• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN (LPJ)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN (LPJ)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN (LPJ)

KEGIATAN

WORKSHOP PERSONAL DEVELOPMENT TAHAP I “SELANGKAH LEBIH MAJU MENGAPAI CITA”

OLEH: PUSAT KARIR UST

DEWANTARA CAREER CENTER (DCC)

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA

(2)

LPJ Kegiatan | Workshop Personal Development Tahap 1 | Pusat Karir DCC UST | 1

A. LATAR BELAKANG KEGIATAN

Pengembangan diri merupakan bentuk kesadaran diri dan tanggung jawab kehidupan pribadi, namun beberapa remaja yang menginjak tahapan dewasa kurang menyadari pentingnya pengembangan diri. Hal ini disebabkan pada tahapan remaja, mereka sering mengalami kebingungan antara mencari jati diri atau berorientasi pada kelompok. Mencari jati diri merupakan penentuan arah, bahwa harapan yang dimiliki oleh remaja yang bersangkutan akan diperjuangkan untuk direalisasikan. Berbeda sekali dengan remaja yang berorientasi pada kelompok. Mereka mencari jati diri melalui orang-orang yang ada di dalam kelompok. Tidak jarang individu terjebak dalam trend, tujuan kelompok yang kemudian membuat individu kebingungan dengan arah yang harus ditempuh.

Terlepas dari cara pribadi maupun kelompok, esensi yang terpenting adalah apakah pengembangan diri yang dilakukan sesuai dengan konteksnya atau tidak. Tidak jarang seseorang menganggap bahwa dirinya sedang melakukan pengembangan diri, namun cara pengembangan diri yang ditempuh tidak tepat. Oleh karena itu Dewantara Career Center (DCC) berusaha mengajak mahasiswa untuk melakukan pengembangan diri sedini mungkin agar mereka dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka secara maksimal. Pengembangan diri yang akan dilatihkan berfungsi sebagai dasar pengembangan diri mahasiswa, sebagai kemampuan dasar belajar di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

B. NAMA DAN TEMA KEGIATAN

Workshop Personal Development Tahap I dengan tema “Selangkah Lebih Maju Menggapai Cita”.

C. TUJUAN KEGIATAN

Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan ini yaitu:

1. Memberikan pengetahuan mahasiswa mengenai workshop personal development. 2. Memberikan pemahanan dan pengalaman kepada mahasiswa mengenai kelebihan

dan kelemahan diri.

3. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai penetapan tujuan yang

SMART.

(3)

LPJ Kegiatan | Workshop Personal Development Tahap 1 | Pusat Karir DCC UST | 2

D. MANFAAT KEGIATAN

Adapun manfaat dari kegiatan ini antara lain:

1. Mahasiswa dapat mengetahui dasar-dasar berkaitan dengan workshop personal

development.

2. Mahasiswa dapat memahami dan memiliki pengalaman untuk mengenal diri lebih dalam termasuk kelebihan dan kekurangan.

3. Mahasiswa mampu menetapkan tujuan yang SMART.

4. Mahasiswa dapat menyusun Plan of Action untuk mencapai tujuan.

E. SASARAN KEGIATAN

Yang menjadi sasaran utama kegiatan ini adalah mahasiswa aktif Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

F. WAKTU DAN TEMPAT

Hari/ Tanggal : Sabtu, 07 April 2018 Waktu : 08.00 - 12.00 WIB

Tempat : Ruang 202 dan 203 Fakultas Psikologi UST

Kampus Pusat lantai 2 Jl. Kusumanegara No.157 Yogyakarta

G. DESKRIPSI SINGKAT PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan terlaksana dengan baik dari awal kegiatan pendaftaran sampai pada acara penutupan. Acara ini buka dengan sambutan oleh Urip Nurwijayanto Prabowo, S.Pd, M.M.Sc, selaku Ketua DCC UST yang dalam sambutannya menyampaikan maksud kegiatan Personal Development untuk mengenali potensi diri sedini mungkin dan membantu mahasiswa membuat rencana tindakan untuk mencapai tujuan hidup mereka serta sosialisasi kegiatan DCC.

Acara inti disampaikan oleh Hartosujono, S.E. S.Psi., M.Si. dan Titisa Balerina, M.Psi. Adapun materi yang disampaikan terkait dengan pentingnya akan pengenalan terhadap diri sendiri, langkah-langkah untuk mengenali diri sendiri dan cara membuat rencana aksi ataupun rencana tindakan untuk mencapai tujuan.

Jumlah peserta kegiatan sebanyak 52 orang yang terdiri atas 47 mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, 1 mahasiswa Universitas Islam Negeri dan 4 orang pegawai dari satukupu (perusahaan di bidang bisnis online).

(4)

LPJ Kegiatan | Workshop Personal Development Tahap 1 | Pusat Karir DCC UST | 3

H. PELAKSANAAN ACARA DAN/ATAU HASIL Rincian jadwal kegiatan sebagai berikut:

Pukul Kegiatan

08.00-08.30 Pendaftaran ulang peserta, mengisi daftar hadir. 08.30-08.45 Pembukaan dan sambutan

08.45-09.00 Sosialisasi program Kerja DCC 09.00-10.00 Sesi I (Mengenal diri)

10.00-11.00 Sesi II (Penetapan Tujuan) 11.00-12.00 Sesi III (Mengevaluasi Langkah) 12.00-12.10 Penutup

Hasil atau tindak lanjut:

Acara berlangsung dengan lancar dan terkondisikan. Jumlah peserta tahun ini (52 orang) mengalami peningkatan dibandingkan dengan pelaksanaan pada tahun sebelumnya (30 orang).

Berdasarkan hal tersebut maka tindak lanjut ke depan berupa pendampingan intensif bagi para mahasiswa yang membutuhkan pengembangan dan motivasi diri, bimbingan pencapaian rencana aksi untuk mencapai tujuan mereka hingga bimbingan karir. Dengan tingginya animo peserta mahasiswa UST maka kegiatan pendampingan dan bimbingan lanjutan akan dilaksanakan dalam program Workshop

(5)

LPJ Kegiatan | Workshop Personal Development Tahap 1 | Pusat Karir DCC UST | 4

I. SUSUNAN KEPANITIAAN

Ketua : Hartosujono, S.E. S.Psi., M.Si. Sekretaris : Vita Annisaa Ratnasari, S.E. Penangung jawab acara : Dwi Wijayanti, M.Pd.

Pemateri : 1. Hartosujono, S.E. S.Psi., M.Si. 2. Titisa Ballerina, M.Psi.

Perlengkapan : 1. Ki Untung

2. V. Reza Bayu Kurniawan, M.Sc. Dokumentasi : 1. Dwi Susanto, M.Pd.

2. Urip Nurwijayanto P, M.Sc. J. PENUTUP

Demikian laporan pertanggungjawaban ini kami buat dan sampaikan. Kami mengucapkan terimakasih kepada Rektor UST Ki Drs. H. Pardimin, M.Pd., Ph.D beserta para Wakil Rektor, Kepala BAU, Kepala BAAK, Pejabat struktural UST dan seluruh pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan ini dengan baik.

(6)

LPJ Kegiatan | Workshop Personal Development Tahap 1 | Pusat Karir DCC UST | 5

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1.

Dokumentasi Kegiatan

2.

Materi Kegiatan

(7)

LPJ Kegiatan | Workshop Personal Development Tahap 1 | Pusat Karir DCC UST | 6

(8)

LPJ Kegiatan | Workshop Personal Development Tahap 1 | Pusat Karir DCC UST | 7

Lampiran 2. Materi Kegiatan

MODUL

SELANGKAH LEBIH MAJU

MENGAPAI CITA

Trainer:

Hartosujono, S.E., S.Psi., M.Si

Titisa Ballerina, M.Psi

Workshop Personal Development Tahap I

Sabtu, 07 April 2018

Pusat Karir Dewantara Career Center

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

(9)

“SELANGKAH LEBIH MAJU MENGAPAI CITA” - 8

PENGEMBANGAN DIRI SEBAGAI LANGKAH UTAMA MEMBENTUK CITA-CITA DI MASA DEPAN

A. Pendahuluan

Pengembangan Diri merupakan bentuk kesadaran diri dan tanggung jawab kehidupan pribadi di masa yang akan datang. Beberapa remaja yang menginjak tahapan dewasa, kurang sadar pentingnya pengembangan diri di usianya. Di tahap remaja ini, beberapa remaja sering bingung antara mencari jati diri atau berorientasi pada kelompok. Mencari jati diri yang dari diri sendiri merupakan penentuan arah, bahwa harapan yang dimiliki oleh remaja yang bersangkutan, akan diperjuangkan untuk direalisasikan.

Berbeda sekali dengan remaja yang berorientasi pada kelompok. Mereka mencari jati diri melalui kelompok. Model yang mereka cari melalui orang-orang yang ada dalam kelompok. Tidak jarang individu ini terjebak dengan trend, tujuan kelompok, dan sejumlah orang dalam kelompok itu sendiri. Dampaknya remaja ini menjadi kebingungan dengan arah yang harus ditempuh, karena harapan kelompok adalah milik semua orang dalam kelompok tersebut. Cara mewujudkannya sangat bergantung dengan langkah-langkah realistis dari setiap anggota kelompok, ditempuh oleh masing-masing anggota kelompok dengan caranya sendiri-sendiri.

Mewujudkan harapan, caranya diperoleh dari dirinya sendiri atau melalui kelompok. Kedua cara tersebut dapat menjadi penggerak dari individu yang bersangkutan, untuk mewujudkan harapannya. Terlepas dari cara dengan pribadi atau dengan kelompok, esensi yang terpenting apakah pengembangan diri yang dilakukan sudah sesuai dengan konteksnya atau tidak. Tidak jarang seseorang menganggap bahwa dirinya sedang melakukan pengembangan diri, namun cara pengembangan diri yang ditempuh tidak tepat. Pengembangan diri yang akan dilatihkan berfungsi sebagai bekal pengembangan diri mahasiswa, sebagai kemampuan dasar belajar di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

1. Tujuan

a. Memberikan pengetahuan mahasiswa mengenai personal development.

b. Memberikan pemahaman dan pengalaman kepada mahasiswa mengenai kelebihan dan kelemahan diri.

c. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai penetapan tujuan yang

SMART.

d. Memfasilitasi mahasiswa dalam menyusun plan of action. 2. Pengenalan terhadap topik yang akan dipelajari

a. Agar mahasiswa memiliki kemampuan untuk melakukan pengembangan diri. b. Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami kelebihan dan kekurangan diri. c. Agar mahasiswa dapat memiliki softskill yang bersifat dasar yang berpotensi untuk

meningkatkan kemampuan pengembangan diri. 3. Informasi tentang pelajaran

Personal development meliputi mengenal diri, goal-setting, dan menyusun plan of action.

(10)

“SELANGKAH LEBIH MAJU MENGAPAI CITA” - 9

4. Hasil Belajar

a. Mahasiswa dapat mengetahui dasar-dasar berkaitan dengan workshop personal

development

b. Mahasiswa dapat memahami dan memiliki pengalaman untuk mengenal diri lebih dalam, termasuk kelebihan dan kekurangannya.

c. Mahasiswa mampu menetapkan tujuan S (Specific: spesifik)

M (Measurable: terukur) A (Achievable: dapat dicapai) R (Relevant: relevan/terkait) T (Time Limited: dibatasi waktu).

d. Mahasiswa mampu menyusun rencana aksi untuk mencapai tujuan. 5. Orientasi

a. Bentuk kegiatan: Workshop

b. Peserta kegiatan dalam workshop ini adalah mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa yang mendaftar pelatihan ini.

(11)

“SELANGKAH LEBIH MAJU MENGAPAI CITA” - 10

MENGENAL DIRI

Tujuan Belajar mempelajari topik Mengenal Diri, diharapkan Anda: 1. Memahami apa itu pengenalan diri sendiri

2. Dapat memahami tujuan yang hendak Anda lakukan.

3. Memaksimalkan Kekuatan, meminimalkan kelemahan, berpikir secara fleksibel untuk membuka peluang, dan menghindari resiko berlebihan

4. Mengenali kemampuan, minat, dan arah untuk mencapai tujuan PENDAHULUAN

Mengapa perlu memahami diri sendiri? Memahami diri sendiri berguna, saat Anda hendak tahu apa yang akan dilakukan dalam bagian hidup Anda. Anda memiliki waktu luang dan berencana melakukan rekreasi, maka Anda perlu tujuan. Anda akan pergi ke mana? Lama waktu tujuan dan waktu yang Anda miliki apakah sesuai? Untuk mencapai tujuan menggunakan transportasi apa? Berapa besar biaya yang harus Anda keluarkan agar sampai tujuan dan dapat kembali ke rumah?

Pertimbangan di atas untuk membahas tentang rekreasi. Tentunya akan lebih kompleks lagi, bila membahas tentang tujuan hidup. Kalau terjadi kesalahan saat merencanakan rekreasi, maka dampak minimalnya seseorang akan mengalami kerugian dari beberapa jam hingga yang paling parah sampai beberapa hari, rugi biaya, rugi waktu, dan mungkin jadi enggan saat diajak rekreasi lagi. Namun kesalahan saat merencanakan tujuan hidup, dampaknya tidak cuma hari, namun dalam seluruh kehidupan menjadi “salah“.

Sehingga penting sekali merencanakan perencanaan masa depan yang berhasil, dengan memahami diri sendiri. Mungkin timbul banyak pertanyaan berkaitan dengan mengapa harus memahami diri sendiri? Dalam kehidupan ada beberapa hal yang tidak bisa diubah. Bisakah kita mengubah nilai raport yang kita peroleh waktu masih Sekolah Dasar. Atau mungkin mengubah penjurusan yang saat SMA, masuk jurusan IPA atau IPS atau dengan bentuk jurusan A1 (Fisika),

A2 (Biologi), A3 (Sosial), A4 (Bahasa). mungkin waktu masih menjadi sisa SMA menanggapi

penjurusan, ditanggapi dengan tidak tahu untuk apa, dampaknya bagaimana, dan apa yang akan terjadi di masa depan kita.

Atau mungkin ada yang masuk jurusan di Program Studi (PS) tertentu, karena sahabatnya masuk di PS tersebut. Kalau kuliah punya sahabat yang dapat diajak ngobrol, waktu menunggu dosen masuk kelas. Atau masuk PS tertentu, karena sedang trend atau banyak remaja yang masuk ke PS tersebut. Namun si remaja tadi karena kurang memahami dirinya, ia hanya masuk mengikutinya saja. Ia tidak memahami apakah dirinya berminat dengan bidang pekerjaan setelah lulus dari PS. Ia tidak tahu atau bahkan tidak berminat dengan apa yang dikuliahkan oleh sejumlah dosen dalam PS tersebut. Mungkin saja secara kemampuan intelektual, si remaja tadi bisa mengikuti kuliah dengan lancar dan mendapatkan indeks prestasi yang cukup. Tapi ia tidak memiliki mood atau minat dengan apa yang dipelajari. Bukankah berarti si remaja ini membuang waktu untuk mengikuti pendidikan yang mungkin tidak disukai.

Sehingga penting sekali, untuk mengenal diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri, ia dapat menikmati pendidikan yang ditempuh, karena ia menikmati maka kesediaan melakukan eksplorasi, menambah pengetahuan, bahkan belajar secara lebih dalam merupakan sesuatu yang menyenangkan bukan dipaksakan.

(12)

“SELANGKAH LEBIH MAJU MENGAPAI CITA” - 11

Seberapa Penting Kita Mengenal Diri Sendiri?

Kamis, 20 Juni 2013 - 13:59 WIB T:

Saya sering membaca dan mendengar sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa mengenal diri sendiri sangat penting agar kita juga dapat mengenal orang lain dengan baik. Di manakah letak hubungan atau pengaruh antara mengenal diri sendiri dengan mengenal orang lain? Terkadang ada orang yang saya temui mampu mengerti orang lain, tetapi dia sendiri susah untuk melihat dirinya sendiri seperti apa, misalnya bingung dengan kekuatan dan kelemahan dirinya. Kemudian, seberapa pentingkah proses pengenalan terhadap diri sendiri dan orang lain dalam kehidupan sehari-hari? Terima kasih. (Fiane, 25)

J:

Mbak Fiane yang baik hati,

Mengenal diri sendiri sangatlah penting untuk setiap diri kita. Karena, dengan mengenal diri sendiri, kita menjadi tahu akan kekurangan serta kekuatan diri kita. Dengan demikian, kita akan lebih mudah untuk memperbaiki setiap kekurangan diri kita sekaligus mengoptimalkan kekuatan di dalam diri kita.

Setiap diri kita mempunyai kekuatan dan kelebihan. Dan memang, terkadang kita belum mengenal- nya dengan baik. Banyak hal yang membuat seseorang belum mengenal dirinya dengan baik. Per- tama, karena ia merasa dirinya seorang yang sempurna dan serba bisa. Orang yang seperti ini, sulit menerima masukan dari orang lain. Merasa serba tahu, padahal sebenarnya banyak hal yang belum ia ketahui dengan baik, khususnya tentang kekurangan dan kekuatan dirinya sendiri.

Kedua, karena ia tidak tahu bahwa sebenarnya mengenal diri sendiri adalah awal dari kekuatan setiap diri kita untuk melangkah. Anda pernah mengenal kata pepatah yang mengatakan ‘tak kenal maka tak sayang?’ Orang-orang yang tidak mengenal dirinya sendiri dengan baik, sangat sulit mengenali kekurangan dan kekuatannya. Orang-orang yang seperti ini, jika menghadapi kesulitan, cenderung menyalahkan kondisi ataupun orang lain, daripada dirinya sendiri. Nah, jika Anda pernah menemui orang yang bisa mengenal orang lain daripada dirinya sendiri, orang yang seperti ini adalah tipe orang merasa dirinya serba tahu, padahal sebenarnya banyak hal yang belum ia ketahui dengan baik, khususnya dirinya sendiri.

Hanya saja jika Mbak Fiane berkenan, daripada kita membicarakan orang lain, lebih baik kita membicarakan diri sendiri, bukan? Caranya? Ya dengan menjawab pertanyaan saya berikut ini:

1. Sebenarnya, sudahkah kita mengenal diri kita sendiri?

2. Sebenarnya, apa kekuatan dan kekurangan diri kita selama ini?

Mungkin Anda bertanya di dalam hati, ”Mbak Ainy ini bagaimana, sih? Ditanya kok balik bertan- ya?” He he he... pertanyaan di atas sangatlah penting untuk menjawab pertanyaan Anda tentang "seberapa pentingkah proses pengenalan terhadap diri sendiri dan orang lain dalam kehidupan sehari-hari?"

(13)

“SELANGKAH LEBIH MAJU MENGAPAI CITA” - 12

Mbak Fiane, mengenal diri sendiri dan orang lain dalam kehidupan sehari-hari ini sangatlah penting. Karena, dengan mengenal diri sendiri, kita menjadi lebih mudah dalam membangun komu- nikasi dengan orang lain. Kepedulian kita terbangunkan, begitu juga rasa tanggung-jawab diri kita.

Dengan mengerti orang lain, kita menjadi peduli akan perasaan orang lain, jauh dari rasa egois, prasangka, dan putus asa. Bukankah sebuah kebahagiaan itu diawali dengan mengenal diri kita sendiri sekaligus berusaha mengerti orang lain? Selamat menjadi Fiane yang luar biasa dan berhati mulia!

Ainy Fauziyah, CPC Leadership Coach & Motivator

Penulis Buku Best Seller ‘Dahsyatnya Kemauan’ www.ainyfauziyah.com

www.ainymotivationclass.com

http://female.kompas.com/read/2013/06/20/13593760/Seberapa.Penting.Kita.Mengenal.Diri.Se ndiri

AKTIVITAS

Langkah 1 – Apa yang harus Saya Persiapkan

Mulailah berpikir tentang peran Anda dan unsur-unsur POSITIF dalam diri Anda, yang dirasa merupakan kemampuan-kemampuan dasar untuk meraih HARAPAN (cita-cita, keinginan, terkabulnya rencana jangka pendek) dalam kurun 5 tahun. Memang sangat tergantung pada situasi Anda, Anda mungkin ingin berkonsentrasi pada peran Anda saat ini atau mungkin pada masa depan. Namun saat ini Anda dapat mengkhususkan prioritas saat ini, untuk rencana masa depan. Dalam menjelaskan jawaban Anda untuk pertanyaan-pertanyaan, lengkapi tabel berikut ini:

Untuk memenuhi Harapan saya saat ini, saya harus:

No. PERTANYAAN DAN JAWABAN ANDA

1 .

Bagaimana HARAPAN, keinginan, Cita-cita Anda dijelaskan dan didefinisikan menurut Anda?

2 .

Apa yang harus Anda LAKUKAN secara prioritas, agar Harapan, keinginan, cita-cita Anda dapat dicapai dengan sebaik-baiknya?

(14)

“SELANGKAH LEBIH MAJU MENGAPAI CITA” - 13

3 .

Faktor-faktor apa saja yang sangat penting, agar sukses dalam situasi saat ini, agar Anda dapat mempersiapkan KEBERHASILAN tersebut?

4 .

Pengetahuan, tambahan dan pemahaman akan Anda butuhkan?

5 .

Apakah Anda merasa tertekan (stress), saat menyelesaikan tugas-tugas tersebut?

6 .

Dengan siapa, dan bagaimana Anda banyak berkomunikasi secara positif?

Langkah 2 – Apa yang harus Saya Persiapkan

Dengan mencerminkan atau merefleksikan kegiatan saat ini dan / atau masa depan yang Anda identifikasi pada Langkah 1. Anda dapat merangkum hal-hal yang Anda temukan dalam Langkah 1, sebagai upaya umpan balik dari apa yang sedang Anda lakukan saat ini.

Dengan mengisi Langkah 1, diharapkan Anda menjadi lebih menyadari potensi-potensi yang dapat Anda tingkatkan pada kesadaran diri, sebagai langkah berikutnya untuk mengidentifikasikan kekuatan yang Anda miliki.

Hal ini juga akan menyoroti beberapa daerah pengembangan yang mungkin Anda butuhkan agar lebih fokus dan menjadi seefektif mungkin dalam lingkungan di sekitar Anda.

Menggunakan dimensi dari IDENTIFIKASI PROFIL, mengidentifikasi bidang-bidang kekuatan, bahwa umpan balik menjadikan kesadaran Anda menjadi lebih meningkat, dan kesadaran tersebut memungkinkan Anda menggunakannya untuk meraih keuntungan Anda di masa depan: Penemuan dalam diri yang dapat menjadi KEKUATAN

No AREA KEKUATAN CARA MENGGUNAKANNYA

LEBIH LUAS 1.

2. 3.

No DAERAH YANG AKAN DIKEMBANGKAN CARA UNTUK MENGARAHKANNYA 1. 2. 3.

(15)

“SELANGKAH LEBIH MAJU MENGAPAI CITA” - 14

TIPS

Kenal diri, menjadikan Anda mengurangi resiko keterpaksaan dan mengalami stres dalam menyelesaikan pekerjaan Anda

DAFTAR PUSTAKA

Fauziyah, A. (2013). Seberapa Penting Kita Mengenal Diri Sendiri?

http://female.kompas.com/read/2013/06/20/13593760/Seberapa.Penting.Kita.Mengenal. Diri.S endiri

(16)

“SELANGKAH LEBIH MAJU MENGAPAI CITA” - 15

PENETAPAN TUJUAN

Tujuan Belajar mempelajari topik Penetapan Tujuan, diharapkan Anda: 1. Memahami arti tujuan

2. Dapat membagi minimal 2 tujuan, yaitu tujuan pendek dan tujuan menengah. Kedua tujuan tersebut diarahkan membentuk tujuan jangka panjang.

3. Memprioritaskan langkah pertama, melakukan yang utama TUJUAN

Apa itu tujuan? Tujuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesai (http://kbbi.web.id/tuju) adalah menuju, pergi ke arah, mengarah ke, pergi ke jurusan. Dari berbagai kata yang ditampilkan menunjukkan adanya suatu arah, tindakan untuk berbuat sesuatu secara fokus dan mengarah pada suatu aksi untuk melakukan sesuatu. Tujuan seseorang diharapkan hanya satu, misalnya seseorang datang ke kota Jogja. Ia merantau ke kota Jogja untuk belajar ilmu ekonomi. Tujuannya sebagai mahasiswa, datang ke kota Jogja untuk belajar bidang ilmu ekonomi, tujuannya memperoleh gelar.

Tujuan setidaknya dapat dibagi menjadi dua, tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Mengambil contoh mahasiswa di atas, yang hendak meraih gelar sarjana ekonomi. Secara jangka panjang ia, akan bertujuan memperoleh gelar sarjananya. Tujuan secara jangka pendek, apa yang hendak ia lakukan? Apakah ia ingin menempuh proses menjadi sarjana, prosesnya benar-benar secara maksimal atau hanya secara asal-asalan. Apakah saat tujuan pendeknya, misalnya, memperoleh Indeks Prestasi Semester: 2,25. Apakah ia bisa mengatakan bahwa tujuan pendeknya telah berhasil?

Mungkin Anda juga bertanya, bagaimana jika setiap semester, ia mendapat IPS dengan berkisar 2,25; dan ia tidak ada upaya memperbaiki di tujuan menengahnya. Di tujuan menengah, seharusnya, ia meningkatkan IPS, jika ia mau meningkatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Namun bila tidak pembenahan di tujuan jangka menengah, maka saat ia lulus, akhirnya hanya mendapat Indeks Prestasi Kumulatif dengan berkisar: 2,5. Apakah dengan IPK sebesar 2,5; dianggap sudah cukup untuk bersaing dengan memperoleh pekerjaan? Yang melakukan penilaian (asesor) atau rekruiter apakah menganggap Mahasiswa A, sudah maksimal dalam menempuh pendidikannya? Seringkali penilaian tidak berasal dari diri kita saja, namun penilaian tersebut datang juga dari orang lain. Calon atasan kita, psikolog Human Resource Development (HRD), dan secara jangka panjang saat naik pangkat, yang semua aspek penilaian dapat masuk di dalamnya.

TUJUAN PENDEK DAN MENENGAH

Pola pikir merupakan keyakinan, nilai-nilai, harapan, standar pencapaian, sikap, cara pandang, dan cara memutuskan. Pola pikir ini bukanlah sesuatu yang mudah berubah, ia mencari kenyamanan. Saat kenyamanan diperoleh, pola pikir akan cenderung menetap di zona nyaman tersebut. Contoh: apakah selama seminggu ini, Anda sudah mengubah beberapa kali jalur berangkat Anda dari kost atau rumah ke kampus? Untuk apa? Orang yang sudah nyaman dengan situasi tertentu, akan mempertahankan pola tersebut sepanjang waktu hingga ia harus mengubahnya. Pengubahan tersebut bisa terjadi, setidaknya ada kondisi internal atau eksternal. Kondisi internal disebabkan: karena Anda menemukan jalan yang lebih pendek lagi, lampu lalu lintas yang lebih sedikit, dan jalan yang lebih sepi. Sedangkan secara eksternal, yaitu jalan yang biasa Anda lalui ditutup, karena perbaikan jalan. Anda terpaksa mencari jalan lain, yang menurut Anda lebih mudah Anda tempuh ke kampus atau pulang ke rumah.

(17)

“SELANGKAH LEBIH MAJU MENGAPAI CITA” - 16

Tidak jarang ketika seseorang sudah terbiasa santai untuk belajar, maka ia akan santai terus dalam belajar. Namun ada bahayanya, orang yang rajin belajar, saat melihat ada peluang untuk santai, maka ia dapat menurunkan standarnya. Pola pikir sangat berkaitan dengan tujuan, dalam konteks pendidikan di perguruan tinggi. Maka ada tujuan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Jadi bila mahasiswa A mendapatkan IPS berkisar 2,25, dan ia tidak merubah perilakunya, maka ia tidak akan mengubah tujuan menengahnya.

Pola pikir menggerakkan perilaku. Pola pikir yang bertujuan akan mengarahkan perilaku. Mahasiswa A begitu ia menyadari bahwa nilai yang di semester pertamanya adalah 2,75; seharusnya ia akan berupaya keras di semester berikutnya. Tujuan menengahnya, ia harus selalu berupaya memperoleh sekitar 3,... (tiga koma sekian) agar saat ia lulus di semester 8, IPK di atas 3,00. Lihat simulasi berikut:

Anda bisa menggunakan simulasi ini dengan program MS Excell. Dengan menggunakan kolom - kolom di Excell, Anda dapat mulai mengisinya sebagai berikut:

No. Makul SKS Nilai Angka Nilai Huruf

Nilai angka *Nilai huruf 1. 2 2. 2 3. 3 Jumlah

Dengan demikian Anda dapat selalu memantau nilai atau kenaikan atau penurunan yang diperoleh. Berhati-hatilah dengan matakuliah yang ber-SKS besar, karena bila nilai yang diperoleh rendah, maka menyebabkan nilai keseluruhan dari IPS akan turun. Nilai yang ber-SKS kecil mungkin memiliki nilai yang bagus, namun tergerus dengan nilai rendah ber-SKS besar tersebut.

Semester Target IPS Target 1 2,75 Pendek 2 2,92 Menengah 3 3,10 Menengah 4 3,15 Menengah 5 3,30 Menengah 6 3,40 Menengah 7 3,41 Panjang 8 3,30 Panjang

(18)

“SELANGKAH LEBIH MAJU MENGAPAI CITA” - 17

TUJUAN DAN PERILAKU

Mahasiswa A begitu tahu di semester berikutnya IPS harus memperoleh 2,92 di semester berikutnya, maka ia akan mengarah perilaku untuk mewujudkannya. Tujuan yang kita tetapkan akan menngerakkan perilaku kita. Bagaimana ia harus mewujudkannya agar minimal di semester itu, ia mendapatkan 2,92. Ia tidak cukup hanya berbicara atau menyatakan harapan: „Saya harus belajar keras“. Pernyataan Belajar kerasnya harus diwujudkan dalam bentuk perilaku. Ia harus had ir pada perkuliahan, tidak cuma hadir di perkuliahan --- namun juga mengerjakan tugas yang diberikan dosen, mengenali karakteristik dosen menjadi hal yang penting. Ada dosen yang memberi ujian pada mahasiswanya dalam bentuk esai, jawaban yang bersifat eksplorasi pengetahuan yang dimiliki mahasiswa. Ada dosen lain yang hanya meminta jawaban yang singkat, padat dan jelas; dosen yang mengajar pada bidang hitungan mengacu hal-hal tersebut. Ada dosen lain yang sangat mengacu pada proses, ia selalu memberi tugas, dan tidak lupa meminta tugas tersebut dari mahasiswanya. Para mahasiswa seharusnya peka pada hal-hal tersebut.

PRIORITAS DAN UTAMA:

Tingginya Nilai atau Banyaknya Aktifitas Berorganisasi?

Jaman ini, tidak hanya prestasi di kampus saja menentukan apakah seseorang dapat pekerjaan atau tidak, tapi juga tergantung pengalaman berorganisasi selama proses pendidikan. Benarkah demikian? Lalu selain mencetak IPK setinggi-tingginya, apakah Anda butuh pengalaman berorganisasi? Tidak pernah ada larangan untuk Anda melakukan aktivitas organisasi. Pertanyaan besarnya adalah, bagaimana melakukan kegiatan organisasi namun prestasi kita tetap Luuaaarr Biiaasaaa?

Prioritas utama datang ke kampus adalah untuk belajar. Tidak pernah ada mahasiswa yang ke universitas, karena ia terlalu aktif di organisasi kampus sehingga ia diberi gelar karena keaktifannya di organisasi kampus. Yang benar adalah gelar yang diberikan, harus sesuai dengan yang dituntut dengan bidang ilmunya. Namun tidak jarang, beberapa mahasiswa terjebak dalam aktivitas di organisasi yang diikuti, dibandingkan belajar. Akibatnya mahasiswa tadi, tidak cepat -cepat menyelesaikan proses belajar, namun malah cepat menyelesaikan masalah-masalah yang ada di organisasinya. Ia mendapat pujian dari berbagai teman-temannya karena kemampuan solutifnya dalam menyelesaikan masalah-masalah di organisasi yang diikuti. Di sisi lain, kemampuannya untuk belajar mata kuliah yang diberikan oleh dosennya jadi terbengkalai. Energinya sudah habis saat ia memasuki ruang kuliah. Tidak jarang mahasiswa tadi untuk menyelesaikan masalah di organisasi yang diikuti, ia harus tidak masuk perkuliahan. Lambat laun proses belajarnya. Ia kewalahan mengatur jadwalnya, karena sering bentrok antara kuliah dengan rapat di organisasinya. Ia mengorbankan untuk tidak masuk kuliah, karena tidak enak dengan teman-temannya.

Dengan kondisi seperti itu, mahasiswa tadi harus mampu mengatur waktu, mengatur prioritas untuk kuliah, dan tentu saja mengerjakan tugas-tugas yang harus dikerjakan dari dosen pengampunya. Dengan demikian secara keseluruhan, agar dapat terselesaikan dengan baik. Si mahasiswa ini harus memahami kata cukup bagi dirinya sendiri. Mahasiswa ini harus melakukan prioritas waktu, d an membiasakan untuk menjadwalkan waktunya.

(19)

“SELANGKAH LEBIH MAJU MENGAPAI CITA” - 18

AKTIVITAS

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

06.00 – 07.00 07.00 – 08.00 08.00 – 09.00 09.00 – 10.00 10.00 – 11.00 11.00 – 12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 14.00 14.00 – 15.00 15.00 – 16.00 16.00 – 17.00 17.00 – 18.00 18.00 – 19.00 19.00 – 20.00 20.00 – 21.00

Menggunakan peta jadwal di atas, bagaimana Anda menempatkan kuliah, mengerjakan tugas, melakukan belajar, memanfaatkan waktu untuk membina hubungan dengan teman, dan istirahat.

TIPS

Dengan menentukan TUJUAN, berarti Anda memulai langkah pertama Anda. Tanpa TUJUAN yang jelas, sesungguhnya Anda sedang dalam kebingungan.

Tujuan Menentukan Perilaku, Perilaku menentukan kebiasaan. Kebiasaan baik dapat ditumbuhkan dengan Tujuan yang Terencana.

Pastikan Kehidupan Anda tidak hanya berlalu dengan sia-sia. Ada yang dapat dipergunakan, ada yang tidak harus dilakukan, ada waktu senggang, dan sesuatu yang harus segera dikejar. Pergunakan waktumu sebaik mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Kasali, R dkk. (2010). Modul Kewirausahaan: Untuk Program Strata 1. Jakarta Selatan: Penerbit Hikmah.

(20)

MENGEVALUASI LANGKAH

Tujuan Belajar mempelajari topik Mengevaluasi Langkah, diharapkan Anda: 1. Memahami arti Evaluasi

2. Dapat mengidentifikasi hal-hal yang menjadi SMART dan

3. Mampu mengidentifikasi berbagai kondisi yang berpotensi menghalangi Anda mencapai TUJUAN Anda.

EVALUASI

Apa itu evaluasi? Tujuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penilaian (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/evaluasi). Arti lain dari evaluasi adalah: pengumpulan dan pengamatan dari berbagai macam bukti untuk mengukur dampak dan efektivitas dari suatu objek, program, atau proses berkaitan dengan spesifikasi dan persyaratan pengguna yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi dilakukan, karena seseorang ingin memantau, apakah langkah yang telah ditempuh, menghasilkan apa yang diharapkan. Seseorang bertujuan memperoleh gelar, sehingga ia datang ke kota Jogja. Ia merantau ke kota Jogja untuk belajar ilmu ekonomi. Dua tahun kemudian, orang tuanya menengok anaknya yang di Yogya, karena mendapat surat peringatan dari pihak kampus, anaknya tidak pernah kuliah. Ia dievaluasi oleh pihak kampus, bila semester berikutnya tidak ada perbaikan IP Semester, ia akan dikeluarkan karena Indek Prestasinya dibawah 1,…..

Evaluasi dilakukan, ketika seseorang sudah mengambil langkah-langkah tindakan. Harapannya, saat seseorang mengalami salah langkah, diharapkan segera dapat dikoreksi. Koreksi tersebut bertujuan, untuk mengembalikan langkah yang sudah berbelok, kembali lurus seperti harapan semula.

SMART

Fokus pada HARAPAN yang direalisasikan merupakan Proses Menjalani Hidup. Ada bagian yang dapat terus diulang, sehingga membentuk kepercayaan diri kita, bahwa saat kita melakukan hal tersebut, maka pasti akan berhasil.

Namun terdapat kondisi-kondisi, kita harus membatasi diri kita, bahwa hal tersebut memang tidak menarik minat, keterbatasan dana, waktu dan tenaga. Dengan kondisi yang terbtas tersebut, kita harus belajar untuk lebih fokus dan mengarahkan diri. Berikut ini salah satu alat dengan menggunakan kata-kata SMART mengarah pada suatu singkatan:

1. S (Specific: spesifik) – lihatlah kembali Aktivitas Langkah 1. Apakah Anda sudah secara spesifik memiliki HARAPAN? Seberapa mudah Harapan yang Anda ingin raih? Apakah HARAPAN Anda benar-benar jelas atau samar-samar? Apa yang harus saya lakukan, agar HARAPAN saya terpenuhi, mengapa HARAPAN ini penting bagi hidup saya? Siapakah orang yang berperan, agar saya dapat meraih HARAPAN ini? Yang manakah menjadi sumber? Atau Apakah HARAPAN ini terbatas atau tidak terbatas? 2. M (Measurable: terukur) – Apakah HARAPAN Anda bisa dibuat secara terukur?

Atau dapatkah dibuat secara bertahap? Bila YA, berapa tahapan atau langkah yang dapat Anda buat? Berapa banyak? Berapa luas? Seberapa tahu HARAPAN itu sudah tercapai? 3. A (Achievable: dapat dicapai) – HARAPAN Anda dapat dicapai? Seberapa cepat

diperoleh? Apakah cukup berarti, saat Anda memperolehnya? Apakah orang lain dapat melihat keberhargaan apa yang ingin Anda capai? Seberapa dapat saya mampu menyelesaikan HARAPAN tersebut? Seberapa realistik, tujuan tersebut dapat saya capai?

(21)

4. R (Relevant: relevan/terkait) – apakah kegiatan yang Anda lakukan saat ini, memiliki keterkaitan dengan kondisi Anda di masa yang akan datang? Manakah yang prioritas berkaitan dengan masa depan Anda? Apakah ini tampaknya bermanfaat? Apakah ini waktu yang tepat untuk merealisasikan? Apakah ini selaras dengan upaya / kebutuhan yang lain?

5. T (Time Limited: dibatasi waktu). Berapa lama Anda mampu mencapainya? Satu semester atau setahun? Kapan hendak memulainya? Bisakah dimulai sekarang? Mengapa harus dilakukan semester baru?

Mengukur Diri, Sampai Sejauh mana Meraih Prestasi?

Keinginan seringkali tidak memiliki batasan yang jelas, dan bahkan membuat seseorang menjadi tidak fokus. Segala sesuatunya ingin diraih dengan lebih cepat, lebih baik, lebih banyak, dan lebih tidak terbatas. Ada sisi-sisi yang terbatasi, sehingga mungkin kita butuh lebih fokus. Agar dalam hidup kita, kita dapat menghitung berkat yang kita peroleh: menyelesaikan pekerjaan besar dengan tuntas dan berakhir dengan baik. Mengisi kebermaknaan hidup dengan lebih objektif, terukur dan jelas.

Saat pertama Anda menerapkan HARAPAN yang ingin dicapai dalam hidup dengan target yang relatif pendek dan menengah. Sangat penting memahami, bahwa ada bagian-bagian dari rencana kita, ternyata memang tidak berguna. Kesulitannya terlalu besar, sehingga lebih baik dikerjakan saat Anda memiliki waktu yang lebih banyak, ada yang harus dikurangi – karena tidak realistis dan tidak efisien. Bahkan mungkin dengan kondisi kesehatan Anda yang masih puncak, mungkin hal itu akan dapat menunggu untuk dikerjakan. Namun HARAPAN itu akan menganggu kesehatan mental Anda! Salah satunya adalah menyalahkan diri secara berlebihan, kritik yang tajam pada diri sendiri, kegiatan yang terlalu ambisius yang menyebabkan Anda menjadi sering sakit. Sedangkan beberapa hal lain mungkin ada yang menarik, namun memang sebaiknya hanya dijadikan hobi, karena tidak ada nilai ekonomis yang dapat dikembangkan di bidang tersebut. Hingga satu titik menjadi pilihan hidup untuk dilanjutkan, dilanjutkan dengan syarat, atau diturunkan prioritasnya, bahkan mungkin ditinggalkan.

Berikut ini, Anda dpat mengisi HARAPAN apa yang Anda ingin lakukan, mungkin dengan jangka waktu yang realtif pendek. Pendek dalam hal ini, berkisar dari antara 0,5 tahun hingga 4 tahun ke depan. Buatlah prioritas, pilih antara antara 1 atau 2 atau 3 saja. Jika Anda memilih Satu, sangat perlu dihitung untuk pemenuhan waktunya. Contohnya: saya hanya pilih 1, saya ingin menaikkan target IP Semester saya naik menjadi 0,3. Dulunya sudah mencapai 3,1; sekarang dalam durasi 6 bulan ke depan saya berharap menjadi 3,6.

Berikut Aktivitas ini untuk membantu Anda, apa yang harus Anda kerjakan dan lakukan. Belajar untuk memahami dan mengerti diri Anda, bahkan memaklumi diri Anda sendiri. Sehingga mampu mengapai apa yang menjadi HARAPAN, di satu sisi Harapannya tercapai dan di sisi lain kondisi jasmani dan rohani tetap sehat.

(22)

AKTIVITAS No. Pengembangan Objektif Aksi yang Nyata Penghalang dan Pengalihan Dukungan yang diperoleh Bagaimana saya Tahu, saya sudah

melakukan 1.

2.

3.

Karena lembaran di atas bersifat rahasia dan di bawa pulang, maka isilah kolom-kolom di atas dengan sejujurnya. Anda menghadapi Anda sendiri dan tidak perlu malu, saat menjumpai ketidakjelasan, ketakutan, rasa tidak mampu, dan mungkin rasa kekurangan atau yang Anda rasa sebagai sisi negatif yang lain.

TIPS

Jujurlah dengan diri sendiri, agar keseimbangan dalam diri dapat tercapai.

Tidak ada yang salah, saat Anda berusaha mengenal diri Anda sendiri. Agar Anda dapat menjadi lebih paham, sadar, dan mengerti.

Segala sesuatu pasti ada kekurangannya saat pertama, karena itulah waktu, kita berani melihat diri sendiri dan belajar untuk berani lebih baik di waktu akan datang.

(23)
(24)

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 3.4 merupakan tampilan halaman registrasi pada aplikasi MaiProyek yang bertujuan untuk mendaftarkan akun user baru, dimana user juga akan memilih status dosen

Program utama pengembangan agribisnis komoditas unggas sangat terkait dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Guna menjamin penyediaan pasokan d.o.c. ayam ras yang

Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di Balai Inkubator Teknologi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Larangan melakukan perkawinan sesuku tersebut bagi masyarakat Minangkabau adalah karena masyarakat Minangkabau memandang bahwa hubungan sesuku itu

untuk manajemen aktifitas sebagian besar juga responden tidak patuh; sedangkan untuk manajemen diet dan psikososial masing- masing juga menunjukkan ketidakpatuhan

maksimum yang didapat 5 buah 9power sebesar 17.4 HP pada putaran mesin 10061 rpm lebih besar dari pada daya maksimum yang didapat tanpa 9power sebesar 16.8 HP pada putaran mesin

Gambar 2.10 Hasil dari contoh 2.7.1: (a) kesalahan klasifikasi untuk himpunan pelatihan dibanding dengan sejumlah pengklasifikasi dasar; (b) kesalahan klasifikasi untuk

Dengan mengamati gambar kegiatan membantu belanja yang disajikan, siswa mampu memahami isi teks berkaitan dengan kehidupan ekonomi di rumah.. Dengan mengamati gambar