• Tidak ada hasil yang ditemukan

kondiloma akuminata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "kondiloma akuminata"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Kondiloma Akuminata

Kondiloma Akuminata adalah salah satu adalah salah satu jenis penyakit menular jenis penyakit menular seksual (seksual ( sexually sexually transmitted disease

transmitted disease). Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan masalah kesehatan). Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan masalah kesehatan masyarakat di

masyarakat di seluruh nseluruh negara, termasuk egara, termasuk Indonesia. Indonesia. IMS IMS dapat mealui dapat mealui hubunganhubungan seksual (HUS), baik secara genito

seksual (HUS), baik secara genito –  –  genital, oro genital, oro –  –  genital maupun ano genital maupun ano –  –  genital pada genital pada HUS yang berlainan jenis atau sesama jenis.

HUS yang berlainan jenis atau sesama jenis.

Kondiloma akuminata merupakan salah satu manifestasi klinis yang disebabkan Kondiloma akuminata merupakan salah satu manifestasi klinis yang disebabkan oleh infeksi

oleh infeksi Human  Human Papillomavirus Papillomavirus VirusVirus (HPV), paling sering ditemukan di daerah (HPV), paling sering ditemukan di daerah genital dan jarang di selaput lendir. Sering terkait dengan HPV 6 dan 11 dengan masa genital dan jarang di selaput lendir. Sering terkait dengan HPV 6 dan 11 dengan masa inkubasi 3 minggu

inkubasi 3 minggu sampai 8 bulan. sampai 8 bulan. Penyakit ini biasanya Penyakit ini biasanya asimptomatik dan terdirasimptomatik dan terdirii dari papilomatous papula atau nodul pada perineum, genitalia dan anus. Ada dua dari papilomatous papula atau nodul pada perineum, genitalia dan anus. Ada dua  bentuk umum

 bentuk umum Kondiloma Akuminata, Kondiloma Akuminata, yaitu kondiloma yaitu kondiloma akuminata dan akuminata dan gigantea, yanggigantea, yang dikenal sebagai tumor

dikenal sebagai tumor Buschke-Löwenstein Buschke-Löwenstein..11

Kontak seksual yang terinfeksi HPV pada individu mempunyai peluang 75% Kontak seksual yang terinfeksi HPV pada individu mempunyai peluang 75% untuk terjadi kondiloma akuminata. Baik laki-laki maupun perempuan rentan untuk untuk terjadi kondiloma akuminata. Baik laki-laki maupun perempuan rentan untuk terjadi infeksi.

(2)

2 2

BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

A.

A. Definisi

Definisi

Kondiloma

Kondiloma akuminata akuminata ialah ialah vegetasi vegetasi oleholeh human papilloma virushuman papilloma virus tipe tertentu, tipe tertentu,  bertangkai dan permukaannya berjonjot.

 bertangkai dan permukaannya berjonjot.33

B.

B. Epidemiologi

Epidemiologi

Penyakit ini termasuk Penyakit akibat Hubungan Seksual (PHS). Frekuensinya Penyakit ini termasuk Penyakit akibat Hubungan Seksual (PHS). Frekuensinya  pada pria dan wanita sama. Tersebar kosmopolit dan transmisi melalui kontak kulit  pada pria dan wanita sama. Tersebar kosmopolit dan transmisi melalui kontak kulit

langsung. langsung.33

Prevalensi terbesar adalah pada usia 17-33 tahun, dengan insiden yang Prevalensi terbesar adalah pada usia 17-33 tahun, dengan insiden yang memuncak pada usia 20-24 tahun.

memuncak pada usia 20-24 tahun.44

C.

C. Etiologi

Etiologi

Virus penyebabnya adalah

Virus penyebabnya adalah  Human  Human Papilloma Papilloma VirusVirus (HPV), ialah virus DNA(HPV), ialah virus DNA yang tergolong dalam family virus

yang tergolong dalam family virus Papova Papova. Sampai saat ini telah dikenal sekitar. Sampai saat ini telah dikenal sekitar 60 tipe VPH , namun tidak seluruhnya dapat menyebabkan kondiloma akuminata. 60 tipe VPH , namun tidak seluruhnya dapat menyebabkan kondiloma akuminata. Tipe yang pernah ditemui pada kondiloma akuminata adalah tipe 6, 11, 16,18, Tipe yang pernah ditemui pada kondiloma akuminata adalah tipe 6, 11, 16,18, 30,31, 33,35, 39, 41, 42, 44, 51, 52, dan 56.

30,31, 33,35, 39, 41, 42, 44, 51, 52, dan 56.33

Pada referensi lain menyebutkan, lebih dari 120 subtipe yang berbeda dari HPV Pada referensi lain menyebutkan, lebih dari 120 subtipe yang berbeda dari HPV yang telah diidentifikasi, dengan 40 subtipe yang mampu menginfeksi traktus yang telah diidentifikasi, dengan 40 subtipe yang mampu menginfeksi traktus anogenital. Jenis ini dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu

(3)

risk , dan high risk . HPV tipe 6 dan 11 jarang menimbulkan kanker serviks sehingga disebut subtipe low risk. Infeksi dari genotif ini bertanggung jawab sekitar 90% pada formasi  genital warts. Sebaliknya tipe 16 dan 18 sangat  berhubungan dengan displasia serviks sehingga dianggap high risk , subtipe onkogenik. Penelitian menunjukkan infeksi pada genotif ini adalah sampai 70% terjadi Squamous Cell Carcinoma (SCC) dari serviks. HPV tipe 31, 33, 45, 51, 52, 56, 58, dan 59 adalah tipe intermediate risk , sering ditemukan pada neoplasma skuamosa, tetapi jarang dihubungkan dengan SCC serviks. Pasien dengan kondiloma akuminata dapat terinfeksi stimultan oleh beberapa jenis HPV.2

Beberapa tipe HPV tertentu mempunyai potensi onkogenik yang tinggi, yaitu tipe 16 dan 18. Tipe ini merupakan jenis virus yang paling sering dijumpai pada

(4)

4 kanker serviks. Sedangkan tipe 6 dan 11 lebih sering ditemui pada kondiloma akuminata dan neoplasia intraepitelial serviks derajat ringan.1 kondiloma juga dapat menjadi koinfeksi yang “high risk” HPV seperti HPV tipe 16. Merupakan  penyakit menular seksual, dengan transmisi rata-rata 60% di antara partner

seksual.5

I. Faktor Resiko

a. Usia dan jenis kelamin

 pakar mengemukakan, usia adalah faktor risiko independen pada kondiloma akuminata, 80% penderita kondiloma akuminata terjadi pada usia 17-33 tahun,  puncak usia menderita penyakit ini di usaia 20-24 tahun. Pria rata-rata diusia 22 tahun bisa menderita kondiloma akuminata dan wanita 19 tahun, pria wanita  proporsi adalah 1:1,4.

 b. Status perkawinan dan kehamilan

Data menunjukan perceraian, suami istri tidak serumah, janda atau duda, belum nikah adalah paling mudah menderita kondiloma akuminata, karena keadaan diatas mudah terjadi perilaku seksual yang berisiko tinggi.

Penyakit ini tidak mempengaruhi kesuburan, hanya pada masa kehamilan  pertumbuhannya makin cepat, dan jika pertumbuhannya terlalu besar dapat menghalangi lahirnya bayi dan dapat timbul perdarahan pasca persalinan. Selain itudapat juga menimbulkan kondiloma akuminata atau papilomatosis laring (kutil padasaluran nafas) pada bayi baru lahir.

(5)

c. Fungsi kekebalan tubuh lemah

Kekebalan tubuh lemah individual seperti tumor ganas, kemoterapi imunosupresif dan mengunakan dexamethasone. Persentase menderita kondiloma akuminata serta persentase kambuh juga tinggi dan jumlah kutil pun  bertambah banyak.

d. Merokok dan minum alkohol

Merokok dapat menurunkan daya tahan tubuh, dan persentase menderita  penyakit ini pun bertambah berdasarkan lama merokok dan jumlah batang rokok yang dihisap per hari. Minum alkohol juga bisa menghambat kekebalan tubuh. Merokok dan alkohol bisa menghambat sistem saraf tengah, mengurangi kecemasan, meningkatan libido, resiko seksual pun bertambah, sehingga meningkatkan kekambuhan akuminata mudah.

e. Hubungan seksual

Berdasarkan hasil penelitian dan statistik menunjukan, penyebab terjadinya kondiloma akuminata karena memiliki banyak pasangan yang menderita kondiloma akuminata, dan tingkat kekambuhan lebih tinggi dibandingkan  pasangan seksual tunggal.

f. Pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat

Berdasarkan banyak hasil penelitian menunjukan infeksi HPV bisa dicegah dimana harus mengunakan alat kontrasepsi. Penelitian lain menunjukan,  penyebab terjadinya kondiloma akuminata dimana wanita yang mengunakan

(6)

6 obat kontrasepsi persentase terjadinya kondiloma akuminata lebih tinggi dibandingkan tidak memakai obat kontrasepsi.

g. Menderita penyakit lain

 penyebab terjadinya kondiloma akuminata ada hubungannya dengan penyakit menular seksual lainnya seperti alat kelamin, kencing nanah dan AIDS. Banyak  penderita kondiloma akuminata bisa menyebabkan penyakit kelamin lainnya, dan beberapa patogen penyakit menular seksual merusak mukosa, sehingga kemampuan tubuh melawan HPV pun menurun.

D. Patofisiologi

Kondiloma akuminata dapat disebabkan kontak dengan penderita yang terinfeksi HPV. HPV ini masuk melalui mikro lesi pada kulit, biasanya pada daerah kelamin dan melakukan penetrasi pada kulit sehingga menyebabkan abrasi  permukaan epitel.  Human Papilloma Virus  adalah epiteliotropik; yang sifatnya

mempunyai afinitas tinggi pada sel-sel epitel. Replikasinya tergantung pada adanya diferensiasi epitel skuamosa. Virus DNA ( Deoxyribonucleic Acid ) dapat ditemukan pada lapisan terbawah dari epitel. Protein kapsid dan virus infeksius ditemukan pada lapisan superfisial sel-sel yang berdiferensiasi. HPV dapat masuk ke lapisan basal, menyebabkan respon radang. Pada wanita menyebabkan keputihan dan infeksi mikroorganisme. HPV yang masuk ke lapisan basal sel epidermis dapat mengambil alih DNA dan mengalami replikasi yang tidak terkendali. Fase laten virus dimulai dengan tidak adanya tanda dan gejala yang

(7)

dapat berlangsung sebulan bahkan setahun. Setelah fase laten, produksi virus DNA, kapsid dan partikel dimulai. Sel dari tuan rumah menjadi infeksius dari struktur koilosit atipik dari kondiloma akuminata (morphologic atypical koilocytosis of condiloma acuminate)  berkembang.1,2 Lamanya inkubasi sejak  pertama kali terpapar virus sekitar 3 minggu sampai 8 bulan atau dapat lebih lama.

HPV yang masuk ke sel basal epidermis ini dapat menyebabkan nodul kemerahan di sekitar genitalia. Penumpukan nodul merah ini membentuk gambaran seperti  bunga kol. Nodul ini bisa pecah dan terbuka sehingga terpajan mikroorganisme

dan bisa terjadi penularan karena pelepasan virus bersama epitel.6

HPV yang masuk ke epitel dapat menyebabkan respon radang yang merangsang pelepasan mediator inflamasi yaitu histamin yang dapat menstimulasi saraf perifer. Stimulasi ini menghantarkan pesan gatal ke otak dan timbul impuls elektrokimia sepanjang nervus ke dorsal spinal cord kemudian ke thalamus dan dipersepsikan sebagai rasa gatal di korteks serebri. Pada wanita yang terinfeksi HPV dapat menyebabkan keputihan dan disertai infeksi mikroorganisme yang  berbau, gatal dan rasa terbakar sehingga tidak nyaman pada saat melakukan

(8)

8 Gang. Integritas Gangguan rasa n aman : Gatal Gangguan pola fungsi Gangguan citra diri Keputihan disertai infeksi Bau, berwarna kehijauan

Mengambil alih DNA

 Nodul kemerahan di sekitar genitalia HPV naik ke epidermis

Bereplikasi

Tidak terkendali

Penumpukan nodul merah membentuk seperti bunga

Pecah/muncul lesi Lesi terbuka, terpajan Resti enularan Pelepasan virus  bersama sel e itel

Hubungan seksual

Kontak dengan HPV

PV 6 & 11 masuk melalui mikro lesi

Penetrasi melalui kulit

Mikroabrasi permukaan epitel Ditumpangi oleh patogen

HPV masuk lapisan basal Respon radang

Merangsang mediator kimia: Stimulasi saraf perifer

Menghantarkan pesan gatal ke otak Impuls elektronikimia (gatal) sepanjang nervus ke

dorsal s inal cord Thalamus

Korteks (intensitas) dan lokasi gatal

Persepsi gatal Gatal dan terasa

terbakar

Tidak nyaman saat melakukan

(9)

E. Manifestasi Klinis

Kebanyakan pasien dengan kondiloma akuminata datang dengan keluhan ringan. Keluhan yang paling sering adalah ada bejolan atau terdapat lesi di  perianal.5

1. Gejala

Kebanyakan pasien hanya mengeluhkan adanya lesi, yang dinyatakan tanpa gejala. Jarang terdapat gejala seperti gatal, perdarahan, atau dispaurenia. Tetapi terkadang lesi dapat menimbulkan ketidaknyamanan, rasa panas, dan pruritus. Lesi yang besar dapat berdarah dan iritasi bila kontak dengan pakaian atau selama hubungan seksual.5

2. Tanda-Tanda Fisik 

Kondiloma biasanya pada jaringan yang lembab pada area anogenital. Lesi sering ditemukan di daerah yang mengalami trauma selama hubungan seksual. Pada pria tempat predileksinya di perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, glands penis, muara uretra eksterna, korpus dan pangkal penis. Pada wanita di daerah vulva dan sekitarnya, introitus vagina, kadang-kadang pada porsio uteri. Terkadang dapat berkembang di mulut atau tenggorokam setelah kontak seksual secara oral yang terinfeksi dari partnernya. Kondiloma akuminata memiliki bentuk yang sangat bervariasi, mungkin  flat   (datar), dome-shaped  (seperti kubah), cauliflower-shape  (kembang kol) atau  pedunculated . Kondiloma dapat bermanifestasi sebagai soliter keratotik papul atau plak.

(10)

10 Awalnya dalam bentuk kecil, ukuran 1-2 mm flesh-colored papule  dari kulit dan bentuk ini dapat bertahan selama infeksi.2

Kelainan kulit berupa vegetasi yang bertangkai dan berwarna kemerahan kalau masih baru, jika telah lama agak kehitaman. Permukaannya berjonjot (papilomatosa) sehingga pada vegetasi yang besar dapat dilakukan percobaan sondase. Jika timbul infeksi sekunder warna kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan dan berbau tidak enak.3

Kondiloma Akuminata pada Vulva. Multiple papuls  pada labia yang berwarna pink-coklat.

Terdapat lesi pada penis, gambaran multiple kembang kol pada  batang dan kulit penis.

(11)

Vegetasi yang besar disebut sebagai giant condyloma (Buschke) yang pernah dilaporkan menimbulkan degenerasi maligna, sehingga harus dilakukan biopsy. sering terdapat pada gland penis, daerah perianal.3

Giant condyloma dari Buschke-Lowenstein atau Buschke-Loewenstein tumor  (BLT) pertama kali ditemukan oleh Buschke pada tahun 1886. Oleh Buschke dan Loewenstein tahun 1925, kemudian dinamai oleh Loewenstein “carcinoma-like condyloma acuminata” pada penis. Pertumbuhannya sangat lambat tumor verukosa dan mencapai ukuran besar. Beberapa penulis menyebutkan bahwa etiologinya adalah HPV low risk   yaitu tipe 6 dan 11, sementara yang lain melaporkan pentingnya munculnya HPV risiko tinggi onkogenik yaitu tipe 16 dan 18. Faktor risikonya adalah kebersihan yang buruk, pasien yang tidak disirkumsisi, seks bebas, iritasi kronik, imunosupresi karena infeksi virus HIV.7

(12)

12

F. Diagnosis

a. Anamnesis

 Partner seksual multipel dan usia coitus yang lebih muda merupakan faktor

risiko kondiloma akuminata.

 Umumnya, 2/3 dari individu yang memiliki pasangan kontak seksual

dengan kondiloma akuminata, lesi dapat berkembang dalam waktu 3 bulan.

 Keluhan utama biasanya salah satu benjolan nyeri, pruritus atau discharge.

Terlibatnya lebih dari satu area sering terjadi. Riwayat lesi multipel.

 Lesi pada mukosa oral, laring atau trakea (tapi jarang) mungkin terjadi

karena kontak oral-genital.

 Riwayat hubungan seksual anal baik pada lak-laki maupun perempuan

dapat menyebabkan lesi pada perianal.

 Perdarahan uretra atau obstruksi uretra meskipun jarang dapat terjadi, dapat

disebabkan oleh kondiloma yang terdapat di meatus.

 Riwayat pasien dengan PMS sebelumnya atau sedang terjadi.

 Perdarahan saat koitus dapat terjadi. Perdarahan vagina selama kehamilan

terjadi karena erupsi dari kondiloma.4  b. Pemeriksaan Fisik

 Erupsi papular single atau multipel dapat diobservasi. Erupsi mungkin

muncul mutiara, filiform, kembang kol (caulifowler) atau  plaquelike. Semuanya ini dapat secara halus (terutama pada penis), verukosa atau

(13)

lobular. Erupsi ini mungkin tidak berbahaya atau dapat mengganggu  penampilan.

 Warna erupsi mungkin sama dengan warna kulit atau dapat juga eritema

atau hiperpigmentasi. Periksa ketidakteraturan dalam bentuk, warna yang mensugesti melanoma atau keganasan.

 Kecenderungan pada glands penis pada pria dan daerah vulvovagina dan

serviks pada perempuan.

 Lesi meatus uretra dan mukosa dapat terjadi.

 Mencari adanya klinis dari PMS lainnya (misalnya ulserasi, adenopati,

vesikelm discharge).

 Melihat lesi perianal, terutama pada pasien dengan riwayat atau risiko dari

imunosupresi atau hubungan seksual secara anal.4 c. Pemeriksaan Penunjang

 Kolposkopi (Stereoskopi Mikroskopik)

Hal ini sangat berguna untuk mengidentifikasi (sebagian besar) lesi pada serviks, dimana lebih baik mengidentifikasi dengan menggunakan asam asetat.

 Biopsi

Biopsi diindikasikan untuk lesi yang atipikal, rekurent setelah terapi awal  berhasil atau resisten terhadap pengobatan atau pasien dengan risiko tinggi

(14)

14 untuk neoplasia atau imunosupresi. Biopsi tidak diperlukan untuk kutil anogenital yang khas.

G. Diagnosa Banding

a. Veruka vulgaris

Vegetasi yang tidak bertangkai, kering dan berwarna abu-abu atau sama dengan warna kulit. Terutama terdapat pada anal-anak, tetapi dapat juga pada dewasa dan orang tua. Tempat predileksinya terutama di ekstremitas bagian ekstensor, walaupun penyebarannya dapat ke tubuh bagian lain termasuk mukosa mulut dan hidung. Kutil ini bentuknya bulat berwarna abu-abu,  besarnya lentikular, permukaan kasar (verukosa). Dengan goresan dap at timbul

autoinkolusi sepanjang goresan (fenomenan Kobner).3

 b. Kondiloma latum

Pada sifilis, biasanya dengan permukaan rata dan STS positif, ditemukan  banyak Spirochaeta pallidum dengan mikroskop lapangan gelap.8

(15)

c. Karsinoma sel skuamosa

Vegetasi yang seperti kembang kol, mudah berdarah dan berbau. Karsinoma sel skuamosa berasal dari sel epidermis yang mempunyai beberapa tingkat kematangan, dapat intraepidermal, dapat pula bersifat invasif dan bermetastasis  jauh. Umur yang paling sering adalah 40-50 tahun (dekade V-VI).3

(16)

16 d. Moluskum Kontagiosum

Penyakit yang disebabkan oleh pox virus, klinis berupa papul-papul, pada  permukaannya terdapat lekukan, berisi massa yang mengandung badan

moluskum. Penyakit ini merupakan penyakit akibat hubungan seksual. Transmisinya melalui kontak kulit langsung. Lokalisasi di daerah muka, badan dan esktremitas, sedangkan pada orang dewasa di daerah pubis dan genitalia eksterna.4

H. Pengobatan

Banyak metode pengobatan kondiloma akuminata tetapi secara umum dapat dibedakan menjadi kemoterapi, dan bedah.

1. Kemoterapi

a.  Podophyllin

 Podophyllin  pertama direkomendasikan untuk pengobatan kondiloma oleh Culp dan Kaplan pada tahun 1942, bahan ini adalah agen sitotoksik yang berasal dari resin  podofilum emodi  dan  peltatum podofilum  yang

(17)

mengandung senyawa lignin biologis aktif, termasuk podofilox, yang merupakan komponen paling aktif terhadap kondiloma akuminata.  Podophyllin  memiliki keuntungan menjadi mudah digunakan dan sangat murah. Yang digunakan iaah tingtura podofilin 25%. Kulit disekitarnya dilindungi dengan vaselin atau pasta agar tidak terjadi iritasi. Jika belum ada penyembuhan dapat diulangi setelah 3 hari. Setiap kali pemberian  jangan melebihi 0,3 cc karena akan diserap dan bersifat toksik. Gejala

toksisitas ialah mual, muntah, nyeri abdomen, gangguan alat napas, dan keringat yang disertai kulit dingin. Dapat pula terjadi supresi sumsum tulang yang disertai trombositopenia dan leukopenia. Pada wanita hamil sebaiknya jangan diberikan karena dapat terjadi kematian fetus.3

Beberapa kelemahan, termasuk keterbatasan penggunaan dan toksisitas sistemik. Podophyllin harus dicuci setelah 6 jam karena sangat mengiritasi kulit normal di sekitarnya dan menyebabkan reaksi lokal yang parah  berupa dermatitis, nekrosis, dan jaringan parut. 9

 b.  Bichloracetic Acid  atau Trichloracetic Acid 

 Bichloracetic Acid  adalah keratolitik kuat dan telah berhasil digunakan untuk terapi kondiloma akuminata. Seperti  podophyllin,  Bichloracetic  Acid  atau Trichloracetic Acid  murah dan mudah diterapkan. Namun, juga dapat menyebabkan iritasi kulit lokal dan seringkali memerlukan kunjungan beberapa kali, umumnya pada interval mingguan. Dalam

(18)

18 trichloracetic acid   lebih nyaman digunakan oleh pasien dan memiliki kemungkinan kekambuhan yang minimal dibandingkan yang lain. Mempunyai efek kaustik dengan menimbulkan koagulasi dan nekrosis  pada jaringan superfisial terutama pada bentuk hiperkeratotik . 9

c. 5-fluorourasil

Konsentrasinya antara 1-5% dalam krim. Bersifat sebagai antimetabolit yang dapat mengganggu sintesis DNA,  dipakai terutama  pada lesi di meatus uretra. 5-FU krem 1 % digunakan 2 kali sehari secara  periodik selama 2-6 minggu, dan krem 5% digunakan 4 kali sehari secara.  periodik selama 10 minggu. Sebaiknya penderita tidak miksi selam 2 jam

setelah pengobatan.3

2. Bedah Terapi

a. Elektrokauterisasi

Elektrokauterisasi adalah cara yang efektif untuk menghancurkan kondiloma akuminata di anus internal dan eksternal tetapi teknik ini memerlukan anestesi lokal dan tergantung pada keterampilan operator untuk mengontrol kedalaman dan lebar kauterisasi tersebut. Mengontrol kedalaman luka penting untuk mencegah jaringan parut dan luka pada sfingter ani mendasarinya. Luka bakar melingkar harus dihindari untuk mencegah stenosis ani. Jika penyakit ini sangat luas atau melingkar, upaya-upaya harus dilakukan untuk mempertahankan kontinuitas kulit.9

(19)

 b. Eksisi bedah

Eksisi bedah telah lama digunakan untuk mengobati kondiloma akuminata dengan tingkat keberhasilan tinggi. Kombinasi eksisi dan elektrokauter dianggap sebagai  gold standard   untuk pengobatan kondiloma akuminata.9

c. Bedah Beku (N2, N2O cair)

Bedah beku merupakan metode pengobatan umum dermatologist,  berbahan dasar nitrogen atau karbondioksida cair, es beku kering  penghancur kulit, penghancur kulit untuk edema lokal, bertujuan untuk mencapai tujuan pengobatan. Virus kondiloma akuminata menyebabkan terjadinya hiperplasia prostatik jinak pada kulit dan membran mukosa. Ini memiliki pembuluh darah lecil dalam jumlah banyak, berproliferasi secara cepat. Metode dapat menggunakan es beku untuk kondiloma akuminata, membentuk edema lokal derajat tinggi. Keuntungan yang paling bagus dari bedah beku ini ialah hanya bersifat lokal tanpa meninggalkan bekas, tingkat keberhasilan pengobatan kira-kira 70%. Tersedia dalam metode semprot atau kontak langsung, mampu diaplikasikan pada bentuk kecil. Dapat digunakan dalam 1 minggu sebanyak 2-3 kali. Bedah beku ini  banyak menolong untuk pengobatan kondiloma akuminata pada wanita

(20)

20

3. Terapi Laser

Terapi laser karbon dioksida untuk menghancurkan kondiloma pertama kali dilaporkan oleh Baggish pada tahun 1980. Sebuah tingkat keberhasilan keseluruhan dari 88 sampai 95% telah dilaporkan. Ini mirip dengan elektrokauter, namun ablasi laser memiliki tingkat kekambuhan tinggi dan menimbulkan nyeri pasca operasi, keuntunganya luka lebih cepat sembuh, dan meninggalkan sedikit jaringan parut.3,9

4. Interferon

Dapat diberikan dalam bentuk suntikan (i.m atau intralesi) dan topikal (krim). Interferon alfa diberikan dengan dosis 4-6 mU. i.m 3 kali seminggu selama 6 minggu atau dengan dosis 1-5 mU i.m selama 6 minggu. Interferon  beta diberikan dengan dosis 2x106 unit i.m selama 10 hari berturut-turut.3

Interferon tidak direkomendasikan sebagai modalitas pengobatan utama. Diproduksi secara alami oleh protein dengan antivirus, antitumor dan immunomodulatory actions.

5. Imunoterapi

Pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadap pengobatan dapat diberikan pengobatan bersama imunostimulator.3

(21)

I. Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

 Tidak ada medikasi yang efektif 100%. Vaksin HPV dapat dilakukan dan telah

disetejui oleh FDA. The Advisory Committee on Immunization Practice (ACIP) merekomendasikan vaksinasi rutin untuk perempuan usia 11-12 tahun dan vaksinasi catch-up untuk perempuan usia 13-26 tahun.

 Sexual abstinence

 Kondom dapat mencegah terjadinya penularan.4

J. Komplikasi

 Transformasi untuk keganasan genitourinaria pada laki-laki maupun perempuan

 Penularan pada neonatus

 Kondiloma akuminata yang berulang.4  Pre-cancer dan cancer

Pre-malignant (vulva, anal, penile intra-epithelial neoplasia) atau lesi invasif (vulva, anal dan kanker penis) dapat muncul bersamaan dengan kondiloma. Bowenoid papulosis (BP) adalah lesi coklat kemerahan yang dihubungkan dengan tipe HPV yang onkogenik dan merupakan bagian dari spektrum klinis neoplasia intraepithelial anogenital. Biopsi dapat dilakukan. Varian lain yang  jarang adalah HPV tipe 6/11 yaitu penyakit kondiloma raksasa atau Buschke-Lowenstein tumor. Ini merupakan karsinoma verukosa, ditandai dengan infiltrasi lokal yang agresig sampai ke struktur dermal.5

(22)

22

K. Prognosis

Walaupun sering mengalami residif, prognosisnya baik. Faktor predisposisinya dicari, misalnya higiene, adanya flour albus, atau kelembaban pada pria akibat tidak disirkumsisi.3

Banyak pasien baik itu gagal untuk merespon pengobatan atau rekuren. Tingkat kekambuhan lebih dari 50% setelah 1 tahun dihubungkan dengan:

 Infeksi berulang dari kontak seksual

 Masa inkubasi yang panjang dari HPV

 Lokasi virus pada lapisan kulit superfisial

 Virus yang persisten di kulit, folikel rambut

 Lesi yang dalam

 Lesi subklinik

(23)

BAB III

KESIMPULAN

Kondiloma akuminata merupakan penyakit menular seksual yang umum terdapat dimasyarakat. Penyebabnya adala human papilloma virus (HPV). Sekitar 90% kondiloma akuminata berhubungan denga subtipe HPV 6 dan 11, yang memiliki  potensial yang rendah menimbulkan keganasan. Namun, apabila terkait dengan HPV

tipe 16 dan 18 cenderung untuk transformasi onkogenik. Terapi yang diberikan terdapat beberapa macam yaitu kemoterapi (podophyllin, asam trikloroasetat, 5-florourasil), terapi bedah (bedah eksisi, electrosurgery, laser theraphy), imunoterapi, dan interferon. Vaksinasi HPV mungkin secara signifikan dapat mengurangi beban  penyakit dengan mencegah infeksi dan penularan virus.2, 3, 9

(24)

24

DAFTAR PUSTAKA

1. Bakardzhiev I, Pehlivanov G, Stransky D, Gonevski M. Treatment of Candylomata Acuminata and Bowenoid Papulosis With CO2 Laser and Imiquimod. J of IMAB- Annual Procceding (Scientific Papers). 2012;18:246-9. 2. Valarie, Yanofsky, Patel, & Goldenberg. Genital Warts: A Comprehensive

 Review. The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology. June 2012: Vol 5:61.

3. Djuanda A. Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 2009.

4. Ghadishah,Delaram. Reference:Condyloma-Acuminata. http://emedicine.medscape.com/article/781735-overview.

5. Lacey, Woodhall, Wikstrom, Ross. European Guideline for the Management of  Anogenital Warts. 2011: 130911.

6. Djuanda A. Penyakit Virus. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors.  Ilmu  Penyakit Kulit dan Kelamin. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia; 2010. p. 112-4.

7. Braga, Stiepcich, Muller, Nadal, Valeria.  Buschke-Loewenstein tumor:  Identification of HPV type 6 and 11. Anais Brasileiros de Dermatologia.

2012;87(1):131-134.

8. Siregar, R.S. Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2005. p. 90-91.

9. Chang GJ, Welton M. Human Papilloma Virus, Condylonata Acuminata, and Anal Naoplasia. Clinic in Colon and Rectal Surgery. 2004., 17(4), p. 221-230

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan penelitian ini adalah pemakaian kondom, pasangan seksual multipel, tidak membersihkan alat kelamin sebelum dan sesudah berhubungan seksual, menggaruk alat

Cara Menghilangkan Kutil Di Kelamin Tipe-tipe virus HPV yang dapat menyebabkan kanker sering disebut sebagai “Infeksi diam”, karena tidak ada gejala-gejala yang jelas,

Dari hasil simulasi dengan asumsi peluang suatu individu rentan dapat terinfeksi setelah adanya kontak dengan individu terinfeksi cukup besar (m=0.75), diperoleh bahwa pada

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah sel T CD4 + dengan bentuk lesi kondiloma akuminata (lesi tunggal/gabungan) dengan. nilai

Pengobatan yang tersedia untuk kondiloma akuminata lebih bersifat. menghilangkan kutil daripada mengeliminasi

akuminata di Divisi Penyakit Menular Seksual URJ Kesehatan Kulit dan. Kelamin RSUD

CD8 mRNA secara signifikan lebih rendah pada kulit yang terinfeksi dibandingkan. kulit yang tidak

Subtipe yang termasuk ke kelompok dengan risiko intermediat adalah HPV tipe 31, 33, 45, 51, 52, 56, 58 dan 59 yang didapatkan hubungan dengan keganasan skuamosa akan tetapi jarang