Penerapan Arsitektur Futuristik pada Re-Design Kantor
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat
Marta Defitriana
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung
Email:
martahaha.defitriana@gmail.com
ABSTRAK
Perancangan Kantor Pemerintahan yang ada di Indonesia sudah memiliki peraturan yang berlaku, layaknya segala sesuatu yang sudah diatur oleh pemerintah sebagai negara hukum. Kantor Pemerintahan mempunyai peran penting dalam sebuah instansi, selain sebagai sarana bekerja dan pelayanan masyarakat, tapi juga fungsi ruang kerja dan ruang rapat yang nantinya akan menghasilkan keputusan-keputusan yang besar dan penting. Dalam perancangan kantor pemerintahan, tentunya sudah ada aturan yang ditetapkan mengenai besaran ruang, penggunaan material, spesifikasi bahan, dll. Kantor Bappeda provinsi Jawa Barat yang memiliki tugas dalam bidang perencanaan pembangunan daerah, maka akan erat kaitannya dengan segala sesuatu yang berubah, bergerak, bertambah dan meningkat ke arah yang lebih baik. Hal itu sejalan dengan definisi Futuristik yang memiliki citra masa depan. Tujuan pemilihan tema Arsitektur Futuristik ini mencerminkan wujud bangunan dengan tugas dari kantor pemerintahan itu sendiri. Makna futuristik disini tidak hanya tercermin dari eksterior saja, namun juga pada interior bangunan.
Kata kunci: Kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat, Futuristik
ABSTRACT
The design of Government Offices in Indonesia already has applicable regulations, like everything that has been regulated by the government as a state of law. Government offices have an important role in an agency, in addition to being a means of work and community service, but also the function of workspaces and meeting rooms that will later produce major and important decisions. In designing government offices, of course there are rules that have been set regarding the amount of space, the use of materials, material specifications, etc. The West Java provincial Bappeda office, which has a duty in the area of regional development planning, will be closely related to anything that changes, moves, increases and increases for the better. This is in line with the definition of Futuristic which has an image of the future. The purpose of choosing this Futuristic Architecture theme reflects the shape of the building with the task of the government office itself. The futuristic meaning here is not only reflected in the exterior, but also in the interior of the building.
1. PENDAHULUAN
Kantor pemerintahan yang memiliki fasad bangunan sederhana dengan ciri khas gedung pemerintahan yang simetris cukup banyak ditemui di Kota Bandung. Dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan, akan dirancang sebuah bangunan pemerintahan yang berbeda dari kantor pemerintah pada umumnya. Tema futuristik yang diangkat akan menggambarkan fungsi atau tugas dari kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat, yaitu sebagai Badan Perencanaan dan Pembangunan yang mencerminkan perkembangan dan perubahan. Dengan demikian bangunan ini mempunyai nilai estetis yang khas sebagai kantor pemerintahan dan mengaplikasikan teknologi serta suasana kantor pemerintahan yang lebih modern dengan smart building di dalam bangunan. Bangunan kantor ini akan mengadaptasi tema futuristik yang menggambarkan citra masa depan tanpa menghilangkan segala aturan yang berlaku mengenai pembangunan gedung negara.
Jawa Barat telah memiliki suatu badan yang menangani pembangunan di daerah sejak tahun 1969. Badan perencanaan ini pun mengalami perubahan nama dan susunan semenjak pertama kali dibuat hingga akhirnya pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja didasarkan pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 16 tahun 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat. Peraturan tersebut jugalah yang akhirnya mengubah dari BAPEDA Tingkat I Jawa Barat (Badan Perencanaan Daerah) Provinsi Jawa Barat menjadi BAPPEDA Provinsi Jawa Barat (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat), yang dikepalai oleh Bapak Ir. H. Seti Hidayat sebagai Kepala BAPPEDA yang kelima [1]. Setelah mengalami beberapa perubahan nama pada instansi, kini tidak hanya nama yang berubah, perubahan pada bangunan pun perlu dilakukan. Perubahan bangunan ini karena kebutuhan ruang yang bertambah berdasarkan aktivitasnya dan kebutuhan estetika pada bangunan yang telah lama dibangun.
2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN
2.1 Metode Pendekatan Perancangan
Metode pendekatan perancangan yang digunakan dalam perancangan Kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat ini adalah metode five steps design process [2] yakni tahap identifikasi masalah tentang kantor pemerintahan yang mencakup tujuan, lingkup proyek, dan penentuan permasalahan, tahap persiapan dengan mengumpulkan data, tahap pengajuan proposal tentang cara pemecahan sederhana terhadap desain dari hasil analisis kedalam suatu konsep rancangan, tahap evaluasi berupa diskusi dari hasil pengajuan konsep rancangan dan pengajuan alternatif desain, dan tahap pengembangan konsep rancangan yang dituangkan kedalam desain bangunan kantor pemerintahan.
2.2 Elaborasi Tema
Tema yang diangkat dalam bangunan kantor pemerintahan ini adalah Arsitektur Futuristik. Arsitektur Futuristik adalah seni/gaya bangunan atau suatu lingkungan binaan yang di dalam perencanaan dan perancangannya tidak berdasarkan oleh sesuatu yang terkait dengan masa lalu akan tetapi mencoba untuk menggambarkan masa depan dengan bentukan yang mengejutkan dan pemakaian material yang maju [3]. Makna futuristik pada bangunan pemerintahan tidak hanya pada fasad bangunan saja, namun fungsi bangunan di dalamnya menggunakan teknologi dan mencirikan sesuatu yang lebih berkembang dari bangunan pemerintahan pada umumnya. Dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Elaborasi tema
2.3 Identifikasi Lokasi
Lokasi berada di jalan Ir. H. Juanda, Coblong, Dago, Bandung, Jawa Barat. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung, lokasi tersebut termasuk merupakan kantor pemeritahan yang dikelilingi oleh kawasan perdagangan & jasa serta kawasan pemukiman [4]. Wilayah Dago merupakan salah satu Kawasan yang memiliki permukaan yang lebih tinggi, maka lokasi site pun memiliki kontur yang tidak terlalu tinggi (Lihat Gambar 1).
Lokasi site memiliki luas lahan 9100 m² yang terletak di jalan kolektor sekunder. Peraturan yang berlaku di Kawasan Dago ini memiliki KDB 40%, KLB 1.6, KDH 52% dan GSB 11m [3]. Secara geografis
Gambar 1. Tata guna lahan
barat site kantor BAPPEDA ini berbatasan langsung dengan area pemukiman, Perdagangan dan Jasa. Sementara di sisi Timur Jalan Dago menjadi batas wilayah site, dan jalan dago Asri di sisi Selatan menjadi batas wilayah site (Lihat Gambar 2).
3. HASIL RANCANGAN
3.1 Rancangan Zoning dan Sirkulasi Tapak
Secara garis besar, tapak dibagi menjadi 3 zona utama yaitu zona publik, zona private, dan zona service. Ketiga zona ini ditempatkan berdasarkan kondisi dan situasi yang ada di sekitar tapak. Area publik dan semi publik pada site terletak pada bagian depan site agar mudah dijangkau oleh umum dam tidak menyatu dengan area kantor pimpinan yang merupakan area privat. Sementara untuk bagian service terdapat pada 2 sisi kanan dan kiri site agar mudah dijangkau oleh pengguna area publik maupun area privat. Tempat parkir motor terdapat di sisi kanan site dan area parkir mobil terdapat di bagian belakang site serta didominasi di basement bangunan (Lihat Gambar 3). Hasil rancangan yang dibuat sesuai dengan konsep tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 3. Konsep zoning dan sirkulasi tapak Gambar 2. Lokasi site
3.2 Rancangan Gubahan Massa
Langkah awal peletakkan gubahan massa ialah dengan membuat garis imajiner sebagai axis pada site. Tujuannya agar menghasilkan tatanan massa yang proporsi dengan site. Kemudian meletakkan gubahan pada garis yang ada dengan orientasi bangunan ke arah tenggara atau sudut site. Gubahan yang berbentuk persegi, di putar 90° agar tidak terlalu akaku namun tetap simetris sebagai ciri bangunan pemerintahan, lihat Gambar 5.
Pada Gambar 6 dapat dilihat orientasi bangunan terhadap site berdasarkan hasil analisa tapak. Orientasi tersebut agar matahari dari arah timur dan barat tidak terpapar ke seluruh bangunan. Selain itu, berdasarkan hasil Analisa arah angin, angin akan memasuki bangunan secara merata dan dapat dimanfaatkan sebagai penghawaan alami.
3.3 Rancangan Ruang Dalam
Pembagian zona dalam bangunan dibagi menjadi empat zona yang meliputi : Zona publik, zona semi – publik, zona service, dan zona private. Pengelompokan zona dibedakan dengan keterangan warna yang
Gambar 5. Konsep gubahan massa
Gambar 6. Prespektif gubahan massa
KETERANGAN : Plaza Ruang Sidang Area Publik Area Private Lapangan Upacara Parkir Motor Parkir Mobil
sidang kecil, ruang humas, mushola dan ruang sidang pleno yang ditandai dengan warna ungu. Zona private yaitu ruang kerja bidang dan ruang pimpinan ditandai dengan warna biru. Area utilitas di lantai basement dan toilet pada tiap lantai merupakan zona service yang ditandai dengan warna merah. Gedung kantor BAPPEDA terdiri dari 3 lantai dan satu semi basement.
Pada Gambar 7 dapat dilihat Lantai dasar bagian depan digunakan untuk menerima tamu umum, ruangan yang sifatnya semi publik ada disisi kanan bangunan seperti perpustakaan, poliklinik, operation room dan ruang Dharma wanita. Disisi kiri bangunan merupan ruangan yang lebih private, yaitu ruang rapat, ruang kerja pimpinan BAPPEDA dan ruang kerja staff Sekretaris BAPPEDA Sesuai dengan fungsinya kantor pemerintahan, maka ruang dalam pun cenderung formal dan presisi antara bagian kanan dan kiri. Sementara di basement terdapat kantin, area service dan area parkir mobil. Pada lantai 1 terdapat ruang kerja 4 bidang dan mushola wanita. Ruang sidang pleno, ruang kerja 2 bidang serta mushola pria terdapat di lantai 2, lihat Gambar 8.
3.4 Fasad Bangunan
Hasil Rancangan pada fasad bangunan menggunakan beberapa material, yaitu material kaca, dinding dengan finishing keramik motif bata, cladding serta material acp pada bagian ruang sidang dilantai 3. Bangunan pemerintahan memiliki karakteristik yang formal dan simetris, maka dari itu tampak depan dan tampak samping bangunan memiliki tampilan yang sangat mirip. Bentuk bangunan yang berundak pada bagian sisinya mencerminkan tugas dari badan pemerintahan yang selalu melakukan pengembangan (Lihat Gambar 9 dan Gambar 10).
Gambar 7. Zoning dalam bangunan
Gambar 8. Zoning dalam bangunan
KETERANGAN : Zona Publik Zona Semi Publik Zona Service Zona Private
KETERANGAN : Zona Publik Zona Semi Publik Zona Service Zona Private
Gambar 10 mendeskripsikan penerapan tema futuristik pada bangunan BAPPEDA. Elemen yang diterapkan berdasarkan tema yaitu bentuk bangunan, orientasi bangunan dan penggunaan material pada fasad bangunan BAPPEDA.
3.5 Eksterior Bangunan
Pada Gambar 11 merupakan bird eye view pada bagian depan sisi kanan dan sisi kiri bangunan, terlihat lokasi site yang berada di persimpangan jalan raya yang ramai dan padat serta jalan Dago Asri yang merupakan jalan masuk ke pemukiman warga. Selain itu terlihat pula bagaimana orientasi massa bangunan didalam site, bentuk bangunan, serta alur drop off pada kendaraan mobil.
Gambar 9. Tampak depan bangunan
Gambar 12 menggambarkan suasana pada kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat, dengan memperlihatkan suasana pada bagian drop off yang memiliki kolom besar yang berada dibawah lantai 3 dan suasana pada bagian entrance menuju site.
Pada Gambar 13 view yang diambil dari sudut kanan site yang memperlihatkan bagian depan bangunan yang pilotis dengan kolom besar yang dibawahnya terdapat area drop off. Tampak site bangunan memperlihatkan area drop off yang set back dengan olahan plaza didepan bangunan serta adanya sirkulasi kendaran pada site
3.6 Interior Bangunan
Pada interior bangunan didominasi warna cerah dengan pengaturan pencahayaan agar terasa kesan futuristik. Ruang Kerja Pimpinan memiliki ruangan yang luas untuk bekerja dan menerima tamu (Gambar 14). Penerapan smart building pada ruang kerja pimpinan menggunakan akses khusus finger print dan pengaturan kontras cahaya ruangan dapat diatur melalui computer. Ruang kerja bidang yang
Gambar 12. Suasana bangunan
Gambar 13. Eksterior bangunan
Gambar 16. Ruang kerja bidang
open plan tanpa sekat memiliki kesan yang luas dan mempermudah pengguna ruangan untuk bekerja dan berkomunikasi secara langsung. Pada ruang rapat dan ruang kerja digunakan juga finger print sebagai akses masuk ke dalam ruangan serta cctv yang ada di beberapa ruangan untuk sistem keamanan. Lihat pada Gambar 15 dan Gambar 16.
4. SIMPULAN
Kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Jalan Ir. H. Juanda Bandung mengangkat tema Arsitektur Futuristik. Arsitektur Futuristik adalah seni/gaya bangunan atau suatu lingkungan binaan yang di dalam perencanaan dan perancangannya tidak berdasarkan oleh sesuatu yang terkait dengan masa lalu akan tetapi mencoba untuk menggambarkan masa depan dengan bentukan yang mengejutkan dan pemakaian material yang maju. Definisi dari futuristik tersebut sejalan dengan Kantor Bappeda provinsi Jawa Barat yang memiliki tugas dalam bidang perencanaan pembangunan daerah. Implementasi dari tema diterapkan pada ekterior bangunan maupun interior bangunan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan jurnal ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penulisan ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua, dosen pembimbing serta rekan-rekan jurusan Arsitektur atas segala dukungan selama proses Tugas Akhir Arsitektur ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://bappeda.jabarprov.go.id/[2] http://momentumschools.org/implementation-guide/ [3] Sant’Elia, Antonia (2009). Futurism An Anthology [4] RDTR Bandung Tahun 2015-2035