• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODIFIKASI PANEL LISTRIK SISTEM LAPISAN AIR HANGAT KOLAM REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODIFIKASI PANEL LISTRIK SISTEM LAPISAN AIR HANGAT KOLAM REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MODIFIKASI PANEL LISTRIK SISTEM LAPISAN AIR HANGAT

KOLAM REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY

M. Taufik, Kiswanto, Teguh Sulistyo, Yuyut S

Subbidang Sistem Elektrik Bidang Sistem Reaktor Pusat Reaktor Serba Guna Kawasan Puspiptek Serpong 15310

Abstrak

MODIFIKASI PANEL LISTRIK SISTEM LAPISAN AIR HANGAT KOLAM REAKTOR SERBA

GUNA GA. SIWABESSY. Telah dilakukan modifikasi panel listrik sistem lapisan air hangat kolam Reaktor

Serba Guna GA. Siwabessy (RSG-GAS) yang telah beroperasi 23 tahun. Modifikasi dilaksanakan dengan cara mengganti panel listrik, modifikasi operasi sistem kontrol WWL dari mode otomatis menjadi mode manual dan otomatis serta penambahan sistem pengaman temperatur air kolam reaktor RSG-GAS dengan menggunakan Thermokopel. Hasil dari uji fungsi heater kapasitas 24 kW dan 60 kW pada kondisi tanpa beban diperoleh tegangan rata-rata 380,01 volt dan arus rata-rata 0 amper, sedangkan pada kondisi heater berbeban diperoleh tegangan rata-rata 380,01 volt dan arus rata-rata 36,03 Amper untuk heater kapasitas 24 kW dan tegangan rata-rata 380,01 volt dan arus rata-rata 79,93 Amper untuk heater kapasitas 60 kW. Secara keseluruhan modifikasi panel listrik sistem lapisan air hangat kolam reaktor RSG-GAS berjalan sesuai rencana dan sistem WWL dapat berfungsi baik.

Kata kunci: lapisan air hangat, WWL

Abstract

MODIFICATION OF ELECTRICAL SYSTEM PANEL LAYER WARM WATER POOL REACTOR SERBA GA. SIWABESSY. They were modified electrical panel layer system heated pool

Reactor RSG-GAS which has been operating 23 years. Modifications implemented by replacing the electrical panel, the control system operating modifications WLL from automatic mode to manual and automatic modes as well as the addition of a security system pool water temperature of the RSG-GAS reactor using Thermocouple. Results from the heater function test capacity of 24 kW and 60 kW at no load voltage obtained an average of 380.01 volts and the current average of 0 amperes, while the heater load conditions obtained by the average voltage and current 380.01 average volt- Ampere 36.03 average for the heater voltage capacity of 24 kW and an average of 380.01 volts and the current average of 79.93 Ampere to 60 kW capacity heater. On the whole electrical system modification panel pool of warm water layer of the RSG-GAS reactor goes according to plan and WLL system to function properly.

Keywords: Warm Water Layer, WWL

PENDAHULUAN

Upaya tindakan proteksi radiasi yang harus diperhatikan oleh para pekerja radiasi dalam menjalankan tugasnya menangani zat radioaktif yaitu bekerja dengan memanfaatkan pelindung

radiasi, mempertahankan jarak terhadap sumber radiasi sejauh mungkin dan bekerja dalam waktu yang sesingkat mungkin. Dengan demikian pekerja radiasi dapat meminimalisasi paparan radiasi yang diterimanya. Pendekatan lain yang perlu diusahakan yaitu mengendalikan daerah kerja dengan

(2)

pengertian keselamatan daerah kerja harus dipantau secara kontinyu atau dengan melaksanakan pengukuran dibeberapa area sehingga diketahui tingkat paparan radiasinya misalnya disekitar kolam reaktor yaitu pada sistem lapisan air hangat kolam reaktor RSG-GAS (Warm Water Layer, WWL). Paparan radiasi di sekitar kolam reaktor RSG-GAS yang dihasilkan dari teras reaktor dan terlepas ke Balai Operasi antara 1,2-1,3 mR/jam.

Salah satu upaya meningkatkan kinerja, keselamatan dan efisiensi pemakaian energi listrik terhadap sistem lapisan air hangat kolam reaktor RSG-GAS yaitu melalui kegiatan modifikasi sistem kontrol panel listrik sistem WWL kolam reaktor RSG-GAS sehingga diperoleh mode operasi heater sistem WWL bekerja dengan 4 atau 5 heater dari 6 heater yang tersedia dengan memperhatikan dan mempertimbangkan nilai batas keselamatan paparan radiasi yang dihasilkan dari teras reaktor ke Balai Operasi yaitu nilai batas temperatur berkisar antara 8 oC sampai dengan 10 oC dan nilai batas keselamatan paparan radiasi disekitar kolam reaktor RSG-GAS yang diijinkan 2,5 mR/jam. Kegiatan modifikasi sistem kontrol panel listrik sistem WWL kolam reaktor RSG-GAS ini juga dilatar belakangi oleh adanya laporan permintaan perbaikan terhadap sistem tersebut sehingga apabila tidak segera dilaksanakan perawatan dikhawatirkan dapat mengganggu beroperasinya reaktor.

Pada makalah ini akan diuraikan hasil kegiatan modifikasi sistem kontrol panel listrik sistem WWL kolam reaktor RSG-GAS sehingga meliputi mode operasi heater WWL bekerja dengan 4 atau 5 heater dari 6 heater yang tersedia serta tidak melebihi nilai batas temperatur dan nilai batas keselamatan paparan radiasi yang dihasilkan dari teras reaktor ke Balai Operasi yaitu temperatur 8 oC-10 oC dan 2,5 mR/jam. Dari uraian hasil kegiatan penelitian ini

diharapkan sistem WWL kolam reaktor RSG-GAS memiliki mode operasi sistem WWL yang baik sehingga paparan radiasi yang dihasilkan dari teras reaktor ke Balai Operasi tidak melebihi batas keselamatan yang diijinkan yaitu antara 2,5 mR/jam.

DESKRIPSI SISTEM

Fasilitas sistem WWL RSG-GAS

Pada saat reaktor RSG-GAS beroperasi terdapat paparan radiasi di sekitar kolam reaktor yang tidak dapat dihindari. Paparan radiasi tersebut berasal dari berbagai nuklida radioaktif yang terdapat pada air kolam reaktor tersebut, baik sebagai fisi maupun aktivasi neutron terhadap unsur-unsur kelumit yang terdapat dalam teras maupun sistem primer. Diantara radionuklida tersebut terdapat partikel yang mempunyai potensi untuk lepas dari sistem primer reaktor ke Balai Operasi terutama partikel radioaktif ke Balai Operasi Reakktor yang besarannya sebagai fungsi waktu dan daya reaktor.

Kolam reaktor dilengkapi dengan sistem penahan radiasi agar paparan radiasi yang dihasilkan oleh teras reaktor RSG-GAS tidak terlepas ke Balai Operasi, yaitu sistem WWL. Sistem WWL bertujuan membuat lapisan air hangat di atas kolam reaktor dengan perbedaan suhu antara 8 oC sampai dengan 10 oC. Air hangat dengan suhu yang lebih tinggi akan selalu berada di bagian paling atas air kolam reaktor. Dengan demikian air yang terkontaminasi yang berasal dari bawah permukaan kolam (teras reaktor) akan selalu terjebak di bawah lapisan air hangat, sehingga paparan radiasi dapat diminimalisir sehingga tidak naik ke permukaan kolam reaktor RSG-GAS.

.

Gambar 1. Skema fasilitas sistem WWL RSG-GAS

Filter resin (resin trap) Resin penuk ar ion WWL Panel KBE 02GS4 Kolam reaktor

(3)

Tercapainya perbedaan suhu 8 oC ~ 10 oC yang dihasilkan oleh sistem lapisan air hangat dalam kondisi stop gate kolam tertutup, dengan demikian jika stop gate dalam keadaan terbuka akan terjadi perubahan suhu tersebut (akan memperkecil perbedaan suhu) sehingga kemampuan meminimalisir paparan radiasi di atas kolam akan berkurang. Pengurangan dapat diketahui melalui pengukuran dan analisa paparan radiasi di atas permukaan kolam reaktor RSG-GAS dalam keadaan stop gate kolam terbuka dan tertutup

Pada Gambar 1, menunjukkan skema sistem pemurnian lapisan air hangat RSG-GAS (KBE02) yang berfungsi untuk mempertahankan kualitas air pendingin agar di dalam pengoperasiannya tidak menimbulkan degredasi integritas pada struktur dan komponen reaktor. Sistem pemurnian lapisan air hangat RSG-GAS (KBE02) berfungsi pula menyediakan lapisan air hangat setebal 1,5 m di permukaan kolam reaktor dengan suhu sedikit lebih tinggi dari suhu kolam reaktor (berkisar antara 8 ~ 10 oC lebih tinggi dibandingkan air dibagian bawahnya).

Dengan adanya lapisan air hangat ini akan mencegah terlepasnya senyawa gas aktif keluar dari permukaan kolam reaktor aktif ke permukaan kolam, sehingga paparanradiasi dipermukaan kolam reaktor menjadi lebih rendah.

Proses pemurnian air dilakukan dengan cara melewatkan air pendingin melalui filter resin penukar ion yang berisi campuran resin penukar anion dan kation berkualitas nuklir yang bebas dari Chlor (Chlor free). Dalam pengoperasiannya, sistem pemurnian lapisan air hangat ini akan bekerja menangkap pengotor yang telah terionisasi aktif dan non aktif dari aliran pemurnian dengan cara pertukaran ion yang bermuatan sama. Dimana kation yang ada di dalam air akan dipertukarkan atau diambil dengan kation resin sedangkan anion dalam air akan dipertukarkan dengan anion resin.

METODE

Tahapan kegiatan modifikasi panel listrik sistem WWL kolam reaktor RSG-GAS yaitu survey lokasi, studi literatur, pembuatan gambar modifikasi sistem kontrol WWL, perakitan dan uji fungsi. Kegiatan modifikasi hingga diperoleh hasil uji fungsi terhadap instalasi sistem WWL tersebut mulai dilaksanakan pada tanggal 30 Juni 2010 sampai dengan 15 Juli 2010 oleh subbidang Elektrik Bidang Sistem Reaktor Pusat Reaktor Serba Guna Batan Serpong.

Spesifikasi komponen dan peralatan yang digunakan pada modifikasi panel listrik sistem WWL kolam reaktor RSG-GAS ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 1. Spesifikasi komponen dan peralatan yang digunakan

No Komponen dan

bahan Spesifikasi Jumlah Lokasi

1 Door block main switch CGE 400 A 2 Transformator penurun tegangan 1000 VA; 380 V/220 V-24 V 50 Hz, Merk Gonella 1 unit -6,5 m 3 Remote control

switch CGE CA4F2 6 unit -6,5 m

4 Line relay 10 unit -6,5 m

5 Panel emergency Push-button 1 unit -6,5 m 6 External emergency Push-button 1 unit -6,5 m

7 Load selector 6 unit -6,5 m

8 Alarm reset

button 10 unit -6,5 m

9 Door pilot light 1 unit -6,5 m

10 Line pilot light 1 unit -6,5 m

11 Amperometric

switch 1 unit -6,5 m

12 Voltmetric

switch 1 unit -6,5 m

13

Ammeter vemer 1000A/5A

EC3V 1 unit -6,5 m 14 Voltmeter vemer 500V EC3V 1 unit -6,5 m 15 Amperometric transformer R, S, T vemer 1000/5 @ 1 unit -6,5 m 16 Load safety

fuses weber 3x50 A 7 unit -6,5 m

17 Safety thermoregulator thermosystem 843/M 1 unit -6,5 m 18 Control thermoregulator thermosystem MOD.861 1 unit -6,5 m 19 Fuse Cartride switch 1,0-1,6 Amp 1 unit -6,5 m 20 Motor protection switch 1,0-1,6 Amp 1 unit -6,5 m 21 Kontaktor GMC 50 A 5 unit -6,5 m 22 Box panel listrik 800 x 1000 x 300 mm 1 unit -6,5 m

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan gambar modifikasi sistem kontrol WWL

Salah satu hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu gambar sistem kontrol WWL kolam reaktor

(4)

RSG-GAS sebelum dan sestelah dimodifikasi seperti ditunjukkan pada Gambar 2 dan 3.

Tahapan untuk mengoperasikan sistem lapisan air hangat WWL kolam reaktor RSG-GAS yang belum dimodifikasi secara otomatis sehingga 6 unit heater sistem WWL bekerja yaitu dengan cara:

1. Memutar Main Switch pada panel lokal, 2. Setelah Main Switch di ON-kan maka indikator

Fault di panel tegak Ruang Kendali Utama (RKU) akan menyala,

3. Selanjutnya sistem WWL dioperasikan dengan cara menekan tombol WWL ON pada panel tegak di RKU

Sedangkan tahapan mengoperasikan sistem lapisan air hangat WWL kolam reaktor RSG-GAS yang telah dimodifikasi sehingga 6 unit heater sistem WWL bekerja otomatis atau secara manual sehingga heater dapat dioperasikan sesuai kebutuhan misalnya 4 unit atau 5 unit dari 6 unit heater tersedia yaitu dengan cara:

1. Memutar Main Switch pada panel lokal, 2. Setelah Main Switch di ON-kan maka indikator

Fault di panel tegak Ruang Kendali Utama (RKU) akan menyala,

3. Putar selektor Manual sistem WWL ke posisi ON pada panel lokal,

4. Selanjutnya sistem WWL dioperasikan dengan cara menekan tombol WWL ON pada panel tegak di RKU

5. Memantau penunjukkan temperatur air pada panel lokal setelah heater dihidupkan, sedangkan pada panel tegak di ruang RKU memantau penunjukkan temperatur air pada level atas dan level bawah serta penunjukkan perbedaan temperatur air tersebut.

Sedangkan tahapan mengoperasikan sistem lapisan air hangat WWL kolam reaktor RSG-GAS yang telah dimodifikasi sehingga 6 unit heater sistem WWL bekerja otomatis atau secara manual sehingga heater dapat dioperasikan sesuai kebutuhan misalnya 4 unit atau 5 unit dari 6 unit heater tersedia yaitu dengan cara:

1. Memutar Main Switch pada panel lokal, 2. Setelah Main Switch di ON-kan maka indikator

Fault di panel tegak Ruang Kendali Utama (RKU) akan menyala,

3. Putar selektor Manual sistem WWL ke posisi ON pada panel lokal,

4. Selanjutnya sistem WWL dioperasikan dengan cara menekan tombol WWL ON pada panel tegak di RKU

5. Memantau penunjukkan temperatur air pada panel lokal setelah heater dihidupkan, sedangkan pada panel tegak di ruang RKU memantau penunjukkan temperatur air pada

level atas dan level bawah serta penunjukkan perbedaan temperatur air tersebut.

Perakitan

Tahapan kegiatan perakitan panel listrik sistem kontrol WWL kolam reaktor RSG-GAS sebagai berikut:

1. Meng-inslatalasi komponen dan peralatan kontrol WWL kolam reaktor RSG-GAS pada panel listrik WWL sesuai dengan wiring diagram hasil modifikasi,

2. Memasang instalasi kabel kontrol dan kabel power,

3. Menyambung kabel beban ke heater, 4. Menyambung kabel power.

Pada Gambar 4 dan Gambar 5 ditunjukkan hasil perakitan panel listrik sistem kontrol WWL kolam reaktor RSG-GAS.

Spesifikasi komponen sistem kontrol panel WWL sebelum dimodifikasi antara lain:

1. Trafo 400 VA, 50 Hz, Merk Siemens. 2. Case 800 x 1000 x 300 mm

3. Fuse jenis cartridge fuse dengan kapasitas 50 kA, 40 A.

4. Motor protection switch 1 buah 1,0-1,6 Ampere Pada Gambar 4, menunjukkan kondisi dan penempatan komponen sistem kontrol panel WWL type lama terlihat sangat sempit, sehingga lebih cepat panas mencapai temperatur lebih besar dari 60

o

C, karena sirkulasi udaranya kurang baik. Salah satu bukti kurang baiknya kondisi ini yaitu fuse sering putus yang disebabkan konstruksi rumah sekering yang tidak bagus.

Sedangkan konstruksi panel WWL type baru lebih besar dibandingkan dengan panel yang lama, sehingga komponen panel WWL tidak cepat panas terukur temperatur di dalam panel WWL rata-rata 30 oC karena panel WWL baru dilengkapi pula dengan exhaust fan seperti ditunjukkan pada Gambar 5 sedangkan pada Gambar 6 menunjukkan komponen sistem kontrol panel WWL setelah dimodifikasi.

Uji fungsi

Uji fungsi hasil perakitan komponen sistem kontrol panel WWL setelah dimodifikasi terdiri atas uji fungsi tanpa beban dan uji fungsi berbeban antara lain meliputi uji fungsi kontrol magnetik panel WWL KBE02 GS001 dengan tahapan sebagai berikut:

1. Main switch “On” panel BHF06,

2. Menghidupkan Q1 (indikator fault menyala), 3. Mengukur tegangan masing-masing fasa, 4. Menghidupkan Q2,

(5)

6. Menghidupkan Q3 (beban), indikator fault mati dan indikator line menyala,

7. Menghubungsingkatkan 70 dan 71 pada terminal X2, indikator fault mati,

8. Memutar selektor S4, S5, S6, S7, S8, S9 ke posisi ON,

9. Memeriksa lampu indikator,

10. Memeriksa kontaktor

Hasil uji fungsi lampu indikator dan kontaktor seperti ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Gambar 2. Instalasi sistem kelistrikan WWL kolam reaktor RSG-GAS sebelum dimodifikasi

Gambar 3. Instalasi sistem kelistrikan WWL kolam reaktor RSG-GAS setelah dimodifikasi

δ N KO δ KO KO 1L3 δ KO K1 K2 K3 KO KO KO KO KO Couplin g Relay QO 13 21 15 16 48 49 23 33 14 24 34 13 23 33 14 24 34 Q1 OF1 OF2 KO KO KO 45 46 47 48 49 50 FC 2 Door TK 1 K1 0 - + 23 24 T Thermosys Mode 861 Limit Switc h S1 Ins. Line S2 Emerge ncy S3 Exter Exter K1 0 FC 1 Emerge Limit Emerge Thermoco uple Type A 2 B 2 2 B S4 Sel Load 1 S5 Sel Load 2 S6 Sel Load 3 S7 Sel Load 4 S8 Sel Load 5 S9 Sel Load 6 K1 1 Coupling Relay SL 1A A1 K A K A 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 H (Wh H1 B Mai Swit ch Relea Doo Sign al OK Line Pilot Ligh K1 0 Line Safe Thermoregul Thermosy Cont Thermoregul Thermosy K1 K2 K3 K4 K5 K6

(6)

Gambar 4. Komponen sistem kontrol panel WWL sebelum dimodifikasi

Gambar 5. Panel WWL type baru

Gambar 6. Komponen sistem kontrol panel WWL setelah dimodifikasi

Tabel 2. Hasil uji fungsi lampu indikator panel WWL

Pada Tabel 1, saat memutar masing-masing selektor S4, S5, S6, S7, S8, dan S9 ke posisi ON maka lampu indikator H4, H5, H6, H7, H8, dan H9 menyala begitu pula sebaliknya jika masing-masing selektor S4, S5, S6, S7, S8, dan S9 diputar ke posisi OFF maka lampu indikator H4, H5, H6, H7, H8, dan H9 tidak menyala. Hal ini menunjukkan bahwa instalasi masing-masing selektor dan lampu terhubung benar dan baik.

Tabel 3. Hasil uji fungsi kontaktor panel WWL

Pada Tabel 2, untuk memeriksa instalasi masing-masing kontaktor K1, K2, K3, K4, K5, dan K6 dengan terminal masing-masing kontaktor dilakukan dengan menggunakan multitester. Apabila terminal kontaktor K1 dengan terminal 41-42 terhubung baik maka pada Tabel 2 diberi tanda √ (contreng). Sebaliknya apabila hubungan antara terminal kontaktor K1 dengan terminal 41-42 tidak terhubung baik diberi tanda (-). Dari hasil uji fungsi instalasi masing-masing kontaktor K1, K2, K3, K4, K5, dan K6 dengan terminal masing-masing kontaktor yaitu 41-42; 41-43; 41-44; 41-45; 41-46 dan 41-47 menunjukkan instalasi keduanya terhubung baik dan benar.

(7)

Tabel 4. Hasil uji fungsi heater tanpa beban No Lokasi Hasil pengukuran Tegangan (volt) Arus (amper) 1 Kapasitas heater 24 kW Phasa R 380,1 0 Phasa S 380,0 0 Phasa T 380,1 0 2 Kapasitas heater 60 kW Phasa R 380,1 0 Phasa S 380,0 0 Phasa T 380,1 0

Tabel 5. Hasil uji fungsi heater beban

No Lokasi Hasil pengukuran Tegangan (volt) Arus (amper) 1 Kapasitas heater 24 kW Phasa R 380,0 35,8 Phasa S 380,1 36,4 Phasa T 380,1 35,9 2 Kapasitas heater 60 kW Phasa R 380,1 79,6 Phasa S 380,0 80,5 Phasa T 380,0 79,7

Tindaklanjut dari hasil uji fungsi sistem kontrol panel WWL yang telah dimodifikasi yaitu melakukan pengukuran paparan radiasi di atas kolam reaktor pada kondisi reaktor beroperasi 15 MW dengan 2 mode yaitu saat stop gate terbuka dan tertutup dengan menggunakan alat survey meter Gamma Smart Ion. Pengukuran pada saat stop gate terbuka dilakukan dalam interval waktu 3 menit sampai tidak ada lagi kenaikkan paparan radiasi. Pada Gambar 7 ditunjukkan hasil pengukuran pada saat stop gate terbuka sedangkan pada Gambar 8 ditunjukkan pengukuran pada saat stop gate tertutup yang kesemuanya pengukuran dilakukan dalam interval waktu 3 menit.

Pada Gambar 7, pada saat stop gate dibuka menunjukkan paparan radiasi di atas kolam reaktor RSG-GAS yang semula 1.4 mR/jam terus meningkat sebagai fungsi waktu dan setelah melewati waktu lebih dari 30 menit, paparan radiasi

gamma menunjukkan kondisi stabil sebesar 10,1 mR/jam.

Gambar 7. Pengukuran pada saat stop gate terbuka Pada Gambar 8, mnunjukkan kondisi sebaliknya. Pada saat stop gate ditutup menunjukkan paparan radiasi di atas kolam reaktor RSG-GAS yang semula 10.1 mR/jam terus menurun sebagai fungsi waktu dan setelah melewati waktu lebih dari 30 menit, paparan radiasi gamma menunjukkan kondisi stabil sebesar 1,4 mR/jam.

Gambar 8. Pengukuran pada saat stop gate tertutup Meningkatnya paparan radiasi gamma tersebut di atas disebabkan karena pada saat stop gate dibuka lapisan air hangat di atas kolam reactor mengalir ke kolam penyimpanan bahan bakar bekas sehingga menyebabkan lapisan air hangat sebagai penahan radiasi berkurang dan sebagai akibatnya paparan radiasi di atas permukaan kolam reactor meningkat. Kenaikan paparan radiasi ini 4 kali lebih besar dibandingkan dengan ketentuan nilai batas dosis yang diterima pekerja radiasi yaitu sebesar 2,5 mR/jam.

Sedangkan pada saat stop gate ditutup, paparan radiasi gamma di atas kolam reactor yang

(8)

semula 10.1 mR/jam menunjukkan kondisi kecenderungan terus menurun sebagai fungsi waktu sampai dan setelah melewati waktu lebih dari 40 menit, paparan radiasi gamma menunjukkan kondisi stabil sebesar 1,4 mR/jam. Menurunnya paparan radiasi gamma di atas permukaan kolam reaktor tersebut dikarenakan pada saat stop gate ditutup kembali lapisan air hangat di atas kolam reaktor secara perlahan mulai berangsur-angsur sampai ketebalan yang ditentukan sehingga menyebabkan lapisan air hangat sebagai penahan radiasi berfungsi kembali dan paparan radiasi di atas permukaan kolam reaktor menurun hingga kondisi stabil sebesar 1,4 mR/jam.

Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan penelitian ini berjalan baik tanpa menemui hambatan yang berarti sehingga penelitian dapat dilaksanakan sesuai rencana. Diharapkan hasil dari kegiatan penelitian ini, sistem kelistrikan panel kontrol WWL beroperasi secara optimal sehingga sistem pemurnian air kolam reaktor RSG-GAS KBE02 lebih dioptimalkan penggunaannya dalam kegiatan penelitian dan pelayanan iradiasi.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Hasil uji fungsi lampu indikator dan kontaktor menunjukkan bahwa instalasi masing-masing selektor dan lampu terhubung benar dan baik, 2. Hasil pengukuran heater 24 kW dan 60 kW

pada saat kondisi tanpa beban diperoleh nilai rata-rata tegangan 380,01 volt dan arus 0 amper,

3. Hasil pengukuran heater 24 kW pada kondisi berbeban diperoleh nilai rata-rata tegangan 380,01 volt dan arus 36,03 amper, sedangkan untuk heater 60 kW pada kondisi berbeban diperoleh nilai rata-rata tegangan 380,01 volt dan arus 79,93 amper pada temperatur di dalam panel rata-rata 30 oC.

DAFTAR PUSTAKA

1. Interatom, GmBH, Electrical Safety Analysis Report of MPR-30

2. Anonymous, Electrical Safety Analysis Report of MPR-30, Interatom, GmBH

3. Anonymous, GmBH, Electrical Component of MPR-30, Interatom, GmBH

4. DIYAH ERLINA LESTARI, Evaluasi kualitas air pendingin pada system pemurnian lapisan air hangat (KBE02) RSG-GAS, Prosiding Seminar Nasional Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan II, Gedung DRN Komplek Puspiptek, Serpong, 19 Desember 2006.

5. SUBIHARTO, dkk, Pengendalian daerah kerja di atas kolam dengan kondisi reactor beroperasi 15 MW dan stop gate kolam terbuka, REAKTOR Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir, Volume II, No. 01, April 2005

6. SUDIYONO, dkk, Evaluasi unjuk kerja system pemurnian dan penyedia lapisan air hangat (KBE 02) RSG-GAS, REAKTOR Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir, Volume II, No. 01, April 2005

7. ANTO SETIAWANTO, dkk, Pengendalian pekerja radiasi pada saat system lapisan air hangat di RSG-GAS tidak berfungsi, REAKTOR Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir, Volume II, No. 01, April 2005

8. Kiswanto, Perawatan dan Peningkatan Keandalan Sistem Elektrik, Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tahun 2005, Serpong 2006

Tanya_jawab

Pertanyaan:Bagaimana hasil setelah dimodifikasi fase masih ada yang putus/tidak. (Juliyani)

Jawaban : sejauh ini uji fungsi dari smpai saat ini fase yg terbakar belum mengalami kerusakan

.

Gambar

Gambar 3. Instalasi sistem kelistrikan WWL kolam reaktor RSG-GAS setelah dimodifikasi
Gambar 4. Komponen sistem kontrol panel WWL  sebelum dimodifikasi
Tabel 4. Hasil uji fungsi heater tanpa beban  No   Lokasi  Hasil pengukuran  Tegangan  (volt)  Arus  (amper)  1  Kapasitas  heater 24 kW  Phasa R  380,1  0  Phasa S  380,0  0  Phasa T  380,1  0  2  Kapasitas  heater 60 kW  Phasa R  380,1  0  Phasa S  380,0

Referensi

Dokumen terkait

Adanya perbedaan pendapat mengenai status kepemilikan tanah dari rumah tersebut di atas maka objek tanah dan rumah yang terletak di Jalan Permata Biru Blok I/IV Nomor 5

Dari grafik ini dapat diketahui bahwa laju perpindahan massa paling cepat terjadi pada menit-menit awal, laju perpindahan massa dari batubara menuju udara

Keywords: absurdity, rebel lion, solidarity, Albert Camus’ The Plague , Iwan Simatupang ’ s

SEM hanya dapat melihat morfologi fisik permukaan dari produk kompleks inklusi ketoprofen β-Cyclodextrin , maka perlu dikaitkan dengan analisa lain yaitu dengan menggunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1)masalah yang dialami siswa dalam mengerjakan soal tentang luas jajargenjang dan segitiga, (2)peningkatan hasil belajar siswa

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran guided inquiry terhadap hasil belajar siswa kelas X pada materi

Berdasarkan hasil klasifikasi citra ASTER, Landsat 5 TM dan Landsat 7 ETM+ (dapat dilihat dalam Lampiran 2) luasan sedimen pada setiap tahun memiliki luasan

Hasil penelitian diharapkan bahwa hasil dari pengukuran keluaran beberapa pesawat sinar-X dapat sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (PERKA