ada perbedaan pencapaian yang nyata antara laki-laki dan perempuan pada kelompok umur 7 - 12 tahun dan 13 – 15 tahun. Pada kedua kelompok umur tersebut, APS penduduk perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Namun, APS penduduk umur 16 – 18 tampak timpang antara laki-laki dan perempuan.
bonekab.bps.go.id
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015
11
KESEHATAN
Sebagian Besar Kelahiran Balita di Bone Ditolong oleh Tenaga Medis
Sekitar 76 persen balita kelahirannya telah ditolong oleh bidan dan
dokter.
6
esehatan merupakan dimensi yang strategis karena masalah kesehatan dapat berdampak luas terhadap kualitas sumber daya manusia. Tolok ukur pembangunan kesehatan dapat dilihat dari sisi supply dan demand. Sisi supply menggambarkan peran besar pemerintah dalam menyediakan sarana dan prasarana kesehatan. Sementara sisi demand
menggambarkan sikap dan kesadaran penduduk dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
Ditinjau dari sisi supply, pada tahun 2014 terdapat 38 Puskesmas di Kabupaten Bone. Setiap kecamatan memiliki paling tidak satu Puskesmas. Terdapat beberapa kecamatan yang telah memiliki dua Puskesmas, yaitu Kecamatan Kahu, Libureng, Mare, Sibulue, Barebbo, Ponre, Palakka, Awangpone, Tellu Siattinge, Ajangale, dan Dua Boccoe. Selain Puskesmas, di Bone terdapat 73 Pustu dan 149 Poskesdes.
Pada sisi demand, terdapat beberapa aspek yang bisa dilihat. Kesehatan penduduk dapat dianalisis sejak fase awal kehidupan manusia di dunia yaitu proses kelahiran. Proses persalinan yang aman dan sehat penting untuk meminimalkan resiko kematian ibu dan bayi. Sekitar 76 persen balita di Bone kelahirannya sudah ditolong oleh tenaga medis (dokter dan bidan).
Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Bone 2014
Sumber: Kabupaten Bone Dalam Angka 2015
Jumlah Balita Menurut Penolong Kelahiran (Persen) di Kabupaten Bone 2014
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2014
Jumlah Balita Menurut Pemberian ASI (Persen) di Kabupaten Bone 2014
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2014
K
12
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015KESEHATAN
Terdapat Balita yang Tidak Pernah Diimunisasi
Tahun 2014, sebanyak 8,63 persen balita tidak pernah diimunisasi.
6
Jumlah Balita Menurut Pemberian Imunisasi (Persen) di Kabupaten Bone 2014
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2014
Jumlah Penduduk Menurut Keberadaan Keluhan Kesehatan (Persen) di Kabupaten Bone 2014
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2014
Salah satu hak bayi adalah memperoleh Air Susu Ibu (ASI). ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6 bulan dan dapat dilanjutkan sampai umur 2 tahun. Berdasarkan hasil Susenas 2014, 80,92 persen balita di Kabupaten Bone telah mendapatkan ASI eksklusif. Namun, terdapat 6,57 persen balita yang tidak pernah diberi ASI sama sekali.
Kesehatan balita juga terkait dengan pemberian imunisasi. Imunisasi yang diberikan kepada bayi dapat membentuk sistem kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit. Pada tahun 2014, sebanyak 91,37 persen balita mendapat imunisasi, walau belum bisa diidentifikasi apakah imunisasi tersebut sudah lengkap atau belum.
Tingkat kesakitan (morbiditas) penduduk secara kasar dapat dilihat melalui keluhan kesehatan yang dialami. Sebesar 24,44 persen penduduk mengalami keluhan kesehatan. Keluhan kesehatan ini antara lain batuk, panas, pilek, sakit kepala berulang, dan keluhan kesehatan lain. Sebagian besar penduduk mengalami keluhan kesehatan tidak lebih dari 4 hari.
Tahukah Anda?
Sebanyak 45,29 persen balita
usia 2 – 4 tahun diberi ASI
hingga usia 2 tahun (S3 ASI).
(Susenas, 2014)
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015
13
PERUMAHAN
Rumah Panggung Mendominasi Rumah Tangga di Bone
Lebih dari setengah rumah tangga di Bone menempati rumah panggung
yang berlantai dan berdinding kayu
.
7
erumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Kondisi perumahan terkait erat dengan aspek ekonomi dan kesehatan.
Kepadatan hunian berpengaruh terhadap kesehatan. Peluang terjadinya penularan penyakit semakin tinggi pada ruangan yang jumlah penghuninya padat. Tahun 2014, ada sekitar 0,79 persen rumah tangga dengan luas lantai tidak lebih dari 20 m2.
Di Bone, jenis atap yang paling banyak digunakan rumah tangga adalah seng (92,18 persen). Dalam hal ini, jenis atap tidak secara langsung menunjukkan kondisi ekonomi. Orang yang berkecukupan pun banyak menggunakan atap seng karena bahan inilah yang mudah ditemukan di Bone. Jenis atap paling banyak berikutnya adalah ijuk/rumbia (5,65 persen).
Rumah panggung mendominasi rumah tangga di Bone. Kondisi ini ditunjukkan dengan jenis lantai terluas yang dimiliki lebih dari setengah rumah tangga (54 persen) adalah kayu. Demikian pula dengan jenis dinding. Sebanyak 62,03 persen rumah tangga memiliki dinding terluas dari kayu. Dalam hal ini, jenis lantai dan dinding juga tidak secara langsung menunjukkan kondisi ekonomi. Aspek budaya lebih berpengaruh dalam pemilihan jenis lantai dan dinding ini. Namun dari segi kriteria rumah
Jumlah Rumah Tangga Menurut Jenis Atap Terluas (Persen) di Kabupaten Bone Tahun 2014
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2014
Jumlah Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas (Persen) di Kabupaten Bone Tahun 2014
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2014
Jumlah Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Terluas (Persen) di Kabupaten Bone Tahun 2014
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2014
P
14
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015PERUMAHAN
Sumur Terlindung Dipergunakan oleh Sebagian Besar Rumah Tangga
Untuk kepentingan minum dan memasak, sebagian besar rumah tangga di
Bone menggunakan air yang berasal dari sumur terlindung
.
7
Jumlah Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air dan Penggunaannya (Persen) di Kabupaten Bone
Tahun 2014
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2014
Jumlah Rumah Tangga Menurut Penggunaan Fasilitas Buang Air Besar dan Jenis Kloset (Persen)
di Kabupaten Bone Tahun 2014
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2014
sehat menurut APHA (American Public Health
Association), rumah dikatakan sehat apabila
memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan antara lain konstruksi yang tidak mudah terbakar dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir. Menurut kriteria tersebut, rumah panggung dengan dinding dan lantai kayu tidak memenuhi syarat rumah sehat.
Setiap rumah tangga diharapkan mampu mengakses air bersih karena air adalah sumber kehidupan yang sangat dibutuhkan manusia. Untuk kepentingan minum dan memasak, sebagian besar rumah tangga di Bone menggunakan air yang berasal dari sumur terlindung (lebih dari 35 persen). Sementara rumah tangga yang menggunakan air kemasan bermerk dan isi ulang untuk minum (9,65 persen) lebih banyak dari yang menggunakannya untuk memasak (1,72 persen). Sebaliknya, rumah tangga yang minum dari air leding lebih sedikit dari yang memasak menggunakan air leding.
Salah satu syarat rumah sehat adalah pengelolaan pembuangan kotoran manusia harus memenuhi persyaratan kesehatan. Sekitar 72 persen rumah tangga di Bone telah memiliki fasilitas buang air besar baik digunakan oleh rumah tangga itu sendiri, bersama rumah tangga lain atau WC umum. Dari rumah tangga tersebut 89,55 persen telah menggunakan kloset leher angsa.
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015
15
IPM Kabupaten Bone Meningkat Seiring dengan Peningkatan IPM
Provinsi Sulawesi Selatan
8
akikat pembangunan manusia menempatkan manusia sebagai tujuan akhir pembangunan karena manusialah kekayaan bangsa sesungguhnya. Keberhasilan pembangunan kualitas hidup manusia secara umum terukur melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, dan pendidikan.
Pada tahun 2015, penghitungan IPM disempurnakan dengan menggunakan metode baru sesuai standar internasional yang digunakan oleh UNDP. Secara umum, terdapat 3 poin yang diperbaiki : (1) penggantian indikator Angka Melek Huruf (AMH) dalam dimensi pendidikan menjadi Harapan Lama Sekolah (HLS), (2) penggantian indikator PDB per kapita dalam dimensi standar hidup menjadi PNB per kapita, (3) penggantian metode agregasi indeks dari rata-rata hitung menjadi rata-rata ukur.
Secara keseluruhan, tingkat pencapaian IPM Kabupaten Bone tahun 2010 – 2014 mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terus terjadi seiring dengan peningkatan IPM Provinsi Sulawesi Selatan meskipun keduanya meningkat relatif lambat. Tahun 2014, IPM Kabupaten Bone mencapai angka 62,09 meningkat dari 61,40 di tahun 2013. Namun, angka tersebut masih berada di bawah IPM Provinsi Sulawesi Selatan yaitu 68,49.
Apabila ditinjau dari besaran IPM kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan, peringkat IPM Kabupaten Bone tahun 2014 stagnan. Kabupaten Bone menduduki peringkat 23 dari 24 kabupaten/kota. IPM tertinggi diraih oleh Kota Makassar sebesar 79,35.
Secara peringkat, Kabupaten Bone masih tertinggal cukup jauh dari kabupaten lain, tetapi peringkat IPM bukanlah penentu utama baik bu-
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bone dan Sulsel 2010 - 2014
Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2015
Catatan : Mulai tahun 2015, penghitungan IPM menggunakan metode baru
IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan 2014
Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2015
H
16
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015Kualitas kesehatan, pendidikan, dan ekonomi meningkat perlahan
8
IPM dan Dimensinya di Kabupaten Bone Tahun 2010 - 2014
Sumber: BPS kabupaten Bone, 2015
Komponen IPM Kabupaten Bone 2010 - 2014
Komponen IPM 2010 2011 2012 2013 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Angka Harapan Hidup (tahun) 65,47 65,57 65,67 65,76 65,81 Harapan Lama Sekolah (tahun) 10,97 11,20 11,43 11,85 12,16 Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 5,71 5,75 5,87 5,91 6,11 Paritas Daya Beli (Ribu Rupiah) 7.518 7.635 7.722 7.785 7.845
Sumber: BPS kabupaten Bone, 2015
-ruknya suatu daerah. Aspek yang lebih utama adalah kesadaran bersama dari semua elemen untuk memperbaiki kualitas kehidupan, sehingga fokus pembangunan manusia adalah pada progress.
Ditinjau dari dimensi IPM, sepanjang tahun 2010-2014, dimensi pendidikan memiliki indeks terendah dibanding dua dimensi lain. Dimensi yang memiliki indeks tertinggi adalah dimensi kesehatan. Namun, ketiga dimensi menunjukkan tren meningkat meskipun pergerakannya tampak lambat.
Pencapaian IPM Kabupaten Bone terkait langsung dengan pencapaian komponen-komponen IPM. Di bidang kesehatan, Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk sebesar 65,81 tahun meningkat dari tahun 2010 yaitu 65,47 tahun. Namun, AHH baru dapat menggambarkan perkiraan “lama hidup” penduduk. Aspek yang lebih penting dalam peningkatan kualitas kesehatan penduduk adalah apakah penduduk hidup sehat. Dengan demikian perlu dilakukan upaya peningkatan derajat kesehatan yang lebih komprehensif.
Kualitas pendidikan, yang ditunjukkan oleh HLS dan Rata-rata Lama Sekolah juga mengalami peningkatan. HLS meningkat dari 10,97 tahun di tahun 2010 menjadi 12,16 tahun di tahun 2014. Sementara itu, rata-rata lama sekolah meningkat lambat dari tahun ke tahun. Selama lima tahun terakhir rata-rata lama sekolah masih berada pada kisaran 5-6 tahun. Hal ini berarti rata-rata lama sekolah penduduk setara dengan lulus tingkat sekolah dasar.
Paritas daya beli menggambarkan kemampuan penduduk membelanjakan uangnya dalam bentuk barang maupun jasa. Pada tahun 2014, paritas daya beli penduduk Kabupaten Bone sebesar 7.845 ribu rupiah.
bonekab.bps.go.id
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2014
17
PERTANIAN
Perekonomian Bone Masih Dominan Pada Sektor Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan
Distribusi Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dalam
pembentukan PDRB sebesar 49,14 persen
..9
asaran yang ingin dicapai dalam pembangunan pertanian adalah peningkatan produktivitas dan kualitas tanaman pangan. Pembangunan pertanian khususnya tanaman pangan diarahkan untuk meningkatkan produksi padi, palawija dan hortikultura. Peningkatan produksi padi dilakukan melalui program subsidi pupuk dan peralatan yang memadai.
.Secara umum perekonomian Kabupaten Bone didominasi sektor pertanian, khususnya sub sektor pertanian tanaman pangan, selanjutnya sub sektor perikanan, dan perkebunan. Komoditas utama sub sektor tanaman pangan adalah padi. Hal ini menjadikan Bone sebagai salah satu daerah lumbung padi di Sulawesi Selatan. Pada tahun 2014, luas panen tanaman padi di Kabupaten Bone mencapai 155.933 ha dengan volume produksi sebesar 885.654 ton gabah kering giling. Produksi padi terbesar dihasilkan dari Kecamatan Kahu, Libureng, dan Bengo.
Besarnya produksi tanaman padi belum diimbangi dengan tingginya produktivitas. Produktivitas tertinggi dihasilkan oleh tanaman ubi kayu (9,62 ton/ha). Produktivitas tertinggi berikutnya dihasilkan oleh ubi jalar dan padi, dengan rata-rata produksi berturut-turut 8,2 dan 5,68 ton/ha.
Produksi tanaman pangan terbesar kedua adalah jagung dengan volume produksi 213.391 ton. Produksi tersebut dihasilkan dari
Statistik Tanaman Pangan Kabupaten Bone, 2014
Komoditas 2012 2013 2014 (1) (2) (3) (4) Padi Luas Panen(ha) 152.663 131.036 155.933 Produksi (ton) 876.937 777.733 885.654 Jagung
Luas Panen (ha) 63.428 24.658 39.310
Produksi (ton) 326.478 136.310 213.391
Kedelai
Luas Panen (ha) 6.556 9.391 17.740
Produksi (ton) 12.036 17.616 32.902
Kacang Tanah
Luas Panen (ha) 7.979 6.225 11.998
Produksi (ton) 13.559 11.229 20.572
Ubi Kayu
Luas Panen (ha) 1.095 483 735
Produksi (ton) 10.849 4.788 7.068
Ubi Jalar
Luas Panen (ha) 871 484 663
Produksi (ton) 7.173 4.016 5.439
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab.Bone, 2015
Produktivitas Tanaman Pangan Kabupaten Bone (Ton/Ha), 2014
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab.Bone, 2015
S
18
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015PERTANIAN
Budidaya Laut Mendominasi Produksi Perikanan Bone
Tahun 2014, produksi ikan terbesar berasal dari budidaya laut
sebesar 125.019,75 ton
..
9
. Volume Produksi Perikanan Menurut Jenis dan Lokasi Kegiatan di Kabupaten Bone (ton),
2014
Lokasi
Jenis Kegiatan Perikanan
Penangkapan
Budidaya
(1) (2) (3) Laut 33.504,00 125.019,75 Perairan Umum 137,30 6,00 Tambak - 115.650,91 Mina Padi - 198,50 Kolam - 405,30Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan, 2015
Statistik Perkebunan Rakyat Kabupaten Bone, 2014
Komoditas
Luas
panen
(Ha)
Produksi
(ton)
(1) (2) (3) Kakao 30.705 16.412,00 Kelapa dalam 12.082 10.696,70 Kelapa Hybrida 2.832 2.951,00 Kemiri 9.225 2.916,00 Cengkeh 7.016 2.197,00Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan, 2015
lahan seluas 39.310 ha.
Selain tanaman pangan, Kabupaten Bone memiliki potensi dan produksi perikanan yang besar. Usaha perikanan terdiri dari dua kegiatan yaitu penangkapan dan budidaya ikan. Produksi perikanan terbesar berasal dari kegiatan budidaya ikan di laut, yaitu sebanyak 125.019,75 ton. Kegiatan budidaya yang dilakukan di tambak juga menunjukkan hasil yang cukup besar, yaitu 115.650,91 ton. Sementara kegiatan penangkapan ikan di laut menghasilkan produksi ikan sebesar 33.504 ton.
Subsektor perkebunan memegang peran ketiga dalam sektor pertanian Bone. Produksi perkebunan rakyat yang dominan adalah kakao, kelapa (dalam dan hybrida), kemiri, dan cengkeh. Produksi terbesar perkebunan rakyat Kabupaten Bone dihasilkan oleh tanaman kakao, yaitu 16.412 ton. Namun, produktivitas terbesar dihasilkan oleh tanaman kelapa hybrida.
Selain subsektor perikanan, sub sektor peternakan memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan protein masyarakat. Keberhasilan subsektor peternakan dapat dilihat melalui indikator naik turunnya populasi ternak dan unggas. Populasi ternak besar (sapi, kerbau, kuda, dan kambing) di Kabupaten Bone sebanyak 363.381 ekor pada tahun 2014. Populasi tersebut meningkat sebanyak 19.325 ekor dari populasi tahun 2013. Populasi ternak terbesar adalah sapi dengan jumlah 325.425 ekor. Sementara itu, populasi ternak unggas (ayam ras petelur, ayam ras pedaging, ayam buras dan itik) tahun 2014 sebesar 2.968.040 ekor. Populasi tersebut meningkat sebanyak 230.587 ekor dari populasi tahun 2013. Populasi unggas terbesar adalah ayam buras dengan jumlah 2.455.721 ekor.
Tahukah Anda?
Potensi perkembangan budidaya perikanan laut Kabupaten Bone mencapai 101.638 Ha, namun baru 1,73 persen saja yang sudah direalisasikan.
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015
19
PERTAMBANGAN & ENERGI
Rumah Tangga Merupakan Konsumen Listrik Terbesar.
Sebesar 69,72 persen listrik yang terjual digunakan oleh rumah
tangga.
..
10
Secara umum, Kabupaten Bone bukanlah daerah potensi pertambangan. Hanya ada beberapa daerah yang sudah memiliki produksi barang tambang, yaitu Kecamatan Lamuru dan Lappariaja yang menghasilkan batu bara. Sementara itu, terdapat komoditas barang tambang yang sedang dalam tahap eksplorasi dan eksploitasi, namun belum berproduksi. Komoditas-komoditas tersebut adalah mangan (Kecamatan Ponre, Bontocani, Salomekko), endapan besi (Kecamatan Bontocani, Kahu), dan kalsit (Kecamatan Bontocani). Selain itu, terdapat indikasi tambang emas (Kecamatan Patimpeng, Bontocani, Kahu) dan tembaga (Kecamatan Libureng, Ponre, Patimpeng).
Sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi sekitar 3,37 persen terhadap PDRB Kabupaten Bone Tahun 2014. Produksi sektor pertambangan dan penggalian dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Nilai tambah sektor pertambangan dan penggalian adalah sebesar Rp 664.942,1 juta rupiah. Sementara itu pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2014 adalah sekitar 14,35 persen.
Sebagai sumber penerangan dan energi baik disektor rumah tangga maupun industri, listrik memegang peranan yang sangat penting. Produksi listrik pada PLN cabang Watampone selama kurun waktu 2010-2014 terus mengalami peningkatan. Sebagian besar dari produksi listrik tersebut telah didistribusikan ke konsumen. Tahun 2014, produksi listrik adalah 100.886 Kwh dan keseluruhannya disalurkan ke konsumen. PLN Cabang Watampone terdiri dari 4 ranting/rayon yaitu rayon Hasanuddin, Uloe, Tellu Boccoe, dan Patangkai dengan jumlah
Nilai Tambah Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Bone 2010-2014
(juta Rp)*
Sumber: PDRB Kabupaten Bone , 2015
* Mulai tahun 2015, PDRB menggunakan tahun dasar
2010 (2010=100)
Produksi dan Distribusi Listrik di Kabupaten Bone (Kwh), 2010 - 2014
Sumber: PLN WilayahVIII Cabang Watampone
Banyaknya Pelanggan PLN Watampone Menurut Sub Ranting (pelanggan), 2014
Sumber: PLN WilayahVIII Cabang Watampone
20
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015PERTAMBANGAN & ENERGI
Pemakaian Air PDAM Meningkat dari Tahun ke Tahun
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan air pun
meningkat sehingga pemakaian air PDAM meningkat.
10
Statistik Air Minum Kabupaten Bone 2012-2014
Tahun
2012
2013
2014
(1) (2) (3) (4) Pelanggan (konsumen) 12.111 12.539 13.187 Pemakaian (m3) 101.910 2.209.935 2.363.911Sumber: PDAM Kabupaten Bone, 2015
Banyaknya Pemakaian Air PDAM Menurut Tempat Penyaluran di Kabupaten Bone 2014 (m3)
Sumber: PDAM Kabupaten Bone, 2015
Nilai Pemakaian Air PDAM Menurut Tempat Penyaluran di Kabupaten Bone 2014
(Ribu Rupiah)
Sumber: PDAM Kabupaten Bone, 2015
pelanggan sebanyak 150.117 pelanggan. Pelanggan terbanyak terdaftar pada rayon Hasanuddin yaitu 62.947 pelanggan.
Ditinjau dari sisi penggunaan, penggunaan listrik terbesar adalah untuk kepentingan rumah tangga. Sebesar 69,72 persen listrik yang terjual digunakan oleh rumah tangga. Penggunaan listrik terbesar berikutnya adalah untuk aktivitas bisnis (12,33 persen) dan kegiatan pemerintahan serta penerangan jalan umum (7,98 persen).
Air merupakan sumber energi dan kehidupan. Tidak ada seorang pun yang mampu hidup tanpa air. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan air pun meningkat.
Kondisi tersebut ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah pelanggan dan pemakaian air PDAM dari tahun ke tahun. Tahun 2014 terdaftar ada 13.187 pelanggan PDAM di Kabupaten Bone dengan pemakaian air sebanyak 2.363.911 m3. Jumlah tersebut
meningkat dari tahun 2012 yang tercatat 12.539 konsumen dengan pemakaian air 2.209.935 m3.
Air yang diproduksi oleh PDAM disalurkan ke berbagai jenis tempat penyaluran yaitu instansi pemerintah, pelaku bisnis (perusahaan, pertokan), sosial, rumah tempat tinggal, dan lain-lain. Dari keseluruhan tempat penyaluran tersebut, pemakaian air terbesar dilakukan di rumah tempat tinggal yaitu sebanyak 1.908.103 m3 selama tahun
2014. Rata-rata pemakaian air dalam setahun adalah 165 m3 per rumah tempat tinggal.
Volume pemakaian air yang besar oleh rumah tangga mengakibatkan nilai pemakaian yang besar pula pada rumah tangga. Nilai pemakaian air pada kelompok rumah tempat tinggal mencapai 7,9 miliar rupiah. Sementara kelompok perusahaan, mengeluarkan 1,8 miliar untuk pembayaran konsumsi airnya.
bonekab.bps.go.id
INDUSTRI DAN PENGOLAHAN
Kontribusi Industri terhadap Perekonomian Kabupaten Bone Menurun
Sektor industri pengolahan menyumbang 6,98 persen PDRB Kabupaten
Bone.
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015
21
11
Sektor industri pengolahan merupakan sektor yang potensial untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan menekan angka pengangguran. Kondisi tersebut dapat tercapai apabila industri yang ada bersifat padat karya dan memiliki linkage yang besar dengan sektor-sektor lain. Pada tahun 2014, industri yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar adalah industri makanan, minuman, dan tembakau. Industri tersebut tercatat berjumlah 2.604 buah dan menyerap tenaga kerja sebanyak 8.402 orang. Industri lain yang mampu menyerap tenaga kerja cukup besar adalah industri kayu dan barang-barang dari kayu dan industry tekstil, pakaian jadi, dan kulit.
Ditinjau dari sisi produksi, selama lima tahun terakhir nilai tambah sektor industri pengolahan terus mengalami peningkatan. Nilai tambah sektor industri pengolahan tahun 2014 adalah 1.377.677,9 juta rupiah. Dengan nilai tambah itu, sektor industri pengolahan menyumbang 6,98 persen PDRB Kabupaten Bone. Kontribusi tersebut tampak turun dari kontribusi tahun sebelumnya yang mencapai 7 persen.
Namun, apabila dilihat dari nilai pertumbuhan, pertumbuhan sektor industri pengolahan tampak fluktuatif. Tahun 2014, pertumbuhan sektor industri pengolahan sebesar 8,12 persen lebih besar dari tahun 2013.
Banyaknya Unit Usaha dan Tenaga Kerja Menurut Golongan Industri di Kabupaten Bone 2014
Sumber : Dinas Perindag Kabupaten Bone, 2015
Nilai tambah Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Bone 2010-2014 (Juta Rupiah)
Sumber : BPS Kabupaten Bone, 2015
Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDRB Kab Bone
2010-2014
Sumber : BPS Kabupaten Bone, 2015
22 Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015
Nilai Tambah Sektor Konstruksi Terus Meningkat
Selama kurun waktu 2010 – 2014 , nilai tambah sektor konstruksi
terus meningkat hingga mencapai nilai 1.899,38 miliar rupiah pada
tahun 2014.
12
Nilai Tambah Sektor Konstruksi Kabupaten Bone 2010 – 2014 (Juta Rupiah)
Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2015
Kontribusi Sektor Konstruksi Terhadap PDRB Kabupaten Bone 2010 - 2014 (Persen)
Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2015
Otonomi daerah secara tidak langsung memacu bangkitnya sektor konstruksi. Pemerintah daerah tentunya banyak melakukan pembangunan sarana prasarana penunjang pemerintahan maupun masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan. Terbukti selama kurun waktu 2010-2014, nilai tambah sektor konstruksi terus meningkat. Pada tahun 2014, nilai tambah sektor konstruksi menembus angka 1.899,38 miliar rupiah.
Tren peningkatan nilai tambah sektor konstruksi tidak diiringi dengan peningkatan kontribusinya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Bone. Kontribusi sektor konstruksi terhadap pembentukan PDRB 2014 turun dari nilai-nilai pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2010, kontribusi sektor konstruksi terhadap PDRB sebesar 9,77 persen. Peran tersebut terus meningkat hingga mencapai 10,27 persen pada tahun 2013. Namun pada tahun 2014, kontribusi sektor konstruksi turun menjadi 9,62 persen. Kondisi ini mengindikasikan bahwa peran sektor kontruksi dalam mempengaruhi perekonomian Kabupaten Bone semakin kecil, sementara ada sektor lain yang perannya makin meningkat.
Ditinjau dari sisi pertumbuhan, pertumbuhan sektor konstruksi tahun 2014 tercatat 1,96 persen. Pertumbuhan sektor konstruksi ini, secara kasar dapat diindikasikan melalui penambahan jumlah Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Jumlah permohonan IMB yang disetujui tahun 2014 sebanyak 1.989 meningkat dari tahun 2013 yang tercatat 1.698 permohonan.
Tahukah Anda?
Meskipun jumlah permohonan
IMB tahun 2014 meningkat,
namun nilai penerimaan IMB
turun dari 2,78 miliar rupiah
pada tahun 2013, menjadi 1,1
miliar rupiah.
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015
23
HOTEL DAN
PARIWISATA
TPK Hotel Bintang dan Non Bintang Memiliki Pola yang Berbeda
TPK Hotel Bintang tertinggi pada Bulan Januari sementara Non Bintang
pada Bulan Oktober
13
Sampai dengan tahun 2014 di Kabupaten Bone telah terdapat 31 hotel. Hanya satu hotel yang berbintang dua, satu hotel bintang satu dan yang lainya adalah hotel non bintang.
Sepanjang tahun 2014, jumlah tamu yang menginap di hotel dan akomodasi lain tercatat fluktuatif antar bulan. Puncak tamu yang menginap pada hotel berbintang selama tahun 2014 adalah bulan Maret. Sedangkan jumlah tamu paling sedikit tercatat pada bulan Mei. Untuk tamu yang menginap pada Akomodasi Lainnya puncaknya pada bulan Oktober, sedangkan jumlah tamu paling sedikit pada bulan Juni.
Salah satu indikator produktivitas dari hotel dan akomodasi lainnya adalah tingkat penghunian kamar hotel (TPK). TPK tahun 2014 di Kabupaten Bone sebesar 16,1 persen untuk hotel berbintang dan 20,87 persen untuk akomodasi lainnya. Sementara untuk periode bulanan, TPK hotel bintang tertinggi pada bulan Januari yaitu 26,88 dan terendah pada bulan Juli yaitu 10,45. Untuk akomodasi lainnya, TPK tertinggi tercatat pada bulan Oktober sebesar 27,44 dan terendah pada bulan Juni sebesar 17,4.
Di sektor pariwisata, Bone memiliki beberapa tempat wisata alam antara lain Tanjung Pallette, Dermaga Bajoe, Gua Mampu, Pasir Putih Gareccing (Pantai Tete) dan beberapa bendungan.
Statistik Hotel Kabupaten Bone, 2012 - 2014
Uraian 2012 2013 2014 (1) (2) (3) (4) Akomodasi Hotel Berbintang 1 1 2 Hotel Non Bintang 30 29 29 Jumlah Kamar Hotel Berbintang 33 33 69 Hotel Non Bintang 387 289 377 Jumlah Tempat Tidur Hotel Berbintang 62 62 112 Hotel Non Bintang 709 643 621 Sumber: VHT-S 2012- 2014, diolah
Tingkat Penghunian Kamar pada Hotel dan Akomodasi Lainnya di Kabupaten Bone 2014
Sumber: VHT-S 2012- 2014, diolah
24 Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015
TRANSPORTASI & KOMUNIKASI
Jumlah Kendaraan Makin Meningkat
Selama 2012 hingga 2014 jumlah kendaraan terus bertambah untuk
semua jenis kendaraan
.14
Statistik Transportasi Darat Kabupaten Bone 2012 - 2014 Uraian 2012 2013 2014 (1) (2) (3) (4) Panjang Jalan (km) Negara 206,97 206,97 206,97 Provinsi 192,7 192,7 192,7 Kabupaten 2444,6 2468,17 2472,702
Jenis Permukaan (Persen)
Diaspal 35,99 36,14 41,30 Kerikil 63,66 63,86 45,32
Tanah 0,35 - 13,38
Sumber : Dinas PU Kabupaten Bone, 2015
Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis di Kabupaten Bone 2012 – 2014 (unit)
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah, UPTD Wil. Bone, 2015
Statistik Muatan Kapal Angkutan Laut dan Penyeberangan di Kabupaten Bone 2014 Jenis Muatan
Jumlah yang Dimuat Angkutan Laut Angkutan Penyeberangan (1) (2) (3) Penumpang (orang) 2.569 43.202 Barang (ton) 88.194 - Kendaraan (unit) - 36.576
Sumber : Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Bajoe dan P.T. ASDP, 2015
Sarana dan prasarana transportasi merupakan urat nadi kehidupan perekonomian daerah. Pembangunan transportasi diarahkan untuk menunjang mobilitas manusia, barang dan jasa, serta mendukung pengembangan wilayah dan hubungan antar daerah.
Salah satu prasarana angkutan darat adalah jalan. Panjang jalan yang ada di Kabupaten Bone adalah 2872,372 km, didominasi oleh jalan kabupaten sepanjang 2472,702 km. Panjang jalan tersebut meningkat 4,532 km dari tahun 2013 akibat penambahan jalan kabupaten. Tahun 2014, dilakukan pengaspalan jalan yang ditunjukkan dengan meningkatnya persentase jalan yang diaspal menjadi 41,3 persen. Namun, sebagian besar jalan di Kabupaten Bone masih berupa jalan kerikil (45,32 persen) dan masih ada yang berupa jalan tanah.
Seiring dengan semakin mudahnya kredit kendaraan bermotor, jumlah kendaraan pun semakin meningkat. Selama 2012 hingga 2014 jumlah kendaraan terus bertambah untuk semua jenis kendaraan. Sepeda motor menjadi jenis kendaraan yang paling banyak dimiliki penduduk Bone. Tahun 2014, tercatat 130.796 sepeda motor digunakan oleh penduduk Bone.
Selain transportasi darat, Kabupaten Bone juga memiliki jalur transportasi laut dan penyeberangan yang cukup sibuk. Angkutan laut yang beroperasi di Bone merupakan kapal kayu yang utamanya mengangkut barang dagangan
bonekab.bps.go.id
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015
25
14
TRANSPORTASI & KOMUNIKASI
Jaringan Internet Makin Meluas
Jumlah pemasangan Speedy terus meningkat dari tahun ke
tahun
seperti beras, dan bahan makanan ke Sulawesi Tenggara. Sebanyak 88.194 ton barang dan 2.569 penumpang dimuat sepanjang tahun 2014. Sementara itu, angkutan penyeberangan menggunakan kapal ferry juga tidak pernah sepi. Tahun 2014, tercatat sebanyak 43.202 penumpang dan 36.576 unit kendaraan menyeberang dari Bajoe ke Kolaka.
Pada tahun 2013, dibuka jalur transportasi udara melalui Bandara Mappalo Ulaweng. Bandara tersebut melayani penerbangan lokal yaitu Makassar-Bone-Kolaka menggunakan pesawat kecil. Meskipun belum beroperasi setiap hari, namun cukup banyak penumpang yang menggunakan transportasi ini. Tahun 2014 terdapat 1.065 penumpang berangkat dan 1.087 penumpang tiba dari dan di Bone.
Kemajuan komunikasi ditandai dengan semakin luasnya jaringan internet sehingga semakin sedikit orang yang buta internet. Kondisi ini juga tampak Bone. Jumlah pemasangan
Speedy terus meningkat dari tahun ke tahun.
Tahun 2014, tercatat sebanyak 2.850 sambungan speedy telah terpasang.
Selain internet, komunikasi formal menggunakan surat pos masih digunakan oleh penduduk Bone. Untuk komunikasi dalam negeri, sebanyak 181.399 surat dikirim dari Bone dan 186.804 surat diterima. Sedangkan untuk komunikasi luar negeri, jumlah surat yang dikirim adalah 410 surat dan yang diterima adalah 533 surat.
Jumlah Penumpang Angkutan Udara yang Berangkat dan Tiba di Kabupaten Bone 2014
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015
Pemasangan Speedy di Kabupaten Bone 2010 – 2014
Sumber : P.T. Telkom Cs Area Bone, 2015
Jumlah Pengiriman dan Penerimaan Surat Pos Menurut Asal/Tujuan di Kabupaten Bone 2014
Asal/Tujuan Jumlah Surat
Dikirim Diterima
(1) (2) (3)
Dalam Negeri 181.399 186.804
Luar Negeri 410 533
Sumber : P.T. Pos Cabang Watampone, 2015
1.065
1.087
26
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015PERBANKAN DAN INVESTASI
Animo Masyarakat terhadap Kredit Konsumsi Lebih Besar dari
Kredit Lain
Nilai kredit konsumsi tahun 2014 lebih besar dibanding jenis kredit lain
.
15
Jumlah Kredit Perbankan Menurut Penggunaannya di Kabupaten Bone (Miliar Rupiah), 2014
Sumber: Bank pemerintah dan swasta di Kab. Bone, 2015
Penghimpunan Dana Dari Masyarakat di Bank di Kabupaten Bone (Miliar Rupiah), 2014
Sumber: Bank pemerintah dan swasta di Kabupaten Bone, 2015
Banyaknya Uang Pinjaman, Pelunasan dan Lelang PT (Persero) Pegadaian Cab. Bone (Juta Rupiah), 2014
Sumber: PT. Pegadaian Cabang Watampone, 2015
Perbankan yang berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana memegang peranan sentral dalam suatu perekonomian. Tahun 2014, jumlah kredit yang disalurkan bank sepanjang tahun mencapai 1.266,18 miliar rupiah. Sementara jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat baik berupa tabungan, deposito, maupun giro mencapai 1.910,20 miliar rupiah. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, sebagian besar kredit yang disalurkan digunakan untuk konsumsi. Sementara 79,61 persen penghimpunan dana dari masyarakat, berasal dari tabungan. Akan tetapi, hampir setiap tahun tingkat respon data perbankan tidak mencapai 100%, sehingga sulit untuk mendapatkan perbandingan antar tahun.
PT. Pegadaian Cabang Watampone mampu menarik minat masyarakat untuk menggunakan fasilitas yang ada. Nilai uang pinjaman yang disalurkan pegadaian mencapai 233.968,48 juta rupiah. Sementara nilai pelunasan tercatat 142.140,97 juta rupiah.
Salah satu jenis lembaga keuangan lain adalah koperasi. Koperasi sebagai lembaga keuangan non bank masih cukup diminati oleh masyarakat. Jumlah koperasi yang beroperasi di tahun 2014 yaitu Koperasi Non KUD sebanyak 898 unit dan KUD sebanyak 40 unit. Sementara jumlah anggota Koperasi Non KUD sebanyak 66.054 anggota dan KUD sebanyak 26.759 anggota.
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015
27
16
Inflasi tahun 2014, Tertinggi dalam Tiga Tahun Terakhir
Inflasi tahunan tahun 2014 mencapai 8,22 persen dan merupakan
inflasi tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
nflasi merupakan indikator strategis dalam perekonomian. Inflasi menggambarkan dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
Secara umum, perkembangan harga barang dan jasa selama tahun 2014 menunjukkan kenaikan yang cukup berarti. Hal itu terlihat dari kenaikan indeks Harga Konsumen dari 108,44 pada Desember 2013 menjadi 117,35 pada Desember 2014 yang mengakibatkan terjadi inflasi tahunan sebesar 8,22 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Kenaikan harga terbesar terjadi pada kelompok Bahan Makanan yaitu 16,07 persen dan terendah adalah kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga yaitu 0,96 persen. Namun, jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Sulawesi Selatan, inflasi Kota Watampone tahun 2014 merupakan yang terendah.
Sementara itu, hasil pemantauan bulanan BPS menunjukkan bahwa secara umum terjadi kenaikan harga di setiap bulan. Terkecuali Bulan Januari dan September yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 2,43 persen. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada November 2014 yang secara langsung mengakibatkan kenaikan biaya transportasi dan memicu kenaikan komoditi lain.
Inflasi Umum dan Menurut Kelompok Komoditas di Watampone 2014 (Persen)
Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2015
Laju Inflasi Beberapa Kota di Sulawesi Selatan 2012 – 2014 (Persen) Kota 2012 2013 2014 (1) (2) (3) (4) Watampone 3,65 6,86 8,22 Pare-Pare 3,49 6,31 9,38 Palopo 4,11 5,25 8,95 Bulukumba - - 9,45 Makassar 4,57 6,24 8,51
Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2015
Perkembangan Inflasi/Deflasi Bulanan Kota Watampone 2014 (Persen)
Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2015
Catatan : Sejak Januari 2014, penghitungan IHK menggunakan
tahun dasar 2012 (2012=100),
Inflasi Komoditas
I
Tahukah Anda?
Pasca kenaikan BBM, Inflasi kelompok Transportasi mencapai 7,43 persen.
28
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015PENGELUARAN PENDUDUK
Pola Konsumsi Penduduk Bone Didominasi oleh Makanan
Pola hidup sebagian besar penduduk Bone masih sederhana sehingga
masih mengutamakan kebutuhan makanan.
17
Perkembangan Pengeluaran per Kapita Sebulan Kabupaten Bone (Rp/Bulan) 2011 - 2014
Sumber: Susenas 2011-2014, diolah
Persentase Penduduk Menurut Kelompok Golongan Pengeluaran Makanan dan Non Makanan Sebulan di
Kabupaten Bone 2014
Uraian Makanan Non Makanan
< 100.000 5,63 44,23 100.000-149.999 22,89 15,38 150.000-199.999 27,02 10,75 200.000-299.999 23,91 13,35 300.000-499.999 14,91 9,21 500.000-749.999 3,54 2,60 750.000-999.999 1,84 0,99 1.000.000 keatas 0,27 3,48 Jumlah 100,00 100,00
Sumber: Susenas 2014, diolah
Pola Konsumsi Penduduk Kabupaten Bone 2011 - 2014 (%)
Sumber: Susenas 2011-2014, diolah
ola pengeluaran merupakan salah satu variabel yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Pengeluaran merupakan proksi dari pendapatan. Sementara itu, pergeseran komposisi pengeluaran dapat mengindikasikan perubahan tingkat kesejahteraan penduduk. Apabila proporsi pengeluaran untuk makanan semakin kecil maka tingkat kesejahteraan masyarakat semakin baik.
Pengeluaran per kapita sebulan penduduk Kabupaten Bone tahun 2014 mengalami kenaikan dari tahun 2013. Tahun 2013, pengeluaran per kapita sebulan penduduk Bone adalah Rp 374.971,00 naik menjadi Rp 455.420,00 pada tahun 2014. Jika dilihat dari komponen pengeluaran, maka komponen non makananlah yang mengalami kenaikan signifikan.
Berdasarkan golongan pengeluaran, lebih dari setengah penduduk Bone mengeluarkan kurang dari 150.000 rupiah per kapita per bulan untuk kebutuhan non makanan. Sementara untuk kebutuhan makanan, sebagian besar penduduk Bone mengeluarkan sekitar 150.000 – 299.000 rupiah per kapita per bulan.
Sementara itu, pola konsumsi penduduk menunjukkan penduduk Bone membelanjakan lebih dari separuh pengeluarannya untuk makanan dalam empat tahun terakhir.
P
Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015
29
PERDAGANGAN
Pertumbuhan Sektor Perdagangan Meningkat
Selama tahun 2014, pertumbuhan sektor perdagangan mencapai 8,67
persen, jumlah SIUP meningkat, serta BULOG melakukan pengiriman beras
ke luar daerah hingga 15.000 ton.
18
ektor perdagangan merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian sebagai kegiatan yang menghubungkan produsen dan konsumen. Pada tahun 2014, pertumbuhan sektor perdagangan mencapai 8,67 persen, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Bone juga cukup tinggi yaitu 11,21 persen. Capaian ini menjadikan sektor perdagangan menjadi salah satu sektor unggulan di Kabupaten Bone.
Meningkatnya pertumbuhan sektor perdagangan seiring dengan meningkatnya jumlah izin usaha perdagangan yang dikeluarkan sepanjang tahun 2014. Jumlah perusahaan yang memperoleh surat izin usaha perdagangan menurut golongan usaha sebanyak 864 usaha yang terdiri dari 770 usaha perdagangan kecil, 22 usaha perdagangan menengah serta 2 usaha perdagangan besar.
Sebagian besar penduduk Bone bekerja di sektor pertanian sehingga ketersediaan beras cukup memadai. Kondisi ini ditunjukkan dengan persediaan beras di Bulog yang mencukupi sehingga Bulog tidak melakukan pengadaan gabah. Selain itu, tahun 2014 ini Bulog juga mengirim beras ke luar wilayah sebanyak 15.020.220 kg. Pengiriman terbesar dilakukan ke DKI Jakarta sebanyak 6.000.000 kg. Menurut golongan anggaran, penyaluran beras terbesar digunakan untuk raskin.
Pertumbuhan Sektor Perdagangan
Kabupaten Bone 2010 - 2014 (%)
Sumber: BPS Kabupaten Bone, 2015
SIUP yang dikeluarkan menurut Golongan Usaha di Kabupaten Bone (Unit) Tahun 2014
Sumber: Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kab.Bone, 2015
Penyaluran Jatah Beras Menurut Golongan Anggaran (Kilogram) di Kabupaten Bone Tahun
2014
Sumber: Perwakilan sub DOLOG Wil.IV Bone