• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa berupa sumber daya alam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa berupa sumber daya alam"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tanah merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa berupa sumber daya alam yang sangat dibutuhkan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup di dunia contohnya untuk bercocok tanam atau untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal manusia itu sendir, ataupun untuk usahanya seperti untuk tempat berrdagangan, , pendidikan, dan tempat-tempat lainya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Tanah mempunyai peranan yang penting karena tanah merupakan sumber kesejahteraan, kemakmuran, dan kehidupan. Tanah menjadi sarana yang pokok misalnya dalam pembangunan rumah, gedung, jalan raya, kawasan industri, pemukiman penduduk dan prasarana kehidupan yang lain. Kepemilikan tanah dapat terjadi karena warisan, jual beli, hibah dan lain-lain. Proses kepemilikan tanah ini mengakibatkan terjadinya peralihan hak atas tanah. Hak milik atas tanah menurut Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Pokok Agraria menyatakan “Hak milik atas tanah adalah hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan Pasal 6.” Hak milik turun-temurun artinya dapat diwarisi oleh ahli waris yang mempunyai tanah.

Realitas di era industri 4.0, pemerintah Indonesia sendiri cenderung ingin

menjadikan Negara Indonesia sebagai Negara industrialisasi, sehinggah

dibutuhkanlah lahan yang luas untuk bisa membangun industri- industri baru. Kemudian dari situlah masyarakat lebih melihat Dari segi sisi ekonomi, dengan cara mengkonvensi lahan pertanian ke bangunan - bangunan industri, baik di lingkungan

(2)

perkotaan sampai di lingkungan pedesaan. diawali dengan transaksi jual beli lahan pertanian dengan harga yang di atas rata-rata, kemudian dari situlah keterkarikan pemilik lahan untuk menjual ke pihak lain.

Hal –hal yang mempengaruhi pemilk menjual lahan pertaniannya yaitu harga lahan, hasil dari lahan pertanian, luas lahan, mahalnya material pertanian , putusan – putusan pemerintahan. Kawasan perbatasan wilayah antar kota atau kabupaten dapat di jadikan sebagai kegiatan penghijauan dengan fungsi kawasan lahan pertanian atau perkebunanan, sehinggah tata ruang wilayah tersebut di fokusnya sebagai perbatasan penghijauan antar kota atau kabupaten. berdasarkan prinsip-prinsi keseimbangan, keserasian, keterbukaan (transparansi) dan efisiensi, agar tercipta kualitas

permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.(Yusriyadi : 2010,Hlm. 150)

Peralihan lahan pertanian kemudian di jadikan sebagai industry dan perumahanyang tidak bisa di hindari pada zaman sekarang. Tumbuhnya perekonomian menuntut pembangunan infrastrukstur baik berupa jalan, bangunan industry dan pemukiman baru, dimana itu semua di bangun di tas lahan pertanian. Keadaan seperti ini, membuat lahan pertanian setiap tahun semakin berkurang dan akibanya masyarakat – masyarakat beralih pekerjaan sebagai buruh pabrik atau karyawan pabrik. Kemudian ekonomi yang bertumbuh ditandai dengan berkembangnya industry di suatu wilayah ,prasarana ekonomi, fasilitas umum, dan permukiman dimana semuanya memerlukan lahan telah meningkatkan permintaan lahan untuk memenuhi kebutuhan nonpertanian. Namun pertumbuhan ekonomi juga meningkatkan kondisi sosial ekonomi pada lahan nonpertanian. Keadaan seperti inilah yang membuat peralihan lahan pertanian terus meningkat seiring dengan

(3)

naiknya perekonomian dan pembangunan perekonomian yang tidak mungkin dapat dihindari.

Peralihan lahan pertanian di rasa tidak menguntungkan bagi pertumbuhan sektor pertanian dan lingkungan, karena dapat menurunkan kapasitas produksi kebutuhan pangan, dari situlah kebijakan pemerintah tentang era revolusi industry 4.0 adalah sesuatu yang paradoxs (suatu premis) karena di sisi lain pemerintah mengaktifkan industri dengan tujuan naiknya perekonomian namun juga menurunkan kebutuhan pangan masayarakatnya itu sendiri. Hal semacam ini sudah terjadi di beberapa tempat dan membuat masyarakat beralih bukan lagi menjadi petani seperti yang julukan bangsa Indonesia ( Negara agrarian)dan sekarang masyrakat menajdi seoarang buruh pabrik atau karyawan pabrik. (Burhan Bungin(14-15).)

Seperti halnya yang terjadi di Desa Gajah Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan,yang dulunya di kenal sebagai tanah agrarian yang subur, namun saat ini berubah menjadi lahan industrialisasi. Sehinggah dalam rutinitas kehidupan sehari-hari masyarakat dulunya menjadi petani, sekarang beralih menjadi seorang wirausaha dan karyawan pabrik.begitu juga dalam rana pendidikan,anak-anak dari berjalananya waktu akan mengubah cara berfikir masyarakat Desa Gajah,dimana sekarang yang orientasinya finalsial tanpa memikirkan kearifan local atau alam. Terlihat di daerah desa tersebut sekarang gersang tanpa ada tumbuhan pengehijau yang Nampak dimana tidak seperti lima tahun yang lalu, Mulai dari tahun 2014 sampai sekarang. desa tersebut s berlomba-lomba mengenyam pendidikaan setinggi mungkin,dengan alasan supaya kelak akan bisa bekerja di pabrik sekitar rumahnya itu.

(4)

Warga desa kurung waktu 2 tahun (2015-2017) sekitar industri mengalami perubahan pola pikir, dimana setelah perubahan lahan pertanian menjadi lahan industri masyarakat desa menjadi lebih condong ke konsep ekonomi, yang mana setiap tindakan yang mereka lakukan di kaitkan dengan financial dan lemahnya konsep budaya setelah masuknya industri tersebut, menggangap kelak dengan semakin banyaknya pabrik yang berdiri di daerah desa tersebut,antara lain PT.Puma, PT.BMI, PT.Olimpic. CV.Eka jaya dan PT.WIN . Dari situ kita bisa lihat bahwa adanya pabrik di daerah tersebut membawa pengaruh banyak bagi masyarakat sekitar pabrik tersebut antara lain, sosial, budaya dan ekonomi. Sejak tahun akhir 2013 daerah desa tersebut sudah kelihatan bahwa akan terjadi revolusi lahan pertanian menjadi lahan industri. Jika di total industri yang ada di wilayah desa gajah sampai saat ini hampir 5 perusahaan besar yang berdiri di area tersebut.

Bahkan dalam bebarapa waktu yang lalu penulis mewawancara beberapa warga desa tersebut dan menemukan fenomena baru dimana efek dari masuknya industri di kawasan yang dulunya sebagai lahan pertanian ternyata juga mencipkan kelas sosial baru di masyarakat tersebut yang mengakibatkan kecenderungan bersifat individual,bukan lagi komunitas dan akhir-akhir ini masyarakat tersebut mulai meninggalkan budaya-budaya lokal. Berdasarkan uraian di atas,maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat terhadap lahan yang dulunya merupakan tempat lahan pertanian sekarang menjadi pembangungan lahan industri di Desa Gajah Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.maka dari itu peneliti ingin mengambil judul Konstruksi Sosial Masyarakat Terhadap Peralihan Lahan Pertanian Ke Industri.

(5)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut.:

Bagaimana konstruksi sosial masyarakat terhadap peralihan lahan pertanian ke industri ?

1.3. Tujuan penelitian

Berkaitan rumusan masalah yang dibuat penulis, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan konstruksi sosial masyarakat terhadap peralihan lahan pertanian ke industri Di Desa Rejosari Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

Dalam penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangsi pemikiran untuk dapat mengembangan ilmu pengetahuan dibidang sosiologi industry dan lingkungan, tentang konstruksi sosial. Seperti halnya yang di kemukakan oleh Petter L Belger, Dimana konstruksi itu ada ketika momen ekternalisasi, objektifikasi dan internalisasi selalu berproses secara dialektis.

(6)

1.4.2. Manfaat Praktis

a. Bagi Jurusan

Dapat dijadikan sebagai bahan reverensi tentang penelitian yang mengenai konstruksi sosial dan menambah pengalaman observasi dan berinteraksi dengan masyarakat dengan menggunakan sudut pandang sosiologi.

b. Bagi stage holder Desa

Dapat dijadikan bahan pertimbangan atau reverensi saat ingin menggambil kebijakan yag berkaitan dengan penelitian ini.

1.5 Definisi Konseptual 1.5.1 Konstruksi sosial

Konstruksi sosial menurut Petter L belger di klasifikasikn menjadi tiga tahapan dialektika, anatai lain ekternalisasi, Objektivasi dan Internasisasi.. Eksternalisasi adalah merupakan penyesuaian diri manusia dengan sosal budaya yang terjadi di kehidupan ini. Selanjutnya obyektivasi merupakan suatu interaksi sosial dalam subjektiv individu yang dilembagakan , dan yang terakhir adalah internalisasi , yang mana individu mengidentifikasi diri dari luar individu itu sendiri kemudian di jadikan keputusan saat memgambil tindakan atau ditengah lembaga-lembaga sosial dimana individu tersebut menjadi anggotanya.

Istilah konstruksi sosial (sosial construction of reality) dimaksudkan untukmengetahui suatu proses sosial yang di lakukan oleh manusia melalui tindakan

(7)

dan interaksi dimana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif. (petter L Belger)

1.5.2 .Peralihan Lahan

Pengalihan lahan merupakan suatu perubahan kegunaan lahan dari fungsinya semula (seperti keadaan awal) menjadi fungsi lain yang akan bisa berdampak positif dan berdampak negatif . Alih fungsi lahan juga dapat diuraikan sebagai fungsi perubahan yang terjadi dimana disebabkan oleh hal- hal yang meliputi kebutuhan penduduk,trkait dengan jumlah dan mutu kehidupan yang lebih baik.(Eka fitri:2017)

Menurut Bambang Irawan dan Supena Friyatno, proses alih fungsi lahan

pertanian (konversi lahan) dapat dilakukan oleh petani sendiri atau dilakukan oleh pihak lain yang bertujuan untuk mengganti fungsi lahan tersebut,salah satunya di jadikanya lahan tersebut menjadi perumahan dan usaha- usaha baru yang bisa meningkatkan mutu kehidupan tahaf manusia itu sendiri.

1.5.3 Lahan Pertanian

Lahan pertanian merupakan suatu kondisi tanah yang digunakan untuk usaha pertanian yang selain sebagai persawahan dan tegalan juga semua tanah perkebunan atau tambak untuk perikanan tanah tempat penggembalaan ternak, tanah belukar bekas ladang dan hutan yang menjadi tempat mata pencaharian bagi yang berhak.(

Boedi Harsono, 2003)

Bagi masyarakat desa Lahan pernatian mempunyai arti penting bagi masyarakat itu sendiri, dimana orang jawa memandang lahan pertanian sebagai sumber dari mata

(8)

Bagi pemerintah sendiri, lahan pertanian merupakan kedaulatan suatu Negara agraria dan bertuka dari kesejahteraan rakyatnya.

1.5.4. Lahan Industri

Kawasan Industri adalah kawasan tempat dimana kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri. Kawasan Industri dapat di artikan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan industri yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri

Kawasan industri mayoritas mempunyai fasilitas yang terdiri atas peralatan-

peralatan pabrik (industrial plants), penelitian dan laboratorium untuk

pengembangan, bangunan-bangunan antarlain perkantoran, bank, mall serta prasarana lainnya seperti fasilitas social lainya yang meliputi , bangunan properti (perum), tempat pendidikan, tempat beribadah, ruang terbuka dan lainnya.

Kawasan industri sendiri juga bisa di artikan sebagai suatu tempat dimana realitas di dalam nya terdapat berbagai manacam kegiatan yang menyangkut industry, mulai dari administrasi, marketing sampai proses produksi. Semua kegiatan

itu terjadi di kawasan industri( Fokusmedia: 2014).

1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini penulis menggunkan pendekatan kualitaf yang dilakukan secara objek dan alami, dengan kata lain melihat realitas objek yang berkembang secara apa

(9)

adanya sekaligus tidak memanipulasi oleh peneliti. Kemudian peneliti hadir dan melihat dinamika yang terjadi pada objek penelitian (Sugiyono, 2014). Dengan begitu dalam penelitian ini, penulis ingin melihat bagaimana konstruksi sosial masyarakat terhadap peralihan lahan pertanian ke lahan industri di Desa Gajah Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.

1.6.2 Jenis Penelitian

Penelitian terkait dengan konstruksi sosial masyarakat terhadap penjalan lahan pertanian ke industri peneliti menggunakan jenis penelitian deksriptif . Pendekatan kualitatif yang digunakan peneliti menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti (Moleong, 2007, hlm.4).

Penelitian deskriptif sebagai penelitian yang berusaha menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data, dari penyajian data, menganalisis dan menginterpretasi. Bersifat komperatif dan korelatif. (Narbuko, Achmadi, 2004:44).

1.6.3 Teknik Penentuan Subjek Penelitian

Dalam menentukan subjek peneliti menggunakan teknik purposive dengan pertimbangan tertentu agar penentuan subjek menggunakan teknik ini dapat menentukan subjek yang sesuai dengan kasus penelitian yang sedang diteliti. Menentukan subjek peneliti memakai purposive bertujuan untuk menjaring sebanyak mungkin informasi yang diperlukan guna menjadi bahan rancangan dari teori yang ada. (Moleong (1998: 165)

(10)

Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik purposive karena yang bersangkutan dianggap mampu memberikan informasi yang signifikan kepada peneliti berkenaan dengan penelitian ini yaitu Konstuksi Sosial Masyarakat Terhadap Peralihan Lahan Pertanian Ke industri, berdasarkan tujuan ketentuan dan kreteria tertentu antara lain:

1. Kepala Desa Gajah Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.

2. Masyarakat yang lahan pertanianya dijual dan sekarang dijadikan lahan industri. 3. Masyarakat umum atau masyarakat yang masih mempertahankan lahan pertanianya

tidak dijual.

1.6.4 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Kabupaten Lamongan. Tepatnya berada di Dusun

Ngajah Desa Rejosari Kecamatan Deket. Pertimbangan di pilihnya desa tersebut sebagai lokasi penelitian, karena di desa ini terdapat perubahan lahan pertanian yang begitu cepat. Bahkan 65% wilayah pertanian tersebut di ubah menjadi kawasan industri, yang menjadi ke hal menarik adalah kegiatan masyarakat dusun tersebut masi sama seperti dulu sebelum adanya industri masuk, yaitu menjadi petani.

1.6.5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

(Sugiyono, 2014) Observasi adalah suatu cara untuk melihat keadaan atau realitas yang terjadi di suatu objek yang akan di teliti, sekaligus untuk menjawab pertanyaan, dan membantu menggetahui kondisi di lapangan.

(11)

Peneliti melakukan obsevasi di Dusun Gajah Kecamatan Deket Kabupaten Lamnongan dan mengamati realitas yang dilakukan dalam keseharian warga dusun Gajah.

Observasi ini dilakukan guna untuk menyajikan gambaran yang realistis perilaku atau kejadian untuk menjawab pertanyaan, dan membantu mengerti perilaku dari subjek. Dan juga peneliti ingin melihat realitas keseharian masyarakat setelah masuknya industri di sekitar dusun tersebut.

b. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2014). Secara umum terdapat dua teknik wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur yang sering disebut dengan wawancara secara mendalam (in depth interview). Wawancara secara mendalam diperlukan dalam berbagai situasi sehingga tercipta suasana akrab antara peneliti dan informan, dari keakraban inilah akan mampu memberikan informasi secara mendalam dari informan terhadap peneliti.

“Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dan dalam suatu konteks mengenai pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan, atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau dan memproyeksikan hal – hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi dimasa yang akan datang” (Sutopo, 2002 : 58).

(12)

Wawancara terbuka memungkinkan informan memberikan jawaban atau informasi secara lentur dan terbuka sehingga peneliti mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya yang berhubungan dengan penelitian. Selama proses wawancara, penulis akan mendengarkan dan mencatat informasi yang penting. Peneliti melakukan wawancara dengan masyarakat Desa Gajah Kecamatan Deket mengenai konstruksi terhadap penjualan lahan pertanian menjadi lahan industri ,antara lain para stage holder desa dan para pemilik lahan yang sudah dijual untuk di jadikan lahan industri.

c. Dokumentasi

Selain observasi dan wawancara, dokumentasi juga menjadi metode yang digunakan dalam pewnelitian ini, dengan upaya untuk bisa membuktikan bahwa penelitian ini benar-benar sesuai dengan fakta (apa adanya) sesuai yang terjadi dilapangan. Antara lain yang dapat di dokumentasikan adalah catatan peristiwa yang terjadi,dan dokumentasi juga dapat berupa tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2014)

1.6.6 Sumber Data

Terdapat dua sumber data yang diperoleh penulis dalam penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Data primer, adalah suatu data di dapatkan penulis saat melakukan observasi di kawasan desa Rejosari Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.

(13)

b. Data Sekunder, adalah data yang di dapatkan oleh penulis dengan cara wawancara, dokumentasi, dan melakukan pencarian data melalui jurnal dan referensi terdahulu.

1.6.7. Teknik Analisa Data

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012), terdapat tiga cara dalam dalam analisa penelitian kualitatif ,antara lain :

a. Reduksi Data

merupakan komponen pertama dalam analisis suatu proses seleksi, penyederhanaan, dan abstraksi dari semua jenis informasi yang tertulis lengkap dalam catatan lapangan. Reduksi data sudah terapkan peneliti sejak mengambil saat terjung lapang, sekaligus menyusun pertanyaan penelitian yang merujuk pada fokus-fokus permasalahan yang akan di teliti. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Penyajian data

Tahap selanjutnya s adalah penyajian data. Dimana tahapan ini di maksudkan untuk mengurai data –data yang di dapatkan di lapangan secara singkat dan jelas, tentunya tetap berfokus di inti permasalahan berdasarkan pokok-pokok reduksi data. Kemudian di sajikan dengan kalimat logis dan sistematis agar mudah di fahami oleh si pembaca.

(14)

Dalam proses pengambilan kesimpulan dalam penelitian kualitatif ini di maksudkan untuk bisa menjawab rumusan masalah yang di buat oleh penulis, karena hasil dari penelitian ini ada penarikan kesimpulan yang di dapatkan dari beberapa tahapan antara lain reduksi data, penyajian data dan kemudian di simpulkan. Sehinggah penarikan kesimpulan ini benar-benar sesuai dengan apa yang di dapatkan saat di lapangan.

Referensi

Dokumen terkait

Gasifier merupakan salah satu teknologi yang dapat mengkonversi berbagai bahan padat maupun cair seperti tandan kosong sawit menjadi bahan bakar gas, sehingga perlu dilakukan uji

Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya mengenai hubungan tingkat kebugaran jasmani siswa dengan hasil

Konvensi Internasional yang mengatur warisan budaya dan sudah diratifikasi oleh Indonesia adalah Konvensi 1972 tentang Perlindungan Warisan Budaya dan Alam, Konvensi

Indonesia akan mengalami bonus demografi ini dikarenakan proses transisi demografi yang berkembang sejak beberapa tahun yang lalu yang dipercepat dengan keberhasilan program

Pengalokasian belanja modal dalam anggaran keuangan daerah terutama pada pemba- ngunan infrastruktur sangat penting karena daerah yang memiliki mobilitas penduduk

Hal ini diduga disebabkan karena curah hujan terlalu tinggi juga akan berpengaruh kurang baik karena pertumbuhan vegetatif lebih dominan dari pada pertumbuhan generatif

Berdasarkan penjabaran diatas jadi dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran RAFT (Role, Audience, Format, Topic) ini merupakan strategi yang cocok

Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, diperoleh pengembangan Bahan Ajar dengan PBL dapat dikembangkan dengan model pengembangan 4-D dan memiliki