• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL MANAJEMEN USNI Volume 1 No.1 Agustus 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL MANAJEMEN USNI Volume 1 No.1 Agustus 2016"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Diterbitkan Oleh :

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi USNI Universitas Satya Negara Indonesia

Manajemen

USNI VOLUME 1 NOMOR 1

HALAMAN 001 - 109 JAKARTA MARET – AGUSTUS 2016 ISSN 2528-7044

JURNAL MANAJEMEN USNI

Volume 1 No.1 Agustus 2016

PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP ROA BANK SYARIAH PERIODE 2010 -2015

Yosi Stefhani

PENINGKATAN DAYA SAING UKM MELALUI STANDARISASI PRODUK, PENGELOLAAN PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

(Studi Kasus pada UKM Pengecoran Logam di Ceper – Klaten) GL. Hery Prasetya

PENGARUH KEPEMIMPINAN, PROMOSI JABATAN, TERHADAP

KINERJA PEGAWAI, DAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING PADA PD PASAR JAYA Guston Sitous

ANALISIS LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN CAPITAL ADEQUANCY RATIO (CAR) TERHADAP RENTABILITAS PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk.

Yuslinda Nasution

DETERMINAN STRUKTUR MODAL PADA SEKTOR

KONSTRUKSI BANGUNAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

Endri

Arifin Siagian

PENGARUH KUALITAS `PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN KRL COMMUTERLINE DI KEBAYORAN LAMA Lucy Nancy

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA STRATEGIK:

KESESUAIAN ANTARA STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN STRATEGI BISNIS

(2)

Pengaruh CAR, BOPO, NPF dan FDR Terhadap ROA Bank Syariah Periode 2010-2015

Yosi Stefhani

1 - 18

Peningkatan Daya Saing UKM melalui Standarisasi Produk, Pengelolaan Pengetahuan dan Teknologi Informasi

GL. Hery Prasetya

19 - 38

Pengaruh Kepemimpinan, Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Pegawai dan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening pada PD Pasar Jaya

Guston Sitous

39 - 47

Analisis Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Rentabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Yuslinda Nasution

48 - 58

Determinan Struktur Modal pada Sektor Konstruksi Bangunan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

Endri

Arifin Siagian

59 - 76

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan KRL Commuterline di Kebayoran Lama

Lucy Nancy

77 - 95

Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik : Kesesuaian Antara Strategi Sumber Daya Manusia dengan Startegi Bisnis

Agus Fauzi

(3)

19

PENINGKATAN DAYA SAING UKM MELALUI STANDARISASI PRODUK, PENGELOLAAN PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

(Studi Kasus pada UKM Pengecoran Logam di Ceper – Klaten) GL. Hery Prasetya

herianov@gmail.com

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Satya Negara Indonesia Jalan Arteri Pondok Indah No.11 Jakarta Selatan

Abstract

The role of SME in developing countries is relatively low, especially for their manufacturing product and competitiveness. Therefore, they get difficulties in increasing their output. The condition will be a challenge for Indonesian small and medium enterprises to improve their competitiveness. The current research is intended to know the effect of product standardization, knowledge management and information technology toward the increasing of competitiveness of metal faundry industry in Ceper – Klaten. Of 109 questionaries distributed, 76 ones are collected. Using regression analysis, it is derived that product standardization and knowledge management positively and significantly affect the competitiveness of SME meanwhile information technology doesn’t affect the competitiveness of SME. Determination coefficient value R square is 89,6% and the rest 10,4% is affected by other variables not discussed.

Keywords: Competitiveness, SME, Product Standardization, Knowledge Management and Information Technology

__________________________________________________________________________

PENDAHULUAN

Di Indonesia UKM mempunyai peranan yang strategis dalam pembangunan, hal ini ditunjukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang dinyatakan bahwa untuk memperkuat daya saing bangsa, salah satu kebijakan pembangunan dalam jangka panjang adalah memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan masing-masing wilayah menuju keunggulan kompetitif. Perwujudan kebijakan ini dapat dilakukan salah satunya adalah melalui pengembangan UKM. Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 tentang Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), menunjukkan makin kuatnya posisi UKM dalam kebijakan pembangunan nasional. Persoalan mendasar dari hal tersebut adalah bagaimana implementasi kebijakan-kebijakan tersebut, sehingga UKM di Indonesia betul-betul menjadi pelaku ekonomi yang mempunyai kontribusi besar dalam memperkuat perekonomian domestik (Rahmana, 2009).

UKM memainkan peran yang sangat penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju. Peran UKM di negara sedang berkembang masih relatif rendah, khususnya pada

(4)

produk-20

produk manufaktur dan ini yang menjadi perbedaan menyolok dengan UKM di negara maju. Salah satu fakta dari banyak studi empiris adalah rendahnya tingkat produktivitas UKM di negara sedang berkembang dibandingkan UKM di negara maju. Fakta kedua, dari sejumlah studi literatur adalah daya saing UKM yang rendah, sehingga kelompok usaha tersebut mengalami kesulitan dalam meningkatkan outputnya karena kalah bersaing, baik dengan produk-produk serupa yang dibuat oleh usaha besar di dalam negeri maupun dengan barang-barang impor (Tambunan, 2008).

Serbuan produk-produk impor khususnya dari Cina, dampak pemberlakuan ACFTA, membuat sebagian pengusaha dalam negeri berhenti beroperasi dan beralih menjadi pedagang (trader) akibat biaya produksi dalam negeri yang sangat tinggi. Akibatnya produk-produk yang dihasilkan tidak bisa bersaing dengan produk impor serupa yang sudah banyak di pasar domestik (Harian Bisnis Indonesia, 25 Oktober 2010). Salah satu upaya agar produk-produk dari sektor UKM dapat kompetitif dengan produk-produk dari negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas daya saingnya (Rasbin dan Ginting, 2011).

Salah satu faktor penentu daya saing suatu produk adalah mutu (kualitas) produk itu sendiri. Untuk meningkatkan mutu produk maka performance produk tersebut harus mengacu dan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan atau standar. Standar berperan ganda, di satu sisi dapat dipakai sebagai alat bantu dalam perdagangan antar negara, pengakuan terhadap suatu standar (harmonisasi standar) antar negara-negara yang berdagang, dapat menghilangkan technical barrier. Sebaliknya penetapan standar nasional suatu negara dapat juga digunakan sebagai technical barrier yang berguna untuk melindungi produsen dalam negeri dari serbuan produk impor yang tidak bermutu (Arjadi, 2007).

Menurut Setiarso (2005), UKM perlu menggunakan strategi pengelolaan pengetahuan untuk meningkatkan daya saing UKM dengan menerapkan IRSA (Identify, Reflect, Share dan

Application). Para pemimpin organisasi mulai memahami proses kreasi pengetahuan

karya-wan sebagai keunggulan daya saing perusahaan dengan memobilisasi pengetahuan karyakarya-wan dan menumbuhkan lingkungan belajar yang dapat mengakomodasi the new economics of

information yang mulai merebak (Rachmany & Akib, 2002). Tujuan penerapan konsep

manajemen pengetahuan ini adalah untuk meningkatkan serta memperbaiki operasional perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif.

Menurut Wysokinska (2003) dalam Rianto (2007), pertumbuhan produktivitas merupakan salah satu indikator daya saing tergantung pada sejumlah faktor, diantaranya yang paling penting adalah investasi pada sektor Teknologi Informasi (TI). TI merupakan suatu teknologi yang dapat menghadirkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, tepat waktu dan akurat, untuk berbagai kepentingan pengguna. TI menggunakan teknologi komputer dan teknologi jaringan untuk menghasilkan berbagai produk yang praktis serta layanan informatika yang terintegrasi, memberikan kemudahan, dan bersifat global. Pengalaman di beberapa negara menunjukkan bahwa adopsi TI oleh perusahaan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja serta meningkatkan produktivitas perusahaan, yang pada akhirnya meningkatkan daya saing perusahaan tersebut.

(5)

21

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Daya Saing

Altenburg et al. (1998) mengemukakan bahwa daya saing sebuah perusahaan merupakan kemampuan untuk mempertahankan posisi pasar dengan mensuplai produk secara tepat waktu dan pada harga yang kompetitif melalui fleksibelitas untuk merespon perubahan permintaan secara cepat dan melalui manajemen diferensiasi produk yang sukses dengan membangun kapasitas inovatif dan sistem pemasaran yang efektif. Daya saing bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi unggul dalam hal tertentu yang dilakukan seseorang, kelompok atau institusi tertentu (Sumihardjo, 2011).

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, dinyatakan bahwa daya saing adalah kemampuan untuk menunjukkan hasil lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna. Kemampuan yang dimaksud dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tersebut, diperjelas lagi yang meliputi : kemampuan memperkokoh posisi pasarnya, kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya, kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti, dan kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan (Daryanto dan Hafizrianda, 2010).

Daya saing suatu produk UKM mencerminkan daya saing suatu perusahaan dimana daya saing perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor, yakni keahlian atau tingkat pendidikan pekerja, keahlian pengusaha, ketersediaan modal, sistem organisasi dan manajemen yang baik, ketersediaan teknologi, ketersediaan informasi, dan ketersediaan input-input lainnya (Tambunan, 2009). Artinya apabila faktor-faktor ini dikembangkan dengan serius, maka dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Sehingga akhirnya daya saing produk-produk yang dihasilkan dapat meningkat.

Usaha Kecil Menengah (UKM)

Menurut UU No. 20 Tahun 2008, Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam UU UMKM.

Dalam perspektif perkembangannya, UKM dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu :

a. Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.

b. Micro Enterprise, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.

c. Small Dynamic Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.

d. Fast Moving Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha besar.

Standarisasi Produk

Menurut De Vries (1999) standarisasi merupakan suatu pelumas bagi kalangan industri modern. Pada perusahaan, tujuan utama standarisasi terletak pada kontribusinya terhadap hasil bisnis. Sesuai atau tidaknya suatu hasil dengan standar tertentu dapat dibedakan melalui kesuksesan atau kegagalannya di pasaran. Tujuan utama standarisasi juga pada efektifitas serta efisiensi organisasi dimana bahwa standarisasi akan mengurangi biaya produk dan jasa.

(6)

22

Sementara Sudarwo (2007) dalam Susanty (2009) menyatakan bahwa standar produk mengatur karakteristik teknis suatu produk untuk berbagai konteks keperluan. Beberapa keperluan yang penting adalah varitas produk, kompatibilitas atau interoperabilitas antar produk, persyaratan minimum produk, dan peringkat kualitas produk.

Menurut National Standardization Strategic Framework (http:/www.bsigroup.com, 2009) standar merupakan suatu bagian utama dari infrastruktur yang mendukung inovasi yang efisien. Standar memberi fokus pada dampak kritis dalam pasar produk dan jasa. Standar membentuk suatu bagian penting dari kondisi kerangka kerja bagi bisnis dan mempengaruhi kemungkinan rute dalam mencapai pasar atau validitas kelegalan dari yang ditawarkan pasar.

Pengelolaan Pengetahuan

Skyrme (2003) mendefinisikan manajemen pengetahuan sebagai suatu proses yang dapat menolong organisasi menemukan, memilih, menyebarkan, dan memindahkan informasi yang penting dan diperlukan untuk berbagai aktivitas seperti penyelesaian masalah, proses pembelajaran yang dinamis, serta strategi perencanaan dan pengambilan keputusan. Secara umum, manajemen pengetahuan adalah sebuah proses yang mengkoordinasikan penggunaan informasi, pengetahuan dan pengalaman.

Menurut Tiwana Amrit (Prentice Hall, 2000) dalam bukunya yang berjudul “the

knowledge management toolkit: practical techniques for building a knowledge management system tidak memberikan jawaban dari pertanyaan yang generik, tetapi memberi petunjuk

praktis untuk menghubungkan knowledge management dengan strategi bisnis. Knowledge

management secara luas diartikan sebagai pengelola atau manajemen dari knowledge

organisasi untuk menciptakan nilai bisnis dan membangun daya saing. Pengelolaan pengetahuan mampu untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan mengaplikasikan pengeta-huan ke segala macam kegiatan bisnis untuk pencapaian tujuan bisnis. Pengertian lain dari

knowledge management adalah kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan

pening-katan nilai dari inti kompetensi bisnis. Karena itu perusahaan yang sukses dalam meningkatkan daya saingnya dicirikan pada kemampuan mereka untuk secara konsisten mengembangkan knowledge baru, yang disebarluaskan secara cepat dan dikaitkan dengan produk dan jasa baru. Jadi knowledge inilah yang akan mengembangkan inovasi, produk, proses atau jasa.

Teknologi Informasi (TI)

Teknologi Informasi merupakan suatu teknologi yang dapat menghadirkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, tepat waktu, dan akurat, untuk berbagai kepentingan pengguna. TI menggunakan teknologi komputer dan teknologi jaringan untuk menghasilkan berbagai produk yang praktis serta layanan informatika yang terintegrasi, memberikan kemudahan, dan bersifat global. Pengalaman di beberapa negara menunjukkan bahwa penggunaan TI oleh perusahaan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja serta meningkatkan produktivitas perusahaan, yang pada akhirnya meningkatkan daya saing perusahaan tersebut (Rianto, 2007). Teknologi informasi juga akan membawa perusahaan pada kondisi yang menguntungkan yaitu kemudahan memasuki pasar, diferensiasi produk, dan cost efficiency (Kettinger et al, 1994).

Dalam perekonomian digital seperti sekarang ini, untuk mencapai keunggulan kompetitif penting sekali menekankan pada aspek kecepatan. Kecepatan dalam hal ini dapat meliputi bagaimana perusahaan mendapatkan data dan mengolahnya menjadi informasi dengan segera dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk merespon setiap kejadian dan masalah lingkungan dengan cepat, sehingga perusahaan dapat segera merespon perubahan-perubahan lingkungan. Untuk mengatasi masalah kecepatan ini, beberapa tahun terakhir telah banyak

(7)

23

perusahaan memanfaatkan teknologi informasi (TI) untuk mengoptimalkan proses bisnis yang dimilikinya. Di samping kecepatan, penggunaan TI dapat memberikan alat-alat yang dapat meningkatkan keberhasilan perusahaan melalui sumber-sumber keunggulan kompetitif tradisional perusahaan seperti biaya rendah, layanan pelanggan yang sangat baik atau manajemen rantai pasokan yang superior (Widayanti, 2008).

Pengembangan Hipotesis

a. H1: Standarisasi Produk berpengaruh Positif terhadap Daya Saing UKM

Salah satu faktor penentu daya saing suatu produk adalah mutu (kualitas) produk itu sendiri. Untuk meningkatkan mutu produk maka performance produk tersebut harus mengacu dan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan atau standar. Standar berperan ganda, di satu sisi dapat dipakai sebagai alat bantu dalam perdagangan antar negara, pengakuan terhadap suatu standar (harmonisasi standar) antar negara-negara yang berdagang, dapat menghilangkan technical barrier. Sebaliknya penetapan standar nasional suatu negara dapat juga digunakan sebagai technical barrier yang berguna untuk melindungi produsen dalam negeri dari serbuan produk impor yang tidak bermutu (Arjadi, 2007).

b. H2: Pengelolaan Pengetahuan berpengaruh Positif terhadap Daya Saing UKM

Menurut Tiwana Amrit (Prentice Hall, 2000), perusahaan yang sukses dalam mening-katkan daya saingnya dicirikan pada kemampuan mereka untuk secara konsisten mengembangkan knowledge baru, yang disebarluaskan secara cepat dan dikaitkan dengan produk dan jasa baru. Pengelolaan pengetahuan dapat diartikan juga sebagai pengetahuansuatu organisasi untuk menciptakan nilai bisnis dan membangun daya saing. Muttaqien (2006) mengatakan bahwa tujuan penerapan konsep manajemen pengetahuan ini adalah untuk meningkatkan serta memperbaiki operasional perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif.

c. H3: Teknologi Informasi berpengaruh Positif terhadap Daya Saing UKM

Teknologi Informasi merupakan suatu teknologi yang dapat menghadirkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, tepat waktu, dan akurat, untuk berbagai kepentingan pengguna. TI menggunakan teknologi komputer dan teknologi jaringan untuk menghasilkan berbagai produk yang praktis serta layanan informatika yang terintegrasi, memberikan kemudahan, dan bersifat global. Pengalaman di beberapa negara menunjukkan bahwa penggunaan TI oleh perusahaan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja serta meningkatkan produktivitas perusahaan, yang pada akhirnya meningkatkan daya saing perusahaan tersebut (Rianto, 2007).

METODE

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai standarisasi produk, pengelolaan pengetahuan dan teknologi informasi pelaku bisnis UKM pengecoran logam sehingga dapat dianalisis pengaruhnya terhadap daya saing UKM. Obyek penelitian ini adalah 109 UKM pengecoran logam di Ceper – Klaten. Responden dalam penelitian ini adalah pemilik atau manajer, karena keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh peran serta para pemilik atau manajer itu sendiri.

Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat dari daftar pertanyaan/ kuesioner yang diberikan kepada responden dengan memilih jawaban dalam skala likert (1 –

(8)

24

7). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus, yaitu dengan menggu-nakan sebanyak 109 UKM pengecoran logam yang ada di Ceper.

Variabel dan indikator yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat dalam tabel 1 berikut ini:

Tabel 1

Variabel dan Indikator

Variabel Indikator Standarisasi Produk (Gudmundsson dkk, 2004)  Nilai Tambah  Partner Strategis  Teknologi

 Respon pada Pasar Pengelolaan Pengetahuan (Setiarso, 2005)  Pengalaman  Pertimbangan  Nilai  Kepercayaan Teknologi Informasi (O‟Brien, 2005)  Kecepatan  Kemampuan Pemrosesan Informasi  Konektivitas Komputer  Teknologi Internet Daya Saing (Tambunan,

2009)

 Pangsa Pasar Dalam Negeri  Nilai/Harga Produk

 Diversifikasi Pasar Domestik  Kepuasan Konsumen

Model Penelitian

Gambar 1 Model Penelitian

(9)

25

Metode Analisis Data a. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif merupakan pemrosesan dan manipulasi data mentah menjadi informasi yang bermanfaat. Analisis kuantitatif juga merupakan suatu analisis data yang diperlukan terhadap data yang diperoleh dari hasil responden yang diberikan, kemudian dilakukan analisis berdasarkan metode statistik dan data tersebut diklasifikasikan ke dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel untuk mempermudah dalam menganalisis (Ghozali, 2009).

b. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan suatu gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,

range, kurtosis dan skewness (kemencengan) distribusi (Ghozali, 2011:19).

c. Uji Realibilitas

Realibilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011:47-48).

d. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu instrumen yang valid atau sah mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah (Ghozali, 2011:53).

e. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis data, maka data diuji sesuai asumsi klasik. Untuk mendapat-kan model regresi yang baik, model regresi tersebut harus terbebas dari multikolinearitas dan heteroskedastisitas serta data yang dihasilkan harus berdistribusi normal.

f. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda (multiple regression) digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel bebas (metrik) terhadap satu variabel terikat metrik (Ghozali, 2011:17). Uji regresi linier berganda juga dapat menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent).

g. Menilai Goodness of Fit Suatu Model

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of

fit-nya (Ghozali, 2011:97). Secara statistik hal tersebut dapat diukur dari nilai koefisien

determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0

ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima.

PEMBAHASAN

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menghitung nilai rata-rata (mean), standar deviasi (deviation standard), nilai maksimum dan nilai minimum pada variabel dependen Daya Saing UKM dan variabel independen Standarisasi Produk, Pengelolaan Pengetahuan dan Teknologi Informasi.

(10)

26

Tabel 2

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Deskritif Statistics X1 X2 X3 Y N Valid 76 76 76 76 Missing 0 0 0 0 Mean 20,0132 20,2237 20,3158 19,8553 Std. Deviation 3,16014 3,52741 2,74329 2,54403 Variance 9,986 12,443 7,526 6,472 Minimum 12,00 12,00 12,00 16,00 Maximum 28,00 28,00 28,00 27,00 Sum 1521,00 1537,00 1544,00 1509,00

Sumber: Data primer yang diolah (2014)

Berdasarkan tabel 2 tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan statistik deskriptif terlihat bahwa nilai minimum untuk variabel daya saing (Y), standarisasi produk (X1), pengelolaan pengetahuan (X2) dan teknologi informasi (X3) masing-masing

adalah 16, 12, 12 dan 12. Nilai maksimum untuk variabel daya saing, standarisasi produk, pengelolaan pengetahuan dan teknologi informasi masing-masing adalah 27, 28, 28 dan 28. Sedangkan nilai rata-rata untuk variabel daya saing, standarisasi produk, pengelolaan pengetahuan dan teknologi informasi masing-masing adalah 19,85; 20,01; 20,22 dan 20.31 dengan standar deviasi masing-masing adalah 2,54; 3,16; 3,52 dan 2,74. Hal ini menunjukkan bahwa variabel daya saing, standarisasi produk, pengelolaan pengetahuan dan teknologi informasi UKM relatif baik, karena besarnya angka rata-rata dari masing-masing variabel masih di atas angka standar deviasi.

a. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan dijawab responden secara konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach

(11)

27

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Ketentuan Cronbach

Alpha Keterangan X1 > 0,70 0,845 Reliabel X2 > 0,70 0,848 Reliabel X3 > 0,70 0,839 Reliabel Y > 0,70 0,830 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah (2014)

Dari tabel 3 tersebut menunjukkan bahwa untuk indikator-indikator dari seluruh varia-bel yang ada dalam poin pertanyaan menunjukkan bahwa koefisien Cronbach’s Alpha nilainya lebih dari 0,70. Hal ini dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel tersebut adalah reliabel.

b. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai r hitung (correlation item total correlation) dengan nilai r tabel dengan ketentuan untuk degree of freedom (df) = n-2, dimana n adalah jumlah sampel. Jika r hitung > r tabel, berarti pernyataan tersebut dinyatakan valid. Namun apabila r hitung < r tabel, berarti pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2011:49).

Tabel 4 Hasil Uji Validitas

Variabel t hitung r tabel Keterangan X1 X1.1 0,929 0,1901 Valid X1.2 0,904 0,1901 Valid X1.3 0,924 0,1901 Valid X1.4 0,928 0,1901 Valid X2 X2.1 0,938 0,1901 Valid

(12)

28

Variabel t hitung r tabel Keterangan X2.2 0,954 0,1901 Valid X2.3 0,926 0,1901 Valid X2.4 0,920 0,1901 Valid X3 X3.1 0,826 0,1901 Valid X3.2 0,725 0,1901 Valid X3.3 0,692 0,1901 Valid X3.4 0,908 0,1901 Valid Y Y1 0,485 0,1901 Valid Y2 0,573 0,1901 Valid Y3 0,561 0,1901 Valid Y4 0,767 0,1901 Valid

Sumber: Data primer yang diolah (2014)

Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dilihat uji validitas dari variabel standarisasi produk, pengelolaan pengetahuan, teknologi informasi dan daya saing menunjukkan bahwa pada korelasi masing-masing indikator terhadap total skor konstruk (pertanyaan) menunjukkan hasil yang signifikan dan r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel). Jadi hal ini dapat disimpulkan bahwa masing-masing indikator pertanyaan adalah valid.

c. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel peng-ganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011:147). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi residual normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik (grafik histogram dan grafik normal probability plot) dan uji statistik (uji

(13)

29

Gambar 2

Hasil Uji Normalitas Histogram

Sumber : Data primer yang diolah (2014)

Dari tampilan grafik histogram pada gambar 2 di atas dapat diketahui bahwa grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, yaitu grafik berada di tengah.Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan apabila tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh karena itu dianjurkan di samping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik seperti dalam tabel berikut ini :

Tabel 5

Hasil Uji Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 76 Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation ,80411622 Most Extreme Differences Absolute ,140 Positive ,140 Negative -,106 Kolmogorov-Smirnov Z 1,224

Asymp. Sig. (2-tailed) ,100

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

(14)

30

Berdasarkan tabel 5 tersebut menunjukkan bahwa besarnya nilai kolmogorov smirnov adalah sebesar 1,224 dan signifikan pada 0,100. Hal ini berarti data terdistribusi dengan normal karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (0,100 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji model regresi apakah ditemukan ada-nya korelasi antara variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusada-nya tidak terjadi korelasi di antara variabel independent. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah dengan membandingkan nilai tolerence dan variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umum adalah nilai tolerence 0,10 atau nilai VIF 10. Jadi multikolinieritas terjadi jika nilai tolerence< 0,10 atau nilai VIF > 10. Untuk besaran korelasiantar variabel independen pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah koefisien antar variabel independen haruslah lemah (dibawah 95%). Jika korelasi kuat, maka terjadi masalah multikolinieritas. Bila ada variabel independen yang terkena multikolinieritas, maka penanggulangannya adalah salah satu variabel tersebut dikeluarkan (Ghozali, 2011:105).

Tabel 6

Hasil Uji Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1 (Constant) X1 ,139 7,173 X2 ,191 5,241 X3 ,242 4,130 a. Dependent Variable: Y

Sumber: Data primer yang diolah (2014)

Berdasarkan tabel 6 tersebut hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa semua variabel dalam model ini tidak terjadi multikolinieritas, karena semua variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 (> 0,1) dan nilai VIF kurang dari 10 (< 10). Jadi dapat disimpulkan bahwa dari ketiga variabel tersebut tidak terjadi multikolinieritas atau bebas multikolinieritas.

(15)

31

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

dengan homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi suatu heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, maka dapat dilakukan uji dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Apabila dalam grafik tersebut tidak terdapat pola tertentu yang teratur, maka dapat diidentifikasikan tidak terdapat heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139).

Gambar 3

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot

Sumber : Data primer yang diolah (2014)

Berdasarkan gambar 3 tersebut, menunjukkan bahwa model regresi tidak mengandung efek heteroskedastisitas. Hal ini terlihat dari titik-titik yang ada menyebar secara acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas atau bebas heteroskedastisitas.

d. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda (multiple regression) digunakan untuk menguji pe-ngaruh lebih dari satu variabel bebas (metrik) terhadap satu variabel terikat metrik (Ghozali, 2011:17). Uji regresi linier berganda juga dapat menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Tabel berikut ini adalah hasil pengujian regresi linier berganda:

(16)

32

Tabel 7

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa Model Unstandardiz ed Coefficients Standa rdized Coeffi cients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Cons tant) 5,776 ,710 8,137 ,000 X1 ,544 ,080 ,676 6,779 ,000 X2 ,329 ,062 ,456 5,346 ,000 X3 -,171 ,070 -,184 -2,431 ,018 a. Dependent Variable: Y

Sumber : Data primer yang diolah (2014)

Y = 5,776 + 0,544 X1 + 0,329 X2 – 0,171 X3 + e

 Konstanta sebesar 5,776 menyatakan bahwa apabila variabel standarisasi produk, pengelolaan pengetahuan dan teknologi informasi dianggap tetap, maka daya saing UKM akan meningkat sebesar 5,776.

 Nilai koefisien standarisasi produk sebesar 0,544 menyatakan bahwa apabila standarisasi produk naik satu poin sedangkan variabel lain dianggap tetap, maka daya saing UKM diprediksi akan meningkat sebesar 0,544.

 Nilai koefisien pengelolaan pengetahuan sebesar 0,329 menyatakan bahwa apabila pengelolaan pengetahuan naik satu poin sedangkan variabel lain dianggap tetap, maka daya saing UKM diprediksi akan meningkat sebesar 0,329.

 Nilai koefisien teknologi informasi sebesar – 0,171 dan bertanda negatif menyatakan bahwa teknologi informasi mempunyai hubungan yang berlawanan arah. Apabila teknologi informasi naik satu poin sedangkan variabel lain dianggap tetap, maka daya saing UKM diprediksi turun sebesar 0,171.

Analisis Goodness of Fit

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependen) yang dinyatakan dalam persentase (%).

(17)

33

Tabel 8

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate d i m e n s i o n 0 1 ,949a ,900 ,896 ,82070 a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Sumber : Data primer yang diolah (2014)

Nilai Koefisien determinasi (R2) pada tabel 8 tersebut menunjukkan nilai adjusted R

Square sebesar 0,896. Hal ini memiliki arti bahwa variabel terikat (dependent) yaitu daya

saing UKM dapat dijelaskan oleh variabel bebas (independent) yang terdiri dari standarisasi produk, pengelolaan pengetahuan dan teknologi informasi sebesar 89,6% sedangkan sisanya 10,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar variabel yang diteliti.

Uji Kesesuaian Model (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama ter-hadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2011:98).

Tabel 9 Hasil Uji Statistik F

Model F Sig. 1 Regression 216,226 ,000a Residual Total a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Sumber : Data primer yang diolah (2014)

Berdasarkan tabel 9 tersebut dapat dilihat bahwa hasil uji statistik F adalah 216,226 dan nilai signifikansinya adalah 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan variabel independen yaitu, standarisasi produk, pengelolaan pengetahuan dan teknologi informasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu daya saing UKM, karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 atau (0,000 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini baik.

(18)

34

Uji Parameter Model (Uji t)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji apakah regresi yang diperoleh itu berpengaruh positif, negatif atau tidak berpengaruh serta menentukan apakah hipotesis yang diajukan berhasil diterima atau tidak dapat diterima.

Berdasarkan pada tabel 7 Hasil Uji Regresi Linier Berganda menunjukkan bahwa keti-ga variabel independen yaitu standarisasi produk, pengelolaan pengetahuan dan teknologi informasi yang dimasukkan ke dalam model regresi memiliki nilai signifikansi masing-masing yaitu standarisasi produk sebesar 0,000, pengelolaan pengetahuan sebesar 0,000 dan teknologi informasi sebesar 0,018.

PEMBAHASAN

a. Standarisasi Produk berpengaruh Positif terhadap Daya Saing UKM

Hasil regresi variabel standarisasi produk diperoleh nilai probabilitas 0,000 yang menunjukkan lebih kecil dari 0,05. Karena nilai signifikansi pengujian lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 dapat diterima. Hal

ini berarti bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas standarisasi produk terhadap variabel terikat daya saing UKM.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa standarisasi produk yang dilakukan oleh UKM Pengecoran Logam di Ceper berpengaruh positif terhadap daya saing UKM. Oleh karena itu apa yang sudah dilakukan oleh UKM Pengecoran Logam di Ceper terkait dengan standarisasi produk dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan kualitas standar produknya, agar produk dapat diterima di pasar, memiliki nilai tambah pada produk, dapat meningkatkan kerjasama strategis sehingga produk-produk yang dihasilkan dapat di respon oleh pasar baik dalam negeri maupun luar negeri. Menurut Utterback dalam Allen (2000), standarisasi produk diperlukan untuk menjamin per-formansi, kesesuaian, dan keamanan dari suatu produk yang dihasilkan maupun proses-prosesnya. Standarisasi inilah yang akan membedakan produk di pasaran, mana yang baik dan mana yang tidak baik. Oleh karena itu, standarisasi memegang peran penting baik dalam tahap penelitian, pengembangan produk, maupun pada proses pengembangan produk di pasaran (Blind, 2008).

b. Pengelolaan Pengetahuan berpengaruh Positif terhadap Daya Saing UKM

Hasil regresi variabel pengelolaan pengetahuan diperoleh nilai probabilitas 0,000 yang menunjukkan lebih kecil dari 0,05. Karena nilai signifikansi pengujian lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 dapat diterima. Hal

ini berarti bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas pengelolaan pengetahuan terhadap variabel terikat daya saing UKM.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan pengetahuan yang dilakukan oleh UKM Pengecoran Logam di Ceper berpengaruh positif terhadap daya saing UKM. Oleh karena itu pengelolaan pengetahuan yang sudah dilakukan oleh UKM Pengecoran Logam di Ceper dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan dengan

(19)

35

memberikan pelatihan maupun pengetahuan kepada karyawan secara rutin dan terus menerus agar karyawan dapat mengembangkan pengalaman, pengetahuan, ketrampilan maupun daya kreasinya agar produk yang dihasilkan menjadi lebih inovatif dan berdaya saing tinggi. Pengelolaan pengetahuan secara luas diartikan sebagai pengelolaan atau manajemen dari pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai bisnis dan membangun daya saing. Karena itu dengan pengelolaan pengetahuan yang baik organisasi mampu untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan mengaplikasikan pengetahuan ke segala macam kegiatan bisnis untuk pencapaian tujuan bisnis. Pemimpin organisasi mulai memahami proses kreasi pengetahuan karyawan sebagai keunggulan daya saing perusahaan dengan memobilisasi pengetahuan karyawan (Rachmany & Akib, 2002).

c. Teknologi Informasi berpengaruh Positif terhadap Daya Saing UKM

Hasil regresi variabel teknologi informasi diperoleh nilai probabilitas 0,018 yang menunjukkan lebih kecil dari 0,05. Karena nilai signifikansi pengujian lebih kecil dari 0,05 (0,018 < 0,05), dan koefisien β adalah – 0,171 maka dapat disimpulkan bahwa baik H0 dan H1 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel bebas teknologi informasi berpengaruh

kecil dan bertolak belakang terhadap variabel terikat daya saing UKM.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa teknologi informasi yang dilakukan oleh UKM Pengecoran Logam di Ceper berpengaruh kecil dan bertolak belakang terhadap daya saing UKM. Hal ini dapat diartikan bahwa selama ini para pemilik UKM Pengecoran Logam yang ada di Ceper sudah memanfaatkan teknologi informasi hanya saja masih manual yaitu hanya dengan menggunakan HP dan masih sangat jarang yang menggunakan atau memanfaatkan jaringan internet. Oleh karena itu UKM Pengecoran Logam yang ada di Ceper sebaiknya sudah mulai beralih dengan menggunakan teknologi informasi seperti komputer yang terintegrasi dengan jaringan internet supaya pemilik UKM dapat secara langsung mengenalkan dan memasarkan produk-produknya tidak hanya di pasar domestik tetapi bisa sampai keluar negeri dengan memanfaatkan teknologi internet. Hal ini penting sekali bagi UKM supaya produk yang dihasilkan oleh UKM Pengecoran Logam yang ada di Ceper dapat dikenal dan bersaing dengan produk-produk yang lain baik di pasar domestik maupun internasional. Karena teknologi informasi menggunakan teknologi komputer dan teknologi jaringan untuk menghasilkan berbagai produk yang praktis serta layanan informatika yang terintegrasi, memberikan kemudahan, dan bersifat global. Pengalaman di beberapa negara menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi oleh perusahaan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja serta meningkatkan produktivitas perusahaan, yang pada akhirnya meningkatkan daya saing perusahaan tersebut (Rianto, 2007).

PENUTUP Kesimpulan

a. Standarisasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap daya saing UKM. Hal ini berarti bahwa semakin baik standarisasi produk yang dilakukan oleh UKM akan meningkatkan daya saing UKM.

(20)

36

b. Pengelolaan pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap daya saing UKM. Hal ini berarti bahwa semakin baik pengelolaan pengetahuan yang dilakukan oleh UKM akan meningkatkan daya saing UKM.

c. Teknologi informasi berpengaruh kecil dan bertolak belakang terhadap daya saing UKM. Hal ini berarti bahwa teknologi informasi yang dilakukan UKM saat ini masih kecil pengaruhnya terhadap peningkatan daya saing UKM.

Saran

Karena teknologi informasi berpengaruh kecil, maka sebaiknya UKM Pengecoran Logam yang ada di Ceper sudah saatnya mulai menggunakan teknologi informasi seperti HP atau komputer yang terintegrasi dengan jaringan internet supaya pemilik UKM dapat secara langsung mengenalkan dan memasarkan produk-produknya tidak hanya di pasar domestik tetapi bisa sampai keluar negeri. Karena teknologi informasi menggunakan teknologi komputer dan teknologi jaringan untuk menghasilkan berbagai produk yang praktis serta layanan informatika yang terintegrasi, memberikan kemudahan, dan bersifat global, sehingga produk UKM dapat bersaing dengan produk lain.

Implikasi Manajerial

a. Berdasarkan hasil penelitian, standarisasi produk berpengaruh positif terhadap daya saing UKM. Oleh karena itu UKM Pengecoran Logam di Ceper terus mempertahankan standarisasi produk dan meningkatkan kualitas standar produknya, agar produk dapat diterima di pasar, memiliki nilai tambah pada produk, dapat meningkatkan kerjasama strategis sehingga produk-produk yang dihasilkan dapat di respon oleh pasar baik dalam negeri maupun luar negeri, sehingga produk yang dihasilkan UKM dapat bersaing dengan produk lain.

b. Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan pengetahuan berpengaruh positif terhadap daya saing UKM. Oleh karena itu pengelolaan pengetahuan yang sudah dilakukan oleh UKM Pengecoran Logam di Ceper dapat dipertahankan dan ditingkatkan kreativitasnya dengan memberikan pelatihan maupun pengetahuan kepada karyawan secara rutin dan terus menerus agar karyawan dapat mengembangkan pengalaman, pengetahuan, ketrampilan maupun daya kreasinya agar produk yang dihasilkan menjadi lebih inovatif dan berdaya saing tinggi.

c. Berdasarkan hasil penelitian, teknologi informasi berpengaruh kecil dan bertolak belakang terhadap daya saing UKM. Oleh karena itu sebaiknya para pemilik UKM Pengecoran Logam yang ada di Ceper harus sudah saatnya untuk memanfaatkan teknologi informasi seperti HP dan komputer yang terintegrasi dengan jaringan internet supaya dapat secara langsung mengenalkan dan memasarkan produk-produknya tidak hanya di pasar domestik tetapi bisa sampai keluar negeri dengan memanfaatkan teknologi internet, sehingga produk yang dihasilkan dapat dikenal dan bersaing dengan produk-produk yang lain baik di pasar domestik maupun internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Arjadi, RH. dkk., Langkah-Langkah Strategis Untuk Peningkatan Daya Saing Produk

Elektronika, Jakarta : LIPI Press, 2007, hal. 29

Allen, Robert H & Ram D. Sriram. 2000. The Role of Standards in Innovation. Teknological Forecasting and Social Change 64. 171 – 181.

(21)

37

Altenburg, T., Hillebrand, W., and Meyer Stamer, J. 1998. Building Systemic

Competitiveness: Concept and Case Studies from Mexico, Brazil, Paraguay, Korea and Thailand. German Development Institute, Reports and Working Papers 3/1998, Berlin :

German Development Institute

Blind, Knut & Andre Jungmittag. 2008. The Impact of Patent and Standards on Macroeconomic Growth: A Panel Approach Covering Four Countries and 12 Sectors. Journal of Productivity Analysis, Springer. Vol. 29 (1).

Daryanto, Arief dan Hafizrianda, Yundy (2010). Model-Model Kuantitatif Untuk

Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah : Konsep dan Aplikasi, Bogor: PT Penerbit

IPB Press, 2010, hal. 11.

De Vries, Henk J. 1999. Standardization : A Nusiness Approach to the Role of National Standardization Organizations. Boston, Dordrecht, London : Kluwer Academic Publisher. Drake, K. (2003). Firm, Knowledge and Competitiveness. The OECD Observer.

Ghozali, Imam (2009). Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, Imam (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Edisi 5, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gudmundsson, Agnar, Harry Boer, & Mariano Corso. 2004. The Implementation Process of Standardisation. Journal of Manufacturing Technology Management., Vol. 15 (4).

Jafar Hafsah, Mohammad (2004). Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Infokop, Nomor 25 Tahun XX, 2004.

Karl, A.K. (2003). Human Resource Management in The Knowledge Economy. The Academy

of Management Executive. Vol. 17, Iss. 2.

Kettinger, William J, Varun Grover, Subashish Guha dan Albert H. Segars, 1994, Strategic Information Systems Revisited: A Study in Sustainability and Performance, MIS

Quarterly, March, p.31-59.

Kadocsa, Gyorgy. 2006. Research of Competitiveness Factors of SME. Acta Polytecnica

Hungarica. Vol. 3, No. 4, 2006.

Muttaqien, A. (2006). Membangun Perpustakaan Berbasis Konsep Knowledge Management: Tranformasi menuju Research College dan Perguruan Tinggi Berbasis Internasional. Notoatmojo, Soekidjo (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta

O‟Brien, J.A. (2005). Management Information System. Nine Edition, Pearson Prentice Hall.

America.

“Perdagangan Indonesia – Cina”, www.Kompas.com; diakses 17 Pebruari 2011

Porter, Michael. 1990. Keunggulan Bersaing: Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Binarupa Aksara, Jakarta.

Raqchmany, H. & Akib, H. (2002). Rekontruksi Manajemen Pengetahuan. Majalah manajemen.

Rasbin dan Ginting, Ari M. Upaya Peningkatan Ekspor Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah melalui Peningkatan Daya Saing Produk, Jurnal Ekonomi dan Kebijakan

Publik, Vol 2, No. 1 Juni 2011.

Rahmana, Arief. 2009. Peranan Teknologi Informasi dalam Peningkatan Daya Saing Usaha

Kecil dan Menengah, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI), 2009.

Rianto, Y., Aminulla, E., Laksani, CS., Prihadyanti, D., Triyono, B., dan Handoko, L.T. 2007. Peta dan Strategi Teknologi Informasi di UKM Manufaktur.Jakarta: LIPI Press.

Setiarso, Bambang (2005), Strategi Pengelolaan Pengetahuan Untuk Meningkatkan Daya

(22)

38

Skyrme, D.J. (2003). Knowledge Management: Making Sense of an Oxymoron

Sumihardjo, Tumar. 2011. “Konsep Daya Saing”, www.sambasalim.com; diakses 16 Maret 2011.

Sugiyono (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung, CV. Alfabeta

Soegiyono (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung, CV. Alfabeta.

Susanty, Aries dkk. 2009. Hubungan Standar Produk dengan Inovasi Produk pada Industri Elektronik.

Tambunan, Tulus T.H. UMKM di Indonesia, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.

Tambunan, Tulus T.H. 2008. “SME Development in Indonesia with Reference to Networking, Innovativeness, Market Expansion and Government Policy”. ERIA Research Project Report 2007, No. 5, March, Bangkok : ERIA

Tiwana, Amrit. “The Knowledge Management Toolkit Practical Techniques for Building a Knowledge Management System”, Prentice Hall, Singapore, 2000.

“UKM Terdesak Produk Impor”, Harian Bisnis Indonesia, 25 Oktober 2010)

“Wapres, SNI Topang Daya Saing UMKM”, www.bataviase.co.id, 22 Pebruari 2011

Widayanti, (2008). “Peran Teknologi Informasi untuk Mencapai Keunggulan Kompetitif”,

Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi, Vol 6, No. 1, April 2008.

Warta KUMKM, edisi semester I – 2012, Direktorat Pemberdayaan Koperasi dan UMKM ______, Standards and Innovation. National Standadization Strategic Framework.

http://www.bsigroup.com/upload/. 04 Mei 2009

(23)

39

PENGARUH KEPEMIMPINAN, PROMOSI JABATAN, TERHADAP KINERJA PEGAWAI, DAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA

PD PASAR JAYA

Guston Sitorus mkb_guston01@yahoo.com

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Satya Negara Indonesia Jalan Arteri Pondok Indah No.11 Jakarta Selatan

Abstract

The objective of this research is to analize and test the effect of leadership, job promotion, and job satisfaction on performance. Performance is assumed to be significantly effected by the leadership, job promotion, and job satisfaction that pertain in the organization. The causal study reported here aimed to examine the hypothesis. It was conducted through a survey in the PD Pasar Jaya a sample of 90 people randomly selected from the overall population of 135 employe. The data of each variable were collected separately by the respondens’ filling in a questionnaire. The path technique was applied to analyze the data wich had been previously treated with the aggressive and coorelation procedure. The result proved that the employee performance was directly effected by the leadership, the jo promotion and the job satisfaction, and job satisfaction was in turn, directly effected by leadership and job promotion. The findings suggest that the variation of performance of the employee might have been effected by the leadership, the job promotion, and the job satisfaction in the organization. This further implies the need take the variables of leadership, job satisfaction, and performance into the consideration in the strategic planning of the human resources development in the PD Pasar Jaya.

Keywords : Leadership, Job Promotion, Job Satisfaction, Performance,

PENDAHULUAN

Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang paling strategis dalam pengembangan suatu organisasi sehingga diperlukan pengelolaan sumber daya manusia yang semakin profesional. Dewasa ini setiap organisasi semakin memahami betapa peranan sumber daya manusia dalam memenangkan persaingan, sehingga sumber daya manusia dianggap sebagai asset utama perusahaan untuk mencapai keberhasilan.

Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya yang bergerak di bidang jasa pengelolaan pasar, merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Provinsi DKI Jakarta, selalu berusaha meningkatkan kualitas pengelolaan pasar sehingga para pedagang kegiatan usahanya semakin meningkat. Keberhasilan PD Pasar Jaya dalam mengemban tugas mengelola pasar sangat tergantung pada sumber daya manusia (pegawai) yang bertugas pada PD. Pasar Jaya. Untuk itu pengelolaan pegawai PD. Pasar Jaya yang semakin profesioanl merupakan suatu

(24)

40

keharusan, sehingga pegawai dapat melakukan tugasnya dengan baik dan pada akhirnya tujuan perusahaan dapat tercapai.

Dalam kenyataannya bahwa mengelola pegawai bukanlah suatu pekerjaan yang mudah yang mampu menciptakan pegawai yang memiliki motivasi kerja yang tinggi kemudian memiliki kepuasan kerja yang tinggi. Di PD. Pasar Jaya menunjukkan gejala yang kurang kondusif dimana kepuasan kerja pegawai belum maksimal. Indikasinya antara lain tampak dari hasil kerja yang kurang memenuhi standar atau target yang telah ditetapkan, tidak mampu melakukan terobosan-terobosan penting yang diperlukan dalam memajukan PD Pasar Jaya, kurang disiplinnya dalam melaksanakan peraturan yang berlaku, dan suka menggunakan jam kerja dan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi. Dari sisi lain pelayanan yang sudah diberikan juga masih sering menuai kritik dari para pedagang, baik itu menyangkut daya tanggap, maupun terkait dengan cara-cara dalam menanggapi keluhan pedagang.

Menurut peraturan BUMD bahwa pegawai adalah seseorang yang memiliki kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan serta yang mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk melaksanakan pengelolaan pasar. Dalam mengurai kepuasan kerja pegawai PD. Pasar Jaya tersebut tidak bisa hanya melihat dari satu sisi, tetapi juga perlu berpikir holistic dalam konteks sebuah organisasi. Artinya kepuasan kerja pegawai tidaklah berdiiri sendiri tetapi bisa merupakan berbagai sebab-akibat, atau dengan kata lain kepuasan kerja pegawai dapat dipengaruhi berbagai factor, antara lain kepemimpinan, promosi jabatan, dan motivasi kerja.

Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan untuk memotivasi orang lain (bawahan) agar melakukan kegiatan dalam pencapaian tujuan. Dalam hal ini pemimpin yang baik bisa menggerakkan bawahannya untuk melakukan tugas/pekerjaan agar tercapai tujuan yang diharapkan. Fenomena kepemimpinan di PD Pasar Jaya, antara lain kurangnya perhatian pimpinan terhadap perencanaan pegawai termasuk karier pegawai, lebih mengutamakan penyelesaian tugas daripada perhatian kepada pegawai itu sendiri.

Promosi jabatan merupakan suatu kenaikan karier yang paling didambakan para pegawai sehingga selalu berusaha bekerja keras sesuai aturan dengan harapan untuk dipromosikan. Tetapi di PD Pasar Jaya kadang-kadang promosi jabatan dilakukan tidak didasarkan pada prestasi kerja tetapi didasarkan factor lain seperti factor kedekatan dengan pimpinan, titipan, kepentingan, belum sesuai pengalaman, belum sesuai dengan golonngan, tetapi sudah dipromosikan.

Kepuasan kerja di PD Pasar Jaya dalam melakukan tugasnya masing-masing belum optimal, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pegawai yang tidak tepat waktu dalam hal pelaporan hasil pekerjaannya, rendahnya niat pegawai untuk meningkatkan kinerjnya, disiplin kerja yang semakin rendah yaitu masih banyak pegawai yang tidak tepat waktu masuk kerja, dan cepat pulang tanpa alasan yang tepat. Dari penjelasan latar belakang masalah di atas maka dapatlah disusun masalah dalam penelitian ini, yaitu apakah ada pengaruh langsung positif kepemimpinan dan promosi jabatan terhadap kepuasaan kerja pegawai pada PD Pasar Jaya dan apakah ada pengaruh langsung positif kepemimpinan, promosi jabatan, dan kepuasaan kerja terhadap Kinerja Pegawai pada PD Pasar Jaya.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu, terutama pada bidang ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia. Model yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan struktur yang memadai dalam mengukur pengaruh kepemimpinan, prmosi jabatan, terhadap kinerja pegawai dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening, dan juga diharapkan bisa digunakan sebagai acuan untuk riset-riset di masa yang akan datang. Di samping itu hasil dari penelitian diharapkan dapat

(25)

41

memberikan kontribusi praktis bagi organisasi dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan meningkatnya kinerja pegawai khususnya pada Badan Usaha Nilik Daerah (BUMD).

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Kinerja

Menurut Armstrong dan Baron dalam Wibowo, kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan yang kuat dengan tujuan organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi ekonomi. Sedangkan menurut Bernandin dan Russel dalam J.P. Sanipar, kinerja adalah hasil dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu selama suatu periode waktu tertentu.

Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan sebuah proses di mana seseorang menggunakan pengaruh terhadap orang lain atau merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang tersebut dengan penuh semangat berusaha mencapai tujuan. Koontz, O‟Donnel, dan Weihrich mendefinisikan kepemimpinan sebagai pengaruh, seni, atau proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusias. Kemauan untuk bekerja tersebut disertai dengan semangat dan yakin. Semangat mencerminkan hasrat, kesungguhan, dan intensitas dalam pelaksanaan pekerjaan dan rasa yakin mencerminkan pengalaman dan kemampuan teknis, dengan demikian, memimpin berarti membimbing, melaksanakan, mengerahkan, dan mendahului.

Promosi Jabatan

Menurut Siagian, promosi jabatan adalah seorang pegawai dipindahkan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya yang tanggungjawabnya lebih besar, tingkatannya dalam hierarki pekerjaan lebih tinggi dan penghasilannyapun lebih besar pula. Menurut William B. Werther dan Keith Davis dalam Edy Sutrisno, promosi jabatan terjadi ketika seorang karyawan dipindahkan dari satu jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi imbalan, tanggung jawab, dan tingkatannya dalam organisasi.

Kepuasan Kerja

Stephen P. Robbins mengatakan terdapat perubahan antara yang diterimanya dengan jumlah yang ia yakini akan (seharusnya) ia terima. Kepuasan kerja ini lebih mencerminkan suatu sikap di bandingn perilaku. Kepuasan kerja merujuk pada sikap positif atau negatif yang kita miliki terhadap pekerjaan kita. Kepuasan atau ketidakpuasan seseorang terhadap pekerjaanya merupakan keadaan yang subjektif, yang merupakan hasil kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa yang secara nyata diterima dengan apa yang diharapkan, diinginkan, dan dipikirkan karyawan. Menurut William B. Werther dan Keith Davis menyatakan kepauasan kerja adalah kesukaan dan ketidaksukaan pegawai memandang suatu pekerjaan. Hal ini akan nampak dalam sikap positif pegawai terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.

Menurut Colquitt, Levine, dan Wesson terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja individu, seperti gambar di bawah ini.

(26)

42

.

Gambar 2

Bagan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Sumber: Colquitt, Lepine, dan Wesson, Organization Behaviour: Improving Performanceand Commitment in the workplace, New York: McGraw Hill, 2009, h.8

Berdasarkan uraian mengenai pengaruh kepemimpinan, promosi jabatan, dan kepuasan kerja, terhadap kinerja pegawai, maka model pengaruh yang akan dianalisis pada penelitian adalah seperti pada gambar Kerangka Berpikir Teoritis di bawah ini.

(27)

43

Gambar 3

Kerangka Pemikiran Teoritis

Berdasarkan deskripsi teoritik dan kerangka berpikir sebagaimana diuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. H1 : Kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap kinerja pegawai. 2. H2 : Promosi jabatan berpengaruh langsung terhadap kinerja pegawai. 3. H3 : Kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja. 4. H4 : Promosi jabatan berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja. 5. H5 : Kepuasan kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja pegawai.

METODE

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi target (target population) dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai PD Pasar Jaya yang berada di lingkungan DKI Jakarta. Sedangkan populasi terjangkau

(accessible population) adalah seluruh pegawai PD Pasar Jaya Kantor Pusat yaitu sebanyak

135 orang.

Jumlah sampel ditetapkan berdasarkan Slovin yaitu sebanyak 90 orang, dan teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan cara random sampling bagi seluruh pegawai Kantor Pusat PD Pasar Jaya DKI Jakarta. Untuk melakukan Uji Instrumen digunakan 30 responden.

Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu instrument penelitian (kuesioner). Insrtumen tersebut mencakup seluruh variabel penelitian, yaitu kepemimpinan, promopsi jabatan, kepuasan kerja, dan kinerja pegawai. Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian ini dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Dari hasil uji coba instrumen ternyata

(28)

44

semua butir pernyataan dikatakan Valid (rhitung > rtabel), dan semua butir dinyatakan reliable

(Cα ≥ 0,70). Dengan demikian dapat disimpulkan bawha instrument setiap variabel layak digunakan dalam penelitian ini.

Teknik Analisis Data

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif asosiatif kausal, yaitu menguji pengaruh langsung maupun tidak langsung antara variable bebas terhadap variable terikat. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan teknik analisis deskriptif dengan menggunakan analisis jalur (path analysis).

PEMBAHASAN

Dalam melakukan Analisis Jalur (Path Analysis), data harus memenuhi beberapa persyaratan uji statistic, yaitu Uji normalitas, Signifikansi, dan Linieritas.

Uji Normalitas

Hasil Uji Normalitas dengan menggunakan uji statistic Kolmogrov-Smirnov (KS) adalah Kepemimpinan sebesar 6,8 dengan Asymptot Signifikansi 0,020 yang berarti < 0,05, untuk Promosi Jabatan sebesar 14,9 dengan Asymptot Signifikansi 0,000 yang berarti < 0,05, untuk Kepuasan Kerja sebesar 11,0 dengan Asymptot Signifikansi 0,009 yang berarti < 0,05, dan untuk Kinerja sebesar 10,3 dengan Asymptot Signifikansi 0,020 yang berarti < 0,05. Dengan demikian semua variabel penelitian berdistribusi normal.

Uji Signifikansi dan Linieritas

Uji Signifikansi dan Linieritas Regressi Kepemimpinan (X1) terhadap Kepuasan Kerja

(X3), diperoleh model regresi pengaruh Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja dengan

persamaanX3 = 16.521 + 0,783 X1. Hasil perhitungan uji signifikansi dan linieritas atas

persamaan tersebut di atas dengan menggunakan Analisis Varian (ANAVA) diperoleh nilai Fhitung sebesar 160.422, sedangkan Ftabel pada tingkat kesalahan(α) 0.05 adalah 3,953 dan

pada tingkat kesalahan (α) 0,01 adalah 6,943. Dengan demikian nilai Fhitung> Ftabel sehingga

dapat disimpulkan bahwa persamaan regressi Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja adalah sangat signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.

Uji Signifikansi dan Linieritas Regressi Promosi Jabatan (X2) terhadap Kepuasan

Kerja (X3), diperoleh model regressi dengan pengaruh Promosi Jabatan terhadap Kepuasan

Kerja dengan persamaan X3 = 47.052 + 0.167X2. Hasil perhitungan uji signifikansi dan

linieritas atas persamaan tersebut di atas dengan menggunakan Analisis Varian (ANAVA) diperoleh nilai Fhitung sebesar 11.137, sedangkan Ftabel pada tingkat kesalahan (α) 0.05 adalah

3,953 dan pada tingkat kesalahan (α) 0,01 adalah 6,943. Dengan demikian nilai Fhitung>

Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regressi Promosi Jabatan terhadap

Kepuasan Kerja adalah sangat signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,029 lebih kecil dari 0,05.

Uji Signifikansi dan Linieritas Regressi Kepuasan Kerja (X3) terhadap Kinerja (Y),

diperoleh persamaanY= 38.019 + 0.177X3. Hasil perhitungan uji signifikansi dan linieritas

atas persamaan tersebut di atas dengan menggunakan Analisis Varian (ANAVA) diperoleh nilai Fhitung sebesar 16.631,sedangkan Ftabel pada tingkat kesalahan ,(α) 0.05 adalah 3,953 dan

pada tingkat kesalahan ,(α) 0,01 adalah 6,943 Dengan demikian nilai Fhitung> Ftabel pada α =

(29)

45

regressi Kepuasan Kerja terhadap Kinerja adalah signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,012 lebih kecil dari 0,05.

Uji Signifikansi dan Linieritas Regressi Kepemimpinan (X1) terhadap Kinerja (Y),

diperoleh persamaanY= 34.428+ 0.302X1.Hasil perhitungan uji signifikansi dan linieritas atas

persamaan tersebut di atas dengan menggunakan Analisis Varian (ANAVA) diperoleh nilai Fhitung sebesar 32.747,sedangkan Ftabel pada tingkat kesalahan (α) 0.05 adalah 3,953 dan pada

tingkat kesalahan (α) 0,01 adalah 6,943. Dengan demikian nilai Fhitung> Ftabel baik pada α =

0,05 maupun pada α = 0,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regressi Kepemimpinan terhadap Kinerja adalah signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.

Uji Signifikansi dan Linieritas Regressi Promosi Jabatan (X2) terhadap Kinerja (Y),

diperoleh persamaan Y=36.485+0.140X2. Hasil perhitungan uji signifikansi dan linieritas atas

persamaan tersebut di atas dengan menggunakan Analisis Varian (ANAVA) bahwa diperoleh nilai Fhitung sebesar 32.124,sedangkan Ftabel pada tingkat kesalahan (α) 0.05 adalah 3,953 dan

pada tingkat kesalahan (α) 0,01 adalah 6,943. Dengan demikian nilai Fhitung> Ftabel baik pada

α = 0,05 maupun pada α = 0,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regressi Promosi jabatan terhadap Kinerja adalah signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0.000lebih kecil dari 0,05.

Pengujian Hipotesis

Di dalam melakukan perhitungan analisis jalur, salah satu persyaratan yang harus dilakukan adalah adanya korelasi antar variabel penelitian. Hasil koefisien korelasi diperoleh korelasi pada masing-masing pasangan data adalah signifikan, sehingga layak untuk dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis jalur.

Hasil perhitungan Analisis Jalur Kepemimpinan (X1) berpengaruh langsung positif

terhadap Kinerja (Y) membuktikan bahwa Kepemimpinan (X1) berpengaruh langsung

positif terhadap Kinerja (Y). Diperoleh koefisien jalur (pY1) sebesar 0,681dengan thitung

sebesar 14,861 pada titik kritik, α = 0,05 diperoleh ttabel sebesar 1,988, karena thitung> ttabel

maka koefisien jalur signifikan. Berdasarkan hasil ini dapat ditafsirkan bahwaKepemimpinan (X1) berpengaruh langsung positif terhadap Kinerja (Y).

Hasil perhitungan Analisis Jalur Promosi Jabatan (X2) berpengaruh langsung positif

terhadap Kinerja (Y) membuktikan bahwa Promosi Jabatan (X2) berpengaruh langsung

positif terhadap Kinerja (Y). Koefisien jalur (pY2) sebesar 0,368 dengan thitung sebesar

14.389 pada titik kritik, α = 0,05 diperoleh ttabel sebesar 1,988. Karena thitung> ttabel maka

Kkoefisien Jalur Signifikan . Berdasarkan hasil ini dapat ditafsirkan bahwaPromosi Jabatan (X2) berpengaruh langsung positif terhadap Kinerja (Y).

Hasil perhitungan Analisis Jalur Kepuasan Kerja (X3) berpengaruh langsung positif

terhadap Kinerja (Y) membuktikan bahwa Kepuasan Kerja (X3) berpengaruh langsung

positif terhadap Kinerja (Y). Koefisien signifikan (pY3) sebesar 0,324 dengan thitung sebesar

12.388 pada titik kritik, α = 0,05 diperoleh ttabel sebesar 1,988. Karena thitung> ttabel maka

Koefisien Jalur Signifikan. Berdasarkan hasil ini dapat ditafsirkan bahwaKepuasan Kerja (X3) berpengaruh langsung positif terhadap Kinerja (Y).

Hasil perhitungan Analisis Jalur Kepemimpinan (X1) berpengaruh langsung positif

terhadap Kepuasan Kerja (X3) membuktikan bahwa Kepemimpinan (X1) berpengaruh

langsung positif terhadap terhadap Kepuasan Kerja (X3). Koefisien jalur (p31) sebesar

0,835dengan thitung sebesar 12.81 pada titik Kritik, α = 0,05 diperoleh ttabel sebesar 1,988.

Gambar

Tabel 9  Hasil Uji Statistik F

Referensi

Dokumen terkait

Hasil bagi dari penjumlahan arus yang dideteksi alat-alat pembagi beban dengan jumlah arus kemampuan generator -generator yang beroperasi paralel dikalikan 100 (%) merupakan

Tabel yang dibutuhkan adalah tabel untuk menyimpan nilai rate dari pengguna, tabel untuk menyimpan nilai rata-rata rate dari pengguna, tabel untuk menyimpan nilai

Substitusi media MS dengan pupuk daun penuh belum dapat menunjukkan hasil yang setara dibandingkan dengan penggunaan media MS dalam perbanyakan tunas pisang secara

Dalam masa yang sama, Noh yang juga Menteri Kesejahteraan Bandar, Perumahan dan Kerajaan Tempatan itu turut membidas penyokong pembangkang yang mempertikaikan usaha wakil-

Pencarian atau penggalian informasi arkeologi bagi pengembangan penelitian arkeologi perlu mengembangkan metode atau pendekatan penelitian arkeologi yang bersandar pada

7 2013 Seminar Nasional: Kajian Implementasi Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Hukum Indonesia, bekerja

Dengan laju pertambahan penduduk yang pesat dan meningkatnya aktifitas masyarakat, maka perlu dilakukan pengembangan jaringan distribusi air bersih yang telah ada

Selanjutnya Anak Saksi an.SOZISOKHI LAIA Alias OZI meletakkan dan menyimpan pisang tersebut di sawah milik korban, lalu Anak Saksi an.SOZISOKHI LAIA Alias OZI