• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Pelaksanaan Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang. Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS. A. Analisis Pelaksanaan Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang. Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

A. Analisis Pelaksanaan Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan

Berdasarkan wawancara, observasi dan dokumentasi pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menganalisis pelaksanaan Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan sebagai berikut:

1. Analisis Perencanaan

Keberhasilan suatu pembelajaran adalah mutlak kuncinya terletak pada figur seorang guru. Demikian juga keberhasilan PDBAI juga tergantung pada guru itu sendiri. Menurut pengamatan dilapangan bahwa guru PDBAI di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan standar proses artinya dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran dan melaksanakannya sesuai dengan ketentuan seperti tersedianya kurikulum, silabus, RPP dan daftar nilai sebagai tolok ukur kompetensi/penguasaan peserta didik dalam menyerap materi PDBAI.

Perencanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan sudah tersusun dengan baik karena sudah didokumentasikan menjadi jadwal

(2)

kegiatan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan.

a. Analisis Tujuan Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan. Pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Demikian definisi pendidikan sebagaimana termaktub dalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003.

Dari pengertian di atas, tersirat bahwa pendidikan sebagai suatu sistem sangatlah kompleks dengan berbagai unsur dan komponen-komponen pendudukungnya. Disana disebutkan usaha sadar dan terencana, dalam hal ini terkait dengan posisi pemegang otoritas kebijakan pendidikan (Pemerintah) dalam merumuskan langkah-langkah strategis kebijakan pendidikan, yang diantaranya diwujudkan dalam bentuk kurikulum.2 Kurikulum itu sendiri merupakan komponen yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu sistem pendidikan. Dengan kurikulum segala aktifitas pendidikan akan lebih terarah menuju pada tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.

1

UU NO.20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Aneka Ilmu, 2003), hlm. 4.

2

(3)

Terkait dengan peran Pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan bagi seluruh warga negara, maka dalam hal ini sesuai dengan pengembangan sistem pemerintahan yakni dengan konsep otonomi daerah dan pendidikan merupakan salah satu bidang yang juga terotonomikan. Dengan Kebijakan otonomi pendidikan tersebut setiap daerah berwenang mengelola kurikulum pendidikan yang dikenal dengan istilah kurikulum muatan lokal.3

Kurikulum muatan lokal itu sendiri adalah program pendidikan yang diisi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid didaerah tersebut. Kurikulum muatan lokal diberikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum didalam GBHN. Sumber bahan muatan lokal dapat diperoleh dari banyak sumber antara lain dari nara sumber, pengalaman lingkungan, hasil diskusi dari para ahli yang relevan dan sebagainya. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran selalu menyangkut berbagai unsur atau komponen.4

Menyusun perencanaan muatan lokal juga akan menyangkut berbagai aspek, antara lain: sumber bahan ajar, pengajar, metode, media, dana dan evaluasi Sebagai salah satu kurikulum baru dalam dunia pendidikan Muatan lokal dalam pembelajarannya banyak ditemukan kendala dan rintangan yang ditemukan antara lain dari segi:

3 Djohar, MS, Pendidikan Strategik Alternative Untuk Pendidikan Masa Depan

(Yogyakarta: LESFI, 2003), hlm. 36.

4

(4)

peserta didik, guru, administrasi, sarana dan prasarana, bahkan kurikulumnya sendiri. Tetapi kendala tersebut lambat laun dapat diminimalisir dengan berbagai metode antara lain dengan mengadakan pelatihan bagi para pengajar, lebih memantapkan GBPP, dengan evaluasi yang berkesinambungan dan sebagainya. Muatan lokal perlu untuk diberikan kepada peserta didik agar peserta didik lebih mengetahui dan mencintai budaya daerahnya sendiri, berbudi pekerti luhur, mandiri, kreatif dan profesional yang pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa cinta kepada budaya tanah air.

Pengembangan Diri Bidang Agama Islam (PDBAI) adalah salah satu jenis kurikulum pembelajaran yang masuk dalam kelompok kurikulum muatan lokal khususnya di daerah Kabupaten Pekalongan. Penentuan kurikulum ini didasarkan pada kenyataan bahwa Kabupaten pekalongan adalah salah satu kota yang dikenal dengan nama Kota Santri. Kurikulum PDBAI sebagai sebuah kurikulum muatan lokal memiliki keterkaitan dengan kurikulum PAI pada umumnya. Hal ini juga dapat dilihat dari keseluruhan sistem dan metode pembelajaran yang diimplementasikan di setiap lembaga pendidikan. Sehingga pada kenyataannya implementasi kurikulum PDBAI disetiap lembaga pendidikan di wilayah Kabupaten Pekalongan dapat berjalan dengan baik.

Pengembangan diri adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran wajib yang merupakan bagian integral dari kurikulum

(5)

sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan bimbingan dan konseling serta kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam pengembangan diri, di antaranya pemecahan masalah pribadi dan kehidupan sosial, penanganan masalah belajar, pengembangan karir, dan kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam ekstrakurikuler. Pengembangan diri pada siswa Sekolah Dasar terutama ditujukan untuk pengembangan minat, bakat dan kreativitas peserta didik.5

Tujuan dari adanya program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan

1) Program pengembangan diri harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Aspek kognitif adalah kemampuan intelektual siswa, yang meliputi: Pengetahuan (knowledge), Pemahaman (comprehension), Penerapan (application), Analisis (analysis), Sintesis (synthesis), Evaluasi (evaluation). Aspek Afektif adalah mengenai siakp, minat, emosi, nilai hidup, dan apresiasi siswa, yang meliputi: Penerimaan

(receiving), Partisipasi (responding), Penentuan sikap (value),

Organisasi (organization), Pembentukan Pola (characterization by

a value or a value complex). Sedangkan Aspek Psikomotorik

5 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT. Remaja

(6)

adalah reaksi fisis siswa, meliputi: Persepsi (perseption), Kesiapan

(set), Gerakan terbimbing (guided response), Gerakan terbiasa (mechanism), Gerakan kompleks (complex overt response),

Gerakan pola penyesuaian (adaptation), Untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus kreativitas (origination).6 2) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan

pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

Bakat adalah kapasitas seseorang atau potensi hipotesis untuk dapat melakukan suatu tugas dimana sebelumnya sedikit mengalami latihan atau sama sekali tidak memperoleh latihan lebih dahulu. Jadi bakat merupakan potensi dan kecakapan pada suatu lapangan pekerjaan. Apabila kapasitas mendapat latihan yang memadai maka potensi akan berkembang menjadi kecakapan yang nyata.

Sedangkan minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Pendapat ini didukung oleh pernyataan beberapa pakar yang mengatakan bahwa: minat adalah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan memegang beberapa kegiatan yang diamati siswa diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa senang dalam bidang-bidang itu. Seseorang yang didorong oleh minat dan merasa senang dalam belajar dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal. Seseorang yang

6 Hisyam Zaini., Desain Pembelajarn di Perguruan Tinggi (Yogyakarta: Center for

(7)

mempunyai minat pada mata pelajaran tertentu misalnya, biasanya ia cenderung untuk memperhatikan mata pelajaran tersebut.7 Oleh karena itu yang dapat diupayakan agar siswa dapat berprestasi dengan baik perlu dibangkitkan minat belajarnya.

3) Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. 8

b. Analisis Materi Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan

Materi program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) yang ada di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan, meliputi:

1) Untuk siswa kelas IV:

a) Me-lafaz-kan dan meng-hafal-kan surat-surat tertentu dalam juz amma.

b) Melakukan dan mempraktekkan tata cara bersuci (berwudlu) dan shalat fardhu dalam kehidupan sehari-hari

c) Mengetahui dan memahami sifat-sifat Allah, mampu melakukan silaturahmi. 9

2) Untuk siswa kelas V:

a) Me-lafaz-kan dan meng-hafal-kan surat-surat tertentu dalam jua amma.

7

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press, 2002), hlm. 249.

8 Dokumentasi SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan tahun 2013 tentang

Kurikulum SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten PekalonganTahun 2013/2014, hlm. 9.

9 Dokumentasi SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan tahun 2014 tentang

(8)

b) Melakukan dan mempraktekkan shalat fardhu dalam hafal doa-doa setelah shalat fardhu

c) Melakukan silaturahmi

d) Mempraktekkan shalat fardhu dan hafal doa-doa setelah shalat fardhu

e) Mengetahui dan memahami sifat-sifat mustahil dan sifat jaiz bagi rasul. 10

3) Untuk siswa kelas VI:

a) Me-lafaz-kan dan meng-hafal-kan surat-surat tertentu dalam Al-Qur’an

b) Mengetahui dan memahami adab tazkiyah dan tilawat

c) Melafazkan serta hafal Asmaul Khusna dalam praktek kehidupan sehari-hari. 11

Ketiga materi tersebut sesuai dengan silabus Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan. Pada program pengayaan dan penajaman materi ini dilakukan dengan cara memberikan kurikulum pelajaran Pendidikan Agama Islam secara padat, serta melakukan jam tambahan pembelajaran bagi Pendidikan Agama Islam, berupa Baca Tulis Al-Qur’an yang dilakukan pada jam ke – 0 (jam 06.30 – 07.00 WIB) dengan adanya penambahan jam pembelajaran Pendidikan

10 Dokumentasi SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan tahun 2014 tentang

Kurikulum SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun 2013/2014, hlm. 9.

11 Dokumentasi SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan tahun 2014 tentang

(9)

Agama Islam ini diharapkan peserta didik dapat lebih menguasai materi-materi yang ada pada pelajaran Pendidikan Agama Islam.12 c. Analisis Metode Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama

Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan

Metode Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan meliputi: Metode pembiasaan, Metode penugasan dan Metode keteladanan. 1) Metode Pembiasaan

Metode pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan ajaran agama islam. Pembiasaan dinilai sangat efektif jika penerapanya dilakukan terhadapat anak yang masih kecil karena memiliki “rekaman” ingatan yang kuat dan kondisi kepribadian yang belum matang sehingga mereka mudah terlarut dengan kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari.oleh karena itu, pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkan moral ke dalam jiwa anak.13

Ditinjau dari segi perkembangan anak, pembentukan tingkah laku melalui pembiasaan akan membantu anak tumbuh dan berkembang secara seimbang artinya memberikan rasa puas pada diri sendiri dan dapat diterima oleh masyarakat, memungkinkan

12 Observasi di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan pada tanggal

20 Mei 2014.

13 Arman Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2003),

(10)

terjadinya hubungan antara pribadi yang baik, saling percaya, saling mendorong dan bekerjasama untuk kepentingan bersama. Pembentukan tingkah laku hendaknya lebih banyak dinyatakan dalam perbuatan dan tidak hanya dalam ucapan saja.14

2) Metode Penugasan

Metode penugasan adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.15 Penerapan metode ini adalah sebagai berikut: Pemberian tugas dapat berupa petunjuk lisan atau petunjuk tertulis, misalnya berupa soal-soal yang harus dicari sendiri jawabannya, tugas menghafal atau mempelajari bahan/buku sumber tertentu, tugas menyalin bahan tulisan, dan sebagainya.16

3) Metode Keteladanan

Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual dan etos sosial anak. Mengingat pendidik adalah seorang figur terbaik dalam pandangan anak yang tindak-tanduk dan sopan santunnya disadari atau tidak akan ditiru oleh mereka. Bahkan bentuk perkataan, perbuatan dan tindak tanduknya akan senantiasa tertanam dalam kepribadian

14

Muslihatun, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), hlm. 7- 8.

15 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT

Rineka Cipta,2006), Cet. Ke-3, hlm. 85.

16

(11)

anak. Oleh karena itu masalah keteladanan menjadi faktor penting dalam menentukan baik buruknya anak.17

Dari ketiga metode inilah guru di SD Muhammadiyah Kajen

Kabupaten Pekalongan melaksanakan program PDBAI

(Pengembangan Diri Bidang Agama Islam), karena ketiga metode tersebut merupakan metode yang paling efektif untuk mengajarkan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) kepada siswa di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan. Dengan metode pembiasaan, mampu menciptakan suasana religius di sekolah karena kegiatan-kegiatan keagamaan dan praktik keagamaan yang dilaksanakan secara terprogram dan rutin (pembiasaan) diharapkan dapat mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai ajaran agama Islam secara baik kepada peserta didik. Dengan metode penugasan, mampu meningkatkan kedisiplinan siswa dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di dalam maupun di luar sekolah. Dengan metode demonstrasi, maka siswa dapat memiliki contoh panutan dari guru mereka tentang pelaksanaan program program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam).

2. Analisis Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran PDBAI di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan juga didukung adanya peran serta wali murid yang berupa motivasi baik berupa materi maupun immateri. Yang berupa materi

17 Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam (Jakarta: Pustaka Amani, 2002),

(12)

misalnya adanya iuran dari orang tua murid untuk latihan kurban dan membantu memberi fasilitas untuk praktek ibadah seperti salat, adapun yang berupa immateri seperti memberikan motivasi atau dorongan kepada peserta didik untuk mengikuti pembelajaran PDBAI.

Dari sini nampak adanya satu dukungan yang integral antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua, sehingga pembelajaran PDBAI di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan dapat dilaksanakan dengan baik dan menjadi adanya bukti implementasi peraturan bupati No 423.5/142/2006 Tentang Pengembangan Diri Bidang Agama Islam. Dan dalam pelaksanaanya, mata pelajaran PDBAI secara umum dapat diterima dengan baik oleh para siswa.

3. Analisis Evaluasi

Evaluasi terhadap program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) yang ada di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan memfokuskan 2 aspek yaitu aspek penguasaan konsep dan penerapan. Adapun bentuk penilaian yang dilakukan berupa tes lisan dan tertulis. Tes lisan yaitu dengan memberikan pertanyaan kepada semua peserta didik ataupun acak. Tes lisan ini mengungkap penguasaan kognitif peserta didik. Contoh tes lisan tentang menanyakan materi yang berkaitan dengan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) yang ada di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan. Contoh tes tertulis adalah guru PAI menyelenggarakan ulangan harian yang bertujuan

(13)

untuk mengetahui seberapa tingkat pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran PAI.

Penggunaan metode tes lisan dan tes tertulis ini senantiasa dipertahankan oleh guru PAI di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan dalam melakukan evaluvasi terhadap peserta didiknya. Penggunaan metode tes lisan digunakan untuk penilaian kelas harian, penilaian mid semester. Sedangkan penggunaan metode tes lisan digunakan untuk penilaian ulangan harian, akhir semester dan ujian nasional.

B. Analisis Faktor Yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan

Berdasarkan wawancara pada bab sebelumnya diketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang mendukung program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Adanya dukungan dari komite dan orang tua siswa yang kontributif dalam pelaksanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan.

Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) merupakan salah satu progrma andalan yang ada di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan, maka adanya dukungan dari komite dan

(14)

orang tua siswa dalam mensukseskan program tersebut sangatlah penting. Bentuk dukungan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) berupa: komite menyediakan waktu untuk mengadakan rapat membahas jadwal program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam), kendala yang terjadi selama pelaksanaan PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam). Sedangkan orang tua ikut membantu siswa dalam menemani belajar agama Islam.

2. Adanya komitmen yang tinggi dari kepala sekolah dalam pelaksanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD

Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan.

Komitmen dari kepala sekolah dalam pelaksanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan terlihat dari usaha sekolah yang terus berusaha melengkapi sarana dan prasarana dalam meningkatkan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan, serta keikut sertaan SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan dalam setiap perlombaan baik yang diadakan di tingkat kecamatan maupun di tingkat kabupaten.

3. Lingkungan sekolah yang mendukung.

SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan memiliki halaman sekolah yang cukup luas guna mendukung kegiatan-kegiatan baik olahraga, kesenian, pramuka, perlombaan dan lain sebagainya. Sebuah nilai tambah bagi SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan yang

(15)

memiliki lingkungan sekolah yang mendukung bagi pelaksanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) yang membutuhkan areal yang cukup luas.

Dalam setiap tindakan pasti terdapat beberapa kendala tidak terkecuali dengan pelaksanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan. Beberapa faktor yang menghambat pelaksanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan antara lain:

1. Minimnya waktu sekolah

Salah satu faktor penghambat yang dihadapi guru dalam melaksanakan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan adalah minimnya waktu sekolah. Tak dapat dipungkiri bahwa waktu sekolah di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan hanyalah 6 jam sama yakni mulai dari jam 07.00 WIB hingga 13.00 WIB. Untuk itu guru harus pandai-pandai menyisipkan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di antara aktifitas belajar mengajarnya. Contohnya dengan cara menyisipkan nilai-nilai atau perbuatan-perbuatan yang mencerminkan ibadah, seperti mengajak anak shalat berjama’ah, mengajarkan anak tadarus, mengajarkan anak kebersihan, mengajak anak untuk aktif berolahraga, mengajak anak mengikuti pramuka, dan lain sebagainya. Dengan cara seperti ini maka guru akan menjalankan program PDBAI

(16)

(Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan.

2. Kurangnya tenaga pengajar dari berbagai bidang keilmuan.

Kurangnya tenaga pengajar dari berbagai bidang keilmuan menjadikan SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan kurang maksimal dalam melaksanakan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan. Seharusnya SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan memiliki tenaga pengajar dari berbagai bidang keilmuan, seperti dari bidang bimbingan dan konseling, dari bidang teknologi dan informatika, dari bidang olahraga, dari bidang kesenian, dan lain sebagainya. Untuk itu kedepannya diharapkan SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan sudah memiliki tenaga-tenaga pengajar yang berasal dari bidang disiplin ilmu yang lain tidak hanya dari sarjana hukum ataupun sarjana pendidikan semata.

3. Kemalasan siswa

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi pelaksanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan adalah adanya kemalasan dari diri siswa. Faktor kemalasan ini dapat timbul dikarenakan kurangnya motivasi dari guru untuk mendorong anak didik guna mengikuti pgoram PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di sekolah. Contohnya guru tidak menyuruh siswa untuk mengikuti kegiatan olahraga di sekolah, guru tidak menugaskan siswa untuk membuat kreatifitas benda seni, guru tidak

(17)

mewajibkan siswa untuk mengikuti berbagai macam perlombaan. Maka hal ini dapat memicul timbulnya rasa malas pada diri siswa.

4. Kurangnya sarana dan prasarana

Selain ketiga faktor di atas, faktor lain yang menghambat program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan adalah kurangnya sarana dan prasarana. Pelaksanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) juga harus didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai, sebagai contohnya: pada saat mengikuti kebersihan maka diharuskan terdapat peralatan kebersihan yang mencukupi bagi siswa, pada saat mengikuti perlombaan maka diharuskan diadakan pelatihan-pelatihan terlebih dahulu, pada saat mengerjakan kreativitas dari bahan daur ulang maka dibutuhkan peralatan yang memadai, dan lain sebagainya. Untuk itu diharapkan kekurangan sarana dan prasarana ini dapat segera diatasi oleh SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan.

Pembelajaran PDBAI pada dasarnya adalah pendamping bagi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Kedua mata pelajaran tersebut adalah pelajaran yang memuat pembahasan berkaitan dengan agama, dengan harapan setelah mempelajari agama ini, tidak hanya paham akan materi yang disampaikan akan tetapi mampu juga mengamalkan dalam kehidupan sehari-harinya, serta dapat mendekatkan diri pada yang maha pencipta, memiliki ahlak yang mulia dalam bergaul dengan sahabat, orangtua, lingkungan dan negaranya. Sering kita perhatikan tidak sedikit seorang guru yang menilai keberhasilan dalam menguasai materinya hanya sebatas pemahaman tulisan,

(18)

dengan harapan memperoleh nilai yang besar saat uji test tulisannya, meskipun pada pengamalannya nol besar. Seharusnya yang menjadi patokan dalam penilaian materi PAI atau PDBAI itu tidak hanya segi kognitif saja, tetapi juga afektif dan psikomotor atau pengamalan juga. Sehingga disaat siswa mampu menguasai materi dari pemahaman sedangkan pengamalannya tidak ada itu jadi pertimbangan seorang guru dalam memberikan penilaian.

Sebenarnya yang menjadi penilaian keberhasilan bagi tenaga pengajar PAI atau PDBAI adalah kemampuan pemahaman siswa terhadap suatu materi yang disampaikan. Kami memberikan penilaian dengan adanya uji test tulis atau lisan. Pada saat ini para pengajar memberikan penilaian keberhasilan itu hanya dari segi kognitifnya saja, akan tetapi kami tetap memberikan penilaian khusus bagi siswa yang dari segi afektif dan psikomotornya berbeda. Seperti siswa yang memakai jilbab, siswa yang aktif dalam kegiatan kerohanian atau remaja masjid, perilaku sehari-hari dalam bergaul dengan teman, orang tua, lingkungan dan sebagainya. Kendala yang paling utama sebagai pengajar PAI adalah karena tidak adanya pendidikan dan pengajaran yang berkelanjutan dirumahnya, sebagaimana kita ketahui pengajaran PAI di sekolah hanya 3 jam dalam seminggu dan ini menjadi kendala untuk sebagian siswa yang belum bisa menguasai materi yang disampaikan.

Dengan kehadiran Kurikulum Muatan Lokal PDBAI ini diharapkan dapat mampu menjadi solusi bagi setiap permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun secara umum kendala yang dihadapi SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan adalah

(19)

kendala biasa yang terjadi pada setiap mata pelajaran yang ada. Kendala tersebut dapat diatasi dengan langkah-langkah diantaranya sebagai berikut: 1. Meningkatkan sarana dan prasarana sekolah sebagai pendukung proses

kegiatan belajar mengakar.

2. Memberikan kesempatan kepada para guru untuk meningkatkan profesionalitasnya dengan melakukan studi lanjut.

3. Mengadakan pemetaan terhadap kondisi siswa secara menyeluruh dan periodik, sehingga dapat diketahui berbagai problematika dari setiap siswa.

Itulah beberapa faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan yang dapat peneliti analisis. Untuk itu dibutuhkan kerjasama dari seluruh pihak baik dari kepala sekolah, guru, siswa maupun orang tua untuk mewujudkan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Kusmono (2001:346), strategi penetapan harga adalah strategi yang dilakukan oleh perusahaan dalam menetapkan harga atas produk yang dipasarkan untuk menghasilkan

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul “ PENERAPAN PENDEKATAN LINGKUNGAN ALAM

Berikut adalah alasan yang berkaitan dengan motivasi kualitas yang anda miliki dalam mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi.. No PERNYATAAN 1 2 3

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian dengan cirri yang sama. Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

Pada setiap stasiun pengamatan, tetapkan transek-transek garis dari arah laut ke arah darat (tegak lurus garis pantai sepanjang zonasi hutan mangrove yang terjadi) di

H UMUR 21 TAHUN G2P0A1 DARI KEHAMILAN DENGAN SUSPECT LETAK LINTANG, PERSALINAN DENGAN SUSPECT CPD, MASA NIFAS, BAYI BARU LAHIR, DAN KELUARGA BERENCANA DI

Pada Tugas Akhir ini akan dilakukan perancangan sistem kontrol model predictive control pada kolom distilasi biner ammonia stripper di PT Petrokimia Gresik, sehingga

Berbicara tentang penganiayaan menyebabkan luka berat yang dilakukan oleh anak terhadap anak dibawah umur kiranya sudah jelas bahwa unsur yang terpenting di dalam