• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pengertian Prosedur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pengertian Prosedur"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Prosedur

Secara garis besar, prosedur berasal dari kata procedure. Menurut Ig. Wursanto dalam buku Kearsipan 2 (1991:20) prosedur (procedure) adalah suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan.

Prosedur kerja menurut Lembaga Administrasi Negara RI (1997:136) adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain sehingga menunjukan adanya suatu urutan tahap demi tahap secara jelas dan pasti serta jalan yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian sesuatu bidang tugas.

Menurut Manajemen Administrasi, Dann Sugandha (1986:71) prosedur merupakan serangkaian kegiatan khusus yang diarahkan pada pencapaian tujuan system.

Prosedur dapat diartikan juga sebagai tata aliran, adalah merupakan penjelasan tentang urut-urutan hal yang harus dilakukan oleh seseorang pada saat akan mengurus pelayanan pemerintahan dan perijinan tertentu. Ratminto & Atik Septi Winarsih (2007:243-244).

Sedangkan menurut The Liang Gie, dalam buku Administrasi Perkantoran Modern (1998:28), prosedur perkantoran merupakan segenap rangkaian metode kantor yang telah menjadi langkah-langkah tetap dalam penyelesaian sesuatu bidang tata usaha oleh lebih daripada satu petugas.

Prosedur ini sering digunakan di dalam kantor. Pada kenyataannya, masih terdapat beberapa kantor yang hanya membuat prosedur kerja secara lisan dan belum atau tidak menganggap perlu untuk membuat prosedur

(2)

commit to user

tersebut dalam bentuk tulisan. Hal ini mengakibatkan terjadinya

miscommunication atau misunderstanding yang disebabkan oleh adanya

perbedaan presepsi antara perancang prosedur dengan pelaksana prosedur tersebut, atau antar pelaksana prosedur itu sendiri. Koordinasi kerja menjadi lebih sulit sehingga pencapaian tujuan akan terlambat. Oleh karena itu, prosedur kerja sebaiknya dibuat secara tertulis agar tercipta komunikasi yang sinkron, terutama bagi pihak-pihak pada level bawah yang lebih memerlukan pedoman tertulis sebagai patokan dalam bertindak.

Dalam suatu organisasi, agar kinerja individu yang bekerjasama dalam suatu kelompok efektif, maka tugas yang paling penting bagi atasan adalah mengetahui bahwa individu-individu tersebut memahami akan tujuan yang hendak dicapai serta mengerti bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut. Semakin jelas prosedur kerja maka bawahan semakin mengerti apa yang seharusnya dikerjakan dan dicapai.

Berdasarkan penjabaran diatas maka penulis dapat menyimpulkan yang dimaksud dengan prosedur adalah suatu tata cara rangkaian kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap sesuai dengan yang telah ditentukan.

Prosedur kerja terdapat pada setiap bagian dalam struktur organisasi perusahaan. Prosedur kerja yang baik mencerminkan pengelolaan system informasi manajemen yang baik, sehingga dapat memudahkan dan menyederhanakan pelaksanaan pekerjaan. Dengan demikian, prosedur kerja tidak mempersulit atau menghambat pelaksanaan pekerjaan kantor.

Secara garis besar, prosedur kerja harus mendukung pencapaian tujuan secara efisien, memudahkan koordinasi internal dan eksternal, serta membantu terciptanya informasi yang baik dan siap pakai.

(3)

commit to user

A.1. Pentingnya Prosedur Perkantoran

Prosedur kerja membuat pekerjaan kantor dapat dilaksanakan lebih lancar. Sehingga waktu penyelesaiannya lebih cepat. Prosedur kerja juga memberikan pengawasan lebih baik tentang apa dan bagaimana suatu pekerjaan telah dilakukan. Prosedur kerja menjadikan setiap bagian berkoordinasi dengan bagian yang lain. Dengan adanya prosedur kerja maka pekerjaan dapat dikendalikan dengan baik dan tentu saja hal tersebut akan membuat penghematan yang besar bagi perusahaan.

A.2. Prinsip-prinsip Prosedur Perkantoran

Sebuah prosedur kerja yang baik prinsipnya adalah sederhana, tidak terlalu rumit dan berbelit-belit. Prosedur kerja yang baik akan mengurangi beban pengawasan karena penyelesaian pekerjaan telah mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan. Prosedur kerja yang ditetapkan haruslah prosedur yang telah teruji bahwa prosedur tersebut mencegah penulisan, gerakan dan usaha yang tidak perlu. Artinya prosedur tersebut menghemat gerakan atau tenaga. Pembuatan prosedur kerja harus memperhatikan pada arus pekerjaan. Prosedur kerja dibuat fleksibel, artinya bisa dilakukan perubahan jika terjadi hal-hal yang sifatnya mendesak. Prosedur kerja ditetapkan dengan memperhatikan penggunaan alat misalnya mesin agar optimal. Dan prosedur kerja harus menunjang pencapaian tujuan. A.3. Prosedur Tertulis

Dalam organisasi besar dimana melibatkan banyak orang dan perincian untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertentu maka diperlukan prosedur tertulis. Prosedur tersebut merupakan instruksi formal yang menerangkan bagaimana cara melakukan tugas atau menyelesaikan masalah untuk memperoleh keseragaman, efisiensi kerja dengan biaya yang lebih murah. Di kalangan Perbankan dikenal adanya Operation Procedure Manual (OPM) dan

(4)

commit to user

A.4. Manfaat Prosedur Tertulis

Prosedur tertulis sangat bermanfaat bagi tingkat manajerial maupun non manajerial dalam melaksanakan fungsi manajemen pada setiap bagan/devisi. Manfaat prosedur tertulis adalah:

1. Planning-controlling

a. Memudahkan dalam pencapaian tujuan.

b. Merencanakan secara seksama mengenai besarnya beban kerja yang optimal bagi masing-masing pegawai.

c. Menghindari pemborosan atau memudahkan penghematan biaya. d. Mempermudah pengawasan yang berkaitan dengan hal-hal yang

seharusnya dilakukan dan yang sudah dilakukan, menilai apakah pelaksanaan sudah sesuai dengan prosedur atai tidak.

2. Organizing

a. Mendapatkan instruksi kerja yang dapat dimengerti oleh bawahan mengenai:

i.Bagaimana tanggung jawab setiap prosedur pada masing-masing bagian/devisi, terutama pada saat pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan bagian-bagian lain. Misalnya, bagian/devisi yang terlibat dalam inventarisasi barang-barang kantor suatu perusahaan adalah bagian sarana dan prasarana serta bagian keuangan.

ii.Bagaimana proses suatu perusahaan.

b. Dihubungkan dengan alat-alat yang mendukung pekerjaan kantor serta dokumen kantor yang diperlukan.

c. Mengakibatkan arus pekerjaan kantor menjadi lebih baik dan lebih lancar serta menciptakan konsistensi kerja.

3. Staffing-leading

a. Membantu atasan dalam memberikan training atau dasar-dasar instruksi kerja bagi pegawai baru dan pegawai lama. Prosedur akan mempermudah orientasi bagi pegawai baru. sedangkan bagi pegawai lama, training juga diperlukan apabila pegawai lama

(5)

commit to user

harus menyesuaikan diri dengan metode dan tehnologi yang baru, atau mendapat tugas baru yang masih asing sama sekali. Dengan demikian pegawai akan terbiasa dengan prosedur-prosedur yang baku dalam suatu pekerjaan rutin dikantor yang berisi tentang cara kerja dan kaitannya dengan tugas lain.

b. Atasan perlu mengadakan counseling bagi bawahan yang bekerja tidak sesuai dengan prosedur. Penyebab ketidaksesuaian harus diketahui dan atasan dapat memberikan pengarahan yang dapat memotivasi pegawai agar mau memberikan kontribusi yang maksimal bagi kantor.

c. Mempermudah pemberian penilaian terhadap bawahan.

4. Coordinating

a. Menciptakan koordinasi yang harmonis bagi tiap departemen dan antar departemen.

b. Menetapkan dan membedakan antara prosedur-prosedur rutin dan prosedur-prosedur independen.

B. Pengertian Kredit

yang artinya percaya. Oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai pejanjian. Bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. Oleh karena itu, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah benar-benar dapat dipercaya, maka sebelum kredit diberikan terlebih dahulu bank mengadakan analisis kredit. Analisis kredit ini mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lain. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman.

(6)

commit to user

Pemberian kredit tanpa analisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan bank. Nasabah dengan hal ini dengan mudah memberikan data-data fiktif, sehingga mungkin saja kredit sebenarnya tidak layak, tetapi malah diberikan. Kemudian jika salah menganalisis, maka kredit yang disalurkan yang sebenarnya tidak layak menjadi layak sehingga akan berakibat sulit untuk ditagih alias macet.

Pengertian kredit menurut Undang-undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 :

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi uangnya

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kredit merupakan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak yang akan meminjam uang dengan perjanjian pihak peminjam akan melunasi hutangnya pada jangka waktu yang telah disepakati.

B.1. Unsur-unsur Kredit

Dalam kata kredit terkandung unsure-unsur yang direkatkan menjadi satu. Sehingga jika kita berbicara kredit maka termasuk membicarakan unsur-unsur didalamnya.

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

1. Kepercayaan

Keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu kredit berani dikucurkan. Oleh karena itu,

(7)

commit to user

sebelum dikucurkan atau di adakan akad kredit, bank harus terlebih dahulu melakukan OTS (On The Spot) secara mendalam tentang bagaimana kondisi nasabah, baik secara intern maupun ekstern.

2. Kesepakatan

Disamping unsure percaya didalam kredit juga mengandung unsure kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan itu dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing-masing-masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad kredit dan ditandatangani kedua belah pihak sebelum kredit dikucurkan.

3. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut berbentuk jangka waktu pendek (di bawah 1 tahun), jangka menengah (1-3 tahun) atau jangka panjang (di atas 3 tahun). Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.

4. Resiko

Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah maupun resiko yang tidak disengaja, misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsure kesengajaan lainnya, sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang diperolehnya.

5. Balas Jasa

Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis konvensional balas jasa kita

(8)

commit to user

kenal dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bank. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

B.2. Tujuan dan Fungsi Kredit

1. Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga dan diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dibubarkan.

2. Membantu usaha nasabah

Membantu nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. Dalam hal ini bank maupun nasabah sama-sama diuntungkan.

3. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sector, terutama sector riil.

Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarkan pemberian kredit oleh dunia perbankan yaitu:

a) Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank

b) Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru atau perlunasan usaha akan

(9)

commit to user

membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.

c) Meningkatkan jumlah barang dan jasa , jelas sekali bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat menigkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di masyarakat.

d) Menghemat devisa Negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi didalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa Negara.

e) Meningkatkan devisa Negara , apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor.

Disamping memiliki tujuan pemberian fasilitas kredit juga memliki suatu fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit yang secara luas tersebut antara lain:

1. Untuk meningkatkan daya guna uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang, maksudnya jika uang hanya disimpan saja dirumah tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit. Kemudian juga dapat memberikan penghasilan tambahan kepada pemilik dana.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga, suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. Sebagai contoh seorang pengusaha di pulau Bangka memperoleh kredit dari salah satu bank di Singapura sebanyak 1 milyar dolar Singapura, maka dengan demikian ada pertambahan peredaran uang dari Singapura ke Bangka sebesar 1 milyar dolar Singapura.

(10)

commit to user

3. Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. Sebagai contoh seorang pengusaha memperoleh kucuran dana dari salah sati bank untuk mengolah limbah plastik yang sudah tidak dipakai menjadi barang0-barang rumah tangga. Biaya pengolahan barang tersebut diperoleh dari bank. Dengan demikian fungsi kredit dapat meningkatkan daya guna barang dari barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna.

4. Meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula

meningkatkan jumlah barang yang beredar. Kredit untuk

meningkatkan peredaran barang biasanya untuk kredit perdagangan atau kredit ekspor impor.

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi, karena dengan adanya kredit yang diberikan akanmenambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat pula membantu mengekspor barang dari dalam negeri keluar negeri sehingga dapat meningkatkan devisa Negara.

6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apa lagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan. Dengan memperoleh kredit nasabah bergairah untuk dan dapat memperbesar atau memperluas usahanya.

7. Untuk meningkatkan pemerataan hubungan internasional

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu

(11)

commit to user

membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat memperoleh pendapatan seperti gaji bagi karyawan yang bekerja di pabrik dan membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya bagi masyarakat yang tinggal disekitar lokasi pabrik. 8. Untuk meningkatkan hubungan internasional

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan dan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh neraga lain akan meningkatkan kerja sama di bidang lainnya, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.

B.3. Jenis-jenis Kredit

Beragamnya jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana. Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit menjadi beragam pula. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan nasabah.

Dalam praktiknya kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain:

1. Kredit Dilihat dari Sudut Tujuannya, terdiri atas:

a. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses konsumtif.

b. Kredit produktif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi.

c. Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang-barang untuk dijual lagi, yang terdiri atas kredit perdagangan dalam negri dan kredit perdagangan luar negeri.

(12)

commit to user

2. Kredit Dilihat dari Sudut Jangka Waktunya

a. Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1tahun. Dalam kredit jangka pendek juga termasuk kredit untuk tanaman musiman yang berjangka waktu lebih dari 1tahun. Biasanya digunakan untuk modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.

b. Kredit jangka menengah, yaitu jangka waktunya berkisar antara 1tahun sampai dengan 3tahun , biasanya untuk investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian, seperti jeruk atau peternakan kambing.

c. Kredit jangka panjang, merupakan kredit yang masa

pengembaliannya paling panjang. Kredit ini pengembaliannya diatas 3tahun atau 5tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kalapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

3. Kredit Dilihat dari Sudut Jaminannya a. Jaminan dengan Jaminan (secured loan)

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan calon debitur. Jaminan yang diberikan untuk suatu kredit dapat terdiri atas: a) Jaminan barang, baik barang tetap maupun barang tidak tetap. b) Jaminan pribadi, yaitu suatu perjanjian dimana satu pihak

menyanggupi pihak lainnya (kreditur) bahwa ia menjamin pembayarannya saat utang apabila si terutang (kreditur) tidak menepati kewajibannya.

(13)

commit to user

c) Jaminan efek-efek saham, obligasi, dan sertifikat yang didaftar

(listed) di bursa efek.

b. Kredit tanpa jaminan (Unsecured Loan)

Kredit tanpa jaminan unsecured loan atau kredit blanko. Di Indonesia menurut Undang-undang Nomor 14/1967 dilarang untuk diberikan oleh bank-bank (pasal 24(1)).

Kredit ini merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.

c. Kredit Dilihat dari Sudut Penggunaannya

Penggolongan kredit menurut penggunaannya dapat dibagi atas: a) Kredit Eksploitasi

Kredit eksploitasi adalah kredit berjangka waktu pendek yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan sehingga dapat berjalan dengan lancar. Kredit eksploitasi ini lazim disebut kredit modal kerja/kredit produk karena bantuan modal kerja digunakan untuk menutup biaya-biaya eksploitasi perusahaan secara luas. Kredit ini berupa pembelian bahan baku, bahan penolong dan biaya-biaya produksi lainnya seperti upah buruh, biaya pengepakan, distribusi dan sebagainya yang berkaitan dengan proses produksi lainnya. Tujuan dari kredit ini yaitu untuk meningkatkan produksi , baik peningkatan kuantitatif maupun kualitatif.

b) Kredit Investasi

Kredit investasi adalah kredit jangka menengah atau jangka panjang yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk melakukan investasi atau penanaman modal. Yang dimaksudkan disini adalah untuk pembelian barang-barang

(14)

commit to user

rehabilitasi/moderenisasi maupun ekspansi proyek yang sudah ada atau pendirian proyek baru, pembangunan pabrik, pembelian mesin-mesin yang semuanya itu ditujukan untuk meningkatkan produktivitas.

Ketentuan-ketentuan pokok mengenai investasi selalu

disesuaikan dengan program pemerintah untuk mendorong kegiatan usaha dengan kesempatan kerja yang besar atau usaha padat tenaga.

d. Kredit dilihat dari segi sektor usaha

a) Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sector perkebunan atau pertanian. Sector usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

b) Kredit peternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk sector peternakan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang misalnya ternak kambing, sapi.

c) Kredit industri, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri baik industri kecil, menengah atau industri besar.

d) Kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang, seperti emas, minyak atau timah.

e) Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

f) Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan professional seperti, dosen, dokter atau pengacara. g) Kredit perumahan, merupakan kredit untuk membiayai

pembangunan atau pembelian rumah dan biasanya berjangka waktu panjang.

(15)

commit to user

B.4. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabanya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar-benar dan sungguh-sungguh.

Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank. Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan, dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.

Penilaian dengan analisis 5C adalah sebagai berikut:

1. Character

Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari

orang-orang yang akann diberikan kredit benar-benar harus dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari latar belakang si nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun bersifat pribadi seperti, cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa social. Dari sifat dan watak ini dapat

dijadikan suatu ukuran tentang nasabah untuk membayar.

2. Capacity

Capacity adalah analis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam

membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam mengelola usahanya,

sehingga akan terlihat dalam mengembalikan kredit

(16)

commit to user

3. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi lekuiditas dan

solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya. Analisis capital juga

harus menganalisis dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk presentase modal yang digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman.

4. Condition

Dalam penilaian kredit hendaknya juga dilihat kondisi ekonomi, social dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk dimasa yang akan dating. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relative kecil.

5. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik berisfat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

Selanjutnya penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7P kredit dengan unsur-unsur penilaian sebagai berikut:

1. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun kepribadiannya masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.

2. Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah dalam klasifikasi tertentu atau

(17)

commit to user

karakternya. Nasabah yang digolongkan kedalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

3. Perpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah salam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain.

4. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan dating menguntungkan atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi nasabah juga.

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin kuat. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.

6. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode, apakan akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

7. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

(18)

commit to user

B.5. Prosedur Pemberian Kredit

Prosedur pemberian kredit maksudnya adalah tahap-tahap yang harus dilalui sebelum suatu kredit diputuskan untuk dikucurkan. Tujuannya adalah untuk mempermudah bank dalam menilai kelayakan suatu permohonan kredit.

Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari berbagai cara-cara bank tersebut menilai serta persyaratan yang ditetapkan dengan pertimbangan masing-masing bank.

Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hokum, kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif.

Secara umum prosedur pemberian kredit oleh badan hukum adalah sebagai berikut:

1. Pengajuan berkas-berkas

Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam satu proposal. Kemudian dilampiri denngan berkas0berkas lainnya yang dibutuhkan.

a) Pengajuan proposal hendaknya berisi:

a. Latar belakang perusahaan seperti riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, nama pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan perusahaan serta relasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan swasta termasuk pengalamannya dalam mengerjakan berbagai usaha selama ini.

b. Maksud dan tujuan

Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru (perluasan) serta tujuan lainnya.

(19)

commit to user

c. Besarnya kredit dan jangka waktu

Dalam hal ini pemohon menentukan besarnya jumlah kredit yang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya. Penilaian kelayakan besarnya kredit dan jangka waktunya dapat kita lihat dari cash flow serta laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) 3 tahun terakhir. Jika dari hasil analis tidak sesuai dengan permohonan, maka pihak bank tetap berpedoman terhadap hasil analis mereka dalam memutuskan jumlah kredit dan jangka waktu kredit yang layak diberikan kepada si pemohon.

d. Cara pemohon mengembalikan kredit, maksudnya dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya, dari hasil penjualan atau cara lainnya.

e. Jaminan kredit, merupakan jaminan untuk menutupi segala resiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit, baik yang ada unsur kesengajaan atau tidak. Penilaian jaminan kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu dan sebaliknya. Biasanya jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu.

b) Melampirkan dokumen-dokumen yang meliputi fotocopy: a. Akte notaries

Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk P.T. (perseroan terbatas) atau yayasan.

b. T.D.P (Tanda Daftar Perusahaan)

Merupakan tanda daftar perusahaan yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan biasanya berlaku 5 tahun, jika habis dapat diperpanjang kembali.

c. NPWP (nomor pokok wajib pajak)

Nomor pokok wajib pajak, dimana sekarang ini setiap pemberian kredit terus dipantau oleh Bank Indonesia adalah NPWPnya. d. Neraca dan laporan laba rugi 3 tahun terakhir.

e. Bukti diri dari pimpinan perusahaan. f. Fotokopi sertifikat jaminan.

(20)

commit to user

c) Penilaian yang dapat kita lakukan untuk sementara adalah dari neraca dan laporan laba rugi yang ada dengan menggunakan rasio-rasio sebagai berikut:

a. Current ratio (rasio lancar) adalah perbandingan antara aktiva

lancar dengan utang lancar suatu perusahaan. Sebagai contoh, jika aktiva lancar perusahaan X misal adalah Rp50.000.000 sedangkan utang lancarnya Rp40.000.000, maka rasio lancarnya adalah Rp50.000.000 dibagi 40.000.000, atau sama dengan 1.25. Rasio lancar digunakan untuk mengungkapkan jaminan keamanan (margin of safety) perusahaan terhadap kreditor jangka pendek.

b. Acid test ratio (rasio lancar) atau sering pula disebut sebagai Rasio

Cepat (Quick Ratio) adalah sebuah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar untuk menutupi utang lancarnya.

c. Inventory turn over (perputaran persediaan) adalah ukuran

seberapa sering persediaan barang dagang terjual dalam waktu satu periode. Periode dapat dalam masa tahunan ataupun bulanan.

d. Sales to receivable ratio (penjualan untuk rasio piutang) yaitu

perbandingan antara penjualan dan piutang untuk menilai pengaruh kecepatan perputaran piutang terhadap rasio laba modal

e. Profit margin ratio (rasio profit margin) merupakan kemampuan

perusahaan dalam memperoleh laba per rupiah penjualan yang dinyatakan dalam persentase.

f. Return on net worth (rasio kekayaan bersih) adalah rasio antara

laba setelah pajak dengan kekayaan bersih atau modal sendiri yang menunjukkan besarnya laba yang tersedia bagi pemegang saham.

g. Working capital (modal kerja)

Setiap perusahaan memerlukan modal kerja untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari misalnya : gaji, upah, pembelian barang dan sebagainya, dimana dana yang telah dikeluarkan diharapkan akan kembali masuk keperusahaan dalam jangka

(21)

commit to user

pendek melalui hasil penjualan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar keawajiban jangka pendek tepat pada waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas.

2. Penyelidikan berkas pinjaman

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar, termasuk menyelidiki keabsahan berkas. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau belum cukup. Maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja. 3. Wawancara awal

Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk meyakinkan bank apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara ini dibuat serileks mungkin sehingga diharapkan hasil wawancara akan sesuai dengan tujuann yang diharapkan. Biarkan si debitur berbicara lebih banyak, sehingga bank memperoleh informasi lebih banyak pula.

4. On the spot

Merupakan kegiatan pemeriksaan kelapangan dengan meninjau berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the

spot dicocokan dengan hasil wawancara I. pada saat hendak melakukan on the spot hendaknya jangan diberitahu kepada nasabah. Sehingga apa yang

kita lihat di lapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. 5. Wawancara II

Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara I dicocokan dengan

(22)

commit to user

pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.

6. Keputusan kredit

Keputusan kredit dalam hal ini adalah untuk menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima maka, dipersiapkan administrasinya. Biasanya keputusan kredit yang akan diumumkan mencakup:

a. jumlah uang yang diterima b. jangka waktu kredit

c. biaya-biaya yang harus dibayar d. waktu pencairan kredit

Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan tim. Begitu pula bagi kredit yang ditolak maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing.

e. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit, mengingat jaminan dengan hipotik dan surat perjanjian atau persyaratan yang dianggap perlu. Penandatangan dilaksanakan antara bank dengan debitur secara langsung atau dengan melalui notaries

f. Realisasi kredit

Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan akad kredit dan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.

g. Penyaluran/penarikan dana

Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit sekaligus atau secara bertahap.

(23)

commit to user

C. Definisi Kredit Agunan Rumah (KAR)

Kredit Agunan Rumah (KAR) adalah fasilitas kredit dari PT Bank Tabungan Negara (BTN) yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan konsumtif dengan menjamin rumah tinggal/apartemen/ruko/rukan milik pribadi.

Kebutuhan konsumtif setiap orang pasti berbeda-beda dan bermacam-macam sesuai dengan apa yang sedang kita inginkan dan butukan. Kebutuhan konsumtif ini bukan merupakan kebutuhan pokok melainkan kebutuhan barang atau jasa yang muncul karena dipengaruhi oleh keinginan untuk memenuhi kesenangan serta lebih mementingkan keinginan daripada kebutuhan. Misalnya, untuk biaya renovasi rumah, biaya pendidikan anak, membeli kendaraan, ibadah haji, travelling atau keperluan-keperluan lainnya.

Kredit Agunan Rumah (KAR) ini merupakan salah satu produk unggulan yang ada di PT Bank Tabungan Negara (BTN) dengan peminat setiap bulannya mencapai sekitar 30%. Kredit Agunan Rumah (KAR) ini memiliki banyak unggulan yaitu:

a) Proses cepat

Proses cepat maksudnya adalah Bank Tabungan Negara ini ketika memberikan pelayanan kredit menggunakan Layanan Kredit 151 yaitu layanan kredit yang merupakan salah satu cara yang bisa mendukung tercapainya target, selain itu bisa menciptakan image bagi bank BTN sesuai dengan visi BTN yaitu menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan, dengan hari pertama pengajuan permohonan kredit kemudian lima hari berikutnya proses pemenuhan syarat-syarat administrasi dan satu hari pencairan. Hanya butuh waktu 1 minggu untuk proses sampai pencairan kredit.

b) Persyaratan mudah

Persyaratan mudah ini juga dengan menggunakan Layanan Kredit 151. Selain prosesnya cepat dalam layanan kredit 151 ini juga mudah syarat-syaratnya yakni hari pertama pengajuan permohonan kredit

(24)

commit to user

kemudian lima hari berikutnya proses pemenuhan syarat-syarat administrasi dan satu hari pencairan.

c) Suku bunga kompetitif (12%)

Suku bunga kompetitif maksudnya bisa suku bunga yang bisa bersaing dengan bank lain. Karena Bank BTN memiliki suku bunga paling terjangkau dari bank-bank lain yaitu 12%

d) Nilai kredit bebas

Nilai kredit ini bebas maksudnya, debitur bisa mengkredit dengan agunannya sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.

e) Jangka waktu sangat fleksibel s.d 10 tahun

Jangka waktu 10 tahun ini adalah jangka waktu pelunasan kredit. Jangka waktu ini sangat fleksibel hingga 10 tahun. Sehingga didalam 10 tahun tersebut debitur tidak terlalu berat untuk mengangsur kreditnya pada Bank BTN.

f) Perlindungan Asuransi Jiwa Kredit dan Asuransi Kebakaran

Maksudnya, asuransi jiwa apabila nasabah meninggal sebelum masa kredit selesai, maka kreditnya dianggap lunas. Sedangkan asuransi kebakaran, apabila rumah yang dijaminkan terbakar pada masa kredit maka akan bisa secara langsung diganti oelh pihak bank BTN berupa uang cash sesuai dengan pinjaman kreditnya.

g) Penggunaan bebas sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.

Penggunaan kredit ini bebas tidak ditentukan oleh BTN. Penggunaan kredit ini dapat bebas digunakan sesuai dengan kebutuhan konsumtif debitur sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.

(25)

commit to user

29

BAB III

METODE PENGAMATAN

Adapun metode pengamatan yang penulis gunakan dalam pengamatan ini adalah sebagai berikut :

A. Lokasi Pengamatan

Untuk penulisan tugas akhir ini penulis mengambil lokasi di PT. Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Surakarta Jalan Slamet Riyadi No. 282 Surakarta, dengan pertimbangan bahwa bank adalah salah satu lembaga keuangan yang mempengaruhi kegiatan perekonomian suatu Negara.

B. Jenis Pengamatan

Pada pengamatan ini penulis menggunakan jenis pengamatan deskriptif kualitatif, dengan tujuan untuk menjelaskan secara rinci dan mendalam berbagai informasi penting serta menarik kesimpulan terhadap hubungan antara gejala sosial. Data yang dikumpulkan dalam pengamatan ini berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka , dimana perhatiannya dipusatkan pada kasus tunggal secara mendetail yaitu mengenai prosedur pemberian Kredit Agunan Rumah di PT. Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Surakarta.

Ciri-ciri metode deskriptif kualitatif menurut Winarno Surahmad (1994:140) yaitu memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada saat sekarang dan data yang dikumpulkan disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya.

Referensi

Dokumen terkait

11 hukum, pengertian pembuktian, alat bukti dalam Hukum Acara Perdata dan alat bukti elektronik berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan

3.7 Membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks khusus dalam bentuk iklan dengan memberi dan meminta informasi terkait kegiatan (event), sesuai

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan analisis pembentukan portofolio optimal pada saham-saham di Bursa Efek Indonesia dengan judul: “Analisis

Analisis menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dari 50 jumlah sampel hanya terdapat 6 sampel nelayan yang efisien dalam menggunakan kapasitas tangkap yang dapat diukur

Dapat ditunjukkan bagaimana medan dihasilkan di sekeliling kumparan de - ngan dua konduktor paralel membawa arus dalam arah yang sama seperti pada Gambar 1-5.. Garis

Rasa rosela (asam) tidak berbeda nyata antar formula, karena jumlah penggunaan rosela adalah sama (2 gram) untuk setiap formula sehingga efek rasa asam yang ditimbulkan

BRI (Persero) Tbk Cabang Pati; (4) menganalisis secara empiris pengaruh partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial pada

Now that we have created our custom object type and attributes, we can extend our News Article example and create a News Article Web Publisher template (analogous to a UI 'form')