• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada Anak"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

98 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada Anak

Sulianah (11261246- ST PSKGJ)

Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini IKIP Veteran Semarang ABSTRAK

Latar belakang: Membaca merupakan salah satu bidang akademik yang harus segera dimiliki oleh anak. Karena manfaat membaca mampu meningkatkan belajar pada bidang akademik yang lain. Dengan membaca seseorang mengerti banyak hal. Memperoleh informasi-informasi dan menjadikan seseorang bertambah luas wawasannya. Membaca bukanlah suatu kegiatan yang mudah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam membaca. Secara umum faktor-faktor tersebut dapat diidentifikasi seperti guru, siswa, kondisi lingkungan, materi pelajaran, metode pelajaran serta tehnik mempelajari materi pelajaran. Faktor–faktor tersebut terkait dengan jalannya proses belajar membaca, dan jika kurang diperhatikan hal tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan membaca pada anak. Corak pendidikan yang diberikan di RA menekankan pada esensi bermain bagi anak–anak, dengan memberikan metode yang sebagian besar menggunakan sistem bermain sambil belajar. Kegiatan bermain anak juga dapat melatih kemampuan bahasanya dengan cara mendengarkan bunyi, mengucapkan suku kata atau kata, berbicara sesuai dengan tata bahasa Indonesia, dan sebagainya. Selain itu bermain juga berfungsi untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Dengan bermain akan memungkinkan anak meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu, dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Penerapan metode permainan kartu huruf bertujuan untuk memotivasi anak dalam mengikuti pelajaran, sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Penerapan metode permainan kartu huruf adalah sebagai metode yang digunakan dalam pembelajaran pengenalan konsep huruf, membaca suku kata, membaca kata-kata sederhana. Penelitian ini bertujan untuk mendeskripsikan peningkatkan kemampuan mengenal konsep huruf dengan metode permainan kartu huruf pada anak kelompok B di RA Darul Hikmah Kaligarang Kecamatan Keling Kabupaten Jepara dan untuk mendeskripsikan penggunaan metode permainan kartu huruf efektif digunakan dapat mengenalkan konsep huruf pada anak kelompok B di RA Darul Hikmah Kaligarang Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. Permasalahan dalam penelitian ini meliputi: (1) Bagaimana peningkatkan kemampuan mengenal konsep huruf dengan metode permainan kartu huruf pada anak kelompok B di RA Darul Hikmah Kaligarang Kecamatan Keling Kabupaten Jepara? (2) Apakah penggunaan metode permainan kartu huruf efektif digunakan dapat mengenalkan konsep huruf pada anak kelompok B di RA Darul Hikmah Kaligarang Kecamatan Keling Kabupaten Jepara?. Pendekatan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dimana subjek penelitian ini adalah anak kelompok B RA Darul Hikmah Kaligarang Kecamatan Keling Kabupaten Jepara yang berjumlah 33 anak, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli tahun 2012 di RA Darul Hikmah Kaligarang Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. Data hasil penelitian diperoleh melalui lembar observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskripsi yaitu berupa persentase untuk mengetahui peningkatan kemampuan anak dalam mengenal huruf. Dari analisis data diperoleh hasil penelitian persentase kemampuan mengenal huruf anak melalui permainan media kartu huruf pada siklus I pada pertemuan pertama hanya sebesar 42,42%, kemudian pada pertemuan kedua sebesar 55,16%, dan pada pertemuan ketiga sebesar 63,64% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 72,73% pada pertemuan pertama, 79,40% pada pertemuan kedua, dan 90,30% pada pertemuan ketiga. Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui permainan kartu huruf kemampuan anak dalam mengenal konsep huruf meningkat. Hal ini terlihat pada pembelajaran mengenal huruf mendapat respon positif, aktif, semangat dan senang dari anak. Permainan ini dapat membantu anak mengembangkan sikap, keterampilan, kepercayaan diri anak dalam memecahkan sebuah permasalahan secara tepat, serta mengembangkan sikap ingin tahu anak lebih jauh lagi. Aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung mengalami peningkatan setiap siklusnya. Peningkatan tersebut karena pada siklus II anak sudah merasa senang dan tertarik pada metode permainan kartu huruf yang diberikan oleh guru. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa kemampuan anak dalam mengenal konsep huruf meningkat. Oleh karena itu guru

(2)

99 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

harus dapat menggunakan metode permainan kartu huruf secara optimal dalam mendorong dan meningkatkan kemampuan membaca anak.

Kata Kunci : konsep huruf, permainan kartu huruf PENDAHULUAN

Membaca merupakan salah satu bidang akademik yang harus segeradimiliki oleh anak. Karena manfaat membaca mampu meningkatkan belajar pada bidang akademik yang lain. Dengan membaca seseorang mengerti banyak hal. Memperoleh informasi-informasi dan menjadikan seseorang bertambah luas wawasannya. Membaca dapat digunakan untuk mengembangkan perbendaharaan kata, menambah proses pengayaan pribadi, dan mengembangkanintelektualitas.

Membaca bukanlah suatu kegiatan yang mudah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam membaca. Secara umum faktor-faktor tersebut dapat diidentifikasi seperti guru, siswa, kondisi lingkungan, materi pelajaran, metode pelajaran serta tehnik mempelajari materi pelajaran. Faktor–faktor tersebut terkait dengan jalannya proses belajar membaca, dan jika kurang diperhatikan hal tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan membaca pada anak.

Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca, anak belajar memperoleh kemampuan dan cara-cara dalam membaca serta menangkap isi bacaan. Sejono (dalam Devid Haryalesmana, 2009) mengemukakan bahwa tujuan membaca dan menulis permulaan ialah “mengenalkan kepada siswa konsep huruf-huruf abjad sebagai tanda suara dan melatih kecakapan anak untuk mengubah huruf menjadi suara dalam kata- kata sebagai pengertian”.

Salah satu langkah pertama untuk menjadi pembaca yang sukses adalah belajar mengenali konsep huruf abjad. Kita perlu mengetahui bahwa "konsep huruf abjad" adalah proses awal seorang anak membedakan karakter satu huruf dengan huruf lainnya yang bila dirangkaikan akan menimbulkan keragaman bunyi. Proses ini adalah tahap dimana anak mulai mengidentifikasi bunyi yang ada dalam kata, setelah itu barulah dapat diajarkan bagaimana huruf-huruf abjad itu dapat membentuk suatu kata yang bermakna berbeda satu dengan lainnya.

Ketika sampai pada proses pengenalan huruf-huruf abjad pada anak, ada hal penting lain yang patut menjadi perhatian. Mencermati kemampuan memori pada anak perlu dilakukan agar jangan sampai anak merasa dipaksa untuk menghafal semua huruf dalam waktu singkat. Meskipun membaca memang merupakan suatu proses yang mewajibkan seseorang mampu menggunakan keterampilan diskriminasi visual suara juga adanya proses perhatian dan memori. Karena itu, latihan yang cukup sering harus diberikan pada anak. Menerapkannya dalam suasana belajar yang tidak formal akan lebih baik.

Tujuan utama memahami konsep huruf abjad adalah agar anak-anak memahami apa yang mereka baca, sehingga membaca huruf dan suara yang serasi itu juga harus menghubungkan kata-kata dan makna. Belajar membaca adalah proses yang relatif panjang yang dimulai sangat awal dalam pembangunan dan jelas sebelum anak-anak memasuki sekolah formal. Anak-anak yang menerima

(3)

100 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

stimulasi pengalaman keaksaraan sejak lahir dan seterusnya tampaknya memiliki kelebihan dalam hal pengembangan kosa kata, memahami tujuan membaca, dan mengembangkan kesadaran keaksaraan cetak dan konsep. Sebagai anak-anak yang terkena kegiatan keaksaraan di usia muda, mereka mulai untuk mengenali dan membedakan huruf. Anak-anak yang telah belajar untuk mengenali dan mencetak huruf-huruf seperti kebanyakan anak-anak prasekolah akan memiliki lebih sedikit waktu untuk belajar pada masuk sekolah. Semakin awal mulai mengerjakan bahasa dengan anak, hanya berbicara kepada anak, membaca untuk anak, dan kemudian mendengarkan, menanggapi komunikasi anak semakin baik pula ketika waktunya tiba untuk siap belajar.

Corak pendidikan yang diberikan di RA menekankan pada esensi bermain bagi anak–anak, dengan memberikan metode yang sebagian besar menggunakan sistem bermain sambil belajar. Materi yang diberikan pun bervariasi, termasuk menjadikan anak siap belajar (ready to learn), yaitu siap belajar berhitung, membaca, dan menulis.

Kegiatan bermain anak juga dapat melatih kemampuan bahasanya dengan cara mendengarkan bunyi, mengucapkan suku kata atau kata, berbicara sesuai dengan tata bahasa Indonesia, dan sebagainya.

Penerapan metode permainan kartu huruf bertujuan untuk memotivasi anak dalam mengikuti pelajaran, sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Penerapan metode permainan kartu huruf adalah sebagai metode yang digunakan dalam pembelajaran pengenalan konsep huruf, membaca suku kata, membaca kata-kata sederhana.

Berdasarkan keterangan guru kelompok B RA Darul Hikmah Kaligarang Kecamatan Keling Kabupaten Jepara menyatakan bahwa anak kelompok B masih banyak yang belum tuntas belajar. Sekitar 18 anak masih mengalami masalah dalam membaca kata, bahkan beberapa huruf masih sering salah dibacanya, kadang belum mengerti, lupa, kadang keliru membaca dengan huruf yang bentuknya hampir sama. Contohnya: u dangan v, d dengan b, m dengan n dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan karena kurang tepatnya metode pelajaran yang dipakai. Kondisi ini menuntut guru untuk berkreasi mengembangkan sendiri suasana belajar di dalam kelas agar tetap menyenangkan bagi anak. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode permainan kartu huruf yang dapat dipilih dalam proses pembelajaran di kelas. Adapun judul penelitian ini adalah “Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada Anak Kelompok B Ra Darul Hikmah Kaligarang Keling Jepara”.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Mengenal Huruf

Mengenal huruf adalah merupakan kegiatan yang melibatkan unsur auditif (pendengaran) dan visual (pengamatan). Kemampuan mengenal huruf dimulai ketika anak senang mengeksplorasi buku dengan cara memegang atau membolak-balik buku (Depdiknas 2007: 4).

(4)

101 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

Pengertian Kartu Huruf

Kartu huruf adalah merupakan media dalam permainan menemukan kata. Anak diajak bermain dengan menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang berdasarkan teka-teki atau soal-soal yang dibuat oleh guru. Titik berat latihan menyusun huruf ini adalah ketrampilan mengeja suatu kata.

Kartu huruf dapat juga diartikan media yang dibuat oleh pabrik atau buatan sendiri sesuai kreatifitas guru berbentuk potongan yang berisikan gambaran atau tulisan dan bersifat menyampaikan komunikasi atau stimulus pembelajaran kepada anak.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud kartu huruf adalah media pembelajaran visual yang merupakan alat permainan untuk mengembangkan aspek kognitif, psikomotor dan melatih ketrampilan berbahasa serta dapat memberikan situasi belajar yang sangat dan menyenangkan.

Bahan-bahan yang diperlukan dalam perbuatan kartu huruf antara lain: a) kartu remi bekas; b) kertas lipat; c) gunting; d) spidol; e) lem.

Cara membuat kartu huruf adalah sebagai berikut: a) kartu remi bekas dipotong menjadi bentuk segi empat ; b) kertas lipat dipotong seperti bentuk kartu remi yagn dibentuk segi empat kemudian ditempel ; c) kemudian kertas dibentuk huruf a – z dengan spidol sebanyak 4 rangkap huruf; d) buat kartu huruf semenarik mungkin agar anak tertarik

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan Kelas ( PTK ) adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru, mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi : RA Darul Hikmah Kaligarang Kecamatan Keling Jepara 2. Waktu : Bulan Mei sampai dengan bulan Juli tahun 2012

Subyek penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah anak kelompok B RA Darul Hikmah Kaligarang Kecamatan Keling Kabupaten Jepara yang berjumlah 33 anak, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

(5)

102 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

Variabel yang Diteliti

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Variabel input yaitu suatu variabel yang berkaitan dengan anak yang akan diberi tindakan.

2. Variabel proses, dalam hal ini berupa variabel pembelajaran dengan menggunakan metode permainan kartu huruf.

3. Variabel output yaitu hasil pembelajarannya ada peningkatan kemampuan siswa dalam mengenal konsep huruf.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, langkah-langkah dalam siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Setelah siklus satu selesai, dan guru masih menemukan masalah maka akan dilanjutkan ke siklus dua dengan langkah seperti pada siklus pertama.

Berikut adalah model penelitian tindakan kelas yang melalui siklus. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang sampai kita dapat menemukan cara untuk memperbaiki atau meningkatkan pemahaman siswa dalam mengenal konsep huruf melalui permainan kartu huruf.

HASIL PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini telah dilakukan secara bertahap, dimana perencanaan tindakan pada siklus 1 bersumber dari masalah-masalah yang menghambat kemampuan mengenal huruf anak sehingga kemampuan mengenal huruf anak dalam perkembangannya masih belum mampu mengingat dari bentuk-bentuk huruf.

Melalui permainan kartu huruf pada penelitian tindakan kelas ini, diharapkan anak selalu termotivasi dan bisa mengenal huruf secara baik. Kreativitas dan inovasi guru untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi, baik yang dialami guru maupun anak sangat diperlukan dalam setiap proses pembelajaran dalam semua tingkatan.

Perbaikan metode dan langkah-langkah tindakan aktivitas mengajar yang dilakukan oleh guru, berpengaruh sangat signifikan pada kemampuan anak. Sesuai dengan pendapat Dale (dalam Arsyad, 1997:23) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Hubungan guru-anak tetap merupakan elemen paling penting dalam pendidikan modern ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pembelajaran dengan bantuan media apa saja agar bermanfaat dan benar-benar bisa dipahami oleh anak secara optimal. Depdiknas (2008:13) guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, pembelajaran di taman kanak-kanak menerapkan prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain.

Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan sesuai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Melalui

(6)

103 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

bermain anak memperoleh dan memproses informasi dan melatih keterampilan yang ada. Bermain disesuaikan dengan perkembangan anak dimulai bermain sambil belajar (unsur bermain lebih besar) ke belajar seraya bermain (unsur belajar lebih besar).

Permainan yang digunakan di RA adalah permainan yang merangsang kreativitas anak dan menyenangkan. Hal ini tampak dari kualitas pembelajaran dalam tindakan kelas yang berhasil meningkatkan indikator kinerja anak yang semakin meningkat pada setiap siklus. Pada pembahasan ini akan dideskripsikan tentang aktivitas guru dan anak dalam pembelajaran mengenal huruf melalui metode permainan kartu huruf bagi kelompok B RA Darul Hikmah Kaligarang.

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, rekapitulasinya adalah sebagai berikut: 1. Hasil penilaian siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam tiga pertemuan yaitu tanggal 21 Mei sampai dengan 23 Mei 2012 dengan masing-masing pertemuan berlangsung selama 1 x 60 menit. Berikut ini adalah penjelasan hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I.

a. Pertemuan pertama

Berikut prosentase hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama.

Gambar 1. Hasil Prosentase Nilai Keaktifan Anak Pada Pertemuan Pertama Siklus I

Berdasarkan Gambar di atas menunjukkan hasil penilaian kemampuan anak dengan kategori sangat optimal masih kurang yaitu 42,42%. Untuk aspek keingintahuan dan keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran sebanyak 48,49%, untuk aspek perhatian dan konsentrasi terhadap pelajaran sebanyak 42,42%, untuk aspek respon positif terhadap pembelajaran sebanyak 51,52 %, untuk aspek fokus terhadap pembelajaran sebanyak 33,33%, dan untuk aspek dapat menyelesaikan

Keingintahuan dan keterlibatan secara aktif

dalam pembelajaran

Perhatian dan konsentrasi anak terhadap materi

Respon positif terhadap pembelajaran

Fokus dalam pembelajaran

Dapat menyele-saikan tugas dengan baik Sangat Optimal 48.49% 42.42% 51.52% 33.33% 36.36% Optimal 30.30% 39.40% 36.36% 45.46% 48.49% Belum Optimal 21.21% 18.18% 12.12% 21.21% 15.15% Total Siswa 100% 100% 100% 100% 100% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% P enca pa ia n Ana k

(7)

104 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

tugas dengan baik sebanyak 36,36%. Karena hasil belajar yang dicapai anak belum optimal maka harus diadakan perbaikan pada siklus I pertemuan kedua.

b. Pertemuan kedua

Berikut prosentase hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan kedua.

Gambar 2. Hasil Prosentase Nilai Keaktifan Anak Pada Pertemuan Kedua Siklus I

Berdasarkan Gambar di atas menunjukkan hasil penilaian kemampuan anak dengan kategori sangat optimal masih kurang yaitu 55,16%. Untuk aspek keingintahuan dan keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran sebanyak 60,61%, untuk aspek perhatian dan konsentrasi terhadap pelajaran sebanyak 51,52%, untuk aspek respon positif terhadap pembelajaran sebanyak 51,58%, untuk aspek fokus terhadap pembelajaran sebanyak 51,52%, dan untuk aspek dapat menyelesaikan tugas dengan baik sebanyak 54,55%. Karena hasil belajar yang dicapai anak belum optimal maka harus diadakan perbaikan lagi pada siklus I pertemuan ketiga.

c. Pertemuan ketiga

Berikut prosentase hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan ketiga.

Gambar 3. Hasil Prosentase Nilai Keaktifan Anak Pada Pertemuan Ketiga Siklus I Keingintahuan dan keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran Perhatian dan konsentrasi anak terhadap materi Respon positif terhadap pembelajaran Fokus dalam pembelajaran Dapat menyele-saikan tugas dengan

baik Sangat Optimal 60.61% 51.52% 57.58% 51.52% 54.55% Optimal 30.30% 36.36% 33.33% 36.36% 33.33% Belum Optimal 9.09% 12.12% 9.09% 12.12% 12.12% Total Siswa 100% 100% 100% 100% 100% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% P enca pa ia n Ana k

Hasil Prosentase Penilaian Anak Pada Siklus I Pertemuan II Keingintahuan dan keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran Perhatian dan konsentrasi anak terhadap materi Respon positif terhadap pembelajaran Fokus dalam pembelajaran Dapat menyele-saikan tugas dengan

baik Sangat Optimal 66.67% 54.55% 72.73% 63.64% 60.61% Optimal 27.27% 36.36% 21.21% 27.27% 30.30% Belum Optimal 6.06% 9.09% 6.06% 9.09% 9.09% Total Siswa 100% 100% 100% 100% 100% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% P enc a pa ia n A na k

Hasil Prosentase Penilaian Anak Pada Siklus I Pertemuan III

(8)

105 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

Berdasarkan Gambar di atas menunjukkan hasil penilaian kemampuan anak dengan kategori sangat optimal masih kurang yaitu 63,64%. Untuk aspek keingintahuan dan keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran sebanyak 66,67%, untuk aspek perhatian dan konsentrasi terhadap pelajaran sebanyak 54,55%, untuk aspek respon positif terhadap pembelajaran sebanyak 72,73%, untuk aspek fokus terhadap pembelajaran sebanyak 63,64%, dan untuk aspek dapat menyelesaikan tugas dengan baik sebanyak 60,61%. Karena hasil belajar yang dicapai anak masih belum optimal maka harus diadakan perbaikan lagi pada siklus II pertemuan pertama.

2. Hasil penilaian siklus II

Siklus II dilaksanakan dalam tiga pertemuan yaitu tanggal 24 Mei sampai dengan 26 Mei 2012 dengan masing-masing pertemuan berlangsung selama 1 x 60 menit. Berikut ini adalah penjelasan hasil penelitian tindakan kelas pada siklus II.

a. Pertemuan pertama

Berikut prosentase hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 1.

Gambar 4. Hasil Prosentase Nilai Keaktifan Anak Pada Pertemuan Pertama Siklus II

Berdasarkan Gambar di atas menunjukkan hasil penilaian kemampuan anak dengan kategori sangat optimal masih kurang yaitu 72,73%. Untuk aspek keingintahuan dan keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran sebanyak 72,73%, untuk aspek perhatian dan konsentrasi terhadap pelajaran sebanyak 69,70%, untuk aspek respon positif terhadap pembelajaran sebanyak 81,82%, untuk aspek fokus terhadap pembelajaran sebanyak 72,73%, dan untuk aspek dapat menyelesaikan tugas dengan baik sebanyak 66,67%. Karena hasil belajar yang dicapai anak masih belum optimal maka harus diadakan perbaikan lagi pada siklus II pertemuan kedua.

b. Pertemuan kedua

Berikut prosentase hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan kedua. Keingintahuan dan keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran Perhatian dan konsentrasi anak terhadap materi Respon positif terhadap pembelajaran Fokus dalam pembelajaran Dapat menyele-saikan tugas dengan

baik Sangat Optimal 72.73% 69.70% 81.82% 72.73% 66.67% Optimal 24.24% 27.27% 15.15% 21.21% 27.27% Belum Optimal 3.03% 3.03% 3.03% 6.06% 6.06% Total Siswa 100% 100% 100% 100% 100% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% P enca pa ia n Ana k

Hasil Prosentase Penilaian Anak Pada Siklus II Pertemuan I

(9)

106 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

Gambar 5. Hasil Prosentase Nilai Keaktifan Anak Pertemuan 2 Siklus II

Berdasarkan Gambar di atas menunjukkan hasil penilaian kemampuan anak dengan kategori sangat optimal masih kurang yaitu 79,40%. Untuk aspek keingintahuan dan keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran sebanyak 78,79%, untuk aspek perhatian dan konsentrasi terhadap pelajaran sebanyak 75,76%, untuk aspek respon positif terhadap pembelajaran sebanyak 87,88%, untuk aspek fokus terhadap pembelajaran sebanyak 75,76%, dan untuk aspek dapat menyelesaikan tugas dengan baik sebanyak 78,79%. Karena hasil belajar yang dicapai anak masih belum optimal maka harus diadakan perbaikan lagi pada siklus II pertemuan ketiga.

c. Pertemuan ketiga

Berikut prosentase hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan ketiga.

Gambar 6. Hasil Prosentase Nilai Keaktifan Anak Pertemuan 3 Siklus II

Berdasarkan Gambar di atas menunjukkan hasil penilaian kemampuan anak dengan kategori sangat optimal meningkat sangat banyak yaitu 90,30%. Untuk aspek keingintahuan dan keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran sebanyak 87,88%, untuk aspek perhatian dan

Keingintahuan dan keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran Perhatian dan konsentrasi anak terhadap materi Respon positif terhadap pembelajaran Fokus dalam pembelajaran Dapat menyele-saikan tugas dengan

baik Sangat Optimal 78.79% 75.76% 87.88% 75.76% 78.79% Optimal 21.21% 21.21% 9.09% 21.21% 21.21% Belum Optimal 0% 3.03% 3.03% 3.03% 0% Total Siswa 100% 100% 100% 100% 100% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% P enca pa ia n Ana k

Hasil Prosentase Penilaian Anak Pada Siklus II Pertemuan II Keingintahuan dan keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran Perhatian dan konsentrasi anak terhadap materi Respon positif terhadap pembelajaran Fokus dalam pembelajaran Dapat menyele-saikan tugas dengan baik

Sangat Optimal 87.88% 93.94% 90.91% 90.91% 87.88% Optimal 12.12% 6.06% 9.09% 6.06% 12.12% Belum Optimal 0% 0% 0% 3.03% 0% Total Siswa 100% 100% 100% 100% 100% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% P enca pa ia n Ana k

Hasil Prosentase Penilaian Anak Pada Siklus II Pertemuan III

(10)

107 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

konsentrasi terhadap pelajaran sebanyak 93,94%, untuk aspek respon positif terhadap pembelajaran sebanyak 90,91%, untuk aspek fokus terhadap pembelajaran sebanyak 90,91%, dan untuk aspek dapat menyelesaikan tugas dengan baik sebanyak 87,88%. Karena hasil belajar yang dicapai anak sudah optimal maka tidak perlu diadakan perbaikan lagi.

3. Rekapitulasi hasil penelitian siklus I dan siklus II

Untuk melihat hasil penilaian terhadap anak pada siklus I dan siklus II dapat kita lihat pada Gambar di bawah ini:

Gambar 7. Rekapitulasi Hasil Prosentase Nilai Keaktifan Anak

Pada Siklus I dan Siklus II

Dari Gambar tersebut dapat dilihat bahwa anak mengalami peningkatan dalam kemampuan mengenal konsep huruf pada tiap siklusnya. Berdasarkan tindakan dalam proses pembelajaran kemampuan mengenal huruf melalui metode permainan kartu huruf, maka ketuntasan belajar dalam tindakan yang telah diberikan guru mengalami kenaikan yang signifikan.

Sedangkan untuk melihat hasil penilaian terhadap kinerja guru pada siklus I dan siklus II dapat kita lihat pada Gambar di bawah ini:

Gambar 8. Rekapitulasi Hasil Prosentase Penilaian Kinerja Guru

Pada Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II Pertemuan I 42.42% 72.73% Pertemuan II 55.16% 79.40% Pertemuan III 63.64% 90.30% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00% Penca p a ia n Ana k

Rekapitulasi Hasil Prosentase Penilaian Anak Pada Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Pertemuan I 73.75% 88.75% Pertemuan II 80.00% 90.00% Pertemuan III 85.00% 92.50% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00% Pe n ca p a ia n Gu ru

Rekapitulasi Hasil Prosentase Penilaian Kinerja Guru Pada Siklus I dan Siklus II

(11)

108 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

Dari Gambar tersebut dapat dilihat bahwa aktifitas guru pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas guru ini terlihat dari kegiatan pengelolaan kelas dengan baik, guru sudah menguasai materi dan langkah-langkah permainan, dan dalam penyampaian materi guru sudah menggunakan metode pembelajaran dengan baik sehingga anak tertarik untuk mengenal konsep huruf-huruf tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasannya tentang metode permainan kartu huruf pada pembelajaran kemampuan mengenal huruf bagi Kelompok B RA Darul Hikmah Kaligarang, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Melalui permainan kartu huruf kemampuan anak dalam mengenal konsep huruf meningkat. Hal ini terlihat pada pembelajaran mengenal konsep huruf mendapat respon positif, aktif, semangat dan senang dari anak. Permainan ini dapat membantu anak mengembangkan sikap, keterampilan, kepercayaan diri anak dalam memecahkan sebuah permasalahan secara tepat, serta mengembangkan sikap ingin tahu anak lebih jauh lagi. Persentase kemampuan mengenal huruf anak melalui permainan media kartu huruf pada siklus 1 pada pertemuan pertama hanya sebesar 42,42%, kemudian pada pertemuan kedua sebesar 55,16%, dan pada pertemuan ketiga sebesar 63,64% namun pada siklus II meningkat menjadi 72,73% pada pertemuan pertama, 79,40% pada pertemuan kedua, dan 90,30% pada pertemuan ketiga.

2. Aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung mengalami peningkatan setiap siklusnya. Pada siklus I pertemuan pertama aktivitas guru melalui metode permainan kartu huruf memperoleh persentase 73,75%, pada pertemuan kedua memperoleh persentase 80%, pada pertemuan ketiga memperoleh persentase 85% dan pada siklus II pada pertemuan pertama memperoleh persentase 88,75%, pada pertemuan kedua memperoleh persentase 90% dan pada pertemuan ketiga memperoleh persentase 92,5%. Peningkatan tersebut karena pada siklus II anak sudah merasa senang dan tertarik pada metode permainan kartu huruf yang diberikan oleh guru.

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, Toha. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asef Umar Fahrudin. 2011. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Semarang: IKIP Veteran Semarang. Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Persiapan Membaca dan Menulis melalui

(12)

109 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

Haryalesmana Devid, 2009. PengertianMembaca, http://guruit07.blogspot.com/2009/01/pengertian-membaca.html

Hurlock, Elisabet. 2003. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Moeslichatoen. 2005. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyani Sumantri, Nana Syaodih. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Bandung: Rineka Cipta. Susanto Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kenacana Prenada Media Group. Tarmizi, 2008. Penerapan Metode Pembelajaran Membaca Permulaan.

http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/02 penerapan-metode pembelajaran permulaan. Dounload 12 April 2010.

Gambar

Gambar 2.  Hasil Prosentase Nilai Keaktifan Anak Pada Pertemuan Kedua Siklus I
Gambar 4. Hasil Prosentase Nilai Keaktifan Anak Pada Pertemuan Pertama Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Untuk garis yang saling tegak lurus mempunyai gradien yang kebalikan, baik nilai maupun tandanya, dan nilai kostanta juga berbeda, jadi kalau ada soal garis yang melalui titik A

Uji ketegaran dengan pendekatan bahan pengawet digunakan natrium benzoate sedangkan untuk pendekatan bahan pemutih makanan digunakan natrium metabisulfit yang

Penyusunan program dalam roadmap berdasarkan dari hasil pemodelan regresi dengan industri yang signifikan berpengaruh terhadap PDRB yaitu industri pertambangan,

Peneliti ini juga akan meninjau tempat hasil pemanfaatan DBH minyak bumi untuk pembangunan infrastruktur fisik sekolah-sekolah dalam jenjang pendidikan dasar yang

Penilaian secara menyeluruh terhadap NKT 6 perlu dilakukan apabila dari hasil identifikasi awal ternyata ditemukan informasi komunitas yang memiliki ketergantungan

Indo Muro Kencana Kabupaten Murung Raya mengatakan karakteristik individunya Tidak ada karakteristik individu atau kriteria-kriteria tertentu dalam memilih penerima

3) Inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat

Dari plot data observasi tegangan terhadap waktu dan kadar baterai sel basah dengan cairan elektrolit berupa potassium hidroksida (KOH), diketahui bahwa variabel