• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KM 264 TAHUN 2020 T E N T A N G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KM 264 TAHUN 2020 T E N T A N G"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KM 264 TAHUN 2020

T E N T A N G

PENDELEGASIAN KEWENANGAN MENTERI PERHUBUNGAN SELAKU PENANGGUNG JAWAB PROYEK KERJASAMA (PJPK) DALAM PELAKSANAAN

KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA (KPBU) PELABUHAN PATI MB AN PROVINSI JAWA BARAT KEPADA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (3) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 58 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi di Lingkungan Kementerian Perhubungan, Menteri Perhubungan sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerjasama dapat mendelegasikan kewenangan kepada Pejabat Eselon I yang ruang lingkup, tugas dan tanggung jawabnya meliputi sektor infrastruktur yang akan dilaksanakan melalui Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha;

(2)

Mengingat

b. bahwa Direktur Jenderal Perhubungan Laut telah menerima pendelegasian kewenangan Menteri Perhubungan selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) dalam pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Patimban di Provinsi Jawa Barat sebagai melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 174 Tahun 2020 tentang Pendelegasian Kewenangan Menteri Perhubungan Selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) Dalam Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Patimban Provinsi Jawa Barat Kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

c. bahwa dalam upaya memperlancar pelaksanaan penyelenggaraan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), perlu dilakukan penambahan kewenangan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) dalam pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU);

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Pendelegasian Kewenangan Menteri Perhubungan Selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) Dalam Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Patimban Provinsi Jawa Barat Kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);

(3)

2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151), Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5731);

3. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 62);

4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

5. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);

6. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 144);

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara Dalam Rangka Penyediaan Infrastruktur

(4)

sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.06/2016 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 638);

8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 982);

9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 58 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi di Lingkungan Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 885);

10. Peraturan Kepala Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintag Nomor 29 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Penyediaan Infrastruktur Melalui Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Atas Prakarsa Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1513);

11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);

12. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 174 Tahun 2020 tentang Pendelegasian Kewenangan Menteri Perhubungan Selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) Dalam Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Pelabuhan (KPBU) Pelabuhan Patimban Provinsi Jawa Barat Kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

(5)

Menetapkan :

PERTAMA

KEDUA

M E M U T U S K A N :

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG

PENDELEGASIAN KEWENANGAN MENTERI PERHUBUNGAN SELAKU PENANGGUNG JAWAB PROYEK KERJASAMA (PJPK) DALAM PELAKSANAAN KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA (KPBU) PELABUHAN PATI MB AN PROVINSI JAWA BARAT KEPADA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT.

Mendelegasikan kewenangan Menteri Perhubungan selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) dalam pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Patimban di Provinsi Jawa Barat kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut selaku penerima pendelegasian kewenangan, tugas, dan tanggung jawab PJPK sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, mempunyai tugas dan tanggung jawab meliputi:

a. menganggarkan biaya pelaksanaan pengadaan dan pelaksanaan perjanjian KPBU;

b. menetapkan tim KPBU dan panitia pengadaan;

c. melaksanakan penjajakan minat pasar dalam melaksanakan tahap penyiapan KPBU;

d. menerbitkan surat pernyataan kelayakan Proyek KPBU berdasarkan dokumen yang dihasilkan dalam tahap penyiapan KPBU;

e. menyediakan ruangan data dan informasi (data room); f. memberikan persetujuan pada dokumen pengadaan dan

perubahannya yang diajukan oleh panitia pengadaan; g. menetapkan harga perkiraan sendiri (HPS) pada

pemilihan badan penyiapan;

h. menetapkan pemenang pelelangan;

i. menerbitkan surat penunjukan badan usaha pelaksana penyiapan;

(6)

KETIGA

KEEMPAT

KELIMA

k. menjawab sanggahan;

l. menyatakan proses prakualifìkasi atau pemilihan gagal; m. menetapkan tindak lanjut dari prakualifìkasi atau

pemilihan gagal;

n. menerbitkan surat penunjukan pemenang lelang (letter o f award) ;

o. memberikan persetujuan terkait perubahan anggota konsorsium dan/atau perubahan komposisi konsorsium setelah penetapan pemenang lelang (jika ada);

p. menandatangani perjanjian penyiapan;

q. menandatangani perjanjian KPBU, perjanjian regres dan perjanjian lain yang diperlukan; dan

r. kegiatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut selaku penerima pendelegasian kewenangan PJPK sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA, dalam pelaksanaannya harus berpedoman pada ketentuan peraturan perundang- undangan mengenai kerjasama Pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut selaku penerima pendelegasian kewenangan PJPK sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA, harus melaporkan pelaksanaannya kepada Menteri Perhubungan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

Segala pembiayaan yang timbul akibat pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dalam pendelegasian kewenangan PJPK sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA dibebankan kepada anggaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

(7)

KEENAM

KETUJUH

Segala tindakan hukum yang telah diambii baik dalam bentuk keputusan maupun tindak lanjut dari pelaksanaan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 1619 Tahun 2018 tentang Pendelegasian Kewenangan Menteri Perhubungan Selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama Dalam Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Pelabuhan Patimban Provinsi Jawa Barat dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 174 Tahun 2020 tentang Pendelegasian Kewenangan Menteri Perhubungan Selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) Dalam Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Patimban Provinsi Jawa Barat Kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut, dinyatakan masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Keputusan Menteri ini.

Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 174 Tahun 2020 tentang Pendelegasian Kewenangan Menteri Perhubungan Selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) Dalam Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Patimban Provinsi Jawa Barat Kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(8)

KEDELAPAN : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada :

1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi; 2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;

3. Menteri Keuangan;

4. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas; 5. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

6. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; 7. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan; 8. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan; 9. Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

10. Gubernur Jawa Barat;

11. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

12. Para Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 20 September 2020 MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

Referensi

Dokumen terkait

Golman, ilmu kedokteran gigi forensik adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan hukum alam penyelidikan melalui gigi geligi.. Dorion, ilmu kedokteran gigi forensik adalah

a) Hasil-hasil inventarisasi teknologi informasi menunjukkan bahwa belum semua unit organisasi yang berada di lingkungan Departemen Perhubungan memiliki struktur

Dengan demikian, sea ranching dapat didefinisikan sebagai: “Pelepasan juvenil dari suatu spesies ikan penting yang dibesarkan di hatchary ke laut untuk dipanen pada saat dewasa

 Mencari rida Allah SWT sebagai tujuan pengembangan spiritual Manfaat Menjalani Kehidupan Spiritual  Ketenangan batin  Perubahan transformatif  Kemudahan

Kepala Dinas Sosial mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas

menunjukkan bahwa nilai Adjusted R-squared sebesar 0,573478 atau sebesar 57,34%, maka dapat diperoleh hasil bahwa sebesar 57,34% variabel independen seperti CSR, Struktur

(2) Biaya interkoneksi terminasi trafik ke jaringan bergerak seluler yang titik interkoneksi dan titik pembebanan akhirnya berada dalam area pelayanan yang berbeda, dimana