Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2008, Vol. XI. No. 1.
Potensi Probiotik Bacillus circulans dan Bacillus sp sebagai Pemacu
Pertumbuhan Selama Periode Pemulihan terhadap Karekteristik
Karkas Ayam Broiler
Abdul Azis, Fahmida Manin dan Afriani
1Intisari
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi pemberian probiotik Bacillus circulans dan Bacillus sp selama periode pemulihan terhadap karekteristik karkas ayam broiler. Penelitian ini menggunakan anak ayam broiler unsex strain Cobb, produksi PT. Vista Agung Kencana sebanyak 300 ekor. Susunan perlakukan yang dicobakan sebagai berikut : ransum diberikan ad libitum (P-0), pembatasan konsumsi energi 1,50 x (Bobot Badan)0,67 kkal ME/hari tanpa (P-1) atau dengan pemberian probiotik selama periode pemulihan (P-2), Pembatasan konsumsi energi 2,25 x (Bobot Badan)0,67 kkal ME/hari tanpa (P-3) atau dengan pemberian probiotik selama periode pemulihan (P-4). Waktu pembatasan ransum dilakukan selama 7 hari yang dimulai dari umur 7 sampai 14 hari. Konsumsi ransum pada kelompok ayam yang mendapat pembatasan ransum pada P-1 dan P-2 (1,5 x BB0,67 kkal ME/hari) dan P-3 dan P-4 (2,25 x BB0,67 kkal ME/hari) lebih rendah (P<0,01) dari kelompok ayam yang diberi ransum ad libitum (P-0). Selama periode pemulihan, konsumsi ransum pada P-1 dan P-2 lebih rendah dari P-3, P-4 dan P-0 (P<0,01) dari umur 14 hingga 28 hari. Selama periode ini tidak terdapat perbedaan konsumsi ransum diantara kelompok ayam yang diberi suplemen probiotik Bacillus circulans dan Bacillus sp 2 dan P-4) dengan kelompok ayam yang tidak diberi suplemen probiotik (P-1 dan P-3). . Selama periode ini tidak terdapat perbedaan konsumsi ransum diantara kelompok ayam yang diberi suplemen probiotik Bacillus circulans dan Bacillus sp (P-2 dan P-4) dengan kelompok ayam yang tidak diberi suplemen probiotik (P-1 dan P-3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembatasan ransum melalui pembatasan konsumsi energi dari umur 7 hingga 14 hari tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap bobot karkas, lemak abdomen, kadar air, kadar lemak dan protein daging (dada dan paha). Pembatasan ransum pada ayam broiler selama 7 hari dengan atau tanpa pemberian probiotik Bacillus circulans dan Bacillus sp selama periode pemulihan menghasilkan karekteristik karkas yang sama dengan ayam yang diberi ransum ad libitum.
Kata Kunci : Ayam Broiler, Probiotik Bacillus Circulans, Bacillus sp dan Karekteristik Karkas
Potency of Probiotic Bacillus Circulans and Bacillus sp as Growth Stimulant
During Realimentation Period on Carcass Characteristics of Broiler Chickens.
Abstract
The present study was designed to investigate the efficacy of probiotic Bacillus circulans and Bacillus sp during realimentation period on carcass characteristics of broiler chickens. Three hundred 7days-old unsexed broiler chicks of commercial strain of Cobb were used in the experiment. The treatments were : control fed ad libitum (P-0), energi restriction 1.5xBW0.67EM Kcal/day without (P-1) and with (P-2) probiotic suplementation during realimentation period, energi restriction
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2008, Vol. XI. No. 1.
2.25xBW0.67EM Kcal/day without (P-3) and with (P-4) probiotic suplementation during realimentation period. Feed restriction was applied from 7 to 14 days of age. The result of the experiment showed that feed intake of chickens submitted to early feed restriction on P-1 and P-2 (1.5xBW0.67EM Kcal/day), P-3 and P-4 (2.25xBW0.67EM Kcal/day) was significantly lower (P<0.01) when compared to the chickens fed ad libitum (P-0). During realimentation period, feed intake on P-1 and P-2 was lower (P<0.01) than P-3, P-4 and P-0 from 14 to 28 days of age. Feed intake of the chickens that supplemented with probiotic (P-2 and P-4) was not significantly different when compared to the chickens without probiotic (P-1 and P-3). Feed restriction during 7 to 14 days of age had not significant effect (P>0.05) on carcass weight, abdominal fat pad, moisture, fat and protein content of meat carcass (breast and leg). It was concluded that the chickens submitted to early feed restriction during 7 to 14 days of age with or without probiotic suplementation of Bacillus circulans and Bacillus sp during realimentation period had similar with chickens fed ad libitum on carcass characteristics
Key Words : Feed Restriction, Probiotic Bacillus Circulans and Bacillus Sp, Growth Stimulant, Realimentation Period, Carcass Characteristic.
Pendahuluan
Kemajuan seleksi genetik ayam broiler yang dicapai sekarang ini menghasilkan strain ayam broiler modern dengan laju pertumbuhan yang sangat cepat diawal kehidupannya. Phenomena pertumbuhan tersebut disertai dengan sejumlah masalah di antaranya adalah deposisi lemak yang cukup tinggi di
dalam tubuh, sehingga dapat
menurunkan kualitas karkas dan efisiensi produksi. Perlemakan yang tinggi pada ayam broiler mulai menjadi perhatian, baik pada tingkat prosesor maupun konsumen akhir. Kelebihan lemak tersebut sewaktu prosesing dianggap sebagai produk yang terbuang sehingga dapat menurunkan hasil karkas dan susut masak.
Berhubungan dengan masalah
tersebut, para ahli sudah banyak melakukan riset untuk mengembangkan manajemen baru agar diperoleh produksi yang optimal dan ekonomis melalui pembatasan ransum atau nutrisi diawal kehidupan ayam (Plavnik dan Hurwitz,
1985; Yu dan Robinson, 1992).
Serangkaian riset yang telah dilakukan terdahulu (Plavnik dan Hurwitz, 1985; 1988; 1991; Plavnik et al., 1986) melaporkan bahwa pembatasan ransum secara kuantitatif pada ayam broiler mampu memperlihatkan pertumbuhan
kompensasi dan menghasilkan
kandungan lemak karkas yang rendah. Adanya perbaikan komposisi karkas ini
berhubungan dengan penekanan
proliferasi jaringan lemak akibat pembatasan ransum (Jones dan Farrel 1992).
Keberhasilan yang dicapai melalui metode pembatasan ransum tersebut tidak diikuti dari beberapa penelitian yang menggunakan strategi pembatasan ransum lainnya (Bean et al., 1979; Podniak dan Carnejo, 1982; Podniak et al., 1984; Summer et al., 1990; Yu et al., 1990; Azis, 2000, 2005). Hal ini disebabkan perbedaan aras pembatasan yang digunakan dan
peningkatan konsumsi ransum
(hyperphagia) selama periode pemulihan (Zubair dan Lesson, 1994a; Azis et al.,
1996). Kejadian hyperphagia ini
berdampak terhadap kelebihan energi yang kemudian dideposit dalam jaringan
lemak sehingga menyebabkan
pembesaran volume sel lemak. Hal demikian sering tidak dapat dihindarkan dikarenakan konsumsi ransum yang
tinggi selama periode pemulihan
merupakan faktor utama yang
mendukung pertumbuhan kompensasi (Zubair dan Lesson, 1994b).
Oleh karena itu, untuk
mengantisipasi kejadian ini diperlukan suatu cara lain untuk menekan
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2008, Vol. XI. No. 1.
peningkatan deposisi lemak selama periode pemulihan melalui pemberian probiotik. Santoso (2000) melaporkan bahwa pemberian kultur Bacillus subtilis selama periode pemulihan setelah ayam mendapat pembatasan ransum mampu merangsang catch-up growth dan dapat menekan volume sel lemak abdomen ayam broiler betina. Selain itu, Manin, at
al. (2004) melaporkan bahwa isolat bakteri Bacillus circulans dan Bacillus sp yang
diisolasi dari saluran pencernaan itik lokal Kerinci memiliki potensi sebagai sumber probiotik. Pengunaan probiotik ini pada ayam broiler dapat menurunkan kandungan kolesterol daging (Manin et
al., 2005).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, pertimbangan strategi penetapan aras pembatasan ransum yang disertai dengan pemberian probiotik Bacillus
circulans dan Bacillus sp sebagai alternatif
perbaikan kualitas karkas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi pemberian probiotik Bacillus circulans dan
Bacillus sp selama periode pemulihan
terhadap karekteristik karkas ayam broiler.
Materi dan Metode
Penelitian ini menggunakan anak ayam broiler unsex strain Cobb, produksi PT. Vista Agung Kencana sebanyak 300 ekor. Ayam-ayam tersebut ditempatkan dalam kandang koloni (pen) ukuran 1 x 1 x 0,75 meter dengan alas lantai dari kayu berlubang dengan kapasitas 10 ekor/pen. Ransum yang digunakan adalah ransum
komersial produksi PT. Comfeed,
Lampung yang terdiri atas ransum standard starter (bentuk butiran pecah (crumble), protein 21%, energi metabolis 2950 kkal/kg) yang diberikan dari umur 0 sampai 21 hari dan ransum finisher (bentuk pellet, protein 19%, energi metabolis 3100 kkal/kg), yang diberikan dari umur 22 sampai 42 hari. Air minum diberikan sepanjang waktu (ad libitum).
Pembatasan ransum dilakukan
secara kuantitatif yaitu dengan
membatasi konsumsi energi (energi metabolis) mengacu pada metode Plavnik dan Hurwitz (1985; 1988), yaitu sebesar 1,50 x (Bobot Badan)0,67 kkal ME/hari dan 2,25 x (Bobot Badan)0,67 kkal ME/hari. Pemberian probiotik yang mengandung
Bacillus circulans dan Bacillus sp dilakukan
melalui air minum dengan konsentrasi 2,5% (109 cfu/ml) selama periode pemulihan. Waktu pembatasan ransum dilakukan selama 7 hari yang dimulai dari umur 7 sampai 14 hari. Setelah ayam mendapat pembatasan ransum dari umur 7 hingga 14 hari, kemudian ayam diberi ransum ad libitum (periode pemulihan)
hingga umur 42 hari. Susunan
perlakukan yang dicobakan sebagai berikut : ransum diberikan ad libitum (P-0), pembatasan konsumsi energi 1,50 x (Bobot Badan)0,67 kkal ME/hari tanpa (P-1) atau dengan pemberian probiotik
selama periode pemulihan (P-2),
Pembatasan konsumsi energi 2,25 x (Bobot Badan)0,67 kkal ME/hari tanpa (P-3) atau dengan pemberian probiotik selama periode pemulihan (P-4).
Pada umur 42 hari diambil sampel sebanyak 2 ekor ayam dari setiap
kandang koloni untuk keperluan
pengukuran karkas dan kandungan lemak abdomen. Sebagian dari bagian karkas diantaranya paha dan dada dipisahkan untuk keperluan pengukuran kandungan lemak dan protein karkas.
Parameter yang diamati meliputi
konsumsi ransum, bobot karkas, bobot lemak abdomen, kandungan protein dan
lemak karkas (paha dan dada).
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap, dengan 5 perlakuan yang masing-masing terdiri atas 6 ulangan. Analisis statistik dilakukan menurut prosedur Steel dan Torrie (1991).
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2008, Vol. XI. No. 1.
Hasil dan Pembahasan
Konsumsi Ransum
Konsumsi ransum pada setiap minggu pengamatan disajikan pada Tabel 1. Konsumsi ransum pada kelompok ayam yang mendapat pembatasan ransum pada P-1 dan P-2 (1,5 x BB0,67 kkal ME/hari) dan P-3 dan P-4 (2,25 x BB0,67 kkal ME/hari) lebih rendah (P<0,01) dari kelompok ayam yang diberi ransum ad
libitum (P-0). Selama periode pemulihan,
konsumsi ransum pada P-1 dan P-2 lebih rendah dari P-3, P-4 dan P-0 (P<0,01) dari umur 14 hingga 28 hari. Konsumsi ransum tidak berbeda diantara semua perlakuan mulai umur 28 hingga 42 hari. Selama periode ini tidak terdapat perbedaan konsumsi ransum diantara kelompok ayam yang diberi suplemen probiotik Bacillus circulans dan Bacillus sp (P-2 dan P-4) dengan kelompok ayam yang tidak diberi suplemen probiotik (P-1 dan P-3).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembatasan konsumsi energi
menyebabkan terjadi penurunan
konsumsi ransum pada P-1 dan P-2 sebesar 69,93%, sedangkan pada P-3 dan P-4 sebesar 49,10% dari konsumsi ransum P-0. Hal demikian terjadi sebagai akibat dari batasan jumlah energi yang dikonsumsi sehingga jumlah konsumsi ransum pada kelompok ayam yang menerima pembatasan ransum lebih rendah dari kontrol. Selama periode pemulihan, konsumsi ransum pada
kelompok ayam yang mendapat
pembatasan lebih rendah dari kontrol dari umur 14 hingga 28 hari, sedangkan dari umur 28 hingga 42 hari tidak terdapat perbedaan konsumsi diantara semua perlakuan. Hasil ini sejalan dengan laporan Ozkan, et al. (2006) bahwa konsumsi ransum pada kelompok ayam yang mendapat pembatasan ransum sebesar 1,5 x BW0,67 ME/hari lebih rendah dari kontrol pada 2 minggu pertama periode pemulihan dari umur 11
hingga 25 hari, sedangkan pada 2 minggu terakhir (umur 25 hingga 46 hari) tidak terdapat perbedaan konsumsi ransum
diantara ayam yang mendapat
pembatasan dengan kontrol.
Pemberian probiotik selama periode
pemulihan tidak mempengaruhi
konsumsi ransum diantara kelompok ayam yang mendapat pembatasan ransum. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian probiotik tidak menyebabkan
peningkatan konsumsi ransum.
Efektifitas pemberian probiotik pada ayam petelur dan broiler sebagaimana dilaporkan Nahashon, et al. (1992;1993) dan Kim, et al. (2003) dapat merangsang peningkatan nafsu makan. Namun demikian, hasil ini sejalan dengan laporan Khaksefidi dan Ghoorchi (2006) bahwa pemberian probiotik Bacillus subtilis dalam ransum pada ayam broiler tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum. Demikian juga halnya dengan pemberian multispesies probiotik dan probiotik spesifik ayam dalam air minum tidak
mempengaruhi konsumsi ransum
(Timmerman et al., 2006). Hasil yang sama juga dilaporkan Rowghani, et al. (2007), pemberian probiotik Pediococcus
acidilactici (MA185M) tidak
mempengaruhi konsumsi ransum.
Karekteristik Karkas
Karekteristik karkas ayam broiler yang diukur meliputi bobot karkas, bobot lemak abdomen, kadar air daging dada dan paha, kadar lemak daging dada dan paha serta kadar protein daging dada dan paha disajikan pada Tabel 2. Pengukuran karekteristik karkas ayam broiler tersebut dilakukan pada umur 42 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembatasan ransum melalui pembatasan konsumsi energi dari umur 7 hingga 14 hari tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap bobot karkas, lemak abdomen, kadar air, kadar lemak dan protein daging (dada dan paha) broiler
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2008, Vol. XI. No. 1.
pada umur 42 hari. Hasil ini
menunjukkan bahwa tidak ada indikasi perubahan karekteristik karkas akibat perlakuan pembatasan ransum. Hal demikian mungkin dikarenakan laju pertumbuhan relatif yang tinggi pada
kelompok ayam yang mendapat
pembatasan ransum selama periode
pemulihan sehingga menghasilkan
karekteristik karkas yang relatif sama dengan kelompok ayam yang diberi ransum ad libitum. Hasil ini tidak berbeda dengan laporan Lippens, at al. (2000), Santoso (2001) bahwa tidak terdapat perbedaan diantara kelompok ayam yang mendapat pembatasan ransum dengan kontrol terhadap bobot karkas, lemak abdomen, kadar air dan total lemak karkas serta protein daging ayam broiler pada umur 42 dan 56 hari. Demikian juga dengan laporan Camacho, et al. (2004),
Ozkan, et al. (2006) dan Zhan, et al. (2007) bahwa karekteristik karkas pada ayam yam mendapat pembatasan ransum relatif tidak berbeda dengan ayam yang diberi ransum ad libitum pada umur 42 dan 49 hari.
Lippens, et al. (2000) dan Zhan, et al.
(2007) melaporkan bahwa ada
kecenderungan peningkatan deposisi lemak pada kelompok ayam yang mendapat pembatasan ransum sehingga menghasilkan lemak abdomen yang lebih tinggi dari kontrol. Namum demikian, bobot lemak abdomen yang diperoleh pada penelitian ini tidak jauh berbeda dengan laporan Ozkan, et al. (2006), yaitu 1,10 0,13% pada kelompok ayam yang mendapat pembatasan ransum dan 1,25
0,14% pada kontrol.
Tabel 1. Konsumsi Ransum (gr/ekor) Berdasarkan Periode Pembatasan Ransum (umur 7-14 hari) dan Periode Pemulihan (umur 14-42 hari).
Umur (hari) P e r l a k u a n P P - 0 P - 1 P - 2 P - 3 P - 4 7-14 356,45 9,16A 107,12 1,91C 107,27 1,30C 181,23 3,18B 180,52 2,58B P<0,01 14-21 600,38 18,44Aa 485,90 30,33Cc 498,6414,11Cc 568,26 14,85Bb 552,71 11,75 Bb P<0,01 21-28 946,7 43,29Aa 755,91 88,91Cc 816,23 22,84c 868,82 34,33Bb 858,5220,15Bb P<0,01 28-35 1041,53 61,07 987,70 48,35 1013,84 47,09 1074,19 94,01 1060,23 61,28 P>0,05 35-42 1157,87 122,73 1104,57 100,76 1123,18 65,92 1090,81 67,28 1140,52 48,84 P>0,05 14-42 3746,06164,95Aa 3363,35140,43Bb 3449,72 73,72b 3602,07110,56Aa 3611,68 19,13Aa P<0,01 7-42 4102,51164,68A 3470,47141,21C 3556,98 73,61C 3784,01 111,76B 3792,60 118,99B P<0,01 Keterangan :
Angka yang diikuti huruf besar yang berbeda pada baris yang sama berbeda pada tingkat 1%.
Angka yang diikuti huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama berbeda pada tingkat 5%.
Penggunaan probiotik Bacillus
circulans dan Bacillus sp selama periode
pemulihan pada kelompok ayam yang mendapat pambatasan ransum (P-2 dan P-4) belum efektif menurunkan volume kandungan lemak abdomen, meskipun
kandungan lemak abdomen pada
kelompok tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok
perlakuan lainnya. Hasil ini berbeda dari laporan Santoso (2000) bahwa pemberian pemberian Bacillus subtilis pada ayam broiler betina selama periode pemulihan dapat menekan volume sel lemak abdomen. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan jenis kelamin, strain dan aras pembatasan.
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2008, Vol. XI. No. 1.
Tabel 2. Bobot Karkas, Lemak Abdomen, Kadar Air, Lemak, Protein Daging Dada dan Paha Ayam Broiler
Parameter P e r l a k u a n Probabilitas P – 0 P- 1 P – 2 P – 3 P – 4 Bobot Karkas (%)1 74,70 1,67 73,91 1,19 72,39 5,66 73,58 2,51 73,21 4,25 P>0,05 Bobot Lemak Abdomen (%)1 1,37 0,15 1,34 0,16 1,29 0,30 1,29 0,23 1,26 0,19 P>0,05 Kadar Air Daging
Dada (%) 67,52 0,98 67,98 0,64 67,22 1,64 66,65 1,84 67,39 1,54 P>0,05 Kadar Air Daging
Paha (%) 62,81 3,45 62,35 1,33 62,04 2,26 62,09 2,01 63,11 1,03 P>0,05 Kadar Lemak Daging Dada (%)3 11,49 2,79 10,79 0,88 10,98 2,57 11,14 1,38 10,32 2,88 P>0,05 Kadar Lemak Daging Paha (%)3 20,13 2,72 21,10 1,63 20,72 1,00 21,83 3,15 20,41 1,77 P>0,05 Kadar Protein Daging Dada (%)2 15,87 1,23 14,95 0,69 15,45 0,77 15,51 0,72 15,83 0,56 P>0,05 Kadar Protein Daging Paha (%)2 14,23 0,85 13,64 0,68 14,14 1,32 13,66 1,07 13,73 0,58 P>0,05 Keterangan :
1) berdasarkan bobot hidup; 2) berdasarkan bobot basah (wet basis); 3) berdasarkan bobot kering (dry matter)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pembatasan ransum pada ayam broiler selama 7 hari dengan atau tanpa pemberian probiotik
Bacillus circulans dan Bacillus sp selama
periode pemulihan menghasilkan
karekteristik karkas yang sama dengan ayam yang diberi ransum ad libitum. Daftar Pustaka
Azis, A., D.J. Samosir, B. Ahmad, dan W.
Manalu. 1996. Pertumbuhan
kompensasi pada ayam broiler jantan yang mendapat dua cara pembatasan pakan dengan waktu makan siang dan malam hari. Prosiding Temu Ilmiah Hasil-Hasil
Penelitian Peternakan. Balai
Penelitian Ternak. Ciawi, Bogor. hal : 329-337
Azis, A. 2000. Perubahan kandungan lemak abdomen dan hasil karkas ayam broiler yang mendapat
pembatasan pakan melalui
pengaturan waktu makan. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan Vol.III.No.4. hal: 37-46
Azis, A. 2005. Pengaruh pembatasan ransum dengan pengaturan waktu makan pada siang maupun malam hari terhadap berat badan, karkas dan lemak abdomen. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan Vol.VIII.No.2. hal: 85-95
Bean, W.L., J.A. Cherry, and W.D. Weaver, Jr. 1979. Intermittent light and restricted feeding broiler chickens. Poultry Sci. 58: 567-571.
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2008, Vol. XI. No. 1.
Camacho, M.A., M.E. Suarez, J.G. Herrera, J.M. Cuca, and C.M. Garcia-Bojalil. 2004. Effect of age of feed
restriction and microelement
supplementation to control ascites
on production and carcass
characteristics of broiler. Poultry Sci. 83 : 526-532.
Jones, G.P.D., and D.J. Farrel. 1992. Early life restriction of broiler chickens : 2. Effect of restriction on the development of fat tissue. Brit. Poultry Sci. 33 : 589-601.
Khaksefidi, A., and T. Ghoorchi. 2006. Effect of probiotic on performance and immunocompetence in broiler chicks. Jpn. J. Poult. Sci. 43: 296-300. Kim, S.H., S.Y. Park, D.J. Yu, S.J. Lee, S.
Ryu, and D.G. Lee. 2003. Effects of feeding aspergillus oryzae ferments
on performance, intestinal
microflora, blood serum components and enviromental factors in broiler. Kor. J. Poult. Sci. 30: 151-159.
Lippen, M., G. Room, G.D.E. Groote, and E. Decuypere. 2000. Early and temporary quantitative food restriction of broiler chickens: 1. Effects on performance
characteristics, mortality and meat quality. Brit. Poultry Sci. 41 : 343-354.
Manin, F., E. Hendalia, Yatno, dan I.P. Kompiang. 2004. Potensi bacillus
circulans dan bacillus sp isolat saluran
pencernaan itik lokal kerinci sebagai sumber probiotik. Jurnal Peternakan dan Lingkungan. Vol. 10. No.1. hal : 12-20
Manin, F., E. Hendalia, Yusrizal, Nurhayati. 2005. Effektivitas probiotik bacillus circulans dan
bacillus sp dari saluran pencernaan
itik lokal Kerinci terhadap
performan itik lokal kerinci dan ayam pedaging. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. Fakultas Peternakan Universitas Jambi.
Nahashon, S.N., H.S. Nakaue, and L.W. Mirosh, 1992. Effect of direct-fed microbials on nutrient retention and production parameters of laying pullets. Poult. Sci., 71(suppl. 1): 111(Abstr).
Nahashon, S.N., H.S. Nakaue, and L.W. Mirosh, 1993. Effect of direct fed microbials on nutrient retention and productive parameters of Single Comb White Leghorn pullets. Poult. Sci., 72 (Suppl. 1): 87 (Abstr.).
Ozkan, S., I. Plavnik, and S. Yahav. 2006. Effects of early feed restriction on
performance and ascites
development in broiler chickens subsequently raised at low ambient temperature. J. Appl. Poult. Res. 15: 9-19.
Plavnik, I., and S. Hurwitz. 1985. The performance of broiler chicks following a severe feed restriction at an early age. Poultry Sci. 64 : 348-355.
Plavnik, I., and S. Hurwitz. 1988. early feed restriction in chick : Effect of age, duration and sex. Poultry Sci. 67 : 384-390.
Plavnik, I., and S. Hurwitz. 1991. Response of broiler chickens and turkey poults to food restriction of varied severity during early life. Brit. Poultry Sci. 32: 343-352.
Plavnik, I., J.P. McMurtry, and R.W. Rosebrough. 1986. Effects of early feed restriction in broiler. I. Growth
performance and carcass
composition. Growth. 50: 68-76. Podniak, J.A., and S.B. Cornejo. 1982.
Effect of energy and protein under nutrition on productive performance and carcass, liver, and digestive trac composition of broiler males. Nutr. Rep. Int. 26: 319-327.
Podniak, J.A., M.S. Avaria, and S.B. Carnejo. 1984. Productiv perform-ance and change in carcass composition of broilers under an
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2008, Vol. XI. No. 1.
initial energy-protein restriction and subsequent refeeding (1). Nutr. Rep. Int. 30: 1377-1383.
Rowghani, E., M. Arab, and A. Akbarian. 2007. Effects of a probiotic and other feed additives on performance and immune response of broiler chicks. Int. Poult. Sci. 4: 261-265.
Santoso, U. 2000. Pengaruh pemberian kultur bacillus subtilis selama periode refeeding terhadap perfor-mans dan komposisi kimia karkas. Media Veteriner, Vol. 7, 3: 17-19. Santoso, U. 2001. Effects of feed
restriction on growth, fat accumu-lation and meat composition in unsexed broiler chickens. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 11: 1585-1591. Steel, R.G.D., and J.H. Torrie. 1991.
Prinsip dan Prosedur Statistik. Suatu Pendekatan Biometrik. Alih bahasa. B. Sumantri. Gramedia. Jakarta. Summer, J.D., D. Sprett, and J.L.
Atkinson. 1990. Restricted feeding and compensatory growth for broilers. Poultry Sci., 69: 1855-1861. Timmerman, H.M., A. Veldman, E. van
den Elsen, F.M. Rombouts, and A.C. Beynen. 2006. Mortality and growth
performance of broilers given drinking water supplemented with chicken-specific probiotics. Poult. Sci. 85: 1383-1388.
Yu, M.E., and F.E. Robinson. 1992. The application of short-term feed restriction to broiler chicken production : A review. J. Appl. Poultry Res, 1: 147-153.
Yu, M.W., F.E. Robinson, M.T. Clandinin, and L. Bodmar. 1990. Growth and body composition of broiler chicks in response to different regimens feed restriction. Poultry Sci. 69: 2074-2081.
Zhan, X.A., M. Wang, H. Ren, R.Q. Zhao, J.X. Li, and Z.L. Tan. 2007. Effect of early feed restriction on metabolic
programing and compensatory
growth in broiler chickens. Poult. Sci. 86: 654-660.
Zubair, A.K., and S. Lesson. 1994a. Effect of varying period of early nutrient restriction on growth compensation and carcass characteristics of male broilers. Poultry Sci. 73 : 129-136. Zubair dan Lesson, 1994b. Effect of early
feed restriction and realimentation on heat production and change in size of digestive organs of male broilers. Poultry Sci. 73 : 529-538.