• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP BEDAH RUMKITAL DR. RAMELAN SURABAYA. Ika Permana Ramadhani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP BEDAH RUMKITAL DR. RAMELAN SURABAYA. Ika Permana Ramadhani"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STIKES HANG TUAH SURABAYA TAHUN 2015 1

PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP BEDAH

RUMKITAL DR. RAMELAN SURABAYA

Ika Permana Ramadhani Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan

Tahun Ajaran 2015 ABSTRAK

Kontak antara perawat dengan pasien dibatasi oleh waktu saat mereka harus melakukan tugas rutin sehingga diselesaikan terburu-buru. Beberapa pasien mendapat banyak asuhan keperawatan langsung, tetapi pasien lain tidak mendapatkannya. Keterbatasan kontak tersebut berarti bahwa asuhan psikologis pasien kurang, sedangkan setiap pasien dan keluarga mengharapkan kualitas hubungan individu yang baik dari perawat. Penelitian ini bertujuan menganalisis perilaku caring perawat terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya.

Desain penelitian ini observasional analitik dengan tekhnik cross sectional. Populasi penelitian adalah semua pasien di Ruang Rawat Inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya berjumlah 265 pasien. Sampel diambil secara propotional stratified menggunakan teknik simple random sampling sebesar 71 responden. Instrumen penelitian dalam bentuk kuesioner perilaku caring perawat dan kepuasan pasien. Data dianalisis dengan Uji Spearman Rho Correlation dengan tingkat kemaknaan ρ<0,05.

Hasil penelitian perilaku caring perawat kategori baik (74,6%), cukup (46,4%) dan kepuasan pasien kategori puas (56,3%), cukup puas (43,7%). Hasil analisis statistik ada hubungan antara perilaku caring perawat terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya dengan hasil ρ=0,004.

Implikasi hasil penelitian bahwa pelaksanaan caring akan meningkatkan kepuasan pasien. Diharapkan perawat mengikuti pelatihan caring, agar dapat memberikan pelayanan yang sesuai harapan setiap pasien.

Kata kunci : Caring, perawat, kepuasan, pasien, rawat inap. ABSTRACT

Contact between nurses and patients is limited by the time when nurses have to perform routine taks that completed a hurry. Some patients got a lot of nursing care directly, but other patient do not get it. Contact limitations mean that the patient’s phsychological careless. While every patient and family call on them good quality individual relations of nurses. The research aims to analysis nurses caring behavior towards pastient satisfaction at surgical inpatient room Rumkital Dr. Ramelan Surabaya.

(2)

STIKES HANG TUAH SURABAYA TAHUN 2015 2 The design was observational analitik by technic cross sectional. Population in this research are all of patient at the surgical patient room Rumkital Dr. Ramelan Surabaya as much as 265 patient. The sample was taken by propotional stratified simple random sampling of 71 sampling. The research instrumen were used are a questionnaire caring and patient satisfaction. At this research, data were analyzed by uji spearman Rho Correlation Test with significance level of ρ<0,05.

Research results category caring behaviour nurses either are (74,6%), enough (46,4%) and cathegorys of satisfaction (56,3%), cathegory of enough satisfaction (43,7%). Statistic analysys result that there is a relationship between nurses caring behavior towards patient satisfaction at surgical inpatient room Rumkital Dr. Ramelan Surabaya ρ=0,004.

The implication of this research that the implementation of caring will increase patient satisfaction. Expected caring nurses can attend training in order to provide appropriate care patient expectation.

Key words : Caring, satisfaction, nurse, patient, inpatient

Pendahuluan

Rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang menyediakan dan mengupayakan pelayanan komprehensif, kuratif dan preventif. Di dalam rumah sakit terdapat ruang rawat inap yang berguna sebagai sarana ruang perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional. Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien membandingkan dengan apa yang diharapkannya (Pohan, 2006). Setiap pasien dan keluarga mengharapkan kualitas hubungan individu yang baik dari perawat. Kualitas tersebut dapat terjalin apabila seorang perawat dapat memiliki karakteristik caring antara lain, baik, tulus, berpengetahuan, sabar, tenang, memiliki rasa humor, kasih sayang, penolong, jujur, santai, asertif, dapat memperlakukan pasien sebagai individu dan mencoba mengidentifikasi kebutuhan pasien, bersifat empati dan mudah didekati, serta mau mendengarkan orang lain. Watson (1988) dalam Potter dan Perry (2009) menyatakan caring adalah model holistik keperawatan yang menyebutkan bahwa tujuan caring adalah untuk mendukung proses penyembuhan secara total.

Berdasarkan data awal studi pendahuluan yang ditemukan di ruang rawat inap, terdapat 4 responden, yaitu kategori rata-rata caring perawat baik (78%), caring perawat cukup (22%) dan kategori rata-rata kepuasan pasien puas (74%), kepuasan pasien cukup puas (26%). Kepuasan terhadap pelayanan kesehatan sangat penting bagi rumah sakit. Kepuasan klien menjadi prioritas dalam lingkungan yang penuh ketegangan dan kesibukan seperti unit keperawatan rawat inap. Klien mengharapkan pengobatan yang sopan dalam menghargai dirinya. Mereka juga ingin terlibat dalam pengembalian keputusan sehari-hari. Perawat pelayanan kesehatan harus dapat merespons kebutuhan dan harapan klien secara cepat untuk membentuk hubungan yang efektif yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan (Potter dan Perry, 2009). Tingkat kontak antara pemberi asuhan profesional dan pasien sangat terbatas. Beberapa pasien mendapat banyak asuhan keperawatan langsung, tetapi pasien lain tidak mendapat perawatan nyata. Kontak dengan perawat telah dibatasi oleh waktu saat mereka harus melakukan tugas rutin diselesaikan dengan terburu-buru. Keterbatasan kontak antara

(3)

STIKES HANG TUAH SURABAYA TAHUN 2015 3 perawat dengan beberapa pasien dapat

berarti bahwa asuhan psikologis pasien kurang (Morrison dan Burnard, 2008). Sedangkan setiap pasien dan keluarga mengaharapkan kualitas hubungan individu yang baik dari perawat.

Sebagian besar pasien mengevaluasi asuhan yang mereka terima dan lingkungan tempat asuhan diberikan. Sebagai pelayanan kesehatan seharusnya dapat mengevaluasi kinerja pelayanan beserta SDMnya. Terutama pelayanan yang dapat meningkatkan kepuasan pasien dengan memperhatikan pasien, memberlakukan sistem keluhan dan saran, melakukan survei kepuasan pasien, serta peningkatan pelayanan SDM berupa caring perawat dengan memberi pelatihan terhadap tenaga kesehatan khususnya perawat agar dapat memiliki jiwa caring. Dengan harapan, suatu pelayanan kesehatan dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap caring. Melihat latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian guna mengetahui “Perilaku Caring Perawat terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya”.

Bahan dan Metode Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan teknik cross sectional.

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 29 Mei - 04 Juni 2015 di ruang Rawat Inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Sampel diambil dengan probablity sampling dengan pendekatan proportionate stratified random sampling yang berjumlah 71 pasien ruang Rawat Inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya.

Kriteria inklusi pada penelitian sesuai Nursalam (2011) ialah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti.

a. Pasien yang bersedia menjadi responden.

b. Pasien dewasa dengan usia 17-55 tahun.

c. Pasien dengan rawat inap lebih dari 2 hari atau pasien yang akan KRS.

d. Pasien dapat membaca dan menulis.

e. Pasien dapat berbahasa Indonesia. Kriteria eksklusi menurut (Nursalam, 2011) adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan studi karena berbagai sebab :

a. Pasien yang membatalkan pengisian data.

b. Pasien yang sedang dalam keadaan gelisah dan cemas. c. Pasien yang baru keluar kamar

operasi masih dalam kondisi lemah.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perilaku caring perawat. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kepuasan pasien.

Teknik pengumpulan data adalah menggunakan dua instrumen yaitu kuesioner tentang perilaku caring perawat menurut Watson, dkk (2010) dan kuesioner kepuasan pasien yang diisi oleh pasien menurut Nursalam (2011) yang diisi oleh pasien.

Hasil Penelitian

1. Data Umum Demografi Responden

a. Karakteristik responden berdasarkan usia Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) 17-25 tahun 12 16,9 26-35 tahun 23 32,4 36-45 tahun 15 21,1 46-55 tahun 21 29,6

Data umum responden bedasarkan karakteristik usia, 23 orang (32,4%) berusia 26-35 tahun, 21 orang (29,6%)

(4)

STIKES HANG TUAH SURABAYA TAHUN 2015 4 berusia 46-55 tahun, 15 orang (21,1%)

berusia 36-45 tahun dan 12 orang 16,9%) berusia 17-25 tahun.

b. Karakteristik responden

berdasarkan lama dirawat

Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) 2-5 hari 32 45,1 6-10 hari 26 36,6 > 10 hari 13 18,3 Total 71 100,0

Berdasarkan lama dirawat responden didapatkan 32 orang (45,1%) lama dirawat 2-5 hari, 26 orang (36,6%) lama dirawat 6-10 hari, dan 13 orang (18,3%) lama dirawat lebih dari 10 hari.

c. Karakteristik berdasarkan jenis

kelamin Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) Laki-laki 40 56,3 Perempuan 31 43,7 Total 71 100,0

Dari data diatas didapatkan 40 orang (56,3%) berjenis kelamin laki-laki dan 31 orang (43,7%) berjenis kelamin perempuan.

d. Karakteristik responden pendidikan terakhir Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) Tidak sekolah 0 0 SD 6 8,5 SMP 10 14,1 SMA 41 57,7 Perguruan Tinggi 14 19,7 Total 71 100,0

Berdasarkan pendidikan terakhir responden, separuhnya berpendidikan SMA 41 orang (57,7%), 14 orang (19,7%) berpendidikan perguruan tinggi 10 orang (14,1%) berpendidikan SMP, 6 orang (8,5%) berpendidikan SD dan tidak ada responden yang tidak sekolah.

e. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) Tidak bekerja 21 29,6 Anggota 7 9,9 Swasta 23 32,4 PNS 7 9,9 Lain-lain 13 18,3 Total 71 100,0

Dari tabel diatas didaptkan 28 orang (32,4%) bekerja swasta, 21 orang (29,6%) tidak bekerja, 13 orang (18,3%) bekerja lain-lain, 7 orang (9,9%) anggota, dan 7 orang (9,9%) bekerja PNS.

f. Karakteristik responden

berdasarkan status perkawinan

Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) Belum menikah 18 25,4 Sudah menikah 51 71,8 Duda 1 1,4 Janda 1 1,4 Total 71 100.0

Dari data diatas didapatkan separuhnya 51 orang (71,8%) berstatus sudah menikah, 18 orang (25,4%) belum menikah, 1 orang (1,4%) berstatus duda dan 1 orang (1,4%) berstatus janda.

(5)

STIKES HANG TUAH SURABAYA TAHUN 2015 5

2. Data Khusus

a. Perilaku caring perawat

Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) Baik 53 74,6 Cukup 18 25,4 Kurang 0 0 Total 71 100,0

Berdasarkan hasil penelitian perilaku caring perawat, sebagian besar memiliki perilaku caring yang baik (74,6%) dan sisanya memiliki perilaku caring cukup (25,4%) dan tidak ada yang memiliki perilaku kurang caring.

b. Kepuasan pasien Karakteristik Responden Frekuensi (f) Prosentase (%) Puas 40 56,3 Cukup puas 31 43,7 Kurang puas 0 0 Total 71 100,0

Berdasarkan data tabel diatas, sebanyak 40 orang (56,3%) menunjukkan rasa puas, 31 orang (43,7%) menunjukkan rasa cukup puas dan tidak ada responden yang menunjukkan rasa tidak puas.

c. Perilaku caring perawat terhadap kepuasan pasien

Berdasarkan hasil uji Spearman rho menunjukkan nilai ρ = 0,004 (ρ value<0,05) artinya secara statistik ada hubungan bermakna antara

perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien.

Pembahasan

1. Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya

Hasil penelitian berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan perilaku caring perawat yang dinilai oleh 71 responden di ruang rawat inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, sebagian besar memiliki perilaku caring yang baik (74,6%) dan sisanya memiliki perilaku caring cukup (25,4%) dan tidak ada yang memiliki perilaku kurang caring. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku para perawat di ruang rawat inap bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya sudah optimal dalam menunjang asuhan keperawatan.

Hasil kajian dari beberapa sumber terdapat banyak faktor yang menyebabkan para perawat di ruang rawat inap bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya berperilaku caring, antara lain caring yang baik dipengaruhi oleh rata-rata pendidikan perawat yaitu D3 Keperawatan dan S1 Keperawatan dengan pengalaman kerja untuk perawat rata-rata minimal 1-26 tahun. Dua hal tersebut akan menunjang karakter para perawat untuk berperilaku caring. Notoatmodjo (2005) bahwa pendidikan atau pengalaman yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam menginterprestasikan stimulus yang diperoleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang telah dipelajari akan menyebabkan perbedaan interprestasi. Rumkital dr. Ramelan Surabaya merupakan rumah sakit dengan lingkungan militer mendukung terwujudnya dan menjunjung tinggi budaya kedisiplinan merupakan salah faktor untuk pemberi layanan kesehatan untuk bekerja sesuai dengan kompetensi, standar operasional dan target tertentu sehingga pasien dapat merasa kebutuhannya terpenuhi, hal ini

(6)

STIKES HANG TUAH SURABAYA TAHUN 2015 6 Robbins dan Judge (2013) budaya kerja

memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, kualitas hasil kerja, kuantitas hasil kerja sehingga sesuai yang diharapkan. Di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya juga memiliki kegiatan pengembangan diri dan citra perawat seperti halnya setiap tahun guna meningkatkan kinerja perawat dan sebagai pengembangan diri citra perawat ruang rawat inap Bedah, masing-masing individu mengikuti pelatihan instansi. Peneliti beranggapan dengan adanya berbagai penunjang tersebut maka penilaian perilaku caring perawat didapatkan hasil yang baik dengan terus ditingkatkannya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya.

Caring digambarkan sebagai moral ideal keperawatan, hal tersebut meliputi keinginan untuk merawat, kesungguhan untuk merawat dan tindakan merawat (caring). Tindakan caring meliputi komunikasi, tanggapan yang positif, dukungan atau intervensi fisik oleh perawat (Kozier, 2010). Sesuai sepuluh karatif Watson, sikap perawat yang memiliki perilaku caring apabila dapat membentuk sistem nilai altruistik pasien, menciptakan kepercayaan-harapan, meningkatkan rasa sensitif terhadap diri sendiri dan sesama, membangun pertolongan-kepercayaan, hubungan caring manusia, dapat mempromosikan dan pasien dapat mengungkapkan perasaan positif dan negatif, menggunakan proses caring yang kreatif dalam penyelesaian masalah, mempromosikan tranpersonal belajar mengajar, menyediakan dukungan, perlindungan dan atau perbaikan suasana mental, fisik, sosial dan spiritual, serta pasien mendapatkan kebutuhan manusia, mengizinkan adanya kekuatan-kekuatan fenomena yang bersifat spiritual (Potter dan Perry, 2009).

Berdasarkan tabulasi silang, ada beberapa faktor penilaian responden sehingga perilaku caring perawat dapat dinilai baik antara lain lama rawat pasien pasien dengan lama rawat 2-5 hari (37,7%) dan 6-10 hari (39,6%) memiliki prosentase yang tidak jauh berbeda dibandingkan pasien dengan lama rawat lebih dari 10 hari (22,6%). Pasien yang rentang waktunya lebih singkat perawatannya menyatakan baik untuk perilaku caring perawat di ruangan dibandingkan yang perawatnnya lebih lama, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor pasien sendiri semakin lama pasien dirawat maka cenderung mereka merasa bosan dalam perawatan. Pasien yang rawat inap nya lebih lama didapatkan prosentase ditemukan lebih sedikit.

Jenis kelamin pasien dengan perilaku caring perawat memiliki hubungan bermakna terhadap penilaian caring perawat oleh pasien menunjukkan hasil baik. Berdasarkan tabulasi silang jenis kelamin perempuan (50,9%) dengan jenis kelamin laki-laki (49,1%) menunjukkan hasil yang hampir seimbang. Hal ini didukung peran gender (antara pria dan wanita) mengacu bagaimana seseorang berperilaku, biasanya wanita lebih sensitif daripada pria, sehingga dalam mempersepsikan sesuatu keadaan biasanya wanita lebih peka, artinya apabila sesuatu tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan maka wanita lebih cepat memberikan persepsi yang negatif dibandingkan pria. Peneliti beranggapan jenis kelamin tidak terlalu berpengaruh sesuai dengan temuan hasil yang seimbang.

Hasil tabulasi silang berdasarkan pendidikan ditemukan sebagian besar (58,5%) berdasarkan tabulasi silang, bahwa berpendidikan menengah dapat memberikan kontribusi penilaian perilaku caring baik di ruangan. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin tinggi pula pengetahuannya. Hal ini didukung oleh Nursalam (2011) bahwa latar

(7)

STIKES HANG TUAH SURABAYA TAHUN 2015 7 belakang pendidikan seseorang akan

mempengaruhi kemampuan berfikir seseorang, dengan pendidikan seseorang akan dapat meningkatkan kematangan intelektual sehingga dapat membuat keputusan dalam bertindak dan memberikan terhadap penilaian tertentu. Menurut peneliti pendidikan setingkat SMA atau sederajat maka pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan selama ini tinggi dan mampu menerima informasi dengan baik. Namun, seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.

Status pekerjaan diartikan sebagai sebuah aktivitas yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan sebagai sarana untuk mendapatkan penghasilan sebagai imbalan atas aktivitas yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil tabulasi silang bahwa jenis pekerjaan juga merupakan faktor penilaian caring baik oleh pasien yang memiliki prosentase tinggi (39,6%) ialah pasien yang tidak bekerja. Pasien yang tidak bekerja umumnya ialah wanita yang sudah menikah.

2. Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya

Secara umum hasil penelitian kepuasan pasien berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan lebih dari setengahnya (56,3%) puas, (43,7%) cukup puas dan tidak ada pasien yang menunjukkan kurang puas. Temuan penelitian menunjukkan bahwa di ruang rawat inap bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya telah memberikan pelayanan yang baik.

Kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk atau hasil terhadap ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi, pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi ekspektasi, pelanggan

akan sangat puas atau senang (Kotler dan Keller, 2008). Penilaian kepuasan dapat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikis waktu itu, pengaruh lingkungan waktu itu.

Tabulasi silang antara pendidikan dengan kepuasan merupakan faktor yang mempengaruhi penilaian kepuasan pasien berdasarkan tabel 5.4 dapat dijelaskan bahwa lebih dari sebagian besar berpendidikan SMA, dengan demikian pendidikan pasien di ruang rawat inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya tergolong menengah. Tingkat pengetahuan sangat dipengaruhi oleh pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin tinggi pula pengetahuannya. Latar belakang pendidikan seseorang akan mempengaruhi kemampuan berfikir seseorang, dengan pendidikan seseorang akan dapat meningkatkan kematangan intelektual sehingga dapat membuat keputusan dalam bertindak dan memberikan terhadap penilaian tertentu (Nursalam, 2011).

3. Perilaku Caring Perawat terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya

hubungan antara hubungan tipe trait Sesuai dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku caring perawat dari 71 responden di ruang rawat inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, sebagian besar memiliki perilaku caring yang baik (74,6%) dan sisanya memiliki perilaku caring cukup (25,4%) dan tidak ada yang memiliki perilaku kurang caring. Dari hasil analisa data menggunakan uji Spearman rho correlation menunjukkan nilai ρ = 0,004 (ρ value<0,05) artinya secara statistik ada hubungan bermakna antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien.

Leininger mendefinisikan caring meliputi tindakan asistif, suportif dan fasilitatif yang diajukan bagi individu atau kelompok lain yang memiliki kebutuhan

(8)

STIKES HANG TUAH SURABAYA TAHUN 2015 8 yang nyata atau telah di antisipasi. Perilaku

caring meliputi kenyamanan, kasih sayang, kepedulian, perilaku koping, empati, memudahkan, memfasilitasi, minat, keterlibatan, tindakan konsultasi kesehatan, tindakan instruksi kesehatan, tindakan pemeliharaan kesehatan, perilaku menolong, cinta asuhan, kehadiran, perilaku protektif, berbagi perilaku stimulasi, penurunan stress, bantuan, dukungan serveilans, kelembutan, sentuhan dan kepercayaan (Kozier dkk, 2010). Tujuan penelitian merupakan aplikasi dari teori perilaku caring akan mendorong kepuasan pasien, yaitu perilaku caring perawat membantu klien pulih dari sakitnya, memberikan penjelasan tentang penyakitnya dan mengelola atau membangun kembali hubungan. Caring membantu perawat mengenali intervensi yang baik, dan kemudian hari menjadi perhatian dan petunjuk untuk meberikan caring nantinya (Potter dan Perry, 2009).

Setiap pengguna jasa kesehatan harapan yang ingin didapatkan adalah kesembuhan kepuasan dalam penggunaan jasa tersebut dan pasien akan puas apabila mendapatkan apa yang mereka harapkan bahkan bisa lebih, jadi kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan diperoleh setelah pasien membandingkan dengan apa yang diharapkannya (Pohan, 2006). Temuan dilokasi penelitian dari 71 responden pasien rawat inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya sebanyak 40 orang (56,3%) menunjukkan rasa puas, 31 orang (43,7%) menunjukkan rasa cukup puas dan tidak ada responden yang menunjukkan rasa tidak puas.

Berdasarkan tabulasi menunjukkan bahwa perilaku caring perawat baik lebih besar kemungkinan untuk menimbulkan kepuasan pasien puas (66,0%) dan cukup puas (34,0%) dibandingkan dengan perilaku caring yang lain, yaitu perilaku

caring cukup menimbulkan kepuasan pasien puas (27,8%) dan cukup puas (72,2%).

Hasil wawancara kepada beberapa pasien yang mendukung dapat dijelaskan dengan faktor 10 faktor karatif bahwa para perawat di ruang rawat inap bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya memiliki perilaku caring yang baik, antara lain pertama membentuk sistem nilai altruistik pasien yaitu perawat ketika memasuki ruangan pasien memberi salam terlebih dahulu dan memperkenalkan diri sambil tersenyum dan bersedia menawarkan diri apabila pasien diruangan membutuhkan, kedua menciptakan kepercayaan dan harapan ialah perawat dapat menejelaskan arti penyakit, memberi harapan realistis tentang penyakit yang dialami pasien dengan jelas dan memberi keyakinan bahwa kehidupan dan kematian sudah ada yang mengatur kepada pasien, ketiga sikap sensitif terhadap diri sendiri dan sesama yaitu sesuai ungkapan pasien bahwa perawat dapat memberi perhatian dan dukungan moril terhadap pasien dan sering mengajak bincang-bincang pasien ataupun keluarga pasien, keempat sikap membangun pertolongan-kepercayaan seperti perawat saat sebelum melakukan tindakan selalu menjelaskan dulu prosedurnya agar pasien dan keluarga dapat mengetahui tujuannya, kelima sikap mempromosikan dan mengungkapkan sikap positif negatif, contohnya perawat di ruangan memberikan perhatian terhadap keluhan yang di alami pasien dan mendengarkan dengan penuh perhatian, keenam ialah perawat menggunakan proses caring yang kreatif yaitu perawat diruangan mampu menangani masalah perawatan dengan tepat dan profesional, ketujuh ialah perawat mempromosikan transpersonal belajar mengajar yaitu perawat ruangan memberitahu informasi dengan jelas tentang hal-hal yang dilarang dalam perawatan dan yang harus dipatuhi kepada pasien serta sering menjelaskan

(9)

STIKES HANG TUAH SURABAYA TAHUN 2015 9 cara pemenuhan kebutuhan diri pasien,

kedelapan ialah menyediakan dukungan, perlindungan dan atau perbaikan suasana mental, sosial dan spiritual, yaitu perawat mendorong pasien untuk tetap beribadah sesuai keyakinan masing-masing, kesembilan ialah kebutuhan manusia yaitu perawat membantu pasien memenuhi kebutuhan dasar seperti membantu berjalan, BAK, BAB, ganti posisi tidur, menghargai pasien serta menjaga privasi pasien dan kesepuluh fenomena spiritual yaitu sesuai temuan bahwa perawat memberikan motivasi dan semangat kepada pasien dan keluarga.

Peneliti beranggapan kualitas caring di ruang rawat inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya dapat terjalin dengan baik sehingga apa yang diharapkan pasien, yaitu harapan kualitas hubungan yang baik dengan perawat dapat mempengaruhi penilaian kepuasan yang baik pula.

Keterbatasan

1. Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang dilakukan oleh peneliti. Sehingga kemampuan dalam menyusun penelitian sangat terbatas. Selain itu, waktu penelitian yang singkat merupakan hambatan peneliti dalam menggali informasi lebih banyak untuk mengembangkan penelitan ini serta hambatan dalam pengumpulan data.

2. Pengambilan data ini menggunakan kuesioner, sehingga keakuratannya kurang dan responden dapat saja tidak terbuka dalam memberikan jawaban.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di ruang rawat inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil identifikasi perilaku caring perawat di ruang rawat inap Bedah

Rumkital Dr. Ramelan Surabaya menunjukkan hasil caring sebagian besar baik.

2. Hasil identifikasi kepuasan pasien di ruang rawat inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya menunjukkan hasil bahwa kepuasan pasien sebagian besar puas.

3. Ada hubungan perilaku caring perawat terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya.

SARAN

1. Bagi Pasien

Adanya penelitian ini pasien diharapkan dapat ikut serta dalam penilaian perilaku caring perawat dengan rasa terbuka.

2. Bagi Perawat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan perawat dapat tetap terus turut serta mengamalkan perilaku caring dalam setiap asuhan keperawatan yang dilakukannya kepada diri sendiri, pasien beserta keluarga dan rekan sejawat.

3. Bagi Ruang Rawat Inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran tentang perilaku caring di ruang rawat inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya dan selanjutanya dapat dijadikan pedoman dalam

mempertahankan bahkan

meningkatkan perilaku caring di masing-masing ruang rawat inap. Peneliti menyarankan pada instansi terkait untuk membuat SPO caring agar dalam melaksanakan terdapat keseragaman dan perlunya diadakan pelatihan maupun supervisi guna meningkatkan kinerja perawat serta dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien.

(10)

STIKES HANG TUAH SURABAYA TAHUN 2015 10 Perlu adanya upaya untuk memahami

perilaku caring agar perawat mulai mengenali dunia klien mendorong lebih banyak pendekatan pelayanan keperawatan secara holistik, akan lebih mengenal klien dan mendapatkan apa yang mereka butuhkan, serta melibatkan keterbukaan, komitmen, hubungan dan perawat klien.

5. Bagi Peneliti Selanjutanya

Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan lagi dengan tidak menggunakan kuesioner saja, namun dapat menggunakan observasi kepada perawat pelaksana beserta pasien rawat inap.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. EGC : Jakarta

Basford, L. dan Slevin, O. 2007. Teori dan Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC Dwidiyanti, M. 2007. Caring Kunci Sukses Perawat/Ners Mengamalkan Ilmu. Semarang : Penerbit Hasani

Gurusinga, dkk. 2013. Jurnal : Perilaku Caring Perawat dan Kepuasan Pasien rawat Inap. Di akses pada tanggal 26 Maret 2015

Hamdani, A. dan Lupiyoadi, R.. 2009. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta : Salemba Empat

Hidayat, A. A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan ed 2. Jakarta : Salemba Medika

Kementrian RI. 2014. Undang-undang keperawatan no 38

Kotler, P dan Ketler, K.L. 2008. Manajemen Pemasaran ed.13 jilid 1. Jakarta : Erlangga

Kozier, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan ed 7 vol 1. Jakarta : EGC

Morrison, P dan Burnard, P. 2008. Caring & Communicating Hubungan

Interpersonal dalam Keperawatan. Jakarta : EGC

Muninjaya, Gede.A.A. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rieka CIpta

Nursalam. 2011. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan ed.3. Jakarta : Salemba Medika Pedoman Rumkital Dr. Ramelan Surabaya.

2015

Pohan, L. 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan Dasar-dasar Pengertian dan Penerapan. Jakarta : EGC Potter, P. A. dan Perry A.G. 2009.

Fundamental Keperawatan buku 1 ed. Jakarta : Salemba Medika Robbins, S. P dan Judge, T. A. 2013.

Perilaku Organisasi Buku 2 ed. 12. Jakarta : Salemba Empat

Sabarguna, S. B. 2008. Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta : Sagung Seto

Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan ed.2. Jogjakarta : Graha Ilmu

Simamora, Raymond H. 2013. Buku Ajar Manajemen Jeperawatan. Jakarta : EGC

Tanjung, N. dan Salbiah. 2012. Jurnal : Harapan Pasien dalam Kepuasan Perilaku Caring Perawat di RSUD Deli Serdang Lubukpakam. Di akses pada tanggal 26 Maret 2015

Tjiptono, F. 2014. Pemasaran Jasa. Jakarta : Penerbit Andi

Watson, J., dkk. 2010. Measuring the Caritas Procesess : Caring Factor Survey. Jurnal Internasional di unduh pada tanggal 30 Maret 2015

Referensi

Dokumen terkait

Pengguna dapat memilih pilihan option button tersebut sesuai dengan warna pada fisik resistor yang berfungsi sebagai input program. Gelang pertama mempunyai nilai

Modul Pembelajaran Daring (Dalam Jejaring) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ini disusun sebagai upaya alternatif dalam membantu pelayanan Pendidikan untuk peserta didik yang

Dari hasil penelitian pemeriksaan leukosit urin pada perempuan pra lanjut usia yang terindikasi isk dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki jumlah

Penulis memiliki beberapa saran sebagai berikut: melakukan sosialiasi terhadap pihak-pihak yang terkait dalam penggunaan lapangan penumpukan container yaitu

internet maupun pendapat-pendapat terkait dengan materi yang akan diteliti. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang. perolehan

Dari kesimpulan yang ada selama 5 tahun berturut-turut mulai dari tahun 2000-2004 PT Aneka Tambang Tbk sudah dapat mengelola keuangan perusahaan dengan baik

Hal ini dapat ditempuh dengan menerapkan model pembelajaran CTL dimana model ini berupaya membawa pemikiran peserta didik untuk lebih memahami makna dari suatu

Data primer diperoleh dari angggota Gapoktan penerima pinjaman dana BLM-PUAP dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Data sekunder diperoleh dari lembaga