• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Tanah beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah (untuk selanjutnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Tanah beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah (untuk selanjutnya"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lahirnya Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah (untuk selanjutnya disebut UUHT) telah menggantikan posisi hak jaminan atas tanah yang dahulu berupa hipoteek. Hak tanggungan merupakan hak yang diberikan pada hak atas tanah sebagai jaminan pembayaran kembali utang dari debitur terhadap kreditur. Salah satu keistimewaan UUHT yakni jika debitur wanprestasi maka kreditur pemegang HT pertama mempunyai hak untuk melakukan eksekusi objek HT atas kekuasaannya sendiri lewat pelelangan umum yang kemudian pelunasan piutangnya diambil dari hasil pelelangan tersebut dengan hak prioritas daripada kreditur lainnya.1 Pelaksanaan pelelangan umum biasanya dilakukan oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) sesuai dengan prosedur untuk menjamin hak baik dari kreditur maupun debitur. Untuk mencegah hak debitur dilanggar maka kreditur tidak dapat dengan serta merta melakukan pelelangan terhadap objek Hak Tanggungan tetapi diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan (untuk selanjutnya disebut PMK) Nomor 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.2

1 Komariah, 2017, Hukum Perdata, Malang, UMM Press, hlm.113

2 Andi Steven Liono, 2018, Perlindungan Hukum Bagi Pembeli Lelang Hak Tanggungan, Jurnal Ilmiah

(2)

2 Tata cara lelang eksekusi Pasal 6 UUHT telah diatur secara eksplisit dalam PMK No. 27/PMK.06/2016 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.3 Sebagai bukti jika lelang telah dilaksanakan, Pejabat Lelang haruslah membuatkan berita acara yang dikenal dengan istilah risalah lelang.4 Risalah lelang ialah berita acara lelang bahwa lelang telah dilaksanakan yang dibuat oleh Pejabat Lelang, risalah lelang juga termasuk akta autentik serta memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna.5 Apabila setelah lelang terlaksana debitur tidak serta merta mengosongkan objek lelangnya, pemenang lelang dapat meminta bantuan dengan mengajukan permohonan ke Pengadilan Negeri setempat agar dapat melakukan eksekusi pengosongan terhadap objek lelang. Apabila terhadap penetapan pengadilan tentang sita eksekusi hak tanggungan terdapat pihak ketiga yang dirugikan, maka pihak ketiga tersebut dapat melakukan perlawanan ke Pengadilan Negeri setempat. Perlawanan dari pihak ketiga atau

derden verzet ialah salah satu upaya hukum luar biasa yang dilakukan oleh

seseorang yang pada awalnya bukan termasuk pihak dalam suatu perkara, tetapi karena merasa memiliki kepentingan atas benda yang menjadi objek sengketa maka seseorang tersebut berusaha untuk mempertahankan haknya.6 Meskipun pada prinsipnya putusan pengadilan hanya mengikat para pihak yang terlibat dalam perkara, tidak mengikat pihak ketiga, akan tetapi jika terdapat pihak ketiga yang haknya dirugikan oleh putusan pengadilan tersebut, maka pihak

3 Dwi Nugrohandhini dan Etty Mulyati, 2019, Akibat Hukum Gugatan dan Perlawanan Terhadap Lelang Eksekusi Hak Tanggungan, Jurnal Bina Mulia Hukum, Vol 4 No 1, http://jurnal.fh.unpad.ac.id/index.php/jbmh/issue/archive

4 Rachmadi Usman, 2016, Hukum Lelang, Jakarta, Sinar Grafika, hlm.155 5 Pasal 1 angka 35 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016

(3)

3 ketiga dapat membuat perlawanan terhadap putusan tersebut. Selain itu, pertimbangan dalam Putusan MA No. 185/Pdt.Plw/2010/PN.Slmn menyatakan bahwa menurut Pasal 378 Rv dan Pasal 379 Rv, agar perlawanan dari pihak ketiga dapat dikabulkan maka perlu memenuhi 2 unsur, yaitu adanya kepentingan dari pihak ketiga dan secara nyata hak pihak ketiga tersebut dirugikan.7

Akan tetapi dalam praktiknya, permasalahan yang sering timbul yakni karena adanya pihak ketiga yang keberatan atas adanya sita eksekusi kemudian mengajukan perlawanan pihak ketiga (derden verzet) ke Pengadilan Negeri. Bahkan terkadang perlawanan pihak ketiga ini terkesan dilakukan sebagai strategi hanya untuk mengulur waktu eksekusi pengosongan objek lelang. Seperti kasus yang terjadi di Pengadilan Negeri Mojokerto, berawal dari Tuan Chung sebagai pemenang lelang yang mengajukan permohonan sita eksekusi dengan dasar Risalah Lelang No. 766/46/2018 tertanggal 28 Agustus 2018 yang diterbitkan oleh KPKNL Sidoarjo. Kemudian Ketua Pengadilan Negeri Mojokerto mengabulkan permohonan tersebut dengan mengeluarkan penetapan sita eksekusi nomor 5/Eks.HT/2019/PN.Mjk. Atas adanya sita eksekusi tersebut terdapat beberapa perlawanan oleh pihak ketiga yang diajukan dengan identitas dan alasan yang berbeda, yang terdaftar dalam perkara nomor 39/Pdt.Bth/2019/PN Mjk dan 14/Pdt.Bth/2020/PN Mjk yang telah diputus dan berkekuatan hukum tetap. Atas adanya perlawanan dalam jangka waktu yang

7 Tri Jata Ayu Pramesti, 2013, Seluk Beluk Derden Verzet (Perlawanan Pihak Ketiga),

(4)

4 berkelanjutan tersebut menyebabkan pemenang lelang tidak bisa secara nyata menguasai objek lelang yang telah beralih kepemilikannya tersebut. Pemenang lelang tidak bisa dengan segera mendapatkan haknya untuk mendapatkan eksekusi pengosongan objek lelang oleh Pengadilan Negeri karena adanya perlawanan dari pihak ketiga ini menyebabkan eksekusi harus ditangguhkan.

Pemenang lelang adalah pembeli beritikad baik karena telah memenuhi semua kewajibannya, yaitu telah membayar lunas harga lelang dan pajak-pajak yang ditetapkan. Oleh karenanya Pemenang lelang perlu mendapat perlindungan hukum atas obyek yang telah dibelinya. Untuk mempermudah pengumpulan data, penulis mengacu pada beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:

Tabel 1

Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Dea Mahara Saputri Perlindungan Hukum Terhadap Pembeli Lelang Dalam Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan

Aturan mengenai pelaksanaan lelang yang telah ada, dirasa belum memuat perlindungan hukum yang komprehensif bagi pemenang lelang. Risalah lelang juga tidak memuat perlindungan hukum terhadap pemenang lelang terkait penguasaan objek lelang. Akan tetapi, secara represif HIR telah memberikan perlindungan hukum dengan menyatakan bahwa perintah untuk mengosongkan objek lelang dapat dapat dilakukan dengan bantuan Pengadilan setempat. 2 Mohammad Algiffari Sukmaya, Lastuti Abubakar, Perlindungan Hukum Bagi Pemenang Lelang Objek Hak Tanggungan

Pemenang lelang tidak bisa menguasai objek lelang karena adanya gugatan sudah mendapatkan perlindungan hukum secara litigasi lewat pengadilan dan

(5)

5 Tri Handayani. Dalam Hal

Eksekusi Terhalang Oleh Gugatan Ditinjau

Dari Hukum Jaminan

non-litigasi. Penjual lelang memiliki tanggung jawab sepenuhnya atas kerugian yang ditimbulkan dan tidak membuat klausula perjanjian dalam Risalah Lelang yang melepaskan tanggung jawabnya, karena hal tersebut bertentangan dengan asas kemudahan dan kepastian dalam pelaksanaan eksekusinya yang terdapat dalam UUHT dan Pasal 17 PMK Nomor 27/PMK.06/2016 yang menegaskan bahwa penjual lelang mempunyai tanggung jawab atas penyerahan barang objek lelang secara sempurna.

3 Andini Dian Kumalasari

Perlawanan Pihak Ketiga (Derden Verzet) Atas Objek Hak Atas Tanah Pada

Kasus Lelang Yang Dilakukan

Terhadap Pemenang

Lelang

Perlindungan hukum pemenang lelang apabila terjadi derden verzet, yaitu:

a. Berdasarkan hukum perdata Penjualan dengan lelang maknanya terjadi hubungan hukum antara Kantor Lelang dengan pemenang lelang. Perjanjian jual beli tanah, haruslah didasarkan atas suatu yang sah, kemampuan bertindak dan wajib dibuktikan dengan suatu akta yang dibuat oleh serta dihadapan PPAT. b. Berdasarkan LN 1908 No. 189

tentang Peraturan Lelang Tata cara pelaksanaan lelang didahului dengan mengajukan permohonan ke Kantor Lelang setempat. Pengajuan harus disertai dengan bagaimana cara pelelangan yang akan dilakukan, lalu kemudian menetapkan persyaratan lelang yang nantinya akan dibacakan oleh pejabat lelang sebelum pelaksanaan lelang dimulai agar diketahui oleh seluruh para calon pembeli.

(6)

6 Sumber data:

1. Dea Mahara Saputri, 2019, Perlindungan Hukum Terhadap Pembeli Lelang dalam Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan, Pamulang Law

Review, Vol. 2, No. 1,http://www.openjournal.unpam.ac.id

2. Mohammad Algifarri Sukmaya, dkk, 2020, Perlindungan Hukum Bagi Pemenang Lelang Objek Hak Tanggungan dalam Hal Eksekusi Terhalang Oleh Gugatan Ditinjau dari Hukum Jaminan, Jurnal Ilmiah Galuh Justisi, Vol. 8, No. 2, https://jurnal.unigal.ac.id/

3. Andini Dian Kumalasari, 2017, Perlawanan Pihak Ketiga (Derden Verzet) Atas Objek Hak Atas Tanah Pada Kasus Lelang Yang Dilakukan Terhadap Pemenang Lelang, E-jurnal: Spirit Pro Patria, Vol. IV, No.1,

https://jurnal.narotama.ac.id/

Penelitian terdahulu pertama yang saya ambil yakni dari Dea Mahara Saputri tahun 2019 yang mengangkat judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pembeli Lelang Dalam Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan”. Penelitian ini menitikberatkan permasalahan berupa bagaimana perlindungan hukum terhadap pembeli yang beritikad baik lelang eksekusi hak tanggungan dan bagaimana kendala yang terjadi atas eksekusi objek lelang bagi pembeli lelang. Penelitian kedua yakni dari Mohammad Algifarri Sukmaya pada tahun 2020 yang mana penelitian ini menitikberatkan permasalahan berupa apabila terdapat gugatan pihak ketiga bagaimana kedudukan objek jaminan hak tanggungan yang telah di lelang eksekusi tersebut dan perlindungan hukum bagi pemenang lelang dengan adanya kerugian berupa tidak dapat menikmati objek lelang hak tanggungan yang disebabkan oleh adanya gugatan dari pihak ketiga. Penelitian ketiga yakni dari Andini Dian Kumalasari tahun 2017 yang membahas mengenai penundaan eksekusi akibat perlawanan oleh pihak ketiga dan bagaimana perlindungan hukum bagi pemenang lelang eksekusi saat adanya perlawanan oleh pihak ketiga.

(7)

7 Adapun penelitian yang akan penulis lakukan masih berkaitan dengan masalah tersebut yakni untuk mengetahui alasan pihak ketiga mengajukan derden verzet terhadap sita eksekusi hak tanggungan nomor 5/Eks.HT/2019/PN.Mjk di Pengadilan Negeri Mojokerto, alasan hakim menolak derden verzet tersebut dan bagaimana perlindungan hukum yang dapat diberikan untuk pemenang lelang terkait adanya derden verzet yang diajukan terhadap objek lelang. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian hukum judul “PERLINDUNGAN HUKUM

TERHADAP PEMENANG LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN ATAS ADANYA PERLAWANAN PIHAK KETIGA (DERDEN VERZET) (STUDI PUTUSAN NO. 39/PDT.BTH/2019/PN.MJK DAN PUTUSAN NO. 14/PDT.BTH/2020/PN.MJK)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Apa saja yang menjadi alasan para pelawan mengajukan perlawanan pihak ketiga (derden verzet) terhadap sita eksekusi hak tanggungan Nomor 5/Eks.HT/2019/PN.Mjk di Pengadilan Negeri Mojokerto?

2. Bagaimana pertimbangan hakim dalam menolak perlawanan-perlawanan pihak ketiga (derden verzet) terhadap sita eksekusi hak tanggungan Nomor 5/Eks.HT/2019/PN.Mjk di Pengadilan Negeri Mojokerto?

3. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pemenang lelang atas adanya perlawanan pihak ketiga (derden verzet)?

(8)

8

C. Tujuan Penelitan

Pada penelitian ini, penulis mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai yakni:

1. Untuk mengetahui alasan pelawan mengajukan perlawanan pihak ketiga (derden verzet) terhadap sita eksekusi hak tanggungan Nomor 5/Eks.HT/2019/PN.Mjk di Pengadilan Negeri Mojokerto.

2. Untuk mengetahui pertimbangan hakim menolak perlawanan pihak ketiga (derden verzet) terhadap sita eksekusi hak tanggungan Nomor 5/Eks.HT/2019/PN.Mjk di Pengadilan Negeri Mojokerto.

3. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap pemenang lelang atas adanya perlawanan pihak ketiga (derden verzet).

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian diatas, maka manfaat dari penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, penulis mengharapkan penelitian ini bermanfaat untuk menambah masukan dalam perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan Hukum Acara Perdata khususnya terkait perlawanan pihak ketiga (derden

verzet) dan perlindungan hukum pemenang lelang eksekusi hak

tanggungan. 2. Manfaat praktis

(9)

9 Manfaat penelitian bagi penulis yakni memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan baru khususnya terkait dengan perlindungan hukum terhadap pemenang lelang eksekusi hak tanggungan yang tidak mendapatkan kepastian hukum akibat adanya perlawanan dari pihak ketiga (derden verzet). Selain itu, secara subjektif manfaat lainnya dari penelitian ini yaitu sebagai syarat untuk penulisan skripsi atau tugas akhir dan syarat kelulusan menyelesaikan studi SI di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang dengan gelar Sarjana Hukum. b. Bagi Mahasiswa

Manfaat penelitian ini bagi mahasiswa yakni sebagai tambahan pengetahuan dan informasi bagi mahasiswa dalam mata kuliah Hukum Acara Perdata khususnya mengenai perlindungan hukum terhadap pemenang lelang eksekusi hak tanggungan yang tidak mendapatkan kepastian hukum akibat adanya perlawanan dari pihak ketiga (derden

verzet).

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan oleh masyarakat agar memperoleh informasi tentang perlindungan hukum terhadap pemenang lelang eksekusi hak tanggungan atas adanya perlawanan pihak ketiga (derden verzet).

(10)

10

E. Metode Penelitian

1. Metode Pendekatan

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah penulis uraikan sebelumnya, untuk mengkaji dan mendalami pokok permasalahan secara komprehensif, penelitian akan dikaji dengan menggunakan tipe penelitian yuridis normatif (normatif legal research) yang merupakan penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti perundang-undangan, serta didukung dengan bahan literatur mengenai pokok permasalahan yang akan dibahas. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan undang-undang dan pendekatan kasus yang dilakukan dengan cara meneliti kasus yang berkaitan dengan isu yang sedang dihadapi yang bebentuk putusan pengadilan yang telah inkracht atau berkekuatan hukum tetap.8 2. Jenis Bahan Hukum

Pada penelitian ini, terdapat 3 macam bahan hukum yang yaitu sebagai berikut:

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang sifatnya mengikat terdiri dari norma atau kaedah, peraturan dasar, peraturan perundang-undangan dan bahan hukum yang tidak terkodifikasi.9 Bahan hukum primer yang digunakan penulis di dalam penulisan ini yakni:

8 Peter Mahmud, 2005, Penelitian Hukum, Jakarta, Kencana, hlm. 94 9 Ibid., hlm.155

(11)

11 1) Putusan Pengadilan Negeri Mojokerto Nomor 39/Pdt.Bth/2019/PN Mjk, yang menolak perlawanan pelawan atas nama FATCHURROZI, Drs.Ec

2) Putusan Pengadilan Negeri Mojokerto Nomor 14/Pdt.Bth/2020/PN Mjk, yang menolak perlawanan pelawan atas nama RINA ANDRIANI

3) HIR (Herzien Inlandsch Reglement) 4) Vendu Reglement S.1908 No.189

5) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah. 6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 Tentang

Petunjuk Pelaksanaan Lelang

7) Peraturan Perundang-undangan yang terkait b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang tidak mengikat akan tetapi memberikan penjelasan atas bahan hukum primer seperti hasil pendapat atau pikiran para ahli yang secara khusus menguasai bidang tertentu yang relevan dengan arah penelitian.10 Bahan hukum sekunder yang digunakan penulis adalah hasil wawancara dengan narasumber yakni Bapak Dr. Pandu Dewanto, S.H.,M.H selaku Hakim dan Bapak Edy Rahmansyah, S.H. selaku Panitera Pengadilan Negeri Mojokerto, jurnal hukum dan internet.

10 Ibid.

(12)

12 c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum Tersier diartikan sebagai bahan hukum yang dapat menjelaskan bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder.11 Bahan hukum tersier yang digunakan oleh penulis adalah Website Resmi dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.

3. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum a. Studi Kepustakaan

Pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan teknik studi kepustakaan (library research) yakni mengkaji informasi tertulis mengenai hukum yang berasal dari berbagai sumber baik yang berbentuk paper maupun internet dan disebarluaskan serta diperlukan dalam penelitian hukum normatif. Penelitian ini berdasarkan pada beberapa data yang dijadikan objek penelitian yang kemudian dikaji dan disusun secara utuh.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara wawancara bebas dengan narasumber Bapak Dr. Pandu Dewanto, S.H.,M.H selaku Hakim dan Bapak Edy Rahmansyah, S.H., selaku Panitera Pengadilan Negeri Mojokerto.

4. Teknik Analisis Bahan Hukum

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis data

deskriptif kualitatif yakni dengan mengemukakan data dan informasi yang

11 Ibid.

(13)

13 telah didapatkan yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan beberapa kesimpulan sebagai temuan dari hasil penelitian. Teknik analisis deskriptif ini digunakan untuk menafsirkan dan menguraikan data yang sudah diperoleh dari studi kepustakaan atau dokumentasi dan wawancara yang telah dilakukan. Dalam pendekatan kualitatif, penulis menggunakan metode deduktif yakni metode yang digunakan dalam pembahasan berawal dari pengetahuan yang bersifat umum kemudian menilai suatu kejadian yang bersifat khusus.

F. Sistematika Penulisan

Pada penelitian ini, Penulis menyusun karya tulis menjadi 4 bagian, agar sistematika penelitian hukum menjadi lebih mudah untuk dipahami secara teratur dengan urutan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab I ini penulis menjelaskan beberapa hal yaitu latar belakang yang berisi landasan bersifat das sollen serta kenyataan das sein yang melatarbelakangi masalah yang ingin ditelaah lebih dalam. Kemudian terdapat rumusan masalah yang diidentifikasi berdasarkan latar belakang yang isinya berupa suatu masalah yang hendak diteliti. Selanjutnya ada tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penelitian untuk mempermudah penyusunan penulisan hukum ini.

(14)

14 Pada Bab II ini penulis memberikan beberapa tinjauan terkait teori yang relevan dengan beberapa permasalahan yang akan dibahas, serta tinjauan yang mendukung.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab III ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan tahapan penyelesaian permasalahan yang muncul, dalam hal ini di sajikan pembahasan mengenai kasus posisi terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan jawaban atas rumusan masalah yang di paparkan. Pemaparan berdasarkan pada hasil analisa dari putusan berdasarkan literatur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV : PENUTUP

Pada Bab IV ini berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran dari penulis berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem organ adalah gabungan dari organ-organ yang bekerja sama untuk membentuk suatu sistem dalam kehidupan.. Contoh: sistem pencernaan disusun oleh lambung, usus halus, usus

Brayut merupakan sebuah dusun yang menjadi bagian dari Desa Pandowoharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (Dinas Kebudayaan dan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga fraksi ekstrak etanol kelopak bunga rosella ini mempunyai rata-rata volume urin yang sama, namun fraksi yang paling aktif

Diajukan Untuk Memenuhi Serta Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (SI) Pada. Fakultas Hukum

Jika terjadi penurunan janin selama kala I fase aktif dan memasuki fase pengeluaran, maka dapat dikatakan kemajuan persalinan cukup baik. Menurut friedmann,

dialami guru fisika dalam membuat media ajar dengan pemanfaatan mikrokontroler sebagai bahan pembuatan media ajar adalah sebagai berikut: guru fisika memiliki

Seksi  Pendidikan  dan  Kesehatan  mempunyai  tugas  membantu  Camat  dalam  menyiapkan  bahan  perumusan  kebijakan,  pelaksanaan,  evaluasi  dan  pelaporan 

PENGARUH STRES KERJA, KELELAHAN, STRES FISIOLOGIS TERHADAP KINERJA MANAJER PROYEK, Natalia Puteri Rembulan Mayang Betari, NPM 09.02.13401, tahun 2014, Bidang Keahlian