• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS BETON PEMBERAT PIPA MINYAK/GAS LEPAS PANTAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS BETON PEMBERAT PIPA MINYAK/GAS LEPAS PANTAI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana 2

Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana 3)Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana

16 PENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS BETON

PEMBERAT PIPA MINYAK/GAS LEPAS PANTAI Anggrainy P. W. Dasalaku1)

Dantje A. T. Sina2 Rosmiyati A. Bella3) ABSTRAK

Pasir besi merupakan potensi alam yang terdapat di Pantai Pasalai Malli, Kecamatan Mamboro, Kabupaten Sumba Tengah, Propinsi Nusa Tenggara Timur dalam jumlah yang sangat banyak yaitu mencapai 100 juta ton. Pasir besi memiliki bobot yang berat sehingga dapat dimanfaatkan sebagai agregat halus pada beton pemberat pipa. Hasil penelitian, dengan metode ACI memperoleh berat jenis dan kuat tekan beton pemberat sebesar 2722.868 kg/m3 untuk kekuatan 38.14 MPa. Beton ini memenuhi persyaratan absorpsi beton pemberat di bawah 5% yaitu maksimum 4.29%.

Kata Kunci : Pasir Besi, Agregat halus, Beton Pemberat Pipa ABSTRACT

Iron sand is a natural resources abundantly avalaible in Pasalai Malli coast, Mamboro Subdistrict, District of Central Sumba, East Nusa Tenggara Province, reaching 100 million tons. Iron Sand has a heavy weight that can be used as fine aggregates in concrete for weighted pipes. The results with the ACI method of the research obtained density and compressive strength of weighted concrete as 2722,868 kg/m3 for strength 38.14 MPa. This concrete meets the requirement of weighted concrete absorption below 5% that is the maximum of 4.29%.

Keywords : Iron Sand, Fine Aggregate, Concrete for Weighted Pipes 1. Pendahuluan

Kabupaten Sumba Tengah Propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah kabupaten baru yang terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Sumba Barat. Kabupaten ini harus mampu meningkatkan pendapatan daerahnya dengan mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya alam atau potensi yang ada, salah satunya potensi pasir besi yang terdapat di pantai Pasalai Malli, Kecamatan Mamboro.

Perkiraan potensi deposit pasir besi sesuai data Direktorat Sumber Daya Mineral (hasil peninjauan PT. Napindo Prima Mesin) Jakarta adalah sebesar 100 juta ton (PT. Napindo Prima Mesin). Pasir besi adalah agregat yang mempunyai berat jenis tinggi sekitar 4.2 –5.2, sehingga dimungkinkan untuk digunakan sebagai agregat halus pada beton pemberat.

2. Tinjauan Pustaka

Beton pemberat pipa diperlukan untuk dapat mempertahankan posisi pipa selama masa layanan, karena besarnya gaya – gaya yang bekerja pada pipa tersebut, terutama gaya apung pada saat pipa dalam kondisi kosong. Berat pipa baja dan beton pemberat harus dapat menahan semua gaya yang bekerja termasuk gaya apung yang memungkinkan pipa dapat terapung (Sugiri dan Louis, 2003).

Persyaratan beton pemberat pipa harus memenuhi parameter – parameter tertentu. Di antaranya adalah berat jenis beton, absorpsi beton, dan kuat tekan beton. Khusus untuk perusahaan pengguna pipa yang dilapisi beton pemberat seperti

(2)

1Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana 2

Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana 3)Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana

17 Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT. Total Indonesia memberikan batasan – batasan pada parameter beton tersebut seperti pada Tabel 2.1 (PGN 2001, PT. Total Indonesia, 1997 dalam Sugiri dan Louis, 2003).

Tabel 2.1 Batasan spesifikasi parameter beton pemberat pipa

Pengguna Berat Jenis

(Kg/m3)

Absorpsi (%)

Kuat Tekan (MPa) 7 hari 28 hari

PGN 3365 5 28 41

PT. Total Indonesia 3000 5 30 38

Sumber : PGN 2001, PT. Total Indonesia, 1997 dalam Sugiri dan Louis, 2003 3. Metode Penelitian

Secara garis besar langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Melakukan pemeriksaan terhadap bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian

2. Merencanakan komposisi campuran yang akan digunakan dalam pembuatan beton pemberat

3. Pembuatan benda uji / sampel yang akan diuji

4. Melakukan perawatan benda uji sampai umur yang direncanakan untuk dilakukan pengujian

5. Menganalisis data hasil pengujian yang diperoleh dari laboratorium. 4. Hasil dan Pembahasan

4.1Hasil Pemeriksaan Agregat

Dalam penelitian ini agregat halus yang digunakan yaitu pasir besi dengan ukuran lolos saringan 4.75 mm dan tertahan 0.075 mm. sedangkan agregat kasar diambil yang lolos saringan 9.5 mm sesuai spesifikasi PGN, dan tertahan 4.75 mm. Pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 diperlihatkan nilai karakteristik agregat yang digunakan.

Tabel 4.1 Nilai Karakteristik Pasir Karakteristik Pasir Nilai Pasir Besi Modulus Halus Butir 2,13

Berat Jenis 4.77

Penyerapan Air 0.16 %

Kadar Air 0.08 %

Kadar Lumpur 4.21 %

(3)

1Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana 2

Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana 3)Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana

18 Tabel 4.2 Nilai Karakteristik Batu pecah

Karakteristik Nilai Persyaratan

Modulus Halus Butir 5.15 5 – 8

Berat Jenis 2.57 -

Penyerapan Air 0.94 % -

Berat Volume 1711.61 kg/m3 -

Kadar Air 4.23 % -

Kadar Lumpur 0.51 % 1 %

Sumber : Hasil Pengujian 2012 4.2Perencanaan Campuran

Perencanaan campuran beton pemberat pipa dilakukan dengan metode ACI 211.4R-93. Berdasarkan hasil perencanaan campuran didapat komposisi campuran pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Komposisi Campuran Beton No FAS

Kebutuhan Bahan/m3 (kg) Semen Batu Pecah Pasir Air 1 2 3 0.366 0.351 0.341 650.27 678.06 697.95 913.14 913.14 913.14 847.58 805.07 774.651 238 238 238 Sumber : Hasil Pengujian 2012

Hasil pengerjaan di laboratorium mengalami perubahan FAS dari rencana yang menyebabkan terjadinya penurunan mutu beton rencana yang diperlihatkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Perubahan FAS Rencana

No FAS Rencana Perubahan FAS

f’c (MPa) FAS FAS f’c (MPa) 1 2 3 37.5 40 42.5 0.366 0.351 0.341 0.42 0.40 0.39 30 32 34 Sumber : Hasil Pengujian 2012

4.3Pengujian 4.3.1 Berat Jenis

Berat jenis beton yang didapatkan dari hasil pengujian di laboratorium dapat dilihat pada Gambar 1. Berat jenis yang diperoleh tidak mencapai hasil yang ditargetkan sesuai Tabel 2.1 karena agregat kasar yang digunakan memiliki berat jenis sebesar 2.57 yang termasuk dalam jenis agregat normal yaitu antara 2.5 – 2.7 yang menghasilkan beton normal (Tjokrodimulyo, 1992 dalam Fandhi, 2009).

(4)

1Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana 2

Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana 3)Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana

Gambar 1. Grafik Berat Jenis Beton Sumber : Hasil Pengujian 2012

4.3.2 Kuat Tekan

Kuat tekan beton yang didapatkan dari hasil campuran metode ACI dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Gambar 2

standar PT. Total Indonesia Louis, 2003). Tabel Variasi Kuat Tekan (MPa) f’c 30 32 34

Sumber : Hasil Pengujian 2012 3000 1500 2000 2500 3000 0,42 B er at Je n is ( k g/ m 3)

Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana

Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana

Gambar 1. Grafik Berat Jenis Beton Sumber : Hasil Pengujian 2012

Kuat tekan beton yang didapatkan dari hasil campuran metode ACI dapat dilihat Gambar 2. Campuran ini menghasilkan kuat tekan yang melebihi standar PT. Total Indonesia (PGN 2001, PT. Total Indonesia, 1997 dalam Sugiri dan

Tabel 4.5 Kuat Tekan Rata -Rata Variasi Kuat

Tekan (MPa) FAS

Kuat Tekan Rata – Rata (MPa) 7 Hari 28 Hari 0.42 0.40 0.38 28.67 30.09 31.60 36.16 38.14 41.08 Sumber : Hasil Pengujian 2012

3000 3000 3000 2724,30 2722,87 2689,81 0,42 0,4 0,38 FAS Spesifikasi (PT. Total Indonesia) Pasir Besi 19 Kuat tekan beton yang didapatkan dari hasil campuran metode ACI dapat dilihat . Campuran ini menghasilkan kuat tekan yang melebihi (PGN 2001, PT. Total Indonesia, 1997 dalam Sugiri dan

(5)

1Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana 2

Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana 3)Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana

Gambar 2 Grafik Kuat Tekan B Sumber : Hasil Pengujian 2012 4.3.3 Absorpsi

Absorpsi beton yang didapatkan dari hasil pengujian di laboratorium spesifikasi yang diberikan oleh PT. Total Indonesia

1997 dalam Sugiri dan Louis, 2003) 4.6 dan Gambar 3. Variasi Kuat Tekan (MPa) f’c 30 32 34

Sumber : Hasil Pengujian 2012 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 0 K u a t T e k a n ( M P a )

Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana

Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana

Gambar 2 Grafik Kuat Tekan Beton dengan Agregat Halus Pasir Besi

Sumber : Hasil Pengujian 2012

beton yang didapatkan dari hasil pengujian di laboratorium

spesifikasi yang diberikan oleh PT. Total Indonesia (PGN 2001, PT. Total Indonesia, 1997 dalam Sugiri dan Louis, 2003) yaitu dibawah 5% yang diperlihatkan pada

Tabel 4.6 Absorpsi Beton Variasi Kuat

Tekan (MPa) FAS Absorpsi Rata – Rata (%) f’c 30 32 34 0.42 0.40 0.39 3.96 3.68 4.19 Sumber : Hasil Pengujian 2012

7 14 21 28

Umur Beton (Hari)

PT. Total Indonesia 30 MPa 32 MPa 34 MPa 20 eton dengan Agregat Halus Pasir

beton yang didapatkan dari hasil pengujian di laboratorium memenuhi (PGN 2001, PT. Total Indonesia, diperlihatkan pada Tabel

PT. Total Indonesia 30 MPa 32 MPa 34 MPa

(6)

1Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana 2

Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana 3)Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana

Gambar 3. Grafik Hubungan Absorpsi Dengan Kuat Tekan Beton Sumber : Hasil Pen

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan percobaan beton pemberat dengan menggunakan agregat halus pasir besi, maka dapat disimpulkan :

1. Berat jenis yang dihasilkan oleh beton pemberat dengan menggunakan pasir besi adalah sebesar 2724.302 kg/m

masing berturut – turut pada kuat tekan rencana 30 MPa, 32 MPa dan 34 MPa. 2. Kuat tekan yang dihasilkan oleh beton pemberat dengan menggunakan pasir besi

telah memenuhi spesifikasi umur 7 hari sebesar

3. Nilai absorpsi yang dihasilkan oleh beton pemberat yang menggunakan agregat halus pasir besi memenuhi spesifikasi di bawah 5%

4.19 %.

4. Berdasarkan hasil penelitian

Kecamatan Mamboro, Kabupaten Sumba Tengah, Propinsi Nusa Tenggara Timur dapat digunakan sebagai agregat halus pada beton pemberat pipa minyak/gas lepas pantai

PGN dan PT. Total Indonesia memiliki berat jenis

penelitian ini (berat jenis 2.57), seperti terak nikel ataupun jenis agregat kasar lainnya dengan berat jeni

menghasilkan beton berat. 3,96 5 0 1 2 3 4 5 6 30 A b so rp si B et o n ( %)

Variasi kuat Tekan Beton (MPa)

Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana

Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana

Gambar 3. Grafik Hubungan Absorpsi Dengan Kuat Tekan Beton Sumber : Hasil Pengujian 2012

Berdasarkan hasil penelitian dan percobaan beton pemberat dengan menggunakan agregat halus pasir besi, maka dapat disimpulkan :

Berat jenis yang dihasilkan oleh beton pemberat dengan menggunakan pasir besi adalah sebesar 2724.302 kg/m3, 2722.868 kg/m3, 2689.811 kg/m

turut pada kuat tekan rencana 30 MPa, 32 MPa dan 34 MPa. Kuat tekan yang dihasilkan oleh beton pemberat dengan menggunakan pasir besi

memenuhi spesifikasi PT.Total Indonesia pada mutu beton 32 MPa sebesar 30.09 MPa dan umur 28 hari sebesar 38.14 MPa.

Nilai absorpsi yang dihasilkan oleh beton pemberat yang menggunakan agregat memenuhi spesifikasi di bawah 5% yaitu sebesar

Berdasarkan hasil penelitian ini maka pasir besi dari pantai Pasalai Malli, Kecamatan Mamboro, Kabupaten Sumba Tengah, Propinsi Nusa Tenggara Timur dapat digunakan sebagai agregat halus pada beton pemberat pipa minyak/gas lepas pantai dan dapat memenuhi spesifikasi yang diberikan ole PGN dan PT. Total Indonesia dengan cara menggantikan agregat kasar yang memiliki berat jenis lebih tinggi dari agregat kasar yang digunakan dalam penelitian ini (berat jenis 2.57), seperti terak nikel ataupun jenis agregat kasar lainnya dengan berat jenis di atas 2.7 yang termasuk dalam agregat berat yang menghasilkan beton berat.

3,68

4,19

5 5

32 34

Variasi kuat Tekan Beton (MPa)

Absorbsi Beton PT. Total Indonesia

21 Gambar 3. Grafik Hubungan Absorpsi Dengan Kuat Tekan Beton

Berdasarkan hasil penelitian dan percobaan beton pemberat dengan Berat jenis yang dihasilkan oleh beton pemberat dengan menggunakan pasir besi , 2689.811 kg/m3 masing – turut pada kuat tekan rencana 30 MPa, 32 MPa dan 34 MPa. Kuat tekan yang dihasilkan oleh beton pemberat dengan menggunakan pasir besi

PT.Total Indonesia pada mutu beton 32 MPa dengan 38.14 MPa.

Nilai absorpsi yang dihasilkan oleh beton pemberat yang menggunakan agregat sebesar maksimum ini maka pasir besi dari pantai Pasalai Malli, Kecamatan Mamboro, Kabupaten Sumba Tengah, Propinsi Nusa Tenggara Timur dapat digunakan sebagai agregat halus pada beton pemberat pipa dan dapat memenuhi spesifikasi yang diberikan oleh agregat kasar yang lebih tinggi dari agregat kasar yang digunakan dalam penelitian ini (berat jenis 2.57), seperti terak nikel ataupun jenis agregat kasar s di atas 2.7 yang termasuk dalam agregat berat yang

Absorbsi Beton PT. Total Indonesia

(7)

1Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana 2

Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana 3)Dosen Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana

22 DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Pasir Besi. http://www.tekmira.esdm.go.id/pasirbesi. Diakses tanggal 27 Oktober 2011.

Anonim. 2011 . Pasir Besi. http://www.sumbatengahkab.go.id/kondisiekonomi. Diakses tanggal 18 November 20011.

Fandhi, H. 2009. Perencanaan Campuran Beton Mutu Tinggi Dengan Penambahan Superplasticizer Dan Pengaruh Penggantian Sebagian Semen Dengan Fly Ash. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia : Yogyakarta.

Mulyono, T. 2003. Teknologi Beton. Penerbit Andi : Yogyakarta. Mulyono, T. 2004. Teknologi Beton. Penerbit Andi : Yogyakarta.

Sina. D. 2010. Pedoman Praktikum Beton. Laboratorium Beton Jurusan Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana : Kupang.

Sugiri, S. Louis. 2003. Penggunaan Terak Nikel Sebagai Agregat Beton Pemberat Pipa Gas Lepas Pantai. Tesis Program Magister. Institut Teknologi Bandung : Bandung.

Gambar

Tabel 2.1 Batasan spesifikasi parameter beton pemberat pipa  Pengguna  Berat Jenis
Tabel 4.2 Nilai Karakteristik Batu pecah
Gambar 1. Grafik Berat Jenis Beton Sumber : Hasil Pengujian 2012
Gambar 2 Grafik Kuat Tekan B Sumber : Hasil Pengujian 2012 4.3.3  Absorpsi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai negara kepulauan yang diharuskan menetapkan batas wilayah perairan, sebaiknya Indonesia mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan di dalam UNCLOS III

Penelitian ini akan dilakukan di Usaha Kelompok Budidaya Itik “Sumber Rejeki” di Desa Tawangrejo, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur.Teknik

• Arahan lokasi berada pada wilayah puncak kubah (peat dome), dimana lokasi tersebut merupakan area gambut yang paling tebal/dalam dan lebih dari 3 meter.

Setiap kelompok memberi tugas kepada perwakilan siswa untuk maju kedepan kelas mendemonstrasikan tentang proses daur hidup hewan sesuai tugas kelompok

8 Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang peran pengawas menelan obat tuberkulosis dalam meningkatkan kepatuhan minum obat pada

Mengadakan Rapat Pleno Yudisium dan menanda tangani Berita Acara Yudisium pada akhir bulan sesuai dengan kalender akademik Memberikan Paraf Pengesahan pada Laporan Tugas

Senada dengan pendapat di atas Armstrong dan Carmen (1990) menyatakan secara konsep bahwa peran pendidikan seni yang bersifat multilingual, multidimensional dan multikultural

54 Dari proses fire strength dipilih dengan mengurutkan data terbesar yang mempunyai nilai fire strength, sehingga data yang memenuhi aturan-10 [R10] mendapatkan keputusan