• Tidak ada hasil yang ditemukan

28 Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Maka variabel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "28 Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Maka variabel"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 sampai 24 Februari 2017 dan bertempat pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebon Jeruk Satu yang beralamat di Jalan Arjuna Selatan Nomor 1, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kausal. Penelitian kausal merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel independen (X), dalam penelitian ini adalah Persepsi Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sosialisasi Perpajakan terhadap variabel dependen (Y) yaitu Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

C. Definisi Operasionalisasi Variabel dan Skala Pengukuran

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:

1. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. beralamat di Jalan Arjuna Selatan Nomor 1, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kausal. Penelitian kausal merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel independen (X), dalam penelitian ini adalah Persepsi Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sosialisasi Perpajakan terhadap variabel dependen (Y) yaitu Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

Definisi Operasionalisasi Variabel dan Skala Pengukuran

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

(2)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Maka variabel independen dalam penelitian ini adalah:

a. Persepsi Wajib Pajak (Taxpayer Perception)

Variabel persepsi wajib pajak (taxpayer perception) menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner. Persepsi wajib pajak didefinisikan bagaimana penafsiran wajib pajak terhadap pesan yang diberitahukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam hal peraturan dan segala hal tentang pajak yang dapat berguna untuk melaksanakan kewajiban perpajakan.

b. Pelayanan Fiskus (Officer Tax Service)

Variabel pelayanan fiskus (officer tax service) menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner. Pelayanan fiskus didefinisikan bagaimana pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak kepada wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

c. Sosialisasi Perpajakan (Tax Socialization)

Sosialisasi perpajakan adalah upaya yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam hal memberikan pengetahuan serta pembinaan kepada wajib pajak mengenai informasi yang berkaitan dengan perpajakan berdasarkan undang-undang yang berlaku.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, dan konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat penafsiran wajib pajak terhadap pesan yang diberitahukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam hal peraturan dan segala hal tentang pajak yang dapat berguna untuk melaksanakan kewajiban perpajakan.

Pelayanan Fiskus (Officer Tax Service)

Variabel pelayanan fiskus (officer tax service) menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner. Pelayanan fiskus didefinisikan bagaimana pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak kepada wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

Sosialisasi Perpajakan (Tax Socialization)

Sosialisasi perpajakan adalah upaya yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam hal memberikan pengetahuan serta pembinaan kepada wajib pajak

(3)

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Maka variabel dependen dalam penelitian ini adalah:

a. Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Variabel kepatuhan wajib pajak orang pribadi menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner. Tingkat kepatuhan wajib pajak merupakan ukuran kekuatan untuk menunjukkan bahwa seberapa patuh wajib pajak melaporkan pajaknya guna melaksanakan kewajiban perpajakan, dimana dalam hal ini sampel yang dipilih adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar pada KPP Pratama Kebon Jeruk Satu.

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Indikator Skala

Pengukuran 1. Persepsi Wajib Pajak

(X1)

Sumber: (Yogatama, 2014)

Persepsi Wajib Pajak dapat diukur melalui:

a. Memahami pembayaran pajak melalui e-banking.

b. Penyampaian SPT melalui e-SPT dan e-Filing.

c. Penyampaian SPT melalui

drop box.

d. Mempelajari peraturan pajak terbaru secara online melalui internet.

e. Pendaftaran NPWP melalui

e-registration. melakukan pelanggaran terhadap pajak.

Interval pajaknya guna melaksanakan kewajiban perpajakan, dimana dalam hal ini sampel yang dipilih adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar pada KPP Pratama Kebon Jeruk Satu.

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator

Pengukuran Persepsi Wajib Pajak

(X1)

Persepsi Wajib Pajak dapat diukur melalui:

a. Memahami pembayaran pajak melalui e-banking.

b. Penyampaian SPT melalui e-SPT dan e-Filing.

(4)

2. Pelayanan Fiskus (X2)

Sumber: (Aji, 2014)

Pelayanan Fiskus dapat diukur melalui:

a. Kemampuan petugas pajak untuk melakukan pelayanan yang dijanjikan.

b. Petugas pajak berlaku sopan dalam memberikan

pelayanan.

c. Petugas pajak melayani dengan cepat dan siap menolong ketika ada permintaan dari wajib pajak.

d. Kantor Pelayanan Pajak memberikan pelayanan sesuai jam kerja yang telah ada. Interval 3. Sosialisasi Perpajakan (X3) Sumber: (Putra, Handayani, & Topowijono, 2014)

Sosialisasi Perpajakan dapat diukur melalui:

a. Mengadakan penyuluhan-penyuluhan tentang perpajakan.

b. Mengadakan seminar-seminar di berbagai profesi serta pelatihan-pelatihan baik untuk pemerintah maupun swasta. c. Memasang spanduk yang

bertemakan pajak. d. Memasang iklan layanan

masyarakat di berbagai stasiun televisi.

e. Mengadakan acara tax go

campus yang diisikan dengan

berbagai acara yang menarik mulai dari debat pajak sampai dengan seminar pajak yang bertujuan untuk menimbulkan pemahaman tentang pajak kepada masyarakat.

Interval! Sumber: (Aji, 2014)

dengan cepat dan siap menolong ketika ada permintaan dari wajib pajak.

d. Kantor Pelayanan Pajak memberikan pelayanan sesuai jam kerja yang telah ada.

Sosialisasi Perpajakan (X3)

Sosialisasi Perpajakan dapat diukur melalui:

a. Mengadakan penyuluhan-penyuluhan tentang perpajakan.

b. Mengadakan seminar-seminar di berbagai profesi serta pelatihan-pelatihan baik untuk pemerintah maupun swasta. c. Memasang spanduk yang

bertemakan pajak. d. Memasang iklan layanan

(5)

4. Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

(Y)

Sumber: (Saraswati, 2012)

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dapat diukur melalui: a. Wajib Pajak mengisi formulir

SPT dengan benar, lengkap, dan jelas.

b. Wajib Pajak melakukan perhitungan pajak dengan benar.

c. Wajib Pajak melakukan pembayaran pajak tepat waktu. d. Wajib Pajak tidak pernah

menerima surat gugat.

Interval

Pengukuran variabel ini menggunakan tipe data kuantitatif yaitu tipe data berupa angka dalam arti yang sebenarnya (Agusyana, 2016). Skala yang digunakan dalam tingkat pengukuran penelitian ini adalah skala interval atau yang sering disebut dengan skala Likert yaitu skala yang berisi 5 tingkat preferensi jawaban. Skala Likert dikatakan ordinal karena pernyataan Sangat Setuju mempunyai tingkat atau preferensi yang “lebih tinggi” dari Setuju, dan Setuju “lebih tinggi” dari “Ragu-ragu” (Ghozali, 2016).

Dalam penelitian ini menggunakan SPSS 23.00 untuk memperoleh hasil perhitungan dari berbagai metode yang digunakan dan dapat menganalisis perumusan masalah penelitian. Masing-masing jawaban dari 5 alternatif jawaban yang telah tersedia diberi bobot nilai (skor) sebagai berikut:

Sumber: (Saraswati, 2012)

pembayaran pajak tepat waktu. d. Wajib Pajak tidak pernah

menerima surat gugat.

Pengukuran variabel ini menggunakan tipe data kuantitatif yaitu tipe data berupa angka dalam arti yang sebenarnya (Agusyana, 2016). Skala yang digunakan dalam tingkat pengukuran penelitian ini adalah skala interval atau yang

ing disebut dengan skala Likert yaitu skala yang berisi 5 tingkat preferensi jawaban. Skala Likert dikatakan ordinal karena pernyataan Sangat Setuju mempunyai tingkat atau preferensi yang “lebih tinggi” dari Setuju, dan Setuju “lebih tinggi” dari “Ragu-ragu” (Ghozali, 2016).

Dalam penelitian ini menggunakan SPSS 23.00 untuk memperoleh hasil perhitungan dari berbagai metode yang digunakan dan dapat menganalisis

(6)

Tabel 3.2 Skala Pengukuran

Jawaban Responden Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Ragu-Ragu (RR) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: (Ghozali, 2016)

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013).

Spesifikasi lengkap dari populasi adalah langkah penting dalam peluang sampling. Oleh karena itu, secara umum populasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan data yang mengidentifikasi suatu fenomena (Agusyana, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah 23.878 Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar pada KPP Pratama Kebon Jeruk Satu.

2. Sampel

Sampel dapat didefinisikan sebagai sekumpulan data yang diambil dari sebuah populasi. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013).

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: (Ghozali, 2016)

Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013).

Spesifikasi lengkap dari populasi adalah langkah penting dalam peluang sampling. Oleh karena itu, secara umum populasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan data yang mengidentifikasi suatu fenomena (Agusyana, 2016).

(7)

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampel probabilitas (Probability Sampling), yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2013).

Jenis metode dari sampel probabilitas yang digunakan adalah Simple

Random Sampling atau pengambilan sampel secara acak sederhana.

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2013). Dengan demikian, peneliti memilih persepsi wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi sebagai sampel penelitian.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Metode Slovin digunakan untuk menentukan jumlah sampel penelitian sesuai dengan batas toleransi kesalahan 10% (bisa ditentukan oleh peneliti).

Sampel yang terlalu kecil akan menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya. Sebaliknya sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan pemborosan biaya penelitian. Maka dari itu salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin. Hal ini dikarenakan ukuran populasi diketahui dan asumsi bahwa populasi berdistribusi normal.

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2013). Dengan demikian, peneliti memilih persepsi wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi sebagai sampel penelitian.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Metode Slovin digunakan untuk menentukan jumlah sampel penelitian sesuai dengan batas toleransi kesalahan 10% (bisa ditentukan oleh peneliti).

Sampel yang terlalu kecil akan menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya. Sebaliknya sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan pemborosan biaya penelitian. Maka

(8)

Ukuran sampel ditentukan dengan rumus sebagai berikut: n = N 1 + N (!) 2 Dimana: n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

! = Error level (tingkat kesalahan) dengan tingkat kepercayaan 90% (! = 0.1)

Sehingga sampel yang digunakan, yaitu: n = N 1 + N (!) 2 = 23.878 1 + 23.878 (0.12) = 23.878 239,78

= 99,58 atau dengan pembulatan sebesar 100 orang.

Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar pada KPP Pratama Kebon Jeruk Satu.

= Error level (tingkat kesalahan) dengan tingkat kepercayaan 90% Error level (tingkat kesalahan) dengan tingkat kepercayaan 90% Error

(! = 0.1)

Sehingga sampel yang digunakan, yaitu: n = N 1 + N (!) 2 = 23.878 1 + 23.878 (0.12) = 23.878 239,78

= 99,58 atau dengan pembulatan sebesar 100 orang.

(9)

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini meliputi: 1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan (Field Research) adalah salah satu proses kegiatan observasi pengungkapan fakta-fakta dalam proses memperoleh keterangan atau data dengan cara terjun langsung ke lapangan.

Penelitian lapangan ini dilakukan untuk mendapatkan data primer dengan cara menyebarkan kuesioner. Kuesioner didistribusikan langsung secara personal kepada Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar pada KPP Pratama Kebon Jeruk Satu. Sehingga peneliti dapat berhubungan langsung dengan responden dan memberikan penjelasan seperlunya.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan (Library Research) adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh orang lain) guna mendapatkan informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang sedang diteliti. Yang mana pada teknik pengumpulan data arsip ini berasal dari buku, skripsi, tesis, jurnal-jurnal, dan internet serta data yang telah diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi.

F. Metode Analisis

Metode yang digunakan untuk menguji adalah analisis regresi linier berganda dengan program SPSS versi 23.

Penelitian lapangan ini dilakukan untuk mendapatkan data primer dengan cara menyebarkan kuesioner. Kuesioner didistribusikan langsung secara personal kepada Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar pada KPP Pratama Kebon Jeruk Satu. Sehingga peneliti dapat berhubungan langsung dengan responden dan memberikan penjelasan seperlunya.

Penelitian Kepustakaan (Library Research Penelitian Kepustakaan (Library Research

Penelitian Kepustakaan ( )

Penelitian kepustakaan (Library Research Penelitian kepustakaan (Library Research

Penelitian kepustakaan ( ) adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantar (diperoleh dan dicatat oleh orang lain) guna mendapatkan informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang sedang diteliti. Yang mana pada teknik pengumpulan data arsip ini berasal dari buku, skripsi, tesis,

(10)

jurnal-Alasan penggunaan alat analisis regresi linier berganda adalah karena regresi berganda cocok digunakan untuk analisis faktor-faktor. Beberapa langkah yang dilakukan dalam analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif

Memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016).

Statistik deskriptif yaitu metode statistika yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah informasi.

2. Uji Kualitas Data

Untuk menguji apakah konstruk yang telah dirumuskan variabel reliabel dan valid, maka perlu dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Sebuah instrumen dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner (Ghozali, 2016). Sedangkan instrumen yang memenuhi persyaratan reliabilitas atau handal, jika instrumen tersebut menghasilkan ukuran yang konsisten walaupun instrumen tersebut digunakan untuk mengukur berkali-kali (Agusyana, 2016).

Kriteria valid atau tidak valid adalah jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikan di dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016).

Statistik deskriptif yaitu metode statistika yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah informasi.

Uji Kualitas Data

Untuk menguji apakah konstruk yang telah dirumuskan variabel reliab valid, maka perlu dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas.

Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Sebuah instrumen dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

(11)

bawah 0.05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, dan jika korelasi skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai signifikan di atas 0.05 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2016).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas ini menghasilkan nilai Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.70. Apabila Cronbach Alpha dari suatu variabel lebih besar dari 0.70 maka butir pertanyaan dalam instrumen penelitian tersebut adalah reliabel atau dapat diandalkan. Sebaliknya, jika nilai Cronbach Alpha kurang dari 0.70 maka butir pertanyaan tidak reliabel (Ghozali, 2016).

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan agar data sampel yang diolah benar-benar dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Pengujian ini meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen maupun independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas ini menghasilkan nilai Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.70. Apabila Cronbach Alpha suatu variabel lebih besar dari 0.70 maka butir pertanyaan dalam instrumen penelitian tersebut adalah reliabel atau dapat diandalkan. Sebaliknya, jika nilai Cronbach Alpha kurang dari 0.70 maka butir pertanyaan tidak reliabel (Ghozali, 2016).

(12)

mendekati normal (Ghozali, 2016). Dalam penelitian ini digunakan cara analisis plot grafik histogram dan uji kolmogorov-smirnov (uji K-S). Analisis normalitas data dengan menggunakan grafik histogram berada ditengah-tengah atau tidak. Apabila posisi histogram sedikit menceng ke kiri ataupun ke kanan, maka data tidak berdistribusikan secara normal. Sedangkan analisis normalitas dengan menggunakan uji K-S dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi atau asymp. Sig (2-tailed). Sebelumnya perlu ditentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu:

1. Hipotesis Nol (H0) : data terdistribusi secara normal 2. Hipotesis Alternatif (Ha) : data tidak terdistribusi secara normal

Apabila nilai probabilitas signifikansi kurang dari nilai " = 0.05, maka data tidak terdistribusi secara normal. Dan apabila nilai probabilitas signifikansi lebih dari nilai " = 0.05, maka data terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variable independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen sama dengan nol.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah dengan cara melihat nilai tolerance dan nilai variance inflation

factor (VIF). Jika nilai tolerance di atas dari 0.10 dan nilai VIF di bawah dari

0.10, maka tidak terjadi multikolonieritas.

probabilitas signifikansi atau asymp. Sig (2-tailed). Sebelumnya perlu tailed). Sebelumnya perlu tailed

ditentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu:

Hipotesis Nol (H0) : data terdistribusi secara normal Hipotesis Alternatif (Ha) : data tidak terdistribusi secara normal

Apabila nilai probabilitas signifikansi kurang dari nilai " = 0.05, maka data tidak terdistribusi secara normal. Dan apabila nilai probabilitas signifikansi lebih dari nilai " = 0.05, maka data terdistribusi secara normal.

Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang

(13)

Walaupun multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel independen mana sajakah yang saling berkorelasi (Ghozali, 2016).

c. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskesdatisitas (Ghozali, 2016). Ada 2 cara untuk menguji apakah dalam model regresi heteroskedastisitas atau tidak, yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dan uji glejser.

Uji glejser dan uji grafik scatterplot digunakan dalam uji heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel bebas, yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.

Uji glejser dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen dengan persamaan regresi:

!!!"#"#$%&#$#%&# # # # # #

yang lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskesdatisitas (Ghozali, 2016). Ada 2 cara untuk menguji apakah dalam model regresi heteroskedastisitas atau tidak, yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dan uji glejser.

Uji glejser dan uji grafik scatterplot digunakan dalam uji heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel bebas, yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.

(14)

4. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model variabel independen dalam menerangkan variasi variabel independen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada Model

Summary. Jika nilai R2 = 0 maka tidak ada sedikitpun persentase pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika R2 = 1 maka persentase pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna atau variasi independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variabel variasi variabel dependen. Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji, apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau:

H0 : #1 = #2 = … = #k = 0

Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:

Ha : #1 $ #2 $ … $ #k $ 0

yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika R2 = 1 maka persentase pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna atau variasi independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variabel variasi variabel dependen. Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan.

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

(15)

Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Untuk uji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Quick look yaitu bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

2. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha (Ghozali, 2016).

c. Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (#i) sama dengan nol, atau:

H0 : #i = 0

Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:

Ha : #i $ 0

alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H

menerima Ha (Ghozali, 2016).

Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

(16)

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut:

1. Quick look yaitu bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H0 yang menyatakan #i = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

2. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2016).

5. Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda, yaitu dengan melihat pengaruh persepsi wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sosialisasi perpajakan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Model regresi yang digunakan dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut:

Y = " + #1%1+ #2%2+ #3%3+ !

kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2016).

Uji Analisis Regresi Linier Berganda

(17)

Keterangan:

Y = Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi " = Konstanta

#1 =Koefisien regresi Persepsi Wajib Pajak

#2 = Koefisien regresi Pelayanan Fiskus

#3 =Koefisien regresi Sosialisasi Perpajakan X1 = Persepsi Wajib Pajak (Taxpayer Perception) X2 = Pelayanan Fiskus (Officer Tax Service) X3 =Sosialisasi Perpajakan (Tax Socialization) ! = Error

Persepsi Wajib Pajak (Taxpayer Perception) = Pelayanan Fiskus (Officer Tax Service)

Sosialisasi Perpajakan (Tax Socialization)

Gambar

Tabel 3.2  Skala Pengukuran

Referensi

Dokumen terkait

Persebaran guru di Indonesia saat ini tidak merata, banyak daerah-daerah yang masih kekurangan guru PNS sehingga memaksa sekolah-sekolah yang kekurangan guru PNS

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah SAKIP diperlukan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan anggaran berorientasi pada hasil.. EVALUASI

Yaitu daftar nama server yang memiliki otorisasi untuk zone tersebut atau dengan kata lain merupakan penunjuk arah pencarian terhadap nama server (host) yang akan

Dengan melalui kajian sejarah dan sosiologi, buku ini berusaha menyajikan wawasan dan interpretasi terhadap Islam, sehingga ajaran Islam dapat terbebas dari mitos, walaupun

Sebab, mereka telah mengetahui bahwa dengan membunuh orang Qibti tersebut, maka akan berurusan dengan Raja Fir ‟aun dan akan mendapatkan hukuman dari Raja Fir‟aun yang

Pokok Bahasan : Ruang lingkup, Sistem, Peran Dan Fungsi Manajemen SDM Dalam Organisasi Sub Pokok Bahasan : Ruang Lingkup dan Sistem Manajemen SDM (Sesi 2)1. Kegiatan Pembelajaran

Proses pengolahan benih ini dimulai dari kegiatan pemilihan buah; pemisahan biji dari daging buah, kulit buah, malai dan tangkai buah, pengeringan biji-biji dari

banyak orang yang beriman tapi tidak melaksanakan perkara-perkara yang menjadi tuntunan agama, dianalogikan banyak orang-orang legislatif beragama islam tapi tidak