• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT

Arfan DJ Ibrahim, Sumarno Ismail, Majid Jurusan Matematika, Program Studi S1. Pend. Matematika

F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email:arfhanibrahim@yahoo.co.id

ABSTRACT

ARFAN DJ IBRAHIM. 2013, Thesis: Effect of Guided Discovery Approach Learning Outcomes Of Mathematics In Four Facet Material Build Flat (A study in SMP Negeri 2 Batudaa)

This study aimed to determine differences in student learning outcomes are taught with guided discovery learning method to the learning outcomes of students who are taught without a guided discovery approach to the material up flat. This research is an experimental study population was all students of class VII's in SMP Negeri 2 Batudaa numbered 70 people and distributed in 3 classes. Purfosif sampling technique using sampling, sample selected is VII1 class by the number of students learning 23 people be guided discovery approach (experimental class) and class 23 VII2 by the number of students learning the subject without a guided discovery approach (control class). Data were collected through achievement test instrument and analyzed by descriptive and inferential. Descriptive analysis through frequency distribution table with the average mempersentasikan and inferential analyzes performed by t-test to t-test the research hypothesis. Results of data analysis showed that the learning outcomes of students who are taught using guided discovery approach to higher learning outcomes than students who are taught without a guided discovery. These findings demonstrate that the guided discovery approach is superior in teaching students the material up flat compared to conventional learning.So it is suggested to teachers to use guided discovery method in teaching students on the mathematics that has characteristics such as flat material up.

Keywords: Guided Discovery Approach, Results Learning

I. PENDAHULUAN

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hasil dari pencapaian tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sudah merupakan suatu keharusan, pada era globalisasi yang sangat menuntut kesiapan sumber daya manusia untuk bersaing. Oleh karena itu, melalui pembangunan dibidang pendidikan

perlu adanya peningkatan mutu dan kualitas pendidikan.

Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan salah satunya ditandai oleh meningkatnya hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh proses

pembelajaran dengan penggunaan

pendekatan-pendekatan pembelajaran yang mengajak siswa untuk lebih aktif. Namun dalam proses pembelajaran masih sering ditemui adanya penggunaan pendekatan

(2)

yang lebih mengedapankan peran guru. Sehingga dominannya guru dalam proses

pembelajaran menyebabkan

kecenderungan siswa hanya pasif dan lebih

banyak menunggu sajian guru daripada

mencari dan menemukan sendiri

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mereka butuhkan.

Kebanyakan masih ditemukan

sebagian siswa tidak menyukai belajar matematika, karena mereka memandang materi didalam matematika banyak yang sulit. Penyebab dari kesulitan belajar siswa bisa berasal dari faktor guru dan juga faktor siswa itu sendiri. Faktor belajar yang muncul dari siswa kemungkinan berasal dari rasa takut siswa pada pelajaran matematika. Sedangkan salah satu faktor kesulitan belajar siswa yang muncul dari guru adalah ketidaktepatan penggunaan pendekatan dan strategi mengajar yang dilakukan oleh guru. Kebanyakan guru mengajar masih menggunakan pendekatan dan strategi konvensional. Siswa hanya menerima materi sebatas yang disampaikan oleh guru sehingga siswa cenderung pasif dan keaktifan siswa kurang diperhatikan. Hal inilah yang mungkin menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dalam belajar matematika karena mereka tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka.

Pada kenyataannya pembelajaran

matematika dipandang sebagai

pembelajaran yang sulit bahkan menjadi sesuatu yang menakutkan bagi siswa. Hal

inilah antara lain yang menjadi pemicu rendahnya hasil belajar matematika.

Materi pelajaran matematika antara lain adalah geometri bangun datar,materi ini salah satu yang dianggap sulit oleh para siswa.Siswa sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan konsep pada geometri,kesulitan itu antara lain pada

1. Mengkonstruksikan rumus luas segi empat.

2. Menerapkan konsep secara

alogaritma

3. Mengaitkan suatu konsep dengan konsep yang lain pada geometri. Selain hal tersebut diatas penyebab lain dari rendahnya pemahaman konsep matematika pada siswa, adalah karena pada proses pembelajaran yang berlangsung selama ini masih cenderung didominasi oleh guru, masih terpaku pada pola materi buku sumber ( text book artented ), pendekatan pembelajaran yang digunakan belum bervariasi, selanjutnya proses belajar siswa menjadi cenderung hanya menghafal , berfikir mekanistis dan kurang mengasah kemampuan berpikirnya.

(3)

Setiap kegiatan belajar mengarah pada pencapaian tujuan belajar yang maksimal, hal ini dikarenakan setiap

individu mengharapkan hasil yang

maksimal pula. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang dapat dilihat atau diukur dengan evaluasi.

Begitu pula kegiatan pembelajaran di sekolah menghendaki pencapaian tujuan intruksional secara terus, sehingga diharapkan siswa akan dapat memperoleh hasil belajar sesuai dengan kriteria tertentu. Hal ini, kriteria yang dimiliki siswa erat kaitannya dengan keberhasilan dalam proses pembelajaran yang dinyatakan dengan hasil belajar yang diperolehnya. Menurut Dimyati dan Mujiono (1994 : 26) menyatakan bahwa: “hasil belajar adalah

sebuah kegiatan mengajar yang

menghendaki tercapainya tujuan pelajaran dimana hasil belajar siswa ditandai dengan skala nilai”.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana 2004 : 26). Dengan kata lain, hasil belajar adalah tingkatan pencapaian siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran.

Klasifikasi hasil belajar berdasarkan

teori Taksonomi Bloom (dalam

http://indramunawar.blogspot.com) hasil

belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut :

1) Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek

yaitu pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang

kemampuan yaitu menerima,

menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3) Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

neuromuscular (menghubungkan,

mengamati).

Pada penelitian ini klasifikasi hasil belajar yang diteliti yaitu pada ranah kognitif, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

Pendekatan penemuan terbimbing

(4)

pendekatan penemuan yang banyak melibatkan siswa menemukan sendiri informasi. Dilihat dari segi kadar aktivitas interaksi antara guru dan siswa, dan antara

siswa dan siswa, maka penemuan

terbimbing merupakan kombinasi antara pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung.

Sebagai suatu pembelajaran yang ada, penemuan terbimbing menempatkan guru sebagai fasilitator, guru membimbing siswa di mana ia diperlukan. Dalam hal ini, siswa didorong untuk berfikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat ’menemukan’ prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru. Sampai seberapa jauh siswa dibimbing, tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajarinnya.

Penemuan terbimbing dikarakteristikkan dengan berfikir konvergen, di mana seorang guru merancang serangkaian pertanyaan dan pernyataan yang menuntun siswa selangkah demi selangkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu, guru juga memberikan stimulus sehingga siswa memberikan reaksi melalui keterlibatan aktif mereka sendiri untuk menemukan jawaban yang tepat dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Selain

itu, dalam pembelajaran penemuan

terbimbing, siswa juga belajar

memecahkan masalah secara mandiri

dengan keterampilan-keterampilan berfikir, karena mereka harus menganalisis dan memanipulasi informasi. Namun dalam proses penemuan terbimbing ini siswa mendapat bantuan atau bimbingan dari guru agar mereka lebih terarah sehingga baik proses pelakasanaan pembelajaran maupun tujuan yang dicapai terlaksana dengan baik. Bimbingan guru yang dimaksud adalah memberikan bantuan agar siswa dapat memahami tujuan kegiatan yang dilakukan dan berupa arahan tentang prosedur kerja yang perlu dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran penemuan terbimbing membantu siswa untuk dapat memecahkan masalah, karena mereka benar-benar di beri kesempatan berperan serta di dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan perkembangan intelektual mereka dengan bimbingan guru. Penemuan terbimbing yang dilakukan oleh siswa dapat mengarah pada terbentuknya kemampuan untuk melakukan penemuan bebas di kemudian hari.

Kegiatan pembelajaran yang

menggunakan pendekatan penemuan

terbimbing mempunyai persamaan dengan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan proses. Kegiatan

pembelajaran penemuan terbimbing

menekankan pada pengalaman belajar

(5)

penyelidikan, menemukan konsep dan kemudian menerapkan konsep yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari,

sedangkan kegiatan belajar yang

berorientasi pada keterampilan proses menekankan pada pengalaman belajar langsung, keterlibatan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian Slavin ( 1994 ), agar pelaksanaan pendekatan penemuan terbimbing ini berjalan dengan efektif, beberapa langkah yang perlu ditempuh oleh guru matematika adalah sebagai berikut : 1. Membina suasana yang responsif

diantara siswa, penjelasan arti dan proses penemuan. Dalam hal ini guru memberikan penjelasan kepada siswa

tentang hal-hal yang akan

dilakukannya pada kegiatan inti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

2. Mengemukakan permasalahan untuk

ditemukan pemecahannya. Guru

memaparkan permasalahan dan

mengajukan pertanyaan yang

sifatnya mencari atau mengajukan informasi atas data tentang masalah tersebut. Dalam hal ini guru

memberikan penjelasan secara

singkat mengenai permasalahan yang hendak dicarikan pemecahannya. 3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan

kepada siswa Mengajukan

pertanyaan yang sifatnya mencari atau mengajukan informasi atas data tentang masalah tersebut. Dalam hal ini pertanyaan-pertanyaan yang diberikan disusun dalam bentuk LKS.

Pertanyaan dan petunjuk yang

diberikan dirancang agar dapat

memberikan informasi terhadap

pemecahan masalah.

4. Merumuskan hipotesis (asumsi atau perkiraan yang merupakan jawaban dari permasalahn tersebut). Perkiraan jawaban ini akan terlihat setelah pengumpulan dan pembuktian data.

Siswa mencoba merumuskan

hipotesis permasalahan tersebut, guru

membantu dengan pertanyaan

bimbingan. Dalam hal ini guru meminta siswa membuat jawaban atas permasalahan

5. Menguji hipotesis.

Guru mengajukan pertanyaan yang

bersifat mencari data untuk

pembuktian hipotesis. Dalam hal ini

guru meminta siswa untuk

menunjukkan ketepatan hipotesis atau jawaban permasalahan yang telah dibuat dalam memecahkan kasus lain atau contoh soal.

6. Pengambilan keputusan

Perumusan kesimpulan ini dilakukan antara guru dan siswa. Dalam hal ini

guru mengarahkan siswa

menyimpulkan secara umum tentang garis-garis besar hasil penemuan siswa pada kegiatan belajar yang telah dilaksanakan.

Memperhatikan pendekatan penemuan

terbimbing tersebut di atas dapat disampaikan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.

a. Kelebihan dari pendekatan penemuan terbimbing adalah sebagai berikut : 1) Siswa dapat berpartisipasi aktif

dalam pembelajaran yang

disajikan

2) Menumbuhkan sekaligus

nenanamkan sikap inquiry

3) Mendukung kemampuan

(6)

4) Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk

menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar 5) Materi yang dipelajari dapat

mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama

membekas karena siswa

dilibatkan dalam proses

menemukannya.

b. Kekurangan dari pendekatan

penemuan terbimbing adalah berikut ini :

1) Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama

2) Tidak semua siswa dapat

mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan beberapa siswa masih terbiasa dan

mudah mengerti dengan

ceramah

3) Tidak semua topik cocok

disampaikan dengan

pendekatan ini. Umumnya

topik-topik yang berhubungan dengan prinsip yang dapat

dikembangkan dengan

pendekatan penemuan

terbimbing.

II. METODE PENULISAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Batudaa . Waktu penelitian dilaksanaan pada semester genap yaitu bulan April-Mei tahun ajaran 2012/2013 . Adapun yang menjadi Populasi pada penelitan ini adalah Kelas VII SMP Negeri Batudaa Kecamatan

Batudaa Provinsi Gorontalo. Yang

berjumlah 70 orang dan terbagi menjadi 3 kelas dengan jumlah masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. Distribusi Jumlah Siswa Kelas VII SMP N 2 Batudaa Kelas Jumlah Siswa VII1 23 VII2 23 VII3 24 Jumlah 70

(Sumber : Buku Daftar Siswa

SMP Negeri 2

Batudaa pada

Tahun Ajaran

2012/2013)

Pengambilan sampel dalam

penelitian ini dilakukan secara purposive

sampling atau pengambilan sampling bertujuan. Pemilihan teknik ini disebabkan

karena adanya keterbatasan waktu, tenaga

(7)

menyebutkan bahwa sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek berdasarkan atas tujuan tertentu Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Maka penulis mengambil 2 kelas yaitu kelas VII1 sebagai kelas eksperimen (

menggunakan pendekatan penemuan

terbimbing) dengan jumlah 23 orang dan

kelas VII2 sebagai kelas kontrol (menggunakan pendekatan konvensional) dengan jumlah siswa 23 orang.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian eksperimen, dengan desain Quaxy Axperimental Design yaitu Posttest Only Design Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes yang digunakan yaitu dalam bentuk essay yang mewakili sub materi segi empat. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan. Pemberian posttest untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada awal penelitian siswa yang menjadi sampel pada kelas eksperimen merasa kebingungan dan merasa mendapat beban dengan adanya suatu pendekatan yang tidak biasa mereka dapatkan, namun dengan bimbingan guru, siswa mulai dapat memahami dan dapat menyesuaikan diri

dengan pendekatan ini. Pada saat

pengelompokan terkadang terjadi

kegaduhan yang menyita waktu

pembelajaran, tapi dapat dikendalikan oleh

guru. Bersama dengan teman

sekelompoknya siswa menyelesaikan tugas dan mengerjakan LKS. Dengan adanya kebebasan yang lebih untuk beraktivitas, proses pembelajaran terkadang mengalami gangguan dengan adanya siswa yang saling

mengganggu antar kelompok dan

timbulnya ketidak cocokan antar anggota dalam satu kelompok, akan tetapi hal ini dapat dikendalikan.

Setelah pelaksanaan eksperimen, dilanjutkan dengan pemberian post-test. Dari hasil yang didapat, terlihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh pada kelas yang

menggunakan pendekatan penemuan

terbimbing lebih tinggi bila dibandingkan

dengan kelas yang di ajar secara konvensional . Adanya perbedaan hasil belajar menunjukkan bahwa siswa yang diberikan perlakuan atau kelas eksperimen memiliki pemahaman yang lebih terhadap materi yang diajarkan dibandingkan dengan kelas yang tanpa menggunakan pendekatan

penemuan terbimbing. Hal ini dikarenakan

kelas yang dikenai tindakan pembelajaran pendekatan penemuan terbimbing seluruh siswanya lebih fokus dalam menemukan

segala permasalahan dan berusaha

menemukan solusinya dengan sedikit bantuan dari guru.

(8)

Adapun hasil penelitiannya, untuk kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan penemuan terbimbing skor minimum siswa adalah 60 dan skor maksimum 89, dari rentang skor minimum dan skor maksimum diperoleh skor rata-rata 74.83 dan varians 68.51. Sedangkan untuk kelas pembanding (kelas kontrol) dengan pembelajaran tanpa menggunakan

pendekatan penemuan terbimbing,

diperoleh skor minimum 46 dan skor maksimum 85, dari rentang skor minimum dan skor maksimum diperoleh skor rata-rata 67.00 dan varians 134.54. Hal ini berarti, hasil belajar siswa yang

menggunakan pendekatan penemuan

terbimbing lebih tinggi dari pada hasil

belajar yang tanpa menggunakan

pendekatan penemuan terbimbing.

Untuk menjawab atau mencapai tujuan tersebut, dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan instrument berupa test. Nilai yang diperoleh dari test kemudian diolah secara kuantitatif dengan menggunakan uji statistik yang ditentukan.

Sesuai hasil pada langkah

pengujian hipotesis diperoleh nilai thitung = 2.63 untuk α = 0,05 diperoleh nilai tdaftar = 2.016. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak, jadi terima H1 dengan demikian terdapat perbedaan signifikan antara hasil

belajar siswa yang menggunakan

pendekatan penemuan terbimbing dan yang

tanpa menggunakan pendekatan penemuan

terbimbing pada bangun datar segi empat.

Perbedaan itu terjadi diakibatkan oleh pengaruh menggunakan pendekatan

penemuan terbimbing sehingga hasil

belajar siswa lebih efektif dan optimal, ini dapat dilihat pada hasil pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti selama

pembelajaran berlangsung yaitu. Pengamatan yang positif :

1. Siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih fokus, karena merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran.

2. Terkadang siswa menanyakan atau meminta bantuan kepada guru untuk

bisa menjelaskan pokok

permasalahannya.

3. Materi yang dipelajari lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya.

4. Terjadinya interaksi antara siswa maupun dengan guru.

Pengamatan yang negatif :

1. Sebagian siswa tidak terbiasa

mengikuti pelajaran dengan cara ini, sebagiannya masih terbiasa dan mudah mengerti dengan ceramah.

2. Dari beberapa siswa merasa bosan sehingga keluar masuk kelas.

(9)

IV. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan hasil

penelitian yang telah diuraikan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pendekatan penemuan terbimbing dengan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan pendekatan

konvensional pada materi bangun

datar segi empat.

2. Pembelajaran menggunakan

pendekatan penemuan terbimbing baik digunakan dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi bangun datar segi empat.

Berdasarkan simpulan hasil

penelitian di atas, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Pendekatan penemuan terbimbing

dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran karena melalui pendekatan ini siswa bisa lebih fokus pada materi yang sedang dia ajarkan.

Oleh karena itu pendekatan

pembelajaran ini sebaiknya digunakan dalam pembelajaran matematika untuk sub pokok bahasan lain.

2. Dalam proses pembelajaran hendaknya guru memilih pendekatan, pendekatan, serta model yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa yang ada di sekolah dengan lebih memperhatikan materi yang akan diajarkan, sehingga siswa tidak jenuh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran khususnya pada pembelajaran matematika.

(10)

Gambar

Tabel 1. Distribusi Jumlah Siswa Kelas  VII SMP N 2 Batudaa  Kelas  Jumlah  Siswa  VII 1  23  VII 2  23  VII 3  24  Jumlah  70

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK: Telah dilakukan penelitian tentang uji efek analgetik ekstrak etanol daun tampa badak (Voacanga foetida (BI.) K. Schum) pada mencit.. putih (Mus musculus) jantan,

Hasil menunjukkan bahwa kelompok ekstrak daun srikaya hijau konsentrasi 25% dengan ekstrak daun srikaya merah konsentrasi 25% tidak memiliki adanya perbedaan aktivitas

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai upaya memahami hubungan stres dengan efikasi diri, serta sebagai salah satu persyaratan yang harus ditempuh oleh setiap

Seluruh staf pengajar pada Fakultas Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya atas segala bimbingan dan ilmu pengetahuan yang telah

Kemudian setelah itu guru baru menanyakan tugas mem baca atau menghapalkan puisi “Balada Nabi Nuh” karya Taufiq Ismail, mencari dan menemukan kata-kata sukar yang terdapat

Enrekang dengan menggunakan metode discovery learning (penemuan) dengan rumusan masalah: 1) Bagaimanakah kreativitas belajar matematika siswa kelas IVb SDN 168

Tahap ini merupakan tahap dilakukannya sebuah tujuan untuk menentukan pembuatan aplikasi, pengguna sistem, mencari materi pembelajaran, dan menentukan konsep yang akan dibuat

Keterkaitan antar variabel tersebut menarik untuk diteliti, oleh karena itu permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh locus of control, self efficacy,,