FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Software mySAP) PADA PT.
PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
DANY KURNIA RAHMAN 0413010086/ FE/ EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Software mySAP) PADA PT. PERTAMINA
(PERSERO) UPms V SURABAYA
Yang diajukan
Dany Kurnia Rahman 0413010086 / FE / EA
Telah disetujui oleh :
Pembimbing Utama
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Software mySAP) PADA PT. PERTAMINA
(PERSERO) UPms V SURABAYA
By
Dany Kurnia Rahman
Abstract
A lot of company which implementation [of] information technology as a means of assist in decision making. So in developing the information system required involvement of user because this will use or exploit the yielded information. The other side also ability of technique of personal of information system of if ability owned by personal less hence need the program of training and wearer education which do not less important for that need the support from management culminate as a mean to know and test empirically whether/what factor of involvement of user in process the system development information, ability of technique of personal of information system accountancy, management support culminate, having an effect on to performance of information system accountancy ( Software Mysap) at PT. Pertamina ( Persero) Upms V Surabaya. The Object Research at PT. Pertamina ( Persero) UPMS V Surabaya and taken as sample as much 33 employees of part of finance at PT. Pertamina ( persero) Upms V Surabaya by using technique of Simple Random Sampling. the formulation, target and research hypothesis answer hence analysis used is multiple linear analysis regression.
The Result of multiple linear analysis regression conclude that hypothesis 1 that expressing “ anticipated by factor of user involvement ( X1), ability of technique personal ( X2), management support culminate ( X3), the training program and education ( X4) have an effect on to performance of information system accountancy ( Y)” tested by its truth and hypothesis of second which said ” factor program the training program and user education have an effect partial to performance of information system accountancy” is not tested by its truth.
2
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Software mySAP) PADA PT. PERTAMINA
(PERSERO) UPms V SURABAYA
Oleh
Dany Kurnia Rahman
ABSTRAK
Banyak perusahaan yang mengimplementasikan teknologi informasi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan. Maka dari itu dalam mengembangkan suatu sistem informasi perlu diperhatikan keterlibatan pemakai karena ini berkaitan dengan pihak yang nantinya akan menggunakan atau memanfaatkan informasi yang dihasilkan. Di samping itu juga kemampuan teknik personal sistem informasi apabila kemampuan yang dimiliki oleh personal kurang maka perlu program pelatihan dan pendidikan pemakai yang tidak kalah penting untuk itu perlu dukungan dari manajemen puncak dengan tujuan untuk mengetahui dan menguji secara empiris apakah faktor keterlibatan pemakai dalm proses pengembangan sistem informasi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (Software mySAP) pada PT. Pertamina (Persero) Upms V Surabaya.
Obyek penelitian ini adalah PT. Pertamina (Persero) UPms V Surabaya dan yang dijadikan sampel sebanyak 33 karyawan bagian keuangan pada PT. Pertamina (persero) Upms V Surabaya dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Untuk menjawab perumusan, tujuan dan hipotesis penelitian maka analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil analisis regresi linier berganda menyimpulkan bahwa hipotesis ke-1 yang menyatakan “diduga faktor keterlibatan pemakai (X1), kemampuan teknik
personal (X2), dukungan manajemen puncak (X3), keberadaan program pelatihan
dan pendidikan (X4) berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi
(Y)” teruji kebenarannya dan hipotesis ke-2 yang menyatakan”diduga faktor keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh secara parsial terhadap kinerja sistem informasi akuntansi” tidak teruji kebenarannya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam era globalisasi pada saat ini ikut memacu perkembangan teknologi,
salah satunya dalam bidang teknologi informasi. Kemutakhiran data merupakan
salah satu aspek penting yang tidak boleh dikesampingkan oleh para pelaku
bisnis. Dengan demikian persaingan bisnis yang terjadi menjadi sangant
kompetitif. Dalam hal ini, untuk terus dapat bertahan ditengah kondisi yang ada,
maka perusahaan harus memiliki strategi – strategi jitu dalam menyikapi
perubahan yang ada. Untuk itu pihak manajemen diharapkan mampu mendeteksi
secara efektif kapan perubahan kondisi membutuhkan tanggapan strategis, maka
sangat dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu menangkap, mencipta dan
memanipulasi informasi internal dan eksternal secara efektif.
Suatu keterandalan sistem informasi yang ada mempunyai pengaruh yang
sangat penting dalam sebuah lingkungan bisnis, karena dengan hal itu sangat
membantu manajemen untuk menyediakan informasi dalam mengambil keputusan
– keputusan strategis yang dibutuhkan. Karena pentingnya kebutuhan sebuah
sistem informasi maka perusahaan perlu mempertimbangkan sistem yang telah
digunakan dan yang akan dikembangkan agar kedepannya menjadi sebuah sistem
yang efektif dalam mendukung apa yang menjadi visi dan misi perusahaan.
2
sistem tersebut dapat menghasilkan informasi dengan baik, tetapi juga melalui
kesesuaiannya dengan lingkungan organisasi dan para pengguna yang
membutuhkan atau menggunakan informasi yang dihasilkan tersebut.
Perusahaan yang menyadari pentingnya peningkatan kinerja dari sistem
informasi akuntansi yang sedang dipakai, akan selalu memperhatikan faktor -
faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja dari sistem informasi akuntansi
misalnya keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan, komunikasi yang
baik dan juga partisipasi yang baik dari karyawan akan menimbulkan rasa puas
pada karyawan dan rasa puas ini akan mempengaruhi seseorang untuk bekerja
lebih giat dan bersemangat sehingga dengan semangat yang tinggi perusahaan
dapat mencapai hasil yang diinginkan.
Banyak perusahaan yang mengimplementasikan teknologi informasi
sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan. Maka dari itu dalam
mengembangkan suatu sistem informasi perlu diperhatikan keterlibatan pemakai
karena ini berkaitan dengan pihak yang nantinya akan menggunakan atau
memanfaatkan informasi yang dihasilkan. Di samping itu juga kemampuan teknik
personal sistem informasi apabila kemampaun yang dimiliki oleh personal kurang
maka perlu program pelatihan dan pendidikan pemakai yang tidak kalah penting
untuk itu perlu dukungan dari manajemen puncak.
PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA, merupakan salah
satu unit pemasaran PT. PERTAMINA ( PERSERO) yang meliputi wilayah Jawa
Timur, Bali, NTB, NTT dan merupakan satu cabang ritel murni di Timor Lorosae.
3
persaingan ketat di bidang distribusi dan pemasaran BBM, didorong oleh sikap
konsumen yang semakin kritis. Situasi ini nyaris tidak menyisakan waktu bagi
Pertamina untuk bertindak terlambat dan berpikir setengah – setengah. Hal itu
memacu kebutuhan akan suatu sistem informasi akuntansi yang handal agar
proses distribusi dan pemasaran oleh tiap – tiap depot yang dinaungi oleh PT.
PERTAMINA ( PERSERO ) UPms V SURABAYA, bisa seefisien mungkin
serta mendukung apa yang menjadi visi dan misi perusahaan. Dengan
diluncurkanya pemakaian sebuah sistem informasi berbasis ERP ( Enterprise
Resource Planning ) dari SAP R/3 ke generasi mySAP oleh PT. PERTAMINA
(PERSERO) diharapkan sistem yang baru ini dapat menjadi sebuah alat
perubahan dari sistem manual dalam hal pencatatan ke sistem komputerasi yang
terintegrasi dan real time.
Penerapan software mySAP juga diharapkan agar dapat memberikan data
analitis untuk mendukung proses pengambilan keputusan jajaran manajemen di
PT. PERTAMINA ( PERSERO ) pada umunya dan PT. PERTAMINA (
PERSERO ) UPms V SURABAYA pada khusunya . Modul atau fasilitas yang
disediakan mySAP 2005 antara lain untuk transaksi bisnis, intelijen bisnis, dan
manajemen perusahaan strategis untuk pengambilan keputusan. Software ini
hanya sekedar alat dari sebuah sistem informasi akuntansi , yang membantu
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
Untuk menunjang pencapaian tujuan perusahaan terhadap sistem informasi
4
memperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi.
Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, sebab suatu sistem
akan tidak efektif dalam membantu perkerjaan apabila ketika penentuannya tidak
melibatkan pemakai sistem informasi akuntansi.
Kemampuan teknik personal sistem informasi, arti suatu sistem informasi
akuntansi akan lebih bermanfaat dalam membantu aktivitas apabila setiap
personel yang menggunakan sistem informasi akuntansi tersebut memiliki
kemampuan teknik untuk mengoperasionalkan sistem informasi akuntansi
tersebut.
Dukungan manajemen puncak juga memiliki pengaruh dalam penggunaan
suatu sistem informasi akuntansi karena sistem yang dipilih oleh manajemen
puncak pasti bertujuan untuk memajukan perusahaan.
Dari berbagai macam faktor kinerja sistem informasi akuntansi akan
berhasil apabila didukung oleh program pelatihan dan pendidikan pemakai
terhadap pemakaian sistem informasi akuntansi tersebut.
Baik buruknya kinerja dari sebuah sistem informasi akuntansi dapat dilihat
melalui kepuasan pemakai sistem informasi dan pemakai dari sistem informasi
akuntansi itu sendiri. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tjhai Fung Jen (2002)
dalam Luciana dan Irmaya (2006).mengemukakan bahwa ada beberapa faktor
yang berpengaruh pada kinerja sistem informasi akuntansi antara lain keterlibatan
pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem
5
pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai,
keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi departemen sistem
informasi.
Berdasarkan latar belakang masalah terhadap software mySAP yang
diterapkan oleh PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA maka
penulis melakukan penelitian dengan judul sebagai berikut : “ Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ( software mySAP ) Pada PT.
PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA” .
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka perumusan
masalah yang diajukan adalah sebagai berikut :
“ Apakah faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem
informasi akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi,
dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai
berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi ( software mySAP ) pada
PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA”.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah
“Untuk mengetahui dan menguji secara empiris apakah faktor
6
akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi,
dukungan manajemen puncak, berpengaruh terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi ( software mySAP ) pada PT. PERTAMINA
(PERSERO) UPms V SURABAYA ”.
1.4. Manfaat Penelitian
Penyusunan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain :
a. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori-teori yang
telah diperoleh selama masa studi, maupun yang diperoleh dari
sumber-sumber lain sehingga dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.
b. Bagi Praktisi
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk lebih
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi
akuntansi dalam rangka mencapai tujuan perusahaan
c. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pembendaharaan
perpustakaan untuk kepentingan umum sehingga dapat digunakan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan masukan yang berkaitan dengan penelitian ini
1. Luciana dan Irmaya (2006).
- Dengan Judul “ Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah Di Wilayah
Surabaya Dan Sidoarjo”.
- Permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor - faktor apa saja
yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA).
- Kesimpulan yang didapat adalah : berdasarkan hasil pengujian
analisis diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa H0 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem
informasi, kemampuan teknik personal sistem informasi, ukuran
organisasi, dan formalisasi pengembangan sistem infromasi dengan
kinerja sistem irnformasi akuntansi dari segi kepuasan dan
pemakaian sistem. Adanya dukungan manajemen puncak yang tinggi
ditinjau dari kepuasan pemakai yang lebih intensif tetapi pemakaian
sistem belum maksimal.
2. Acep Komara (2005)
- Dengan Judul “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi”
- Permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
- Kesimpulan yang didapat adalah : berdasarkan hasil pengujian
analisis diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa H0 diterima. Hal
ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan
sistem informasi, kemampuan teknik personal sistem informasi,
ukuran organisasi, dan formalisasi pengembangan sistem infromasi
dengan kinerja sistem irnformasi akuntansi baik dari segi kepuasan
pemakai atau pemakai sistem. Adanya dukungan manajemen
puncak yang tinggi akan mengakibatkan kinerja sistem informasi
akan lebih tinggi jika ditinjau dari kepuasan pemakai yang lebih
3. Erlang Widodo (2005)
Judul Penelitian :
Rumusan Masalah :
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi pada PT. Jala Bhakti Yasbhun”.
a) Apakah terdapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan
teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi, dukungan
manajemen puncak secara simultan terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi?
b) Apakah terdapat pengaruh yang positif ketrelibatan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan
teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi, dukungan
manajemen puncak secara parsial terhadap Kinerja Sistem
Akuntansi?
1. Diduga terdapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai
dalam pengembangan informasi akuntansi, kemampuan teknik
personal pemakai sistem informasi akuntansi, dukungan
manajemen puncak, program peltihan dan pendidikan pemakai
secara simultan terhadap Kinerja Sistem Akuntansi. Hipotesis :
2. Diduga terdapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan
manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan
pemakai secara parsial terhadap pemakaian Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi.
Regresi Linier Berganda (Multiple Regression) Alat Uji
1. Terdapat pengaruh secara simultan antara Keterlibatan Pemakai
Dalam Pengembangan SIA (X Hasil Penelitian:
1), Kemampuan Teknik Personal
Pemakai SIA ( X2), Tingkat Dukungan Manajemen Puncak (X3),
dan Faktor Keberadaan Program Pelatihan Dan Pendidikan (X4
2. Terdapat pengaruh secara parsial antara Keterlibatan Pemakai
Dalam Pengembangan SIA (X
).
1), Kemampuan Teknik Personal
Pemakai SIA ( X2), Tingkat Dukungan Manajemen Puncak (X3),
dan Faktor Keberadaan Program Pelatihan Dan Pendidikan (X4
4. Pipit Herdiana Widyaningrum (2007)
)
Judul Penelitian
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi pada PT. PLN (Persero) UPJ Darmo Permai Surabaya
Selatan”.
:
Rumusan Masalah :
c) Apakah terdapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan
manajemen puncak secara simultan terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi?
d) Apakah terdapat pengaruh yang positif ketrelibatan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan
teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi, dukungan
manajemen puncak secara parsial terhadap Kinerja Sistem
Akuntansi?
1. Diduga terdapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai
dalam pengembangan informasi akuntansi, kemampuan teknik
personal pemakai sistem informasi akuntansi, dukungan
manajemen puncak, program peltihan dan pendidikan pemakai
secara simultan terhadap Kinerja Sistem Akuntansi. Hipotesis :
2. Diduga terdapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan
teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi, dukungan
manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan
pemakai secara parsial terhadap pemakaian Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi.
Terdapat pengaruh secara simultan antara Keterlibatan Pemakai Dalam
Pengembangan SIA, Kemampuan Teknik Personal Pemakai SIA, Tingkat
Dukungan Manajemen Puncak, dan Faktor Keberadaan Program Pelatihan
Dan Pendidikan, Terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi Hasil Penelitian:
2. Terdapat pengaruh secara parsial antara Keterlibatan Pemakai Dalam
Pengembangan SIA, Kemampuan Teknik Personal Pemakai SIA,
Tingkat Dukungan Manajemen Puncak, dan Faktor Keberadaan
Program Pelatihan Dan Pendidikan Terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi, Sedangkan Kemampuan Teknis Personal dan
Faktor Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai secara
parsial tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap Kinerja
Sistem Informasi Akutansi.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Kinerja
2.2.1.1.Pengertian Kinerja
Istilah manajemen kinerja sering dipakai saat ini, namun tidak ada
definisi yang disepakati secara umum. Dalam beberapa organisasi istilah
manajemen kinerja tersebut dianggap sebagai nama lain untuk manajemen
berdasarkan sasaran. Dalam organisasi lain manajemen kinerja hanya
menyangkut penilaian perseorangan. Organisasi-organisasi lainnya
dan pengembangan, atau suatu proses yang berkaitan dengan
pembayaran/sistem imbalan atau balas jasa berdasarkan kinerja.
Dharma (1991:1) memberi definisi tentang kinerja yaitu sesuatu
yang dikerjakan, atau produk/jasa yang dihasilkan atau yang diberikan
oleh seseorang atau sekelompok orang.
Menurut Mangkunegara (2001:67) kinerja berasal dari kata Job
Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Sedangkan menurut Pabundu (2006:121) kinerja adalah hasil-hasil
fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu
organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan
organisasi dalam periode waktu tertentu
Penilaian kerja menurut Mulyadi (2001:416) adalah penentuan secara
periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan
karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Penelitian Thompson et al, (1991) dengan judul “PERSONAL
COMPUTING : TOWARD A CONCEPTUAL MODEL OF
UTILIZATION” didasari oleh teori sikap dan perilaku (theory of attitude
and behavior) dari Triandis (1980) yang menguji pengaruh faktor sosial
fit), konsekuensi jangka panjang (long term consequences), dan kondisi
yang memfasilitasi (facilitating condition) terhadap penggunaan personal
computer (PC). Responden dalam penelitian ini adalah 212 karyawan yang
berpendidikan (manajer) di sembilan divisi perusahaan multi-nasional.
Pengukuran dan alat uji hipotesis dengan menggunakan partial least
squares (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa norma sosial (social
norms), kompleksitas (complexity), kesesuaian tugas (job fit), dan
konsekuensi jangka panjang (long term consequences) mempunyai
hubungan yang kuat terhadap penggunaan personal computer (PC).
Sedangkan affect dan kondisi yang memfasilitasi (facilitating condition)
menunjukkan hubungan yang lemah dengan penggunaan personal
computer (PC).
Jurnali (2001) dengan penelitiannya yang berjudul “PENGARUH
KESESUAIAN TUGAS-TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN TI
TERHADAP KINERJA AKUNTAN PUBLIK” bertujuan untuk
memprediksi dampak kinerja akuntan publik yang disebabkan oleh faktor
kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit) dan pemanfatan TI
(utilization). Sebanyak 23 indikator faktor kesesuaian tugas-teknologi
yang terdiri dari 12 dimensi yaitu (1) tingkat rinci yang tepat (right levelof
detail), (2) keakuratan (accuracy), (3) kompabilitas (compability), (4)
lokatibilitas (locatibility), (5) aksesibilitas (accessibility), (6) arti data
(meaning), (7) asistensi (assistance), (8) penggunaan perangkat keras dan
(10) kemutahiran (currency), (11) presentasi (presentation), (12)
kekacauan (confusion) yang dikembangkan oleh Goodhue (1998)
digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan pengukuran konstruk
pemanfaatan (utilization) di adopsi dari Thompson et al, (1991) yang
terdiri dari 3 pertanyaan yaitu (1) intensitas penggunaan (intensity of use),
(2) frekwensi penggunaan (frequency of use), (3) jumlah jenis perangkat
lunak yang digunakan (diversity of software package used). Pengukuran
konstruk dampak kinerja (performance impact) di adopsi dari Goodhue
dan Thompson (1995) dengan memberikan dua pertanyaan kepada
responden yaitu (1) persepsi dari dampak dan pelayanan komputer
terhadap keefektifan, produktivitas dan (2) persepsi dampak dari sistem
dan pelayanan komputer terhadap kinerja mereka. Data diperoleh dengan
menyebarkan kuesioner di 5 kantor akuntan publik terbesar di Indonesia.
Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan SEM
(Structural Equation Modelling). Hasil penelitian menunjukkan kecocokan
tugas-teknologi mempunyai pengaruh positif terhadap dampak kinerja
individu yang mendukung model TTF (task-technology fit) yang
menyatakan bahwa dampak kinerja dapat dihasilkan dari kecocokan
tugas-teknologi ketika tugas-teknologi dapat menyediakan sarana dan menunjang
kecocokan dengan kebutuhan tugas. Hasil penelitian juga menunjukkan
adanya pengaruh positif kecocokan tugas-teknologi terhadap pemanfaatan
teknologi. Hasil pengujian penelitian ini, meskipun demikian tidak
terhadap dampak kinerja individu sehingga gagal mendukung TAM
(Technology Acceptance Model) yang menyatakan bahwa pemanfaatan
teknologi dapat mempengaruhi kinerja.
Goodhue dan Thompson (1995) dalam Jurnali (2001) menyatakan
bahwa kinerja yang dihasilkan oleh faktor kesesuaian tugas-teknologi
berimplikasi pada efisiensi, efektivitas dan kualitas yang lebih tinggi
terhadap pemanfaatan teknologi serta implikasi kinerja yang lebih baik
pada sistem informasi.
Menurut Goodhue dan Thompson (1995) dalam Jurnali (2001), ada
tiga model yang menghubungkan antara teknologi dan kinerja yaitu model
yang berfokus pada kesesuaian tugas-teknologi dan model teknologi
Task Characteristic
Technology Characteristic
Individual Characteristic
Precusor of Utilization
Affect toward using Social Norms, Habit, Facilitating
Condition
Task Technology Fit
Utilization
Performance Impact
Expected Consecuences of Utilization (Beliefs)
Gambar 2.1 : Model Rantai Teknologi Kinerja
Theories of Fit
Theories of Attitude and Behavior
Sumber : Goodhue, Dale L., & Thompson, Ronald L., “Task
Technology Fit and Individual Performance”, MIS
Quarterly, June 1995, pp. 217
Model rantai teknologi - kinerja adalah model yang
menggambarkan cara teknologi membimbing pada penekanan pekerjaan
pada level individu. Hal ini berarti bahwa teknologi harus digunakan dan
disesuaikan dengan tugas yang didukung untuk menghasilkan penekanan
keefektivan pekerjaan, sebagai model rantai teknologi-kinerja memberikan
gambaran yang lebih akurat dan jelas dan cara, teknologi, penggunaan
tugas dan pemanfaatan saling berinteraksi menciptakan suatu perubahan
DeLone dan McLean (1992) dalam Jin (2003) menyatakan baik
pemanfaatan maupun sikap pemakai mengenai teknologi akan
mempengaruhi kinerja individual dengan menjelaskan faktor kecocokan
tugas teknologi (task-technology fit) yang menguraikan bagaimana
teknologi informasi dengan teknologi informasi dapat mempengaruhi
kinerja. Disamping itu Goodhue dan Thompson (1995) dalam Jin (2003)
juga mengemukakan bahwa agar suatu teknologi informasi dapat
memberikan dampak yang positif terhadap kinerja individual maka
teknologi tersebut harus dimanfaatkan dengan tepat dan harus mempunyai
kecocokan dengan tugas yang didukungnya.
Kinerja yang terkait dengan kesesuaian tugas teknologi
(task-technology fit) dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson (1995), yang
berpendapat bahwa pengukuran variabel faktor kesesuaian tugas-teknologi
dapat diukur melalui (1) kualitas data (data quality), (2) lokatibilitas data
(locatibilityof data), (3) otorisasi akses data(authorization to access
data),(4) kompatibilitas data (data compatibility), (5) kemudahan dan
pelatihan dalam pemakaian sistem (training and ease to use), (6)
production timeliness, (7) reliabilitas system (system reliability), (8)
hubungan sistem informasi dengan pengguna (IS relationship with users).
Kemudian berdasarkan penelitian Goodhue dan Thompson (1995)
dikembangkan menjadi 9 pertanyaan sebagai indikator.
Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa
yang dimaksud dengan performance atau kinerja karyawan yang dilakukan
berdasarkan hasil yang ditunjukkan atas suatu prestasi tertentu, sesuai
dengan ukuran atau standar yang ditetapkan oleh perusahaan tempat
mereka bekerja. Dengan kata lain kinerja merupakan batasan sebagai
kesuksesan seseorang didalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang
dibebankan kepadanya yang biasanya digunakan sebagai dasar penilaian
atas diri karyawan atau organisasi kerja yang bersangkutan. Semakin
tinggi kualitas dan kuantitas hasil kerjanya maka semakin tinggi pula
kinerjanya
2.2.1.2. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor
kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai
dengan pendapat Keith Davis (1964:484) dalam Mangkunegara (2001:67)
bahwa :
- Human Performance = ability + motivation
- Motivation = attitude + situation
- Ability = knowledge + skill
a. Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya
pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110 –120) dengan
pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam
mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah
mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu
ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the
b. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi
yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai
tujuan organisasi (tujuan kerja).
2.2.2. Sistem dan Teknologi Informasi
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diketahui bahwa
informasi adalah salah satu sumber terpenting bagi perorangan dan suatu
badan usaha. Menurut John Naisbith dalam bukunya yang berjudul
Megatrend : Ten Direction Transforming Our Lives ( 1982 ). Mengatakan
bahwa manusia kini telah menapaki zaman baru yang dicirikan oleh
adanya ledakan informasi ( Information Explotion ) dimana terdapat
kecenderungan yang menunjukan bahwa manusia telah beralih dari
masyarakat industri ke masyarakat informasi.
Oleh karena itu tingkat kebutuhan atas suatu informasi yang
relevan, akurat dan tepat waktu adalah sangat tinggi, agar informasi –
informasi tersebut dapat digunakan memenuhi kepentingan manajerial.
Gambaran hubungan antara data dan informasi menurut Cushing
Gambar 2.2 : The Data Processing Cycle
Sumber : Cushing, dkk., 1990:13
Dari gambar diatas dapat dikatakan bahwa : “ Data are a set of
characters that is accepted as an input to an information system and is
stored and processed. Information is an output of data processing that is
organized and meaningful to the person who receives it”
Sedangkan sistem informasi adalah kunci suatu badan usaha untuk
tetap bertahan dalam dunia persaingan. Definisi sistem informasi menurut
Wilkinson ( 1982 : 3 ) adalah Information system is there for a framework
by which resources ( people, computer ), are coordinated to convert inputs
( data ) into outputs ( information ) in order to achieve the objective of an
enterprise artinya Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai kerangka
kerja sumber daya yang terkoordinasi, yang mengumpulkan, yang
memproses, mengendalikan, dan mengelola data melalui beberapa tahap
berurutan guna menyediakan informasi melalui suatu jaringan komunikasi
untuk berbagai macam pengguna untuk satu atau lebih tujuan. File
maintance
Data Collection
Data Preparation
Data Processing
Oleh Leitch & Davis ( 1993 : 13 ), secara umum karakteristik suatu
sistem informasi dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut :
Gambar 2.3 : Information System
Sumber : Leitch, dkk.,1993:13
Teknologi informasi merupakan salah satu aspek yang penting
dalam perkembangan dan kinerja daripada badan usaha dalam menghadapi
globalisasi, terutama dengan adanya perkembangan teknologi informasi
yang semakin pesat dewasa ini.
Definisi sistem informasi menurut Fried ( 1995 : 62 ) mengatakan
bahwa teknologi informasi diartikan sebagai pengumpulan, penyimpanan,
pengolahan, penyebaran dan pemanfaatan informasi.
Selain itu menyangkut masalah perangkat keras ( hardware ) dan
perangkat lunak ( software ), teknologi ini memperhatikan pula
kepentingan manusia sehubungan dengan tujuan yang ditetapkan untuk
teknologi itu sendiri, nilai – nilai yang digunakan dalam menentukan
Control
Data Sources Input : Data
Collection
Data Processing
Output : Information
Gathering
Information Use
Data Base Management
Information Feedback
pilihan, serta kriteria penilaian untuk menyimpulkan apakah manusia
mampu menguasai teknologi ini dan menjadi lebih lengkap karenanya.
2.2.3. Informasi Akuntansi
Dalam sistem akuntansi manajemen, informasi akuntansi sangat
dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan maupun sebagai
penilaian kinerja suatu perusahaan. Menyangkut dengan pentingnya
informasi akuntansi, John Page mengatakan bahwa informasi akuntansi
adalah hasil olahan data keuangan yang merupakan salah satu sumber daya
milik perusahaan. Data keuangan yang dimiliki oleh perusahaan, diolah
dalam proses akuntansi dan akan menghasilkan informasi akuntansi.
Pengertian informasi menurut Mulyadi (2001:11) bahwa informasi
merupakan suatu fakta, data pengamatan, atau sesuatu yang lain, yang
menambah pengetahuan. Informasi merupakan komoditi yang sangat
berharga bagi pimpinan perusahaan selaku pengambil keputusan juga
sebaagai jembatan antara perusahaan dengan pimpinan. Informasi dalam
suatu organisasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu informasi
kuantitatif dan informasi kualitatif. Informasi kuantitatif adalah informasi
yang disajikan dalam bentuk angka-angka. Sedangkan informasi kualitatif
adalah informasi yang disajikan bukan dalam bentuk angka-angka.
Mulyadi (2001:2) menyatakan akuntansi didefinisikan sebagai
proses pengolahan data keuangan untuk menghasilkan informasi keuangan
yang digunakan untuk memungkinkan pengambil keputusan melakukan
Informasi akuntansi badan usaha terdiri dari dua bagian, yaitu
akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Menurut Sugiri (1994: 8)
akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen adalah cabang-cabang dari
disiplin akuntansi, meskipun sasaran informasinya berbeda, keduanya
melibatkan tiga fungsi sebagai berikut:
1. Pencatatan (record keeping) yang berkaitan dengan proses pemilihan,
mengukur dan mengumpulkan data transaksi-transaksi badan usaha.
2. Evaluasi prestasi atau kinerja (performance evaluation) yang
mengarahkan perhatian pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
gambaran organisasi berdasarkan laporan-laporan yang
diklasifikasikan dan meringkas hasil usaha perusahaan baik secara
keseluruhan maupun hanya satu segmen (bagian dari organisasi pada
periode berikutnya).
3. Pengambilan keputusan (decision making) oleh berbagai pihak yang
harus memilih antara tindakan-tindakan alternatif yang berhubungan
dengan masa depan organisasi.
Untuk kepentingan pelaporan kepada pihak perusahaan, informasi
akuntansi akan diolah dalam proses akuntansi keuangan. Sedangkan untuk
kepentingan manajerial informasi keuangan akan diolah dalam proses
2.2.3.1. Faktor – faktor Yang mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi
Terdapat berbagai faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun
sistem informasi akuntansi untuk menentukan keberhasilan dari suatu
sistem tersebut. Menurut Baridwan (1994:7), faktor-faktor tersebut antara
lain:
a. Perilaku manusia dalam organisasi
Faktor ini dipertimbangkan dalam menyusun sistem informasi
akuntansi karena sistem informasi tersebut tidak mungkin berjalan
tanpa manusia.
b. Metode Kuantitatif
Metode ini merupakan alat bantu yang lebih penting bagi
manajemen dalam rangka melaksanakan tugasnya dan mengambil
keputusan.
c. Penggunaan komputer sebagai alat bantu
Proses pengolahan data akuntansi akan dapat dilakukan dengan
lebih cepat bila menggunakan komputer. Hal ini dapat terjadi
karena kemampuan komputer untuk mengolah data jauh lebih
cepat dari manusia.
2.2.3.2. Tujuan Utama Sistem Informasi Akuntansi
Tujuan sistem informasi akuntansi adalah mengadakan informasi
bagi manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan. (Baridwan,
1996:22)
Tujuan sistem informasi akuntansi adalah untuk menghasilkan
laporan keuangan dan laporan-laporan lainnya yang dapat digunakan oleh
2.2.3.3. Model Sistem Informasi Akuntansi
Sebagai sebuah sistem, sistem informasi akuntansi tentu juga
menerapkan model sistem secara umum yang tediri dari input, proses dan
output. Input dari sistem informasi akuntansi adalah transaksi keuangan
dari suatu kesatuan usaha. Kemudian data ini diproses menjadi output
yang disajikan dalam laporan. Output sistem informasi akuntansi adalah
laporan akuntansi. Pengolahan transaksi dapat dikerjakan secara manual
atau menggunakan komputer. Penggunaan komputer tidak mengubah
hakekat dari sistem informasi akuntansi, tetapi hanya mengubah cara
pemrosesan transaksi menjadi laporan. Pengolahan data dengan bantuan
komputer dapat lebih mudah dan tuntutan kebutuhan informasi dapat
segera dipenuhi, terlihat dalam gambar 2.4 dan 2.5
Gambar 2.4 : Model Sistem Informasi Manual
Sumber: Baridwan, 1996:32
Transaksi
Prosedur pelaksanaan transaksi:
- prosedur penjualan - prosedur penerimaan - prosedur pembelian - prosedur pengeluaran kas - dan sebagainya
Dokumen
Jurnal Dan Register
Buku Besar Dan Buku Pembelian
Gambar 2.5 : Model Sistem Informasi dengan Komputer
Sumber: Baridwan, 1996:32
2.2.3.4. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Kahlil (1997) dalam Jen (2002) mengukur efektifitas sistem
informasi dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem.
Soegiharto (2001) mengukur kinerja sistem informasi akuntansi dari sisi
pemakai dengan membagi kinerja sistem informasi akuntansi ke dalam dua
bagian yaitu kepuasan pemakai informasi dan pemakaian sistem informasi
sebagai pengganti variabel kinerja sistem informasi akuntansi.
1. Kepuasan Pemakai Sistem Informasi Conrath dan Mignen (1990)
dalam Jen (2002) mengatakan kepuasan pemakai sistem informasi
dapat diukur dari kepastian dalam mengembangkan apa yang mereka
perlukan. Delone dan McLean (1992) seperti yang kutip oleh
Soegiharto (2001) mengemukakan ketika sebuah sistem infromasi
diperlukan, penggunaan sistem akan menjadi kurang dan kesuksesan
manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan
pemakai. Transaksi
Prosedur pelaksanaan transaksi:
- prosedur penjualan - prosedur penerimaan kas - prosedur pembelian - prosedur pengeluaran kas - dan sebagainya
Dokumen
File:
- Master File - Transaction
File
- Reference File - History File
2. Pemakaian Sistem Informasi Akuntansi. Penelitian yang dilakukan
oleh Ives dan Olson (1984) dalam Tjhai Fung Jen (2002) menunjukkan
sistem informasi yang banyak digunakan menunjukkan keberhasilan
sebuah sistem infomasi manajemen. Sedangkan penelitian lain dalam
Jen (2002) menunjukkan perbedaan penentuan keberhasilan komputer
adalah tidak berdiri sendiri sehingga pemakaian sistem digunakan
untuk melakukan penelitian mengenai sistem informasi.
2.2.3.5. Struktur Sistem Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi merupakan bagian yang terpenting dari seluruh
informasi yang diperlukan oleh manajemen. Informasi akuntansi terutama
berhubungan dengan data keuangan dari suatu perusahaan. Agar data
keuangan yang ada dapat dimanfaatkan oleh pihak manajemen maupun
pihak luar perusahaan, maka data tersebut perlu disusun dalam
bentuk-bentuk yang sesuai. Diperlukan suatu sistem yang mengatur arus dan data
pengelolahan data akuntansi dalam perusahaan untuk dapat menghasilkan
informasi yang sesuai dan dalam bentuk yang sesuai juga. Informasi
akuntansi yang dihasilkan dari suatu sistem dibedakan menjadi dua
macam, yaitu (Sutabri, 2004:2):
a. Informasi Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan disusun terutama untuk menghasilkan informasi
yang biasanya dalam bentuk laporan keuangan yang ditujukan pada
b. Informasi Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan informasi
yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.
1. Akuntansi Sebagai Suatu Sistem
Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan
informasi tentang kondisi ekonomi suatu bisnis dan hasil usahanya pada
suatu waktu atau periode tertentu (Sutabri, 2004:2).
Sistem akuntansi memiliki bagian komponen yang merupakan
sistem mereka sendiri. Petugas pemrosesan data pada umumnya berbicara
mengenai sistem akuntansi yang berbentuk dari sistem aplikasi. Sistem
aplikasi merupakan serangkaian prosedur dan program komputer yang
melakukan tujuan akuntansi khusus.
Sistem akuntansi merupakan supersistem yang terdiri dari sistem
akuntansi pertanggungjawaban dan suatu sistem pemrosesan transaksi.
Daur transaksi merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistem yang
merupakan sistem aplikasi.
2. Sistem Informasi Akuntansi & Organisasi Bisnis
Organisasi tergantung pada sistem informasi untuk
mempertahankan kemampuan berkompetisi (Sutabri, 2004:6). Informasi
pada dasarnya adalah sumber daya seperti halnya pabrik dan peralatan.
Produktivitas, sebagai suatu hal yang penting agar tetap kompetitif, dapat
ditingkatkan melalui sistem informasi yang baik. Akuntansi sebagai suatu
mengkomunikasikan informasi ekonomi mengenai suatu badan usaha
kepada beragam orang. Informasi adalah data yang berguna yang diolah
sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.
Organisasi adalah kumpulan unit kerja atau pengambilan
keputusan untuk mewujudkan tujuan. Sebagai sistem, setiap organsasi
menerima masukan dan mengubah menjadi keluaran-keluaran dalam
bentuk produk atau jasa. Secara konseptual, seluruh sistem organisasional
mencapai tujuannya melalui proses alokasi sumber daya sehingga dapat
mendukung sistem untuk mencapai tujuan.
3. Siklus Pemrosesan Akuntansi
Kejadian ekonomi yang menghasilakn transaksi-transaksi yang
yang dapat dikelompokkan menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang
umum, yaitu (Sutabri, 2004:9): Pertama, Siklus Pendapatan adalah
kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa
ke entitas-entitas dan pengumpulan pembayaran yang berkaitan. Kedua,
Siklus Pengeluaran adalah kejadian-kejadian yang berkaitan dengan
perolehan barang dan jasa dari entitas-entitas lain dan pelunasan
kewajiban-kewwajiban yang berkaitan. Ketiga, Siklus Produksi adalah
kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya
menjadi barang dan jasa. Keempat, Siklus Keuangan adalah
kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana modal,
2.2.3.6. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer
Tugas pengolahan data perusahaan dilaksanakan oleh sistem
informasi akuntansi yang mengumpulkan data kegiatan perusahaan lalu
memprosesnya menjadi informasi yang berguna bagi pihak internal
maupun eksternal perusahaan, kecuali pesaing. Dengan jenis kegiatan
yang demikian, dapat diketahui beberapa karakteristik sistem informasi
akuntansi, yaitu melakasankan tugas yang diperlukan, berpegang pada
prosedur standar, menangani data yang rinci, berfokus pada data masa
lampau, dan menyediakan informasi pemecahan masalah yang minimal
(Sutabri, 2004:13).
1. Akuntansi dan Teknologi Informasi
Istilah sistem informasi akuntansi meliputi pemanfaatan teknologi
informasi untuk menyediakan informasi bagi para pemakai. Teknologi
informasi mencakup komputer dan teknologi lain yang digunakan untuk
memproses infromasi. Setiap organisasi yang menggunakan komputer
untuk memproses data transaksi memiliki fungsi sistem informasi.
2. Sistem Prosedur Dalam SIA
Sistem dan prosedur merupakan bagian integral tugas manajemen,
sehingga tanpak adanya keterkaitan antara pertimbangan-pertimbangan
dalam pengambilan keputusan dengan sistem dan prosedur. Oleh karena
itu, dalam membahas sistem informasi akuntansi perlu dibedakan
pengertian sistem dan prosedur agar dapat memperoleh gambaran yang
jelas mengenai berbagai sistem yang menghasilkan berbagai macam
Suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur. Sedangkan prosedur
merupakan urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal dilakukan untuk
mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar.
3. Peran Komputer di Dalam SIA
Konsep penggunaan komputer sebagai suatu sistem informasi
manajemen dipromosikan oleh pembuat komputer untuk mendukung
peralatan baru tersebut. Proses pengolahan data akuntansi akan dapat
dilakukan dengan lebih cepat bila digunakan komputer. Hal ini dapat
terjadi karena kemampuan komputer untuk mengolah data yang jauh
melebihi kecepatan manusia. Dengan adanya perkembangan teknologi
komputer, semakin banyak perusahaan yang menggunkan jasa komputer
untuk memproses data akuntansinya.
Di satu pihak, komputer merupakan alat bantu yang sangat
bermanfaat dalam sistem informasi akuntansi. Akan tetapi, di lain pihak
diperlukan teknik-teknik pengawasan yang berbeda dengan yang
digunakan dalam cara manual untyuk menjamin ketelitian dan keamanan
dalam memproses data dan menjaga harta milik perusahaan.
2.2.3.7. Bentuk Pengawasan di Dalam SIA
Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan
standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem umpan
balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang yang telah
ditetapkan, dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber
daya perusahaan digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam
1. Pengawasan Intern
Dalam arti yang sempit Pengawasan Intern merupakan pengecekan
penjumlahan, baik penjumlahan mendatar, maupun penjumlahan menurun.
Dalam arti luas, pengawasan intern tidak hanya meliputi pekerjaan
pengecekan, tetapi meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen
untuk mengadakan pengawasan. Pengawasan intern di definisikan sebagai
berikut: Pengawasan yang meliputi struktur organisasi dan semua cara
serta alat-alat yang dikoordinasikan dan digunakan dalam perusahaan
dengan tujuan menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa
ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam
usaha, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen
yang telah ditetapkan lebih dahulu.
2. Pengawasan Input
Pengawasan ini direncanakan untuk memberikan jaminan yang
cukup bahwa data yang diterima untuk diproses oleh EDP (Entry Data
Processing) sudah disahkan dan diubah ke bentuk yang sesuai dengan
mesin dan diidentifikasi data tersebut tidak ada yang hilang, dikurangi,
ditambah, diduplikasi, atau diubah secara tidak benar. Pengawasan ini
termasuk pengawasan yang berhubungan dengan penolakan data,
pembetulan data, dan memasukkan kembali data yang sebelumnya sudah
dimasukkan secara salah. Pengawasan ini terdiri dari pengawasan dalam
• Pencatatan data adalah mencatat data untuk dapat diproses lebih
lanjut.
• Perubahan data ke dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin.
• Pengawasan input memeriksa data pada waktu data tersebut dibaca
dan disimpan untu diproses.
3. Pengawasan Proses
Pengawasan ini direncanakan untuk memberikan jaminan yang
cukup bahwa EDP (Entry Processing Data) sudah dilaksanakan sesuai
dengan aplikasi-aplikasi tertentu, misalnya semua transaksi diproses
seperti yang sudah disahkan, tidak ada transaksi-transaksi yang sah yang
hilang, dan tidak ada transaksi-transaksi yang tidak sah yang ditambahkan.
Pengawasan proses ini dilakukan dalam setiap kegiatan berikut ini:
• Penyusunan, yaitu pensortiran atau penggabungan data, sebelum
proses atau sesudah proses.
• Pemrosesan transaksi, yaitu memproses data mejadi informasi.
• Perubahan file, yaitu mengubah data dalam file.
4. Pengawasan Output
Pengawasan ini direncanakan untuk menjamin ketelitian hasil dari
data yang diproses dan untuk mejamin bahwa keluaran tersebut hanya
diterima oleh orang atau pihak yang berhak. Pengawasan ini dilakukan
dengan berbagai macam cara, tergantung dari bentuk keluarannya.
Laporan yang berisi informasi dari data yang diproses perlu diawasi agar
tidak ada penyalahgunaan. Pengawasan yang dilakukan terhadap laporan
ini tergantung kepada metode proses data yang digunakan.
5. Pengawasan Penggunaan Komputer
Pengawasan yang dilakukan terhadap penggunaan komputer adalah
usaha untuk mencegah penggunaan komputer atau sumber tertentu yang
tidak sesuai dengan yang direncanakan. Pengawasan terhadap penggunaan
komputer ini biasanya tidak menjadi masalah bila komputer hanya
ditangani oleh seorang operator. Akan tetapi, bila komputer digunakan
oleh berbagai pihak, perlu dibuat suatu mekanisme pengawasan yang
dapat mencegah setiap pemakai komputer untuk menggunakan data atau
program yang tidak menjadi haknya. Selian itu, pengawasan penggunaan
komputer ini juga harus dapat mencegah dipakainya komputer oleh orang
yang tidak berhak.
2.2.4. Faktor Yang Berpengaruh Pada Kinerja SIA
Terdapat berbagai faktor – faktor dalam menyusun kinerja SIA
untuk menentukan kinerja dari suatu sistem tersebut. Menurut Luciana dan
Irmaya (2006:2-3), faktor-faktor tersebut antara lain
1. Keterlibatan Pemakai Dalam Proses pengembangan Sistem
Adalah keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan
kinerja Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan adanya hubungan
positif antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem
informasi dalam kinerja Sistem Informasi Akuntansi
2. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi
Adalah semakin tinggi kemampuan teknik personal Sistem Informasi
Akuntansi akan meningkatkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi
personal Sistem Informasi Akuntansi dengan kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
3. Dukungan Manajemen Puncak
Adalah semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak
akan meningkatkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan
adanya hubungan yang positif antara dukungan manajemen puncak
dalam proses pengembangan dan pengoperasian Sistem Informasi
Akuntansi dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi
4. Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai
Adalah kinerja Sistem Informasi Akuntansi akan lebih tinggi apabila
program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan
2.2.5. Software mySAP
Merupakan sistem informasi berbasis ERP ( Enterprise Resource
Planning ) yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa
yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang
berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di
perusahaan bersangkutan. ERP berkembang dari Manufacturing Resource
Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari
Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya.
Sistem ERP secara modular biasanya mengangani proses manufaktur,
logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan
akunting perusahaan. Sistem ini akan membantu mengontrol aktivitas
manajemen kualitas dan sumber daya manusia. Enterprise Resource
Planning ( ERP ) didefinisikan sebagai perangkat untuk mengintegrasikan
semua data dan proses suatu organisasi menjadi sistem tunggal. Sistem ini
menggunakan perangkat komputer untuk mencapai keterpaduan. Ramuan
kunci suatu sistem ERP adalah penggunaan sebuah database untuk
menyimpan data untuk beragam modul sistem. Software ERP versi
mySAP ini ditemukan oleh lima orang insinyur mantan pekerja IBM, yaitu
: Dietmar Hopp, Hans-Werner Hector, Hasso Plattner, Klaus Tschira, dan
Claus Wellenreuther.
2.2.6. Pengaruh Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem
Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Pada Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikemukakan oleh
Fishbein dan Ajzen (1975). Teori ini mengatakan bahwa seseorang akan
menggunakan komputer jika dia dapat melihat adanya manfaat (hasil)
positif dari penggunaan komputer tersebut (Rifa dan Gudono, 1999).
Keterlibatan pemakai yang sering akan meningkatkan kinerja
Sistem Informasi Akuntansi karena dengan adanya pemakaian sistem
informasi yang semakin sering akan dapat mengembangkan sistem
infromasi dan akan berdampak pada peningkatan kinerja sistem informasi
2.2.7. Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi
Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Teori ERG (Existence, Related, Growth) Alderfer Kebutuhan ini
terpenuhi oleh keterlibatan yang kuat dalam tempat / lingkungan kerja,
yang didalamnya meggambarkan adanya pemanfaatan secara penuh
keahlian dan kemampuan serta pengembangan secara kreatif atas
keahlian-keahlian dan kemampuan yang baru. Kebutuhan ini sangat dekat dengan
kebutuhan aktualisasi diri, dan sebagian dari kebutuhan harga diri (Sawal,
2005).
Semakin tinggi kemampuan teknik personal karyawan dalam
penggunaan Sistem Informasi Akuntansi akan meningkatkan kinerja
Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan itu sendiri.
Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi
Teori yang mendukung adalah teori Nilai Guna (utility theory)
menurut Neumann (1999:201) adalah bahwa manusia memilih alternatif
yang tidak memiliki nilai harapan tertinggi tetapi memiliki kegunaan yang
diharapkan tinggi. Dari teori tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
kinerja yang diharapkan dapat tercapai apabila disertai dengan adanya
pemanfaatan khususnya dalam bidang teknologi informasi serta sudah
sesuai dengan tugas yang dibebankan. Teknologi yang memiliki kegunaan
tertinggi adalah teknologi yang tepat dan sesuai dengan tugas yang
Pengaruh Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai Terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Teori yang melandasi adalah Teori Profesional yang dikemukakan
oleh Scott (1996) dikutip dari Liliweri (1997 : 45) mengemukakan bahwa
seseorang disebut profesional apabila dia memiliki karakteristik, antara
lain setelah mendapat latihan dan pendidikan profesional di sekolah,
pelatihan dalam lembaga, ataupun pelatihan khusus. Seseorang profesional
telah dan selalu menambah wawasan pengetahuan serta ketrampilan yang
khusus, atas dasar itu dia dapat melakukan mekanisme kontrol atas
pekerjaan.
Dengan adanya pelatihan dan pendidikan yang cukup dan sesuai
dengan kebutuhan maka karyawan akan sering menggunakan sistem
informasi yang ada sehingga dapat meningkatkan kinerja sistem informasi.
Adapun kerangka pikir dari penelitian ini dapat digambarkan
2.3. Kerangka Pikir
Gambar 2.6 : Bagan Kerangka pikir
Keterlibatan Pemakai dalam Proses Pengembangan Sistem
Informasi Akuntansi(X1)
Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi
(X2)
Dukungan Manajemen Puncak (X3)
Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai
(X4)
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
( software mySAP ) (Y)
2.3. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir di atas dapat disusun beberapa
hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 : Diduga bahwa faktor keterlibatan pemakai dalam proses
pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi
akuntansi, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan
pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi ( software mySAP )
pada PT. PERTAMINA (PERSERO)
UPms V SURABAYA .
H2 : Diduga bahwa faktor program pelatihan dan pendidikan pemakai
berpengaruh lebih dominan terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi ( software mySAP ) pada PT. PERTAMINA (PERSERO)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional menurut Nazir ( 1998:152 ) adalah suatu
definisi yang diberikan kepada sesuatu dengan cara memberikan sesuatu
dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun
memberikan sesuatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel
tersebut.
Penelitian ini menggunakan empat variabel bebas dimana variabel
bebasnya adalah keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem
(X1), kemampuan teknik personal dalam penggembangan sistem informasi
(X2), dukungan manajemen puncak (X3), program pelatihan dan
pendidikan pemakai (X4
Konsep dan definisi setiap variabel yang diajukan dalam penelitian
ini, termasuk penetapan pengukuran variabel sebagai berikut:
), dan satu variabel terikatnya adalah kepuasan
kerja (Y).
1. Variabel Terikat
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Merupakan pengukuran efektifitas sistem informasi akuntansi dengan
yang dikembangkan dan keberhasilan terhadap sistem itu sendiri sebagai
ukuranya (Luciana dan Irmaya, 2006).
2. Variabel Bebas (X) adalah terdiri dari 4 variabel antara lain :
a. Keterlibatan pemakai Dalam Proses pengembangan Sistem Informasi
Akuntansi (X1
Keterlibatan pemakai yaitu perilaku, pekerjaan dan aktivitas
yang dilakukan pemakai selama proses pengembangan sistem
informasi.widyaningrum (2007). )
b. Kemampuan Teknik Personal Dalam Penggembangan Sistem
Informasi Akuntansi (X2
Kemampuan teknik dari personal sistem informasi yaitu
kemampuan yang dimiliki oleh pemakai sistem informasi dalam
menggunakan sistem berdasarkan pengalaman.(Widyaningrum 2007). )
c. Dukungan Manajemen Puncak (X3
Dukungan manajemen puncak yaitu partisipasi atau suatu
dorongan yang dilakukan oleh sekelompok kecil eksekutif yang
terlibat dalam kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penyusunan personalia (staffing), pengarahan (directing)
dan pengawasan (controling) untuk mengembangkan sistem informasi
bagi perusahaan dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
d. Keberadaan Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai (X4
Merupakan cara perusahaan untuk memberikan pengetahuan
dan keahlian seseorang agar lebih mampu melaksanakan tugas-tugas
baru atau untuk mengembangkan pelaksanaan tugas-tugas yang telah
ada. (Widyaningrum 2007).
)
3.1.2. Pengukuran Variabel
Skala pengukuran data yang digunakan adalah sekala interval, dengan
teknik penyusunan skala Semantic Diferential ( Sumarsono, 2004 : 25) yang
terukur dalam skala tujuh poin dengan pola sebagai berikut :
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
Penilaian yang digunakan adalah nilai 1 – 3 untuk insentif sangat tidak
setuju, nilai 4 untuk insentif cukup setuju dan 5 – 7 insentif sangat setuju.
Nilai 1 menunjukkan bahwa formalisasi tidak pernah dilakukan dan nilai 7
menunjukkan bahwa formalisasi yang dilakukan selalu dilaksanakan.
Beberapa indikator yang digunakan adalah :
a. Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
(X1
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yamg
dikembangkan oleh (Soegiharto dalam Widianingrum 2007) , Lima
pertanyaan yang digunakan adalah untuk mengukur keterlibatan pemakai
selama proses pengembangan sistem, mulai dari tahap perencanaan sampai
dengan tahap implementasi.
b. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X2
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yamg
dikembangkan oleh Soegiharto dalam Widianingrum (2007). Tiga pertanyaan
yang digunakan adalah untuk mengetahui seberapa jauh informasi yang
diterima oleh perusahaan itu dapat bermanfaat bagi para pemakai.
)
c. Dukungan Manajemen Puncak (X3
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yamg
dikembangkan oleh (Soegiharto dalam Widianingrum 2007). Lima pertanyaan
yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan yang positif antara
kepuasan pemakai dan dukungan manajemen puncak.
)
d. Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X4
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang telah
dikembangkan oleh (Soegiharto dalam Widianingrum 2007). Empat
pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh program
pelatihan masih diperlukan dan bermanfaat bagi perusahaan.
)
a. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Choe (1996) dalam Soegiharto (2001) dengan sebelas
item pertanyaan yang terdiri dari dimensi kepuasan pemakai, adalah
penggunaan sistem akan menjadi kurang dan sukses manajemen dengan
3.2. Teknik Penentuan Sampel
Pada penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan adalah :
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2005 : 55). Populasi penelitian ini adalah karyawan bagian
keuangan PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA, yang
terlibat dalam pengunaan sistem informasi akuntansi ( Software mySAP
) guna memperlancar pelaksanaan tugas dan wewenang yang sesuai
dengan bidangnya yaitu berjumlah 35 orang.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri
dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah
sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi
(Sumarsono,2004:44-45). Teknik penentuan sample yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sensus sehingga jumlah sampel adalah sama
dengan jumlah anggota populasi yaitu berjumlah 35 orang karyawan
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini :
Data primer adalah data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan
kepada responden.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari secara tidak langsung dari
cacatan organisasi.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data merupakan asal mula pengambilan data, dimana
sumber data dalam penelitian dari sumber intern perusahaan yaitu PT.
PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA khususnya kepada
para staf bagian keuangan pengguna sistem informasi akutansi.
3.3.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi :
(Nazir, 1999:211-212)
1. Kuesioner
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan
angket dan dijawab oleh responden untuk mendukung penelitian ini.
Kusioner disebar kepada para responden secara langsung oleh peneliti. Hal
langsung kepada responden untuk mengisi daftar pertanyaan yang
diajukan.
2. Wawancara (Interview)
Merupakan cara pengumpulan data dengan tanya jawab langsung
dengan pihak-pihak yang bersangkutan dalam perusahaan tersebut.
3. Dokumentasi
Diperoleh dengan cara mencatat atau mengcopy data perusahaan.
3.4. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis
3.4.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur
itu (kuesionar) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur
tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh
pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari
penjumlahan semua skor pertanyaan.
Sebagai kriteria pemilihan item total berdasar korelasi item total,
biasanya digunakan batasan rix (hitung)
3.4.2. Uji Reliabilitas
> 0,30. Semua item yang mencapai
koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggapmemuaskan
(Azwar, 2003: 158).
Uji reliabilitas adalah pengujian yang dimaksudkan untuk
yang digunakan cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur
apa yang ingin diukur.
Realibilitas dapat dilihat dari nilai cronbach alpha, dimana
instrumen dianggap reliabel apabila cronbrach alpha diatas atau lebih
besar dari 0,60 (Ghozali, 2001: 41).
3.4.3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
tersebut mengikuti sebaran normal atau tidak dapat dilakukan dengan
berbagai metode diantaranya metode Kolmogrov Smirnov atau metode
Shapiro Wilk (Sumarsono, 2002:40). Nilai signifikansi atau nilai
probabilitas < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal (simetris). Dan
nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusi adalah
normal (simetris).
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal.
3.4.4. Uji Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi membutuhkan beberapa asumsi,
diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier
1. Tidak boleh ada autokorelasi.
2. Tidak boleh ada multikolinearitas.
3. Tidak boleh ada heteroskedastisitas.
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar maka
persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best Linier
Unbiased Estimator) sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan
uji t menjadi bias.
3.4.4.1. Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1
Sedangkan yang dimaksud dengan autokorelasi yaitu keadaan
dimana kesalahan pengguna periode lain. Model regresi yang baik adalah
yang bebas dari autokorelasi (Gujarati, 1999:201).
(sebelumnya). (Gujarati,
1999:2001).
Pendektesian autokorelasi dalam penelitian ini tidak dilakukan
karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang tidak
berdasarkan waktu urut (time series). (Santoso dalam Widiyaningrum
2007).
3.4.4.2. Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti adanya hubunngan linier yang
sempurna atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang