• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MUSIK ROCK TERHADAP PERTUMBUHAN CABAI RAWIT (Capsicum annuum) DAN CABAI KERITING (Capsicum frutescens)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MUSIK ROCK TERHADAP PERTUMBUHAN CABAI RAWIT (Capsicum annuum) DAN CABAI KERITING (Capsicum frutescens)"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

PERTUMBUHAN CABAI RAWIT (

Capsicum annuum

)

DAN CABAI KERITING (Ca

psicum frutescens

)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh : ROSALINA NIM : 091434035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PERTUMBUHAN CABAI RAWIT (

Capsicum annuum

)

DAN CABAI KERITING (Ca

psicum frutescens

)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh : ROSALINA NIM : 091434035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)

ii

PENGARUH PENGGUNAAN MUSIK ROCK TERHADAP

PERTUMBUHAN CABAI RAWIT (

Capsicum Annuum

)

DAN CABAI KERITING (

Capsicum Frutescens

)

Oleh : ROSALINA NIM : 091434035

Telah disetujui oleh :

Pembimbing,

(4)

iii

PENGARUH PENGGUNAAN MUSIK ROCK TERHADAP

PERTUMBUHAN CABAI RAWIT (

Capsicum Annuum

)

DAN CABAI KERITING (

Capsicum Frutescens

)

Dipersiapkan dan ditulis oleh: ROSALINA

NIM: 091434035

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi pada tanggal : 10 September 2014

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd ... Sekretaris : Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc ... Anggota : Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd ... Anggota : Luisa Diana Handoyo, S.Si M.Si ... Anggota : Ika Yuli Listyarini, M.Pd ...

Yogyakarta, 10 September 2014

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(5)

iv Ku persembahkan karya sederhanaku ini untuk :

- Alm. Ayahku tercinta.

- Ibuku, Adikku Sella, kakakku Pikal dan Keluarga besarku tercinta. - Almamaterku

(6)

v

Hadapilah ketakutan terbesarmu,

Walaupun keberanianmu tersisa sedikit.

Maka kamu akan tahu kekuatanmu yang

sebenarnya.

(7)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 September 2014 Penulis

(8)

vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTING AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta :

Nama : Rosalina

Nomor Mahasiswa : 091434035

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“PENGARUH PENGGUNAAN MUSIK ROCK TERHADAP PERTUMBUHAN CABAI RAWIT (Capsicum annuum) DAN CABAI KERITING (Capsicum frutescens)”

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Yogyakarta

Pada tanggal : 10 September 2014

Yang menyatakan,

(9)

viii

PENGARUH PENGGUNAAN MUSIK ROCK TERHADAP PERTUMBUHAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescen)

DAN CABAI KERITING (Capsicum annuum)

Rosalina

Universitas Sanata Dharma 2014

Tanaman cabai (Capsicum sp.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan banyak digemari di Indonesia. Pemanfaatan efek gelombang suara frekuensi tinggi adalah teknologi terobosan terbaru di dunia pertanian. Musik rock merupakan musik yang memiliki frekuensi tinggi. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh musik rock terhadap pertumbuhan cabai rawit (Capsicum frutescen) dan cabai keriting (Capsicum annuum).

Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimental. Subjek penelitian ini adalah cabai rawit (Capsicum frutescen) dan cabai keriting (Capsicum annuum) yang berumur 15 hari dan memiliki 4 buah daun. Musik rock yang digunakan adalah korn-Jingle Bells dengan kebisingan 87,2 dB – 101,5 dB. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan tanman yaitu tinggi batang, jumlah daun dan biomassa tanaman. Data pertumbuhan tanaman yang diperoleh diuji dengan Analysis of Variance (ANOVA) One Way dan dilanjutkan Uji BNT.

Hasil penelitian menunjukan pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun tanaman cabai rawit (Capsicum frutescen) dan cabai keriting (Capsicum annuum) perlakuan meningkat dibandingkan tanaman kontrol. Rata-rata tinggi batang kumulatif cabai rawit perlakuan 13,56 cm, tinggi batang kontrol cabai rawit 10,87 cm, rata-rata tinggi batang kumulatif cabai keriting perlakuaan 19, 94 cm, tinggi batang tanaman kontrol 13,68 cm. Rata-rata jumlah daun kumulatif cabai rawit perlakuan 3,9 helai, jumlah daun kontrol 3,5 helai. Rata-rata jumlah daun kumulatif cabai rawit perlakuan 5,8 helai, jumlah daun tanaman kontrol 4,7 helai.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa musik rock mempengaruhi pertumbuhan cabai rawit (Capsicum frutescen) dan cabai keriting (Capsicum annuum). Dan cabai keriting merupakan tanaman yang memiliki pertumbuhan yang baik.

(10)

ix

THE EFFECT OF THE USE ROCK MUSIC ON THE GROWTH OF CAYENNE PEPPER (Capsicum annuum) AND CURLY RED CHILLI

(Capsicum frutescens)

Rosalina

Sanata Dharma University 2014

Pepper plants (Capsicum sp.) is one of the horticultural commodities that have significant economic value and more popular in Indonesia. The utilization the effects of high-frequency sound waves is the latest breakthrough of the technology. The rock music is music that has a high frequency. This study aims to determine the influence of rock music on the growth of cayenne pepper (Capsicum annuum) and curly red chili (Capsicum frutescens).

This study was a completely randomized experimental one-way pattern. The test subject is cayenne pepper and curly red chilli 15 days old and has 4 leaves. The rock music used the korn- Jingle Bells which has noise 87.2 dB - 101.5 dB. The parameters measured were the growth of the plant stem height, number of leaves and plant biomass. Plant growth data obtained were tested by Analysis of Variance (ANOVA) One Way and proceed LSD.

The results showed the growth of the plant stem height and number of leaves of curly red chili treatment increased compared the control plants. The average of cayenne pepper stem height is 13,56 cm, cayenne pepper control plant stem height is 10,87 cm, the average of curly red chilli plant stem height is 19,94 cm, curly red chili control plant stem height is 13,68 cm. The average number of leaves cayenne pepper treatments is 3,9 strands, the average of curly red chilli leaf controls is 3,5 strands, the average of curly red chilli leaf treatment 5,8 strands, the amount of leaf controls is 4,7 strands.

Thus, it can be concluded that the rock music affect the growth of cayenne pepper (Capsicum annuum) and curly red chili (Capsicum frutescens). And curly red chilli is a plant that has a good growth.

(11)

x

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa kerena atas berkat dan rahmat-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Penggunaan Musik Rock terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai rawit (Capsicum annuum) dan Cabai Keriting ( Capsicum frutescens).

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama masa studi dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan.

2. Segenap dosen Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman selama kuliah.

3. Seluruh staf Sekretariat JPMIPA yang telah memfasilitasi selama proses studi di Universitas Sanata Dharma.

4. Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat yang telah memberikan beasiswa selama 5 tahun kepada penulis.

5. Bapak Agus selaku Laboran laboratorium biologi yang telah membantu dalam melakukan penelitian.

6. Alm.Bapak tercinta yang telah memberikan dukungan doa serta pengorbanan selama hidupnya kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan.

7. Ibu, kakak, adik dan seluruh keluarga besar tercinta yang telah memberi dukungan serta pengorbanan selama penulis menempuh pendidikan.

(12)

xi

Esther, Tiva, Vero dan teman – teman kos Kinasih yang lain yang memberi dukungan dan semangat selama kuliah dan pembuatan skripsi ini.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik, namun skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Penulis

(13)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

6. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Cabai ... 19

7. Hama dan Penyakit Cabai ... 21

B. Bunyi ... 23

C. Musik Rock ... 23

D. Pengaruh Frekuensi Suara pada Tanaman ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

(14)

xiii

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Analisis Data ... 31

G. Instrument Penelitian ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil ... 33

1. Hasil Rata-rata Pertumbuhan ... 33

2. Hasil Uji Anova dan Uji Lanjutan ... 35

B. Pembahasan ... 40

C. Hambatan dalam Penelitian ... 46

BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN ... 46

BAB VI PENUTUP ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 47

(15)

xiv

Tabel 1. Tinggi batang dan jumlah daun cabai rawit dan cabai keriting

Perlakuan ... 30

Tabel 2. Tinggi batang dan jumlah daun cabai rawit dan cabai keriting kontrol ... 30

Tabel 3. Berat basah dan berat kering cabai rawit dan cabai keriting ... 31

Tabel 4. Rata-rata tinggi batang per 5 hari ... 33

Tabel 5. Rata-rata kumulatif tinggi batang ... 33

Tabel 6. Rata-rata jumlah daun per 5 hari ... 34

Tabel 7. Rata-rata kumulatif jumlah daun ... 34

Tabel 8. Rata-rata berat basah tanaman ... 34

(16)

xv

Gambar 1. Jenis cabai besar ... 7

Gambar 2. Jenis cabai keriting ... 7

Gambar 3. Jenis cabai paprika ... 7

Gambar 4. Jenis cabai rawit ... 8

Gambar 5. Buah cabai tipe Bell ... 10

Gambar 6. Buah cabai tipe pimiento ... 11

Gambar 7. Buah cabai tipe Anaheim ... 11

Gambar 8. Buah cabai tipe cayenne ... 12

Gambar 9. Buah cabai tipe cubanelle ... 12

Gambar 10. Buah cabai tipe jalapeno ... 12

Gambar 11. Buah cabai tipe ornamental (serrano) ... 13

Gambar 12. Buah cabai tipe cherry ... 13

Gambar 13. Buah cabai tipe wax (banana) ... 13

Gambar 14. Daun Cabai Rawit ... 14

Gambar 15. Batang Cabai Rawit ... 15

Gambar 16. Akar Cabai Rawit ... 15

Gambar 17. Bunga Cabai Rawit ... 15

Gambar 18. Buah Cabai Rawit ... 16

Gambar 19. Biji Cabai Rawit ... 16

Gambar 20. Daun Cabai Keriting ... 17

Gambar 21. Batang Cabai Keriting ... 17

Gambar 22. Bunga Cabai Keriting ... 18

Gambar 23. Buah Cabai Keriting ... 18

Gambar 24. Grafik tinggi batang tanaman ... 42

Gambar 25. Grafik jumlah daun tanaman ... 42

Gambar 26. Grafik berat basah tanaman ... 44

(17)

xvi

Lampiran 1. Silabus ... 50

Lampiran 2. Rancana Pelaksanaan Pembelajaran ... 57

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa I ... 72

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa II ... 73

Lampiran 5. Kisi-kisi soal ... 74

Lampiran 6. Soal Evaluasi ... 75

Lampiran 7. Kunci jawaban dan panduan skoring ... 78

Lampiran 8. Data Tanaman Cabai ... 80

Lampiran 9. Data Pengukuran Berat Basah ... 89

Lampiran 10. Data Pengukuran Berat Kering ... 90

Lampiran 11. Hasil uji normalitas, homogenitas, Anova dan Hasil uji LSD (BNT) tinggi batang ... 91

Lampiran 12. Hasil uji normalitas, homogenitas, Anova dan Hasil uji LSD (BNT) jumlah daun ... 93

Lampiran 13. Hasil uji normalitas, homogenitas, Anova dan Hasil uji LSD (BNT) berat kering ... 95

Lampiran 14. Hasil uji normalitas, homogenitas, Anova dan Hasil uji LSD (BNT) berat kering ... 97

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tanaman Cabai (Capsicum sp.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan banyak digemari di Indonesia. Di Indonesia buah cabai selalu digunakan dalam keseharian masyarakat seperti digunakan sebagai bumbu masakan. Secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat‐obatan atau jamu. Biasanya cabai yang digunakan dalam masyarakat Indonesia yaitu cabai rawit dan cabai keriting. Cabai yang digunakan bisa didapat di pasar tradisional. Cabai yang dipasarkan merupakan cabai yang memiliki kualitas yang baik. Untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas cabai yang baik maka perlu pertumbuhan awal tanaman yang baik pula. Untuk itu para pertani mengunakan berbagai macam pupuk organik maupun anorganik untuk dipadukan kedalam tanah.

(19)

cukup baik. Namun penggunaan pupuk anorganik dalam jangka relative lama umumnya berakibat buruk pada kondisi tanah. Tanah menjadi cepat mengeras, kurang mampu menyimpan air dan cepat menjadi asam yang pada akhirnya menurunkan proses pertumbuhan dan produktivitas tanaman.

Gelombang suara sekarang dapat dipakai untuk meningkatkan produksi tanaman yang lebih di kenal dengan istilah Sonic Bloom. Teknologi ini pertama diciptakan oleh Dan Carlson dari Amerika dan mulai disebarkan secara komersial pada tahun 1980. Teknologi Sonic Bloom merupakan teknologi terobosan yang diwujudkan untuk membuat tanaman tumbuh lebih baik. Sonic Bloom memanfaatkan gelombang suara frekuensi tinggi yang berfungsi memacu membukanya mulut daun (stomata) yang dipadukan dengan nutrisi organik ( Iriani dalam Suwardi, 2011).

Di Indonesia sendiri telah ada penelitian yang mengarah pada pemanfaatan gelombang suara untuk peningkatan produksi tanaman. Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2012), dengan judul ”Aplikasi Musik Klasik, Pop Dan Hard Rock Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Cabai Merah Keriting “ menunjukan

(20)

Musik rock merupakan musik yang memiliki kebisingan yang tinggi dibandingkan musik lain. Hal ini memungkinkan musik rock memiliki frekuensi tinggi yang bisa dimanfaatkan.

Dari hasil penelitian terlebih dahulu, peneliti ingin melakukan penelitian tentang pengaruh musik rock terhadap pertumbuhan cabai rawit dan cabai keriting.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran pada latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

- Apakah musik rock dapat mempengaruhi pertumbuhan cabai rawit dan cabai keriting ?

- Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan cabai rawit dan cabai keriting?

C. Hipotesis

- Music rock mempengaruhi pertumbuhan dari cabai rawit dan cabai keriting. - Terdapat perbedaan pertumbuhan dari cabai rawit dan cabai keriting.

D. Batasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian ini tidak terlalu luas maka dibatasi pada permasalahan sebagai berikut:

1. Subjek penelitian

(21)

2. Objek penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah musik hard rock yaitu Korn – Jingle Bells (Death Metal Version) dengan kebisingan 87,2 dB – 101,5 dB setara dengan Frekuensi 1,5 Hz – 1,7 Hz. Dipaparkan setiap pagi hari selama 2 jam.

3. Parameter

Parameter yang digunakan dalam mengamati pertumbuhan tanaman adalah tinggi batang, jumlah daun dan biomassa tanaman.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh musik rock terhadap pertumbuhan cabai rawit dan cabai keriting.

2. Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan cabai rawit dan cabai keriting.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan keilmuan dalam bidang pemanfaatan teknologi gelombang suara yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman.

2. Bagi Guru

(22)

3. Bagi Siswa

Siswa dapat mempraktekkan penelitian melalui kegiatan praktikum yang dirancang oleh guru sehingga siswa menjadi lebih mendalami materi karena telah mengalami secara langsung/ melalui pengalaman.

4. Bagi Petani

(23)

6

BAB II

TUNJAUAN PUSTAKA

A. Cabai

1. Botani

Di Indonesia, tanaman cabai dikenal dengan berbagai macam nama daerah. Setiap daerah memiliki nama sendiri untuk cabai. Misalnya di daerah Sumatera, cabai besar dikenal dengan sebutan apili, banai, cabi, campli, lado, lasina, lasinok, dan lain-lain. Sementara di daerah Jawa, cabai besar dikenal dengan sebutan Lombok, mengkreng, dan sabrang. Seperti halnya cabai besar, cabai kecil/pedas juga dikenal dengan berbagai sebutan khas di setiap daerah.

Dalam sistematika (taksonomi) kerajaan tumbuhan, tanaman cabai termasuk dalam genus Capsicum. Adapun klasifikasi lengkapnya sebagai berikut (Suriana, 2012):

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Asteridae Ordo : Solanales Familia : Solanaceae Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum annuum (cabai besar, cabai lonceng)

(24)

2. Macam-macam Tanaman Cabai

Menurut Alex S (2013) cabai dibagi empat jenis yaitu sebagai berikut:

Jenis Karakteristik

Gambar.1. Cabai Besar

Sumber: http://matahariseed.com

Bunga putih, permukaan buah rata dan halus, diameter sedang-besar, kulit daging buah tebal, berumur genjah dan dapat tubuh di berbagai ketinggian

Gambar.2. Cabai Keriting

Sumber: ilmu212.blogspot.com

Bunga putih atau ungu, buah muda hijau atau ungu, permukaan buah bergelombang, kulit daging buah tipis, umur lebih dalam, buah lebih tahan simpan dapat tumbuh pada berbagai ketinggian.

Gambar.3. Cabai Paprika

Buah muda memiliki warna bervariasi ( kuning, hijau muda, hijau dan ungu), buah kotak atau lonjong, permukaan rata, kulit daging buah tebal, tidak pedas dan cocok untuk daratan tinggi.

(25)

Gambar.4. Cabai Rawit

Sumber: www.projectnoah.org

Bunga berwarna putih kehijauan, buah muda berwarna putih, kubing atau hijau, daging buah lunak, rasa buah pedas.

3. Morfologi Secara Umum Tanaman Cabai

Menurut Suriana (2012), morfologi tanaman cabai adalah sebagai berikut:

a. Daun

Bentuk daun cabai bervariasi tergantung pada jenis dan varietasnya. Umumnya daun cabai berbentuk oval atau lonjong, namaun ada juga yang berbentuk lanset. Daun cabai berukuran panjang antara 3-11 cm dengan lebar 1-5 cm. Pada umumnya permukaan daun cabai halus, namaun pada beberapa spesies ditemui juga permukaan daun yang berkerut.

(26)

b. Batang

Tanaman cabai merupakan jenis tanaman perdu dan memiliki batang yang tidak berkayu. Tanaman ini memiliki banyak cabang sehingga tumbuh merimbun seperti bonsai. Pada jenis tanaman cabai pedas seperti cabai rawit, tanaman cabai tumbuh meninggi tidak melebihi ketinggian 100 cm. Namun pada jenis cabai besar, batang tanaman cabai bias tumbuh tinggi hingga mencapai 2 meter bahkan lebih.

Batang tanaman cabai tidak berkayu sangat mudah patah. Biasanya kulit batang barwarna hijau muda , hijau sedang, dan hijau tua. Pada pangka batang yang sudah tua biasanya kulit batang berwarna kecoklatan seperti kayu. Ini merupakan hasil pengerasan dari jaringan parenkim batang.

c. Akar

Akar merupakan bagian terpenting dari tanaman cabai yang berfungsi sebagai penyerapan air dan unsur hara. Tanaman cabai dikenal memiliki sistem perakaran yang rumit. Tanaman cabai memiliki akar serabut yang halus dan banyak. Beberapa akar utama tumbuh lebih besar kearah bawah dan biasanya berfungsi sebagai akar tunggang semu.

d. Bunga

(27)

putih, kehijauan, bahkan ungu. Bunga tanaman cabai keluar dari ketiak daun. Ada yang tunggal dan ada juga yang tumbuh bergelombol dalam tandan. Biasanya dalam satu tandan terdapat tidak lebih dati tiga kuntum bunga.

Bunga jantan dan bunga betina pada tanaman cabai terdapat dalam satu bunga sehingga bunga cabai dikenal sebagia tanaman berbunga sempurna. Waktu pemasakan bunga jantan dan betina hampir bersamaan sehingga pada umumnya bunga cabai melakukan penyerbukan sendiri.

e. Buah

Buah cabai memiliki bentuk yang bervariasi, tergantung pada varietasnya. Bentuk buah cabai sangat beragam, mulai dari bulat, bentuk hari, tidak beraturan, hingga panjang. Peet dalam Suriana (2012) membagi bentuk buah cabai dalam 10 tipe dengan ciri khas tersendiri untuk setiap tipe. Kesepuluh tipe buah tersebut antara lain:

1. Tipe bell

Buah berukuran besar, menggembung dengan dinding buah agak tebal. Cabai Bell Pepper ini berbentuk seperti paprika. Bell Pepper ini memiliki rasa yang kurang pedas, dominan manis. Rasanya juga berbeda tergantung waranya. Bell Pepper yang berwarna hijau rasanya pahit dari warna merah dan kuning. Ada juga warna putih dan dan unggu, tetapi kedua macam ini sangat sulit dikembangkan, karena sulitnya proses penanaman dan perawatannya.

(28)

2. Tipe pimiento

Buah berukuran besar, berbentuk hati, dan daging buah tebal. Bentuk cabai ini seperti buah ceri sehingga disebut cabai ceri atau pimento. Cabai pimento berasal dari negara portugis dimana kata pimento itu merupakan bahasa portugis. Cabai ceri memiliki rasa yang manis dan dagingnya besar antara 5 - 7 cm. Dan ada juga jenis cabai pimento yang rasanya pedas.

3. Tipe ancho

Buah berukuran besar, bentuk buah panjang agak menggembung, dan daging buahnya tipis.

4. Tipe Anaheim

Buah berukuran besar, berbentuk panjang, tipis, keriting dan daging buahnya agak tipis. Cabai Anaheim Pepper adalah jenis cabai yang memiliki tingkat kepedasan yang cukup tinggi, yaitu sekitar 4500 sampai 5000 Scoville units.

sambadafarm.com Gambar.6. Tipe buah

(29)

5. Tipe cayenne

Buah berukuran sedang, berbentuk sangat tipi, keriting dan daging buahnya sangat tipis. Cabai atau cabe Cayenne Pepper ini memiliki bentuk bulat panjang dan agak keriput dan memiliki rasa super pedas yang sangat membakar. Warnanya yang benar-benar berani, menunjukkan betapa pedasnya cabe ini. Cabe ini adalah cabe merah yang pedas, digunakan untuk bumbu masakan ataupun untuk keperluan medis.

6. Tipe cubanelle

Buah berukuran besar, bentuk buah tidak beraturan, gemuk, dan daging buahnya tipis.

7. Tipe jalapeno

Buah berukuran kecil, bentuk buah gemuk memanjang dan daging buahnya sangat tebal. Cabai ini berbentuk seperti terung. Cabe ini memiliki sesansi rasa terbakar, dimana rasa panas atau pedas membakar saat dimakan. Cabe ini memiliki panjang sekitar 5 - 9 cm.

cabedanpedas.blogspot.com Gambar.8.tipe buah

(30)

8. Tipe ornamental (serrano)

Tampilan buah ramping, tidak terlalu panjang, berukuran kecil dan daging buahnya sangat tipis. Cabai ini juga berasal dari negara Mexico yang tumbuh di daerah pegunungan mexico. Rasa pedas yang ditimbulkan dari cabe ini sangat menggigit dan pedas lebih dari cabai Jalapeno dan dapat dimakan mentah-mentah bagi yang suka dengan rasa pedas yang berani ini. Bentuk cabai Serrano ini hampir sama seperti cabai rawit di indonesia pada umumnya, namun cabai ini tetap memiliki rasa dan spesies berbeda dari cabai rawait yang ada di indonesia.

9. Tipe cherry

Buah berbentuk bulat gepeng, berukuran kecil dan daging buahnya tebal.

10.Tipe wax (banana)

Bentuk buah mirip buah pisang, memanjang dengan ukuran sedang dan daging buahnya sangat tebal.

cabedanpedas.blogspot.co Gambar.11. tipe buah

sambadafarm.com Gambar.13. tipe buah

(31)

Selain bentuk dan ukuran, buah cabai juga memiliki warna yang bervariasi. Cabai muda biasanya berwarna hijau muda, hijau tua, putih atau kekuning-kuningan. Memasuki fase kematangan, warna buah cabai berubah menjadi oranye, merah, merah tua, bahkan merah gelap. Buah cabai memiliki biji yang sekaligus berfungsi sebagai alat perkembangbiakan generative. Biji cabai berukuran kecil, pipih dan berwarna putih, krem hingga kekuningan. Bentuk biji biasanya tidak beraturan dengan ketebalan 0,2-1 mm dan diameter 1-3 mm.

Selain biji, buah cabai juga memiliki daging buah yang memberikan cita rasa pedas pada buah cabai. Daging buah cabai juga bervariasi, ada yang tebal, sedang dan tipis.

4. Morfologi Cabai Rawit

Cahyono (2003) mendeskripsikan bagian-bagian atau organ-organ penting tanaman cabai rawit sebagai berilut:

1) Daun

Daun cabai rawit berbentuk bulat telur dengan ujung runcing dan tepi daun rata (tidak bergerigi/berlekuk). Ukuran daun lebih kecil dibandingkan dengan daun tanaman cabai besar. Daun merupakan daun tunggal dengan kedudukan agak mendatar, memiliki tulang daun menyirip, dan tangkai tunggal yang melekat pada batang atau cabang. Jumlah daun cukup banyak sehingga tanaman tampak rimbun.

Serba cabe.com

(32)

2) Batang

Batang tanaman cabai rawit memiliki struktur yang keras dan berkayu, berwarna hijau gelap, berbentuk bulat, halus, dan bercabang banyak. Batang utama tubuh tegak dan kuat. Percabangan terbentuk setelah batang tanaman mencapai ketinggian berkisar 30 cm – 45 cm. cabang tanaman beruas-ruas; setiap ruas ditumbuhi daun dan tunas (cabang).

3) Akar

Perakaran tanaman cabai rawit terdiri atas akar tunggang yang tumbuh lurus ke pusat bumi dan akar serabut yang tumbuh menyebar ke samping (horizontal). Perakaran tanaman tidak dalam sehingga tanaman hanya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, porous (mudah menyerap air), dan subur.

4) Bunga

Bunga tanaman cabai rawit merupakan bunga tunggal yang berbentuk bintang. Bunga tumbuh menunduk pada ketiak daun, dengan mahkota bunga berwarna putih. Penyebukan bunga termasuk penyerbukan sendiri (selfpollinated crop), namaun dapat juga terjadi secara silang, dengan keberhasilan sekitar 56%.

Tani organik.com

Tani organik.com

Gambar.15.batang cabai rawit

Suaramerdeka.com Gambar.16. akar cabai rawit

Flick.com

(33)

5) Buah

Buah cabai rawit akan terbentuk setelah terjadi penyerbukan. Buah memiliki keanekaragaman dalam hal ukuran, bentuk, warna, dan rasa buah. Buah cabai rawit dapat berbentuk bulat pendek dengan ujung runcing atau berbentuk kerucut. Ukuran buah bervariasi, menurut jenisnya. Cabai rawit yang kecil-kecil memiliki ukuran panjang antara 2 cm-2,5cm dan lebar 5 mm, sedangkan cabai rawit yang agak besar memiliki ukuran panjang mencapai 3,5cm dan lebar mencapai 12cm.Warna buah cabai rawit bervariasi, buah muda berwarna hijau atau putih, sedangkan buah yang telah masak berwarna merah menyala atau merah jingga (merah agak kuning). Pada waktu masih muda, rasa buah cabai rawit kurang pedas, tetapi setelah masak menjadi pedas.

6) Biji

Biji cabai rawit berwarna putih kekuning-kuningan, berbentuk bulat pipih, tesusun berkelompok (bergelombol), dan saling melekat pada empulur. Ukuran biji cabai rawit lebih kecil (berukuran sangat kecil) dibandingkan dengan biji cabai besar. Biji-biji ini dapat digunakan dalam perbanyak tanaman (perkembangbiakan).

Tipsehat4u.blogspot.com Gambar.18. buah cabai rawit

(34)

5. Morfologi Cabai keriting

1) Daun

Daun cabai berbentuk lonjong yang berukuran panjang 8-12 cm, lebar 3-5 cm dan di bagian pangkal ujung daun meruncing. Pada permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua, sedangkan dibagian bawah berwarna hijau muda. Panjang tangkai daunnya berkisar 2-4 cm yang melekat pada percabangan, sedangkan tulang daunnya berbentuk menyirip.

2) Batang

Batang cabai tumbuh tegak, berwarna hijau tua dan berkayu. Pada ketinggian batang tertentu akan membentuk percabangan seperti huruf “Y”.

Batangnya berbentuk silindris, berukuran diameter kecil dengan tajuk daun lebar dan buah cabai yang lebat.

3) Akar

Akar tanaman cabai tumbuh menyebar dalam tanah terutama akar cabang dan akar rambut. Bagian ujung akarnya hanya mampu menembus tanah sampai kedalaman 25-30 cm. Oleh karena itu penggemburan tanah harus dilakukan supaya perkembangan akar sempurna.

Gambar.20. daun cabai kering

(35)

4) Bunga

Bunga cabai termasuk berkelamin ganda, karena pada satu bunga terdapat kepala sari dan kepala putik. Bunga cabai tersusun dari tangkai bunga yang berukuran panjang berkisar 1-2 cm, kelopak bunga, mahkota bunga dan alat kelamin yang meliputi kepala sari dan kepala putik. Mahkota bunganya berwarna putih dan mengalami rontok bila buah mulai terbentuk. Jumlah mahkota bunga bervariasi antara 5-6 kelopak bunga. Kepala putik barwarna kuning kehijauan dan tangkai kepala putiknya berwarna putih, panjangnya berkisar 0,5 cm. Sedangkan kepala sari yang telah masak berwarna biru sampai ungu. Tangkai sarinya berwarna putih dengan panjang 0,5 cm. Letak bunganya berada pada posisi menggantung, berukuran panjang antara 1-1,5 cm, lebarnya berkisar 0,5 cm dan warna bunganya menarik.

5) Buah

Buah cabai kebanyakan berbentuk memanjang yang berukuran panjang dan lebar sangat bervariasi, tergantung varietasnya. Buah cabai biasanya muncul dari percabangan atau ketiak daun dengan posisi buah menggantung. Buah cabai yang masih muda berwarna hijau, berangsur-angsur berubah menjadi merah menyala setelah buahnya tua.

Gambar.22. bunga cabai kering

(36)

6. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan cabai

1) Faktor Genetik

Perbedaan susunan genetik merupakan salah satu faktor penyebab keragaman penampilan tanaman (Sitompul & Gutitno. 2010). Penampilan tanaman cabai dapat dilihat dari ciri-ciri fisik. Berikut adalah ciri-ciri fisik cabai rawit dan cabai keriting (Suriana.2012):

- Cabai Rawit

 Tinggi tanaman ± 55 – 70 cm dan warna batang hijau.

 Daun berbentuk oval, rata tidak bergerigi, dan ujung lancing. Permukaan daun tidak bergelombang (rata) dan berwarna hijau. Daun berukuran sedang dengan panjang sekitar 4,7 cm dan lebar 2,3 cm.

- Cabai Keriting

 Tinggi tanaman mencapai ± 70-120 cm dengan kanopi kompak dan warna batang hijau tua.

 Daun berwarna hijau tua dengan ukuran panjang 13-14 cm dan lebar 5-6 cm.

2) Faktor Lingkungan

- Tanah

Pada umumnya cabai dapat ditanam pada daratan rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl. Cabai dapat beradaptasi dengan baik pada temperature 24-270 Celsius dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi.

(37)

maupun tegalan. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya bahan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit menular. Kisaran pH tanah yang ideal adalah 6,5-6,8. Pada pH di bawah 6,5 atau diatas 6,8 pertumbuhan cabai akan terhambat yang berakibat rendahnya produksi. Pada tanah yang tergenang seringkali menyebabkan gugur daun dan tanaman mudah terserang penyakit layu. (Alex S, 2013).

Untuk pertumbuhan yang optimal, tanaman cabai memerlukan intensitas cahaya matahari sekurang-kurangnya selama 10-12 jam untuk proses fotosintesis, pembentukan bunga dan buah, serta pemasakan buah.

- Iklim

Pada umumnya cabai ditanam di daratan rendah sampai pegunungan (daratan tinggi) + 2000 meter dpl yang membutuhkan iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman cabai adalah 24-27

0

(38)

7. Hama dan Penyakit

Menurut Tjahjadi (2012) tanaman semusin seperti Cabai keadaan ekologinya berubah-ubah terus. Hal ini mengakibatkan tidak stabilnya keseimbangan antara populasi hama dan musuh alami (predator, parasite dan pantogen). Berbeda dengan tanaman tahunan yang ekosistemnya sudah stabil, sehingga keseimbangan populasi hama dan musuh alami terjadi. Adapun hama dan penyakit tanaman cabai sebagai berikut :

- Nematoda perusak akar

Meloidogyne adalah nematoda perusak akar pada berbagai tanaman, termasuk di antaranya tanaman cabai dan famili solanaceae lainnya. Tanaman akan tumbuh terhambat dan kerdil, jika dicabut akan menampakkan gejala bintil akar. Pengendalian dilakukan dengan pengolahan tanah yang baik, penanaman varietas resisten dan penggunaan nematisida yang sesuai dengan keadaan setempat.

- Ulat perusak daun

Ulat penggulung daun Phthorimaea makan daun cabai. Ulat pemakan daun

Spodoptera dan Plusia makan daun pada waktu sore atau senja hari, pada siang hari ulat bersembunyi dibalik daun. Pengendalian dilakukan dengan menyemprot insektisida sistemik atau bersifat racun perut. Valaga atau belalang jarang menimbulkan kerusakan berat pada cabai, sehingga tidak perlu dilakukan pengendalian khusus.

- Kutu penghisap daun

(39)

virus keriting, mosaic dan kerdil. Tungau Tetranychus akan menimbulkan bercak merah kecoklatan.

- Penyakit busuk daun

Patogen penyebab penyakit ini adalah Phytophthora capsi. Gejala serangan ditunjukan dengan layunya pucuk daun, kemudian membusuk dan gugur. Penyakit ini timbul jika keadaan cuaca lembab. Sumber penularan di antaranya pupuk kandang atau kompos yang belum masak.

- Penyakit busuk batang

Patogen penyebab penyakit ini yaitu cendawan Pythium. Patogen menyerang tanaman di pembibitan dan yang sudah dipindah ke lapang. Tanman yang diserang tampak layu, kemudian mati. Jika tanaman diperikasa maka batangnya busuk. Penyabaran penyakit ini melalui aliran air tanah atau air hujan.

- Penyakit gugur daun

Patogen penyebab penyakit ini adalah cendawan Oidium. Akibat serangannya daun menguning dan gugur sebelum waktunya.

- Penyakit bercak daun

(40)

B. Bunyi

Bunyi atau suara adalah gelombang mekanis elastiklongitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Sumber gelombang bunyi adalah benda-benda yang bergetar pada frekuensi batas dengar. Misalnya getaran gawai (gitar,biola), getaran kolom suara ( pipa organa, suling), getaran pelat/membrane (gong,kendang) (Sarojo,2011).

Giancoli (2001) membedakan tiga aspek bunyi yaitu: Pertama, pasti ada sumber bunyi; dan seperti halnya dengan gelombang, sumber gelombang bunyi merupakan benda yang bergetar. Kedua, energi yang dipindahkan dari sumber dalam bentuk gelombang bunyi longitudinal.Dan ketiga, bunyi dideteksi oleh telinga atau sebuah alat.

C. Music Rock

Musik rock merupakan suatu jenis musik popular yang muncul pada abad ke-19. Pada awalnya dengan istilah Rock “N”Roll yang merupakan perluasan dari gaya RnB. R&B (ditulis juga RnB, merupakan singkatan dari rhythmand blues) adalah genremusik populer yang menggabungkan jazz, gospel, dan blues, aliran jenis ini pertama kali diperkenalkan oleh pemusik Afrika-Amerika. Jenis musik ini didominasi suara gitar yang dimainkan dengan efek distorsi dengan melodi yang melengking dan nada-nada yang frekuensinya sulit dinikmati karena memiliki frekuensi yang tinggi.

(41)

untuk music hard rock adalah 320 kbps (640 Hertz), musik klasik 256 kbps (512 Hertz)dan musik pop 192 kbps(384 Hertz). Frekuensi ini diukur menggunakan alat sound level meter.

D. Pengaruh Frekuensi Suara pada Tumbuhan

(42)
(43)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Eksperimental. Menurut Taniredja & Mustafidah (2011), penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif yang sangat kuat mengukur sebab akibat yaitu membandingkan efek variasi variabel bebas terhadap variabel tergantung melalui manipulasi atau pengendalian variabel bebas tersebut.

B. Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Variabel bebas : musik hark rock yaitu Korn – Jingle Bells (Death Metal Version)

Variabel terikat : Tinggi tanaman dan jumlah daun serta biomassa tanaman Variabel Kontrol :

- Media - Air

- Umur cabai yaitu berumur 15 hari. - jumlah daun awal yaitu 4 helai daun.

- Tinggi awal tanaman yang digunakan yaitu 2,5 cm dari permukaan tanah. - tingkat kebisingan musik yaitu dengan kebisingan 87,2 dB – 101,5 dB

(44)

C. Tempat dan Waktu Penelitiaan

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Biologi Sanata Dharma 2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada 7 Maret – 22 April 2014

D. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui berbagi serangkaian kegiatan: 1. Persiapan media tanam.

Pengisisan media tanam dilakukan 3 hari sebelum biji ditanam, hal ini dilakukan agar media didalam polibag padat. Sebelum melakukan penanaman didalam polibag harus terlebih dahulu melakukan persiapan media. Media yang digunakan di dalam penelitian ini adalah media tanah yang dicampur dengan pupuk.

Langkah-langkah persiapan media:

a. Dipastikan jenis tanah dan pupuk yang hendak digunakan sama.

b. Menghitung kebutuhan media campuran tanah dengan perbandingan 2 : 1 (2 untuk tanah dan 1 untuk pupuk kompos).

c. Mengumpulkan tanah dan pupuk.

d. Melakukan proses pembuatan media campuran tanah, pupuk. 2. Persiapan pembenihan.

(45)

b. Sebelum disemai, benih disortasi terlebih dahulu dengan cara merendamnya di sebuah wadah berisi air. Benih yang mengapung dibuang, sementara yang tenggelam diambil dan direndam dengan air hangat selama satu malam untuk merangsang perkecambahan.

c. Benih yang sudah siap, disemai pada media semaian yang sudah disediakan.

d. Benih yang baru tumbuh,dirawat dan disiram.

e. Benih yang sudah tumbuh diseleksi untuk digunakan dalam perlakuan penelitian ini.

f. Benih yang diseleksi adalah benih yang berumur 15 hari dan memiliki 4 helai daun

3. Perlakuan selama 1 bulan.

a. Sebelum musik diputar polibag dimasukan kedalam kotak yang kedap suara. Kotak kedap suara terbuat dari kaca sehingga cahaya masih dapat masuk ke kotak tersebut. Kotak kedap suara ini berfungsi agar musik tidak mempengaruhi tanaman kontrol. Fungsi kedua yaitu agar menekan serangan dari hama dan penyakit.

b. Musik diukur kebisingan menggunakan sound level meter.

c. Musik rock akan diputar setiap pagi selama 2 jam setiap hari. Peneliti memilih pemutaran musik pada pagi hari, agar memicu penyerapan CO2

lebih cepat dari awal pembukaan stomata.

(46)

4. Tanaman kontrol

Penanaman tanaman kontrol sama seperti tanaman perlakuan hanya tanaman kontrol tidak diputarkan musik.

5. Jumlah Sampel

- Jumlah tanaman cabai rawit yang digunakan sebanyak 40 bibit,yang terdiri dari tanaman perlakuan sebanyak 20 bibit dan untuk tanaman kontrol sebanyak 20 bibit.

- Jumlah tanaman cabai keriting yang digunakan sebanyak 40 bibit, yang terdiri dari tanaman perlakuan sebanyak 20 bibit dan untuk tanaman kontrol sebanyak sebanyak 20 bibit.

- Total jumlah sempel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 80 bibit.

E. Teknik Pengumpulan Data

(47)

Tanaman dibersihkan lalu ditimbang sebelum layu. Sedangkan untuk berat kering, tanaman dikeringkan selama tiga hari dibawah sinar matahari. Data yang diperoleh dimasukan kedalam tabel berikut :

Tabel 1. Data Pengukuran Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Cabai Rawit dan Cabai Keriting Perlakuan

no Tanggal Katagori

(48)

JD

Tabel 3. Data Berat Basah dan Berat Kering Cabai Rawit dan Cabai Keriting

Ulangan

Perlakuan Kontrol

(49)

pertama dan seterusnya. Setelah diketahui selisih pengukuran semua ulangan, kemudian dicari rata-ratanya. Rata-rata ini yang digunakan untuk dianalisis. Untuk biomassa tanaman yaitu data berat basah dan berat kering setiap ualangan langsung dianalisis. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) One Way dilanjutkan dengan Uji Lanjutan yaitu LSD (Least SignificanceDifferent) / BNT (Beda Nyata Terkecil).

G. Instrument Penelitiaan

- Alat dan bahan: 1. 80 buah polibag 2. 1 buah mp3 player 3. Speaker

4. Sound level meter 5. Pengaris

6. 2 kotak kedap suara (aquarium). 7. Musik Hard Rock “ Korn” 8. Hand sprayer

9. Ayakan 10.Kertas label 11. Alat tulis

(50)

33

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Hasil rata-rata pertumbuhan

Berikut adalah hasil perhitungan rata-rata tinggi batang dan jumlah daun, rata-rata berat basah, berat kering cabai rawit dan cabai keriting:

a) Tinggi batang tanaman

Tabel 4. Rata-rata tinggi batang (cm) per 5 hari

Jenis Cabai

Pengukuran

awal I II III IV V VI

Cabai rawit (P) 2,5 3,44 4,44 6,31 9,09 12,61 16,06 Cabai keriting (P) 2,5 4,37 6,90 10,34 13,99 18,22 22,44 Cabai rawit (K) 2,5 3,09 3,90 5,43 7,35 9,99 13,37 Cabai keriting (K) 2,5 4,67 6,72 9,09 11,33 14,08 16,18 Dari tabel diatas diketahui pertumbuhan tinggi batang cabai rawit dan cabai keriting mengalami peningkatan di setiap pengukuran.

Tabel 5. Rata-rata Pertumbuhan Kumulatif tinggi batang tanaman

Perlakuan Kontrol

Cabai Rawit (P) Cabai Keriting (P) Cabai Rawit (K) Cabai Keriting (K)

13,56 cm 19,94 cm 10,87 cm 13,68 cm

(51)

Tabel 6. Rata-rata jumlah daun per 5 hari

Jenis Cabai Pengukuran

awal I II III IV V VI

Cabai rawit (perlakuan) 4 3,9 4,4 5,5 6,4 7,2 7,9 Cabai keriting (perlakuan) 4 4 4,9 6,6 7,9 9,2 9,8 Cabai rawit (kontrol) 4 3,9 4,2 5,4 5,9 6,6 7,5 Cabai keriting (kontrol) 4 3,8 4,6 5,7 6,5 7,3 8,7

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah daun cabai rawit dan cabai keriting mengalami peningkatan/ penambahan di setiap pengukuran.

Tabel 7. Rata-rata penambahan Kumulatif jumlah daun tanaman

Perlakuan Kontrol

Cabai Rawit Cabai Keriting Cabai Rawit Cabai Keriting

3,9 helai 5,8 helai 3,5 helai 4,7 helai

Dari tabel rata-rata penambahan kumulatif jumlah daun diatas diketahui bahwa tanaman cabai keriting merupakan cabai yang memiliki rata-rata tertinggi yaitu 5,8 helai bila dibandingkan dengan cabai rawit yaitu 3,9 helai maupun dibandingkan dengan tanaman kontrol cabai keriting yaitu 4,7 helai.

c) Berat basah tanaman

Tabel 8. Rata-rata berat basah tanaman

Perlakuan Kontrol

(52)

merupakan cabai yang memiliki rata-rata tertinggi yaitu 1,598 gram bila dibandingkan dengan cabai rawit yaitu 1,561 gram maupun dibandingkan dengan tanaman kontrol cabai keriting yaitu 0,787 gram.

d) Berat kering tanaman

Tabel 9. Rata-rata berat kering tanaman

Perlakuan Kontrol

Cabai Rawit Cabai Keriting Cabai Rawit Cabai Keriting 0,158 gram 0,118 gram 0,086 gram 0,062 gram

Dari tabel rata-rata berat kering tanaman diatas diketahui bahwa tanaman cabai rawit merupakan cabai yang memiliki rata-rata tertinggi yaitu 0,158 gram bila dibandingkan dengan cabai keriting yaitu 0,118 gram maupun dibandingkan dengan tanaman kontrol cabai rawit yaitu 0,086 gram.

2. Hasil uji Anova dan uji lanjutan tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah, berat kering.

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang nyata diantara pertumbuhan cabai rawit dan cabai keriting berserta kontrol, dilakukan Uji Anova. Sebelum dilakukan uji anova, data hasil pengukuran pertumbuhan tanaman cabai terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Homogenitas. Hasil yang diperoleh dari uji tersebut menunjukan bahwa data sudah homogen dan normal. Hasil uji homogenitas dan normalitas terlampir.

(53)

18,301 (F hitung > F tabel). Uji anova menunjukan bahwa musik rock mempengaruhi pertumbuhan secara signifikan atau terdapat perbedaan yang nyata diantara empat kelompok cabai tersebut pada semua parameter pertumbuhan.

Kemudian setelah melakukan uji anova, dilakukan perbandingan lebih menggunakan uji lanjutan LSD ( Least Significance Different )yaitu sebagai berikut:

a) Tinggi batang tanaman

LSD (Least Significance Different) pada tinggi batang menunjukan bahwa keempat kelompok tersebut memiliki hasil perbandingan sebagai berikut:

1) Perbandingan rata-rata tinggi batang antara cabai rawit (treatman) – cabai rawit (kontrol) memiliki nilai sig (0,009) < α (0,05) menunjukan bahwa perbedaan rata-rata tinggi batang signifikan dengan kata lain terdapat perbedaan yang nyata diantara kedua tinggi batang tersebut.

2) Perbandingan rata-rata tinggi batang antara cabai keriting (treatman) – cabai keriting (kontrol) memiliki nilai sig (0,000) < α (0,05) menunjukan bahwa perbedaan rata-rata tinggi batang signifikan dengan kata lain terdapat perbedaan yang nyata diantara kedua tinggi batang tersebut.

3) Perbandingan rata-rata tinggi batang antara cabai rawit (treatman) – cabai keriting (treatman) memiliki nilai sig (0,000) < α (0,05)

(54)

batang tersebut.

4) Perbandingan rata-rata tinggi batang antara cabai rawit (kontrol) – cabai keriting (kontrol) memiliki nilai sig (0,000) < α (0,05)

menunjukan bahwa perbedaan rata-rata tinggi batang signifikan dengan kata lain terdapat perbedaan yang nyata diantara kedua tinggi batang tersebut.

b) Jumlah daun tanaman

LSD (Least Significance Different) pada jumlah daun menunjukan bahwa keempat kelompok tersebut memiliki hasil perbandingan sebagai berikut:

1) Perbandingan rata-rata jumlah daun antara cabai rawit (treatman) – cabai rawit (kontrol) memiliki nilai sig (0,141) > α (0,05) menunjukan bahwa perbedaan rata-rata jumlah daun tidak signifikan dengan kata lain tidak terdapat perbadaan yang nyata diantara kedua jumlah daun tersebut.

2) Perbandingan rata-rata jumlah daun antara cabai keriting (treatman) – cabai keriting (kontrol) memiliki nilai sig (0,000)< α (0,05)

menunjukan bahwa perbedaan rata-rata jumlah daun signifikan dengan kata lain terdapat perbedaan yang nyata diantara kedua jumlah daun tersebut.

3) Perbandingan rata-rata jumlah daun antara cabai rawit (treatman) – cabai keriting (treatman) memiliki nilai sig (0,000) < α (0,05)

(55)

jumlah daun tersebut.

4) Perbandingan rata-rata jumlah daun antara cabai rawit (kontrol) – cabai keriting (kontrol) memiliki nilai sig (0,021) < α (0,05)

menunjukan bahwa perbedaan rata-rata jumlah daun signifikan dengan kata lain terdapat perbedaan yang nyata diantara kedua jumlah daun tersebut.

c) Berat basah tanaman

LSD (Least Significance Different) pada berat basah tanaman menunjukan bahwa keempat kelompok tersebut memiliki hasil perbandingan sebagai berikut:

1) Perbandingan rata-rata berat basah antara cabai rawit (treatman) – cabai rawit (kontrol) memiliki nilai sig (0,005) < α (0,05)

menunjukan bahwa perbedaan rata-rata berat basah signifikan dengan kata lain terdapat perbadaan yang nyata diantara kedua berat basah tersebut.

2) Perbandingan rata-rata berat basah antara cabai keriting (treatman) – cabai keriting (kontrol) memiliki nilai sig (0,000) < α (0,05)

menunjukan bahwa perbedaan rata-rata berat basah signifikan dengan kata lain terdapat perbedaan yang nyata diantara kedua berat basah tersebut.

3) Perbandingan rata-rata berat basah antara cabai rawit (treatman) – cabai keriting (treatman) memiliki nilai sig (0,899) > α (0,05)

(56)

berat basah tersebut.

4) Perbandingan rata-rata berat basah antara cabai rawit (kontrol) – cabai keriting (kontrol) memiliki nilai sig (0,023) < α (0,05)

menunjukan bahwa perbedaan rata-rata berat basah signifikan dengan kata lain terdapat perbedaan yang nyata diantara kedua berat basah tersebut.

d) Berat kering tanaman

LSD (Least Significance Different) pada berat kering tanaman menunjukan bahwa keempat kelompok tersebut memiliki hasil perbandingan sebagai berikut:

1) Perbandingan rata-rata berat kering antara cabai rawit (treatman) – cabai rawit (kontrol) memiliki nilai sig (0,000) < α (0,05)

menunjukan bahwa perbedaan rata-rata berat kering signifikan dengan kata lain terdapat perbadaan yang nyata diantara kedua berat kering tersebut.

2) Perbandingan rata-rata berat kering antara cabai keriting (treatman) – cabai keriting (kontrol) memiliki nilai sig (0,002) < α (0,05)

menunjukan bahwa perbedaan rata-rata berat kering signifikan dengan kata lain terdapat perbedaan yang nyata diantara kedua berat kering tersebut.

3) Perbandingan rata-rata berat kering antara cabai rawit (treatman) – cabai keriting (treatman) memiliki nilai sig (0,025) < α (0,05)

(57)

kering tersebut.

4) Perbandingan rata-rata berat kering antara cabai rawit (kontrol) – cabai keriting (kontrol) memiliki nilai sig (0,179) > α (0,05)

menunjukan bahwa perbedaan rata-rata berat kering tidak signifikan dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang nyata diantara kedua berat kering tersebut.

B. Pembahasan

Pada penelitian ini, diketahui bahwa pemutaran musik rock terhadap parameter tinggi batang tanaman cabai rawit dan cabai keriting memberikan hasil yang berbeda secara nyata. Penambahan tinggi batang pada setiap pengukuran mengalami peningkatan laju pemanjangan. Pada tinggi batang cabai rawit, tinggi batang awal 2,5cm kemudian setelah pemutaran musik penambahan mencapai 13,56 cm sedangkan tinggi tanaman cabai keriting yang awalnya 2,5 cm, penambahan tinggi mencapai 19,94cm. Pada parameter tinggi batang, diketahui juga bahwa tanaman cabai rawit dan cabai keriting yang diputarkan lagu/ musik rock yang digunakan dalam penelitian dapat mempercepat penambahan tinggi batang tanaman cabai rawit dan cabai keriting dibandingkan tanaman kontrol. Hal ini diperkuat dengan Uji LSD (Least Significance Different) yang menunjukan perbedaan yang nyata pada masing-masing perbandingan.

(58)

peningkatan dibandingkan kontrol. Hal ini dikarenakan pada tanaman cabai rawit perlakuan, beberapa tanaman ulangan daunnya mengalami busuk pucuk. Busuk pucuk timbul akibat serangan penyakit karena cuaca lembab (Tjahjadi, 2012). Pada saat dilakukan penelitian ini sedang dalam musim hujan. Hujan sering turun pada sore hari sehingga air yang masuk kedalam polybag bertambah yang kemudian membuat tanah didalam polybag menjadi sangat basah.

Pada tanaman cabai jenis cabai rawit, penyerapan air sangat lambat terkait dengan fisiologinya. Keadaan ini yang menyebabkan pertumbuhan daun pada cabai rawit kurang maksimal. Pada cabai keriting penyakit busuk pucuk terlihat pada akhir pengukuran. Hal ini dikarenakan cabai keriting dapat menyerap air dengan cepat sehingga air yang terdapat di tanah dalam polybag tidak menyababkan air menggenang terlalu lama sehingga tanah menjadi lembab. Ini dapat dilihat dari berat basah dan berat kering tanaman cabai keriting yang berbeda yaitu berat basah cabai rawit lebih tinggi dari barat basah cabai rawit sedangkan berat kering cabai keriting lebih rendah dari cabai rawit.

Penambahan tinggi batang dan jumlah daun ini diduga menunjukan bahwa musik rock dapat menyebabkan stomata terbuka lebih optimal. Sehingga CO2

(karbondioksida) dapat diserap lebih banyak oleh daun. Karbondioksida (CO2 )

dibutuhkan dalam proses fotorespirasi tanaman, yang mana fotorespirasi ini mempengaruhi laju fotosintesis tanaman. Beberapa faktor yang mempengaruhi fotosintesis menurut Salisbury (1995) adalah ketersediaan H2O, CO2, cahaya, hara

(59)

daun tumbuhan.

Berikut adalah rata-rata kumulatif tinggi batang dan jumlah daun tanaman cabai rawit dan cabai keriting:

Gambar 24. Grafik tinggi batang tanaman.

Gambar 25. Grafik jumlah daun tanaman.

0 5 10 15 20

cabai rawit cabai keriting cabai rawit

kontrol

Rata-rata kumulatif tinggi batang tanaman

0

cabai rawit cabai keriting cabai rawit

kontrol

(60)

ditimbang langsung setelah panen, sebelum tanaman menjadi layu karena kehilangan air. Sedangkan berat kering tanaman merupakan keseimbangan antara pengambilan CO2 (fotosintesis) dan pengeluaran CO2 (respirasi). Apabila respirasi

lebih besar dibandingkan fotosintesis, maka tumbuhan itu akan berkurang berat keringnya (Lakitan, 1996). Berat basah dan berat kering tanaman cabai rawit dan cabai keriting perlakuan menunjukan peningkatan berat dibandingkan dengan tanaman kontrol. Ini menunjukan bahwa pemberian musik rock dapat meningkatkan berat basah dan berat kering tanaman cabai rawit dan cabai keriting. Oleh Longman,B (1989 dalam Salisbury & Ross. 1995) mengatakan peningkatan biomassa tanaman dipengaruhi oleh banyaknya absorpsi air dan penimbunan hasil fotosintesis. Hal ini sesuai dengan pendapat Curtis & Clark (1995 dalam Bulletin Anatomi dan Fisiologi. 2007), yang menyatakan bahwa fotosintesis yang sedang berlangsung tergantung pada absorpsi karbondioksida yang dipengaruhi oleh membuka dan menutupnya stomata. Peningkatan berat pada tanaman perlakuan disebabkan reduksi karbondioksida menjadi karbohidrat. Jika penyerapan karbondioksida meningkat maka reduksi karbondioksida menjadi karbohidrat meningkat. Karbohidrat yang dihasilkan ditimbun sebagai cadang makanan bagi tumbuhan. Dengan timbunan karbohidrat dan hasil fotosintesis lain ini yang menyebabkan tanaman itu memiliki berat.

(61)

keriting sel banyak menyimpan hasil fotosintesis, hal ini diperkuat dengan berat basah cabai keriting lebih tinggi dari cabai rawit. Ketersediaan substrat merupakan faktor yang mempengaruhi laju respirasi. Bila ketersediaan substrat rendah maka laju respirasi juga rendah. Pada penelitian ini, berat basah cabai keriting memiliki berat yang lebih besar daripada berat basah cabai rawit. Sehingga berat kering cabai keriting lebih rendah dari cabai rawit. Ini sesuai dengan pendapat Laktin (1996) bahwa bila pengeluaran CO2 (respirasi) lebih besar dibandingkan

pengambilan CO2 (fotosintesis) tumbuhan akan berkurang berat keringnya.

Berikut adalah rerata berat basah dan berat kering tanaman cabai rawit dan cabai keriting:

Gambar 26. Grafik berat basah tanaman

0

jenis cabai (1= cabai rawit perlakuan, 2=cabai keriting perlakuan, 3= cabai rawit kontrol, 4= cabai keriting kontrol)

(62)

Gambar.27. Grafik berat kering tanaman.

C. Hambatan dalam Penelitian.

Hambatan yang dialami adalah musim hujan yang terjadi selama penelitian. Air hujan menyebabkan tanah dalam polybag sangat basah sehingga menyebabkan kelembaban yang tinggi. Kelembaban yang tinggi menyebabkan hama dan penyakit mudah menyerang. Oleh karena itu pertumbuhan tanaman cabai rawit menjadi terhambat.

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16

1 2 3 4

be

rat

k

e

ri

ng

(

g

ram

)

(63)

46

IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN

DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Berbagai aspek dalam penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan tidak terkecuali dalam bidang pendidikan. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan dalam proses pembelajaran di SMA kelas XII semester 1 pada pembelajaran pertumbuhan dan perkembangan pada kompetensi dasar:

3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup berdasarkan percobaan.

4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkenbangan tanman, dan melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tatacara penulisan ilmiah yang benar.

(64)

47

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di lab Biologi Sanata Dharma Yogyakarta, dapat ditarik kesimpulan bahwa :

- Musik Rock dapat mempengaruhi secara nyata pada pertumbuhan tinggi batang Cabai Rawit dan Cabai Keriting. - Pertumbuhan cabai keriting lebih baik dari pada pertumbuhan

cabai rawit.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakuakan dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Perlu dilakuan penelitian lebih lanjut mengenai kepadatan stomata pada cabai rawit dan cabai keriting.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh musik terhadap pertumbuhan bunga dan buah cabai.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai waktu pemutaran musik yang ideal untuk pertumbuhan tanaman.

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan musik dilahan terbuka terhadap pertumbuhan tanaman.

(65)

48

Alex S. 2013. Usaha Tani Cabai: kiat jitu bertanam cabai di segala musim. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Anonim. 2007. Pengaruh pemberian pupuk cair terhadap pertumbuhan dan produksi kentang (Solanum tuberasum L.). Bulletin Anatomi dan Fisiologi.vol.XV, No. 2, hal. 29-30

Cahyono,B. 2003. Cabai Rawit : Teknik Budidaya & Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: Kanisius.

Campbell, N. A.2003. BIOLOGY,Fifth Edition, diterjemahkan oleh Manalu,Wasmen. Jakarta: Erlangga.

Giancolli, D. C. 2001. PHYSICS: Principles with application, Fifth Edition, diterjemahkan oleh Hanum,Yuhilza. Jakarta : Erlangga. Iriani,E. , Choliq,A. , dan Yulianto. 2005. Kaji Terap Teknologi Sonic

Bloom pada Tanaman Kentang untuk Produksi Benih. Bulletin Pertanian dan Perternakan. Vol. 6, No.11, Hal. 7-15

Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman.

Cetakan I. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Sarojo, G. A. 2011. Gelombang dan Optik. Jakatra: Selemba Teknika. Suriana, N. 2012. Cabai: Kiat & berkhasiat. Yogyakarta: C.V Andi

Offset.

Suwardi.2010. Kajian Pengaruh Penggunaan Frekuensi Gelombang Bunyi terhadap Pertumbuhan Benih Kedelai.Jurnal Fisika. Vol. 7,No. 2, hal. 172-175

Taniredja, T. & Mustatidah, Hi. 2011. Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta.

Tjahjadi,N. 2012. Hama dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta: Kanisius. Utami, S. 2012. Aplikasi Musik Klasik, Pop Dan Hard Rock Terhadap

Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Cabai Merah Keriting (Capsicum AnnuumVar. Longum (Dc.) Sendtn). Karya Ilmiah. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau. Widyawati.y, Kadarsman.N dan Purwanto.A. 2011. Pengaruh suara

(66)

Sumber gambar yang dipakai:

Sugeng. 2014. Manfaat dan kandungan cabai rawit. Dalam:

http://www.projectnoah.org, diases tanggal 3 Februari 2014 Dini. 2010. Rupa-rupa pedasnya. Dalam:

http://www.southernpaprika.co.nz, diases tanggal 3 Februari 2014 Sigit . 2013. Macam-macam cabai. Dalam: http://ilmu212.blogspot.com,

diases tanggal 3 Februari 2014

Aditya. 2011. Hot pepper. Dalam: http://matahariseed.com, diases tanggal 3 Februari 2014

Nova, M.w. 2013. Cabe. Dalam: http://cabedanpedas.blogspot.com, diases tanggal 21 Februari 2014

(67)

50

MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas : XII

KI 1 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive, dan produktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

(68)

WAKTU BELAJAR

1. Konsep Pertumbuhan dan

Perkembangan

Mengamati

- Mengamati pertumbuhan pada tumbuhan melalui video

Menanya

- Dari video yang diamati, guru memberikan pertanyaan : proses apa yang telah terjadi pada tumbuhan didalam video tersebut?’

- Dari video yang diamati, guru memberi pertanyaan: ‘mengapa tumbuhan terlihat layu?

Mengumpulkan Data

- Menggali informasi melalui

(69)

1.3

(70)

2.1

pengalaman ajaran

agama yang

dianutnya

Berpelilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam

dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

Mengkomunikasikan

Mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian dan yang lain menanyakan.

2. Merencanakan dan

melaksanakan

Mengamati

- Siswa mengkaji contoh laporan hasil penelitian ilmiah.

- Siswa mengamati langkah-langkah melakukan percobaan

(71)

pertanyaan dan - Guru menanyakan bagaimana

penyusunan laporan hasil percobaan/eksperimen?

Mengumpulkan Data

(72)

3.1

kelas /laboratorium

Menganalisis

hubungan anatara factor internal dan factor eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada mahluk hidup berdasarkan hasil percobaan.

dengan rancanagan yang telah disusun oleh setiap kelompok.

Mengasosiasikan

- Kelompok merancang

percobaan tentang factor luar yang mempengaruhi proses perkembangan melalui LKS 2.

- Siswa menyediakan alat dan bahan.

- Siswa melakukan

percobaan/eksperimen sesuai dengan rancanagan yang disusun oleh setiap kelompok.

Mengkomunikasikan

(73)

melaksanakan percobaan tentang factor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan melaporkan dengan menggunakan tatacara penulisan ilmiah yang benar.

laporan tertulis

Gambar

Tabel 2. Tinggi batang dan jumlah daun cabai rawit dan cabai keriting
gambar. 5. Buah cabai
Tabel 1. Data Pengukuran Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Cabai Rawit dan Cabai Keriting Perlakuan
Tabel 3. Data Berat Basah dan Berat Kering Cabai Rawit dan Cabai Keriting
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang akan diteliti adalah apakah pergantian manajemen, pertumbuhan perusahaan, reputasi auditor, kesulitan keuangan,

Salah satu upaya pengembangan pariwisata Kabupaten Cilacap yang dilakukan oleh bidang pengembangan objek wisata adalah program destinasi pengembangan sebagai kebijakan

Menurut Bambang pengertian Pajak adalah iuran wajib anggota masyarakat kepada negara karena Undang-Undang, dan atas pembayaran tersebut pemerintah tidak memberikan balas jasa

Adalah data atau sumber informasi yang langsung berasal atau langsung langsung diperoleh dari seseorang yang mempunyai wewenang dan bertanggung jawab terhadap data

Pada saat komputer client akan menghubungkan diri dengan jaringan maka server Radius akan meminta identitas user (username dan password) untuk kemudian dicocokkan dengan data

Hasil pengamatan terhadap aroma jahe instan pada perlakuan menunjukkan pemakaian sumber sukrosa memberikan nilai aroma yang berbeda, dimana dengan variasi

a) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi. b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran cooperative tipe jigsaw

Mad’u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang berAgama Islam maupun