• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. melakukan kegiatan. Semiawan (1990:1) mengemukakan bahwa kemampuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. melakukan kegiatan. Semiawan (1990:1) mengemukakan bahwa kemampuan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

8 2.1.1 Hakikat Kemampuan Mengenal Angka 2.1.1.1 Pengertian Kemampuan

Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Semiawan (1990:1) mengemukakan bahwa kemampuan adalah daya untuk suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Sedangkan menurut Smeth (1994:150) istilah kemampuan di definisikan dalam arti apa yang diharapkan di tempat kerja, dan merujuk pada pengetahuan, keahlian, dan sikap yang dalam penerapannya harus konsisten dan sesuai standard kinerja yang dipersyaratkan dalam pekerjaan. Ada tiga komponen penting yang tidak tampak dalam kemampuan diri manusia yaitu: keterampilannya, kemampuannya dan etos kerjanya. (Gomes, 1995:6) mengatakan bahwa tanpa ketiganya, semua sumber daya tetap terpendam, tidak dapat dimanfaatkan, dan tetap merupakan potensi belaka.

Dari ketiga komponen yang tidak kelihatan tersebut memang berada dalam diri manusia, tersimpan dalam bentuk kemampuan insani operasional atau operational human abilities. Sebagaimana digambarkan sebagai berikut: Lowler dan Proter (dalam Hasibuan, 2001:61) mendefinisikan kemampuan atau ability sebagai karakteristik individual seperti intelegensia, manual skill, traits yang merupakan kekuatan potensial seseorang untuk berbuat dan sifatnya stabil.

Selain itu kemampuan dinyatakan sebagai seperangkat tindakan cerdas penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan

(2)

tertentu (Mendiknas, 045/U/2002 dalam Indrayanto, 2004:127). Kemampuan pada individu tersebut paling tidak ditentukan ole tiga aspek kondisi dasar yaitu: kondisi sensoris dan kognitif, pengetahuan tentang cara respon yang benar, dan kemampuan melaksanakan respon tersebut. Jadi kemampuan (ability) merupakan suatu potensi untuk melakukan sesuatu. Atau dengan kata lain kemampuan (ability) adalah what one can do dan bukanlah what he does do (Hersey, 1992:60 dalam Indriyanto 2004:128).

Kemampuan awal adalah pengetahuan, keterampilan dan kompetensi yang merupakan prasyarat yang dimiliki untuk dapat memperlajari pelajaran baru pada jenjang selanjutnya. (Nashar, 2004:64) Kemampuan awal mempelajari suatu materi pelajaran berarti adalah kemampuan yang dimiliki siswa dari perbuatan belajar sebelumnya. Dengan demikian, kesuksesan belajar pada suatu jenjang adalah bagaimana kemampuan awal yang dimiliki siswa dari jenjang sebelumnya. Hal ini akan sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar siswa pada jenjang tertentu.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah daya untuk melakukan sesuatu yang dinilai dari kondisi sensoris dan kognitif, pengetahuan untuk merespon dan kemampuan melaksanakan respon tersebut.

(3)

Arti kata angka lebih mendekati arti kata digit dalam bahasa inggris. Dalam bahasa Indonesia belum ditemukannya pengertian kata angka. Dalam hal ini angka tidak lain adalah symbol yang digunakan untuk melambangkan suatu bilangan. (Erfan, 2008:1)

Menurut Copley (2002:47) angka atau lambang bilangan atau symbol yang merupakan suatu obyek yang terdiri dari angka-angka. sebagai contoh bilangan 10 dapat ditulis dengan dua buah angka (double digits) yaitu angka 1 dan angka 0.

Sebuah angka digunakan untuk melambangkan bilangan, suatu entitas abstrak dalam ilmu matematika. Tetapi bagi orang-orang awam, angka dan bilangan seringkali dianggap dua entitas yang sama. Mereka pun umumnya menganggap angka dan bilangan sebagai bagian dari matematika.

Memang bahasa Indonesia belum cukup baku sebagai alat komunikasi dalam ilmu dan sains, sehingga belum ada konsesus resmi bahwa ‘angka’ dan ‘bilangan’ melambangkan dua hal yang sangat berbeda. Demikian pula, kedua kata angka dan bilangan masih sering dipertukarkan dengan kata nomor. Kata nomor biasanya menunjuk satu atau lebih angka yang melambangkan sebuah bilangan bulat dalam suatu barisan bilangan-bilangan bulat yg berurutan. Misalnya kata ‘nomor 3′ menunjuk salah satu posisi urutan dalam barisan bilangan-bilangan 1, 2, 3, 4, …,. Jadi kata nomor sangat erat terkait dengan pengertian ‘urutan’.

Dalam mengenalkan angka pada anak, diharapkan mampu mengenal dan memahami konsep angka, transisi, dan lambang sesuai dengan jumlah benda-benda pengenalan bentuk angka.

(4)

Pada usia dini anak harus bisa dikenalkan angka, dalam mengenalkan agar pada anak sejak dini agar anak mampu mengetahui dasar-dasar matematika dan berguna untuk kehidupan anak dimasa yang akan datang, karena itu orang tua maupun guru harus bisa menstimulus kecerdasan-kecerdasan lainnya.

Menurut Depdiknas (2007:2) bahwa pentingnya kemampuan mengenal angka pada anak adalah sebagai berikut: 1) Anak dapat berfikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengmatan terhadap benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat disekitar anak, 2) Anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung, 3) Anak memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi, 4) Anak memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan suatu peristiwa yang terjadi disekitarnya, 5) Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu spontan.

Dalam mengenalkan angka pada anak orang tua maupun guru harus memperhatikan beberapa hal agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang kita inginkan.

Hal tersebut setara dengan pendapat Nurani (2005:11.8) bahwa hal-hal yang perlu diingat dalam mengenalkan angka adalah sebagai berikut:

1) Mendapatkan angka adalah proses yang berjalan perlahan-lahan, anak mengenal benda dengan menggunakan bahasa untuk menjelaskan pikiran mereka sehingga mulai membangun arti angka,

2) Belajar dengan trial and error dalam mengembangkan kemampuan menghitung dan menjumlahkan,

3) Menggunakan sajak, permainan tangan, dan beberaapa lagu yang sesuai untuk memperkuat hubungan dengan mengenal angka.

(5)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengenal angka untuk anak usia dini merupakan proses awal anak untuk mengenal bentuk-bentuk angka yang ada dalam mata pelajaran Matemetika.

2.1.2 Teknik Mencari Pasangan

Teknik mencari pasangan adalah teknik pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir anak TK, seperti yang telah dikemukakan oleh Curran (dalam Saputra dan Rudyanto, 2005:69) bahwa teknik mencari pasangan menjadi salah satu teknik pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan guru TK dalam mengembangkan kemampuan anak didiknya. Teknik belajar mengajar mencari pasangan ini pada tahun 1994 dikembangkan oleh seorang pakar pendidikan. Salah satu keunggulan teknik ini adalah anak didik mencari pasangan sambil belajar mengenal suatu konsep atau topic dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Khusus untuk anak TK, teknik belajar mengajar mencari pasangan dapat dirancang dala suasana bermain sambil anak itu belajar sesuatu.

Dijelaskan pula oleh Saputra dan Rudyanto (2005:81) bahwa langkah-langkah yang harus guru TK lakukan dalam menerapkan teknik pembelajaran mencari pasangan adalah sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisikan beberapa Lambang bilangan.

(6)

b. Masing-masing anak didik mendapat satu buah kartu yang telah guru sediakan.

c. Setiap anak didik mencari pasangan yang mempunyai kartu cocok dengan kartunya. Misalnya, pemegang kartu yang bertuliskan Lambang angka “1”. Berpasangan dengan pemegang kartu yang bertuliskan lambang angka “1”.

d. Anak didik dapat juga bergabung dengan dua atau tiga anak didik lain, yang memegang kartu yang cocok. Misalnya, pemegang kartu dengan Lambang angka “4” akan membentuk kelompok dengan pemegang kartu “4”.

Langkah-langkah ini dimaksudkan agar anak mengenali konsep komunikasi dengan kalimat sederhana dan juga mengenal gambar bilangan dengan benda-benda serta menghubungkan gambar bilangan dengan Lambang bilangan. Guru secara tidak langsung sudah mengajarkan konsep sederhana mengenai komunikasi dan matematika, sehingga pada akhir pembelajaran anak diharapkan akan meningkatkan dan berkembang kemampuan dalam hal bahasa dan kognitif.

Sejalan dengan beberapa teori yang telah dikemukakan, maka penanaman gambar bilangan melalui teknik pengajaran berhitung di TK Menurut Saputra dan Rudyanto (2005:82) dapat dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu sebagai berikut:

a. Penguasaan konsep. Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa konkrit seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan.

(7)

b. Masa transisi dan konsep ke lambang. Proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman konkrit menuju pengenalan lambangnya yang abstrak, dimana benda konkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan dalam bentuk lambangnya.

c. Lambang bilangan. Merupakan visualisasi dari berbagai konsep, misalnya lambang 7 untuk menggambarkan gambar lambing bilangan tujuh, merah melambangkan warna dan sebagainya.

Dari berbagai konsep tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengenalan angka 1-10 pada anak TK seharusnya menggunakan teknik pembelajaran mencari pasangan lambing bilangan juga dibantu oleh media/alat yang konkrit dan dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menanamkan gambar bilangan pada anak TK, adalah sebagai berikut :

a. Dalam menanamkan gambar bilangan, alat peraga/permainan tidak selalu berupa benda tiruan tetapi dapat juga benda asli. Contoh, pada penanaman gambar bilangan,anak dapat menggunakan alat yang ada di sekitarnya berupa anggota tubuh, buku, pensil, kelereng.

b. Alat permainan (alat peraga) yang digunakan hendaknya tidak mudah diperoleh dilingkungan anak.

c. Alat peraga/alat permainan hendaknya tidak monoton, akan tetapi hendaknya menarik dan bervariasi , mudah digunakan dan tidak membahayakan sehingga dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan daya pikir anak.

(8)

d. Dalam menanamkan gambar bilangan tidak sekaligus, tetapi tahap demi tahap sesuai dengan kemampuan anak. Terkadang guru merasa bahwa anak mampu melaksanakan tugas yang diberikan tanpa melalui tiga tahapan penguasaan matematika, yakini : penguasaan konsep, masa transisi dan konsep ke lambang dan lambang bilangan.

e. Anak dalam memahami gambar bilangan hendaknya diawali dengan memahami gambar bilangan dengan benda yan sejenis dan selanjutnya dapat dengan menggunakan macam-macam jenis benda. Cintoh : dari konkrit ke abstrak, dari yang mudah ke yang sukar, dan dari yang sederhana ke yang kompleks.

f. Hendaklah di dalam penyajian, alat peraga/alat permainan yang digunakan sedapat mungkin disesuaikan dengan tema yang akan diajarkan. (Saputra dan Rudyanto, 2005:82)

Adapun langkah-langkah pembelajarannya (Sugiyanto, 2008: 47) sebagai berikut: 1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa topik (tulisan atau gambar); 2) Setiap peserta didik mendapatkan satu kartu; 3) Setiap peserta didik mencari pasangannya masing-masing (sesuai dengan isi kartunya); 4) Peserta didik bergabung dengan pemegang kartu yang memiliki topik sama dengan dirinya (menjadi satu kelompok); 5) Setiap kelompok menyelesaikan tugas yang diberikan guru secara bersama-sama; dan 6) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dimuka kelas.

(9)

Kelebihan teknik mencari pasangan menurut Dwitantra (2011:21) antara lain dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik, metode ini menyenangkan karena ada unsur permainan, meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi dan efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.

Dwitantra (2011:21) juga menyatakan kelemahan teknik mencari pasangan antara lain jika guru tidak merancangnya dengan baik, maka akan banyak waktu yang terbuang, pada awal penerapan teknik ini, banyak siswa bisa yang malu berpasangan dengan lawan jenisnya, jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, saat presentasi banyak siswa yang kurang memperhatikan, guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan karena mereka bisa malu, dan penggunaan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan.

Menurut Lie (2002:30) suatu teknik pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Adapun kelebihan dari teknik mencari pasangan adalah sebagai berikut:

1. Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan kepadanya melalui kartu.

2. Meningkatkan kreativitas belajar siswa.

3. Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. 4. Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media pembelajaran

(10)

5. Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis. Sedangkan kekurangan teknik ini adalah:

1. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai. 2. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan

3. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran sehingga Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran

4. Siswa kurang menyerapi makna pembelajaran yang ingin disampaikan karena siswa hanya merasa sekedar bermain saja.

5. Pada kelas yang gemuk (<30 siswa/kelas) jika kurang bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar dengan keramaian yang tidak terkendali. (Lie, 2002:31)

Pada penerapan teknik mencari pasangan, dapat diketahui bahwa teknik teknik mencari pasangan dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan para peserta didik, proses pembelajaran lebih menarik dan anak dapat lebih antusias mengikuti proses pembelajaran.

2.1.4 Penerapan Teknik Mencari Pasangan Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka 1-10 Pada Anak TK

Anak TK adalah subyek didik yang memiliki karakteristik tersendiri dan memiliki potensi untuk dikembangkan. Mengenal konsep angka 1-10 temasuk dalam pengembangan matematika permulaan yang perlu dikembangkan untuk anak Tk usia 3-4 tahun. Dengan adanya kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan dengan bermain, Teknik mencari pasangan lambang bilangan akan lebih

(11)

memotivasi anak dalam mengikuti kegiatan mengenal konsep angka, menanamkan konsep dasar yang benar, kongkret, dan realistis. Kegiatan mencari pasangan lambang bilangan angka dapat digunakan untuk mengenal konsep angka pada anak TK melalui permainan sederhana, karena dalam pembelajaran teknik mencari pasangan bilangan yang dilakukan terdapat angka-angka 1-10 yang dapat digunakan untuk belajar, sehingga pembelajaran tidak membosankan lebih bervariatif dan menyenangkan.

Khusus penggunaan dan pemanfaatan teknik pembelajaran, dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir konvergen, guru dapat menggunakan kartu acak untuk pengajaran menghitung angka dari 1-10. Pada kegiatan awal menenangkan anak dan membagi dua kelompok Guru mengajak anak-anak untu berhitung Guru mengadakan Tanya jawab tentang angka 1-10 serta Guru memperkerkenalkan lagu baru “ Ayo Berhitung”.

Secara operasional, guru memberikan kartu kepada seluruh anak yang berisikan angka dan gambar-gambar yang berbeda-beda jumlah. Selanjutnya, setiap anak akan mencocokkan kartu yang dipegangnya tersebut kepada anak yang lain. Misalnya, bagi anak yang memegang kartu angka 2, maka ia akan mencari pasangan lambang bilangan angka 2. Demikian pula dengan anak yang memegang “kartu lambang bilangan angka 3”. Maka ia akan mencari pasangan kartunya, yaitu “kartu angka 3”.

Guru pula pada awalnya menunjukkan kartu-kartu angka 1-10 yang dibawanya sambil menanyakan kepada siswa angka pada masing-masing kartu serta memberikan penjelasan bentuk angka. Kemudian kartu tersebut dibagikan

(12)

kepada siswa secara acak. Setiap siswa mendapatkan kartu yang dibagikan. Siswa memikirkan jawaban angka dengan mencari pasangan angka 1-10 pada masing-masing temannya. Dan guru memberikan nilai kepada siswa sesuai siapa yang paling cepat mendapatkan pasangan.

2.1.5 Kajian Penelitian yang relevan

Nurlaily, Zaroh. 2012. Dengan judul upaya meningkatkan kemampuan mengenal angka melalui penggunaan benda konkret pada anak kelompok A di TK Aba Pampang II Gunungkidul. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya peningkatan pada kemampuan mengenal angka 1-10 anak kelompok A di TK ABA Pampang II Gunungkidul. Melalui benda konkret anak dapat menggunakan seluruh inderanya dengan cara melihat, menyentuh, memegang, dan memindahkannya secara langsung. Terlebih dahulu anak menghitung banyaknya benda, setelah itu benda dihubungkan dengan angka yang sesuai. Upaya untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka pada penelitian ini melalui penggunaan benda konkret yang menarik untuk anak yaitu berupa makanan. Dengan benda konkret tersebut kemampuan anak mengenal angka dapat meningkat sesuai yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh, kemampuan anak mengenal angka pra tindakan hanya ada 3 anak atau 23,07% dengan kriteria baik. Setelah adanya tindakan siklus I kemampuan mengenal angka kriteria baik menjadi 7 anak atau 53,85%. Pada tindakan siklus II kemampuan anak mengenal angka kriteria baik meningkat menjadi 11 anak atau 84,62%. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa benda konkret memiliki pengaruh besar dalam pembelajaran

(13)

mengenal angka, karena melalui penggunaan benda konkret kemampuan anak dalam mengenal angka dapat meningkat.

Titik Purwanti, 2012. Skripsi dengan judul peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan anak usia 4-5 tahun melalui permainan kartu angka dan kartu bergambar di RA Babussalam Prembulan Galur Kulon Progo. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan yang signifikan, yaitu peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan. Hal ini dibuktikan dengan hasil pra tindakan pada indikator pertama sebesar 40% meningkat pada siklus I menjadi 65% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 90%. Hasil pra tindakanpada indikator kedua sebesar 40% meningkat pada siklus I menjadi 60% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 85%. Selanjutnya phasil pra tindakan pada indikator ketiga sebesar 45% meningkat pada siklus I menjadi 70% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 90%. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa melalui permainan kartu angka dan kartu bergambar memiliki pengaruh besar dalam pembelajaran mengenal lambang bilangan, karena dengan permainan kartu angka dan kartu bergambar kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak meningkat.

2.2 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pemecahan masalah tersebut, maka hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut “Jika melalui teknik mencari pasangan lambang bilangan maka kemampuan mengenal angka 1-10 pada anak kelompok A TK Kihajar Dewantoro 14 Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo Akan meningkat.

(14)

2.3 Indikator

Indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti tetap mengacu pada kurikulum yang berlaku di TK yakni pelaksanaan tindakan kelas dikatakan berhasil apabila 75% dari anak kelompok A mampu mengenal angka 1-10 dengan kriteria baik.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian diperoleh: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran talking stick dengan siswa

Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada teman-teman Mahasiswa S2 Teknik Geofisika : Adhilaksana, Kusnahadi, Nanang, Eko Ari, Dedy, Sabri, Imam, Deni, Erfan, Andri dan Johan

Bertambahnya jumlah kredit yang disalurkan tidak membuat bank menjadi lupa dalam mengawasi kualitas kredit serta aktiva produktif lainnya. Hal ini dapat dilihat dari

Metode yang dilakukan (1) menghitung return saham; (2) mencari nilai statistik deskriptif dari return; (3) memeriksa ada tidaknya sifat autokorelasi dan efek

Sintesis prioritas diperoleh dari metode eigen vektor atau perkalian prioritas lokal dengan prioritas kriteria bersangkutan pada level yang lebih tinggi dan

[r]

Longer mixing time gives longer extend of spin - - spin spin

SYAHRU RAMADHAN, Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai, dibawah bimbingan PINDI PATANA dan ZULHAM APANDY HARAHAP..