• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIDANG KAJIAN : DINAMIKA KEPENDUDUKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BIDANG KAJIAN : DINAMIKA KEPENDUDUKAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

BIDANG KAJIAN :

DINAMIKA KEPENDUDUKAN

MODUL 23 : PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN BONUS DEMOGRAFI

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah Amerika Serikat.Indonesia juga sebagai negara yang sedang berkembang memiliki masalah-masalah kependudukan yang cukup serius dan menjadi hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus guna kepentingan pembangunan manusia Indonesia.Dalam modul ini memuat pengertian permasalahan penduduk, dan bonus demografi.Dalam modul 1 juga memuat tugas untuk menganalisis permasalahan penduduk yang terjadi di daerah masing-masing.Skor yang diperoleh dalam mengerjakan soal formatif menggambarkan penguasaan materi pada Modul 3.Permasalahan Kependudukan dan Bonus Demografi

PETUNJUK BELAJAR

1. Bacalah modul ini sebaik-baiknya dengan cermat

2. Jika diperlukan saudara boleh mencari informasi tambahan sesuai dengan materi dalam modul ini

3. Setelah membaca kerjakan latihan soal pada bagian akhir modul ini. Saudara harus mendapatkan skor minimal 70. (minimal 7 soal harus dijawab dengan benar)

4. Jika Saudara mendapatkan skor kurang dari 70 maka saudara dinyatakan belum tuntas.

5. Jika belum tuntas dalam belajar modul ini, jangan beralih ke modul berikutnya

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Dalam substansi keilmuan, setiap guru Geografi wajib menguasai pengetahuan Geografi yang setara dengan pengetahuan Geografi yang dikuasai oleh Sarjana Geografi.

(4)

SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN

Peserta mempunyai pengetahuan tentang permasalahan kependudukan, dan bonus demografi

URAIAN MATERI : PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN

DAN BONUS DEMOGRAFI

A. Permasalahan Kependudukan

Permasalahan kependudukan di Indonesia adalah masalah kuantitas dan kualitas penduduk. Adapun masalah-masalah kependudukan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk besar 2. Pertumbuhan penduduk cepat. 3. Persebaran penduduk tidak merata. 4. Kualitas penduduk rendah.

5. Komposisi penduduk sebagian besar berusia produktif. A.1. Jumlah penduduk besar

Penduduk dalam suatu negara merupakan faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi subyek dan obyek pembangunan. Penduduk merupakan pusat seluruh kebijakan dan program pembangunan yang dilakukan. Pembangunan dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk baik kualitas fisik maupun non fisik. Dinamika atau perubahan jumlah penduduk sangat mempengaruhi dinamika pembangunan

Manfaat dari jumlah penduduk yang besar adalah :

1. Dapat mempertahankan keutuhan Negara dari ancaman yang berasal dari Negara lain

2. Sebagai sumber daya manusia dalam penyediaan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya alam

Ada permasalahanuntuk negara Indonesia yang berpenduduk besar yaitu nomor 4 di dunia yaitu:

(5)

permukiman kumuh, kerusakan lingkungan, kerawanan pangan, kelangkaan sumber daya, kemiskinan, serta konflik sosial.

2. Penyediaan lapangan kerja, sarana, dan prasarana kesehatan, pendidikan serta fasilitas sosial lainnya masih banyak yang kurang, karena dana yang terbatas.Pemerintah seharusnya dapat dapat menyediakan itu semua. Maka peran serta sektor swasta perludigalakkan untuk mengatasi masalah ini, seperti pembangunan pabrik/industri, sekolah swasta, rumah sakit swasta dan lain-lain.

Menurut proyeksi penduduk, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan terus naik. Penduduk Indonesia sampai 2050 adalah 309 – 330 juta, masih menjadi negara ke 6 dengan penduduk terbesar dunia, seperti yang terlihat pada gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 20150 (Sumber : UN, INED) Menurut Sensus Penduduk tahun jumlah penduduk yang besar, yaitu lansia sebesar 18 juta (7,59%), penduduk angkatan kerja: 151 juta (63.54%), dan balita danusia sekolah : 68,6 juta (28.87%). Isu dari jumlah penduduk tersebut di atas adalah beban tiga kali lipat (Triple Burden) maka beban pada usia lansia, pemerintah harus menyediakan Jaminan sosial dan Pelayanan kesehatan. Untuk penduduk angkatan kerja, pemerintah harus berusaha meningkatkan pendidikan dan keterampilan dan nenyediaan lapangan kerja serta program Taskin. Sedangkan

309

Tahun

2050

309 - 330

Tahun 2025

270 juta

(BPS 2008)

Tahun

2010

237 juta

433

423

312

1,31

1,69

(6)

untuk usia muda, pemerintah memperhatikan tingkat pendidikan dan Kesehatan mereka.

A.2.Pertumbuhan penduduk yang cepat

Pertumbuhan penduduk Indonesia secara nasional masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun, periode 2000 - 2010 sebesar 1,49%

Penurunan pertumbuhan penduduk ini cukup menggembirakan, hal ini didukung oleh pelaksanaan program keluarga berencana di seluruh tanah air.

Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua anaksaja atau merupakan keluarga kecil.Terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.

Dari uraian tersebut jelaslah bahwa Program Keluarga Berencana mempunyai dua tujuan pokok yaitu:

a. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan peningkatan produksi.

b. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera.

(7)

Adapun dampak Laju Pertumbuhan penduduk Terhadap Lingkungan Hidup antara lain :

1. Makin berkurangnya lahan produktif dan alih fungsi lahan, seperti sawah/ perkebunan menjadi pemukiman dan kawasan industri.

2. Makin berkurangnya luas hutan konservasi akibat tuntutan pembukaan areal perkebunan rakyat/swasta

A.3. Persebaran Penduduk Tidak Merata

Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antar pulau, propinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan.Pulau Jawa dan

Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni 60-70 % penduduk Indonesia.

Perhatikan tabel 1 berikut ini!

Tabel 1. Persebaran Penduduk Indonesia Menurut Pulau (Tahun 1961-2010)

No. Pulau Luas Wil. (%) Penduduk (x1.000.000) 1961 1971 1980 1990 2010 Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % 1. 2. 3. 4. 5. Jawa – Madura Sumatera Kalimantan Sulawesi Pulau-pulau lain 6,9 24,7 28,1 9,9 30,4 63,0 15,7 4,1 7,1 7,1 65,0 16,2 4,2 7,3 7,3 76,1 20,8 5,2 8,5 8,6 63,8 17,5 4,4 7,1 7,2 91,3 28,0 6,7 10,4 11,1 61,9 19,0 4,5 7,1 7,5 107,6 36,5 9,1 12,5 13,7 60,0 20,3 5,1 7,0 7,6 136,6 50,6 13,8 17,3 19,2 57,5 21,3 5,8 7,3 8,1 JUMLAH 100,0 97,0 100,0 119,2 100,0 147,5 100,0 179,4 100,0 237,6 100,0 Sumber : https://www.bps.go.id/statictable/2009/02/20/1267/penduduk-indonesia-menurut-provinsi-1971-1980-1990-1995-2000-dan-2010.html

Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi (km2), tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 2010 menjadi 1.055 jiwa per kilo meter persegi (km2).Jika kondisi ini dibiarkan diperkirakan angka tersebut akan cenderung meningkat diwaktu yang akan datang.

(8)

Tabel 2. Kepadatan Penduduk Indonesia Menurut Pulau Tahun 1961-2010

No. Pulau

Kepadatan Penduduk Per Kilometer Persegi

1961 1971 1980 1990 2000 2010 1. 2. 3. 4. 5. Jawa-Madura Sumatera Kalimantan Sulawesi Pulau-pulau lain 476 33 8 38 12 576 44 10 45 15 690 59 12 55 19 814 77 17 66 23 952 90 21 78 27 1.055 139 34 92 33 Indonesia 51 62 77 93 107 124 Sumber : https://www.bps.go.id/statictable/2014/09/05/1366/luas-daerah-dan-jumlah-pulau-menurut-provinsi-2002-2016.html

Luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit, akibat dari tidak meratanya jumlah penduduk.Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri.Tetapi sebaliknya banyak lahan di luar Jawa yangbelum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian.Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.

Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa, antara lain karena pulau Jawa:

1. Sebagai pusat pemerintahan.

2. Banyak tersedia pendidikan berbagai jenjang dan jenis 3. Sebagai pusat kegiatan ekonomi dan industri

4. Mempunyai sarana komunikasi yang baik dan lancer 5. Merupakan daerah yang kaya dengan tanah vulkanis

(9)

Gambar 3. Tersedianya lapangan kerja di pulau Jawa merupakan daya tarik bagi penduduk di luar pulau Jawa. (infonawacita.com)

Persebaran penduduk antara kota dan desa juga tidak merata. Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota yang luas wilayahnya terbatas. Pemusatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya antara lain dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan hidup seperti: 1. Pencemaran udara yang berasal dari industry dan asap kendaraan

2. Pencemaran air di sungai-sungai karena pembuangan sampah oleh masyarakat dan industri

3. Banyak terjadi permukiman liar

4. Permasalahan sosial seperti pencurian, perampokan, pelacuran dan lain sebagainya.

Pemusatan penduduk mempunyai dampak yang cukup besar, maka perlu ada upaya untuk meratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah.Upaya-upaya meratakan penyebaran penduduk antara lain adalah:

1. Pada daerah yang jarang penduduk dan daerah pedesaan diciptakan lapangan pekerjaan misal didirikan daerah perindustrian.

2. Pemerataan pembangunan di semua daerah.

Persebaran penduduk terjadijuga di Irian Jaya dan Kalimantan. Luas wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 0,92% dari seluruh penduduk Indonesia.Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari

(10)

luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia.Salah satu upaya mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program transmigrasi.

Tabel 3. Kepadatan Penduduk Per Kilometer Persegi Menurut Propinsi Tahun 1971, 1980, 1990, 2000, 2010, dan 2017

Provinsi Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

1971 1980 1990 2000 2010 2017 ACEH 36 47 62 68 78 90 SUMATERA UTARA 93 118 145 160 179 195 SUMATERA BARAT 56 68 80 101 116 127 RIAU 17 23 35 45 64 77 JAMBI 22 32 45 48 62 70 SUMATERA SELATAN 33 45 61 68 82 90 BENGKULU 24 36 56 73 86 97 LAMPUNG 83 139 181 194 220 239

KEP. BANGKA BELITUNG - - - 55 75 87

KEP. RIAU - - - 127 206 254 DKI JAKARTA 7.762 11.023 12.495 12592 14518 15.624 JAWA BARAT 467 593 765 1010 1222 1.358 JAWA TENGAH 640 742 834 952 989 1.044 DI YOGYAKARTA 785 868 919 996 1107 1.200 JAWA TIMUR 532 609 678 727 786 822 BANTEN - - - 838 1106 1.288 BALI 381 444 500 545 676 735

NUSA TENGGARA BARAT 109 135 167 216 243 267

NUSA TENGGARA TIMUR 48 57 68 78 97 109

KALIMANTAN BARAT 14 17 22 27 30 34 KALIMANTAN TENGAH 5 6 9 12 14 17 KALIMANTAN SELATAN 45 55 69 77 94 106 KALIMANTAN TIMUR 4 6 9 12 17 21 KALIMANTAN UTARA - - - -SULAWESI UTARA 90 111 130 144 164 178 SULAWESI TENGAH 13 18 25 35 43 48 SULAWESI SELATAN 71 83 96 153 173 186 SULAWESI TENGGARA 26 34 49 48 59 68 GORONTALO - - - 74 93 104 SULAWESI BARAT - - - 53 69 79 MALUKU 15 19 25 25 33 37 MALUKU UTARA - - - 25 33 38 PAPUA BARAT - - - 5 8 9

(11)

Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu: 1. Pemerataan persebaran penduduk.

2. Pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia. 3. Pemanfaatan sumber daya alam yang merata. 4. Peningkatan taraf hidup masyarakat.

5. Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran 6. Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.

7. Memperkuat pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia. 8. Teratasi kemiskinan pada daerah awal transmigrasi

Persebaran yang tidak merata berpengaruh terhadap lingkungan hidup.Daerah-daerah yang padat penduduknya terjadi eksploitasi sumber alam secara berlebihan sehingga terganggulah keseimbangan alam.Sebagai contoh adalah hutan yang terus menyusut karena ditebang untuk dijadikan lahan pertanian maupun pemukiman. Dampak buruk dari berkurangnya luas hutan antara lain terjadi banjir karena berkurangnya daerah peresapan air hujan, kekeringan, serta tanah menjadi tandus karena erosi.

Gambar 4. Lokasi Transmigrasi di Kalimantan Barat (sinarharapan.net) A.4 Kualitas Penduduk Rendah

Kualitas penduduk atau mutu sumber daya manusia yaitu tingkat kemampuan penduduk dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia untuk meningkatkan kesejahteraannya.Mutu sumber daya manusia pada

(12)

suatu negara dapat dilihat dari tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan tingkat kesehatannya. Bagaimana dengan kualitas penduduk kita ?

A.4.1 Tingkat Pendapatan Penduduk

Tingkat pendapatan suatu negara biasanya diukur dari besarnya pendapatan per kapita.Pendapatan per kapita yaitu pendapatan yang diperoleh rata-rata tiap penduduk selama satu tahun.Pendapatan itu dihitung dari pendapatan nasional secara keseluruhan dibagi dengan jumlah penduduk.

Rumus untuk menghitungnya: PCI = GNP

P

Keterangan : PCI = Perkapita Income (Pendapatan per kapita)

GNP = Gross National Product (Pendapatan Nasioanl Kotor P = Jumlah Penduduk

Pendapatan perkapita dipakai sebagai indikator ekonomi yang mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu negara. Pendapatan per kapita dihitung secara berkala, biasanya 1 tahun. Manfaat dari perhitungan pendapatan per kapita antara lain sebagai berikut :

a. Sebagai data perbandingan tingkat kesejahteraan suatu Negara dengan Negara lain. b.Sebagai perbandingan tingkat standar hidup suatu Negara dengan Negara lainnya. d. Sebagai data untuk mengambil kebijakan di bidang ekonomi.

Tinggi rendahnya pendapatan per kapita penduduk tergantung kepada jumlah penduduk. Beberapa kemungkinan yang terjadi berkaitan dengan pendapatan per kapita yaitu:

1. Jika GNP dari jumlah penduduk tetap naik maka pendapatan per kapita akan turun.

2. Jika GNP tetap, maka pendapatan perkapita akan berkurang.

3. Jika GNP bertambah, maka pendapatan per kapita akan berubah sesuai dengan perubahan jumlah penduduk.

Keberhasilan pembangunan berimplikasi pada kenaikan pendapatan perkapita penduduk Indonesia.Tahun 1981 pendapatan perkapita sebesar 530 dollar

(13)

masih tergolong rendah dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Perhatikan tabel 4 berikut ini!

Tabel 4. Pendapatan Perkapita beberapa Negara Tahun 2016

Negara Pendapatan Per Kapita (dollar AS)

Amerika Serikat Australia Canada China Indonesia Inggris Jepang Korea Selatan Malaysia Mexico Papua Nugini Philipina Singapura Swiss 58.030 45.970 43.420 15.500 11.220 42.100 42.870 35.790 26.900 17.740 2.700 9.400 85.050 63.660 Sumber : https://www.prb.org/international/indicator/gross-national-income/table

Pendapatan perkapita yang masih rendahakan berakibat penduduk tidak akan mampu memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, sehingga mencapai manusia yang sejahtera sangat sulit. Pendapatan per kapita rendah juga berakibat kemampuan membeli (daya beli) masyarakat rendah, sehingga hasil-hasil industri harus disesuaikan jenis dan harganya.Hasil industri terlalu mahal akan mengakibatkan tidak akan terbeli oleh masyarakat. Industri akansulit berkembang dan mutu hasil industri sulit ditingkatkan.

Penduduk yang mempunyai pendapatan perkapita rendah juga akanmengakibatkan kemampuan menabung menjadi rendah.Kemampuan menabungyang rendah, maka pembentukan modal menjadi lambat, sehingga jalannya pembangunan menjadi tidak lancar.Pinjaman modal dari negara lainperlu dicari untuk membiayai pembangunan.

Masih rendahnya pendapatan perkapita penduduk Indonesia, antara lain disebabkan oleh:

1. Pendapatan/penghasilan negaramasih rendah, walaupun Indonesia kaya sumber daya alam tetapi belum mampu diolah semua untuk peningkatan

(14)

kesejahteraan penduduk.

2. Jumlah pendudukyang besar dan pertambahan penduduk yang cukup tinggi setiap tahunnya.

3. Tingkat teknologi penduduk masih rendah sehingga belum mampu mengolah semua sumber daya alam yang tersedia.

Upaya pemerintah untuk menaikkan pendapatan perkapita, antara lain :

1. Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada. 2. Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah sendiri

sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.

3. Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan penggalakan program KB dan peningkatan pendidikan.

4. Memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan maupun fasilitas jasa (pelayanan)

5. Memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap tahun selalu berkurang.

A.4.2 Tingkat Pendidikan Penduduk

Tingkat pendidikan berkaitan erat dengan kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Bidang pendidikan merupakan kunci utama kemajuan sebab melalui jalur pendidikan dapat mempercepat proses alih teknologi dari negara maju dan juga mendorong penemuan teknologi baru.

Tingkat pendidikan penduduk yang tinggi memungkinkan penduduk dapat mengolah sumber daya alam dengan baiksehingga kesejahteraan penduduk dapat segera diwujudkan.

Menurut Sensus Penduduk tahun 2010 ditunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Indonesia sebagian besar masih rendah. Terlihat pada tabel 5 di bawah ini bahwa penduduk Indonesia yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 58,9 %, hanya 6,2 % yang yang melanjutkan ke perguruan tinggi.

(15)

Tabel 5. Penduduk Indonesia Berumur 5 Tahun Ke Atas dan Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tahun 2010

Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Jumlah Pesentase (%)

Tidak/Belum Pernah Sekolah 19.861.216 9,2

Tidak/Belum Tamat SD 41.451.526 19,2 SD/MI/Sederajat 65.661.309 30,5 SLTP/MI/Sederajat 36.304.112 16,9 SLTA/MA/Sederajat 36.375.358 16,9 SM Kejuruan 4.075.004 1,9 DI/DII 1.587.363 0,7 DIII 2.478.409 1,2 DIV/Universitas 665.3047 3,1 S2/S3 512.004 0,2 Tidak terjawab 3.276 0,005 Jumlah 214.962.624 100

Sumber : Sensus Penduduk 2010

Salah satu upaya meningkatkan tingkat pendidikan adalah pemerintah mewajibkan kepada penduduknya untuk wajib belajar 12 tahun.

Gambar 5. Meningkatkan Kualitas Pendidikan (sman2amfoangtimur.sch.id) A.5.Komposisi penduduk sebagian besar berusia produktif

Penduduk yang berusia 15-64 adalah golongan produktif.Kebutuhan penduduk usiaproduktif yang harus disediakan oleh pemerintah yaitu sarana

(16)

pendidikan, kesehatan, serta lapangan pekerjaan. Kebutuhan sarana pendidikan, kesehatan, serta lapangan pekerjaan yang disediakan pemerintah sering tidak seimbang dengan jumlah penduduk.Pemerintah mewajibkan wajib belajar 12 tahun, serta terus menggalakkan partisipasi pihak swasta agar bersedia membangun sekolah yang dapat meningkatkan kualitas kemampuan dan ketrampilan usia produktif. Pemerintah juga harus mempermudah usia produktif untuk mendapatkan dana untuk modal usaha.

Jumlah penduduk yang besar dalam suatu negara dengan kualitas yang rendah, merupakan beban atau tanggungan bagi pemerintah.Setiap negara selalu mengupayakan peningkatan kualitas penduduknya.Salah satu cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja yang akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup.

B. Bonus Demografi

B.1. Pengertian Bonus Demografi

Menurut Wongboonsin dalam Fasli Jalal, yang dimaksud dengan bonus demografi adalah keuntungan ekonomis disebabkan menurunnya Rasio Ketergantungan sebagai hasil penurunan fertilitas jangka panjang (Wongboonsin, dkk. 2003).Bonus Demografi merupakan salah satu perubahan dinamika demografi yang terjadi karena adanya perubahan struktur penduduk menurut umur.

Parameter yang digunakan dalam menilai fenomena Bonus Demografi dinilai dengan menggunakan Dependency Ratio atau Rasio Ketergantungan, yaitu merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan antara jumlah penduduk usia nonproduktif (kurang dari 15 tahun dan diatas 64 tahun) dan penduduk usia produktif (15 – 64 tahun). Angka Rasio Ketergantungan ini menunjukkan beban tanggungan penduduk usia produktif terhadap penduduk usia non produktif. Pada saat angka rasio ketergantungan rendah, kondisi ini memperlihatkan bahwa penduduk usia produktif hanya menanggung sedikit penduduk usia nonproduktif.

Angka rasio ketergantungan yang rendah akan berimplikasi pada perekonomian negara yang dapat dijadikan sebagai sebuah kesempatan untuk meningkatkan produktifitas sebuah negara. Kondisi ini dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya manusia yang produktif

(17)

menjadi investasi (Maryati, 2015).

Jadi teori Bonus Demografi pada dasarnya merupakan sebuah teori yang menghubungkan antara dinamika kependudukan dengan ekonomi. Semakin sedikit jumlah usia nonproduktif yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Idealnya pertumbuhan ekonomi secara maksimalakan terjadi pada saat Rasio Ketergantungan berada di bawah angka 50.Kondisi ini juga disebut sebagai the window of opportunity (jendela kesempatan) (KOMINFO, 2015).

Bonus demografi dalam istilah bahasa Inggris, lebih sering disebut

demographic deviden, yang menurut Population Reference Bureau (PRB)

didefinisikan sebagai percepatan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan karena penurunan angka kematian dan kesuburan suatu negara (usia produktif lebih mendominasi) yang selanjutnya mengubah struktur usia penduduk. Bonus demografi dapat dikatakan “bonus” jika usia produktif di satu Negara benar-benar produktif sehingga akselerasi pertumbuhan ekonomi Negara tersebut dapat terjadi.

Bonus demografi yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya.Tahun 2020-2035, Indonesia diperkirakan akan memiliki dependency ratio sebesar 0,4-0,5 yang berarti setiap 100 orang penduduk usia produktif hanya menanggung 40-50 orang penduduk usia non produktif. Indonesia akan mengalami bonus demografi ini dikarenakan proses transisi demografi yang berkembang sejak beberapa tahun yang lalu yang dipercepat dengan keberhasilan program KB menurunkan tingkat fertilitas.Penurunan kelahiran dalam jangka panjang, akan menurunkan proporsi penduduk muda sehingga investasi untuk pemenuhan kebutuhannya berkurang dan sumber daya dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi,peningkatan kualitas kesejahteraan, kesehatan serta suksesnya program-program pembangunan lainnya. Bagi Indonesia bonus demografi 2020-2035merupakan kesempatan emas sebagai modal dasar bagi peningkatan produktivitas ekonomi dan pengembangan pasar domestic.

B.2.Prasyarat Terjadi Bonus Demografi

Prasyarat terjadinya bonus demografi antara lain adalah :

(18)

jangka panjang;

2. Terjadi perubahan struktur umur penduduk:

a. penurunan fertilitas akan menurunkan proporsi anak-anak

b. penurunankematian bayi akan meningkatkan jumlah bayi yang terus hidup dan mencapai usia kerja

3. Rasio ketergantungan menurun karena penurunan proporsi penduduk muda dan peningkatan proporsi penduduk usia kerja.

B.3. Peluang Bonus Demografi

Peluang bonus demografi antara lain adalah :

1.Peningkatan usia produktif disertai meningkatnya pendapatan kelompok usia produktif. Pada tahun 2003-2010 terjadi kenaikan pengeluaran per kapita kelas menengah Indonesia sebesar 18,8% (Susenas , 2010).

2. Pertumbuhan usia produktif yang menghasilkan kelas menengah dengan pendapatan yang meningkat, memberikan kontribusi terhadap peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB).Hal ini dikarenakan golongan masyarakat kelas menengah membutuhkan ketersediaan konsumsi yang besar.

3. Meningkatnya daya saing bangsa

4. Tumbuhkembangnya karya kreatif dan inovatif oleh pemuda sebagai kontribusi pembangunan negara

5. Pertumbuhan ekonomi jauh lebih baik, sehingga Indonesia berpeluang menjadi negara maju

B.4.Tantangan Bonus Demografi

1. Jika tidak mampu memanfaatkan peluang, Indonesia akan mengalami jebakan kelas menengah, yaitu stagnansi bahkan kemunduran dari kelas menengah menjadi kelas bawah karena menurunnya kualitas SDM

2. Banyaknya penduduk dengan tingkat pendidikan rendah 3. Pengangguran besar-besaran

4. Produktivitas nasional menurun

(19)

2. Penduduk harus berkualitas

3. Meningkatnya tabungan di tingkat keluarga 4. Meningkatnya perempuan yang masuk pasar kerja

Jika prasyarat di atas tidak dapat terpenuhi yang akan terjadi adalah kebalikan dari bonus demografi (Demographic Dividend) yaitu beban demografi

(Demographic Burden). Jika banyaknya jumlah penduduk produktif yang tidak

dapat terserapoleh pasar kerja akan menjadi beban ekonomi sebuah Negara. Pada kondisi ini tingkat pengangguran akan tinggi, sehingga penduduk usia kerja yang tidak memiliki pekerjaan akan menjadi beban bagi penduduk yang bekerja.

Selanjutnya Maryati (2015) memaparkan, jika dilihat dari ratio dependency, tampak bahwa tingkat ketergantungan penduduk Indonesia memperlihatkan trend yang menurun, dimana pada tahun 1970an nilai dependency ratio Indonesia berkisar antara 85-90 per 100 danpada tahun 2000 menurun hingga ke level 54- 55 per 100. Hasil sensus penduduk tahun 2010 juga memperlihatkan proporsi penduduk usia produktif yang besar dimana mencapai 66 persendari total penduduk Indonesia. Sedangkan jumlahpenduduk usia muda (15-24 tahun) hanya 26,8 persen atau 64 juta jiwa. Besarnya jumlah penduduk usia produktif tersebut menyebabkan semakin kecilnyanilai angka ketergantungan menjadi 51.Hal ini berarti 100 penduduk usia produktif menanggung 51 orang penduduk takproduktif. Menurut United Nations transisidemografi yang terjadi pada beberapadekade terakhir di Indonesia akanmembuka peluang bagi Indonesia untukmenikmati bonus demografi (demographic devident) pada periode tahun 2020-2030.

Gambar 8 .
Transisi Demografi dan Rasio Beban Ketergantungan Indonesia (Sumber: Adioetomo, 2005)

(20)

Rekomendasi untuk pemanfaatan bonus demografi difokuskan pada peningkatan kualitas penduduk antara lain :

1. Menurunkan angka kelahiran, sehingga penduduk usia kerja meningkat. 2. Investasi pendidikan dengan keterampilan dan kompetensi serta etos yang

tinggi untuk penyerapan tenaga kerja.

3. Kecukupan pangan dan gizi serta kesehatan reproduksi agar pekerja sehat dan produktif.

4. Peningkatan peluang kerja bagi perempuan.

5. Kebijakan ekonomi yang kondusif untuk penciptaan lapangan kerja dan kredit mikro.

6. Good governance yang kondusif untuk investasi penciptaan lapangan kerja.

RANGKUMAN

Permasalahan kependudukan di Indonesia adalah masalah kuantitas dan kualitas penduduk. Adapun masalah-masalah kependudukan antara lain jumlah penduduk yang besar, pertumbuhan penduduk yang cepat, persebaran penduduk tidak merata, kualitas penduduk yang rendah, komposisi penduduk sebagian besar berusia muda.

Bonus demografi dalam istilah bahasa Inggris, lebih sering disebut

demographic deviden, yang menurut Population Reference Bureau (PRB)

didefinisikan sebagai percepatan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan karena penurunan angka kematian dan kesuburan suatu negara (usia produktif lebih mendominasi) yang selanjutnya mengubah struktur usia penduduk

DAFTAR PUSTAKA

Adioetomo, & Moertiningsih, S, 2005, Bonus Demografi. Menjelaskan Hubungan Antara Pertumbuhan Penduduk Dengan Pertumbuhan Ekonomi. Pidato Disampaikan pada Upacara Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Dalam Bidang Ekonomi Kependudukan pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Jalal, Fasli, 2014, Optimalisasi Pemanfaatan Bonus Demografi.Jakarta: BKKBN Mantra, Ida Bagus, 2015, Demografi Umum, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

(21)

Maryati, S, 2015, Dinamika Pengangguran Terdidik: Tantangan Menuju Bonus Demografi di Indonesia.Journal of Economic and Economic Education , 3 (2), 124 - 136.


Rusli, S., Toersilaningsih, R., Meirida, D., Kurniawan, U. K., & Setiawan, K. D,2015, Potensi dan Implikasi Bonus Demografi di Provinsi Banten Tahun 2015-2035, Jakarta: Direktorat Analisis Dampak Kependudukan BKKBN.

www.bps.go.id/statictable/2009/02/20/1267/penduduk-indonesia-menurut-provinsi-1971-1980-1990-1995-2000-dan-2010.html

www.bps.go.id/statictable/2014/09/05/1366/luas-daerah-dan-jumlah-pulaumenurut-provinsi-2002-2016.html

Gambar

Gambar 1. Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 20150 (Sumber : UN, INED)
Gambar 2. Fertilitas (nulisdanmimpi.wordpress.com)
Tabel 1. Persebaran Penduduk Indonesia Menurut Pulau (Tahun 1961-2010)
Tabel 2. Kepadatan Penduduk Indonesia Menurut Pulau Tahun 1961-2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu hasil belajar siswa berdasarkan teori yang telah dipaparkan sebelumnya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern (dalam) dan faktor ekstern

1.6.2 Berbicara untuk menyampaikan maklumat dengan tepat tentang sesuatu perkara daripada pelbagai sumber dengan menggunakan ayat yang mengandungi perkataan dan rangkai kata

Kondisi partisipasi yang difahami sebagai situasi dalam kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan menunjukan motivasi dalam berpartisipasi, hasil analisis, yang

Dalam analisis yang dilakukan, kerawanan bangunan dinilai dari kinerja yang ditunjukkan model bangunan pada analisis non-liniear statik ( pushover ) berdasarkan beban gempa (SNI

Pengalaman beberapa negara berkembang, antara lain India, RRC dan Filipina, telah menunjukan bahwa suatu sektor pertanian yang pertumbuhannya lamban dapat

Besaran tarif kapitasi bagi puskesmas berada dalam rentang Rp3.000,00 – Rp6.000,00 per peserta program JKN yang terdaftar di puskesmas tersebut Misalnya di suatu

Tujuan dari perancangan ini dapat membuat masyarakat terbujuk untuk berpartisipasi didalam program dari Yayasan Yatim Mandiri yaitu Genius (Guru Exelent Yatim

Pada dasarnya data insiden penyakit TB akan diakuisisi dari data sekunder pada level kabupaten/kota di provinsi Lampung baik yang didokumentasi maupun dipublikasi oleh instansi