DIREKTUR PENGEMBANGAN WILAYAH
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
ISU STRATEGIS PROVINSI DALAM PENYUSUNAN RKP 2012
REPUBLIK INDONESIA•
PENTINGNYA ISU STRATEGIS PROVINSI DALAM
PENYUSUNAN RKP 2012
•
KINERJA PROVINSI SAAT INI
•
PENENTUAN ISU STRATEGIS PROVINSI
•
ISU STRATEGIS PER PULAU
•
ISU STRATEGIS PER PROVINSI:
•
KUALITAS PERTUMBUHAN DAN APBD
•
SEKTOR UNGGULAN
•
CONTOH ISU STRATEGIS PROVINSI: NTT
•
HARAPAN DALAM DISKUSI
PENTINGNYA ISU STRATEGIS PROVINSI DALAM
PENYUSUNAN RKP 2012
•
PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
NASIONAL (RPJMN 2010 – 2014 DAN RKP 2012) ADALAH
PENTING MENCERMINKAN KINERJA NASIONAL
•
LOKASI DAN DAMPAK LANGSUNG PEMBANGUNAN
ADALAH DI DAERAH
•
MAKA PERBAIKAN KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
AKAN BERDAMPAK PADA KINERJA PEMBANGUNAN
NASIONAL
•
PERLU IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS DI DAERAH DALAM
PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL
ISU STRATEGIS PROVINSI DAN
PENYUSUNAN RKP 2012
ISU STRATEGIS PROVINSI DAN
PENYUSUNAN RKP 2012
ISU STRATEGIS PROVINSI (DALAM KERANGKA ISU
STRATEGIS PULAU RPJMN 2010 -2014 BUKU III)
KINERJA PROVINSI DALAM PENCAPAIAN TUJUAN
DAN SASARAN RPJMN 2010 – 2014 DAN RKP 2012
APA SEBABNYA?
MENGATASINYA?
BAGAIMANA
BERAPA, SIAPA, D
I MANA?
es
Aw
ISU STRATEGIS PROVINSI DAN
PENYUSUNAN RKP 2012
RKP
2012
PRIORITAS 2 PRIORITAS 3 PRIORITAS 1PROVINSI A
ISU
STRATEGIS 3
ISU
STRATEGIS 2
ISU
STRATEGIS 1
PRIORITAS 4 PRIORITAS 10 PRIORITAS 5 PRIORITAS 6 PRIORITAS 7 PRIORITAS 8 PRIORITAS 9 PRIORITAS 11PR
O
GR
AM
D
AN
KE
GIA
TAN
ISU
STRATEGIS
PER
PULAU
RPJMN
2010 –
2014
BUKU III
ISU STRATEGIS PROVINSI DAN
PENYUSUNAN RKP 2012
RKP
2012
TERCAPAINYA
TUJUAN DAN
SASARAN
PEMBANGUNAN
NASIONAL DAN
DAERAH
PROGRAM
DAN
KEGIATAN
YANG
TEPAT
SASARAN
(SESUAI ISU
STRATEGIS
DAERAH)
RKP
D 2012
RENCANA
PEMBANGUNAN
JANGKA
MENENGAH
(NASIONAL DAN
DAERAH)
Isu Strategis Umum Semua Pulau:
Buku III RPJMN 2010-2014
1.
Optimalisasi dan Pengembangan Sektor Unggulan Wilayah.
2.
Kualitas Sumber Daya Manusia dan Tingkat Kemiskinan Wilayah.
3.
Kualitas Birokrasi dan Tata Kelola termasuk didalamnya Permasalahan Tindak Pidana
Korupsi dan Pelaksanaan Tata Kelola dalam Wilayah Otonomi Khusus.
4.
Kualitas dan Jaringan Infrastruktur Wilayah dalam Mendukung Intra Regional Connectivity.
1.Keterbatasan sumber daya energi listrik dalam mendukung pengembangan ekonomi lokal
2.Integrasi jaringan transportasi intermoda wilayah
3.Pengembangan kawasan perbatasan, pulau-pulau terdepan dan terpencil
ISU STRATEGIS WILAYAH:BUKU III RPJMN 2010-2014
1. Ketimpangan pembangunan intra-regional wilayah Jawa-Bali
2. Menjaga momentum pertumbuhan di Jawa-Bali
3. Belum optimalnya potensi peningkatan nilai tambah dari aktivitas perdagangan internasional
4. Semakin meningkatnya peran sektor sekunder dan tersier dalam perekonomian
5. Terancamnya fungsi wilayah Jawa-Bali sebagai salah satu
1. Pembangunan wilayah perbatasan dan kerja sama dengan negara-negara yang berbatasan dengan Negara Kesatuan
1. Pembangunan wilayah perbatasan, tertinggal dan pulau terpencil, dan kawasan bencana.
2. Tingginya dampak konflik Maluku terhadap keamanan lingkungan, kehidupan sosial dan ekonomi, serta lingkungan.
1. Pengamanan dan
peningkatan kesejahteraan di wilayah
perbatasan, tertinggal dan bencana
2. Tingginya prevalensi kesakitan HIV/AIDS 3. Tingginya potensi
pelanggaran hak asasi manusia berbasis ikatan adat dan komunal 4. Meningkatnya kebutuhan
ketahanan pangan 1. Kuantitas dan kualitas jaringan
infrastruktur wilayah 2. Kesenjangan intrawilayah
Kalimantan
3. Pembangunan kawasan perbatasan
1. Interkonektivitas domestik intrawilayah.
2. Kapasitas energi listrik. 3. Revitalisasi modal sosial. 4. Pembangunan kawasan
perbatasan dan pulau-pulau terpencil.
Kualitas Pertumbuhan: Dampak Pertumbuhan Ekonomi
terhadap Penurunan Tingkat Kemiskinan
Bisa disebabkan karena
penggerak pertumbuhan
bukan dari sektor yang
menyerap banyak tenaga
kerja.
9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00Rata-rata Pertumbuhan PDRB Non Migas 2005-2009 (%)1.50 1.25 1.00 0.75 0.50 0.25 0.00 Rata-rata Penurunan Tingkat Kem iskian 2005-2010 (%)
PapuaMalutMalukuSulbarGorontaloSultraSulselSultengSulutKaltimKalselKaltengKalbarNTTNTBBaliBantenJawa TimurDi YogyakartaJawa TengahJawa BaratDKI JakartaKepriBebelLampungBengkuluSumselJambiRiauSumbarSumutAceh
1.Kuadran I: Pertumbuhan
Tinggi , Pro-Poor
2.Kuadran II: Pertumbuhan
Rendah, Pro-Poor
3.Kuadran III: Pertumbuhan
Rendah , Kurang Pro-Poor
4.Kuadran IV: Pertumbuhan
Tinggi, Kurang Pro-Poor
I
II
Kualitas Pertumbuhan : Dampak Pertumbuhan Ekonomi
terhadap Penurunan Tingkat Pengangguran
1. Bisa disebabkan karena
banyak suplai tenaga kerja
dari luar.
2. Bisa disebabkan sektor
utama penggerak utama
pertumbuhan bukan sektor
yang menyerap banyak
tenaga kerja.
3. Bisa disebabkan sektor
penggerak pertumbuhan
1. Kuadran I: Pertumbuhan
Tinggi , Pro-Job
2. Kuadran II: Pertumbuhan
Rendah, Pro-Job
3. Kuadran III: Pertumbuhan
Rendah , Kurang Pro-Job
4. Kuadran IV: Pertumbuhan
Tinggi, Kurang Pro-Job
9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00Rata-rata Pertumbuhan PDRB Non Migas 2005-2009 (%)
1.00 0.50 0.00
Rata-rata Pengurangan Tingkat Pengangguran Terbuka
2005-2010 (
%)
PapuaPapua BaratMalutMalukuSulbarGorontaloSultraSulselSultengSulutKaltimKalselKalbarNTTNTBBaliBantenJatimDIYJatengJabarDKI JakartaKepriBabelLampungBengkuluSumselJambiRiauSumbarSumutAceh
I
II
Kualitas Pertumbuhan : Dampak Pertumbuhan Ekonomi
terhadap Peningkatan IPM
Bisa disebabkan karena
sektor penggerak
pertumbuhan mendorong
konsumsi dan bukan investasi
sosial dasar
9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00Rata-rata Pertumbuhan PDRB 2005-2009 (Non Migas), (%)1.00 0.90 0.80 0.70 0.60 0.50 0.40 0.30 Rata-rata Peningkat an IPM 2005-2009
PapuaPapua BaratMalutMalukuSulbarGorontaloSultraSulselSultengSulutKaltimKalselKaltengKalbarNTTNTBBaliBantenJawa TimurDi YogyakartaJawa TengahDKI JakartaKepriBebelLampungBengkuluSumselJambiRiauSumbarSumutAceh
1. Kuadran I: Pertumbuhan
Tinggi , Pro- Human Dev
2. Kuadran II: Pertumbuhan
Rendah, Pro- Human Dev
3. Kuadran III: Pertumbuhan
Rendah , Kurang Pro- Human
Dev
4. Kuadran IV: Pertumbuhan
Tinggi, Kurang Pro- Human
Dev
I
II
Kualitas APBD: Dampak Pertumbuhan APBD terhadap
Penurunan Tingkat Kemiskinan
Mungkin disebabkan karena
belanja yang tidak tepat
sasaran kepada rakyat miskin.
60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00Rata-rata Pertumbuhan Pendapatan Daerah 2005-2010 (%)
1.50 1.25 1.00 0.75 0.50 0.25 0.00 Rata-rata P engurangan Persen tase P enduduk M iskin 2005-2010 ( %)
PapuaMalutMalukuSulbarGorontaloSultraSulselSultengSulutKaltimKalselKaltengKalbarNTTNTBBaliBantenJawa TimurDi YogyakartaJawa TengahDKI JakartaKepriBebelLampungBengkuluSumselJambiRiauSumbarSumutAceh
1.Kuadran I: Pendapatan Daerah
Tinggi , Pro-Poor
2.Kuadran II: Pendapatan Daerah
Rendah, Pro-Poor
3.Kuadran III: Pendapatan Daerah
Rendah, Kurang Pro-Poor
4.Kuadran IV: Pendapatan Daerah
Tinggi , Kurang Pro-Poor
I
II
Kualitas APBD: Dampak Pertumbuhan APBD terhadap
Penurunan Tingkat Pengangguran
Hal ini mungkin disebabkan karena
belanja yang tidak tepat sasaran
pada program yang secara langsung
dapat mengurangi pengangguran
(meningkatkan lapangan kerja
formal).
60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00Rata-rata Pertumbuhan Pendapatan daerah 2005-2010 (%)1.40 1.20 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 Rata-rata P engurangan T ingkat pengangguran Terb uka 2005-2010 ( %)
PapuaPapua BaratMalutMalukuSulbarGorontaloSultraSulselSultengSulutKalselKaltengKalbarNTTNTBBaliBantenJawa TimurDi YogyakartaJawa TengahJawa BaratDKI JakartaKepriBebelLampungBengkuluSumselJambiRiauSumbarSumutAceh
I
II
1.Kuadran I: Pendapatan Daerah
Tinggi , Pro-Job
2.Kuadran II: Pendapatan Daerah
Rendah, Pro-Job
3.Kuadran III: Pendapatan Daerah
Rendah, Kurang Pro-Job
4.Kuadran IV: Pendapatan Daerah
Tinggi , Kurang Pro-Job
Kualitas APBD: Dampak Pertumbuhan APBD terhadap
Peningkatan IPM
Hal ini mungkin disebabkan
karena belanja yang tidak
tepat sasaran kepada
pelayanan sosial dasar.
60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00Rata-rata Pertumbuhan Pendapatan daerah 2005-2009 (%)
1.00 0.90 0.80 0.70 0.60 0.50 0.40 0.30 Rata-rata Peningkat an IPM 2005-2009
PapuaPapua BaratMalutMalukuSulbarGorontaloSultraSulselSultengSulutKaltimKalselKaltengKalbarNTTNTBBaliBantenJawa TimurDi YogyakartaJawa TengahJawa BaratDKI JakartaKepriBebelBengkuluSumselJambiRiauSumbarSumutAceh
I
II
1.Kuadran I: Pendapatan Daerah
Tinggi , Pro-Human Dev
2.Kuadran II: Pendapatan Daerah
Rendah , Pro-Human Dev
3.Kuadran III: Pendapatan Daerah
Rendah, Kurang Pro-Human Dev
4.Kuadran IV: Pendapatan Daerah
Tinggi , Kurang Pro-Human Dev
PENENTUAN ISU STRATEGIS:
Memperbaiki Kualitas Pertumbuhan
Q1
• Mengapa pertumbuhan tidak berkualitas?
Q2
• Apakah karena sektor yang dikembangkan selama ini kurang
bermanfaat bagi rakyat? (tidak poor, job,
pro-growth, pro-social investment) analisis sektor unggulan
Q3
• Sektor apa yang harus dikembangkan untuk meningkatkan
kualitas pertumbuhan? analisis sektor unggulan
• Sarana – Prasarana apa saja yang harus disiapkan agar
PENENTUAN ISU STRATEGIS:
Memperbaiki Kualitas APBD
Q1
• Mengapa pertumbuhan APBD tidak berkualitas?
Q2
• Apakah selama ini belanja di daerah tidak langsung
bermanfaat bagi rakyat? Analisis keuangan daerah
Q3
• Apakah selama ini alokasi belanja di daerah kurang tepat
sasaran? (salah lokasi) analisis keuangan daerah
PENENTUAN ISU STRATEGIS:
Pencapaian Sasaran RPJMN 2010 – 2014 dan RKP 2012
(Pertumbuhan, Kemiskinan, Pengangguran, dan IPM)
Q1
• Apakah kemiskinan di daerah lebih disebabkan oleh permasalahan
perekonomian lainnya seperti inflasi? Analisis inflasi di daerah
Q3
• Apakah hambatan yang dihadapi lebih kepada faktor-faktor spesifik
kewilayahan? (kawasan perbatasan, kawasan terisolir, kepulauan, rawan
konflik, rawan bencana, dst)
Q3
• Apakah sumber daya manusia yang tidak memadai merupakan
permasalahan?
Q4
• Bagaimana dengan ketahanan pangan? Apakah itu sebuah
permasalahan? (terkait kemiskinan, kurang gizi, dst)
PENENTUAN ISU STRATEGIS:
IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS PER PROVINSI
Q1
• Apakah kemiskinan di daerah lebih disebabkan oleh permasalahan
perekonomian lainnya seperti inflasi? Analisis inflasi di daerah
Q3
• Apakah hambatan yang dihadapi lebih kepada faktor-faktor spesifik
kewilayahan? (kawasan perbatasan, kawasan terisolir, kepulauan, rawan
konflik, rawan bencana, dst)
Q3
• Apakah sumber daya manusia yang tidak memadai merupakan
permasalahan?
Q4
• Bagaimana dengan ketahanan pangan? Apakah itu sebuah
permasalahan? (terkait kemiskinan, kurang gizi, dst)
ISU STRATEGIS PROVINSI : KUALITAS PERTUMBUHAN DAN KUALITAS
APBD (DAMPAK TERHADAP KEMISKINAN, PENGANGGURAN DAN
ISU STRATEGIS PROVINSI: SUMATERA BAGIAN UTARA
KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN APBD
NO. PROVINSI
KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI KUALITAS PERTUMBUHAN APBD TERHADAP
KEMISKINAN PENGANGGURANTERHADAP TERHADAP IPM KEMISKINANTERHADAP PENGANGGURANTERHADAP TERHADAP IPM
1
Aceh PertumbuhanRendah, Pro-Poor PertumbuhanRendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Job Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Human Dev
2
Sumut Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor PertumbuhanRendah, Pro-Job Pertumbuhan Rendah, Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Poor
Pendapatan Daerah
Rendah, Pro-Job PendapatanDaerah Rendah, Kurang Pro-Human Dev
3
Sumbar Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor PertumbuhanRendah, Pro-Job Pertumbuhan Rendah, Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Poor
Pendapatan Daerah
Rendah, Pro-Job PendapatanDaerah Rendah, Kurang Pro-Human Dev
4
Riau Pertumbuhan Tinggi ,Pro-Poor PertumbuhanTinggi , Pro-Job Pertumbuhan Tinggi , Pro- Human Dev PendapatanDaerah Rendah, Pro-Poor
Pendapatan Daerah
Rendah, Pro-Job PendapatanDaerah Rendah , Pro-Human Dev
ISU STRATEGIS PROVINSI: SUMATERA BAGIAN SELATAN
KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN APBD
NO. PROVINSI
KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI KUALITAS PERTUMBUHAN APBD TERHADAP
KEMISKINAN PENGANGGURANTERHADAP TERHADAP IPM KEMISKINANTERHADAP PENGANGGURANTERHADAP TERHADAP IPM
6
Sumsel Pertumbuhan Tinggi ,Pro-Poor PertumbuhanTinggi, Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Rendah, Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Job Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Human Dev
7
Bengkulu PertumbuhanRendah, Pro-Poor Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Poor
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Job Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Human Dev
8
Lampung Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human DevPendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Job Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Human Dev
9
Babel Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor PertumbuhanRendah, Pro-Job Pertumbuhan Rendah, Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Poor
Pendapatan Daerah
Tinggi , Pro-Job PendapatanDaerah Tinggi , Kurang Pro-Human Dev
ISU STRATEGIS PROVINSI: JAWA
KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN APBD
NO. PROVINSI
KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI KUALITAS PERTUMBUHAN APBD TERHADAP
KEMISKINAN PENGANGGURANTERHADAP TERHADAP IPM KEMISKINANTERHADAP PENGANGGURANTERHADAP TERHADAP IPM
11
DKI Jakarta Pertumbuhan Rendah ,Kurang Pro-Poor Pertumbuhan Rendah, Pro-Job Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev PendapatanDaerah Rendah, Kurang Pro-Poor
Pendapatan Daerah
Rendah, Pro-Job PendapatanDaerah Rendah, Kurang Pro-Human Dev
12 Jabar Pertumbuhan Rendah ,
Kurang Pro-Poor Pertumbuhan Rendah, Pro-Job Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev PendapatanDaerah Rendah, Kurang Pro-Poor
Pendapatan Daerah
Rendah, Pro-Job PendapatanDaerah Rendah, Kurang Pro-Human Dev
13 Jateng Pertumbuhan Rendah,
Pro-Poor Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job Pertumbuhan Rendah, Pro- Human Dev PendapatanDaerah Rendah, Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Job
Pendapatan Daerah Rendah , Pro-Human Dev
14 DIY Pertumbuhan Rendah ,
Kurang Pro-Poor Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev PendapatanDaerah Rendah, Kurang Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Job Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Human Dev
15 Jatim Pertumbuhan Rendah,
Pro-Poor Pertumbuhan Rendah, Pro-Job Pertumbuhan Rendah, Pro- Human Dev PendapatanDaerah Rendah, Pro-Poor
Pendapatan Daerah
Rendah, Pro-Job PendapatanDaerah Rendah , Pro-Human
ISU STRATEGIS PROVINSI: BALI DAN NTT
KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN APBD
NO. PROVINSI
KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI KUALITAS PERTUMBUHAN APBD TERHADAP
KEMISKINAN PENGANGGURANTERHADAP TERHADAP IPM KEMISKINANTERHADAP PENGANGGURANTERHADAP TERHADAP IPM 17 Bali Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Poor Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Job Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Human Dev 18 NTB Pertumbuhan
Rendah, Pro-Poor Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah,
Pro- Human Dev PendapatanDaerah Rendah, Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Job Pendapatan Daerah Rendah , Pro-Human Dev 19 NTT Pertumbuhan
Rendah, Pro-Poor PertumbuhanRendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah,
Pro- Human Dev PendapatanDaerah Rendah, Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Job
Pendapatan Daerah Rendah , Pro-Human Dev
ISU STRATEGIS PROVINSI: KALIMANTAN
KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN APBD
NO. PROVINSI
KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI KUALITAS PERTUMBUHAN APBD TERHADAP
KEMISKINAN PENGANGGURANTERHADAP TERHADAP IPM KEMISKINANTERHADAP PENGANGGURANTERHADAP TERHADAP IPM 20 Kalbar Pertumbuhan
Rendah, Pro-Poor PertumbuhanRendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah,
Pro- Human Dev PendapatanDaerah Rendah, Pro-Poor
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Job Pendapatan Daerah Rendah , Pro-Human Dev 21 Kalteng Pertumbuhan
Rendah, Pro-Poor PertumbuhanRendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Poor
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Job Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Human Dev 22 Kalsel Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Poor Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Poor Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Job Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Human Dev 23 Kaltim Pertumbuhan
Tinggi, Kurang Pro-Poor
Pertumbuhan Tinggi,
Kurang Pro-Job Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro- Human Dev Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Pendapatan Daerah Rendah, Kurang Pro-Job
Pendapatan Daerah Rendah, Kurang
Pro-ISU STRATEGIS PROVINSI: SULAWESI
KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN APBD
NO. PROVINSI
KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI KUALITAS PERTUMBUHAN APBD TERHADAP
KEMISKINAN PENGANGGURANTERHADAP TERHADAP IPM KEMISKINANTERHADAP PENGANGGURANTERHADAP TERHADAP IPM 24 Sulut Pertumbuhan
Tinggi, Kurang Pro-Poor
Pertumbuhan Tinggi,
Kurang Pro-Job Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro- Human Dev Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Poor Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Job Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Human Dev 25 Sulteng Pertumbuhan
Tinggi , Pro-Poor Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro-Job Pertumbuhan Tinggi , Pro- Human Dev PendapatanDaerah Tinggi , Pro-Poor
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Job Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Human Dev 26 Sulsel Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro-Poor
Pertumbuhan Tinggi
, Pro-Job Pertumbuhan Tinggi , Pro- Human Dev PendapatanDaerah Rendah, Kurang Pro-Poor
Pendapatan Daerah
Rendah, Pro-Job PendapatanDaerah Rendah , Pro-Human Dev 27 Sultra Pertumbuhan
Tinggi , Pro-Poor Pertumbuhan Tinggi , Pro-Job Pertumbuhan Tinggi, Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Poor
Pendapatan Daerah
Tinggi , Pro-Job PendapatanDaerah Tinggi , Kurang Pro-Human Dev 28 Gorontalo Pertumbuhan
ISU STRATEGIS PROVINSI: MALUKU DAN PAPUA
KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN APBD
NO. PROVINSI
KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI KUALITAS PERTUMBUHAN APBD TERHADAP
KEMISKINAN PENGANGGURANTERHADAP TERHADAP IPM KEMISKINANTERHADAP PENGANGGURANTERHADAP TERHADAP IPM 30 Maluku Pertumbuhan
Rendah, Pro-Poor Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Poor
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Job Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Human Dev 31 Malut Pertumbuhan
Rendah, Pro-Poor PertumbuhanRendah , Kurang Pro-Job
Pertumbuhan Rendah , Kurang Pro- Human Dev
Pendapatan Daerah Tinggi , Pro-Poor
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Job
Pendapatan Daerah Tinggi , Kurang Pro-Human Dev 32 Papua Barat Pertumbuhan
Tinggi, Kurang Pro-Poor
Pertumbuhan Tinggi
, Pro-Job Pertumbuhan Tinggi , Pro- Human Dev PendapatanDaerah Tinggi , Kurang Pro-Poor
Pendapatan Daerah
Tinggi , Pro-Job PendapatanDaerah Tinggi , Pro-Human Dev
33 Papua Pertumbuhan
Tinggi , Pro-Poor Pertumbuhan Tinggi, Pro-Job Pertumbuhan Tinggi , Pro- Human Dev PendapatanDaerah Tinggi , Pro-Poor
Pendapatan Daerah
Tinggi , Pro-Job PendapatanDaerah Tinggi , Pro-Human Dev
ISU STRATEGIS PROVINSI : SEKTOR UNGGULAN*
WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA
PROVINSI
MENURUT NILAI
SEKTOR UTAMA
TAMBAH
SEKTOR BASIS
(SPESIALISASI)
SEKTOR UTAMA
PENDORONG
PERTUMBUHAN
SEKTOR UTAMA
MENURUT
PENYERAPAN
TENAGA KERJA
Aceh
Pertambangan
Migas, Perdagangan,
Tanaman Bahan
Makanan
Pertambangan
Migas, Kehutanan,
Peternakan
Pertambangan
Migas, Konstruksi,
Perdagangan
Pertanian,
Perdagangan,
Konstruksi
Sumatera Utara
Industri Bukan
Migas, Perdagangan,
Perkebunan
Perkebunan,
Tanaman Bahan
Makanan,
Peternakan
Industri Bukan
Migas, Perdagangan,
Pengangkutan
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Jasa-jasa
Sumatera Barat
Perdagangan,
Tanaman Bahan
Makanan,
Pengangkutan
Penggalian, Tanaman
Bahan Makanan,
Perkebunan
Perdagangan,
Pengangkutan,
Industri Bukan Migas
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Jasa-jasa
Riau
Pertambangan
Migas, Industri
Bukan Migas,
Perkebunan
Pertambangan
Migas, Kehutanan,
Perkebunan
Industri Bukan
Migas, Perdagangan,
Pertambangan Migas
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Jasa-jasa
WILAYAH SUMATERA BAGIAN SELATAN
PROVINSI
MENURUT NILAI
SEKTOR UTAMA
TAMBAH
SEKTOR BASIS
(SPESIALISASI)
SEKTOR UTAMA
PENDORONG
PERTUMBUHAN
SEKTOR UTAMA
MENURUT
PENYERAPAN
TENAGA KERJA
Sumatera
Selatan
Pertambangan
Migas, Industri
Bukan Migas,
Industri Migas
Pertambangan
Migas, Industri
Migas, Perkebunan
Industri Bukan
Migas, Perdagangan,
Perkebunan
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Jasa-jasa
Bengkulu
Tanaman Bahan
Makanan,
Perdagangan,
Pemerintahan
Umum
Perikanan, Tanaman
Bahan Makanan,
Perkebunan
Tanaman Bahan
Makanan,
Perdagangan,
Perkebunan
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Jasa-jasa
Lampung
Tanaman Bahan
Makanan, Industri
Bukan Migas,
Perdagangan
Perikanan,
Peternakan,
Perkebunan
Tanaman Bahan
Makanan,
Perdagangan, Bank
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Jasa-jasa
Bangka Belitung Industri Bukan
Migas, Perdagangan,
Pertambangan
Pertambangan
Bukan Migas,
Perikanan,
Industri Bukan
Migas, Perdagangan,
Perkebunan
Pertanian,
Pertambangan,
Perdagangan Hotel &
WILAYAH JAWA
PROVINSI
MENURUT NILAI
SEKTOR UTAMA
TAMBAH
SEKTOR BASIS
(SPESIALISASI)
SEKTOR UTAMA
PENDORONG
PERTUMBUHAN
SEKTOR UTAMA
MENURUT
PENYERAPAN
TENAGA KERJA
DKI Jakarta
Industri Bukan Migas,
Bank, Perdagangan
Jasa Penunjang
Keuangan, Bank, Jasa
Perusahaan
Komunikasi,
Perdagangan,
Konstruksi
Perdagangan Hotel &
Restoran, Jasa-jasa,
Industri
Jawa Barat
Industri Bukan Migas,
Perdagangan,
Tanaman Bahan
Makanan
Industri Bukan Migas,
Tanaman Bahan
Makanan,
Perdagangan
Industri Bukan Migas,
Perdagangan,
Konstruksi
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Industri
Jawa Tengah
Industri Bukan Migas,
Perdagangan, Industri
Migas
Industri Migas,
Tanaman Bahan
Makanan, Peternakan
Industri Bukan Migas,
Perdagangan,
Tanaman Bahan
Makanan
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Industri
DI Yogyakarta
Pemerintahan Umum,
Industri Bukan Migas,
Tanaman Bahan
Makanan
Restoran, Hotel,
Tanaman Bahan
Makanan
Konstruksi, Tanaman
Bahan Makanan,
Restoran
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Jasa-jasa
Jawa Timur
Industri Bukan Migas,
WILAYAH BALI-NUSA TENGGARA
PROVINSI
MENURUT NILAI
SEKTOR UTAMA
TAMBAH
SEKTOR BASIS
(SPESIALISASI)
SEKTOR UTAMA
PENDORONG
PERTUMBUHAN
SEKTOR UTAMA
MENURUT
PENYERAPAN
TENAGA KERJA
Bali
Pengangkutan,
Perdagangan, Hotel
Hotel, Jasa Penunjang
Keuangan, Restoran
Perdagangan, Hotel,
Pengangkutan
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Industri
Nusa Tenggara
Barat
Pertambangan Bukan
Migas, Tanaman Bahan
Makanan,
Perdagangan
Pertambangan Bukan
Migas, Penggalian,
Tanaman Bahan
Makanan
Perdagangan,
Pengangkutan,
Tanaman Bahan
Makanan
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Jasa-jasa
Nusa Tenggara
Timur
Tanaman Bahan
Makanan,
Pemerintahan Umum,
Perdagangan
Peternakan, Tanaman
Bahan Makanan,
Perikanan
Pemerintahan Umum,
Perdagangan,
Tanaman Bahan
Makanan
Pertanian, Jasa-jasa,
Industri
WILAYAH KALIMANTAN
PROVINSI
MENURUT NILAI
SEKTOR UTAMA
TAMBAH
SEKTOR BASIS
(SPESIALISASI)
SEKTOR UTAMA
PENDORONG
PERTUMBUHAN
SEKTOR UTAMA
MENURUT
PENYERAPAN
TENAGA KERJA
Kalimantan
Barat
Perdagangan, Industri
Bukan Migas, Tanaman
Bahan Makanan
Kehutanan,
Perkebunan,
Peternakan
Perdagangan,
Pemerintahan Umum,
Tanaman Bahan
Makanan
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Jasa-jasa
Kalimantan
Tengah
Perdagangan,
Tanaman Perkebunan,
Pengangkutan
Perkebunan,
Perikanan, Kehutanan
Perkebunan,
Perdagangan,
Pemerintahan Umum
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Jasa-jasa
Kalimantan
Selatan
Pertambangan Bukan
Migas, Perdagangan,
Tanaman Bahan
Makanan
Pertambangan Bukan
Migas, Perikanan,
Perkebunan
Pertambangan Bukan
Migas, Perdagangan,
Tanaman Bahan
Makanan
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Jasa-jasa
Kalimantan
Timur
Industri Migas,
Pertamabangan Migas,
Pertambangan Bukan
Migas
Industri Migas,
Pertambangan Bukan
Migas, Pertambangan
Migas
Perdagangan,
Pengangkutan,
Konstruksi
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Jasa-jasa
WILAYAH SULAWESI
PROVINSI
MENURUT NILAI
SEKTOR UTAMA
TAMBAH
SEKTOR BASIS
(SPESIALISASI)
SEKTOR UTAMA
PENDORONG
PERTUMBUHAN
SEKTOR UTAMA
MENURUT
PENYERAPAN
TENAGA KERJA
Sulawesi Utara
Konstruksi,
Perdagangan,
Pemerintahan Umum
Penggalian, Perikanan,
Perkebunan
Konstruksi,
Perdagangan,
Pengangkutan
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Jasa-jasa
Sulawesi
Tengah
Perkebunan, Tanaman
Bahan Makanan,
Perdagangan
Perkebunan,
Kehutanan, Perikanan
Perkebunan,
Perdagangan,
Pemerintahan Umum
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Jasa-jasa
Sulawesi
Selatan
Perdagangan,
Tanaman Bahan
Makanan, Industri
Bukan Migas
Perikanan,
Pertambangan Bukan
Migas, Tanaman Bahan
Makanan
Perdagangan,
Perkebunan,
Pemerintahan Umum
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Jasa-jasa
Sulawesi
Tenggara
Perdagangan,
Pemerintahan Umum,
Perikanan
Perikanan, Peternakan,
Perkebunan
Perdagangan,
Perikanan, Industri
Bukan Migas
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Jasa-jasa
Gorontalo
Pemerintahan Umum,
Tanaman Bahan
Makanan,
Perikanan, Tanaman
Bahan Makanan,
Peternakan
Pemerintahan Umum,
Tanaman Bahan
Makanan,
Pertanian, Jasa-jasa,
Perdagangan Hotel &
Restoran
WILAYAH MALUKU & PAPUA
PROVINSI
MENURUT NILAI
SEKTOR UTAMA
TAMBAH
SEKTOR BASIS
(SPESIALISASI)
SEKTOR UTAMA
PENDORONG
PERTUMBUHAN
SEKTOR UTAMA
MENURUT
PENYERAPAN
TENAGA KERJA
Maluku
Perdagangan,
Perikanan,
Pemerintahan Umum
Perikanan,
Perkebunan,
Kehutanan
Perdagangan,
Pengangkutan,
Pemerintahan Umum
Pertanian, Jasa-jasa,
Perdagangan Hotel &
Restoran
Maluku Utara
Perdagangan,
Perkebunan, Industri
Bukan Migas
Perkebunan,
Perikanan, Kehutanan
Perdagangan,
Perkebunan, Tanaman
Bahan Makanan
Pertanian,
Perdagangan Hotel &
Restoran, Jasa-jasa
Papua Barat
Industri Migas,
Pertambangan Migas,
Perdagangan
Kehutanan, Perikanan,
Industri Migas
Konstruksi,
Pemerintahan Umum,
Perdagangan
Pertanian, Jasa-jasa,
Perdagangan Hotel &
Restoran
Papua
Pertambangan Bukan
Migas, Konstruksi,
Tanaman Bahan
Makanan
Pertambangan Bukan
Migas, Kehutanan,
Perikanan
Pertambangan Bukan
Migas, Kehutanan, Air
Bersih
Pertanian, Jasa-jasa,
Perdagangan Hotel &
Restoran
CONTOH ISU STRATEGIS PROVINSI:
Nusa Tenggara Timur
ANALISIS KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI NTT
Kuadran I: Pertumbuhan Tinggi
, Pro-Poor SUMBA TIMUR
TIMOR TENGAH SELATAN
TIMOR TENGAH UTARA
ALOR
LEMBATA
FLORES TIMUR
SIKKA
MANGGARAI BARAT
Kuadran II: Pertumbuhan
Rendah, Pro-Poor SUMBA
BARAT
KUPANG
MANGGARAI
Kuadran III: Pertumbuhan
Rendah , Kurang Pro-Poor
NGADA
10.00 5.00 0.00 -5.00 -10.00Rata-rata Pertumbuhan PDRB Non Migas 2005-2008 (%)
4.00 2.00 0.00 -2.00 -4.00
Rata-rata Pengurangan Pesen
tase P
enduduk Miskin
2005-2008 (
%)
KOTA KUPANGMANGGARAI BARATROTE NDAOMANGGARAINGADAENDESIKKAFLORES TIMURLEMBATAALORBELUTIMOR TENGAH SELATANKUPANGSUMBA TIMURSUMBA BARAT
I
II
ANALISIS KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI NTT
Kuadran I: Pertumbuhan Tinggi ,
Pro- Human Dev TIMOR TENGAH
UTARA
BELU
ALOR
FLORES TIMUR
ROTE NDAO
Kuadran II: Pertumbuhan Rendah,
Pro- Human Dev SUMBA BARAT
KUPANG
NGADA
Kuadran III: Pertumbuhan Rendah ,
Kurang Pro- Human
DevMANGGARAI
Kuadran IV: Pertumbuhan Tinggi,
Kurang Pro- Human DevSUMBA
TIMUR
TIMOR TENGAH SELATAN
10.00 5.00 0.00 -5.00 -10.00
Rata-rata Pertumbuhan PDRB Non Migas 2005-2008 (%)
1.20 1.00 0.80 0.60 0.40 Rata-rata Peningkat an IPM 2005-2008
KOTA KUPANGMANGGARAI BARATROTE NDAOMANGGARAINGADAENDESIKKAFLORES TIMURLEMBATAALORBELUTIMOR TENGAH UTARATIMOR TENGAH SELATANKUPANGSUMBA TIMURSUMBA BARAT
I
II
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Nusa Tenggara Timur Memiliki Trend Positif
1. Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Nusa Tenggara Timur
selama tahun 2005-2008
cenderung fluktuatif, Namun
memiliki trend (potensi
ekonomi yang tumbuh positif
dengan pertumbuhan ekonomi
pada kisaran 3,5 – 5,2 persen.
2. Namun, potensi ini masih
berada dibawah kisaran target
pertumbuhan ekonomi Prov.
Nusa Tenggara Timur yang
tertuang dalam RPJMN
2010-2014.
3. Perlu pengembangan sektor
pengerak utama pertumbuhan
ekonomi untuk mendorong
5,40
5,50
5,60
5,70
5,80
5,90
6,03
6,15
6,28
6,40
3,46 5,08 5,15 4,81 4,24 5,65 5,76 5,88 5,99 6,105.49 %, Data YoY
Q 3-2010
3,50
4,00
4,50
5,00
5,50
6,00
6,50
7,00
Batas Bawah Pertumbuhan Ekonomi Batas Atas Pertumbuhan Ekonomi
Penurunan Tingkat Kemiskinan Provinsi Nusa Tenggara
Timur Menunjukkan Kinerja Yang Cukup Baik
1. Perkembangan tingkat
kemiskinan selama periode
2005-2009 cenderung
menurun.
2. Berdasarkan data Maret
2010, tingkat kemiskinan
Provinsi Nusa Tenggara
Timur berada pada posisi
23,03 persen.
3. Tren penurunan kemiskinan
sampai dengan tahun 2014
(yang dihitung berdasarkan
data 2005-2009) masih
berada di atas kisaran target
kemiskinan dalam RPJMN
2010-2014.
4. Untuk itu, perlu dilakukan
22,64
21,22
19,80
18,37
16,95
22,12
20,81
19,50
22,38
21,01
19,65
18,28
23.03 %
Data Maret 2010
28,19
27,99
27,51
25,65
23,31
18,50
20,50
22,50
24,50
26,50
28,50
Batas Bawah Kemiskinan
Batas Atas Kemiskinan
Rata-Rata Kemiskinan
Perkembangan Tingkat Pengangguran
Provinsi Nusa Tenggara Timur Berada
Diatas Kisaran Target RPJMN 2010-2014
1. Perkembangan tingkat
pengangguran selama periode
2005-2010 cenderung
menurun.
2. Berdasarkan data Februari
2010, tingkat pengangguran
Provinsi Nusa Tenggara berada
di level 3,49 persen
meningkat dari tahun
sebelumnya.
3. Tren penurunan
pengangguran sampai dengan
tahun 2014 (yang dihitung
berdasarkan data 2006-2009)
berada di bawah kisaran
target pengangguran dalam
RPJMN 2010-2014.
4. Namun demikian, tetap perlu
1,90
1,78
1,65
1,53
1,40
1,70
1,58
1,45
1,33
1,20
1,80
1,68
1,55
1,43
1,30
3.49 % Data Februari 20105,46
4,98
3,98
3,70
2,78
3,49
1,50
2,50
3,50
4,50
5,50
Batas Bawah Pengangguran
Batas Atas Pengangguran
Rata-Rata Pengangguran
ISU STRATEGIS 1: PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI
YANG BERKUALITAS
•
Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan
ekonomi disertai dengan penurunan
tingkat kemiskinan dan
pengangguran, menunjukkan tren
perbaikan kualitas pertumbuhan.
•
Namun laju pertumbuhan masih lebih
rendah dari nasional. Rata-rata laju
pertumbuhan pertahun selama
2004-2009 4,8%, sementara nasional 5,5%.
Akselerasi pertumbuhan diperlukan
untuk mengurangi kesenjangan, serta
menurunkan tingkat kemiskinan dan
pengangguran lebih cepat lagi.
•
Pendorong utama pertumbuhan daerah
adalah konsumsi, sedangkan sumbangan
investasi (PMTB) masih rendah.
•
Selalu mengalami defisit perdagangan
5060 70 80 90 100 110 120 130 Ind ek s
PDRB, Kemiskinan, dan Pengangguran (Indeks, 2004=100)
ISU STRATEGIS 2: KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
•
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
termasuk tertinggal secara
nasional, khususnya pada aspek
rata-rata lama sekolah dan pengeluaran
perkapita.
•
Tingkat pengangguran jauh lebih
rendah dari tingkat nasional, namun
tingkat kemiskinan jauh di atas
tingkat nasional. Demikian juga
pangsa pekerja informal. Hal ini
menunjukkan rendahnya kesempatan
pekerjaan yang berkualitas.
•
69,4% angkatan kerja (penduduk usia
15 tahun ke atas) tidak memiliki
KOMPONEN IPM NTT NASIONAL RANKING DARI 33 PROVINSI
Usia Harapan Hidup (th) 67 69 25
Angka Melek Huruf (%) 87.66 92.19 27
Rata-Rata Lama Sekolah
(th) 6.55 7.52 32 Pengeluaran Perkapita Disesuaikan (Rp Ribu) 599.93 628.33 30 IPM 66.15 71.17 31 PENGANGGURAN TERBUKA 2009 (%) PEKERJA INFORMAL 2009 (%) KEMISKINAN 2009 (%) NTT 2.8 83.3 23.3
ISU STRATEGIS 3: KINERJA BIROKRASI DAN PELAYANAN
PUBLIK
PERINGKAT KABUPATEN/KOTA NTT MENURUT SKOR
KELEMBAGAAN (KPPOD 2009)
KABUPATEN/KOTA
RANKING
Kupang
3 dari 59 kota
Lembata
16 dari 169 kab
Ende
41 dari 169 kab
Manggarai
55 dari 169 kab
Timor Tengah Selatan
59 dari 169 kab
Sumba Barat
87 dari 169 kab
Ngada
90 dari 169 kab
Timur Tengah Utara
93 dari 169 kab
Sika
109 dari 169 kab
PERINGKAT DAYA SAING KABUPATEN/KOTA NTT
MENURUT SKOR KESELURUHAN (KPPOD 2009)
KABUPATEN/KOTA
RANKING
Kupang
45 dari 59 kota
Ende
114 dari 169 kab
Lembata
126 dari 169 kab
Timor Tengah Sel.
133 dari 169 kab
Sika
150 dari 169 kab
Ngada
151 dari 169 kab
Timor Tengah Utara
152 dari 169 kab
Manggarai
157 dari 169 kab
Sumba Barat
168 dari 169 kab
•
Sektor unggulan masih sektor
primer
•
Peran sektor unggulan dalam
mendorong pertumbuhan
wilayah masih rendah. Secara
keseluruhan kontribusi sektor
unggulan dalam pertumbuhan
wilayah baru 28%.
•
Intensitas perdagangan yang
signifikan baru terjadi dengan
wilayah Jawa-Bali, sedangkan
dengan pulau-pulau lain relatif
ISU STRATEGIS 4: PENGEMBANGAN KOMODITAS
UNGGULAN DAERAH
SEKTOR (tradable)
SKOR LQ
2005 2006 2007 2008 Tanaman Bahan Makanan 3.04 3.20 3.00 3.21
Tanaman Perkebunan 1.32 1.25 1.24 1.28
Peternakan 5.86 5.65 5.90 5.93
Kehutanan 0.23 0.25 0.23 0.23
Perikanan 2.07 2.12 2.31 2.22
Pertambangan Minyak & Gas Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 Pertamabangan Bukan Migas 0.00 0.00 0.00 0.00
Penggalian 2.07 1.67 1.84 1.80
ISU STRATEGIS 5: RENDAHNYA INTERKONEKTIVITAS
DOMESTIK INTRA & ANTARPULAU
•
Termasuk salah satu dari delapan provinsi kepulauan, terdiri dari 1192 pulau (711 belum bernama)
•
Prasarana dan sarana perhubungan antarpulau masih minim. Pangsa angkutan laut dalam PDRB hanya
0,8%, ASDP (penyeberangan) hanya 0,1%.
•
Sangat bergantung pada pelabuhan di Jawa Timur dan Bali untuk pengiriman komoditas ekspor.
KONDISI JALAN NASIONAL diNTT
(Des 2008) PANJANG (Km) PANJANG (%)
Baik 568.0 44.6
Sedang 465.7 36.6
Rusak 239.3 18.8
Total 1,273.0 100.0
PRASARANA TRANSPORTASI (Podes
2005) TINGKAT KETERSEDIAAN (Persen)
Darat 94.5
Air 0.8
Darat dan air 4.8
Dapat dilalui kendaraan roda empat
sepanjang tahun 81.9
TAHUN
JALAN NEGARA JALAN PROVINSI JALAN KABUPATEN
RASIO PANJANG JALAN NON-ASPAL (%) RASIO PANJANG JALAN RUSAK (%) RASIO PANJANG JALAN NON-ASPAL (%) RASIO PANJANG JALAN RUSAK (%) RASIO PANJANG JALAN NON-ASPAL (%) RASIO PANJANG JALAN RUSAK (%)
KONDISI PRASARANA JALAN NTT
TAHUN
JALAN NEGARA
JALAN PROVINSI
JALAN KABUPATEN
RASIO
PANJANG
JALAN
NON-ASPAL
(%)
RASIO
PANJANG
JALAN
RUSAK
(%)
RASIO
PANJANG
JALAN
NON-ASPAL
(%)
RASIO
PANJANG
JALAN
RUSAK
(%)
RASIO
PANJANG
JALAN
NON-ASPAL
(%)
RASIO
PANJANG
JALAN
RUSAK
(%)
2003
19.6
26.7
11.1
19.9
62.4
45.2
2004
9.4
9.4
81.1
9.4
62.4
45.2
2005
9.4
24.7
81.1
75.0
79.9
13.2
2006
9.4
24.7
81.1
75.0
62.4
45.2
•
Kawasan perbatasan di NTT yang diprioritaskan dalam RPJMN
2010-2014 meliputi kawasan perbatasan di Kabupaten Kupang, Timor
Tengah Utara, Belu, Alor, dan Rote Ndao.
•
Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang diprioritaskan adalah
Kefamenanu (Timor Tengah Utara) dan Atambua (Belu).
ISU STRATEGIS 7: DEGRADASI LINGKUNGAN HIDUP
•
Kelestarian sumber daya alam
dan lingkungan hidup sangat
penting bagi wilayah kepulauan
yang perekonomiannya sangat
bergantung pada produksi
komoditas primer.
•
Dampak perubahan iklim akan
dirasakan paling besar di wilayah
kepulauan, khususnya
pulau-pulau kecil. Rehabilitasi
lingkungan lahan kritis akan
meningkatkan daya tahan
lingkungan.
•
Perlu pengembangan ekonomi
perdesaan untuk merangsang
tumbuhnya kegiatan alternatif
NTT
LUAS (Km
2)
Lahan kritis
4.390.370
Total wilayah
4.613.787
Persentase lahan kritis
95%
Tingkat kesesuaian
penggunaan lahan
dengan Rencana Tata
Ruang Pulau
HARAPAN DALAM DISKUSI:
1
• ISU STRATEGIS PROVINSI DIKAITKAN DENGAN KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI:
KUALITAS PERTUMBUHAN DAN KUALITAS KEUANGAN DAERAH
3
• FOKUS ISU STRATEGIS DIPAPARKAN DALAM KONTEKS PENCAPAIAN TUJUAN DAN
SASARAN PEMBANGUNAN:
PERTUMBUHAN, KEMISKINAN, PENGANGGURAN, IPM, DST
3
• PROVINSI DAPAT MENGEMUKAKAN ISU STRATEGIS YANG DI LUAR FOKUS DI ATAS
JIKA MERUPAKAN ISU SPESIFIK WILAYAH
(PERBATASAN, KEPULAUAN, BENCANA, KONFLIK, KETAHANAN PANGAN, DST)
4
• KESEPAKATAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH TERHADAP ISU STRATEGIS PROVINSI
YANG AKAN MENDASARI PENYUSUNAN RKP 2012
FORMAT USULAN ISU STRATEGIS YANG DIHARAPKAN DARI
MASING-MASING PROVINSI
NO
ISU STRATEGIS PROVINSI
INISIATIF UNTUK MENGATASI ISU STRATGIS
1
a.
b.
c.
2
a.
b.
c.
3
a.
b.
c.
USULAN RUMUSAN ISU STRATEGIS
PROVINSI : ...
Setelah mencermati Tema RKP 2012, 11 + 3 Prioritas Nasional, Isu Pulau, dan berbagai perkembangan yang
ada di provinsi maka rumusan isu strategis yang kami usulkan untuk provinsi kami adalah :
•
TABEL Excel Draft Awal Format UPPD;
•
Tabel Excel Final UPPD
CONTOH FORMAT
Provinsi ………….
No Kementerian Program Kegiatan Sasaran Indikator Lokasi Target Dana(juta) D/TP/UBProv/Kab/Ko APBD Pendukung
ta MAK Program Kegiatan Indikator Target (juta)Nilai
1 xxx xxx xxx xx xx xx xx ….. Provinsi …. …. xxx ….. …. xxx ….. …. xxx ….. Kab…. …. xxx ….. …. xxx ….. …. xxx ….. Kab…. …. xxx ….. …. xxx ….. …. xxx ….. Kab…. …. xxx ….. …. xxx ….. …. xxx ….. 2 xxx xxx xxx xx xx xx xx ….. Provinsi … …. xxx ….. …. xxx ….. …. xxx ….. Kab…. …. xxx ….. …. xxx ….. …. xxx ….. Provinsi ………….
No Arah Kebijakan Strategi Kebijakan Fokus Prioritas Kementerian Program Kegiatan Sasaran Indikator Lokasi Target Dana(juta) D/TP/UB Prov/Kab/K APBD Pendukung
ota MAK Program Kegiatan Indikator Target (juta)Nilai
1 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xx xx xx xx ….. Provinsi …. …. xxx …..
…. xxx …..
…. xxx …..
Kab…. …. xxx …..
•
Tabel Format Persandingan
CONTOH FORMAT
Provinsi ………….
No StrategisIsu KebijakanArah KebijakanStrategi PrioritasFokus Kementerian Program Kegiatan Sasaran Indikator Lokasi Target Rupiah UPPD
(juta)
D/TP/UB Rupiah Renja
(juta)
APBD Pendukung Prov/Kab/
Kota MAK Program Kegiatan Indikator Target (juta)Nilai
1 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xx xx xx xx ….. Provinsi …. …. xxx ….. …. xxx ….. …. xxx ….. Kab…. …. xxx ….. …. xxx ….. …. xxx ….. Kab…. …. xxx ….. …. xxx ….. …. xxx ….. Kab…. …. xxx ….. …. xxx ….. …. xxx ….. 2 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xx xx xx xx ….. Provinsi … …. xxx ….. …. xxx ….. …. xxx ….. Kab…. …. xxx ….. …. xxx ….. …. xxx …..