• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Psikologi Perkembangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengantar Psikologi Perkembangan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL 1 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Pengantar

Psikologi

Perkembangan

Materi yang akan di bahas:

a. Pengertian perkembangan

b. Perkembangan kehidupan

c. Interkasi dan perkembangan hereditas-lingkungan d. Teori psikologi perkembangan

e.

Tinjauan sekilas mengenai teori-teori perkembangan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Psikologi Psikologi

01

Erna Multahada, S.HI., S.Psi., M.Si.

Abstract

Kompetensi

Perkembangan adalah hasil interaksi kompleks antara biologis dengan lingkungan. Perkembangan kehidupan manusia terjadi sejak waktu konsepsi. Dan para pakar genetika perilaku yakin hereditas dan lingkungan berinteraksi dengan tiga cara: secara pasif, evokatif, dan secara aktif. Dan bagaimana manusia berkembang akan dipaparkan sekilas dalam berbagai perspektif perkembangan.

Mampu memahami pengantar perkembangan manusia

(2)

MODUL PERTAMA

PENGANTAR PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah membaca modul ini, Anda akan dapat memahami pengantar psikologi perkembangan

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah membaca modul ini, Anda diharapkan dapat: f. Mengetahui dan memahami pengertian perkembangan g. Mengetahui dan memahami perkembangan kehidupan

h. Mengetahui dan memahami interkasi dan perkembangan hereditas-lingkungan i. Mengetahui dan memahami teori psikologi perkembangan

j. Mengetahui dan memahami tinjauan sekilas mengenai teori-teori perkembangan

3. Pengertian Perkembangan

Perkembangan menurut Salkind (2009) adalah hasil dari interaksi kompleks antara pengaruh biologis dan lingkungan. Pengertian senada diberikan oleh Hurlock (1997) bahwa perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perubahan perkembangan terjadi dalam dua jenis: kuantitatif dan kualitatif. Kuantitatif adalah perubahan dalam hal angka atau jumlah, seperti tinggi, berat, dan jumlah kosakata. Sedangkan perubahan kualitatif adalah perubahan dalam jenis struktur dan organisasi, seperti perubahan dalam cara berkomunikasi nonverbal menuju verbal. Dengan pengertian lain proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang komleks. Perubahan tersebut ditandai oleh kemunculan fenomena baru yang tidak mudah untuk diantisipasi dari keadaan fungsional yang lebih dahulu, seperti dari embrio ke bayi, atau dari anak-anak yang tidak dapat berbicara kepada sosok yang mengerti kata-kata dan dapat berkomunikasi secara verbal.

Pada dasarnya menurut Hurlock (1997) ada dua proses perkembangan yang saling bertentangan terjadi secara serempak selama kehidupan, yaitu pertumbuhan dan kemunduran atau involusi. Meskipun di dalam kehidupan selanjutnya nampak ada kemunduran (bertambah usia), namun perkembangan tetap terjadi dan tidak pernah berhenti; rambut tumbuh terus dan sel-sel terus

(3)

menerus berganti. Beberapa bagian tubuh dan alam pikiran pada usia lanjut lebih banyak berubah daripada yang lain.

Manusia tidak pernah statis. Semenjak pembuahan hingga ajal selalu terjadi perubahan, baik dalam kehidupan fisik ataupun psikologis. Oleh karena itu dari sisi yang lain pengertian perkembangan menurut Santrock (2002) adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai dari pembuahan dan terus berlanjut sepanjang kehidupan. Sebagian besar pakar perkembangan menyadari bahwa perkembangan berlangsung seumur hidup. Konsep perkembangan seumur hidup dikatakan sebagai life-span development. Life-span development (perkembangan selama rentang kehidupan) adalah konsep yang memandang perkembangan sebagai proses seumur hidup, yang dapat dipelajari secara alamiah (Papalia dkk, 2008)

4. Perkembangan Kehidupan

Kapan kehidupan di mulai? Apakah pada waktu dlahirkan ataukah sudah ada sebelumnya?

Secara biologis kehidupan dimulai pada waktu konsepsi atau pembuahan, tetapi mungkin masih merupakan tanda Tanya apakah perkembangan psikologis juga dimulai saat itu?.

Pendapat aliran “homunculus” dalam abad pertengahan mengatakan bahwa perkembangan psikologis sudah dimulai pada waktu konsepsi. Menurut pendapat homunculus maka pada waktu konsepsi semua telah ada dalam bentuk yang teramat kecil hingga seakan-akan hanya dapat dilihat melalui mikroskop. Perubahan-perubahan yang terjadi setelahnya hanyalah bersifat kuantitatif. Pendapat ini tercermin pada lukisan-lukisan kuno yang menggambarkan anak-anak dengan wajah tua dan pakaian orang dewasa, mereka dianggap sebagai orang dewasa dalam bentuk kecil.

Dewasa ini kita cenderung untuk menganggap bahwa permulaan perkembangan psikologis dimulai pada waktu anak yang belum dilahirkan mulai bereaksi terhadap rangsang dari luar. Reaksi terhadap rangsang dari luar telah dimulai sangat awal. Telah dapat ditunjukkan bahwa janin yang ada dalam kandungan pada bulan-bulan pertama telah mengadakan reaksi, mengadakan tingkah laku spontan atau tingakah laku berulang seperti menghisap ibu jari bahkan telah nampak habituasi; hal ini menunjukkan bahwa anak dalam kandungan menyesuaiakan diri misalnya dengan suara-suara dari luar. Suatu percobaan dengan sebuah bel yang dipasang pada sebuah kayu dan ditempelkan pada perut ibu, menunjukkan bahwa anak yang belum dilahirkan tadi mereaksi dengan detik nadi yang bertambah cepat, tetapi sesudah rangsangan (bel) tadi diberikan berulang kali, maka bayi tidak mengadakan reaksi apa-apa lagi. Bel tersebut ditempelkan pada perut ibu, hingga dengan begitu getaran dapat langsung dipindahkan pada fetus.

(4)

5. Interaksi dan Perkembangan Hereditas-Lingkungan

Para pakar genetika perilaku yakin hereditas dan lingkungan berinteraksi dengan tiga cara: secara pasif, evokatif, dan secara aktif.

Interaksi genotype-lingkungan yang pasif terjadi ketika orangtua yang secara genetic terkait

dengan anak memberi suatu lingkungan pengasuhan bagi anak. contohnya, orangtua mungkin memiliki suatu kecendrungan genetic menjadi cerdas dan terampil membaca. Karena mereka membaca dengan baik, dan menikmati bacaan, mereka memberi anak-anak mereka buku untuk dibaca, dengan kemungkinan hasilnya bahwa anak-anak mereka akan menjadi pembaca yang terampil, yang senang membaca.

Interaksi genotype-lingkungan yang evokatif terjadi karena genotype seorang anak memperoleh

tipe lingkungan fisik dan social tertentu. Contoh, bayi yang aktif dan tersenyum menerima lebih banyak stimulasi social dibandingkan dengan bayi yang pasif, diam. Anak-anak yang mau bekerja sama dan memberi perhatian memperoleh kesenangan dan respons instruksioanl yang lebih besar dari orang dewasa disekitarnya dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mau bekerja sama, yang perhatiannya mudah menyimpang.

Interaksi genotype-lingkungan yang aktif terjadi ketika anak-anak mencari/memilih lingkungan

yang mereka rasakan sesuai dan menggugah minat. “Memilih relung” berarti menemukan suatu tempat atau setting yang sesuai dengan kemampuan anak. Anak-anak menyeleksi dari lingkungan sekitar mereka beberapa aspek yang mereka tanggapi, pelajari, atau abaikan. Beberapa anak karena genotipnya memiliki sensorimotor untuk tampil dibidang olah raga. Anak lain karena genotipnya mungkin memiliki kemampuan lebih dibidang music. Anak-anak yang cenderung lebih terampil di bidang olahraga akan cenderung mencari secara aktif lingkungan olahraga di mana mereka dapat tampil dengan baik. begitu jug dengan yang music.

Scarr (dalam Sntrock, 2002) yakin bahwa kepentingan relative ketiga jenis interaksi genotif lingkungan berubah ketika anak-anak berkembang dari masa bayi hingga masa remaja. Pada masa bayi, banyak lingkungan yang dialami oleh anak-anak disediakan oleh orang dewasa. Bila orang-orang dewasa ini secara genetic dikaitkan dengan anak, lingkungan yang mereka sediakan terkait dengan karakteristik dan genotype mereka sendiri.

Para ahli perkembangan dewasa ini adalah interkasionis. Dalam pengertian mereka yakin hereditas dan lingkungan berinteraksi untuk menentukan perkembangan anak. akan tetapi dalam menentukan secara lebih tepat peran keturunan memainkan peran yang sangat kuat dalam interaksi

(5)

keturunan- lingkungan. Sementara Baumrid, Maccoby, dan Jacson yakin pengaruh lingkungan jauh lebih kuat terhada perkembangan anak-anak.

Lepas dari berbagai pendapat para ahli mengenai interaksi dan perkembangan hereditas-lingkungan, maka berikut diuraikan beberapa teori yang akan menjelaskan secara independent berdasarkan hail penelitiannya mengenai perkembangan.

6. Teori Perkembangan

Menurut Salkind (2009) teori adalah tulang punggung ilmu pengetauan; tanpa teori kemajuan ilmu pengetahuan menjadi tidak mungkin. Santrock (2002) memperelas bahwa teori adalah seperangkat gagasan yang saling menolong menerangkan data dan membuat ramalan.

Bagaimanakah teori perkembangan terbentuk? Penelitian yang sederhana mengenai anak tidak berarti sudah membuat teori perkembangan. Contohnya, penelitan mempelajari usia 6 tahun, tidak perlu mengarah ke kesimpulan mengenai perkembangan. Suatu hal yang kritis dalam teori perkembangan terfokus pada perubahan sepanjang waktu. Dan concern dari teori perkembangan terfokus pada tiga tugas:

1. Untuk menggambarkan perubahan dalam satu atau beberapa wilayah perilaku

2. Untuk menggambarkan perubahan dalam hubungannya dengan diantara beberapa perilaku, dan 3. Untuk menjelaskan rangkaian perkembangan yang sudah digambarkan

Penjelasan lebih dekat lagi pada masing-masing tugas:

1. Suatu teori perkembangan menggambarkan perubahan sepanjang waktu di dalam satu atau

beberapa area perilaku atau aktivitas psikologis, seperti berfikir, bahasa, perilaku social, atau

persepsi.

Contohnya, teori mungkin menggambarkan perubahan di dalam aturan grammar pokok yang mendasari beberapa tahun pertama kehidupan. Meskipun beberapa teori perkembangan penekanannya pada perubahan sepanjang bulan atau tahun, akhirnya teori cukup mampu menjelaskan perubahan sepanjang detik, menit, dan hari. Contoh, konsep mengenai objek, pikiran mengenai objek itu ada meskipun ketika kita tidak melihat mereka, dapat berkembang sepanjang bulan, seluruh gambaran masuk ke dalam “beberapa perkembangan kecil” yang terjadi selama momen-moment anak dalam menemukan objek.

Beberapa orang meyakini bahwa deskripsi di dasarkan pada suatu hal yang murni, objektif, observasi dan didahului oleh adanya teori. Bagaiamanpun, meski secara langsung, observasi dibimbing dengan perluasan pemikiran teoritical yang mengubah arus perilaku dalam beberapa cara.

(6)

Pengamat merekam perilaku tertentu dan mengabaikan yang lain. Dia membagi perilaku ke dalam beberapa unit. Dia mengkode prilaku ke dalam kata-kata yang ditambahkan dengan konotasi. Dia membiarkan intervensi orang yang bersebrangan ke dalam observasinya.

2. Tugas kedua untuk sebuah teori perkembangan adalah menggambarkan perubahan sepanjang

waktu dalam hubungannya diantara perilaku-perilaku atau beberapa aspek dari akivitas psikologi di

dalam salah satu area perkembangan, secara ideal, diantara beberapa area perkembangan. Suatu teori perkembangan mencoba untuk bertransaksi dengan perubahan simultan di dalam berfikir, kepribadian, dan persepsi dari apa yang diobservasi. Dalam kasus objeknya konsep digambarkan di atas, teori akan menggambarkan bagaimana konsep berkaitan dengan

perkembangan system memori anak dan hubungan sosialnya dengan satu objek tertentu, seperti ibunya. Teori akan memberikan garis besar hubungan sementara diantara beberapa area

perkembangan ini. Contohnya, teori akan menuntun bahwa tingkatan tertentu dari kapasitas memori harus dikembangkan sebelum objek konsep muncul, bahwa ibu adalah objek permanen, dan rangkaian perkembangan di dalam objek konsep adalah berkorelasi dengan perubahan-perubahan di dalam system memori dan kelekatan anak ke ibunya. Contoh lain, perhatian seorang psikolog Rusia, Lev Vygotsky, adalah berfikir dan bahasa secara relative independen sampai mereka menggabungkan untuk menghasilkan berfikir simbolik. Kedua contoh menggambarkan organisasi di dalam berbagai point berkaitan dengan anak dalam suatu waktu.

3. Meskipun jika teori menyediakan seluruh gambaran perkembangan, teori tidak dihitung untuk transisi dari poin ke poin selama perkembangan. Jadi, tugas ketiga teori perkambangan adalah untuk menjelaskan rangkaian perkembagan di mana dua tugas lainnya gambarkan.

Faktanya, rangkaian persetujuan diidentifikasi dalam teori karena dalam dua tugas sering memberi kesan penjelasan tertentu. Jika terlihat adanya keterampilan B setelah perkembangan keterampilan A, Seorang psikolog boleh berhipotesis bahwa A sebab B.

Tugas ketiga, teori perkembangan menawarkan seperangkat prinsip-prinsip umum atau aturan-aturan untuk perubahan. Prinsip-prinsip ini menentukan kebutuhan dan cukup menjadi penyebab untuk masing-masing perubahan dan identifikasi variable dimana modifikasi atau mengatur rata-rata atau sifat dari tiap-tiap perubahan. Contoh, Freud mengajukan bahwa secara biologi didasarkan pada drive “pergerakan(move)” dari area oral ke anal, dan terdapat tingkat kecemasan yang menyertai anak tergantung pada praktek yang dilakukan ibu. Ditambah lagi, prinsip-prinsip perubahan hipotesis seperangkat proses untuk menghasilkan perubahan. Peroses ini

(7)

bermacam-macam seperti dinamika equilibrium dalam teori Piaget, kematangan fisik dalam teori Freud dan Etiologi, dan memperkuat respon dengan reinforcement di dalam teori belajar

Satu cara untuk menginterpretasi perubahan perkembangan adalah hipotesis mengenai

perubahan yang jelas secara terus menerus. Contoh, teori mungkin mengklaim bahwa ketergantungan

diekspresikan dalam cara yang berbeda selama perkembangan tetapi sifat pokok mendasari sama. Atau suatu teori mungkin menekankan pokok kontinuitas di dalam perkembangan kognitif dengan poin perubahan bertahap di dalam memahami sejumlah hipotesa bahwa apakah dapat dipelajari adalah dibatasai dengan apakah jumlah konsep anak sudah siap. Dalam istilah yang lebih umum, teori dapat mengklaim bahwa konsep, sifat, keterampilan, atau perilaku A adalah ditransformasi ke B, adalah dipindahkan oleh B, kombinasi dengan B ke bentuk C, dan seterusnya. Banyak teori perkembangan kami menguji di dalam buku ini pokok kontinuitas ke perubahan mendasar selama perkembangan.

Kemajuan pada satu tugasmenstimulasi kemajuan yang lain, pada gilirannya umpan balik ke tugas pertama atau ketiga. Poin A berhubungan menggambarkan da menjelaskan secara tidak terpisah dan independen, seperti suatu pernyataan tidak langsung. Tipe penjelasan suatu teori memberikan penawaran bagaimana dia telah menggambarkan perilaku.

Tiga tugas di atas, meskipun jika tidak sempurna dipertemukan kedepan membantu tujuan kita untuk mengukur kesuksesan tertetu dari teori perkembangan. Suatu harapan lebih realistis untuk kedepan adalah kita dapat memiliki teori-teori yang sukses caranya lebih dibatasi. Beberapa teori secara sukses menggmabarkan dan menjelaskan satu area perkembangan tertentu, seperti perkembangan bahasa, tetapi tidak seluruh area. Atau mereka dapat mengcover semua area, tetapi hanya mencapai satu atau dua dari tiga tugas. Contoh, suatu teori secara kompetensi menggambarkan perubahan di dalam beberapa area, tetapi tidak secara sukes menjelaskan perubahan ini.

Jelaslah, bahwa banyak teori tidak secara seimbang membahas tiga tugas. Piaget lebih sukses di dalam menggambarkan perkembangan berfikir daripada menjelaskan perkembangan ini. Sebalikya, teori belajar berfokus pada mekanisme perubahan daripada conten perubahan. Tidak ada satu teori pegangan memuaskan seluruh tiga tugas, tetapi tiap-tiap teori telah mengkontibusi setidaknya satu.

Apakah nilai dari teori perkembangan? Teori memberikan dua kontribusi: 1. Teori mengorganisir dan memberikan makna terhadap fakta

(8)

Teori perkembangan mengorganisir dan memberikan makna terhadap fakta perkembangan.

Fakta tidak berbicara mengenai dirinya. Sebagaimana Jules Henri menyatakan: pengetahuan dibangun dari kenyataan, sebagaimana rumah dibangun dari batu; tetapi akumulasi fakta tidak lebih dari sebuah ilmu pengetahuan daripada tumpukan batu adalah sebuah rumah.” Hanya batu membutuhkan seorang arsitek atau blueprint untuk menjadi rumah, jadi fakta membutuhkan seorang teoris untuk memberikan struktur fakta dan menunjukkan hubungan ke semua disain. Jadi, teori memberikan makna ke fakta, menyediakan kerangka kerja ke fakta-fakta, menangani lebih penting ke beberapa fakta daripada yang lain, dan mengintegrasikan adanya fakta.

Sama dengan batu dapat digunakan untuk membuat beberapa rumh yang berbeda, jadi seperangkat fakta cenderung berbeda makna dengan berbeda teori---dengan mengorganisasi mereka secara berbeda, menekankan perilaku berbeda, dan membangun hipotesis dengan dugaan yang berbeda.

Membimbing penelitian lebih jauh. Tambahan bahwa teori memberikan makna terhadap

fakta, merupakan fungsi kedua. Teori beraksud menjadi alat, alat membimbing observasi dan memberikan informasi baru. Contoh, teori perkembangan persepsi dari Gibson memberikan hipotesis bahwa perhatian ke depan perbedaan objek mendaari banyak perkembangan persepsi. Ditambah lgi untuk mengorganisir dan memberikan makna ke berbagai penemuan penelitian sebelumnya, teori ini menuntun peneliti untuk menguji peraan/aturan perhatian dan struktr objek dan peristiwa di dalam perkembangan persepsi. Lebih jauh contoh menjadi dari etiologi, pendekatan dipinjamkan dari biologi. Teori ini menunutn psikolog perkembangan untuk mencari perilaku social di dalam masa infansi yang merupakan bawaan dan kontribusi adaptasi dari spesies terhadap lingkungan.

Beberapa teori tidak hanya menstimulasi observasi baru tetapi di dalam beberapa kasus juga menjadi sebab kami untuk menguji kembali perilaku yang familiar dan memberikan perhatian lebih terhadap variable yang diabaikan.

7. Tinjauan Sekilas Mengenai Teori-teori Perkembangan

Berikut dideskripsikan oleh Salkind (2009) sekilas mengenai teori-teori perkembangan:

Maturasional dan Biologis

Psikodinamika Behavioral

Kognitif-developmental

Asumsi dasar Urutan dan isi

perkembangan ditentukan terutama oleh factor-faktor Manusia adalah makhluk yang berkonflik; perbedaan individu Perkembangan merupakan fungsi berlakunya hokum pembelajaran; Perkembangan adalah hasil dari peran aktif individu

(9)

biologi dan sejarah evolusi spesies

dan pertumbuhan

normal adalah hasil dari menyelesaikan konflik-konflik ini lingkungan memiliki pengaruh enting terhadap pertumbuhan dan perkembangan perkembangan dalam interaksinya dengan berbagai pengaruh lingkungan Landasan filosofis teori Teori rekapitulasi, praformasi dan predeterminisme

Embriologis Tabula rasa

(lembaran kosong) Predeterminisme Variable-variabel penting yang sering dikaji dalam teori tersebut Pertumbuhan system-sistem biologi Efek-efek insting terhadap kebutuhan dan bagaimana caranya

insting-insting itu dipuaskan

Frekuensi terjadinya perilaku Transformasi yang terkait dengan tahapan-tahapan dan perubahan kualitatif dari satu tahapan ke tahapan lainnya Metode pokok yang digunakan teori untuk mengkaji perkembangan Penggunaan rekaman sinematik, data antropologis, penyelidikan

normative, dan studi

terhadap

hewan-hewan

Studi-studi kasus dan

pengujian secara tidak langsung terhadap proses-proses yang berlangsung di luar kesadaran Pengkondisian dan pemodelan paradigm Transformasi yang terkait dengan tahapan-tahapan dan perubahan kualitatif dari satu tahapan ke tahapan lainnya Pengaruh teori dalam bidang Pengasuhan anak, penggunaan determinan biologis, aspek-aspek perkembangan cultural dan sejarah

Perkembangan pribadi dan hubungan antara kultur dan perilaku Analisis sistematis dan penanganan perilaku, penerapan di bidang pendidikan Pemahaman mengenai bagaimana kognisi dan pemikiran berkembang di bawah berbagai keadaan dan tuntutan kultural

Adapun menurut Hetheringthone (1999) sekilas tinjauan teoritis sebagai berikut:

Kelompok teori Behaviouris : masalah lingkungan, tinjauan anak pasif karena akan dibentuk lingkungan. Prinsip : discontinue (pelan tapi berlangsung terus). Tinjauan : pengaruh sifat pada perkembangan anak-anak, faktor kultural, anak mempunyai kemampuan daya tahan lemah, aliran ini lemah maka lingkungan sangat kuat untuk pengaruhi anak pasif, teori ini lebih baik dan cocok pada bidang pendidikan.

Kelompok Kognitif Sosial Learning : anak secara kognitif belajar dan memahami kaidah sosial, anak setengah pasif dan setengah aktif, kondisi situasi pada anak, mereka mempunyai potensi bertahan walaupun lemah. Prinsip : continue

Perkembangan Kognitif Piaget: Terjadi interaksi faktor biologis dan lingkungan, anak sangat aktif (pencari ilmu pengetahuan). Kaidah : discontinuity, karena perkembangan kognitif discontinuity. Tekanan pada karakterisitk individu dalam kualitas kognitif. Anak mempunyai resiko dan mempunyai daya tahan yang kuat.

(10)

Teori Vygosky Sosiokultural : anak aktif, terjadi interaksi antara faktor biologis dan lingkungan. Prinsip : discontinuity. Situasi sangat penting bagi perkembangan anak, namun anak memiliki keterbatasan budaya/culture bound, dimana faktor budaya sangat penting bagi perkembangan anak. Anak juga mempunyai daya tahan yang luar biasa.

Information Prosessing : anak sebagai seorang yang selalu menyerap informasi—menyerap, memproses dan mengolah informasi.

Psikodinamika Freud & Erikson perkembangan merupakan hasil dari adanya kebutuhan untuk memuaskan insting-insting secara terus menerus- dampaknya studi kepribadian & gangguan emosional & social. Ada interaksi faktor biologis dan lingkungan dan memandang anak sebagai makhluk yang semula pasif (masa bayi) lalu setelah dewasa aktif. Discontinue : ada tahap oral anak dan seterusnya. Sifat perkara sangat individu, ada faktor universal dan cultural, contoh : rasa cinta (universal) dan ada manifestasi rasa cinta (culutural). Freud menekankan Adaptive Mechanism : kemampuan menyesuaikan Difence Mechanism.

Teori Ericson : Interaksi dengan lingkungan jauh lebih penting dari naluri. Pada awalnya anak pasif namun kemudian dapat memilih. Kaedah : diskontinuity (ada tahapan). High individual traits— anak memiliki sifat atau ciri yang berbeda. Budaya lebih berperan dibanding universal, contoh : orang jawa menjadi duta Amerika, kalau belum makan nasi belum makan. Ketahanan anak dan resiko sama-sama kuat percaya sekali mistrust.

Ethiology theory : faktor biologis maupun lingkungan memiliki kontribusi yang sama terhadap pembentukan perilaku. Anak setengah aktif dan setengah pasif. Tidak ada stages (discontinue) lebih pada culuters. Anak tidak dilihat resiko/daya tahan tapi kemampuan adaptasi sehingga bisa survive.

Life Span Perspektif : dalam rentang kehidupan ada hambatan-hambatan (lingkungan biologis) tapi anak sangat aktif. Proses adalah continuity, situasi dan culture berpengaruh. Pandangan anak : anak selain mempunyai resiko dan ketahanan ada satu masa kritis pada tahap tertentu, bisa mempunyai hambatan itu yang bisa menjadi kemajuan.

(11)

REFERENSI

Hetherington, E. M. & Parke, R. D. 1999. Child Psychology: A ContemporaryViewpoint. Boston: McGraw-Hill.

Hurlock, E. B. 1997. Perkembangan Anak Jilid 1. Terjemahan Tjandrasa, M. M.& Zarkasih, M. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Miller, P. H. 1993. Theories of Developmental Psychology (3rd ed). New York:W. H. Freeman and Company.

Salkind, N.J. 2009. Teori-teori Perkembangan Manusia; sejarah kemunculan, konsepsi dasar, analisa

komparatif, dan aplikasi. Bandung: Nusa Media

Santrock, J.W.2002. Life Span Development; Perkembangan Masa Hidup, edisi kelima. (Terjemahan). Jakarta: Erlangga

Papalia, D.E, Old, S.W., & Feldman, E.D. 2008. Psikologi Perkembangan. Edisi kesembilan. Jakarta: Prenada Media Group

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasannya rimpu merupakan kearifan lokal masyarakat Bima yang ingin menerjemahkan nilai atau makna agamanya ke dalam

Nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa lebih tinggi pada kelas eksperimen daripada kelas kontrol membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Experiential

Prioritas menanggulangi kemiskinan di Surade misalnya, adalah menyediakan beras murah karena daya beli yang lemah, menciptakan ketrampilan dan lapangan kerja, sedangkan prioritas

Ada beberapa teknik analisis yang di- gunakan untuk menjawab permasalahan pe- nelitian. Analisis terhadap validitas model yang dikembangkan dengan deskriptif kualitatif.

Pada kegiatan tatap muka ke-3 (TM-3), peserta akan melaporkan hasil pembelajaran Guru Pembelajar moda daring mulai dari awal hingga akhir dengan membawa

membuat tugas orang tua dalam memberikan pendidikan nilai kepedulian sosial menjadi jauh lebih berat, sebab anak tinggal di lingkungan yang memiliki

beberapa faktor yakni harga buah jeruk manis, pendapatan konsumen, dan

Beberapa penelitian mencoba menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dengan media bahan ajar berupa modul memiliki dampak positif terhadap kegiatan pembelajaran yakni pada