• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Pajak Revaluasi Aset Tetap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seminar Pajak Revaluasi Aset Tetap"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Di Indonesia laju inflasi masih dapat dikatakan fluktutis daro tahun 2009-2011. Tingkat laju inflasi dikendalikan BI sebagai bank sentral. BI harus mengendalikan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah tercermin dari tingkat inflasi dan nilai tukar yang terjadi. Inflasi yang terjadi, baik demand pull infiation maupun cost push inflation dapat berpengaruh pada dunia usaha. Sa;ah satunya adalah pada saat pencatatan akuntansinya, dimana pencatatan tersebut dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan yang berbeda dengan kondisi ekonomi normal.

Adanya perbedaan nilai antara nilai buku dengan nilai wajar ini mendorong perusahaan untuk menyesuaikan kondisi laporan keuangannya agar dapat sesuai dengan nilai wajar, perusahaan melakukan revaluasi terhadap aktiva tetapnya. Revaluasi aktiva tetap merupakan penilaian kembali atas aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Keuntungan bagi perusahaan yang melakukan revaluasi aktiva tetap, diantaranya dapat menciptakan performance of balance sheet yang lebih baik, sebagai akibat meningkatnya nilai aktiva dan modal. Selain itu dapat meningktakan kepercayaan para pemegang saham, karena kenaikan nilai aktiva dapat dicatat sebagai tambahan nilai saham. Dengan adanya revaluasi aktiva tetap juga memiliki keuntungan dari segi perpajakan, yaitu dapat melakukann penghematan pajak sebagai akibat bertambahnya besarnya nilai penyusutan aktiva.

Revaluasi aktiva tetap cenderung dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa, hal ini dikarenakan tuntutan untuk menyajikan laporan keuangan secara berkala kepada umum dan tuntutan financial performance kepada pihak ketiga.

Pelaksanaan revaluasi aktiva tetap di Indonesia diatur dalam ketentuan perpajakan dan akuntansi. Kebijakan mengenai revaluasi aktiva tetap ini dikeluarkan

(2)

bergantung terhadap situasi ekonomi dan moneter yang melatarbelakanginya, serta konteks arah kebijakan pajak. Menurut perpajakan, kebijakan mengenai revaluasi ajtiva tetap diatur terakhir pada peraturan Menteri Keuangan (PMK) bernomor 191/PMK.10/2015 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun 2016 (PMK 191/2015)atau lebih dikenal sebagai Kebijakan Revaluasi Aktiva Tetap.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan revaluasi aktiva tetap ? 2. Sudut pandang tentang revaluasi aktiva tetap?

3. Apakah syarat dilakukannya revaluasi aktiva tetap? 4. Bagaimana prosedur revaluasi aktiva tetap?

5. Apakah manfaat revaluasi aktiva tetap? 1.3 Tujuan Makalah

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud revaluasi.

2. Untuk mengetahui sudut pandang tentang revaluasi aktiva tetap. 3. Untuk mengetahui syarat untuk melakukan revaluasi.

4. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan revaluasi. 5. Untuk mengetahui manfaat revaluasi.

(3)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Aktiva Tetap

2.2 PENGERTIAN REVALUSI AKTIVA TETAP

Revaluasi diambil dari kata re dan valuasi (value), dimana re berarti berulang atau kembali sedangkan valuasi yang berasal dari kata value yang berarti nilai sehingga valuasi dapat diartikan sebagai proses penilaian. Jadi arti kata dari revaluasi itu sendiri adalah penilaian kembali.

Revaluasi aktiva tetap adalah penilaian kembali aktiva tetap perusahaan yang diakibatkan adanya kenaikan nilai aktiva tersebut di pasaran atau karena rendahnya nilai aktiva tetap dalan laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain. Hal ini mengakibatkan nilai aktiva tetap dalam laporan keuangan tidak mencerminkan nilai yang wajar. Atau dapat juga dikatakan revaluasi aktiva tetap merupakan penilaian kembali aktiva tetap yang tercatat didalam buku perusahaan dan masih digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Tujuan revaluasi adalah agar nilai yang tercantum didalam buku perusahaan / laporan keuangan perusahaan sesuai dengan nilai wajar yang berlaku pada saat dilakukannya revaluasi.

Revaluasi aktiva tetap dapat digunakan sebagai sarana bagi pemerintah atau Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan penerimaan negara yang berasal dari Pajak Penghasilan Badan, sedangkan bagi wajib pajak sendiri penilaian kembali aktiva dapat dijadikan sebagai sarana untuk melakukan perencanaan perpajakannya dengan tujuan untuk menghemat pembayaran pajak penghasilan badan.

(4)

2.3 Sudut Pandang Revaluasi Aktiva Tetap 2.4 Pelaksanaan Revaluasi Aktiva Tetap

A. Syarat dilakukannya Revaluasi Aktiva Tetap

1. WP badan dalam negeri (PT, CV, BUMN, Koperasi, Yayasan). Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri yang menyelenggarakan pembukuan tidak termasuk WP yang dapat melakukan revaluasi.

2. Telah memenuhi kewajiban pajak sampai dengan masa pajak terakhir sebelum melakukan revaluasi. Kewajiban pajak tersebut adalah :

a. SPT Masa atau Tahunan, sepanjang belum ada SKP.

b. SKP, walaupun Wajib Pajak mengajukan keberatan dan belum ada keputusan keberatan.

c. Keputusan Keberatan, walaupun WP mengajukan banding dan belum ada putusan Banding dari pengadilan pajak.

d. Keputusan PK dari MA.

e. STP, walaupun WP mengajukan permohonan pengurangan / penghapusan sanksi administrasi atau pembetulan kembali pembetulan STP, tetapi belum mendapatkan keputusan.

3. Yang dapat dinilai kembali aktiva tetap berwujud yang berada di Indonesia dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan obyek pajak. Aset Tetap SGU dengan hak opsi tidak dapat direvaluasi sebelum menggunakan hak opsi, aktiva tidak berwujud tidak dapat direvaluasi.

4. Dapat dilakukan terhadap seluruh aktiva tetap atau sebagian aktiva, dapat dilakukan setiap tahun atau satu kali dalam setahun. Dilakukan oleh perusahaan penilai yang mendapat ijin pemerintah.

5. Penilaian kembali dilakukan perusahaan penilai atau Penilai yang mendapat ijin dari Pemerintah. Penilaian kembali dihitung atau dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar yang berlaku pada saat penilaian kembali.

(5)

6. Dalam hal nilai revaluasi yang ditetapkan tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya maka Direktorat Jendral Pajak dapat menetapkan kembali nilai revaluasi. Setelah WP melakukan revaluasi dan sudah mendapat persetujuan dari KPP, kemudian dilakukan pemeriksaan, pemeriksa pajak dapat melakukan koreksi nilai revaluasi, dengan hasil :

a. Nilai revaluasi lebih rendah daripada harga pasar b. Nilai revaluasi lebih tinggi daripada harga pasar.

Apabila nilai revaluasi lebih tinggi daripada harga pasar maka terdapat Selisih Lebih Revaluasi, yaitu Nilai Pasar ( Nilai Revaluasi ) dikurangi Nilai Buku Fiskal pada awal bulan dilakukan revaluasi dan dikenakan pajak revaluasi sebesar 10 % Final setelah dikurangi / dikompensasi terlebih dulu dengan sisa kerugian fiskal.

Kompensasi Rugi Fiskal : a. Tidak lebih dari 5 tahun.

b. Kalau belum dilakukan pemeriksaan pajak rugi fiskal berdasarkan SPT WP.

c. Sudah ada SKP, berdasarkan SKP meskipun WP mengajukan keberatan.

7. Bagi WP yang melakukan penggabungan usaha, PPh yang terutang 10% dapat dibayar dalam jangka waktu paling lama 5 tahun sejak dilakukan penilaian kembali aktiva tetap. PPh yang harus dilunasi setiap tahun paling sedikit sebesar 20%.

B. Prosedur Melakukannya Revaluasi Aktiva Tetap

1. WP badan dalam negeri (PT, CV, BUMN, Koperasi, Yayasan). Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri yang menyelenggarakan pembukuan tidak termasuk WP yang dapat melakukan revaluasi.

2. Telah memenuhi kewajiban pajak sampai dengan masa pajak terakhir sebelum melakukan revaluasi. Kewajiban pajak tersebut adalah :

(6)

b. SKP, walaupun Wajib Pajak mengajukan keberatan dan belum ada keputusan keberatan.

c. Keputusan Keberatan, walaupun WP mengajukan banding dan belum ada putusan Banding dari pengadilan pajak.

d. Keputusan PK dari MA.

e. STP, walaupun WP mengajukan permohonan pengurangan / penghapusan sanksi administrasi atau pembetulan kembali pembetulan STP, tetapi belum mendapatkan keputusan.

3. Yang dapat dinilai kembali aktiva tetap berwujud yang berada di Indonesia dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan obyek pajak. Aset Tetap SGU dengan hak opsi tidak dapat direvaluasi sebelum menggunakan hak opsi, aktiva tidak berwujud tidak dapat direvaluasi.

4. Dapat dilakukan terhadap seluruh aktiva tetap atau sebagian aktiva, dapat dilakukan setiap tahun atau satu kali dalam setahun. Dilakukan oleh perusahaan penilai yang mendapat ijin pemerintah.

5. Penilaian kembali dilakukan perusahaan penilai atau Penilai yang mendapat ijin dari Pemerintah. Penilaian kembali dihitung atau dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar yang berlaku pada saat penilaian kembali.

6. Dalam hal nilai revaluasi yang ditetapkan tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya maka Direktorat Jendral Pajak dapat menetapkan kembali nilai revaluasi. Setelah WP melakukan revaluasi dan sudah mendapat persetujuan dari KPP, kemudian dilakukan pemeriksaan, pemeriksa pajak dapat melakukan koreksi nilai revaluasi, dengan hasil :

a. Nilai revaluasi lebih rendah daripada harga pasar b. Nilai revaluasi lebih tinggi daripada harga pasar.

Apabila nilai revaluasi lebih tinggi daripada harga pasar maka terdapat Selisih Lebih Revaluasi, yaitu Nilai Pasar ( Nilai Revaluasi ) dikurangi Nilai Buku Fiskal pada awal bulan dilakukan revaluasi dan dikenakan pajak revaluasi sebesar 10 % Final setelah dikurangi / dikompensasi terlebih dulu dengan sisa kerugian fiskal.

(7)

Kompensasi Rugi Fiskal : a. Tidak lebih dari 5 tahun.

b. Kalau belum dilakukan pemeriksaan pajak rugi fiskal berdasarkan SPT WP.

c. Sudah ada SKP, berdasarkan SKP meskipun WP mengajukan keberatan.

7. Bagi WP yang melakukan penggabungan usaha, PPh yang terutang 10% dapat dibayar dalam jangka waktu paling lama 5 tahun sejak dilakukan penilaian kembali aktiva tetap. PPh yang harus dilunasi setiap tahun paling sedikit sebesar 20%.

C. Pemberlakuan Tarif

Pemerintah telah meluncurkan kebijakan revaluasi aktiva tetap sejak akhir tahun 2015 lalu. Hal ini diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 191 Tahun 2015 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun 2016.

Secara garis besar, kebijakan ini adalah bentuk insentif perpajakan yang diberikan kepada Wajib Pajak (WP). Revaluasi Aktiva Tetap bukanlah instrumen baru, karena Menteri Keuangan pernah meluncurkan instrumen serupa pada tahun 2008 lalu, melalui PMK Nomor 79 Tahun 2008 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan.

Tarif yang diberikan bagi insentif revaluasi aktiva tetap terbagi menjadi tiga macam, dan ketiganya bersifat final. Pembagian tarif ini disesuaikan dengan saat WP melakukan pemanfaatan insentif perpajakan revaluasi aset. Tarif dikenakan atas selisih lebih nilai aktiva tetap hasil penilaian kembali atau hasil perkiraan penilaian kembali oleh WP berdasarkan Kantor Jasa Penilai Publik atau ahli penilai di atas nilai buku fiskal semula.

(8)

Untuk permohonan sampai dengan 31 Desember 2015 dan penilaian kembali selesai paling lambat 31 Desember 2016, tarifnya sebesar tiga persen. Untuk permohonan periode 1 Januari 2016 sampai dengan 30 Juni 2016 dan penilaian kembali selesai paling lambat 30 Juni 2017 tarifnya sebesar empat persen. Untuk permohonan periode 1 Juli 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 dan penilaian kembali selesai paling lambat 31 Desember 2017, tarifnya sebesar enam persen.

WP yang dapat memanfaatkan insentif ini adalah WP Badan dalam negeri, Bentuk Usaha Tetap, WP Orang Pribadi yang melakukan pembukuan (termasuk WP yang memperoleh izin menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang Dolar Amerika Serikat), dan WP yang pada saat penetapan penilaian kembali nilai aktiva tetap oleh kantor jasa penilai publik atau ahli penilai belum melewati jangka waktu lima tahun terhitung sejak penilaian kembali aktiva tetap terakhir berdasarkan PMK Nomor 79 Tahun 2008.

Objek yang dapat diajukan permohonan revaluasi aktiva tetap adalah sebagian atau seluruh aktiva tetap berwujud yang terletak atau berada di Indonesia; dimiliki dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak.

2.5 Manfaat Revaluasi Aktiva Tetap

Revaluasi aktiva tetap mempunyai manfaat bagi perusahaan, diantaranya yaitu: 1. Dapat menciptakan performance of balance sheet yang lebih baik, sebagai

akibat meningkatnya nilai aktiva dan modal;

2. Meningkatkan kepercayaan para pemegang saham, karena kenaikan nilai aktiva dapat dicatat sebagai tambahan nilai saham (saham bonus);

3. Meningkatkan kepercayaan kreditur, sebagai dampak membaiknya beberapa rasio

keuangan perusahaan, khususnya yang ditunjukkan oleh debt to asse ts ratio dan debt to equity ratio.

(9)

4. Penghematan pajak yang terjadi sebagai akibat bertambah besarnya nilai penyusutan aktiva, yang dapat memberikan penghematan pajak sebesar

30% dari

nilai tambah penyusutan. Sementara keuntungan dari revaluasi aktiva h anya dikenakan pajak final sebesar 10%.

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun undang-undang pajak tidak mengatur pencegahan tindak pidana pajak, namun dalam UU No.8 Tahun 2010 mengandung prinsip customer due diligence dalam

Membuat sambungan lidah dan alur (menggunakan mesin router). c) Siapkan mesin spindel (router) hingga siap pakai (bentuk gigi yang dipilih sesuai dengan kebutuhan,

Pengelolaan energi dikembangkan dengan cara pembangunan energi alternatif dan ketenagalistrikan yang diarahkan pada penyediaan energi dan tenaga listrik yang dapat

1976 (TAC) serta Piagam ASEAN serta mendorong pihak-pihak untuk menyelesaikan sengketa mekanisme regional ASEAN dengan cara menempuh jalur diplomasi. Namun

Menurut SNI 01-31421998, tahu adalah suatu jenis makanan padat yang terbuat dari sari kedelai yang dicetak dengan menggunakan proses pengendapan protein pada titik

Perancangan jaringan akses yang dilakukan pada Perumahan Graha Yasa Asri menggunakan metode eksperimental sehingga variabel-variabel tertentu dapat diubah untuk

Sedangkan apabila melihat angka signifikansi yakni sebesar 0,039 < 0,05 maka variabel kepribadian mempengaruhi (signifikan) terhadap keputusan pembelian

Uji-F merupakan uji serentak atau mengetahui variabel bebas (Daya Tarik Wisata, Akomodasi, Kuliner, dan Transportasi) mempunyai pengaruh secara bersama-sama