Agus Taftazani, dkk. ISSN 0216 -3128
1
STUDI SEBARAN LOGAM BERAT (Hg, Cd, Fe, Co) DALAM
KERANG
BUKUR (Cardium unedo) DAN SEDIMEN DARI
PERAlRAN PANTAI SEMARANG DENGAN METODE AAN
5 sl.(
Agus Taftazani, Sumining daD Muzakky Puslitbang Teknologi Maju Batan, Yogyakarta.
ABSTRAK
STUDl SEBARAN LOGAM BERAT (Hg, Cd, Fe, Co) DALAM KERANG BUKUR (cardium unedo) DAN SEDlMEN DAR/ PERAlRAN PANTAl SEMARANG DENGAN METODE AAN. Telah dilakukan studi sebaran unsur logam berat (Hg, Cd, Fe dan Co) dalam cuplikan air, sedimen dan kerang bukur sampling pada bulan Agustus 1999 di perairan Pantai Semarang (Bandengan, Tanjung Mas dan Muara Demak)
dengan menggunakan metode AAN (Analisis Aktivasi Neutron). Serbuk kerang dan sedimen serta air dalam vial polietilen diradiasi netron dengan jluks netron 1,05xl011 n.cm-2.derl selama 12 jam kemudian diidentifikasi dengan detektor 1: Ge(Li) dan MCA (Penganalisis Salur Ganda) Spektrum Master Ortec 92X Kadar unsur logam berat Hg, Cd, Fe dan Co dalam sedimen dan kerang bukur yang tertinggi berasal dari daerah Bandengan. Kadar logam berat dalam sedimen dari Bandengan : Hg 1,0431 .i: 0,0809 ppm, Cd 11,1780 .i: 0,5382 ppm, Fe 132086,8768 .i: 26104,409 ppm, Co 11,0430 .i: 2,0148 ppm serta kadar logam berat dalam kerang bukur: Hg 0,002264 .i: 0,00032 ppm, Cd 0,5654 .i: 0,0584 ppm, Fe 168,2689.i: 32,0825 ppm, Co O,26388..i:O,0881 pp~.
ABSTRACT
DISTR/BlfflON STUDY OF HEAVY METAL (Hg, .Cd, Fe and Co) CONTENTS IN MACROBENTHOS (Cardium unedo) and 5'EDIMENTOF SEMARANG-cOASTAL USING NEUTRON ACTIVATION ANALYSIS TECHNIQUE. The distributions of heavy metal, i.e. Hg, Cd, Fe and Co contents in water, sediment and macrobenthos (Cardium unedo) of Semarang coastal (Bandengan, Tanjung Mas and Muara Demak. sampling at August 1999) using Neutron Activation Analysis technique have been carried out. The macrobenthos and sediment samples as powder (100 mesh) and coastal water were irradiated for 12 hours using neutron flux 1,05xl011 n.cm-2.sec-l. The radioactivities of the samples were measured using a Gamma Spectrometer equipped with a Ge(Li) detector and MCA Spectrum Master of ORTEC 92X The result showed that the concentration of heary metals in sediment and macrobenthos from Bandengan area l;'a!; higher than Tanjung Mas and Muara Demak area. The concentration of heary metals in sediment of Bandengan were: Hg 1,0431 :to,0809 ppm, Cd 11,1780 :to,5382 ppm, Fe 132086,8768:t 26104,409 ppm, Co 11,0430 :t 2,0148 ppm and concentration of heary metals in macrobenthos of Bandengan were Hg 0,002264 :t 0,00032 ppm, Cd 0,5654 :t 0,0584 ppm, Fe 168,2689 :t 32,0825 ppm, Co 0,26388 :t 0,0881 ppm.
PENDAHULUAN
P erkembangan industri di Kotamadya Semarang
yang pesat dapat meningkatkan jumlah limbah industri yang masuk keperairan. Menurut laporan dari data statistik pada tahun 1981 di Kotamadya
Semarang ada sekitar 85 buah industri yang
digolongkan kedalam 7 kelompok industri tekstil, pertanian, perumahan, logam dan mesin, perhotelan, kimia dan formasi dan aneka industri. Industri
logam dan mesin tekstil, serta kimia yang dalam
proses produksinya sangat berpotensial untuk
mengeluarkan limbah logam berat.(I)
Setiap perairan memiliki kapasitas terima (receiving capacity) yang terbatas terhadap bahan
pencemar. Dengan adanya peningkatan dan
kontinuitas buangan air limbah industri yang mengandung senyawa logam berat beracun, cepat atau lambat hal tersebut akan mengakibatkan kerusakan ekosistem perairan. Hal ini karena logam berat sukar mengalami proses pelap~kan, baik secara kimia, fisika, maupun biologis. .
Kualitas perairan dinilai dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Keputusan Gubemur Kepala Dati I Propinsi Jawa Tengah No. 660.1/26/1990 tentang Baku Mutu Perairan di Propinsi Dati I Jawa Tengah(2).-Mengingat perairan Semarang merupakan salah satu sumber dari sebagian makanan laut bagi masyarakat, maka dapat dikatakan daerah ini mempunyai peranan penting dalam menentukan kesehatan masyarakat, oleh karena itu pemantauan
Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
ISSN 0216 -3128
1
Agus Taftazani, dkk.tersebut adalah keto Bandengan (I), keto Tanjung Mas (II), dan keto Muara Demak (III) .pada bulan Agustus 1999, lihat peta Gambar I.
I.aut Jawa
~
III.~
, DEMAK'" ~"
".~
Kab.
..
KENDAL~'
r
--..
,
,
i;
.--'
t' ,.-. ",
'...
.'-"-; \ -..'
,.
--.
.~ SEMAI~'-ANG-A .,- J' c:- "-.f ( .) " ~~\ \~-'" r._.-,."",,",
, ..~,J,-,
..,".
,
,..- . \I.
",'~\
..
!-, 0,_0, ,I ' , .\ .. .\ .i ,I',i . I ., ., I..
., 0 "0,. I ""oj " ):. \.,...' ", 0 '-, .I yt-'.
.
.1-I.Lokasi pengambi/an cup/ikon air, sedimen don kerang di sekitar pantai Semarang
Gambar
--
-kandungan logam berat di perairan pantai Semarang masih sangat diperlukan. Untuk mengetahui kadar unsur logam berat yang terkandung di lingkungan perairan, maka perlu dilakukan pengukuran daD identifikasi un sur logam berat yang ada di perairan. Logam berat yang masuk ke dalam lingkungan laut dapat ditemukan dalam air, sedimen daD organisme yang hidup oi daerah terse but. Sehingga air, sedimen dan organisme hidup dapat digunakan sebagai indikator pencemaran laut.(3)
,
Jenis kerang merupakan bioindikator
pencemaran logam berat yang baik, sebab
organisme ini bersifat filter feeder (menyaring makanan dari air). Cara makan seperti inilah yang turut berperan sehingga terakumulasinya logam berat didalam tubuh kerang tersebut. Selain itukerang merupakan organisme yang hidupnya
menetap (sessil) daD hidupnya relatif lama(4).Pengukuran dan identifikasi unsur-unsur
logam berat dalam cuplikan dapat dilakukan dengan berbagi tehnik analisis, antara lain teknik. Analisis Aktivasi Neutron (AAN).AAN merupakan teknik analisis unsur-unsur kelumit (trace element). Analisis ini didasarkan pada pembentuka.'1 radionuklida sebagai basil reaksi dari nuklida-nuklida dalam bahan yang dianalisis. Cuplikan yang akan dianalisis, diradiasi menggunakan suatu sumber neutron. Inti atom unsur-unsur yang berada dalam cuplikan akan
menangkap neutron dan berubah menjadi unsur
radioaktif pemancar sinar y dan lainnya. Sinar yyang dipancarkan oleh berbagai unsur dalam
cuplikan yang telah diradiasi, dapat dianalisis kualitatif dan kuantitatif secara spektrometri
gamma.
Bahan Penelitian
Bahan penelitian cuplikan (air, kerang bukur dan'sedimen) , NIST SRM 1645 River Sediment, NIST SRM 15776 Bovine Liver, HNO) pa, standar sekunder Hg, Fe, Cd dan Co dari Fisher, sumber standar multigamma (Eu -152).
Alat Penelitian
Jerigen air, alat saring air, peralatan gelas, mikropipet (Eppendorj), kompor listrik, alat saring 100 mesh, neraca analitik digital, furnace, alat tumbuk, freeze dryer, cawan porselin, seperangkat spektrometer gamma dengan detektor y, Ge(Li) dan MCA Spektrum Master ORTEC 92X.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran logam berat dalam cuplikan, yang meliputi identifikasi dan penghitungan kadar
unsur-unsur logam berat yang terdapat pacta air, kerang bukur (cardium unedo) dan sedimen diperairan Semarang (Bandengan, Tanjung Mas dan Muara Demak) dengan metode AAN, penghitungan faktor bioakumulasi Fb dan faktor distribusi Fd sekaligus untuk mengetahui alur perpindahan (pathways) logam berat dalam cuplikan yang dianalisis.
Preparasi Cuplikan (5)
Kerang hidup sejumlah 2 kg dicuci dengan air setempat kemudian dimasukkan dalam N2 cair sehingga mati, diambil dagingnya, dan ditumbuk dalam suasana N2 cair clan dikeringkan dalam suhu rendah freeze dryer selama 2 x 24 jam kemudian diaya1-lolos 100 mesh dan dihomogenkan. Ditimbang kerang seberat 0,2 gr dimasukkan dalam
"vial poliethylen", cuplikan siap diradiasi neutron. Sample air diambil sebanyak 5 liter disetiap tempat pengambilan kerang tersebut berada {pH air Tanjung Mas = 3,73; Muara Demak = 3,65; Bandengan = 3,71), kemudian air disaring untuk menghilangkan kotoran yang terbawa. Air laut diambil sebanyak I liter dipekatkan, sehingga volumenya menjadi 50 mI. Hasil dari pemekatan
TATAKERJA
Lokasi Pengambilan Cuplikan
Bahan yang diteliti adalah air, kerang bukur (cardium unedo) dan sedimen yang diambil dari 3 titik disepanjang pantai utara Semarang. Ketiga titik
Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BA T AN Yogyakarta. 7 -8 Agustus 2001
',)
Agus Taftazani,
dkk.
ISSN 0216-3128
3 Xi = Kadar cuplikan
t = Tabel distribusi 95% untukjumlah cuplikan i
tersebut diambil 2 ml dan dimasukkan
dalam "vial
poliethylen" untilk siap diradiasi neutron.
Sample sedimen diambil sebanyak 2x 1 kg
dari setiap lokasi, kemudian sedimen dan
diangin-anginkan sampai kering, ditumbuk sampai
lolos 100
mesh, dihomogenkan kemudian sam
pel diambil
0,1 gr dimasukkan
dalam "vial poliethylen" dan siap
diiradiasi neutron.
Uji kedekatan pengukuran dengan harga sertifikat
yang dilakukan dinyatakan dalam persen
bias:
I
KU-KS
I
~-Bias =
Ks
X 100%
(5)
lradiasi cuplikan (6)
Kerang, air, sedimen, standar primer (CRM) dan standar sekunder dalam vial masing-masing diradiasi bersama-sama selama 12 jam di fasilitas lazy susan dengan flux neutron 1.05xl0" n.cm-2.det-I. Setelah iradiasi , semua cuplikan dididinginkan sekitar 14 hari, agar radionuklida umur pendek telah
meluruh.
dengan:
Ku = kadar terukur
Ks = kadar yang tercantum dalam sertifikat
Semakin kecil biasnya, maka se'.11akin baik pula prosedur kerja clan alatnya, atau metode clan alat mempunyai akurasi tinggi karena harga pengukuran hampir mendekati dengan harga sebenamya (sertifikat).
Metode Analisis(S)
Untuk identifikasi (analisis kualitatit) unsur yang terdeteksi dibandingkan dengan Tabel energi gamma(7), kemudian kadarnya dapat dihitung
dengan
menggunakan persamaan-persamaan
sebagai berikut:Faktor Bioakumulasi dan Distribusi
Penghitungan faktor bioakumulasi dan faktor
distribusi menggunakan
persamaan
sebagai
berikut :
Ck
C
aCs
Fb=(6) dan
CpSa.,llkanCpS-
Fd=C-
a(7)
Ck = Konsentrasi unsur radioaktif dalam kerang
(~g.g.l)
C. = Konsentrasi unsur radioaktif dalam air laut
(~g.mrl) -~
= Konsentrasi unsur radioaktif dalam sedimen
(~g.g'l)KC=
xKS
(1)
c.
...
..,lmana
:
Kc = Kadar unsur yang diamati dalam Cuplikan. Ks = Kadar unsur yang diamati dalam standar. CpScuplikan = Cacah persekon unsur yang diamati
dalam cuplikan
CpSstanda' = Cacah persekon unsur yang diamati dalam standar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mencari jumlah kadar rata-rata beserta standar deviasinya clan coefficient variation tiap pengu-kliran, rumus yang digunakan dalam
t.s
~
Pengujian alat dan Analisis Kualitatif
Sebelum perangkat spektrometer y digunakan untuk analisis unsur, dilakukan kalibrasi tenaga (tenaga clan intensitas absolutnya) dengan radionuklida standar sumber multigamma 152Eu clan telah didapat garis kurva kalibrasi tenaga dengan r = 0,9999 mendekati angka 1, berarti alat dalam kondisi baik. Oari pengukuran standar 10 kali pengulangan diperoleh harga X2 hitung (6,50) > X2 tabel (3,84 pacta taraf signifikansi 95%), berarti alat cukup stabil. Oari uji kemampuan alat untuk mendeteksi unsur Hg, Cd, Co clan Fe diperoleh harga FOM (figure of merit) untuk 4 unsur tersebut semuanya dalam orde 10-2 detik, artinya dalam orde
-M=X:!:
(2)
(3)
f>:(Xj -X)2S=V
n-
(4)
M = lumlah kadar rata-rata tiap unsur
S = Devisiasi standar hasil perhitungan secara statistik
n = lumlah cuplikan
X = Kadar rata-rata unsur jumlah i cuplikan
Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
4 ISSN 0216 -3128 Agus Taftazani, dkk.
dilakukan secara semi relatif (komparasi) dengan menggunakan rumus 1 sampai 4 diperoleh hasil seperti Tabel2-4 .
Dari Tabel 2 terlihat bahwa kadar dari logam berat dalam air pantai diseluruh lokasi penelitian yaitu Hg yang berkisar 0,0399 -0,0998 ppm, Cd berkisar 0,3108 -0,9728 ppm, Fe berkisar 2,5920 -41,3595 ppm. Apabila dibandingkan dengan kandungan unsur logam berat dalam air menurut Keputusan Gubemur Kepala Dati I Propinsi Jawa Tengah No. 660.1/26/1990 tentang Baku Mutu Perairan di Propinsi Dati I Jawa Tengah(2), maka kandungan unsur logam berat Hg, Cd, Fe disebagian lokasi sudah melebihi kadar maksimum baku mutu air limbah golongan IV (air untuk pertanian, perkotaan, industri, energi tenaga air) yang diperkenankan yaitu Hg (0,01 ppm), Fe (20 ppm), Cd (0,5 ppm), hal ini perlu diperhatikan. oleh Pemda JA TENG apakah sungai-sungai yang mengalir ke 3 lokasi terse but juga sudah tercemari oleh logim tersebut dari Industri atau penduduk, hal ini perlu ditindaklanjuti (perlu penelitian lanjutan dan diambil langkah penanggulangannya). Sedangkan Co yang berkisar 0,0518 -0,643 ppm masih dibawah dari baku mutu golongan IV yang --diperkenankan yaitu 1 ppm.l<andungan logam berat yang tinggi dalam air akan menjadi sumber racun
bagi organisme perairan dan mengakibatkan
kematian organisme tersebut clan akhimya sampai ke manusia.10-2 detik unsur Hg, Cd, Co daD Fe sudah dapat terdeteksi. Adapun harga Critical Level (Lc = 1 ,64 O"b ), Detection Limit (Ld = 3,29 O"b) daD Determination Limit (Lq = 10 O"b) berturut turut adalah untuk unsur Hg (0,0370; 0,0740 daD 0,2249 cps), unsur Fe (0,0035; 0,0071 daD 0,0216 cps),
unsur Co (0,0054; 0,0109 daD 0,334 cps) daD Cd
(0,0670; 0,1342 daD 0,408 cps).Adapun basil analisis kualitaitif sebagaimana dapat dilihat dalam Tabell.
Tabell.Data kualitatifunsur-unsur yang terdapat
pada air pantai, sedimen
dan kerang bukur
dari lokasi Tanjung Mas, Muara Demak
dan Bandengan dengan jluks neutron
1,05x1011 n.cm-2.der1 waktu iradiasi 12
jam, waktu cacah 600 detik
Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif dalam air, sedimen,
kerang bukur (Cardium unedo) dari beberapa
unsur
Tabel 2.
Hasil analisis kandungan logam berat dalam air panta; dari lokasi Tanjung Mas, Muara Demak, Bandengan (sampling Agustus 1999) dengan waktu iradiasi 12 jam, fluks neutron 1,05x1011 n.cm-2.sec-1 waktu lunda 13 hari, waktu cacah 600 detikUnsur
Kadar unsur dalam air (~g/ml)
Muara Dcmak
Tanjung Mas
Bandengan
O,040:i: 0,010
Hg
0,071 :t 0,006
0,100:f: 0,0020,973 :t 0,317
0,311 :t 0,066
Cd
0,049 :i: 0,0037,094:t 1,742
2,592:f: 0,417Fe
41,360:!: 2,4320,061 :t 0,005
0,052 :t 0,009
0,064:t 0,013
Co
dalam suatu perairan akan larut atau mengendap tergantung pada kondisi arus ikut mempengaruhi kandungan logam be rat dalam air. Perbedaan konsentrasi logam dalam air di 3 lokasi tersebut perlu diuji dengan uji F (uji beda nyata).
Oari Tabel 2, terlihat kadar logam berat yang terlarut dalam air pacta lokasi Bandengan pacta umumnya lebih rendah dibandingkan dengan lokasi lainnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh kuat arus air laut yang saling berbeda. Diketahui logam berat
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelilian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir
Agus Taftazani, dkk. ISSN 0216 -3128
5
3). Tingginya kandungan logam berat dalam
sedimen diperairan Bandengan di bandingkan
dengan Tanjung Mas dan Muara Demak sekali lagi
dimungkinkan oleh sifat perairannya yang tenang,
ombak dan pergerakan arus kecil, sehingga
kemungkinan terjadi pengadukan sedimen relatif
kecil. Keadaan ini memperbesar kesempatan
senyawa
logam berat tersebut untuk mengendap
di
dasar perairan. Disamping itu logam berat dalam
perairan,
baik yang berasal dari air laut maupun dari
organisme
yang hidup dan mati pada rase akhir akan
mengendap
ke sedimen
dasar
perairan.
Jika kadar logam berat dalam air dilokasi Bandengan lebih rendah dari lokasi yang lain, maka kadar logam berat dalam sedimen clan atau kerang harus lebih besar dibandingkan dengan lokasi lain. Keadaan anoksik, mengakibatkan daya larut logam berat rendah clan cenderung diendapkan, bercampur dengan sedimen dugaan ini temyata didukung oleh data Tabel 3.
Hasil analisis kandungan logam berat pada sedimen dilokasi Bandengan yang menunjukkan nilai tertinggi dibandingkan lokasi lainnya (Tabel
Tabel3.
Tabel3. Hasil analisis logam berat dalam sedimen di lokasi Tanjung Mas. Muara Demak, Bandengan (sampling Agustus J999) dengan waktu iradiasiJ 2 jam, fluks neutron J,05xJoJ J n.cm-2.sec-J, waktu lunda J4 hari, waktu cacah 600 detikLogam berat dapat diabsorbsi oleh organisme perairan baik secara langsung maupun tidak langsung, kerang bukur (Cardium unedo) merupakan hewan deposit feeder yang melakukan proses penyaringan makanan. Oleh karena bahan-bahan seperti sedimen dan bahan-bahan organik dapat mengandung logam berat, maka cara makan seperti ini dapat memperbesar kemungkinan terkon-taminasinya logam berat dalam makanan yang
dimakan oleh organisme tersebut.
Dari Tabel 2, 3 dan 4 dapat dilihat, kandungan logam berat dalam penelitian ini yang tertinggi selalu ditem~kan dalam sedimen. Hal ini menunjukkan bahwa akumulasi tertinggi daTi logam berat terjadi pada sedimen dan memberikan petunjuk bahwa sebagian besar senyawa pada logam berat yang masuk ke perairan pantai Semarang berbentuk partikel atau endapan dan hanya sebagian kecil yang terlarut dalam air..
Tabel 4. Hasi/ ana/isis /ogam herat do/am kerang bukur (Cardium un~o dari Tanjung
Mas. Muara Demak, Bandengan (sampling A~tus
1999), dengan waktu
iradiasi 12jam,jluks neutron 1,05xl0ll n.cm- .sec-l, waktu lunda 14 hari,
waktu cacah 600 detik.
Kadar unsur dalam kerang bukur (Jlg/ml) Unsur
Muara Demak
0,004 :!: 0,0016 0,558 :!: 0238 144,711 :!: 21,105 O,260:!: 0,047Bandengan
0,0026 :!: 0,0003 0,565 :!: 0,058 168,269 :!: 32,083 0,264 :!: 0,088Hg
Cd
Fe
CoTanjung Mas
0,004 :i: 0,0006 0,390 :i: 0,053 143,029 :i: 20,433 0,205 :i: 0,069Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImlah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklil P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
Oi perairan Bandengan yang relatif tenang, ombak daD arus kecil menyebabkan zat pencemar mempunyai kesempatan yang kecil untuk
didistribusikan secara meluas dan semakin lama
semakin tertimbun dimuara sungai ini. Kondisi perairan yang tenang akan memberikan
kemungkinan logam berat untuk diendapkan.
Kerang bukur (Cardium unedo) yang merupakan hewan benthos sessile filter feeder akan lebih terpengaruh dibandingkan organisme lainnya yang mempunyai mobilitas tinggi. Hal ini menyebabkan kandungan logam berat (kecuali Hg) di Bandengan dalam sedimen dan kerang lebih tinggidibandingkan dengan Muara Oemak dan Tanjung Mas.
menunjukkan hal yang demikian (Tabe1 3 clan 4), pada lokasi dengan kandungan sedimen yang tinggi,
kandungan logam beret dalam kerangnya juga
tinggi.Untuk mengetahui
berapa besar logam berat
yang terakumulasi dalam biota clan berapa yang
terdistribusi dalam sedimen, maka perlu dihitung
besaran
faktor bioakumulasi
Fb clan faktor distribusi
Fd. Dari Tabel 5 terlihat harga Fb selalu < dari Fd di
semua (tiga) lokasi. Hal ini juga menunjukkan
adanya pathways (alur perpindahan) unsur-unsur
tersebut
dari jalur air ke biota (kerang) kemudian ke
sedimen
atau
pathways:
sedimen
air ~ biota
Untuk mengetahui/meyakinkan perbedaan
tersebut nyata atau tidak, perlu dilakukan uji F. Hasil dari uji F test pacta taraf uji 5%, kandungan logam berat pacta air pantai pacta tiap-tiap lokasi menunjukkan tidak ada beda nyata, sedangkan kandungan logam berat pacta sedimen daD kerangbukur terdapat beda nyata karena perbedaan
lokasi.Sedangkan dari uji korelasi linier menunjukkan hubungan yang positif antara
kandungan logam berat dalam sedimen dengan
kandungan logam berat dalam kerang, artinya pada kandungan sedimen yang tinggi, kandungan logam berat dalam kerang bukur (cardiu,m unedo)menunjukkan kecenderungan yang tinggi pula.
Bioakumulasi yang terjadi pada hewan air dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi fisiologi organisme, pertumbuhan, umur, jenis kelamin, salinitas, temp~ratur, adanya logam lain dan kedalaman air.Kerang bukur (Cardium unedo) yang
mengambillogam berat selain langsung dari air juga
berasal dari sedimen, partikel tersuspensi
dan dari
makanan. Kandungan
logam berat yang tinggi pada
sedimen memungkinkan kandungan logam dalam
kerang juga tinggi. Pada penelitian ini jugaTabcl S.
Hasil perhitungan faklor bioakumulasi Fb dan faktor distribusi Fd di lokas; Tajung Mas, Muara
Demak, Bandengan. dengan waklu iradiasi 12jam,jluks neutron 1,05xl0ll n.cm-2.sec-l, waklu
lunda 14 hari, waklu cacah 600 detik, dilokasi Tanjung Mas, Muara Demak don Bandengan.
Kadar
Unsur
Fb
Fd
Air (Ilg/ml) Sedimen (~g/g) Kerang (f.1g/g)
Tanjung Mas
Hg
Cd
Fe0,100:t 0,0012
0,973 :t 0,317
7,094:t 1,743
1,004
:t 0,054
7,989 :t 0,362
91769,091
:t
18432,482
11,228 :t 3,007
-0,004 :t 0,0006 0,390 :t 0,053 143,029 :i: 20,433 0,205 :i: 0,069 0,043 0,401 20,16210,055
8,212
12936,520
Co
0,052 :t 0,009
3,963
216,762Muara Demak
Hg
CdFe
0,071 :!: 0,006 O,OA9:t 0,003 14,360 :t 2,4321,162:t 0,345
9,339:t 1,363
93701,814:t
21966,563
10,387:t 2,568
0,005 :!: 0,003 0,558 :!: 0,238 144,711 :!:21,105 0,260:!: 0,0470,065
11,41910,078
1~,382
190,9716525,423
Co
0,061 :t 0,005
4,276
170,845
BandenganHg
CdFe
0,040 j: 0,010 0,311 j: 0,066 2,592 j: 0,4171,043 :t 0,081
11,178:tO,538
132086,877:t
26104,409
11,043:t 2,015
0,003 :t O,OO(J~ 0,565 :t 0,058 168,269 :t 32,083 0,264 :t 0,088 0,066 1,819 64,91926,
35,
5095
Co0,064:t 0,013
4,103
171,741Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir
P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
142
965
9,443
Agus Taftazalu, dkk. ISSN 0216 -3128 7 -I
(k
Fb = j!g.g
erang)
j!g.ml-1 (air taut)
Tabel 2-4 diatas terlihat cuplikan dari Muara Demak mempunyai CV yang terkecil, artinya presisinya yang terbaik, hal ini dimungkinkan cara penyiapan cuplikannya terbaik (cuplikan paling homogen).
Selain itu untuk mengetahui keandalan metode analisis (AAN, dengan komparasi) yang telah digunakan, maka perlu dilakukan uji bias. Data uji bias dilakukan dengan membandingkan harga kadar pengukuran unsur (cuplikan triple)
dibandingkan dengan kadar unsur sertifikatnya,
sebagaimana dapat dilihat dalam Tabel 6'berikut ini.Keterangan
:
-I
(
Fd = }1.g.g sedimen)
.
Tabel 6. Bias pengukuran dari SRM No.1 645 (River Sediment),
SRM No.1 577 b (Bovine Liver)
dengan waktu iradiasi 12 jam, fluks neutron 1,05x101
1 n.cm-2.sec-1,
waktu tunda 14 hari,
waktu cacah 600 detik
Pengukuran
1,0337
:t 0,2658
11,8863
:i: 5,6525
111122,2315
:t 912,9042
8,8768 :t 2,1202
SRM No.
rig
0,00294:t 0,00126
0,003
1,833
IS77b
Cd
0,42175.t0,0413
0,50:t0,03
15,650
(Bovine
Fe
162,8705
:t 43,1493
184 :t 15
2,919
Liver)
Co
0,2741 :t 0,0489
0,25
9,670
". "Keterangan: SRM = Standard Reference
Material
KESIMPULAN
di Bandengan > dari pacta Tanjung Mas dan Muara Oemak dengan kadar dalam sedimen Bandengan : Hg 1,0431 :!: 0,0809 ppm, Cd 11,1780 :!: 0,5382 ppm, Fe 132086,8768 :!: 26104,409 ppm, Co 11,0430 :!: 2,0148 ppm, serta kadar dalam kerang bukur Bandengan: Hg 0,00264:!: 0,00032 ppm, Cd 0,5654 :!: 0,0584 ppm, Fe 168,2689 :!: 32,0825 ppm, Co 0,26388 :!: 0,0881 ppm.4. Pacta umumnya kadar 4 logam berat (un sur Hg, Cd, Co dan Fe) dalam sedimen > dalam kerang bukur > dalam air.
5. Pad a umumnya dari 3 lokasi sampling, harga
F..>F..-Berdasarkan hasil penelitian clan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kandungan logam berat (kecuali Cobalt) yang terlarut dalam air sudah melebihi nilai baku mutu lingkungan untuk keperluan pertanian, perkotaan, industri, energi tenaga air (air golonganlV, SK Kep- Gubemur Kepala Dati I
Propinsi Jawa Tengah No. 660.1/26/1990). 2. Kadar logam berat (unsur Hg, Cd, Co clan Fe)
yang terdapat dalam air pantai Bandengan < dari pada Tanjung Mas clan Muara Demak, karena diperkirakan ban yak yang mengendap dalam sedimen.
3. Kadar logam berat (un sur Hg, Cd, Co clan Fe) yang terdapat dalam sedimen clan kerang bukur
6. Alur konsentrasi unsur logam berat (pathways) diperkirakan sebagai berikut
Air ..biota ~ sedimen.
",
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
~g.ml-' (air laut)
Walau tidak hams dibahas (tidak sesuai dengan judul makalah) dari Tabel 2 ,3 dan 4 didapatkan coefficient variation CV atau kedapat ulangan (keseksamaan) yang acak yaitu ada data CV yang lebih besar dari 10% dan data CV yang lebih kecil dari 10%, adanya perbedaan basil ini dimungkinkan karena cuplikan kurang homogen. Harga CV yang baik adalah sekitar 10 %. Dari
ISSN 0216 -3128
8 Agus Ta/talani, dkk.
7. Metode AAN yang dilakukan pada penelitian ini
mempunyai
ketelitian (bias) dan kedapat
ulangan
(CV) yang kurang memuaskan,
karena masih
ada harga CV dan bias yang lebih besar dari
10%.
DAFTAR-PUSTAKA
1.
2.
Agus Taftazani
-Simpangan baku (bias) lebih besar dari 10 %
(mis: unsur Cd), ini tidak baik. Hal ini
disebabkan
ado beberapa
kemungkinan:
kualitas
alaI, cora penyiapan standar sekunder atau
cuplikan, cora analisis (counting, perhitungan),
sifat fisis unsur tersebut
sulit dideteksi/ dianalisis
atau mudah dengan AAN ( misal; unsur C, N; 0,
Pb sulit dianalisis dengan metoda AAN) dsb.
Dalam penelitian ini dimungkinkan cora
penyiapan standar sekunder yang sangat
berperan,
yakni kadar standar sekunder kurang
dekat dengan
kadar unsur tersebut
pa{ia CRM
-Jika
fluks netron semakin tinggi maka waktu
irradiasi akan lebih pendek (fluent netron; fluks
netron x time). Jika terlalu lama irradiasi,
menyebabkan unsur-unsur tertentu semakin
besar spektrumnya
(cacahnya).
Jika hal ini tidak
diinginkan (unsur tersebut) akan mengganggu
countingnya (overlapping, waktu penundaan
lebih lama!agi dsb)
3
4
5
Sabat Simbolon
-Apakah bias yang sangat besar pacta Tabel 6,
tidak menunjukkan babwa metode kurang
akurat.
6.
-Berapa nilai bias yang sering digunakan atau dapat diterima secara statistik.
-Mengapa bias CRM no 15677 b (Bovine liver) < CRM no"1645 (River Sediment) padahal keduanya berbedajauh.
ANONIM. Pemda Semarang,
(1994).
Keputusan Gubernur Kepala Dati I Propinsi
Jawa Tengah No. 660.1/26/1990
tentang Baku
Mutu Perairan di Propinsi Dati I Jawa Tengah.
HUTAGALUNG, H.P., Logam Berat dalam
Lingkungan Laut, Oseana,
Vol. IX, No.1. LON
LIPI, Jakarta.
(1984).
NURJANAH, Kadar Logam Hg dalam Tubuh
Kerang Hijau di Perairan Teluk Jakarta,
Faperikan,
IPB, Bogor, (1983).
AGUS TAFT AZANI, SUMINING pAN KRIS
TRI BASUKI. Unjuk Kerja AAN pada Analisis
Logam Berat dalam Cuplikan Lingkungan.
Puslitbang Teknik Nuklir-BATAN Bandung.
Bandung,
23 Juni 2001.
AGUS TAFTAZANI, SUMINING, ROSYIDI.
Analisis Pengaktifan Netron Untuk Cuplikan
Geologi. Lingkungan .Biologi
dan Produk
lndustri. Seminar Regional Fisika se JA TIM
1996 dalam HARLAH ke 32 Jurusan
Pendidikan Fisika, FMIPA-IKIP Malang, 12
Oktober 1996.
ERDTMANN, G; SOYKA, W, The Gamma
Ray of The Radionudides; Tablesfor Applied
Gamma Ray Spektrometry. Wienheim, New
York; Verlag Chemie,
(1991).
TANYAJAWAB
Agus Taftazani "
-Anda betu/, bahwajika harga bias ter/a/u besar, maka data dianggap tidak akurat/ kurang akurat. Data tersebut menurut korektor harus dicabut, dan ini sudah saya ganti ( koreksi maka/ah be/urn saya serahkan ke panitia) dengan data pengu/angan.
-ni/ai bias yang sering digunakan dengan metode AAN ada/ah oS" 10 % yang sudah memenuhi
statistik.
-.Mengapa bias CRM 1577 b < CRM 1645, karena membuat standar sekundernya untuk kedua CRM tersebut hanya satu, yang kadarnya /ebih dekat dengan CRM 1577b (Bovin liver). Padaha/ kadar slandar yang baik, ada/ah semakin dekat dengan kadar cup/ikon yang diukur.
Soedardjo
-Mengapa simpangan baku ada yang lebih dari 10 %, apakah alatnya tidak matching (sesuai) untuk mendeteksi cadmium.
-Apa akibatnya jika fluks netron lebih dari lOll n.cm-2 derl (untuk reaktor fluks tinggi), apakah indikasi ppm akan naik, dan bagaimana jika paparan lebih dari 12 jam.
-Apa benar ada kaitan besamya sebaran logam berat tergantung lingkungan, air yang bergolak, mengalir atau air yang tenang.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
ISSN 0216-3128 9 Agus Taftazani, dkk.
..
Agus Taftazam
-Kadar Fe do/am air memang < biota < sedimen, ha/ ini banyak dijumpai di do/am cup/ikon a/am //ingkungan. Unsur Fe do/am sampe/ tersebut memang sangat dominan.
-Satuan yang soya pakai hanya ppm (bukan ppm don %), agar seragam soja.
Wisyachudin F.
-Data Fe yang ditampilkan dalam satuan ppm begitu sangat besar perbedaannya dibandingkan dengan unsur lainnya .Kesimpulam apa yang dapat diambil
-Mengapa satuannya tidak dalam satuan
% (prosentase).
c-Proslding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitlan Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001