FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA
PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan Oleh :
CITRA DITA ARISTANTIA 0713010116/ FE/ EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA
PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
CITRA DITA ARISTANTIA 0713010116/ FE/ EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PADA PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES
SURABAYA
Disusun Oleh :
Citra Dita Aristantia
0713010116/ FE/ EA Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 24 Februari 2011
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Drs. Ec. Hero Priono, MSi, Ak Drs. Ec. Hero Priono, MSi, Ak Sekretaris
Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi Anggota
Dra. Siti Sundari, Ec. MSi
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa
atas berkat karunia dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul : “ FAKTOR - FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA “.
Penyususun skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak
terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan serta saran – saran dari
berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan
yang setinggi – tingginya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr H. R. Teguh Soedarto MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, MSi selaku Kaprogdi Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Jawa
4. Ibu Rina Moestika Setyaningrum, SE.MM selaku dosen wali yang
telah memberikan bimbingan selama menuntut ilmu di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Drs. Ec. Hero Priono, MSi, Ak selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan petunjuk serta pemikiran dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Drs. H. M. Munir Asjhar BA selaku Manager Accounting &
Admin pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya yang telah
memberikan kesempatan untuk penelitian di perusahaan.
7. Kepada Orang tua yang sangat saya cintai serta kakakku dan seluruh
keluarga besar yang telah memberikan dukungan baik secara materiil
dan spiritual.
8. Thank’s to My Lophe Ricky Eko Andrianto “Ndutz”, U’re My
Soulmate, My Inspiration and My Motivation. I will love U Forever.
9. Thank’s to Gadees_Gankster, YuRiCheTha, dan teman – teman
seperjuangan, “U’re My Inspiration and My Motivation”. I never to
forgeted u all in my mind and heart. I hope this friendship can we bring
till end. After this, I ‘am sure I will missing u all.
Penulis merasa yakin dan menyadari sepenuhnya bahwa penulisan
skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun, penulis sudah berusaha
dengan kemampuan yang ada guna mengurangi kesalahan tersebut, maka
kritik dan saran serta pendapat dari semua pihak sangat saya harapkan guna
Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini, semoga amal kebajikan yang telah diberikan
diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan imbalan dari-Nya, Amin.
Surabaya, Februari 2011
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
ABSTRAK ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1. Penelitian Terdahulu ... 10
2.2. Landasan Teori ... 14
2.2.1. Sistem Informasi Akuntansi ... 14
2.2.1.1. Definisi Sistem Informasi Akuntansi ... 14
2.2.1.2. Peranan Sistem Informasi Akuntansi ... 15
2.2.1.3. Jenis Sistem Informasi Akuntansi ... 15
2.2.1.4 Penggunaan Komputer Dalam Sistem Informasi Akuntansi ... 18
2.2.1.6 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ... 21
2.2.1.7 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 22
2.2.1.8 Kualitas Sistem Informasi Akuntansi ... 23
2.2.2. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 23
2.2.3. Dukungan Manajemen Puncak (X1) ... 25
2.2.3.1 Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak (X1) Terhadap Pengembangan Sistem Informasi akuntansi (Y) ... 26
2.2.4. Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X2) ... 27
2.2.4.1. Pengaruh Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X2) Terhadap Pengembangan Sistem Informasi akuntansi (Y) ... 28
2.2.5. Partisipasi Pemakai (X3) ... 30
2.2.5.1. Pengaruh Partisipasi Pemakai (X3) Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 31
2.2.6. Kemampuan Teknik Personal Sistem (X4) ... 32
2.2.6.1 Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Sistem (X4) Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 33
Terhadap (Y) ... 34
2.2.8. Kerangka Pikir ... 35
2.2.9. Perumusan Hipotesis ... 38
BAB III METODE PENELITIAN ... 39
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39
3.1.1. Definisi Operasional ... 39
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 41
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 45
3.2.1. Objek Penelitian ... 45
3.2.2. Populasi ... 45
3.2.3. Sampel ... 45
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.3.1. Jenis Data ... 46
3.3.2. Sumber Data ... 46
3.3.3. Pengumpulan Data ... 46
3.4. Uji Kualitas Data ... 47
3.4.1. Uji Validitas ... 47
3.4.2. Uji Reliabilitas ... 48
3.4.3. Uji Normalitas ... 48
3.5. Uji Asumsi Klasik, Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 49
3.5.1. Uji Asumsi Klasik ... 49
3.5.3. Uji Hipotesis ... 53
BAB IV PEMBAHASAN ... 55
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 55
4.1.1. Sejarah Singkat PT Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya ... 55
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 57
4.1.3. Lokasi Perusahaan ... 58
4.1.4. Tata Letak Pabrik ... 59
4.1.5. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 59
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 64
4.2.1. Gambaran Umum Keadaan Responden ... 64
4.2.2. Deskripsi Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X1) ... 66
4.2.3. Deskripsi Variabel Program Pelatihan dan Pendidikan (X2) ... 67
4.2.4. Deskripsi Variabel Partisipasi Pemakai (X3) ... 68
4.2.5. Deskripsi Variabel Kemampuan Teknik Personal (X4) 69 4.2.6. Deskripsi Variabel Pengembangan sistem Informasi Akuntansi ... 70
4.3. Deskripsi Hasil Pengujian ... 72
4.3.1.2. Hasil Pengujian Reliabilitas ……… 74
4.3.1.3. Hasil Pengujian Normalitas ………. 75
4.4. Uji Asumsi Klasik ... 77
4.4.1. Uji Multikolinieritas ... 77
4.4.2. Uji Heteroskedastisitas ... 78
4.5. Analisis Regresi Linier Berganda ... 79
4.7. Uji Hipotesis dan Pembahasan ... 82
4.7.1. Uji Kesesuaian Model ... 82
4.7.2. Uji t ... 83
4.7.3. Pembahasan dan Hasil Penelitian ... 85
4.7.3.1. Hipotesis 1: Dukungan Manajemen Puncak Berpengaruh Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 85
4.7.3.2. Hipotesis 2: Program Pelaatihan dan Pendidikan Berpengaruh Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 86
4.7.3.3. Hipotesis 3: Partisipasi Pemakai Berpengaruh Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 88
4.8. Perbedaan Hasil Penelitian Dengan Penelitian Terdahulu .... 91
4.9. Keterbatasan Penelitian ... 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 95
5.1. Kesimpulan ... 95
5.2. Saran ... 95
DAFTAR TABEL
Tabel 11. Laporan Laba Rugi PT. Teja Sekawan Cocoa Industries ... 4
Tabel 2.1. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 12
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 64
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 65
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66
Tabel 4.4. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X1) ... 66
Tabel 4.5. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Program Pelatihan dan Pendidikan (X2) ... 67
Tabel 4.6. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Partisipasi Pemakai (X4) ... 68
Tabel 4.7. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Kemampuan Teknik Personal (X4) ... 69
Tabel 4.8. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 70
Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas Instrumen Kuisioner Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X1) ... 71
Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Variabel Program Pelatihan dan Pendidikan (X2) ... 73
Tabel 4.11. Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Pemakai (X3) ... 73
Tabel 4.12. Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Teknik Personal (X4) . 73 Tabel 4.13. Hasil Uji Validitas Variabel Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 73
Tabel 4.16. Hasil Multikoliniearitas ... 78
Tabel 4.17. Hasil Heteroskedastisitas ... 79
Tabel 4.18. Persamaan Regresi ... 80
Tabel 4.19. Uji Kesesuaian Model ... 83
Tabel 4.20. Hasil Uji Kesesuaian Model (Uji F) ... 83
Tabel 4.21. Hasil Analisis Parsial ... 84
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Siklus Pengolahan Data dengan Manual ……… 18
Gambar 2.2. Siklus Pengolahan Data dengan Komputer ……… 19
Gambar 2.3. Kerangka Pikir……… 38
Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Teja Sekawan Cocoa Industries
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner.
Lampiran 2 Data Rekapitulasi Jawaban Responden
Lampiran 3.1 Data Uji Validitas Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X1)
dan Program Pelatihan dan Pendidikan (X2)
Lampiran 3.2 Data Uji Validitas Variabel Partisipasi Pemakai (X3) dan
Kemampuan Teknik Personal (X4)
Lampiran 4.1 Data Uji Normalitas
Lampiran 4.2 Data Uji Multikolonieritas dan Data Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 4.3 Persamaan Regresi
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. TEJA SEKAWAN
COCOA INDUSTRIES SURABAYA
Citra Dita Aristantia Abstrak
Perubahan dan perkembangan yang cepat dewasa ini dapat mempengaruhi sistem informasi akuntansi. Di beberapa perusahaan manajemen keuangan merasakan bahwa informasi keuangan yang disediakan oleh sistem informasi perusahaan tidak lagi memadai untuk memenuhi semua kebutuhan perusahaan. Kesuksesan pengembangan sistem informasi sangat tergantung pada kesesuaian harapan antara sistem analisis, pemakai, sponsor dan customer. Pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati – hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Dukungan Manajemen Puncak, Program Pelatihan dan Pendidikan, Partisipasi Pemakai, serta Kemampuan Teknik Personal secara parsial berpengaruh terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya.
Variabel dalam penelitian adalah Dukungan Manajemen Puncak (X1), Program Pelatihan dan Pendidikan (X2), Partisipasi Pemakai (X3), dan Kemampuan Teknik Personal (X4) dan Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y). Teknik pengukuran variabel dengan menggunakan skala semantic differential yang tersusun dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat positif disebelah kanan dan negatifnya disebelah kiri. Populasi dalam penelitian ini adalah manajer dan staff PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya sebanyak 24 responden. Teknik penarikan sample yang digunakan adalah teknik simple jenuh.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan penelitian ini bahwa terdapat pengaruh Dukungan Manajemen Puncak (X1), Kemampuan Teknik Personal (X4) terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi(Y). Sedangkan tidak terdapat pengaruh Program Pelatihan Pendidikan (X2), Partisipasi Pemakai (X3) terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perubahan dan perkembangan yang cepat dewasa ini dapat
mempengaruhi sistem informasi akuntansi, hal itu tampak pada kebutuhan
dan persepsi manajerial dan lingkungan usaha dan teknologi informasi
yang lebih relevan dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan. Di
beberapa perusahaan manajemen keuangan merasakan bahwa informasi
keuangan yang disediakan oleh sistem informasi perusahaan tidak lagi
memadai untuk memenuhi semua kebutuhan perusahaan. Hal ini
membuktikan bahwa informasi merupakan hal yang pokok dalam suatu
perusahaan sehingga dapat diibaratkan sebagai nafas kehidupan
perusahaan. Suatu perusahaan yang tidak memiliki atau mendapatkan
informasi akan segera mati atau berakhir. Bagian terpenting dari seluruh
informasi yang dibutuhkan manajemen, khususnya manajemen perusahaan
adalah informasi akuntansi (Wilkinson 1993:19).
Kesuksesan pengembangan sistem informasi sangat tergantung
pada kesesuaian harapan antara sistem analisis, pemakai (user), sponsor dan customer. Pengembangan sistem informasi memerlukan suatu
perencanaan dan implementasi yang hati-hati, untuk menghindari adanya
2
menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan
organisasional (Bodnar dan Hopwood, 1995 dalam Setianingsih 1998:93).
Untuk menghindari penolakan terhadap sistem yang dikembangkan
(resistance to change), maka diperlukan partisipasi dari pemakai. Harapan dari berpartisipasinya pemakai dalam pengembangan sistem informasi
adalah agar pemakai dapat memperoleh kepuasan atas sistem yang
dikembangkan (Lau, 2004:24).
Sebagai akibat dari perubahan lingkungan ekstern organisasi
perusahaan, sistem informasi baru yang diperlukan harus mampu
menangkap permintaan - permintaan informasi baru yang diperlukan oleh
manajemen dengan kriteria - kriteria tertentu yaitu: dapat dipercaya
(reliable), akurat (accuracy) dan tepat waktu (timely). Oleh karena itu, apabila terdapat adanya keusangan dari sistem informasi (khusunya
informasi akuntansi), maka harus segera diadakan modifikasi atau
pengembangan terhadap sistem informasi tersebut. Pada prinsipnya
modifikasi dan pengembangan sistem informasi secara umum dicapai
melalui beberapa tahap dimulai dengan, analisis sistem, perancangan
sistem, seleksi dan implementasi sistem dan diakhiri dengan
pengoperasian sistem (Baridwan, 1995:5-6).
Penggunaan sistem informasi diharapkan dapat memberikan
manfaat yang besar dalam dunia bisnis, dalam upaya ini faktor - faktor
yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi yang digunakan
3
sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang membutuhkan
informasi dan penentu kesuksesan perusahaan ( Lia:2010).
Informasi dalam suatu perusahaan adalah sebagai alat bantu
pencapaian tujuan melalui penyedia informasi, tetapi peranan manusia
dalam sistem akuntansi sangat vital, karena perencanaan, dan perancangan
sistem harus memperhatikan dan melibatkan faktor manusia (Burch dan
Grudnitski, 1991 dalam Setianingsih, 1998).
Dengan adanya sistem informasi akuntansi tersebut diharapkan
informasi yang dihasilkan berkualitas sesuai dengan kebutuhan dari
pemakai informasi, serta mampu meningkatkan kinerja sistem informasi
akuntansi, dimana kinerja sistem informasi akuntansi dapat diukur dengan
kepuasan pemakai atas pemakaian sistem informasi akuntansi (Lia:2010).
Pengembangan sistem informasi dapat dikatakan baik jika
informasi yang diterima memenuhi harapan pemakai informasi oleh faktor
- faktor yang meliputi Dukungan Manajemen Puncak, Kemampuan
Teknik Personal Sistem Informasi, Keterlibatan Pemakai Dalam
Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, Program Pelatihan dan
Pendidikan Pemakai, Ukuran Organisasi, Formalisasi Pengembangan
Sistem Informasi, Keberadaan Dewan Pengarah Sistem Informasi, Lokasi
dari Departemen Sistem Informasi (Almilia:2006).
PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan biji mentah
4
Industries Surabaya melakukan berbagai transaksi yang sebagian besar
adalah transaksi keuangan. Pengelolaan transaksi keuangan yang berguna
bagi para pemakai baik pihak internal maupun pihak eksternal. Untuk
menghadapi situasi tersebut, PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya
mengalami permasalahan yaitu pada kepuasan karyawan terhadap sistem
yang kurang dari standar, serta hal ini disebabkan kurangnya dukungan
dari manajemen puncak, dengan pemakaian sistem yang minim dan
kualitas sistem informasi yang dihasilkan kurang relevan dan tepat waktu,
sehingga faktor - faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam
pengembangan sistem.
Dibawah ini adalah hasil kinerja dari PT. Teja Sekawan Cocoa
Industries Surabaya mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.
Tabel 1.1 : Laporan Laba (Rugi) PT. Teja Sekawan Cocoa
Industries Surabaya
(Sumber data PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya).
5
Dari data diatas dapat diketahui bahwa PT. Teja Sekawan Cocoa
Industries mengalami fluktuasi laba. Berdasarkan fenomena tersebut PT.
Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya terus melakukan evaluasi dan
menyusun strategi - strategi baru guna mengendalikan aktivitas
perusahaannya seperti perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan yang tepat. Penyediaan sumber informasi sangat penting bagi
manajer PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya untuk mengurangi
ketidakpastian tersebut. Dalam hal ini pengembangan sistem informasi
akuntansi sangat diperlukan, karena sistem informasi akuntansi (SIA)
merupakan suatu komponen organisasi yang mengumpulkan,
mengklasifikasikan, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi
finansial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak diluar
perusahaan (kantor pajak, investor dan kreditor) dan pihak intern
(manajemen) (Moscove yang dikutip oleh Baridwan, 1994:3).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Soegiharto, 2001 dalam
Jen 2002 : 139) dengan responden perusahaan di Australia menemukan
hubungan yang positif atas dukungan manajemen puncak dan kinerja
sistem informasi akuntansi, tetapi tidak menemukan adanya hubungan
yang signifikan. Sedangkan dari hasil penelitian (Choe, 1996 dalam Jen
2002 : 139) yang melakukam penelitian di Korea menemukan adanya
hubungan yang positif dan signifikan hanya pada hubungan antara
6
Menurut (Soegiharto, 2001 dalam Jen,2002:138) dengan
responden perusahaan di Australia bahwa Kemampuan teknik personal
sistem informasi tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara faktor
kemampuan teknik personal sistem informasi dan kinerja sistem informasi
akuntansi baik kepuasan pemakai maupun pemakaian sistem. Sedangkan
penelitian yang dilakukan (Lee dan Kim, 1995 dalam Jen 2002 : 138) yang
melakukan penelitian di Nebraska menemukan adanya hubungan yang
signifikan antara kemampuan pemakai akhir dan pemanfaatan (utilization) dengan mengambil sampel pada perusahaan manufaktur dan pemakai
akhir sistem sebagai respondennya.
Partisipasi pemakai dalam proses pengembangan sistem terdapat
hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam proses
pengembangan sistem informasi dalam kinerja sistem informasi akuntansi
dikarenakan keterlibatan pemakai yang semakin sering akan
meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi (Jen, 2002 : 145) yang
respondennya adalah perusahaan manufaktur yang sahamnya
diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta, sedangkan menurut (choe, 1996
dalam Jen, 2002 : 137) dengan melakukan penelitian di Korea yang
menemukan adanya hubungan positif antara variabel keterlibatan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi dan kinerja sistem inormasi
akuntansi.
Menurut Jen (2002) yang respondennya adalah perusahaan
7
program pelatihan dan pendidikan memiliki hubungan yang positif dalam
proses pengembangan sistem informasi akuntansi. Sedangkan penelitian
yang dilakukan (Soegiharto, 2001 dalam Jen, 2002 : 140) dengan
responden perusahaan di Australia tidak menemukan adanya perbedaan
yang signifikan antara perusahaan yang memiliki program pelatihan dan
pendidikan dan yang tidak.
Penelitian ini dilakukan kembali (replikasi) karena permasalahan
yang akan diteliti belum terjawab / belum terpecahkan oleh peneliti -
peneliti terdahulu (masih terjadi konflik). Maka penelitian ini dilakukan
untuk menguji kembali apakah dukungan manajemen puncak, program
pelatihan dan pendidikan, partisipasi pemakai, dan kemampuan teknik
personal sistem informasi berpengaruh secara parsial terhadap
pengembangan sistem informasi akuntansi pada PT. Teja Sekawan Cocoa
Industries Surabaya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dan fenomena
yang terjadi pada lingkungan perusahaan, maka hal ini menarik peneliti
untuk mengadakan penelitian dengan judul “FAKTOR - FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. TEJA SEKAWAN COCOA
8
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dapat
dirumuskaan suatu masalah yang diteliti yaitu :
“Apakah Dukungan Manajemen Puncak, Program pelatihan dan
Pendidikan, Partisipasi Pemakai, dan Kemampuan Teknik Personal secara
parsial berpengaruh terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
pada PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA ?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan suatu objek dalam usaha untuk memperoleh
sesuatu yang telah ditetapkan. Adapun tujuan dari penelitian yaitu :
Untuk mengetahui pengaruh dari Dukungan Manajemen Puncak, Program
Pelatihan dan Pendidikan, Partisipasi Pemakai, dan Kemampuan Teknik
Personal secara parsial berpengaruh terhadap Pengembangan Sistem
Informasi Akuntansi pada PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES
SURABAYA.
1.4. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap agar penelitian ini bermanfaat bagi beberapa
pihak antara lain sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk
9
wawasan berpikir tentang kondisi perusahaan dan menjadi pengalaman
yang berharga bagi penulis di masa mendatang.
2. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan untuk lebih mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi
sistem informasi akuntansi dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
perbendaharaan kepustakaan Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur, khususnya Fakultas Ekonomi sehingga dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Adapun hasil - hasil penelitian terdahulu yang memiliki hubungan
dengan penelitian sekarang adalah sebagai berikut :
1. Wahyu D (2008)
a. Judul
“Analisis faktor - faktor yang mempengaruhi kepuasan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi akuntansi pada PT. Miwon
Indonesia Gresik”.
b. Permasalahan
“Apakah dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai,
komunikasi pemakai dan struktur organisasi berpengaruh terhadap
kepuasan dalam pengembangan sistem informasi akuntansi”.
c. Kesimpulan
Dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, komunikasi
pemakai dan struktur organisasi mempengaruhi kepuasan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi akuntansi pada PT. Miwon
Indonesia Gresik.
2. Anggarawati (2009)
“Analisis faktor - faktor yang mempengaruhi keefektifan
pengembangan Sistem Informasi Akuntansi pada Koperasi Bina
Tani Bambu Runcing di Probolinggo”.
b. Permasalahan
“Apakah komunikasi pemakai, partisipasi, kompleksitas sistem dan
struktur organisasi berpengaruh secara simultan dan parsial
terhadap efektifitas pemakai pada Koperasi Bina Tani Bambu
Runcing di Probolinggo”.
c. Kesimpulan
Komunikasi pemakai pengembang, partisipasi pemakai,
kompleksitas sistem dan struktur organisasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keefektifan pengembangan sistem
informasi akuntansi.
3. Sitaresmi (2009)
a. Judul
“Analisis faktor - faktor yang mempengaruhi kepuasan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi akuntansi pada PT. Sier
(Persero) ”.
b. Permasalahan
“Apakah dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai dan
komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh terhadap kepuasan
pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi”.
Dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, dan
komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh positif terhadap
kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi
akuntansi pada PT. Sier (Persero).
Disini ditekankan bahwa hasil penelitian terdahulu digunakan
sebagai pendamping baik landasan teori maupun uji hipotesisnya.
Penelitian terdahulu digunakan sebagai argumentasi yang kuat dan logis
bahwa penelitian dengan permasalahan yang dimaksudkan dipandang
perlu untuk dilaksanakan.
Penelitian yang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian
terdahulu. Adapun perbedaannya antara lain : Objek, tempat dan lokasi
penelitian serta waktu penelitian.
Tabel : 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian terdahulu
Nama Judul Variabel
1. M. Eko W. D Analisis faktor - faktor yang mempenga- X1= Dukungan Manaje-
ruhi kepuasan pemakai dalam pengem- men Puncak
bangan sistem informasi akuntansi pada X2= Partisipasi Pemakai
PT. Miwon Indonesia Gresik. X3= Komunikasi Pema-
makai
X4= Struktur Organisasi
Y = Kepuasan dalam
Pengembangan
Sistem Informasi
2. Widda Ratna Analisis faktor - faktor yang mempenga- X1= Komunikasi Pema-
ruhi keefektifan pengembangan sistem . kai
informasi akuntansi pada Koperasi Bina X2= Partisipasi
Tani Bambu Runcing di Probolinggo. X3= Kompleksitas
bagan sistem informasi akuntansi pada X2= Partisipasi Pema-
PT. Sier (Persero). kai
4. Citra Dita A Faktor - faktor yang mempengaruhi pe- X1= Dukungan Manaje-
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Sistem Informasi Akuntansi
2.2.1.1. Definisi Sistem Informasi Akuntansi
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diketahui suatu
perusahaan sangat memerlukan sistem informasi akuntansi yang efisien
dan efektif dalam menyajikan informasi.
Menurut Mulyadi (2001:3), sistem informasi akuntansi (SIA)
adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan.
Sedangkan definisi sistem informasi akuntansi menurut Bodnar
dan Hopwood (2006:3) adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia
dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.
Informasi ini dikomunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan.
SIA mewujudkan perubahan (mengubah data menjadi informasi).
Selanjutnya menurut Wilkinson (2000:12) Sistem informasi
akuntansi merupakan sistem informasi formal yang mengumpulkan,
memproses dan menyimpan data serta menyediakan laporan formal yang
dibutuhkan.
Dari definisi yang telah diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa sistem informasi akuntansi sangat dibutuhkan pihak manajerial
2.2.1.2. Peranan Sistem Informasi Akuntansi
Organisasi perusahaan modern yang dilayani oleh sistem informasi
akuntansi merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat kompleks.
Posisi penting dalam dunia modern menimbulkan kepentingan dalam
aktivitas - aktivitasnya, diantaranya adalah golongan masyarakat yang
langsung tertarik misalnya para pelanggan, levensir (supplier), pegawai,
pemberi kredit atau pemberi pinjaman, pemegang saham dan berbagai
instansi pemerintah yang berkepentingan dalam hal tersebut (Cushing,
1991:5).
Menurut Widjajanto (2001:14) sistem informasi akuntansi akan
sangat berguna bila ditinjau dari sudut pandang para pemakai informasi
akuntansi yang memanfaatkannya sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan.
2.2.1.3. Jenis Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Istilah sistem informasi akuntansi menganjurkan penggunaan
teknologi komputer dalam organisasi untuk menyajikan informasi kepada
pemakai. Sistem informasi berbasis komputer merupakan sekelompok
perangkat keras dan lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi
informasi yang bermanfaat (Bodnar dan Hopwood, 2006:6).
Terdapat berbagai macam jenis sistem informasi berbasis
komputer yang dapat dikelompokkan menjadi enam, yaitu (Bodnar dan
1. Pengolahan Data Elektronik – Electronic Data Processing (EDP)
Adalah pemanfaatan teknologi komputer untuk melakukan pengolahan
data dan transaksi - transaksi dalam suatu organisasi. EDP adalah
aplikasi akuntansi paling dasar dalam setiap organisasi.
2. SIM (Management Information System)
Menguraikan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan
informasi bagi pengambilan keputusan para manajer. SIM
menyediakan beragam informasi diluar yang berkaitan dengan
pengolahan data dalam organisasi. Misalnya:
a. Sistem Informasi Pemasaran adalah SIM yang menyediakan
informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi. Kebanyakan dari
informasi disediakan oleh SIA organisasi, misalnya adalah ikhtisar
penjualan dan informasi biaya.
b. Sistem Informasi Produksi adalah SIM yang menyediakan
informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi. Kebanyakan dari
informasi disediakan oleh SIA organisasi, misalnya adalah ikhtisar
persediaan dan informasi biaya.
c. Sistem Informasi SDM adalah SIM yang menyediakan informasi
untuk digunakan oleh fungsi SDM (kepegawaian). Kebanyakan
dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misalnya adalah
ikhtisar pajak upah, gaji dan informasi manfaat.
d. Sistem Informasi Keuangan SIM yang menyediakan informasi
disediakan oleh aplikasi - aplikasi sistem informasi akuntansi
organisasi, misalnya adalah ikhtisar arus kas dan informasi
pembayaran.
3. Sistem Pendukung Keputusan – Decision Support System (DSS)
Dalam sistem pendukung keputusan, data diproses ke dalam format
pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. DSS
mensyaratkan pengguna model - model keputusan dan basis data
khusus serta benar-benar terpisah dari sistem pengolahan data.
4. Sistem Pakar – Expert System (ES)
Sistem pakar adalah sistem informasi basis pengetahuan yang
memanfaatkan pengetahuannya tentang bidang aplikasi tertentu untuk
bertindak.
5. Sistem Informasi Executive – Executive Information System (EIS)
Dibuat bagi kebutuhan informasi strategi manajemen tingkat puncak.
EIS menyediakan akses yang mudah untuk memilih informasi yang
telah diproses oleh sistem informasi organisasi manajemen puncak.
6. Sistem Informasi Akuntansi
Sebagai sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah
data akuntansi menjadi informasi, tetapi istilah SIA lebih luas dari itu
guna mencakup siklus - siklus pemrosesan transaksi, pengguna
2.2.1.4. Penggunaan Komputer Dalam Sistem Informasi Akuntansi
Informasi merupakan hasil dari olah data, maka sistem informasi
akuntansi merupakan pemrosesan data yang berupa transaksi di dalam
suatu sistem. Untuk mengolah data supaya menjadi informasi yang
berguna dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan bantuan
komputer (Baridwan, 1995:127).
Digunakannya komputer sebagai alat bantu memproses atau
mengelola data tidak mengubah hakikat sistem informasi akuntansi, tetapi
prosedur dan cara pengolahan datanya menjadi berbeda dibanding dengan
sistem manual. Penggunaan komputer akan lebih kompleks dan
memerlukan pengetahuan yang khusus tentang komputer (Baridwan,
1995:128).
Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan gambar perbedaan
siklus pengolahan data dengan cara manual dan dengan cara komputer.
Gambar 2.1 : Siklus Pengolahan Data dengan Manual
Sumber : Baridwan, Zaki, 1995, Bunga Rampai SIA, edisi pertama, BPFE,
Yogyakarta, hal 128.
Buku Pembantu
Laporan Keuangan Buku
Besar Jurnal
Gambar 2.2 : Siklus Pengolahan Data dengan Komputer
Sumber : Baridwan, Zaki, 1995, Bunga Rampai SIA, edisi pertama
BPFE, Yogyakarta, hal 128.
2.2.1.5. Para Pemakai Sistem informasi Akuntansi
Menurut Simamora (2002:8-14) pihak - pihak yang membutuhkan
informasi akuntansi terdiri atas beberapa kalangan. Para pemakai laporan
keuangan dapat dibagi dalam dua golongan yaitu, para pemakai internal
dan para pemakai eksternal.
1. Pemakai Internal
Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis. Manajer -
manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk menetapkan
sasaran - sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi kemajuan
terhadap sasaran - sasaran tersebut dan mengambil tindakan korektif File
Transaksi
Laporan Keuangan dan laporan Lain,
yaitu Laporan Keuagan Fiskal Buku
Besar Jurnal Bukti
manakala dibutuhkan yang disediakan oleh sistem akuntansi, untuk
membuat keputusan - keputusan atas operasi internal perusahaan.
2. Pemakai Eksternal
a. Pemilik Perusahaan, para pemakai (owners) telah menanamkan
dana mereka yang berharga ke dalam sebuah organisasi bisnis.
Mereka membutuhkan informasi mengenai profitabilitas investasi.
Orang - orang ini menghendaki wawasan tentang pendapatan di
masa lalu, kemungkinan pertumbuhan pada waktu yang akan
datang dan prospek arus kas.
b. Karyawan, para karyawan berkepentingan dengan penilaian posisi
finansial perusahaan, guna menunjukkan suatu indikasi
keselamatan pekerjaan mereka. Selain itu, kalangan karyawan juga
berminat pada informasi yang memungkinkan mereka menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, tunjangan
pensiun dan kesempatan kerja.
c. Investor, investor memasok dana yang dibutuhkan untuk memulai
kegiatan usaha. Untuk memutuskan permodalan suatu perusahaan,
pemodal - pemodal potensial mengevaluasi besarnya pendapatan
yang diperkirakan dapat diraup dari investasi mereka.
d. Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan barang - barang,
jasa - jasa, dan sumber - sumber daya keuangan bagi perusahaan
baik dengan mengucurkan kredit usaha maupun memberikan
keuangan lainnya. Kreditor berminat untuk mengetahui kewajiban
- kewajibannya secara tepat waktu dan terjadwal.
e. Badan Pemerintah, pemerintah membutuhkan informasi dalam
upayanya mengatur kegiatan - kegiatan perusahaan dan sebagai
dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik
lainnya. Pemerintah pusat maupun daerah menarik pajak dari
perusahaan. Besarnya pajak terutang yang harus dibayar tentunya
ditetapkan berdasarkan angka yang tertera dalam laporan
keuangan.
f. Organisasi Nirlaba, organisasi nirlaba seperti yayasan pendidikan,
rumah sakit, panti asuhan, memakai informasi akuntansi untuk
merencanakan dan megelola aktivitas - aktivitasnya. Mereka perlu
menyusun anggaran, menggaji pegawai - pegawainya, membeli
peralatan, yang semuanya itu membutuhkan informasi akuntansi.
g. Masyarakat, masyarakat umum sering bergantung pada informasi
keuangan yang dirangkum dalam laporan - laporan keuangan untuk
mengevaluasi tindakan - tindakan perusahaan besar di Indonesia.
Masyarakat banyak memakai informasi finansial dalam menilai
keberadaan ekonomi perusahaan - perusahaan di tengah
2.2.1.6. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Wilkinson (1988:7) sistem informasi dalam dunia bisnis
dan pemerintahan mempunyai tiga tujuan, meliputi :
1. Menyajikan informasi guna mendukung operasi harian.
2. menyajikan informasi guna mendukung pengambilan keputusan.
3. Menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan
Dua tujuan utama menyangkut kepentingan pemakai internal dan
eksternal, sedangkan yang ketiga hanya untuk pihak eksternal, hampir
semua informasi yang diperlukan oleh dua tujuan terakhir merupakan data
transaksi yang diolah, sementara untuk tujuan pertama hanya sebagian.
2.2.1.7. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Keberhasilan kinerja sistem informasi akuntansi dapat dilihat
dengan cara bagaimana sistem tersebut dapat memproses informasi
dengan baik. Kinerja sebuah sistem informasi dapat diukur dari dua
persepsi yaitu kepuasan pemakai atas pemakaian sistem informasi
akuntansi dan pemakaian sistem itu sendiri (Soegiharto, 2001 dalam Jen
2002:136).
2.2.1.8. Kualitas Sistem Informasi Akuntansi
Karakteristik kualitas infomasi menurut Jogiyanto (2000:30)
a. akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan - kesalahan dan
tidak atau menyesatkan.
b. Tepat pada waktunya, berarti informasi diterima oleh pemakai
informasi tidak boleh terlambat.
c. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk
pemakainya.
Bahwa kualitas suatu informasi ditentukan oleh keakuratan, tepat
waktu dan relevan. Keakuratan suatu informasi berhubungan dengan
pengukuran terhadap ketepatan (kebenaran) informasi tersebut yang
mencerminkan realitasnya. Informasi yang tepat waktu, apabila informasi
tersebut aktual atau mutakhir. Informasi yang relevan, apabila infomasi
tersebut tersedia sesuai dengan kebutuhan dalam pengambilan keputusan.
2.2.2. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Perkembangan bisnis yang terjadi saat ini sangatlah pesat
perubahannya, khususnya dalam perkembangan teknologi informasi.
Sistem akuntansi organisasi juga harus mengikuti perubahan - perubahan
sistem yang sedang digunakan jika tidak memadai lagi.
Menurut Widjajanto (2001:523-526) terdapat beberapa tahap
pengembangan sistem informasi antara lain:
1. Perencanaan Sistem, dilaksanakan dalam suatu kerangka rencana
induk sistem yang mengkoordinasikan proyek - proyek pengembangan
strategis yang baik di bidang pemasaran, produksi, pengembangan
produk baru, atau pembukaan bisnis baru, semua harus didukung oleh
sistem informasi yang handal.
2. Analisis Sistem, untuk menguji sistem informasi yang ada dengan
lingkungannya dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk mengenai
berbagai kemungkinan perbaikan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan itu sendiri.
3. Desain Sistem, menerjemahkan saran - saran yang dihasilkan dari
analisis sistem ke dalam bentuk yang dapat diimplementasikan. Tim
ini akan mengkaji hasil kerja tim terdahulu, menguji ulang saran yang
diusulkan, dan merumuskan sistem baru dengan lebih rinci.
4. Implementasi sistem, proses pengujian program komputer (proses
pengujian persetujuan) dan proses konversi, dimana semua data yang
disimpan dalam file sistem lama harus dipindahkan ke file dengan
format sesuai sistem baru.
5. Operasionalisasi Sistem, dilakukan pemeliharaan dengan tujuan untuk
memperbaiki kelemahan - kelemahan yang ditemukan dalam desain
sistem dan untuk melakukan perubahan - perubahan kecil dalam
sistem karena adanya perubahan lingkungan yang baru terjadi.
2.2.3. Dukungan Manajemen Puncak (X1)
Menurut Supriono (1986:46) mengemukakan manajemen puncak
yang bertanggungjawab atas kelangsungan hidup dalam kesuksesan
perusahaan.
Menurut Glueck dan Jauch (1991:68) mengemukakan bahwa
manajemen puncak suatu perusahaan adalah eksekutif yang ada di puncak
perusahaan dan bertanggungjawab untuk kelangsungan hidup dan
keberhasilan perusahaan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan
manajemen puncak menurut peneliti adalah dukungan atau dorongan yang
dilakukan eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang
bertanggungjawab untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan
perusahaan.
Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses
pengembangan dan pengoperasian sistem informasi dalam perusahaan
akan meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem
informasi yang ada dan merasa puas dalam menggunakan sistem tersebut
(Jen, 2002 : 139).
Oleh karena itu, partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem
akan meningkat dengan adanya dukungan dari manajemen puncak
sehingga dengan adanya partisipasi pemakai, kepuasan pengembangan
sistem yang dikembangkan akan lebih besar.
2.2.3.1. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak (X1) Terhadap
Manajemen puncak memegang peranan penting dalam setiap tahap
siklus pengembangan sistem yang meliputi perencanaan, perancangan,
implementasi dan tanggung jawab atas kelangsungan hidup dan
kesuksesan perusahaan (Setianingsih dan Indriantoro, 1998:196).
Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses
pengembangan sistem informasi, perencanaan dan pengoperasian sistem
informasi dalam suatu perusahaan akan dapat meningkatkan keinginan
pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada (Jen, 2002 : 139).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Soegiharto, 2001 dalam
Jen 2002 : 139) menemukan hubungan yang positif atas dukungan
manajemen puncak dan kinerja sistem informasi akuntansi, tetapi tidak
menemukan adanya hubungan yang signifikan. Sedangkan dari hasil
penelitian (Choe, 1996 dalam Jen 2002 : 139) yang menemukan adanya
hubungan yang positif dan signifikan hanya pada hubungan antara
kepuasan pemakai dan dukungan manajemen puncak.
Teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa para pemimpin yang
memperhitungkan dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh yang
positif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Bentuk bantuan
yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada
2.2.4. Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X2)
Sebagai proses latihan, departemen personalia dan para manajer
harus menilai kebutuhan, tujuan - tujuan atau sasaran program, isi dan
prinsip - prinsip belajar. Uraian langkah - langkah yang seharusnya diikuti
sebelum kegiatan dimulai. Seperti yang ditunjukkan pada orang yang
bertanggungjawab atas program pelatihan harus mengidentifikasi
kebutuhan - kebutuhan karyawan dan organisasi agar dapat menentukan
sasaran yang ingin dicapai. Meskipun proses belajar ditangani oleh para
instruktur dalam departemen personalia, langkah - langkah pendahuluan
ini harus dilakukan untuk mengembangkan suatu program yang efektif
(Martoyo, 2000:63-64).
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya
pelatihan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keahlian
seseorang agar lebih mampu melaksanakan tugas - tugas baru atau untuk
mengembangkan pelaksanaan tugas - tugas yang telah ada. Tugas - tugas
baru yang dimaksud, tidak hanya terbatas pada jenis tugasnya, tetapi juga
bisa mencakup peralatan atau mesin baru.
Dengan adanya pelatihan, maka seorang karyawan akan lebih
mudah melaksanakan tugasnya. Adanya pelatihan menjamin tersedianya
tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan orang yang terdidik dan
terlebih akan dapat menggunakan pikirannya secara kritis untuk
memperbaiki kekurangan - kekurangannya dalam melaksanakan suatu
produktivitas, baik kuantitas / jumlah maupun kualitas / mutu. Tenaga
kerja yang telah mengikuti program pelatihan diharapkan akan
mempunyai tingkah laku yang baru sedemikian rupa produktivitasnya baik
dari segi jumlah maupun mutu dapat ditingkatkan (Handoko,
2000:103-104).
2.2.4.1. Pengaruh Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai
(X2) Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Perusahaan yang memperkenalkan sebuah program pelatihan dan
pendidikan pemakai dan perusahaan yang tidak memperkenalkannya tidak
terdapat perbedaan yang signifikan (Soegiharto, 2001 dalam Jen 2002 :
140).
Sebuah program pelatihan maupun pendidikan yang diadakan
untuk memberikan atau meningkatkan kemampuan dan pemahaman
pemakai terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan akan
membuat pemakai tersebut menjadi lebih puas dan akan menggunakan
sistem yang telah dikuasainya dengan baik (Jen,2002:140).
Sedangkan menurut Handoko (2000:104) latihan adalah untuk
memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan pelaksanaan kerja
tertentu, terinci dan rutin.
Pendidikan adalah suatu proses pengembangan sumber daya
Menurut Handoko (2000:117) dalam bukunya manajemen
personalia dan sumber daya manusia, lebih lanjut memberikan batasan
tentang manfaat nyata dapat diperoleh dengan adanya program pelatihan
dan pendidikan yang dilaksanakan oleh organisasi / perusahaan terhadap
karyawan, yaitu sebagai berikut: meningkatkan rasa puas karyawan,
pengurangan pemborosan, mengurangi ketidakhadiran dan turn over
karyawan, memperbaiki metode dan sistem kerja, menaikkan tingkat
penghasilan, mengurangi biaya biaya lembur, mengurangi keluhan
-keluhan karyawan, mengurangi kecelakaan kerja, memperbaiki
komunikasi, meningkatkan pengetahuan karyawan. Memperbaiki moral
karyawan, menimbulkan kerja sama yang lebih baik.
Menurut Jen (2002), program pelatihan dan pendidikan memiliki
hubungan yang positif dalam proses pengembangan sistem informasi
akuntansi. Sedangkan penelitian yang dilakukan (Soegiharto, 2001 dalam
Jen, 2002 : 140) tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan
antara perusahaan yang memiliki program pelatihan dan pendidikan dan
yang tidak.
Teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan dan
pelatihan yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja sistem informasi
2.2.5. Partisipasi Pemakai (X3)
Pentingnya partisipasi pemakai dalam pengembangan telah diakui
secara luas dalam literatur. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan
intervensi personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem
informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap
implementasi sistem informasi (Setianingsih, 1998 : 195).
Partisipasi pemakai adalah keterlibatan mental dan emosional
orang - orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk
memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagai tanggung
jawab pencapaian tujuan itu (Davis, 1996:179).
Menurut Davis (1996:179) ada tiga gagasan penting dalam
partisipasi kerja, antara lain:
1. Keterlibatan mental dan emosional, berpartisipasi berarti keterlibatan
mental dan emosional para pegawai daripada hanya berupa aktivitas
fisik.
2. Motivasi kontribusi, bahwa partisipasi memotivasi orang - orang untuk
memberikan kontribusi, mereka diberi kesempatan untuk menyalurkan
sumber inisiatif dan kreativitasnya guna mencapai tujuan organisasi.
3. Penerimaan tanggung jawab, partisipasi berarti mendorong orang
-orang untuk menerima tanggung jawab dalam aktivitas kelompok.
Partisipasi membantu mereka menjadi pegawai yang bertanggung
jawab daripada hanya sekedar pelaksana yang tidak bertanggung
2.2.5.1. Pengaruh Partisipasi Pemakai (X3) Terhadap Pengembangan Sistem
Informasi Akuntansi (Y)
Partisipasi pemakai merupakan perilaku, pekerjaan dan aktivitas
yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem
informasi. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan campur tangan
personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi,
mulai tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi
sistem informasi, sedangkan dalam pengembangan sistem informasi,
apabila pemakai diajak berpartisipasi, maka akan membawa pengaruh
yang baik terhadap organisasi (Setianingsih, 1998 : 139).
Hwang (1999) dalam Jen (2002:137), mengatakan bahwa
keterlibatan pemakai yang sering dalam pengembangan sistem informasi,
maka kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi sehingga akan
memberikan suatu kepuasan bagi para pemakai.
Partisipasi pemakai dalam proses pengembangan sistem terdapat
hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam proses
pengembangan sistem informasi dalam kinerja sistem informasi akuntansi
dikarenakan keterlibatan pemakai yang semakin sering akan
meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi (Jen, 2002 dalam
Almilia:2006), sedangkan menurut (choe, 1996 dalam Jen, 2002 : 137)
dengan melakukan penelitian di Korea yang menemukan adanya
hubungan positif antara variabel keterlibatan pemakai dalam
Teori tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi
adalah bentuk dari pengarahan dan pengendalian diri sendiri untuk
mencapai tujuan.
2.2.6. Kemampuan Teknik Personal Sistem (X4)
Pendekatan pengalaman (experiental theory) terhadap perubahan
perilaku didasari pada orang yang lebih percaya akan pengalaman mereka
sendiri daripada pengalaman orang lain (Pace dan Faules, 1998:438).
Menurut Soegiharto (2001) dalam Lia (2010), jika para pengguna
sistem semakin memahami teknologi, tugas dan keputusan yang diambil
dan lingkungan sosial, politis ditempat digunakannya sistem tersebut,
mereka akan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pengembangan
sistem tersebut.
Dari asumsi di atas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa kemampuan teknik personal sistem informasi adalah kesanggupan
individu atau personal dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan
sistem informasi organisasi.
2.2.6.1. Pengaruh Kemampuan Teknik Personal (X4) Terhadap
Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Kemampuan teknik personal merupakan kesanggupan individu
atau personal dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan sistem
mereka, individu mengembangkan penjelasan personal atas reaksi mereka
dan membuat usaha yang sadar untuk mencoba cara berperilaku alternatif
dalam situasi yang lain. kemampuan merupakan kapasitas seseorang
dalam mengerjakan berbagai macam tugas dalam pekerjaannya, dengan
kemampuan yang ada, kegiatan karyawan tidak akan menyimpang jauh
dari kegiatan badan usaha sehingga memberikan kepuasan. Asumsi lain
mengatakan, jika seseorang menghabiskan waktu berpikirnya untuk
melakukan sesuatu yang baik, maka orang tersebut akan menampakkan
dorongan, energi dan hasrat ingin sukses serta akan meraih tujuan yang
lebih besar (Lia:2010).
Choe (1996) dalam Jen (2002:138), mengatakan bahwa
kemampuan teknik personal pemakai yang baik akan mendorong pemakai
untuk menggunakan sistem informasi, sehingga kinerja sistem informasi
akuntansi akan lebih meningkat.
Menurut (Soegiharto, 2001 dalam Jen,2002:138) Kemampuan
teknik personal sistem informasi tidak ditemukan hubungan yang
signifikan antara faktor kemampuan teknik personal sistem informasi dan
kinerja sistem informasi akuntansi baik kepuasan pemakai maupun
pemakaian sistem. Sedangkan penelitian yang dilakukan (Lee dan Kim,
1995 dalam Jen 2002 : 138) yang melakukan penelitian di Nebraska,
menemukan adanya hubungan yang signifikan antara kemampuan
pada perusahaan manufaktur dan pemakai akhir sistem sebagai
respondennya.
Teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara kemampuan teknik personal sistem informasi dengan
kinerja SIA. Kemampuan teknik personal merupakan keahlian yang
diperoleh dari pendidikan dan pengalaman. Rendahnya kemampuan yang
dimiliki oleh karyawan tersebut dalam menyiapkan informasi akuntansi
menyebabkan penurunan kepuasan terhadap pemakaian sistem informasi.
2.2.7. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak (X1), Program Pelatihan
dan Pendidikan (X2), Partisipasi Pemakai (X3), dan Kemampuan
Teknik Personal (X4) Secara Simultan Terhadap Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Menurut Wayan (2007 : 317), untuk melakukan pengembangan
sistem informasi dilihat dari pendekatannya pada dasarnya dapat dibagi
menjadi dua, yaitu pengembangan sistem informasi dengan pendekatan
tradisional dan pendekatan alternatif.
Menurut Elfreda (2004 : 26) pengembangan sistem informasi
adalah proses memodifikasi atau mengubah bagian - bagian atau
keseluruhan sistem informasi. Proses ini membutuhkan komitmen
substansial mengenai waktu dan sumber daya dan merupakan aktivitas
Hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya
menunjukkan secara empiris terbukti bahwa keterlibatan pemakai,
kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, formalisasi
pengembangan, dan program pelatihan dan pengembangan secara
keseluruhan berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi
(Amri : 2009). Sedangakan menurut Indri (2004 : 224), partisipasi
pemakai, komunikasi pemakai, dukungan manajemen puncak,
kompleksitas sistem, dan struktur organisasi secara bersama - sama
berpengaruh terhadap efektifitas pengembangan sistem informasi.
2.2.8. Kerangka Pikir
System Development Life Cycle (SDLC), merupakan siklus hidup
pengembangan sistem informasi yang harus dilalui oleh setiap proyek
pengembangan sistem informasi. Menurut widjajanto (2001 : 523)
terdapat beberapa tahap pengembangan sistem informasi antara lain:
perencanaan sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem,
operasionalisasi sistem.
Baik buruknya kinerja dari sebuah sistem informasi akuntansi
dapat dilihat melalui kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi dan
pemakaian dari sistem informasi akuntansi itu sendiri . (Almalia:2006).
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan teori tentang faktor
-faktor yang mempengaruhi pengembangan sistem informasi akuntansi
1. Variabel dukungan manajemen puncak mempengaruhi pengembangan
sistem informasi akuntansi.
Menurut (Soegiharto, 2001 dalam Jen, 2002 : 139) menemukan
hubungan yang positif atas dukungan manajemen puncak dan kinerja
sistem informasi akuntansi, tetapi tidak menemukan adanya hubungan
yang signifikan. Sedangkan menurut (Choe, 1996 dalam Tjhai Fung
Jen 2002 : 139) yang menemukan adanya hubungan yang positif dan
signifikan hanya pada hubungan antara kepuasan pemakai dan
dukungan manajemen puncak.
2. Variabel program pelatihan dan pendidikan mempengaruhi
pengembangan sistem informasi akuntansi.
Menurut Jen (2002) program pelatihan dan pendidikan memiliki
hubungan yang positif dalam proses pengembangan sistem informasi
akuntansi. Sedangkan menurut (Soegiharto, 2001 dalam Jen, 2002 :
140) tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara
perusahaan yang memiliki program pelatihan dan pendidikan dan yang
tidak.
3. Variabel partisipasi pemakai mempengaruhi pengembangan sistem
informasi akuntansi.
Menurut (Jen, 2002 dalam Almalia, 2006) partisipasi pemakai dalam
proses pengembangan sistem terdapat hubungan yang positif antara
keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi
pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja sistem
informasi akuntansi. Sedangkan menurut (choe, 1996 dalam Jen, 2002
: 137) dengan melakukan penelitian di Korea yang menemukan adanya
hubungan positif antara variabel keterlibatan pemakai dalam
pengembangan sistem informasi dan kinerja sistem informasi
akuntansi.
4. Variabel kemampuan teknik personal mempengaruhi pengembangan
sistem informasi akuntansi.
Menurut (Soegiharto, 2001 dalam Jen, 2002:138) kemampuan teknik
personal sistem informasi tidak ditemukan hubungan yang signifikan
antara faktor kemampuan teknik personal sistem informasi dan kinerja
sistem informasi akuntansi baik kepuasan pemakai maupun pemakaian
sistem. Sedangkan menurut (Lee dan Kim, 1995 dalam Jen, 2002 :
138) yang melakukan penelitian di Nebraska, menemukan adanya
hubungan yang signifikan antara kemampuan pemakai akhir dan
pemanfaatan (utilization) dengan mengambil sampel pada perusahaan
manufaktur dan pemakai akhir sistem sebagai respondennya.
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dan teori yang dikemukakan
Uji Regresi Linier Berganda
Gambar 2.3 : Kerangka Pikir
2.2.9. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir diatas maka
hipotesis dari penelitian ini adalah :
Dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan,
partisipasi pemakai, dan kemampuan teknik personal secara parsial
berpengaruh terhadap pengembangan sistem informasi akuntansi pada PT.
Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya. Dukungan Manajemen Puncak
(X1)
Program Pelatihan dan Pendidikan (X2)
Partisipasi Pemakai (X3)
Kemampuan Teknik Pesonal (X4)
Pengembangan Sistem Informasi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau
menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur konstrak variabel tersebut (Nazir, 2005:126).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4
(empat) variabel bebas (X) yaitu, Dukungan Manajemen Puncak (X1),
Program Pelatihan dan Pendidikan (X2), Partisipasi Pemakai (X3), dan
Kemampuan Teknik Personal (X4), dan 1 (satu) variabel terikat (Y) yaitu
Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi.
Adapun definisi operasional dari masing - masing variabel
tersebut adalah sebagai berikut :
A. Variabel Bebas.
1. Dukungan Manajemen Puncak (X1)
Dukungan manajemen puncak adalah suatu dorongan
yang dilakukan oleh sekelompok eksekutif yang terlibat dalam
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia,
pengarahan dan pengawasan dalam pengembangan sistem
40
2. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X2)
Program pelatihan dan pendidikan pemakai yaitu suatu
langkah awal yang diadakan untuk memberikan atau
meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap
sistem informasi akuntansi mengenai sistem yang baru (Jen,
2002:140).
3. Partisipasi Pemakai (X3)
Partisipsi pemakai yaitu aktivitas pemakai dalam tahap
pengembangan sistem informasi (Wayan, 2007:319).
4. Kemampuan Teknik Personal (X4)
Kemampuan teknik personal yaitu kemampuan yang
dimiliki oleh pemakai sistem informasi dalam menggunakan
sistem berdasarkan pengalaman (Jen, 2002:138).
B. Variabel Terikat
1. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Pengembangan sistem informasi akuntansi (Y) yaitu
proses memodifikasi atau mengubah bagian - bagian atau
keseluruhan sistem informasi. Proses ini membutuhkan
komitmen substansial mengenai waktu, sumber daya dan
41
3.1.2. Pengukuran Variabel
Adapun teknik pengukuran variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Dukungan Manajemen Puncak (X1)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Sanjaya (2005) dengan 5 item pertanyaan.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval,
sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik
differensial yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola sebagai
berikut:
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi
skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing
-masing skala, dimana nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat
tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan
nilai tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan
pertanyaan yang diberikan, dan nilai 5 sampai 7 berarti cenderung
sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.
5 4 3 2
42
b. Program Pelatihan dan Pendidikan (X2)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Sanjaya (2005) dengan 2 item pertanyaan.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval,
sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik
differensial yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola sebagai
berikut:
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi
skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing
-masing skala, dimana nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat
tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan
nilai tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan
pertanyaan yang diberikan, dan nilai 5 sampai 7 berarti cenderung
sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.
c. Partisipasi Pemakai (X3)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Sanjaya (2005) dengan 2 item pertanyaan.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval,
sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik
43
differensial yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola sebagai
berikut:
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi
skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing
-masing skala, dimana nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat
tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan
nilai tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan
pertanyaan yang diberikan, dan nilai 5 sampai 7 berarti cenderung
sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.
d. Kemampuan Teknik Personal (X4)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Sanjaya (2005) dengan 3 item pertanyaan.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval,
sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik
differensial yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola sebagai
berikut:
Sangat tidak setuju Sangat setuju
1 2 3 4 5 6 7
44
Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi
skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing
-masing skala, dimana nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat
tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan
nilai tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan
pertanyaan yang diberikan, dan nilai 5 sampai 7 berarti cenderung
sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.
e. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Sanjaya (2005) dengan 16 item pertanyaan
yang terdiri dari 11 dimensi untuk kepuasan pemakai, 2 dimensi
untuk pemakaian sistem dan 3 dimensi untuk kualitas sistem.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval,
sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik
differensial yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola sebagai
berikut:
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi
skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing
-masing skala, dimana nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat
45
nilai tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan
pertanyaan yang diberikan, dan nilai 5 sampai 7 berarti cenderung
sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.
3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Obyek Penelitian
Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. TEJA
SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA.
3.2.2. Populasi
Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu
yang mempunyai karakterisitik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 1999:
115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer dan para staf
pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya yang berlokasi di jalan
Rajawali No. 86 Surabaya dan berjumlah sebesar 24 orang.
3.2.3. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk sensus yaitu
mempunyai sampel dan populasi dengan jumlah sama, karena yang
menjadi sampel adalah seluruh manajer dan para staf PT. Teja Sekawan
Coco Industries Surabaya yang berjumlah 24 orang. Hal ini dilakukan bila