• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Zulfadilah | 1 PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PELAYANAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1

TANETE RILAU KABUPATEN BARRU

Zulfadilah

Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa pengurus komite di SMA Negeri 1 Tanete Rilau Kabupaten Barru tidak menjalankan perannya sebagaimana mestinya dan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi pengurus komite di SMA Negeri 1 Tanete Rilau Kabupaten Barru dalam menjalankan perannya. Hasil penelitian menujukkan bahwa Komite di SMA Negeri 1 Tanete Rilau tidak menjalankan perannya sebagaimana mestinya, karena masih kurangnya pemahaman mengenai peran dari komite sekolah itu sendiri, kurangnya rasa tanggung jawab sebagian pengurus dan ketidak pahaman mengenai adanya pendidikan gratis. Dan kendala yang dihadapi oleh pengurus komite SMA Negeri 1 Tanete Rilau dalam menjalankan perannya yakni kendala waktu, kurangnya partisipasi masyarakat, dan keterbatasan dana. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Adapun pemilihan informan pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan penelitia melalui tiga tahapan kerja yaitu: reduksi data, display data, kesimpulan dan verifikasi. Pengabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi teknik.

Kata Kunci: Peran Komite Sekolah

ABSTRACT

This study aims to determine why is the caretaker committee in SMA Negeri 1 Tanete Rilau Kabupaten Barru does not exercise its role as it should be and to know the constraints faced by the committee in SMA Negeri 1 Tanete Rilau Kabupaten Barru in carrying out their role. This result showed that the committee in SMA Negeri 1 Tanete Rilau does not exercise its role as it should be, because it is still a lack of understanding about the role of the school committee itself, the lack of a sense of responsibility the administrators portion and the unfamiliarity about the existence of free education. And the obstacles faced by the committee in carrying out its role of SMA Negeri 1 Tanete Rilau is the time constraints, lack of community participation, and the limitations if funding. This type of research uses qualitative descriptive study. As for selection of informants in this study using a purposive sampling technique. Data collection techniques used through observation, interview, and documentation. Technique of data analysis used the research trough three stages, namely the reduction of data, display data, conclutions and verification. Pengabsahan data used triangulasi technique.

Keywords: The Role of The School Committee

PENDAHULUAN

Komite merupakan wadah bagi masyarakat untuk berpartisipasi terhadap penyelenggaraan pendidikan. Dengan keberadaan dan peran serta masyarakat dalam komite sekolah diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Harapan tersebut merupakan keinginan masyarakat khususnya para orang tua yang menyekolahkan anaknya pada jenjang pendidikan tertentu, karena dengan komite sekolah yang dibentuk di tiap sekolah. Karena keberadaan komite sekolah sebagai badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Pembentukan Komite Sekolah memiliki landasan teoritis yang kuat. Secara konseptual Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara bahkan telah mengemukakan konsep tripusat pendidikan, yang menegaskan bahwa keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan satu kesatuan sinergis yang bertanggung jawab bukan saja hasil belajar peserta

(2)

Zulfadilah | 2 didik tetapi juga proses pendidikan itu sendiri. Dalam buku bertajuk ’How CommunitiesBuild Stronger Schools’, Anne Wescott dan Jean L. Konzal menggambarkan pola hubungan keluarga, sekolah, dan masyarakat yang berkembang menjadi paradigma baru yang bekerja sama secara sinergis. (Zein, 2011)

Keberadaan komite sekolah sangat penting dalam upaya peningkatan pelayanan pendidikan di sekolah. Akan tetapi harapan tersebut tentunya tidak selalu relevan dengan kenyataannya. Masih banyak yang belum mengetahui fungsi, tujuan dan peran komite sekolah. Bahkan mereka tidak tahu harus berbuat apa dalam komite sekolah demi peningkatan mutu pendidikan di mana anaknya bersekolah. Komite sekolah dianggap sebagai bagian formalitas saja, dan pihak orang tua juga tidak mengetahui secara mendalam fungsi dan peran komite sekolah di setiap satuan pendidikan. Tidak sedikit yang beranggapan bahwa komite sekolah memiliki peran seperti BP3 di masa lampau, yaitu badan yang bertugas sebagai pengumpul dana bantuan untuk pendidikan. Di samping fenomena di atas yang mempengaruhi peranan komite sekolah dalam pengelolaan pendidikan, senantiasa juga masih muncul fenomena tentang rendahnya keterlibatan komite sekolah di sekolah dalam memberi pertimbangan, mendukung, mengontrol dan sebagai mediator antara pemerintah dan masyarakat di satuan pendidikan.

Munculnya berbagai fenomena atas keberadaan komite sekolah tersebut di atas tentunya merupakan tantangan bagi pengurus dan anggota komite sekolah untuk mengubah persepsi masyarakat sehingga komite sekolah betul-betul berperan aktif dalam pelayanan pendidikan, agar dapat membantu pengembangan pendidikan. Indra Djati Sidi berpendapat bahwa komite sekolah merupakan forum pengambilan keputusan bersama antara sekolah dan masyarakat dalam perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi program kerja yang dilakukan oleh sekolah. (Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Buku Tanya Jawab Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Adapun pemilihan informan pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan penelitia melalui tiga tahapan kerja yaitu: reduksi data, display data, kesimpulan dan verifikasi. Pengabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi teknik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Komite di SMA Negeri 1 Tanete Rilau Kabupaten Barru tidak menjalankan perannya sebagimana mestinya

Dalam penelitian ini komite dianggap belum mampu menjalankan penghubung, hal ini tentu saja berbeda dengan yang dikemukakan oleh Maisyaroh dan Surjani (2004:118) dalam Triwiyanto, 2014:87) Komite sekolah merupakan wujud partisipasi masyarakat dalam pendidikan. Hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara lembaga pendidikan dan masyarakat terhadap kebutuhan dan praktik pendidikan dan pada akhirnya bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga pendidikan. Manajemen hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat adalah proses mengelolah komunikasi tersebut mulai dari kegiatan perencanaan sampai dengan pengendalian terhadap proses dan hasil kegiatannya. Komite sekolah dalam memberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan pendidikan di satuan pendidikan dan

(3)

Zulfadilah | 3 komite sekolah yang berasal dari tokoh pendidikan, tokoh agama, masyarakat, orang tua siswa dan dewan guru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komite di SMA Negeri 1 Tanete Rilau kurang aktif dalam memberikan pertimbangan sesuai dengan data olahan yang menunjukkan bahwa partisipasi komite dalam memberikan pertimbangan hanya menunjukkan 36,36%. Hal ini menunjukkan persentase keaktifan dibawah 51%. Dengan demikian partisipasi pengurus dalam memberi pertimbangan dianggap kurang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Ace Suryadi dan Dasim Budimanyah dalam Hasbullah (2010) yang menjabarkan indikator dari peran komite dalam memberikan pertimbangan, pendukung, pengontrol dan mediator dimana persentase 0-25% sangat kurang, 26-50% kurang, 51-75% Baik, >75% sangat baik).

Peranan komite dalam mendukung penyelenggaran pendidikan dapat dijabarkan dalam kegiatan membantu sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana, memberikan dukungan kepada sekolah dalam pemberantasan narkoba melalui penyuluhan-penyuluhan, memberikan dukungan terhadap kegiatan ektrakulikuler seperti yang dikemukakan oleh informan Drs H.J bahwa bentuk dukungan yang dilakukan pengurus yakni terlibat dengan kegiatan ektrakulikuler yang diadakan tetap memantau, memberikan dukungan dana terhadap kegiatan tersebut, dan memberikan dukungan terhadap pembanguna sarana dan prasarana di sekolah.(hasil wawancara pada tanggal 3 Mei 2015). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja komite sebagai badan pengontrol menunjukkan persentase 53,83%, hal ini masuk dalam kategori baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Ace Suryadi dan Dasim Budimanyah dalam yang menjabarkan indikator dari peran komite dalam memberikan pertimbangan, pendukung, pengontrol dan mediator dimana persentase 0-25% sangat kurang, 26-50% kurang, 51-75% Baik, >75% sangat baik).

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja komite sebagai badan pengontrol menunjukkan persentase 53,83%, hal ini masuk dalam kategori baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Ace Suryadi dan Dasim Budimanyah (2004) yang menjabarkan indikator dari peran komite dalam memberikan pertimbangan, pendukung, pengontrol dan mediator dimana persentase 0-25% sangat kurang, 26-50% kurang, 51-75% Baik, >75% sangat baik). Komite di SMA negeri 1 Tanete Rilau dalam menjalankan fungsi kontrol seperti yang dikemukakan oleh B, S.Pd, M.Pd yang mengatakan bahwa kertika ada pelanggaran atau ada masalah dengan siswa, komite turut aktif dalam penyelesaian maslah tersebut. (wawancara 20 April 2015) Hal ini sesua dengan apa yang dikemukakan ( Zahroh, 2014: 104 ) bahwa komite Sekolah juga disebut sebagai Dewan sekolah, yakni orang-orang yang berperan untuk kemajuan sekolah. Apabila sekolah atau lembaga pendidikan ada masalah, dewan sekolah akan ikut terlibat dalam upaya penyelesaian masalah tersebut.

Komite dinilai belum mampu menjadi penghubung anatara masyarkat, orang tua, sekolah dan pemerintah, hal ini dilihat dari kurangnya partisipasi masyarakat terhadap program-program yang dijalankan, masyarkat kurang terlibat karena komite dinilai belum mampu memberikan pemahaman kepada masyarkat mengenai fungsi dan peran komite itu sendiri, sehingga masyarakat juga acuh akan hal itu. Ketidakmampuan komite menjembatani antara masyarakat, sekolah dan pemerintah sudah tidak sesuai dengan landasan teoritis pembentukan komite. Secara konseptual Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara bahkan telah mengemukakan konsep tripusat pendidikan, yang menegaskan bahwa keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan satu kesatuan sinergis yang bertanggung jawab bukan saja hasil belajar peserta didik tetapi juga proses pendidikan itu sendiri.

(4)

Zulfadilah | 4 2. Kendala-Kendala yang Dihadapi Komite dalam Menjalankan Perannya

Kendala waktu sesuai dengan hasil penelitian diatas karena pengurus komite juga memiliki kesibukan sehari-hari selain menjadi pengurus, dan kesibukan sebagai orang tua siswa. Kondisi tersebut menyebabkan adanya sebagian pengurus yang kurang memiliki waktu untuk terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan komite sekolah. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh informan B, S.Pd, M.Pd, Drs. H.J dan R, S.Pd,.MM bahwa salah satu kendala yang dihadapi pengurus komite yaitu masalah waktu, di mana pengurus komite juga memiliki kesibukan lain, dan kadang tidak bisa ditinggalkan. Oleh karena itu seringnya tidak qorum pada saat diadakan rapat. (wawancara tanggal 21,21 April dan 3 Mei 2015), Kurangnya partisipasi pengurus dan masyarakat itu sendiri sesuai dengan apa yang dikemukakan (Dwiningrum, 2011:239) bahwa orang tua umumnya mempunyai berbagai alasan untuk tidak terlibat secara aktif di sekolah, khususnya sebagai anggota komite sekolah karena berbagai alasan, yang secara umum dikarenakan oleh keterbatasan waktu, belum banyak informasi dari sekolah, belum diminta untuk bergabung, keterbatasan dana serta belum paham tentang standar mutu. Sesuai hasil penelitian di atas yang dikemukakan oleh tiga informan yakni B, S.Pd.,M.Pd, Drs. M.B M.Pd, dan AR, S.Sos yang mengatakan bahwa salah satu kendala yang dihadapi komite sekolah dalam menjalankan perannya yaitu masalah dana untuk pembangunan sarana dan prasarana, terlebih lagi dengan diberlakukannya pendidikan gratis, maka tidak ada lagi iuran komite. Dana diperoleh dari sumbangan sukarela saja dari orang tua siswa dan masyarakat. Namun bisa dikatakan bahwa dalam tiga tahun terakhir dana dari orang tua sangat susah didapatkan hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Widodo, dkk dalam Kaharu, dkk (2013:3) menyatakan bahwa peran komite sekolah sebagai pemberi dukungan terhadap dana anggaran menjadi prioritas utama, terutama apabila sekolah mengadakan kegiatan yang menelan biaya melebihi dari yang telah dianggarkan oleh pemerintah. Kegiatan dukungan dalam masalah pendanaan biasanya ditempuh secara prosedural dan berhati-hati. PENUTUP

Komite di SMA Negeri 1 Tanete Rilau tidak menjalankan perannya sebagaimana mestinya, karena masih kurangnya pemahaman mengenai peran dan fungsi dari komite sekolah itu sendiri, kurangnya rasa tanggung jawab oleh sebagian pengurus, dan terbenturnya oleh aturan pemerintah yakni adanya pendidikan gratis, sehingga pengurus komite kesusahan dalam menjembatani antara masyarakat dengan sekolah. Karena masyarakat sudah berfikir bahwa segala biaya pendidikan sudah ditanggung oleh pemerintah. Jadi seolah-olah orang tua sudah lepas tangan dengan pendidikan anak. Kendala yang dihadapi oleh pengurus komite SMA Negeri 1 Tanete Rilau dalam menjalankan perannya yakni kendala waktu, kurangnya partisipasi masyarakat, keterbatasan dana.

DAFTAR PUSTAKA

Dwiningrum, Siti Irene Astuti. 2011. Desentralisasi Dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hasbullah. 2010. Otonomi Pendidikan Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya Terhadap Penyeleggaraan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

(5)

Zulfadilah | 5 Kaharu, dewinta dkk. 2013. Peran Komite Sekolah di SMP Negeri 4 Dumoga Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Gorontalo

Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Buku Tanya Jawab Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah. Jakarta: Direktorat jenderal pendidikan Dasar kegiatan Pembinaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

Triwiyanto, teguh. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Zahroh, Aminatul. 2014. Total Quality Management Teoti dan Praktek Manajemen Untuk Mendokrak Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Zein, Said Muhammad. 2011. Sejarah Komite Sekolah. Jambi. http://komitesmp7jambi.webs.com/apps/blog/show/7537192-sejarah-pembentukan-komite-sekolah, Selasa, 13 Januari 2015, 14:14

Referensi

Dokumen terkait

dan hasil identiikasi hambatan bahasa, budaya, bahasa, kebiasaan dan penghalang lain Membuat bukti pelaksanaan upaya tindak lanjut tentang hambatan bahasa, budaya, bahasa,

Penilaian nasabah terhadap feedback berupa manfaat positif yang didapat setelah mengikuti gathering dan event yang diselenggarakan Treasury Group di Kanwil VII Pada tabel

Penilaian kepala sekolah adalah salah satu penilaian kinerja pendidik dan tenaga pendidik untuk menjaga profesionalitas saat menjalankan tugas. Penilaian kinerja kepala

Event yang dirancang digunakan untuk meningkatkan aspek promosi dari hal-hal seperti bukaan besar, ulang tahun merek atau perusahaan, pengenalan produk baru, dan pertemuan

– Dari total Rp 61,169 miliar dugaan kerugian negara pengadaan alkes TA 2012 hasil audit BPK terbagi menjadi; Rp 48,779 miliar pengadaan alkes pada Prov Banten dan Rp 12,389

(2) dengan asam sulfat membentuk endapan putih (3) dengan hidrogen sulfida membentuk endapan hitam (4) dengan larutan jenuh dari besi (II) sulfat dalam.. asam sulfat pekat

Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 jo Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yaitu dalam Pasal 27 Ayat (2) dengan ancaman

layanan di Sekertariat Daerah Provinsi Maluku Utaraseperti digambarkan dalam pernyataan berikut. “Saya dari subuh berangkat dari rumah, dengan maksud datang lebih pagi