NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Perspektif teknika untuk IHSG dari leading indikator terkonfirmasi negatif. Sinyalemen tersebut terindikasi baik dari Stochastich maupun MACD yang mengkonfirmasikan negative. Sementara itu, IHSG terkonfirmasi tengah menguji MA5 dan MA20, jika mampu bertahan di atas level tersebut, positif bagi IHSG dan sebaliknya.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4853.005 +23.432 7,776.60 6,906.19
LQ-45 839.46 +3.467 1,927.21 4,498.601
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Perdagangan IHSG hari Rabu (13/04) ditutup naik 23,43 poin (0,49%) ke level 4.835.00 dipimpin kenaikan dari sektor pertambangan. Dari global, Badan Moneter Internasional (IMF) kembali merilis World Economic Outlook kuartalan hari Rabu (12/4). Dalam laporannya itu, IMF mengingatkan, perlambatan yang berlarut-larut menyebabkan ekonomi global rentan terserang guncangan negatif dan meningkatkan risiko stagnasi. IMF juga memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi dunia akibat lemahnya tingkat ekspor dan turunnya tingkat investasi di AS, kenaikan pajak yang menghambat pertumbuhan di Jepang, serta penurunan harga minyak dunia yang terus membebani perusahaan komoditas. Menurut IMF, perekonomian dunia hanya akan tumbuh 3,2% pada tahun ini, turun dari proyeksi sebelumnya yakni 3,4% pada Januari lalu. Demikian pula untuk prediksi 2017 yang dipangkas menjadi 3,5% dari 3,6% tiga bulan lalu. Menurut Chief Economist IMF, perlambatan ekonomi sudah terjadi cukup lama dan tidak ada ruang lebih lama lagi buat penurunan. Namun dia menambahkan, dengan mengetahui risiko bersama yang akan dihadapi serta mengeluarkan kebijakan untuk menangkal risiko tersebut, dapat meningkatkan kepercayaan market, mendorong pertumbuhan ekonomi dunia, serta meminimalisir tejadinya risiko yang menghambat proses pemulihan ekonomi.IMF juga mengatakan, ancaman lain yang juga muncul akibat perlambatan ekonomi adalah berkurangnya tingkat produksi, konsumsi, dan investasi. Selain itu lanjut IMF, terdapat sejumlah tekanan politik dan geopolitik yang dapat mengganggu proses pemulihan ekonomi terutama naiknya populisme di AS dan Eropa, referendum Inggris pada Juni mengenai Brexit; dan besarnya skala arus imigran yang menambah tekanan ekonomi Eropa. Ditambah lagi, IMF juga memangkas outlook pertumbuhan ekonomi AS dan Eropa sebesar 0,2%. IMF menurunkan outlook ekonomi Jepang pada tahun ini menjadi 0,5% dan kontraksi 0,1% di 2017. Sebelumnya, untuk tahun depan, proyeksi MF untuk Jepang adalah tumbuh 0,3%. Berbeda dengan China, IMF malah menaikkan prediksi sebesar 0,2% untuk tahun ini dan tahun depan menyusul adanya kenaikan permintaan domestik dan pertumbuhan di sektor jasa yang mengimbangi pelemahan sektor manufaktur. Dari regional, saham-saham Jepang di Indeks Nikkei 225 ditutup naik 2,84% (452,43 poin) di level 16.381,22. Sedangkan indeks Hang Seng ditutup naik 3,2% (654,27 poin) di 21.158,71 dan indeks Shanghai Composite ditutup naik 1,42% (42,99 poin) di 3.066,64. Dari bursa Eropa, saham-saham dibuka tentative menguat.
Badan Pusat Statistik (BPS) perkirakan angka perdagangan ekspor dan impor cenderung bergerak positif pada Maret, seiring membaiknya kondisi perdagangan internasional. Langkah yang diambil pemerintah untuk menstabilkan neraca perdagangan sudah tepat yakni dengan menitikberatkan kepada perbaikan di sisi ekspor. Fakto lain, karena perdagangan internasional yang sehat. Disamping, pemerintah menekan impor, disisi lain mendorong ekspor. Dipihak lain, Cina telah menunjukan pemulihan neraca perdagangannya. Ekspor Cina mengalami peningkatan pada bulan Maret seiring pemulihan harga komoditas meredam penurunan impor. Ekspor dalam yuan melonjak 18,7% dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan penurunan 21% pada bulan Februari. Sedangkan impor mencatat penurunan 17 bulan beruntun, meskipun mampu memperkecil penurunan menjadi 1,7%. Membaiknya ekspor juga mengindikasikan jika perekonomian Cina sebagai sinyalemen pertumbuhan yang lebih baik dari ekspektasi di kuartal pertama. Selain dari data tersebut diatas, pelaku pasar akan menantikan data GDP Cina yang akan dirilis hari Jumat mendatang diprediksi akan menunjukkan ekspansi 6,7%. Berkenaan dengan Fed Rate, kebijakan yang harus dilakukan oleh otoritas moneter AS harus dapat mencipatkan kondisi ekonomi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pejabatan, the Fed, Philadelphia Patrick Harker mengatakan bahwa Federal Reserve seharusnya menantikan lebih banyak bukti bahwa laju inflasi AS mampu menuju kembali ke level 2% sebelum mulai menaikkan kembali suku bunga. Harker juga mengatakan bahwa jika fundamental ekonomi AS kuat dan laju inflasi berakselarasi seiring turunnya tingkat pengangguran, maka kebijakan dapat dilakukan di semester II 2016. Kebijakan the Fed yang memerlukan waktu dalam pengambilan kebijakan, memberikan dorong bagi pelaku pasar untuk kembali menempatkan dananya ke aset berisiko. Sentimen lainnya, penguatan harga minyak dunia ke level tertinggi 2016 manjadi katalis bagi indeks bursa global ,Kenaikan harga minyak yang lebih tinggi mengurangi kekhawatiran akan kemungkinan penghapusbukuan utang perusahaan minyak. Hal lain yang juga menjadi perhatian pasar, menantikan kebijakan moneter baru yang akan di keluarkan BI. Kabarnya kebijakan BI menggunakan acuan bunga. Disamping masih adanya katalis yang bisa mendukung laju IHSG, faktor teknis juga mengkonfirmasikan positif bagi indeks.
DAILY REPORT
14 April 2016
• PTBA jajaki cari kawasan tambang di Kalimantan & Sumatera • Anak usaha TINS targetkan pendapatan Rp100 miliar • Pertamina akan disiapkan sebagai induk usaha PGAS • BBRI kaji buka kantor cabang di Thailand
• Persiapan peluncuran satelit BRIsat milik BBRI capai 95% • Satelit BBRI dapat menekan biaya operasional
• BBTN prioritaskan pemisahan UUS • BBKP targetkan e-channel tumbuh 10% • DNAR targetkan pertumbuhan laba 20%
• MPPA realisasikan capex tahun 2016 sebesar 30-40% • Dividen final MPPA tahun buku 2015 sebesar Rp 26/saham • TOWR bidik dana Rp 4,18 triliun dari penambahan modal • WSKT divestasi bisnis tol
• PPRO siapkan proyek mal di Bandung • Investor domestik topang kinerja BEST • BEST siapkan belanja modal Rp 700-800 miliar
• MIKA anggarkan capex tahun 2016 sebesar Rp 357 miliar • MIKA digugat Rp 300 miliar atas tuduhan malpraktik • WIIM alokasikan capex tahun 2016 sebesar Rp 70 miliar • LRNA tambaha armada baru& perluas jeringan rute baru di 2016 • UK Export Finance tawarkan pinjaman ke GIAA
• Citilink, anak usaha GIAA, buka rute baru Lombok-Jakarta
Support Level 4838/4822/4813
Resistance Level 4863/4872/4888
Major Trend Down
14 April 2016
14 April 2016
Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) terus melakukan penjajakan mencari kawasan tambang yang berlokasi di Kalimantan dan Sumatera guna memacu peningkatan kapasitas produksi tambang. Pengambilalihan tambang dapat direalisasikan jika sesuai dengan kebutuhan perseroan. Perseroan juga optimis dengan terbentuknya holding BUMN tambang yang direncanakan akhir tahun 2016 dapat memberikan nilai tambah bagi perseroan dan pemegang saham.
Dok Perkapalan dan Air Kantung, anak usaha Timah (TINS), mengincar pendapatan lebih dari Rp100 miliar pada 2016 atau meningkat sekitar 63% dibandingkan dengan Rp61 miliar pada 2015. Anak usaha tersebut tengah melakukan pembenahan sarana produksi internal, yakni memperbesar kapasitas galangan. Kementerian BUMN menyiapkan Pertamina sebagai induk usaha sektor energi. Pembentukan holding yang turut melibatkan Perusahaan Gas Negara (PGAS) itu harus meningkatkan efisiensi tata kelola bisnis minyak dan gas. Menteri BUMN telah menetapkan holding perusahaan migas dengan memilih Pertamina sebagai perusahaan induk dan Perusahaan Gas Negara (PGAS) sebagai anak usahanya.
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) masih mengkaji kemungkinan membuka kantor cabang di Thailand. Kajian itu dilakukan setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menandatangani kerja sama dengan otoritas bank Thailand. BRI siap melakukan seleksi ketat untuk memilih pasar mana yang memang memiliki peluang besar bagi aktivitas bisnis BRI. BRI membidik para pengusaha yang berorientasi ekspor. Dengan membuka kantor cabang di Thailand, BRI berharap aktivitas bisnis bisa terus bertumbuh dan berkembang lebih baik lagi di masa-masa yang akan datang. Selain itu diharapkan bisa meningkatkan kapasitas untuk bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) siap untuk meluncurkan satelit yang bernama BRIsat dalam rangka mendukung pertumbuhan bisnis perbankan di masa mendatang. Persiapan peluncuran satelit sudah mencapai 95%. Saat ini perusahaan yang ditunjuk BRI terkait BRIsat tengah melakukan tahap pengecekan akhir. Rencana Bank Rakyat Indonesia (BBRI) untuk memiliki satelit sendiri akan terwujud dalam waktu dekat. Satelit yang dinamakan BRISat ini diperkirakan akan diluncurkan pada 8 Juni 2016 di Kourou, French Guina. Dengan memiliki satelit sendiri, perseroan dapat meningkatkan layanan kepada para nasabah dan lebih menjangkau masyarakat yang saat ini belum tersentuh layanan perbankan serta dapat menghemat beban operasional.
Bank Tabungan Negara (BBTN) menjadikan pemisahan atau spin off Unit Usaha Syariah (UUS) sebagai recana prioritas. Perseroan tengah menyusun road map internal terkait pemisahan tersebut dan diperkirakan tahun depan spin off sudah dapat dilakukan. Bank Bukopin (BBKP) menargetkan transaksi electronic channel (e-channel) tumbuh 10% tahun ini dibandingkan akhir 2015 yang mencapai 19,7 juta kali. Untuk menunjang peningkatan transaksi, perseroan meluncurkan layanan mobile banking.
Bank Dinar Indonesia (DNAR) menargetkan pertumbuhan laba pada tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena tren penyaluran kredit yang masih lesu. Pertumbuhan laba setelah pajak pada tahun ini ditargetkan mencapai Rp16,5 miliar, naik 20% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu sebesar Rp14,02 miliar. Pencapaian laba tahun lalu
meningkat 356,50% dari pencapian tahun sebelumnya Rp3,07 miliar.
Matahari Putra Prima (MPPA) telah merealisasikan sekitar 30%-40% atau sekitar Rp 200-240 miliar dari dana belanja modal (capital expenditure/capex) hingga kuartal I 2016. Pada tahun ini Perseroan menganggarkan belanja modal sekitar Rp 500-600 miliar. Dana sudah digunakan untuk persiapan pembukaan gerai-gerai baru MPPA. Perseroan akan membuka 32-45 gerai-gerai baru pada tahun 2016, yaitu sekitar 6-7 gerai hypermart, 3-4 gerai Foofmart, 3-4 SmartClub, 10-15 gerai FMX, 10-15 gerai Boston Health & Beauty. Saat ini perseroan baru membuka 2 gerai Boston, 2 FoodMart. Sedangkan gerai Hypermart belum dibuka. Sumber pendanaan capex 2016 dari hasil Ebitda (kas internal) perusahaan. Jika diperlukan atau belum cukup, perseroan akan mengunakan fasilitas kredit yang sudah ada.
Matahari Putra Prima (MPPA) akan membagikan sisa dividen tunai tahun buku 2015 sebesar Rp 139,8 miliar atau Rp 26 per saham. Sebelumnya pada awal Desember 2015, perseroan telah membagikan dividen interim sebesar Rp 37,6 miliar atau Rp 7 per saham. Total dividen tunai tahun buku 2015 sebesar Rp 177,5 miliar atau Rp 33 per saham. Tanggal pembayaran dividen tunai akhir akan diumumkan kemudian.
Sarana Menara Nusantara (TOWR) akan melangsungkan penambahan modal tanpa HMETD senilai Rp 4,18 triliun. Perseroan berencana menerbitkan maksimal 1,02 miliar saham baru atau 10% dari modal disetor. Harga pelaksanaan non-preemptive rights itu sekitar Rp 4.105 per saham. Tujuan dari penerbitan saham baru ini adalah memperkuat struktur permodalan dalam rangka pengembangan usaha perseroan maupun anak usaha. Dana yang diperoleh digunakan untuk tambahan modal perseroan pada Protelindo. Sesuai rencana, Protelindo akan membangun atau membeli menara telekomunikasi, serta melakukan investasi pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa penunjang telekomunikasi.
Waskita Karya (WSKT) berencana melakukan divestasi anak usaha, Waskita Toll Road, dengan melepas 40% saham kepada investor. Rencana investasi dimaksudkan untuk mengumpulkan dana guna menyelesaikan konsesi tol yang telah diperoleh.
PP Properti (PPRO) tengah mempersiapkan rencana pembangunan gedung pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat seluas 21 hektare (Ha). Perseroan akan bekerjasama dengan pengembang lokal dan membentuk joint venture pada kuartal III/2016. PPRO akan memegang saham mayoritas dengan perkiraan investasi awal pembangunan senilai Rp250 miliar. Kinerja Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) diperkirakan meningkat tahun ini seiring tumbuhnya permintaan lahan industri di Bekasi yang didorong oleh foreign direct investment (FDI). Pada 2015, kinerja perseroan menurun yang disebabkan rendahnya permintaan lahan industri. Tahun ini, BEST menargetkan marketing sales lahan industri mencapai 25-30 ha. Harga jual lahan di kawasan industri MM2100 Cibitung tahun ini akan tumbuh rata-rata 10% YoY.
Untuk ekspansi tahun ini, Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) menyiapkan belanja modal Rp 700-800 miliar. Sekitar Rp 400-500 miliar akan digunakan untuk akuisisi lahan dan pembangunan infrastruktur, sedangkan Rp 300 miliar sisanya akan digunakan untuk mengembangkan proyek hotel, gedung perkantoran, dan pergudangan. Tahun ini, perseroan menargetkan akuisisi lahan
14 April 2016
14 April 2016
seluas 20-30 ha di area sekitar kawasan industri MM2100. Mitra Keluarga (MIKA) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2016 sebesar Rp 357 miliar, atau meningkat 25,7% dibandingkan dengan capex tahun 2015 yang sebesar Rp 284 miliar. Dana capex tersebut akan digunakan untuk pembangunan rumah sakit serta pembelian tanah dan peralatan medis. Sumber dana capex dari hasil Initial Public Offering (IPO), tidak ada pinjaman dari bank. Pembangunan rumah sakit dan peralatan medis diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar USD 15 juta, sementara untuk pembelian tanah dianggarkan sekitar USD 7 juta – USD 8 juta. Hingga tahun 2019 perseroan menargetkan membangun 6 rumah sakit dengan rincian tahun depan 1 rumah sakit, pada 2017 2 rumah sakit, tahun 2018 sebanyak 2 rumah sakit dan pada 2019 sebanyak 1 rumah sakit. Pembangunan rumah sakit itu sebanyak 5 rumah sakit di Jabodetabek dan 1 di Surabaya.
Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA) mendapatkan gugatan malpraktik. Nilai gugatan kepada perseroan sebesar Rp 300 miliar, terdiri dari Rp 100 miliar untuk ganti rugi dan Rp 200 miliar untuk kerugian immateriil. Dalam hal gugatan dikabulkan oleh pengadilan, perseroan dikenakan sanksi untuk membayar seluruh ganti rugi yang diminta. Nilai gugatan tersebut memiliki dampak material terhadap kegiatan operasional dan kinerja perseroan terutama dari segi keuangan.
Wismilak Inti Makmur (WIIM) mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2016 mencapai sebesar Rp 70 miliar, atau hampir sama dengan tahun 2015 di kisaran Rp 60 miliar- 70 miliar. Dana tersebut akan digunakan perseroan untuk mendirikan satu gedung (pabrik) produksi sigaret kretek tangan (SKT) yang akan dapat menampung sekitar 1.600 orang. Satu yang cukup besar pembangunan sarana produksi di Bojonegoro untuk fasilitas SKT, karena pertumbuhan SKT WIIM 20%. Pabrik itu direncanakan selesai pada tahun 2016. Dana capex juga akan dialokasikan untuk melakukan pemeliharaan produksi sigaret kretek mesin (SKM). Sisanya untuk maintenance beberapa fasilitas produksi, serta penambahan kapasitas. Sumber pendanaan capex seluruhnya dari dana kas internal perusahaan. Eka Sari Lorena Transport (LRNA) menambah armada baru dan memperluas jaringan rute baru di tahun 2016 guna memenuhi target pertumbuhan bisnis lebih baik lagi dibandingkan tahun 2015. Salah satu rute yang diincar perseroan adalah rute dari Tangerang Selatan (Tangsel), Banten menuju ke bandar udara (bandara) Soekarno-Hatta di Cengkareng Banten. Nantinya perseroan hanya ingin menjadi penyedia bus feeder. Saat ini LRNA masih dalam tahap negosiasi dengan pemerintah kota (pemkot) Tangsel.
Lembaga pembiayaan asal Inggris, UK Export Credit dan Finance Insurance (UK Export Finance) menawarkan pinjaman lebih dari USD 1 miliar kepada sejumlah BUMN untuk mendukung program infrastruktur. Salah satu BUMN yang ditawari adalah Garuda Indonesia (GIAA). Keuntungan penawaran dari UK Export Finance adalah barang dan jasa yang dibiayai dari kredit ekspor tersebut tidak perlu 100% berasal dari Inggris.
PT Citilink Indonesia, anak usaha Garuda Indonesia (GIAA), membuka rute penerbangan Lombok-Jakarta dan sebaliknya sebagai salah satu bentuk pengembangan bisnis dan dalam rangka mendukung pengembangan pariwisata di Nusa Tenggara Barat. Frekuensi penerbangan Lombok-Jakarta dua kali sehari, yakni dari Lombok International Airport (LIA) menuju Bandara
Halim Perdana Kusuma Jakarta. Perseroan menargetkan tingkat keterisian kursi penumpang rute Lombok-Jakarta mencapai 80% dalam satu kali penerbangan agar tidak merugikan perusahaan. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, mendapat tawaran pinjaman atau utang dari perusahaan pembiayaan asal Inggris bernama UK Export Credit and Finance Insurance. Perusahaan asal Inggris ini tertarik memberikan pinjaman untuk pembiayaan infrastruktur di Indonesia.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa ada 7 emiten yang akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) saham di semester I 2016. BEI masih yakin dan optimis terhadap penambahan jumlah emiten baru di tahun 2016. Sebab perekonomian nasional yang mulai tumbuh sejalan dengan peningkatan belanja infrastruktur pemerintah.
14 April 2016
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 41.76 0.00 TLKM (US) 52 17,046 99
Natural Gas (US$)/mmBtu 2.04 0.01 ANTM (GR) 0.04 549 45
Gold (US$)/Ounce 1241.29 -1.18
Nickel (US$)/MT 8985.00 125.00
Tin (US$)/MT 17050.00 275.00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 50.25 -12.15
Coal (RB) (US$)/MT* 53.05 -10.31
CPO (ROTH) (US$)/MT 717.50 5.00
CPO (MYR)/MT 2612.00 -25.50
Rubber (MYR/Kg) 727.00 8.00
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 709.04 -9.47
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD
Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17908.28 1.06 2.77 16.61 14.75 3.07 2.93 5,392.3
USA NASDAQ COMPOSITE 4947.42 1.55 -1.20 20.98 17.79 3.40 3.10 7,761.3
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6362.89 1.93 1.93 17.06 14.35 1.76 1.70 1,580.6
CHINA SHANGHAI SE A SH 3209.32 1.42 -13.36 13.37 11.86 1.44 1.32 3,985.0
CHINA SHENZHEN SE A SH 2052.74 1.39 -15.02 26.96 21.68 3.22 2.87 3,190.8
HONG KONG HANG SENG INDEX 21158.71 3.19 -3.45 11.25 10.19 1.06 1.00 1,724.8
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4853.01 0.49 5.66 16.89 14.72 2.51 2.28 391.9
JAPAN NIKKEI 225 16381.22 2.84 -13.94 15.35 14.09 1.34 1.26 2,710.6
MALAYSIA KLCI 1723.11 0.47 1.81 16.55 15.33 1.74 1.64 263.1
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2890.41 2.69 0.27 13.08 12.39 1.11 1.06 297.9
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13,157.50 42.50 1000 IDR/ USD 0.08 -0.0002
EUR/IDR 14,838.77 -77.13 EUR / USD 1.13 0.0004
JPY/IDR 120.24 -0.31 JPY / USD 0.01 0.0000
SGD/IDR 9,741.89 -18.62 SGD / USD 0.74 0.0000
AUD/IDR 10,077.53 -11.77 AUD / USD 0.77 0.0006
GBP/IDR 18,672.07 -16.04 GBP / USD 1.42 -0.0013
CNY/IDR 2,030.98 -0.51 CNY / USD 0.15 -0.0003
MYR/IDR 3,397.90 17.87 MYR / USD 0.26 0.0005
KRW/IDR 11.50 0.06 100 KRW / USD 0.09 0.0002
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 6.04
BI Rate (%) Indonesia 6.75 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.00 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.07
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.07
PBOC Rate (%) China 4.35 SHIBOR (RENMINBI) China 2.80
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description March-16 February-16 Description Rate (%)
Inflation YTD % 0.62 0.42 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 4.45 4.42 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % 0.19 -0.09 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 107.50 Bn 104.54 Bn SBIS (12M) 7.15
14 April 2016
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
14 Apr US Initial Jobless Claims Naik menjadi 270 ribu dari 267 ribu
14 Apr US Continuing Claims Turun menjadi 2183 ribu dari 2191 ribu
14 Apr US CPI MoM Naik menjadi 0.2% dari -0.2%
14 Apr US CPI YoY Naik menjadi 1.1% dari 1.0%
15 Apr Indonesia Trade Balance Turun menjadi $465 juta dari $1136 juta
15 Apr Indonesia Total Exports YoY Turun menjadi -14.32% dari -7.18%
15 Apr Indonesia Total Imports YoY Turun menjadi -12.02% dari -11.71%
15 Apr US Empire Manufacturing Naik menjadi 2.00 dari 0.62
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
ASII IJ 7400 2.07 5.74 UNVR IJ 43350 -1.37 -4.32 INTP IJ 20800 3.48 2.43 KLBF IJ 1390 -2.46 -1.55 HMSP IJ 98800 0.43 1.87 GGRM IJ 66900 -0.89 -1.09 SMGR IJ 10775 2.62 1.54 BBNI IJ 5050 -0.98 -0.87 PTBA IJ 7575 9.39 1.42 BBRI IJ 10600 -0.24 -0.58 ADRO IJ 740 6.47 1.36 ICBP IJ 14900 -0.67 -0.55 BBCA IJ 13100 0.38 1.15 BSDE IJ 1815 -1.63 -0.55 INCO IJ 1920 6.67 1.13 SRTG IJ 3400 -5.29 -0.49 BMRI IJ 9600 0.52 1.09 TLKM IJ 3395 -0.15 -0.48 MNCN IJ 2125 3.91 1.08 PLIN IJ 3550 -3.79 -0.47
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Bank Ganesha Banking & Finance
102-105 6100.00 TBA TBA Indo Premier Securities
PT Buyung Poetra Sembada
14 April 2016
14 April 2016
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
JPFA 15.00 Cash Dividend 11 Apr-16 12 Apr-16 14 Apr-16 27 Apr-16
IGAR 5.00 Cash Dividend 12 Apr-16 13 Apr-16 15 Apr-16 04 May-16
KAEF 8.96 Cash Dividend 13 Apr-16 14 Apr-16 18 Apr-16 04 May-16
PLIN 43.00 Cash Dividend 14 Apr-16 15 Apr-16 19 Apr-16 10 May-16
TINS 4.09 Cash Dividend 14 Apr-16 15 Apr-16 19 Apr-16 10 May-16
BBCA 105.00 Cash Dividend 14 Apr-16 15 Apr-16 19 Apr-16 29 Apr-16
PGAS 91.32 Cash Dividend 15 Apr-16 18 Apr-16 20 Apr-16 12 May-16
ADHI 26.22 Cash Dividend 15 Apr-16 18 Apr-16 20 Apr-16 12 May-16
SMBR 9.00 Cash Dividend 18 Apr-16 19 Apr-16 21 Apr-16 13 May-16
BBTN 34.95 Cash Dividend 19 Apr-16 20 Apr-16 22 Apr-16 12 May-16
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA
RIMO Rights Issue 2:167 265.00 04 Apr’16 05 Apr’16 11 Apr – 09 May’16
SIPD Rights Issue 108:46 1000.00 04 Apr’16 05 Apr’16 11 Apr – 15 Apr’16
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 07 Apr’16 08 Apr’16 14 Apr – 27 Apr’16
BSIM Rights Issue TBA TBA 04 May’16 09 May’16 13 May – 26 May’16
BBYB Rights Issue 5:4 115-150 10 May’16 13 May’16 17 May – 23 May’16
EXCL Rights Issue 100:32 TBA 13 May’16 16 May’16 20 May – 26 May’16
BNLI Rights Issue TBA TBA 17 May’16 18 May’16 24 May – 30 May’16
ACST Rights Issue TBA TBA TBA TBA 15 Jun – 21 Jun’16
BINA Rights Issue TBA TBA 10 July’16 11 July’16 15 Jul – 21 Jul’16
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
PTBA RUPST 14-Apr-16
TGKA RUPST 14-Apr-16
BNGA RUPST 15-Apr-16
RMBA RUPST/LB 15-Apr-16
KBLV RUPST 15-Apr-16
MEGA RUPST 15-Apr-16
GIAA RUPST 15-Apr-16
LINK RUPST 15-Apr-16
ADRO RUPST 18-Apr-16
CINT RUPST 18-Apr-16
LEAD RUPST 18-Apr-16
TRIS RUPST 18-Apr-16
AGRO RUPST 20-Apr-16
ASGR RUPST 20-Apr-16
PTRO RUPST/LB 20-Apr-16
TCID RUPST 21-Apr-16
AUTO RUPST 21-Apr-16
BTEK RUPST/LB 21-Apr-16
TURI RUPST/LB 21-Apr-16
TLKM RUPST 22-Apr-16
14 April 2016
14 April 2016
ADHI
TRADING BUY
S1 2735 R1 2855 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 2615 R2 2975
Closing
Price 2805
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 2735-Rp 2855
• Entry Rp 2805, take Profit Rp 2855
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 56.53 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) 34.49 Positif
Bollinger Band (Mid) 2719 Positif
MA5 2736 Positif 1,800 2,000 2,200 2,400 2,600 2,800
October November December 2016 February March April ADHI Upward Sloping Channel
2,730 2,719.25 2,716.25 2,695 2,695 2,655 2,534.46 2,736 2,805 2,805 2,805 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 ADHI - Stochastic %D(6,3,3) = 64.73, Stochastic %K = 63.03, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
63.027 63.027 20 64.731 64.731 80 -50.0 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 ADHI - MACD (5,3) = -17.41, Signal() = -11.61
-17.4076 -11.609 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ADHI - TSI(3,5,3) = 34.49, Volume() = 70,307,800.00
26.187 0.00000 34.4901
70,307,80
ADHI - William's % R(14) = -17.07, Volume() = 70,307,800.00 -17.0732 70,307,80 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
WSKT
TRADING BUY
S1 2180 R1 2230 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 2130 R2 2280
Closing
Price 2200
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 2180-Rp 2280
• Entry Rp 2200, take Profit Rp 2280
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 84.44 Negatif
MACD 25.74 Positif
True Strength Index (TSI) 57.19 Positif
Bollinger Band (Mid) 2044 Positif
MA5 2166 Positif 1,600 1,700 1,800 1,900 2,000 2,100 2,200 2,300
October November December 2016 February March April
WSKT Upward Sloping Channel
2,166 2,149.38 2,075 2,061.25 2,061.25 2,054 1,879.98 2,200 2,200 2,200 2,210 2,333 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 WSKT - Stochastic %D(6,3,3) = 79.44, Stochastic %K = 79.59, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 79.439
79.439 20 79.5866 79.5866 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 0.0 WSKT - MACD (5,3) = -16.06, Signal() = -17.06 -17.0553 -16.062 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 WSKT - TSI(3,5,3) = 57.19, Volume() = 61,686,400.00 56.6769 0.00000 57.1893 61,686,40 WSKT - William's % R(14) = -13.21, Volume() = 61,686,400.00 -13.2075 61,686,40
14 April 2016
14 April 2016
ANTM
TRADING BUY
S1 665 R1 710 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 620 R2 755
Closing
Price 695
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 665-Rp 710
• Entry Rp 695, take Profit Rp 710
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 86.95 Positif
MACD 30.31 Positif
True Strength Index (TSI) 97.93 Positif
Bollinger Band (Mid) 519 Positif
MA5 660 Positif -400 -200 0 200 400 600 800
September October November December 2016 February March April ANTM Upward Sloping Channel
660 602.5 519.3 479.182 479.182 441 387.723 695 695 695 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 ANTM - Stochastic %D(6,3,3) = 83.17, Stochastic %K = 85.17, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
83.1695 80 20 83.1695 85.169 85.169 -30.0 -24.0 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 0.0 ANTM - MACD (5,3) = -24.59, Signal() = -25.70
-25.6952 -24.59 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 ANTM - TSI(3,5,3) = 97.93, Volume() = 291,638,688.00 95.782
0.00000 97.9304
291,638,68
ANTM - William's % R(14) = -5.58, Volume() = 291,638,688.00 -5.57621 291,638,68 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
KLBF
TRADING BUY
S1 1375 R1 1420 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1330 R2 1465
Closing
Price 1390
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 1375-Rp 1420 • Entry Rp 1390, take Profit Rp 1420
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 81.17 Negatif
MACD 4.88 Negatif
True Strength Index (TSI) -3.57 Negatif
Bollinger Band (Mid) 1367 Positif
MA5 1427 Negatif 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700
September October November December 2016 February March April KLBF Upward Sloping Channel
1,390 1,390 1,390 1,366.5 1,287.44 1,280 1,280 1,400 1,423.13 1,427 1,460 1,531.33 1,531.33 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 KLBF - Stochastic %D(6,3,3) = 49.29, Stochastic %K = 35.56, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
35.5556 35.5556 20 49.2857 49.2857 80 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 KLBF - MACD (5,3) = 5.54, Signal() = 0.62 0.617802 5.53794 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 KLBF - TSI(3,5,3) = -3.57, Volume() = 25,389,000.00 0.00000 -3.56643 13.8319 25,389,00 KLBF - William's % R(14) = -40.00, Volume() = 25,389,000.00 -40 25,389,00 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
14 April 2016
14 April 2016
SMRA
TRADING BUY
S1 1475 R1 1525 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1450 R2 1550
Closing
Price 1500
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 1475-Rp 1555 • Entry Rp 1500, take Profit Rp 1555
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 9.63 Positif
MACD -20.46 Negatif
True Strength Index (TSI) -66.61 Positif
Bollinger Band (Mid) 1630 Negatif
MA5 1538 Negatif 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800
September October November December 2016 February March April SMRA Upward Sloping Channel
1,630.25 1,560 1,558.13 1,538 1,500 1,500 1,500 1,750.3 1,760 1,805.65 1,805.65 1,805.65 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 SMRA - Stochastic %D(6,3,3) = 15.81, Stochastic %K = 10.84, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
15.8124 10.8436 10.8436 15.8124 20 80 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 0.0 SMRA - MACD (5,3) = 18.47, Signal() = 17.41
17.4123 18.4682 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 SMRA - TSI(3,5,3) = -66.61, Volume() = 25,505,200.00
-63.9028
-66.6109 0.00000
25,505,20
SMRA - William's % R(14) = -89.47, Volume() = 25,505,200.00 -89.4737 25,505,20 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
JPFA
TRADING BUY
S1 855 R1 950 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 805 R2 1000
Closing
Price 900
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 855-Rp 950 • Entry Rp 900, take Profit Rp 950
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 74.04 Positif
MACD 10.60 Positif
True Strength Index (TSI) 57.60 Positif
Bollinger Band (Mid) 801 Positif
MA5 838 Positif 300 400 500 600 700 800 900
September October November December 2016 February March April JPFA Wedge 814.25 800 795.385 795.385 781 781 710.169 829.375 830 838 900 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 JPFA - Stochastic %D(6,3,3) = 59.46, Stochastic %K = 63.49, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
59.4577 59.4577 20 63.4921 63.4921 80 -30.0 -24.0 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 0.0 JPFA - MACD (5,3) = -13.86, Signal() = -7.67
-13.8563 -7.67303 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 JPFA - TSI(3,5,3) = 57.60, Volume() = 23,355,700.00
38.0495 0.00000 57.6023
23,355,70
JPFA - William's % R(14) = -13.79, Volume() = 23,355,700.00 -13.7931 23,355,70 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
14 April 2016
14 April 2016
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
13-04-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture
AALI Trading Sell 16050 16050 15925 15675 15925 16175 16425 Negatif Negatif Negatif 18300 14200
LSIP Trading Buy 1720 1720 1740 1660 1700 1740 1780 Positif Positif Negatif 1840 1385
SGRO Trading Buy 1995 1995 2000 1960 1980 2000 2020 Positif Positif Positif 1995 1810
Mining
PTBA Trading Buy 7575 7575 8600 6425 7150 7875 8600 Positif Positif Positif 7225 5025
ADRO Trading Buy 740 740 785 680 715 750 785 Positif Positif Positif 800 595
MEDC Trading Buy 1625 1625 1660 1530 1595 1660 1725 Positif Positif Positif 1860 905
INCO Trading Buy 1920 1920 1960 1740 1850 1960 2070 Positif Positif Positif 2045 1530
ANTM Trading Buy 695 695 710 620 665 710 755 Positif Positif Positif 710 360
TINS Trading Buy 890 890 940 740 840 940 1040 Positif Positif Positif 885 555
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Buy 995 995 1040 950 980 1010 1040 Positif Positif Positif 1040 930
SMGR Trading Buy 10775 10775 11150 10325 10600 10875 11150 Positif Positif Positif 10750 10000
INTP Trading Sell 20800 20800 22225 19000 20075 21150 22225 Negatif Negatif Positif 20850 19250
SMCB Trading Buy 1115 1115 1160 1070 1100 1130 1160 Positif Positif Positif 1145 920
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 7400 7400 7650 7125 7300 7475 7650 Positif Positif Positif 7525 6575
GJTL Trading Sell 735 735 725 700 725 750 775 Negatif Negatif Negatif 820 480
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 7175 7175 7275 7050 7125 7200 7275 Positif Positif Positif 7575 6625
GGRM Trading Sell 66900 66900 65975 64025 65975 67925 69875 Negatif Negatif Positif 68600 58750
UNVR Trading Sell 43350 43350 42900 41925 42900 43875 44850 Negatif Negatif Positif 47800 41975
KLBF Trading Buy 1390 1390 1375 1330 1375 1420 1465 Negatif Negatif Negatif 1470 1270
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Sell 1815 1815 1800 1760 1800 1840 1880 Negatif Negatif Negatif 1940 1675
PTPP Trading Buy 3810 3810 3875 3740 3785 3830 3875 Positif Positif Positif 3985 3670
WIKA Trading Buy 2645 2645 2680 2570 2625 2680 2735 Positif Positif Positif 2730 2425
ADHI Trading Buy 2805 2805 2855 2615 2735 2855 2975 Positif Positif Positif 2840 2555
WSKT Trading Buy 2200 2200 2280 2130 2180 2230 2280 Positif Positif Positif 2210 1880
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Buy 2735 2735 2760 2680 2720 2760 2800 Positif Positif Positif 2860 2535
JSMR Trading Sell 5375 5375 5225 5225 5325 5425 5525 Negatif Negatif Positif 5700 5200
ISAT Trading Buy 6225 6225 6400 6025 6150 6275 6400 Positif Positif Positif 6450 4930
TLKM Trading Sell 3395 3395 3370 3325 3370 3415 3460 Negatif Negatif Negatif 3500 3245
Finance
BMRI Trading Sell 9600 9600 9350 9350 9525 9700 9875 Negatif Negatif Negatif 10450 9375
BBRI Trading Sell 10600 10600 10475 10225 10475 10725 10975 Negatif Negatif Negatif 11500 10400
BBNI Trading Sell 5050 5050 4985 4810 4985 5150 5325 Negatif Negatif Negatif 5450 4965
BBCA Trading Sell 13100 13100 12875 12875 13025 13175 13325 Negatif Negatif Positif 13925 12875
BBTN Trading Buy 1700 1700 1720 1675 1690 1705 1720 Positif Positif Negatif 1865 1600
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 15525 15525 16000 14950 15300 15650 16000 Positif Positif Positif 15725 14825