• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian dilksanakan pada bulan Maret 2016 di SDN Kumpulrejo 03 kecamatan Argomulyo , Kota Salatiga. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN Kumpulrejo 03 berjumlah 16 siswa, yang terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan dengan karakteristik yang heterogen.

3.1.1 Tempat penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di kelas 4 SDN SD Negeri kumpulrejo 03 Salatiga yang terletak di JL., Kecamatan, Kota Salatiga. Sekolah ini memiliki 6 ruang kelas. Dimana masing-masing kelas dapat menampung sekitar 20 siswa. Dengan ventilasi yang cukup baik, sehingga udara yang masuk ke dalam ruangan sangat cukup, dan membuat ruangan tidak pengap sehingga nyaman untuk kegiatan pembelajaran siswa.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan selama 4 Bulan . Waktu penelitian akan dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2015/2016 pada Bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2016. Februaru menyelesaikan proposal , Bulan Maret pelaksanaan siklus 1 (3x pertemuan), Bulan April pelaksaan siklus 2(3x pertemuan) dan pada Bulan Mei melakukan analisis data.

Adapun jadwal penelitian sebagai berikut :(1) Siklus I: Tanggal 28,29,30 Maret 2016 . (2) Siklus II: Tanggal 11,12,13 April 2016 . Pelaksanaan penelitian akan disesuaikan dengan jadwal pelajaran yang berlaku di kelas 4 SDN Kumpulrejo 03.

(2)

Tabel 3.1

Alokasi Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2013. Pada bulan Februari dipergunakan peneliti untuk mengadakan persiapan, yaitu menyusun prosposal penelitian dan instrument yang diperlukan. Setelah itu pada bulan Maret minggu ke-4 setelah kegiatan UTS semester II dan kegiatan jeda, peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I. Pada minggu ke-4 peneliti melanjutkan penelitian tindakan kelas pada siklus II. Pada bulan April sampai bulan Mei peneliti melakukan pengolahan data hasil penelitian, membuat laporan hasil penelitian dan konsultasi laporan serta persiapan ujian

3.1.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian PTK ini adalah kelas 4 SDN Kumpulrejo 03 dengan jumlah siswa sebanyak 16 terdiri atas 7 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Rentang usia berkisar antara 9 tahun sampai 12 tahun. Mayoritas siswa berasal dari keluarga petani (10 siswa), 2 siswa dari keluarga pedagang, 2 siswa dari keluarga PNS, siswa dari keluarga buruh dan 2 dari keluarga karyawan. Tentang keadaan fisik siswa kelas No Pelaksanaan

penelitian

Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Proposal PTK 2 SIKLUS I Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi 3 SIKLUS II Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi 4 Pelaporan

(3)

4 semuanya baik, sehat jasmani dan rohani. Sedangkan jarak rumah dengan sekolah sangat bervariasi, yaitu berkisar antara 100 meter sampai dengan 1,5 kilometer. Mayoritas siswa berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki, hanya 7 siswa yang bersepeda dan 2 siswa diantar orang tuanya menggunakan sepeda motor.

Hasil tes yang dilakukan kepada siswa diperoleh nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 90, sementara itu dari 16 orang siswa diketahui 10 orang tuntas (T), dan 6 orang lainnya belum mencapai tuntas belajar (BT) .untuk meningkatkan hasil belajar tersebut peneliti menggunakan model cooperative tipe jigsaw berbantu media puzzle.

3.2 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang di lakukan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Konsep pokok penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Suharsimi Arikunto (2010: 137) terdapat 3 tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

3.2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif (Classroom Action Research) yang biasanya disingkat PTK. “PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran” (Arikunto, 2009:58). Sedangkan Subiyantoro (dalam Moh. Amin 2011:2) mendefinisikan PTK sebagai berikut:

Suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusun suatu perencanaaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Madya (2006:51) menyatakan” penelitian tindakan sejati adalah penelitian tindakan kolaboratif, yaitu yang dilakukan oleh sekelompok peneliti melalui kerjasama dan kerja bersama. Kolaborasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kolaborasi antara guru dengan peneliti”.

(4)

3.2.2 Desain Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini megambil model spiral yang di kembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Suharsimi Arikunto (2010: 137) terdapat 3 tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Gambar 3.1 PTK Model Spiral

Berdasarkan gambar di atas tindakan kelas ini menggunakan sistem siklus, yang terdiri dari tiga tahap yaitu :

1. Perencanaan (planning)

2. Pelaksanaan (acting) dan pengamatan (observing) 3. Refleksi (reflecting)

Rancangan dalam penelitian ini mengacu pada model spiral atau siklus menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010:137). Tujuan menggunakan model ini adalah apabila pada awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka tindakan perbaikan dapat dilakukan

(5)

pada tindakan berikutnya sampai target yang diinginkan tercapai. Pada masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan observasi , refleksi.

a) Tahap (1): Menyusun Rancangan Tindakan

Penyusunan rancangan mempunyai kesepakatan bersama antara guru yang melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan. Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecematan pengamatan yang dilakukan. Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang terstruktur dan terencana, namun tidak menutup kemungkinan untuk mengalami perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

b) Tahap (2) dan (3): Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Tahap 2 dan 3 mempunyai sifat yang berbeda, tetapi tahap 2 dan 3 dilakukan secara berasamaan karena pelaksana pembelajaran dan pengamat berbeda yaitu terdiri dari 2 orang. Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini guru harus mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan dan tidak dibuat-buat. Pada tahap ini, rancangan starategi dan skenario penerapan pembelajaran akan dilaksanakan. Kemudian pelaksanaan pengamatan dilakukan oleh guru lain (observer). Pengamat melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hal-hal yang perlu diamati oleh pengamat antara lain: proses tindakan, pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan, serta persoalan lain yang timbul. Untuk mempermudah observasi peneliti menggunakan lembar observasi sebagai panduan.

(6)

Pada tahap ini menerapakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data dari lembar observasi dan dapat pula bertanya jawab dengan subjek tentang apa yang dialami, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

Ketiga tahapan tersebut adalah unsur untuk membuat siklus. Siklus adalah putaran kegiatan berurutan yang kembali kelangkah semula. Satu siklus terdiri dari tahap perencanaan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Bentuk penelitian tindakan kelas tidak pernah berupa kegiatan tunggal, tapi selalu harus berupa rangkaian kegitan yang kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus (Suharsimi Arikunto, 2007:20)

3.3 Variabel Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas terdapat 2 variabel yaitu variabel bebas (x) dan variabel terikat (y).

3.3.1. Variabel Bebas

Variable bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran cooperative tipeJigsaw dan media pembelajaran Puzzle. Model Pembelajaran cooperative tipe jigsaw berbantu media puzzle

Cooperative tipe jigsaw berbantu media puzzle adalah pembelajaran IPA dengan KD menjelaskan hubungan antara SDA dan Lingkungan melalui langkah langkah membagi kelas menjadi 4 kelompok, menyiapkan yel-yel, menerima alat tulis, menerima puzzle, membentuk kelompok ahli, menerima puzzle bergambar sesuai dengan materi pada kelompok ahli untuk di diskusikan, memberikan peringatan waktu habis, berdiskusi di kelompok asal.

3.3.2 Variabel Terikat

Variable terikat dalam penelitian ini adalah proses belajar dan hasil belajar.

(7)

A. Proses Belajar

Proses belajar adalah skor yang diperoleh dari hasil observasi pelaksanaan model cooperative tipe jigsaw berbantu media puzzle.

A. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah angka yang diperoleh siswa melalui TES pada akhir pembelajaran .

3.4. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Kemmis dan Mc Taggart menyatakan bahwa ada tiga tahap rencana tindakan yang utama dalam penelitian tindakan diantaranya adalah: perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observing), serta refleksi (reflecting) (Arikunto, 2010:137). Berikut ini rincian dari ketiga tahapan penelitian tindakan kelas:

Siklus I meliputi : 1. Perencanaan

Sebelum melakukan tindakan perlu melakukan sebuah perencanaan, yaitu:

a. Meminta zin kepada sekolah tujuan untuk bisa melkukan penelitian sekolah tersebut.

b. Berkonsultasi dengan guru kelas mengenai materi yang akan digunakan saat penelitian berlangsung.

c. Menentukan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

d. Menyusun RPP yang langkahnya sudah disesuaikan dengan materi penelitian.

e. Menyiapkan alat peraga dan media puzzle. f. Menyiapkan Lks untuk siswa.

g. Meniapkan lembar observasi.

(8)

2. Tindakan dan Pengamatan

Adapun perencanaan tindakan dalam pembelajaran pada masing-masing siklus terdiri dari 3x pertemuan, setiap pertemuan (2x35 menit) dengan penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Media Puzzle sebagai berikut:

a. Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan presensi.

b. Melakukan apresepsi dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada materi yang di ajarkan.

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

d. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah konsep yang terdapat pada topic tersebut (kelompok asal). e. Guru membagikan alat tulis pada masing-masing kelompok.

f. Kemudian guru membagikan meteri-materi atau soal yang akan didiskusikan.

g. Selanjutnya guru membentuk kelompok ahli (expert teams).

h. Guru memberikan puzzle yang bergambar sesuai dengan materi pada kelompok ahli untuk didiskusikan.

i. Guru memberikan peringatan bahwa waktu diskusi sudah hampir habis.

j. Guru memberikan kesempatan untuk berdiskusi, dari apa yang mereka dapat dari diskusi kelompok ahli kepada anggota dari kelompok asal. k. Kemudian meminta siswa untuk membacakan hasil diskusinya. l. Guru memberikan tambahan /masukan untuk melengkapi jawaban

yang masih dirasa kurang.

m. Guru memberikan penilaian secara Individu dan Kelompok.

n. Guru memberikan review (kesimpulan) dari topik yang telah dipelajari.

o. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa

(9)

3. Refleksi

a) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.

b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran cooperative tipe jigsaw berbantu media puzzle c) Membuat daftar permasalahaan yang terjadi pada siklus I.

d) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II agar dapat memperbaiki pendekatan yang dilakukan pada siklus I.

Silus II meliputi:

a. Perencanaan Ulang

Berdasarkan refleksi siklus I dilakukan perencanaan ulang untuk seperti yang dilakukan pada siklus I . setelah itu peneliti mencatat kekurangan dan kendala yang terjadi pada saat siklus I berlangsung. Dan merencanakan perbaikan berdasarkn refleksi siklus I

b. Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan atau tindakan siklus II sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan, yaitu:

a) Melaksanakan tindakan sebagaimana pada siklus I sesuai hasil refleksi pada siklus I.

b) Membagi kelompok dengan membagi rata siswa berdasarkan nilai dari siklus I.

c) Guru mengadakan bimbingan dengan mengamati kesalahan dan kesulitan siswa.

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati aktivitas siswa di dalam kelas. Pengamat mencatat aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi terstruktur dan membandingkan dengan siklus sebelumnya. Selain itu, dalam proses belajar mengajar diamati oleh observer. Observer mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dan mencatat

(10)

setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model pembelajaran Cooperative Tipe Jigsaw Berbantu Media Puzzle.

c. Refleksi

a. Menganalisis hasil observasi .

b. Menganalisis keberhasilan dan kelemahan guru saat menerapkan model pembelajaran cooperative tipe jigsaw berbantu media puzzle.

c. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II, apakah pemberian tindakan pada siklus II sudah mengalami peningkatan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan beberapa teknik yaitu teknik tes dan teknik observasi dengan kisi kisi instrumen pengumpulan data.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah:

a. Teknis tes dan Teknik Observasi

Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah butir soal dan lembar observasi

1. Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperolehsiswa setelah kegiatan pemberian tindakan pada setiap siklus. Tes yang di buat berbentuk pilihan ganda , untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran.

(11)

Tabel 3.2

Kisi Kisi Instrumen Pengukuran Hasil Belajar IPA Siklus I

No KD Indikator Aspek Kognitif Bentuk Soal No Soal 1. 11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan. 11.2.1 Mendiskripsikan apa itu Sumber Daya Alam C3 Pilihan ganda 1 2 2. 11.2.2 Menentukan jenis

jenis Sumber Daya Alam . C3 3 4 5 6 7 8 3. 11.2.3 Mengelompokkan

Sumber Daya Alam berdasar jenisnya . C2 9 10 11 12 4. 11.2.4 Mendiskripsikan

hubungan antara SDA dan Lingkungan .

C3 13

14 15 16

(12)

Tabel 3.3

Kisi Kisi Instrumen Pengukuran Hasil Belajar IPA Siklus II

No KD Indikator Aspek Kognitif Bentuk Soal No Soal 1. 11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang di gunakan.. 11.2.1 Mendiskripsikan teknologi yang digunakan dalam memanfaatkan SDA . C3 Pilihan ganda 1 2 3 4 5 6 7 2. 11.2.2 Mengelompokkan

hasil teknologi yang digunakan manusia dengan menggunakan SDA C2 9 10 11 3. 11.2.3 Mengelompokkan

hasil teknologi yang digunakan manusia dengan menggunakan SDA untuk menghasilkan bahan makanan. C2 12 13 14 15 16 1. Lembar Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan ketoka proses pembelajaran pada masing-masing siklus berlangsung. Isi dari lembar observasi adalah hal-hal yang dapat diukur baik oleh siswa maupun guru.Dalam pembelajaran menggunakan model cooperative tipe jigsaw berbantu media puzzle. Lembar observasi di ini oleh observer dengan membari tanda cek pada

(13)

kolom skor. Jawaban dibuat dalam bentuk skala (skala Likert) yaitu skor 4-1, skor yang menunjukkan sikap positif, skor 4 baik sekali, 3 baik, 2 cukup dan 1 kurang.

Tabel 3.4

Kisi Kisi Observasi Tindakan Model Jigsaw Berbantu Media Puzzle Untuk Guru

Langkah

pembelajar-an Indikator No

Pra Pembelajaran Memberi salam , mempersiapkan siswa dan berdoa

sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. 1 Guru memeriksa kehadiran siswa dan menanyakan

kabar siswa. 2

Guru mempersiapkan alat alat pembelajaran seperti

alat peraga dan lain-lain. 3

Guru melakukan apresepsi . 4

Kegiatan Inti

Kegiatan penutup

Guru bersama siswa bertanya jawab tenntang materi yang akan di pelajari bersama. (EKSPLORASI)

5 Guru menjelaskan secara singkat dan merinci tentang materi yang akan di pelajari pada hari itu . 6 Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran. 7

Guru memfasilitasi peserta didik secara aktif dalam

pembelajaran. 8

Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dengan

berhitung 9

Guru membentuk kelompok sesuai dengan jumlah konsep yang ada. (kelompk asal).

10

Guru menyiapkan puzzle. 11

Guru mengawasi siswa yang sedang berdiskusi. 12 Guru bersama siswa membahas bersama hasil diskusi

tersebut . 13

Guru mempersilahkan siswa bertanya tentang apa yang

belum di pahami . 14

Guru bersama siswa mellurusan kesalah pahaman pengertian yang di tangkap oleh siswa .

15 Guru memberi penguatan dan kesimpulan. 16 Guru memberi evaluasi yang berkaitan dengan materi

ajar. 17

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan

kegiatan pembelajaran. 18

Guru memberi pesan moral kepada siswan untuk menjaga dan merawat kenampakan alam dengan baik .

20 Guru memberi tugas rumah kepada siswa yaitu membuat kliping tentang tempat wisata alam . 21

(14)

Tabel 3.5

Kisi Kisi Observasi Tindakan Model Jigsaw Berbantu Media Puzzle Untuk Siswa

Langkah

pembelajar-an Indikator No

Pra Pembelajaran Siswa mempersiapkan diri menyiapkan buku, alat tulis dan

lain-lain. 1

Siswa menyimak apresepsi yang di berikan oleh guru. .

2 Kegiatan Inti

Kegiatan penutup

Siswa dan guru bertanya jawab tenntang materi yang akan di pelajari bersama. (EKSPLORASI)

3 Siswa menyimak guru yang menjelaskan materi yang akan

di pelajari pada hari itu . 4

Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. 5 Siswa membentuk kelompok sesuai dengan jumlah konsep

yang ada. (kelompk asal). 6

Siswa membuat yel-yel menarik untuk memberi semangat dan agar lebih menyenangkan dlm waktu beberapa menit. 7 Tiap-tiap kelompok mengambil Puzzle yang telah disiapkan guru.

8 Masing-masing Siswa menyusun puzzle dan mendiskusikan materi yang telah di berikan oleh guru. 9 Kelompok ahli mendiskusikan hasil diskusi yang mereka dapat dari kelompok asalnya masing-masing. 10

Siswa berdiskusi ,guru mengawasi . 11

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi

mereka. 12

Siswa bersama guru membahas bersama hasil diskusi

tersebut 13

Siswa menyimak penguatan dan kesimpulan yang di

berikan . 14

3.6 Validitas dan Reabilitas

Sebelum dilakukansoal test digunakanuntukpenelitianterlebih dahulu soal tes diuji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan mengambil subyek sebanyak 20 orang siswa kelas IV di SD Negeri Tlogo ). Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada uraian di bawah ini:

(15)

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2004). Untuk menentukan kevalidan dari masing-masing item dalam angket dapat dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut (Santoso, 2003):

rit =

 

  } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 t t n i i n t i t i n Keterangan : rit = Koefesien korelasi n = Jumlah sampel i = Skor Item t = Skor Total

Jika r hitung > r tabel maka butir atau pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2004).

(16)

Tabel 3.6

Hasil Validsi Item Soal Siklus I

Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted soal1 13.71 43.955 .138 .902 soal2 13.87 41.418 .523 .894 soal3 13.67 42.319 .407 .896 soal4 13.87 41.071 .578 .892 soal5 13.75 41.674 .488 .894 soal6 13.79 41.737 .472 .895 soal7 13.79 41.476 .513 .894 soal8 13.79 41.650 .486 .894 soal9 13.87 40.549 .662 .890 soal10 13.71 40.824 .638 .891 soal11 13.87 41.766 .468 .895 soal12 13.67 40.754 .669 .891 soal13 13.87 43.071 .265 .899 soal14 13.67 42.928 .308 .898 soal15 13.67 41.971 .365 .895 soal16 13.83 41.101 .571 .893 soal17 13.87 41.679 .381 .895 soal18 13.71 41.433 .538 .893 soal19 13.71 42.216 .411 .896 soal20 13.75 41.413 .530 .893

Dari hasil uji validitas diatas, ada tiga soal yang tidak valid yaitu soal nomor 1, 13,14, dan 15,17 karena Corrected Item-Total Correlation di bawah 0,388.

Hasil uji validitas soal tes pertama menunjukkan jika terdapat 4 item soal yang gugur, yaitu soal tes no. 10, 15, 18, 20 karena butir-butir soal tersebut memiliki nilai r-hitung pada kisaran angka 0,321 s/d 0,410< r-tabel

(17)

(0,444). Setelah dilakukan uji validitas jumlah soal yang tersisa adalah sebanyak 16 butir soal.

Tabel 3.7

Hasil Validsi Item Soal Siklus II

Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted soal1 13.83 41.188 .557 .893 soal2 13.71 41.955 .453 .895 soal3 13.67 41.362 .566 .893 soal4 13.67 42.058 .450 .895 soal5 13.75 41.674 .488 .894 soal6 13.79 41.737 .472 .895 soal7 13.79 41.476 .513 .894 soal8 13.79 41.650 .486 .894 soal9 13.75 41.413 .530 .893 soal10 13.71 40.824 .638 .891 soal11 13.88 41.679 .481 .895 soal12 13.71 41.433 .538 .893 soal13 13.71 42.216 .411 .896 soal14 13.67 42.928 .308 .898 soal15 13.67 41.971 .465 .895 soal16 13.83 41.101 .571 .893 soal17 13.88 41.766 .468 .895 soal18 13.67 40.754 .669 .891 soal19 13.88 43.071 .265 .899 soal20 13.71 43.955 .138 .902

Dari hasil uji validitas diatas, ada tiga soal yang tidak valid yaitu soal nomor 14, 19, dan 22 karena Corrected Item-Total Correlation di bawah 0,388.

(18)

Pada uji validitas soal tes kedua terdapat 3 item soal yang gugur, yaitu soal tes no. 8, 13, 18 karena butir-butir soal tersebut memiliki nilai r-hitung pada kisaran angka -0,021 s/d 0,073< r-tabel (0,444).Setelah dilakukan uji validitas jumlah soal yang tersisa adalah sebanyak 17 butir soal.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap sama bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2002). Kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan dalam kuesioner adalah konsisten atau stabil (Ghozali, 2004).

Untuk melakukan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (ά). Secara matematis uji statistik Cronbach Alpha (ά) dapat dilakukan dengan mengunakan rumus sebagai berikut :

 = Keterangan :

= Koefisien reliabilitas Cronbach Alpha

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Si2 = Jumlah varians butir St2 = Varians total

SuatukonstrukatauvariabeldikatakanreliabeljikamemberikannilaiCron bach Alpha> 0,60 (NunnallydalamGhozali, 2004).

    1 k k         

2 2 1 st si

(19)

Tabel 3.8

Data Hasil Uji Reabilitas Siklus I Bentuk Instrumen Koefisien Relibilitas Kategori

Pilihan ganda 0.8990 Reliabilitas Tinggi

Tabel 3.9

Data Hasil Uji Reabilitas Siklus II Bentuk Instrumen Koefisien Relibilitas Kategori

Pilihan ganda 0.8990 Reliabilitas Tinggi

Hasil uji reliabilitas soal tesadalah sebesar 0,8990, sehingga sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, yaitu suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60, makanilaihasilujireliabilitassoalpertamadankeduaberadapadanilaikisaran 0,8394 s/d 0,8578 > 0,6, sehinggamasuk dalam kategori reliabel.

3.7 Tingkat Kesukaran Butir Soal

Dalam lembar tes yang dibuat harus ada keseimbangan tingkat kesukaran dari butir soal sedang, mudah dan sukar. “Karakteristik butir soal dapat diuji dengan rumus tertentu berdasarkan data hasil uji coba butir soal pada siswa” (Sudjana, 2011 : 137).

“Tingkat kesukaran (difficulty index) adalah peluang siswa untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dengan indeks” (Arifin, 2012:134).

Analisis kesukaran soal didapatkan dengan menggunakan rumus berikut :

I =

Keterangan :

I : indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B : banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

(20)

Kriteria tersebut yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang didapatkan, maka semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya, semakin besar indeks yang didapatkan, semakin mudah soal tersebut.

Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut : I = 0 – 0,30 = sukar

I = 0,31 – 0,70 = sedang I = 0,71 – 1,00 = mudah

Berikut ini tabel hasil analisia tingkat kesukaran soal pada soal pilihan ganda yang berjumlah 16 yang telah di ujikan pada siswa uji coba:

Tabel 3.10

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran SOAL Siklus I

No. Indeks Interpretasi Nomor Item Jumlah

1. < 0,30 Sukar 6,12,14 3

2. 0,30 – 0,70 Sedang 1,2,5,7,8,9,13,16 8

3. > 0,70 Mudah 3,4,11,17,19 5

Total 16

Tabel 3.11

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus II

No. Indeks Interpretasi Nomor Item Jumlah

1. < 0,30 Sukar 14,15,20 3

2. 0,30 – 0,70 Sedang 1,4, 5,7 4

3. > 0,70 Mudah 2,3,6,9,10,11,12,16,17,19 10

Total 17

3.8 Tehnik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan hasil belajar siswa antara siklus I dan II, kemudian untuk mengetahui kategori nilai siswa dapat dilakukan dengan berpedoman pada rumus interval penilaian sebagai berikut:

Menentukan Banyaknya Kelas : K = 1+ 3,332 log (N)

(21)

Keterangan : K = Kelas

N = Banyaknya siswa

Menentukan Interval Kelas : i = (H-L) : K Keterangan : i = interval H = Nilai tertinggi L = Nilai terendah K = Kelas

Sumber : Supramono dan Sugiarto (1993)

3.9 Indikator Keberhasilan

Model pembelajaran Cooperative tipe Jigsaw berbantu media Puzzle dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada siswa kelas 4 SDN Kumpulrejo 03 dengan Indikator yaitu: siswa kelas 4 SDN Kumpulrejorejo 03 mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai ≥ 70 atau mengalami ketuntasan klasikal sebesar 80% dari 16 siswa dalam pembelajaran IPA dengan model Cooperative tipe Jigsaw berbantu media Puzzle.

Gambar

Gambar 3.1  PTK Model Spiral

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, perlu diubah menjadi hipotesis alternatLI \DQJ EHUEXQ\L ´Ada peningkatan yang signifikan untuk hasil belajar kemampuan berbicara siswa setelah penggunaan

Dicirikan oleh tidak adanya bahasa. Karena anak tidak menguasai kata untuk suatu benda. Anak-anak pada tahap ini bersifat egosentris. Objek akan tidak eksis bagi

Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibahas mengenai perhitungan manfaat peserta pensiun dan dampak yang terjadi atas perubahan status peserta pensiun

Control group was composed by acute stroke pa- tients with encephalic lesions confirmed by neuroim- aging study that did not present PB and were matched for age and neurologic

Sedangkan pada populasi multipara juga menunjukkan hasil yang sama dimana nilai p-value = 0.000 (p&lt;0.05) juga menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara

(2) Tidak termasuk objek Retribusi Izin Gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah tempat usaha/ kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Daerah..