• Tidak ada hasil yang ditemukan

plan) yang telah ditetapkan dengan realisasinya (performance result) untuk mengetahui

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "plan) yang telah ditetapkan dengan realisasinya (performance result) untuk mengetahui"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 38

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Upaya Implementasi terhadap akuntabilitas kinerja dalam mendiskripsikan capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang. Perjanjian Kinerja merupakan wujud komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota organisasi perangkat daerah dalam mencapai target kinerja dari tujuan dan sasaran pembangunan . Selanjutnya dilakukan pengukuran kinerja yang merupakan perbandingan antara target kinerja (performance plan) yang telah ditetapkan dengan realisasinya (performance result) untuk mengetahui celah kinerja (performance gap). Atas celah tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui penyebab keberhasilan dan kegagalannya. Jika berhasil akan menjadi dasar dalam penetapan target tahun berikutnya, dan jika gagal akan menjadi bahan perbaikan untuk peningkatan kinerja di masa datang (performance improvement).

Untuk lebih menggambarkan keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan sasaran maka digunakan skala pengukuran sebagai berikut :

Skala Kategori

Lebih dari 100% Sangat Berhasil/sangat baik

75 s/d 100% Cukup Berhasil/cukup baik

55 s/d 75% Kurang Berhasil/kurang baik

Kurang dari 55 Tidak Berhasil/tidak baik

A. CAPAIAN KINERJA IKU

Perjanjian kinerja tahun 2015 Pemerintah daerah Kabupaten Semarang yang disusun pada awal tahun 2015 memasukkan perjanjian kinerja pencapaian IKU Pemerintah Kabupaten Semarang. Oleh karena itu laporan kinerja tahun 2015 menyajikan capaian kinerja yang mendukung pencapaian IKU Pemerintah Daerah Kab.Semarang tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Tujuan 1

Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat 1. Sasaran 1 :

Terpenuhinya jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin

No Indikator Kinerja Utama Sat Target

2015 2014 Realisasi 2015 Capaian (%)

1 Cakupan pelayanan

kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

 Prosentase pelayanan

Jamkesmas %

(2)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 39  Prosentase Pelayanan

Jamkesda %

4.164 4.164 5.258 126.2

 Prosentase Pelayanan

Puskesmas kepada Maskin %

30 43.28 53.83 179.4

Rata – Rata Capaian Kinerja IKU 102.5

Rata Rata Capaian Kinerja Terpenuhinya jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin pada tahun 2014 sebesar 102.5 % atau sangat baik. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian Indikator Kinerja yang telah memenuhi target.

Faktor-faktor pendukung tercapainya sasaran Terpenuhinya jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin pada tahun 2015 antara lain :

1. Dana untuk memenuhi kebutuhan obat baik esensial maupun generic tersedia dengan cukup. Sumber anggaran untuk memenuhi kebutuhan obat pada tahun 2015 sebagian besar berasal dari dana alokasi khusus bidang kesehatan sub bidang pelayanan kefarmasian, BPJS dan anggaran pendapatan dan belanja daerah.

2. Pengawasan obat pada sarana distribusi obat terlaksana seratus persen karena ada komunikasi yang baik antara dinas kesehatan dengan pemilik sarana apotek maupun apoteker penanggung jawab apotek.

Prosentase pelayanan jamkesmas dan jamkesda terlaksana di atas target kinerja disebabkan karena :

1. Adanya program Jaminan Kesehatan Nasional yang diperluas dengan Jamkesda Integrasi ke BPJS. UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional mengamanatkan Jaminan Sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Semarang terdiri dari quota Jaminan Kesehatan Masyarakat sebesar 270.834 orang yang secara otomatis menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional ditambah dengan Jamkesda integrasi yaitu peserta Jaminan Kesehatan Daerah yang didaftarkan menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati Semarang sebesar 36.131 orang. Jamkesda integrasi terdaftar sebagai Peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten Semarang sebesar 29.485 orang dan 6.646 orang dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

2. Adanya kerjasama yang baik dengan Rumah Sakit di Kabupaten Semarang maupun luar Kabupaten Semarang.

(3)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 40

3. Terjangkaunya jarak fasilitas kesehatan.

Pada program upaya kesehatan, kegiatan pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas dan jaringannya dan kegiatan peningkatan pelayanan dan penanggulanngan masalah kesehatan. Dinas Kesehatan telah merealisasikan pembangunan 7 unit PKD, 1 unit Puskesmas dan 6 unit Ambulance serta 3 paket alkes.

Gambaran jumlah sarana kesehatan di Kabupaten Semarang pada tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel III.1 Fasilitas Kesehatan

Kabupaten Semarang Tahun 2010-2015

FASILITAS 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Posyandu 1612 1625 1.626 1.636 1645 1656 Polindes 25 27 27 21 21 18 PKD 152 152 155 157 157 162 Puskesmas a. Induk :  Perawatan 12 12 12 12 12 12  Non perawatan 14 14 14 14 14 14 b. Pembantu 68 68 68 68 68 68 c. Keliling 45 45 38 34 36 36 d. BP/klinik 67 69 68 70 23 48

Rumah Sakit Umum Daerah

Tipe C 2 2 2 2 2 2

Rumah Sakit Umum Swasta

Tipe C 1 1 1 1

Tipe D 1 2 1 1 1 1

Apotek 57 64 73 77 79 91

Sumber Data Dinas Kesehatan Tahun 2015

Rata-rata capaian kinerja pada sasaran Terpenuhinya jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin tidak dapat dibandingkan dengan rata-rata capaian tahun sebelumnya karena perbedaan pengelompokkan indikator kinerja.

Pada tahun 2015 prosentase pelayanan BPJS melampaui target yang ditetapkan. Target pada tahun 2015 sebesar 17,05% terealisasi 49,54%. Angka ini meningkat dibanding tahun 2014 dimana kunjungan peserta Jamkesmas yang telah berintegrasi ke JKN di puskesmas tahun 2014 sebesar 39,22%. Jika dilihat dari jumlah kunjungan BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) baik rawat inap maupun rawat jalan di puskesmas tahun 2015 cenderung meningkat dibandingkan tahun 2014 yaitu dari 111.317 kunjungan menjadi 152.069 kunjungan. Hal ini selain disebabkan karena meningkatnya jumlah kepesertaan BPJS PBI juga dikarenakan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berobat ke sarana pelayanan kesehatan

(4)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 41

menggunakan fasilitas jaminan kesehatan yang dimiliki.

Cakupan pelayanan kesehatan pasien miskin melalui kegiatan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) pada tahun 2015 melampaui target yang ditetapkan. Target pada tahun 2015 sebesar 4,78% terealisasi 95,97%. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2014 dimana cakupan pelayanan Kesehatan bagi masyarakat miskin melalui Jamkesda tahun 2014 sebesar 30,75%. Jumlah pasien Jamkesda tahun 2015 cenderung menurun dibandingkan tahun 2014 yaitu dari 11.517 orang menjadi 8.637 orang. Hal ini selain disebabkan berkurangnya peserta Jamkesda yang menggunakan SKTM di Kabupaten Semarang karena telah didaftarkan sebagai peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) Daerah juga dikarenakan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berobat ke sarana pelayanan kesehatan.

Meskipun kategori rata-rata capaian indikator kinerja Pemerintah Daerah sangat baik, namun, masih terdapat indikator kinerja yang belum dapat memenuhi target, yaitu Rasio Puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk. Tidak maksimalnya capaian indikator kinerja tersebut karena adanya regulasi baru terkait dengan perijinan klinik yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014. Di dalam Permenkes tersebut mengatur bahwa semua fasilitas kesehatan yang masih berstatus Balai Pengobatan /Rumah Bersalin harus berubah menjadi klinik. Pada tahun 2015 dari 69 (enam puluh Sembilan) fasilitas kesehatan tingkat pertama milik swasta ( Balai Pengobatan/Rumah bersalin) yang telah mengajukan ijin klinik baru sejumlah 48 klinik.

a. Sasaran 2 :

Meningkatnya akses kesehatan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

No Indikator Kinerja Utama Sat Target 2015 Realisasi Capaian (%)

2014 2015

1 Rasio posyandu (per satuan

balita) %

22 22.93 23.2

0 105.45

2 Rasio puskesmas, poliklinik,

pustu per satuan penduduk %

0,38 0.30 0.14 37.24

3 Rasio Rumah Sakit per satuan

penduduk %

0,0004 0.004 0.00

4 80

4 Rasio dokter persatuan

penduduk %

0,24 0.39 0.36 150

5 Rasio tenaga medis persatuan

penduduk %

0,31 0.39 0.41 132.26

6 Cakupan pelayanan puskesmas % 136,84 136,84 136,84 100

7 Prosentase Desa/Kelurahan

Universal Child Immunization %

(5)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 42

No Indikator Kinerja Utama Sat Target 2015 Realisasi Capaian (%)

2014 2015

8 Prosentase jumlah indicator

kinerja SPM Pelayanan

Kesehatan yang memenuhi target RPJMD

% 100 87,5 72 72

Rata – Rata Capaian Kinerja 89.23

Rata Rata Capaian Kinerja Meningkatnya akses kesehatan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas pada tahun 2015 sebesar 89.23 % atau BAIK. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian 8 (delapan) Indikator Kinerja yang telah memenuhi target.

Pada tahun 2015 di Kabupaten Semarang terdapat 4 unit Rumah sakit, yang terdiri dari 2 rumah sakit pemerintah yaitu RSUD Ungaran dan RSUD Ambarawa, dan 2 rumah sakit swasta yaitu RS Bina kasih dan RS Ken Saras. Rasio rumah sakit di Kabupaten Semarang sebesar 0,004 per 1000 penduduk. Jumlah puskesmas tahun 2015 di Kabupaten Semarang sebanyak 26 puskesmas yang tersebar di 19 kecamatan, dengan jumlah puskesmas perawatan sebanyak 12 puskesmas dan non perawatan sebanyak 14 puskesmas. Puskesmas pembantu sebanyak 67 unit, Pos Kesehatan Desa (PKD) sebanyak 162 unit, polindes sebanyak 18 unit.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.9 Tahun 2014 semua fasilitas kesehatan yang berstatus Balai Pengobatan /Rumah Bersalin harus berubah menjadi klinik. Data Tahun 2014 di Kabupaten Semarang terdapat 69 (enam puluh sembilan ) fasilitas kesehatan tingkat pertama milik swasta (Balai Pengobatan/Rumah Bersalin ) yang terdaftar sebagai klinik sebanyak 23 unit, angka ini meningkat di tahun 2015 menjadi 48 unit klinik.

Total jumlah puskesmas, pustu, PKD, polindes, dan klinik sebanyak 321 unit, bila dibandingkan dengan jumlah penduduk 2015 sebanyak 996.346 jiwa diperoleh angka rasio sebesar 0,32 per 1000 penduduk atau 3 per 10.000 penduduk. Rasio tersebut sudah memenuhi standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan dimana rasio puskesmas, poliklinik dan pustu persatuan penduduk adalah 1 fasilitas kesehatan per 10.000 penduduk. Cakupan puskesmas sebesar 136,84% dan cakupan pustu sebesar 28,94%.

Cakupan rawat jalan di Puskesmas Kabupaten Semarang sebesar 25.87 % di atas target nasional sebesar 15%. Pelayanan kesehatan di puskesmas dan jejaringnya yang bebas biaya dan mudah diakses sehingga tingkat kunjungan di puskesmas cenderung mengalami peningkatan.

(6)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 43

Berikut merupakan capaian SPM Pelayanan Kesehatan Kabupaten Semarang apabila dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2015 :

Tabel III.2

Capaian SPM Pelayanan Kesehatan Tahun 2015 dengan Target RPJMD Tahun 2015

No Indikator Target RPJMD Tahun 2015 2014 2015 % 1  Cakupan pertolongan

persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.

95 93.72 99.85 105.11

 Cakupan kunjungan bayi. 98.20 93.78 98.12 99.91

 Cakupan Desa/Kelurahan

Universal Child Immunization (UCI).

100 100 100 100

 Cakupan Balita gizi buruk

mendapat perawatan 100 100 100 100

 Cakupan Penemuan dan

penanganan penderita penyakit

 Penemuan Pasien Baru

TBC BTA Positif 70 17.87 24.95 35.64

 Penderita DBD yang

Ditangani 100 100 100 100

2  Cakupan pelayanan

kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin.

 Jamkesmas 17.05 39.22 49.54 290.56

 Jamkesda 4.78 30,75 95.97 2007.74

Sumber Dinas Kesehatan Tahun 2015

Capaian Prosentase jumlah indicator kinerja SPM Pelayanan Kesehatan yang memenuhi target RPJMD pada tahun 2015 adalah 75 % atau 6 indikator dari 8 Indikator yang tercantum dalam RPJMD. Indikator yang belum memenuhi target SPM adalah Cakupan Penemuan Pasien Baru TBC BTA Positif.

Cakupan penemuan penderita TBC BTA (+) meningkat dibanding tahun 2014 sebesar 24,95 % ( 264 orang jumlah BTA positif dibagi 1.058 orang jumlah penduduk perkiraan BTA positif). Angka ini masih rendah karena untuk penemuan pasien baru TB BTA (+) baru tercapai 264 pasien baru TB BTA (+) yang ditemukan dan diobati dari 1.058 perkiraan pasien baru TB BTA positif.

Persentase kesembuhan penderita TBC BTA (+) Tahun 2015 sebesar 89,22 % (jumlah pasien TB yang sembuh 240, dibagi jumlah pasien yang diobati

(7)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 44

269 pasien), angka ini menurun dibandingkan dengan tahun 2014 dimana angka kesembuhan 97,38 % (jumlah pasien TB yang sembuh 186, dibagi jumlah pasien yang diobati 191 pasien). Persentase kesembuhan penderita TBC BTA (+) tercapai sesuai target berkat kesadaran masyarakat yang secara konsisten menjalani proses pengobatan sesuai standar pengobatan penyakit TBC dengan pendampingan dari pengawas minum obat (PMO).

1. Sasaran 3 :

Terwujudnya pola hidup bersih dan sehat pada masyarakat

No Indikator Kinerja Utama Sat Target

2015

Realisasi %

2014 2015

1 Rata rata Angka Harapan

Hidup pertahun /kh 72,50 72,50 75.50 104.14

5 Cakupan Desa Siaga Aktif % 80 77.02 16.17 20.21

Rata –Rata capaian kinerja 124.35

No Indikator Kinerja Utama Sat Target

2015

Realisasi %

2014 2015

2 Rata Rata Angka Kematian

Bayi /kh 8 10,25 11.18 139.80

3 Rata Rata Angka Kematian

Ibu /kh 102 144,31 120.34 117.98

4 Rata Rata Angka Kematian

Balita /kh 9.5 10,90 12.46 109

Rata –Rata capaian kinerja 122.26

Keterangan untuk 2 (dua) tabel sebagai berikut :

a. Rata – rata capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Semarang dalam mewujudkan sasaran pola hidup bersih dan sehat pada masyarakat pada tahun 2015 terbagi dalam 2 type dikarenakan table yang pertama menunjukan angka yang tinggi adalah jhasil yang positif. Yaitu 124.35% atau sangat baik bahwa angka harapan hidup di Kabupaten Semarang cenderung konstan dibandingkan tahun 2014 lalu tapi terjadi kenaikan dari target yang telah ditetapkan di RPJMD. Namun cakupan Desa Siaga yang aktif menurun drastis dari target 80 % hanya tercapai 16,17 % hal ini disebabkan adanya perubahan regulasi dari pusat berkaitan dengan penetapan Desa Siaga Aktif.

b. Angka Kematian Bayi (AKB) di tahun 2015 sebesar 11.18 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini meningkat dibandingkan kondisi di tahun 2014 dimana AKB sebesar 10.25 per 1000 kelahiran hidup. Jumlah kasus kematian bayi usia 0-1 tahun di tahun 2015 sebanyak 158 kasus. Jumlah ini meningkat dibandingkan

(8)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 45

jumlah kematian bayi di tahun sebelumnya, dimana di tahun 2014 jumlah bayi meninggal sebanyak 142 kasus. Dari 158 kasus kematian bayi di tahun 2015, penyebab terbesar adalah BBLR 40,14% dan asfiksia 18.75%, sedangkan sisanya disebabkan penyakit infeksi, aspirasi (tersedak), kelainan kongenital (kelainan bawaan), illeus, diare, pneumonia, dan lain-lain.

Bila dilihat dari umur kematian bayi, terbanyak pada usia 0-7 hari yaitu sebesar 66.64% (112 bayi), usia 29 hari-1 tahun sebesar 15.34% (27 bayi) dan usia 8-28 hari sebesar 10.79% (19 bayi).

Tabel III.3

Data Kematian Bayi Tahun 2015 N

o Kematian Bayi Penyebab berdasarkan usia kematian Jumlah bayi meninggal Jumlah Penyebab %

0-7 hari 8-28

hari 29 hari-1 tahun tahun 1-5

1 BBLR 55 7 0 0 62 40.14 2 Asfiksia 33 0 0 0 33 18.75 3 TN 0 1 0 0 1 0.57 4 Infeksi 8 2 0 1 11 6.25 5 Aspirasi 2 4 4 0 10 5.68 6 Kelainan congenital 12 2 0 2 16 9.09 7 Illeus 0 0 1 1 2 1014 8 Diare 0 0 5 1 6 3.41 9 DBD 0 0 0 0 0 0 10 Pneumonia 0 0 5 3 8 4.54 Meningitis 0 0 0 4 4 2.27 Lain-lain 2 3 12 6 23 13.07 Jumlah 112 19 27 18 176 100 Prosentase kematian bayi berdasar usia 66.64 10.79 15.34 10.23 100

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2015

Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2015 sebesar 120.34 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menurun signifikan dibandingkan tahun 2014 dimana AKI di tahun 2014 sebesar 144,31 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu hamil/bersalin/nifas pada tahun 2015 sebanyak 17 orang dan di tahun 2014 sebanyak 20 orang. Dari 17 kematian ibu, penyebab kematian terbesar adalah kasus pre eklampsi/ eklampsi sebanyak 5 (lima) kasus, pendarahan dalam kehamilan 4 (empat) kasus, emboli air ketuban 1 (satu) kasus, encepalitis 1 kasus, cardiomyopatipost partum1 kasus, Sepsis 1 kasus, penyakit jantung 1 kasus dan infeksi an aerob 1 kasus.

(9)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 46

Dalam rangka peningkatan kesehatan ibu, beberapa upaya telah dilakukan di tahun 2015, antara lain :

a. Peningkatan kualitas SDM dengan mengikutsertakan bidan pada Pelatihan Penanganan Gawat Darurat Obstetri dan Neonatal, Pelatihan Asuhan Persalinan Normal, dan Pelatihan Clinical Instructur. Serta peningkatan kompetensi bidan dengan kasus kematian ibu melalui magang di Rumah Sakit Umum Daerah.

b. Peningkatan Manajemen dengan melaksanakan jejaring ibu bayi selamat dan Maternal Mortality Meeting (M3) di tingkat kecamatan dan tingkat desa.Jejaring ibu bayi selamat adalah suatu kegiatan pelayanan kesehatan yang melibatkan semua elemen terkait untuk menyelamatkan ibu hamil, bersalin, dan nifas, beserta bayinya dengan membentuk kemitraan. Strategi yang diterapkan dalam kegiatan jejaring ibu bayi selamat antara lain mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada secara komprehensif, efektif, dan efisien, mengoptimalkan peran seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung program, dan membangun kemitraan dengan membentuk jejaringkomunikasidan informasi yang efektif-efisien. Dalam jejaring ibu bayi selamat kegiatan yang dilaksanakan antara lain deteksi dini ibu hamil resiko tinggi, perencanaan persalinan utamanya yang beresiko, penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal, menyusun dan memberlakukan protap rujukan, menentukan jejaring rujukan dengan rumah sakit, danmemanfaatkan teknologi informasi untuk pelaksanaan program.

Angka Kematian Balita (AKABA) umur 0-5 tahun di tahun 2015 sebesar 12.46 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini meningkat jika dibandingkan tahun 2014 dimana AKABA di tahun 2014 sebesar 10.99 per 1.000 kelahiran hidup.Jumlah balita 0-5 tahun yang meninggal di tahun 2015 sebanyak 176 balita. Sedangkan kematian balita berumur 1-5 tahun yang meninggal pada tahun 2015 sebanyak 18 balita, naik dibandingkan tahun 2014 sebanyak 9 balita. Penyebab kematian 18 balita usia 1-5 tahun antara lain: diare 1 balita, meningitis 4 kasus, gagal jantung /kelainan jantung 2 kasus, kejang demam 2 kasus, pneumonia /BRPN 3 kasus, KEP 1 kasus, gagal ginjal 1 kasus dan lain-lain 4 kasus.

(10)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 47

Tabel III.4

Data Series AKI, AKB, AKABA Kabupaten Semarang Tahun 2011-2015

NO INDIKATOR SATUAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 AKI Per 100.000 KH 146.2 78.01 120.22 144.31 120.34

2 AKB Per 100.000 KH 13.37 13.20 11.95 10.25 11.18

3 AKABA Per 100.000 KH 143.50 14.47 13.44 10.90 12.46

Sumber Dinas Kesehatan Tahun 2015

5. Sasaran 5 :

Terpenuhinya kebutuhan gizi ibu hamil dan menyusui, anak balita serta anak sekolah dasar

No Indikator Kinerja Utama Sat Target 2015 Realisasi Capaian (%)

2014 2015

1 Prosentase balita gizi buruk

mendapat perawatan % 100 100 35.10 100

2 Persentase pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin

% 100 100 0 0

Rata – Rata Capaian Kinerja % 50

Rata Rata Capaian Kinerja Terpenuhinya kebutuhan gizi ibu hamil dan menyusui, anak balita serta anak sekolah dasar pada tahun 2015 sebesar 50 % atau Kurang Baik. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian 2(dua) Indikator Kinerja yang satu telah memenuhi target sedangkan lainnya belum.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal yang kemudian dijabarkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 (Sembilan puluh) hari. Makanan pendamping ASI yang dimaksud dalam indikator SPM ini adalah Makanan Pendamping ASI pabrikan berupa bubuk instan untuk bayi usia 6-11 bulan dan biskuit untuk anak usia 12-24 bulan. Di Kabupaten Semarang belum ada pengadaan Makanan Pendamping ASI pabrikan sehingga untuk indikator Persentase pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin capaiannya adalah 0 % Makanan pendamping ASI yang diberikan di wilayah Kabupaten Semarang berbentuk Makanan Pendamping ASI local.

(11)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 48

6. Sasaran 6 :

Terwujudnyanormakeluargakecil yang berkualitasdansejahtera

No Indikator Kinerja Utama Sat Target 2015 Realisasi Capaian (%)

2014 2015

1 RasioAkseptorKeluargaBeren

cana % 110 80.09 95.48 86.60

2 Rata ratajumlahanak per

keluarga klrg Per 3.22 3.37 3.16 101.89

3 ProsentaseKeluarga Sejahtera Kat. I % 23.2 18,63 18.34 79.05

4 Prosentase Keluarga Pra Sejahtera % 22.1 25.63 25.48 86.73

Rata Rata Capaian 87.62

Rata-rata capaian kinerja IKU yang menggambarkan sasaran strategis Pemerintah Daerah terkait urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera adalah sebesar 87.62% atau dalam kategori Baik. Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian rata-rata target terhadap sasaran dalam tujuan 1 meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat pada sasaran 1.6 yaitu terwujudnya norma keluarga kecil yang berkualitas dan sejahtera dimana hanya 1 indikator yang dapatmemenuhi target. Capaian kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2015.Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) tahun 2015 sejumlah 192.239. Peserta KB aktif sejumlah 159.904 peserta, sedangkan jumlah peserta KB baru mengalami kenaikan yang sebelumnya tahun 2014 berjumlah 23.513 pada tahun 2015 menjadi 23.653 akseptor.Total Fertility Rate (TFR) tahun 2014 sebanyak 1,95 pada tahun 2015 menjadi 1,95.

Pada tahun 2015 telah ditetapkan sasaran peserta KB baru sebesar 29.850 akseptor, sedangkan realisasinya jauh dari target yaitu hanya mencapai 23.653 akseptor atau 79,23%. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab naiknya capaian akseptor baru diantaranya:

a. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam ber-KB

b. Semakin bertambahnya jumlah bidan desa dan dokter yang bersertifikasi c. Meningkatnya kualitas pelayanan KB.

Sedangkan terkait kondisi kependudukan saat ini, jumlah keluarga di Kabupaten Semarang tahun 2015 sebanyak 306.731 KK terdiri dari pra KS berjumlah 78.164 KK sedangkan di tahun 2014 keluarga pra sejahtera sebesar 73.465 atau terjadi peningkatan sebesar 4.699 KK atau sebesar 6,39%. Keluarga Sejahtera I berjumlah 56.257 KK,Keluarga Sejahtera II 74.789 KK. Keluarga

(12)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 49

Sejahtera III 87.827 KK, Keluarga Sejahtera III plus 9.694 KK.

Berdasarkan hasil pendataan tersebut terlihat bahwa 25,48% dari jumlah KK yang ada masih memerlukan penanganan tersendiri,sesuai dengan kewenangan menangani masalah kemiskinan. Terjadinya peningkatan jumlah keluarga Pra sejahtera pada tahun 2015 disebabkan oleh beberapa hal antara lain variabel pada keiukutsertaan masyarakat dalam kegiatan kelompok di masyarakat seperti halnya: keikutsertaan BKB, BKR, BKL, UPPKS, dan PIK remaja. Semakin banyak kegiatan yang diikuti semakin tinggi tahapan keluarga sejahteranya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa meningkatnya jumlah keluarga Pra Sejahtera disebabkan oleh rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan kelompok di masyarakat.

Tabel III.5

Tahapan Keluarga SejahteraTahun 2013-2015

No Uraian KK 2013 % KK 2014 % KK 2015 %

1 Keluarga Pra Sejahtera 64.201 22,76 73.465 25,69 78.164 25,48

2 Keluarga Sejahtera I 70.204 24,89 53.114 18,57 56.257 18,34

3 Keluarga Sejahtera II 57.380 20,34 69.526 24,30 74.789 24,38

4 Keluarga Sejahtera III 82.662 29,30 83.716 19,27 87.827 28,63

5 Keluarga Sejahtera III plus 7.649 2,71 6.195 2,17 9.694 3,17

Jumlah 282.096 100,00 286.016 100,00 306.731 100,00

Sumber:Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan tahun 2015

Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran pemerintah daerah terkait urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera adalah sebagai berikut :

1. Komitmen dari seluruh jajaran mulai dari pengambil kebijakan sampai lini lapangan dalam penggerakan program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera semakin meningkat.

2. Peran serta Institusi Masyarakat Pedesaan khusunya, Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD), Sub PPKBD, Kelompok KB Desa, PIK Remaja, Kelompok Tri Bina plus maupun unsur masyarakat lainnya.

3. Dukungan sarana dan prasarana operasional.

Disamping keberhasilan tersebut, masih terdapat indikator kinerja yang belum dapat memenuhi target, yaitu Rasio Akseptor KB yang capaian kinerjanya sebesar 95,48% dari target sebesar 110%. Tidak maksimalnya capaian indikator kinerja tersebut karena masih banyaknya pasangan usia subur yang tidak ber KB karena alasan ingin anak segera dan ingin anak lagi tetapi ditunda.

Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja IKU pada tahun 2014 maka capaian kinerja IKU pada tahun 2015 mengalami penurunan karena ada

(13)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 50

beberapa IKU yang tidak tercapai. Apabila dibandingkan dengan target kinerja akhir tahun periode RPJMD, maka beberapa capaian kinerja IKU telah melampaui/telah dapat memenuhi, yaitu prosentase keluarga sejahtera I (satu). Namun, dengan memperhatikan kecenderungan kenaikan capaian kinerja IKU 2015 maka target kinerja akhir tahun periode RPJMD IKU 2015 diperkirakan dapat tercapai sedangkan apabila dibandingkan dengan pencapaian SPM Pelayanan Kesehatan pada indicator peserta KB aktifsebesar 70 % padaTahun 2015 maka capaian Pemerintah Kabupaten Semarang tahun 2015 telah melampaui target dengan capaian kinerja sebesar 83,17 % atau 159.904 Peserta Aktif dari 192.239 Pasangan usia subur.

7. Sasaran 7:

Terwujudnya sarana dan prasarana kesehatan di wilayah selatan

No Indikator Kinerja Utama Sat Target 2015 Realisasi Capaian (%)

2014 2015 1 prosentase tahapan pendirian

Rumah Sakit % 100 0 0 0

Rata – Rata Capaian Kinerja 0

Rata-rata capaian kinerja IKU yang menggambarkan sasaran strategis Pemerintah Daerah terkait Terwujudnya sarana dan prasarana kesehatan di wilayah selatan sebesar 0 % atau tidak berhasil. Sebagai upaya mewujudkan sarana parasarana kesehatan diwilayah selatan dengan mengedepankan efektifitas dan efesiensi kinerja anggaran, Pemerintah Kabupaten Semarang menetapkan kebijakan untuk memenuhi pelayanan kesehatan di wilayah selatan, dengan mengembangkan sarana pelayanan kesehatan yang telah ada yaitu Puskesmas Tengaran sebagai puskesmas plus atau diharapkan setara dengan Rumah sakit type D dengan kelengkapan fasilitas yang memadai antara lain :

a. Ketersediaan ruang pelayanan dan Ruang rawat inap yang lebih lengkap dengan gedung menjadi 2 lantai.

b. Ketersediaan alat alat medis penunjang pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.

c. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan penambahan jumlah dokter spesialis yang bertugas di puskesmas tersebut.

Sehingga walaupun secara penganggaran atau pencapaian target RPJMD,progress indicator kinerja utama dimaksud tidak tercapai tetapi pemenuhan sarana dan

(14)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 51

prasarana pelayanan kesehatan masyarakat untuk wilayah selatan diharapkan dapat dipenuhi dengan kinerja diatas.

(15)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 52

Tujuan 2

Mewujudkan masyarakat cerdas, Kreatif, berbudaya,berkarakter dan menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan Ketaqwaan

1. Sasaran 1 :

Meningkatnya akses pelayanan pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing pada semua jenjang pendidikan

R a R a t a -r a t a R

ata-rata capaian kinerja IKU Pemerintah Daerah dimana pengumpulan data kinerjanya menjadi tanggungjawab Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang adalah sebesar 108.42% atau sangat baik.Keberhasilan capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh capaian 11 IKU pada sasaran 1 yang memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2015 pelayanan pendidikan di Kabupaten Semarang secara umum telah melampaui dari target yang ditentukan.

Tercapainya APK APM yang lebih dari 100% menunjukkan bahwa kesadaran untuk berpendidikan di masyarakat tinggi. Tercapainya APK PAUD 54.92% dapat diartikan bahwa sejumlah 54.92% dari jumlah penduduk usia 0-6 tahun telah terlayani di lembaga Pendidikan Anak usia Dini (PAUD).APM SD sejumlah 95,16% menunjukkan bahwa sejumlah 95,16% penduduk berusia 7-12

No Indikator Kinerja Utama Sat Target

2015 Realisasi 2014 2015 Capaian (%)

1 Angka Partisipasi PAUD % 40.92 47.18 54.92 134.21

2 Angka Partisipasi Murni

(APM)

 SD/MI % 93.13 95.15 95.16 100.03

 SMP/MTs % 81.84 81.8 81.81 99.96

 SMA/SMK/MA % 40.1 40.1 43.41 108.25

3 Angka Partisipasi Kasar (APK)

 SD/MI % 104.98 105 104,51 99.55

 SMP/MTs % 96.04 96 96.28 100.25

 SMA/SMK/MA % 52.91 58.64 69.09 114.98

4 Angka Putus Sekolah

 SD/MI % 0.11 0.1 0.09 122.22

 SMP/MTs % 0.21 0.41 0.20 105

 SMA/SMK/MA % 0.7 0.75 0.68 102.94

5 Angka Melanjutkan dari

SD/Mi ke SMP/MTs % 92 91.66 94.16 102.35

Angka Melanjutkan dari

SMP/MTs ke SMA/MA/SMK % 69 75.11 82.61 119.72

Angka Melek Huruf usia > 15

th % 99,98 99.97 99.98 100

(16)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 53

tahun telah terlayani di Sekolah Dasar, APM SMP sebesar 81,81% menunjukkan bahwa sejumlah 81,81% dari penduduk usia 13-15 telah terlayani di jenjang SMP, sedangkan APM SMA/SMK sejumlah 43,41 % menunjukkan bahwa sejumlah 43,41% penduduk usia 16-18 telah terlayani di jenjang pendidikan menengah.Angka Kelulusan dari jenjang SD sampai SMA/SMK telah mencapai di atas 90%, dapat diartikan bahwa di atas 90% peserta didik lulus sekolah di semua jenjang pendidikan.Sedangkan angka putus sekolah tahun 2015 dicapai lebih rendah dari yang ditargetkan. Pada jenjang SD/MI tercapai sebesar 0,09 atau 0.9% dibandingkan dengan target sebesar 0,11% dan jenjang SMP/MTs sebesar 0,20 atau 0.95% dari target 0,21% karena adanya program pemberian beasiswa untuk siswa kurang mampu serta program pemberian BOS dan BOSDA untuk semua siswa. Demikian pula pada jenjang SMA/MA/SMK angka putus sekolah menunjukkan tercapainya target tahun 2015sebesar 0,68 atau 0.97% dari target 0,70% karena mulai tahun 2015 pemberian Dana Operasional Sekolah (BOS) sudah dilaksanakan penuh dan adanya program bea siswa kurang mampu baik dari APBD kabupaten, bantuan Provinsi dan APBN.

Angka melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs sejumlah 94,16 menunjukkan bahwa sejumlah 94,16% lulusan SD/MI meneruskan sekolah ke jenjang SMP/MTs. Angka melanjutkan SMP/MTS ke SMA/SMK sejumlah 82.61 menunjukkan bahwa sejumlah 82.61% lulusan SMA/MTs melanjutkan ke jenjang SMA/SMK. Angka melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs dan SMP/MTs ke SMA/SMA mengalami peningkatan dibandingkatn tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat untuk berpendidikan lebih tinggi.

Angka melek hurus sebesar 99,98 mencerminkan bahwa sejumlah 99,98% penduduk usia di atas 15-59 tahun bisa membaca dan menulis.Capaian ini menunjukkan bahwa Kabupaten Semarang menuju tuntas buta aksara.

Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Mewujudkan masyarakat cerdas, kreatif, berbudaya, berkarakter dan menguasai ilmu pengetahuan tehnologi dan ketagwaan, adalah sebagai berikut :

a. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan kebudayaan semakin meningkat

b. Adanya dana bantuan keuangan bidang pendidikan sejumlah Rp. 13.381.232.000 untuk Program Pendidikan Anak Usia Dini, program Wajib Belajar Sembilan Tahun, Program Pendidikan Menengah, program Pendidikan Non Formal, Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Program Manajemen

(17)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 54

Pelayanan Pendidikan sangat mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan pendidikan

c. Adanya Program Bantuan Operasional Sekolah untuk siswa SD, SMP, SMA dan SMK sangat membantu operasional kegiatan belajar mengajar di sekolah. d. Adanyaprogram bea siswa kurang mampu baik dari APBD kabupaten, bantuan

Propinsi dan APBN.

Ketercapaian IKU Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan bahwa pelayanan pendidikan di Kabupaten Semarang mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu. Dari 13 indikator sebanyak 1 indikator mengalami penurunan yaitu capaian APK SD?MI sebesar 0.49% . Hal ini dikarenakan jumlah siswa SD/MI di Kabupaten Semarang pada tahun pelajaran 2015 mengalami penurunan sebanyak 566 siswa atau 0.53%

Apabila dibandingkan dengan capaian indikator kinerja tingkat Propinsi dan nasional, masih ada beberapa indikator yang masih dibawah capaian tingkat Propinsi dan nasional sebagai berikut :

Tabel III.6

Capaian Kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dibandingkan dengan Realisasi Provinsi dan Nasional

No Indikator Kinerja Utama Sat Target 2015 2014 Realisasi 2015 Capaian (%)

1 Angka Partisipasi PAUD % 40,92 47.18 54,92 134,20

2 Angka Partisipasi Murni (APM)

- SD/MI % 95,13 95.15 95,16 100,03

- SMP/MTs % 81,84 81.80 81,81 99,96

- SMA/SMK/MA % 40,10 40.10 43,41 108,25

3 Angka Partisipasi Kasar (APK)

- SD/MI % 104,98 105.00 104,51 99,55 - SMP/MTs % 96,04 96.00 96,28 100.25 - SMA/SMK/MA % 52,91 58.64 69,09 130,58 4 Angka Kelulusan - SD/MI % 99,98 100.00 100,00 100,02 - SMP/MTs % 99,65 99.99 100,00 100,35 - SMA/SMK/MA % 99,05 99.96 100,00 100,96

5 Angka Putus Sekolah

- SD/MI % 0,11 0.10 0,09 111,11

- SMP/MTs % 0,21 0.41 0,20 105,00

- SMA/SMK/MA % 0,70 0.75 0,68 102,94

6 Rasio ketersediaan

sekolah/penduduk usia sekolah

- SD/MI % 0,80 0.75 0,72 90,00

- SMP/MTs % 0,31 0.28 0,30 96,77

(18)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 55

No Indikator Kinerja Utama Sat Target 2015 2014 Realisasi 2015 Capaian (%)

7 Angka Melanjutkan dari SD/Mi

ke SMP/MTs % 92,00 91.66 94,16 102,35

8 Angka Melanjutkan dari

SMP/MTs ke SMA/MA/SMK % 69,00 75.11 82,61 119,72

9 Angka Melek Huruf usia > 15

th % 99,98 99.97 99,98 100,00

10 Guru yang berpendidikan S1/D-IV

- TK/RA, SD/MI % 61,00 73.76 80,00 131,15

- SMP/MTs % 94,00 90.37 90,39 96,16

- SMA/MA/SMK % 98,00 97.66 97,70 99,69

11 Guru bersertifikat pendidik

- SD % 84,00 60.83 56,10 66,79

- SMP % 86,00 60.49 61.51 70,57

- SMA/SMK % 89,00 38.51 35.83 40,47

12 Ruang kelas SD/MI sesuai

standar % 90,00 91.18 92,00 102,22

13 Ruang kelas SMP/MTs sesuai

standar % 90,00 97.41 97,44 108,27

14 Ruang kelas SMA/SMK sesuai

standar % 41,00 97.98 98,02 239,07

15 Jumlah grup kesenian Group 1.200 2410 2.696 224,67

16 Jumlah gedung kesenian Buah 0 0 1 100,00

17 Jumlah penyelenggaraan

festival seni dan budaya Keg 10 34 34 340,00

18 Jumlah sarana penyelenggaraan

seni dan budaya Buah 5 5 5 100,00

19 Benda, situs dan kawasan cagar

budaya yang dilestarikan Buah 34 85 87 255,88

Rata-rata Capaian Kinerja IKU 121,12

Sumber dinas pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015

Apabila dibandingkan dengan capaian tingkat Propinsi maupun nasional beberapa indikator lebih tinggi, ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan dai Kabupaten Semarang sudah cukup baik. APK disemua jenjang pendidikan lebih rendah dibandingkan capaian Propinsi dan Nasional. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan masih perlu ditingkatkan. Dari tabel di atas diketahui bahwa tidak semua indikator kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang bisa dibandingkan dengan capaian Nasional ataupun Propinsi, hal ini dikarenakan tidak semua indikator Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang menjadi indikator kinerja Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah ataupun indikator kinerja Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

(19)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 56

2. Sasaran 2 :

Meningkatnya jumlah dan kualitas pendidikan baik formal maupun non formal

No Indikator Kinerja Utama Sat Target 2015 Realisasi Capaian (%)

2014 2015

1 Prosentase Ruang kelas sekolah dasar yang sesuai standar ketentuan

% 90 91.18 92 102,22

2 Prosentase Ruang kelas Sekolah menengah yang sesuai standar ketentuan

% 90 97.41 97,44 108,27

3 Prosentase Ruang kelas sekolah menengah atas dan Kejuruan yang sesuai standar ketentuan

% 41 97,98 98,76 240,88

4 Rasio ketersediaan

sekolah/penduduk usia sekolah

 SD/MI % 0,8 0.75 0,72 90,00

 SMP/MTs % 0,31 0.28 0,3 96,77

 SMA/SMK/MA % 0,15 0,15 0,18 120,00

5 Prosentase Angka Kelulusan

- SD/MI % 99,05 99.96 100 100,96

- SMP/MTs % 99,98 100.00 100 100,02

- SMA/SMK/MA % 99,65 99,99 99,99 100,34

Rata – Rata Capaian Kinerja 117.71

Rata – rata capaian kinerja dalam Meningkatnya jumlah dan kualitas pendidikan baik formal maupun non formal adalah sebesar 117.71 % atau SANGAT BAIK. Hal tersebut ditunjukkan oleh capaian 5 (lima) indikator kinerja yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2015, capaian ruang kelas sesuai standar mencerminkan bahwa kondisi ruang kelas di semua jenjang pendidikan lebih dari 90% telah memenuhi standar.

Sedangkan untuk angka kelulusan Pendidikan Khusus mencapai 100% atau kategori sangat baik. Dilihat dari capaian tahun lalu tidak mengalami penurunan, dilihat dari target RPJMD juga telah memenuhi. Capaian ini sama dengan capaian angka kelulusan Pendidikan Khusus tingkat Propinsi. Hal ini didukung oleh adanya bantuan secara langung dari Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah, seperti terlihat pada tabel berikut:

(20)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 57

Tabel III.7

Tingkat Kelulusan pada Pendidikan Dasar, Pertama Dan Menengah No. Jenjang /Indikator Kinerja 2012/ 2013 2013/ 2014 2014/ 2015 +/(-)

I. SD/MI/SDLB 1 Tingkat Kelulusan 100 100 100 0 2 Nilai US 7,64 7,48 7,64 0.16 II. SMP/MTs/SMPLB 1 Tingkat Kelulusan 99.91 99,99 100,00 0.01 2 Nilai UN 7.35 6,69 5.9 (0.79) III. SMA/MA/SMK/SMALB 1 Tingkat Kelulusan 99,97 99,96 100 0.04 2 Nilai UN 7.65 6,51 6.43 (0.08)

Sumber: Dinas Pendidikan & KebudayaanKab Semarang, Tahun 2015

Dari data tersebut di atas di ketahui bahwa tingka kelulusan mengalmi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, namun nilai ujian nasional menunjukkan adanya penurunan pada jenjang pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA. Hal ini dikarenakan adanya perubahan kebijakan dari Pemerintah Pusat (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ) bahwa nilai hasil ujian nasional tidak mempengaruhi kelulusan peserta didik berdampak pada menurunnya semangat belajar siswa juga karena adanya kebijakan nasional bahwa prosentase soal yang dikatagorikan sulit naik 10% dan pelaksanaan tryout tingkat kabupaten hanya satu kali. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya koordinasi lebih intensif dalam peningkatan mutu dengan Kemenag, peran serta antara siswa, guru, orang tua,sekolah dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta menambah anggaran untuk kegiatan tryout lebih dari satu kali.

Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Meningkatnya jumlah dan kualitas pendidikan baik formal maupun non formal, adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan try out ujian untuk siswa SD, SMP, SMA/SMK, yang didanai adri APBD II Kabupaten Semarang serta sosialisasi persiapan Ujian Nasional mendukung tercapainya tingkat kelulusan siswa di semua jenjang pendidikan. b. Adanya Dana Alokasi khusus Bidang Pendidikan untuk SD, SMP, SMA/SMK

pada tahun 2015 untuk rehabilitasi ruang kelas, pemenuhan sarana prasarana dan peningkatan mutu pendidikan sejumlah Rp. 10.943.470.000 sangat mendukung proses pembangunan pendidikan di Kabupaten Semarang.

c. Adanya dana bantuan keuangan bidang pendidikan sejumlah Rp. 13.381.232.000 untuk Program Pendidikan Anak Usia Dini, program Wajib

(21)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 58

Belajar Sembilan Tahun, Program Pendidikan Menengah, program Pendidikan Non Formal, Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan sangat mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan pendidikan

Tabel III.2

Capaian Kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dibandingkan dengan Realisasi Provinsi dan Nasional

3. Sasaran 3 :

Tersedianya tenaga pendidikan dan tenaga kependididkan yang memenuhi kompetensi yang memiliki intellengence quotient (daya tangkap),emotional quotient (kecerdasan emosional),spiritual quotient (kecerdasan spiritual)

N

o Indikator Kinerja Utama Sat Target 2015 2014 Realisasi 2015 Capaian (%)

1 Guru yang berpendidikan

S1/D-IV

 TK/RA, SD/MI % 61 73.76 80.00 131.15

 SMP/MTs % 94 90.37 90.39 96.16

 SMA/MA/SMK % 98 97.66 97.70 99.69

2 Prosentase Guru bersertifikat pendidik

- SD/MI % 84 60.83 56.10 66.79

- SMP/MTs % 86 60.49 60.49 70.75

- SMA/SMK/MA % 89 38.51 36.02 40.47

3 Jumlah tenaga pendidik yang

mengikuti diklat//pelatihan org 6.901 5.229 4750 68,83

Rata – Rata Capaian Kinerja 84,26

Rata – rata capaian kinerja dalam Tersedianya tenaga pendidikan dan tenaga kependididkan yang memenuhi kompetensi yang memiliki intellengence quotient (daya tangkap),emotional quotient (kecerdasan emosional),spiritual quotient (kecerdasan spiritual) adalah sebesar 84,26 % atauCukup.Hal tersebut

Urusan Dan Indikator Sat Capaian 2015 Prov. Jateng Capaian tahun 2015 1 Angka Kelulusan

 SD/MI % 100.00 99.95

 SMP/MTs % 100.00 99.98

 SMA/SMK/MA % 100.00 99.94

2 Ruang kelas SD/MI sesuai standar % 92.00 95.02

3 Ruang kelas SMP/MTs sesuai

standar % 97.44 98.82

4 Ruang kelas SMA/SMK sesuai

(22)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 59

dilihat dari capaian 3 (dua) indikator kinerja yang tidak dapat memenuhi target. Capaian kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2015 kualifikasi dan kompetensi pendidik masih perlu ditingkatkan,

Sampai dengan tahun 2015 jumlah guru yang telah memenuhi kualifikasi D4/S1 sebanyak 10.324 guru SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK ( 88,57 %) dari jumlah guru sebanyak 11.656 guru.Guru yang telah bersertifikat sebanyak 4.987 guru SD, SMP, SMA dan SMK ( 53,12 %) dari jumlah guru sebanyak 9.388. Hal ini menunjukkan belum terpenuhinya kualifikasi S1/DIV sesuai dengan ketentuan UU 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Apabila dibandingkan dengan capaian guru berkualifikasi pendidik S1/D4 Kabupaten Semarang lebih rendah daripada capaian propinsi dan nasional, hal ini di karenakan beberapa faktor diantaranya karena guru yang belum berkualifikasi S1/D4 rata-rata adalah guru yang memasuki usia pensiun, sehingga motivasi untuk berpendidikan lebih tinggi kurang. Disamping itu tidak adanya dana bantuan dari APBD II untuk peningkatan kualifikasi Pendidik ini juga menjadi salah satu faktor tidak tercapainya indikator kinerja ini.. Apabila dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya, indikator sasaran ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya tetapi apabila dibandingkan dengan target akhir tahun RPJMD indikator untuk kualifikasi pendidik S1/D4 belum tercapai khusunya untuk guiru berkualifikasi S1/D4 SMP/MTS dan SMA/SMK/MA.

Sedangkan capaian angka sertifikasi pendidik untuk jenjang SD sejumlah 3.019 dari 5.381 guru atau 56.10% telah bersertifikat pendidik, untuk jenjang SMP sejumlah 1.275 dari 2.073 guru atau 61.51% telah bersertifikat pendidik, dan untuk jenjang SMA/SMK sejumlah 693 dari 1.934 guru atau 5.83% telah bersertifikat pendidik.dilihat dari capaian tersebut,total 11.656 orang Jumlah tenaga pendidik yang telah mengikuti diklat peningkatan kompetensi guru pada tahun 2015adalah 4.750 atau hanya 40,75 %.

Disamping keberhasilan tersebut, namun masih terdapat indikator kinerja yang belum dapat memenuhi target, yaitu Prosentase Guru bersertifikat pendidikSMA/SMK/MA yang capaian kinerjanya sebesar 36.02% dari target sebesar 78,00%. Tidak maksimalnya capaian indikator kinerja tersebut sebagaimana seperti yang ditargetkan RPJMD karenaproses sertifikasi tenaga pendidik yang sebelumnya dengan metode portofolio, apabila tidak lulus baru mengikuti PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) namun saat ini semua harus melalui metode PLPG dan didahului dengan uji kompetensi awal (UKA) secara online, sehingga jumlah guru

(23)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 60

yang lulus sertifikasi tidak bisa sesuai dengan target namun hal ini lebih disebabkan karena kurangnya sosialisasi terkait penerapan sistem penilaian baru kepada pada peserta sertifikasi. Dan proses sertifikasi setiap tahun metodenya semakin sulit sehingga menuntut peningkatan kompetensi dan kapasitas sumber daya manusia yang mampu beradaptasi mengikuti perkembangan dan tuntutan dunia pendidikan secara aktif.

4. Sasaran 4 :

Tersedianya sekolah sekolah kejuruan yang sinergi dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industry

No Indikator Kinerja Utama Sat Target 2015 Realisasi Capaian (%)

2014 2015

1 Prosentase kurikulum pendidikan

kejuruan yang berbasis industri % 100 100 100 100

2 Prosentase ketersediaan

laboratorium industri pada

persekolahan

%

100 95,1 90,91 90,91

Rata – Rata Capaian Kinerja 95,45

Rata – rata capaian kinerja dalam adalah sebesar 95,45 % atau baik. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2015, dari 44 Sekolah Menengah Kejuruan telah menerapkan kurikulum pendidikanberbasis industri namun hanya 40 sekolah menengah Kejuruan yang memiliki laboratorium industri, sehingga apabila dibandingkan dengan tahun 2014, capaian ini mengalami penurunan..Penurunan ini dikarenakan adanya SMK baru yang beroperasional pada tahun 2015 belum dilengkapi dengan laboraturium industri yang memadai. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran tersedianya sekolah sekolah kejuruan yang sinergi dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan respon Sekolah Menengah Kejuruan sehingga mempunyai prospektif sebagai pendidikan yang mampu diberdayakan dan berkelanjutan. 2. Terwujudnya pembangunan sistem manajemen mutu dan peningkatan standar

kualifikasi lulusan;

3. Peningkatan kerjasama dengan pihak industri untuk bisa terlibat dalam evaluasi kualitas pendidikan;

4. Meningkatnya fasilitasi dalam pemberian pelatihan dan penngkatan kualitas serta kompetensi tenaga pendidik.

(24)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 61

5. Sasaran 5 :

Tersedianya tenaga kerja terampil dan berkualitas sesuai kebutuhan serta memiliki daya saing

No Indikator Kinerja Utama Sat Target 2014 Realisasi Capaian (%)

2014 2015 1 Prosentase Tenaga Kerja yang

Mendapatkan Pelatihan Berbasis Kompetensi

%

48 70 48 100

Rata – Rata Capaian Kinerja 100

Rata – rata capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Semarang dalam Tersedianya tenaga kerja terampil dan berkualitas sesuai kebutuhan serta memiliki daya saing pada tahun 2015 adalah sebesar 100 % atau baik. Keberhasilan tersebut ditunjukkan oleh capaian satu indikator kinerja yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2015, dari 48 orang pendaftar pelatihan dengan basis masyarakat juja 48 orang atau 100% yang diterima mengikuti pelatihan kerja, capaian ini meningkat dibandingkan dengan realisasi jumlah pendaftar yang diterima mengikuti pelatihan pada tahun 2014 yang sebesar 70 %.

Berikut merupakan daftar capaian dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten semarang dalam memfasilitasi peningkatan kualitas sumber daya ketenagakerjaan melalui pelatihan :

Tabel III.3

Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan

Tahun Tenaga kerja yang

dilatih Pendaftar pelatihan tenaga kerja

2011 324 540

2012 368 600

2013 100 160

2014 32 46

2015 190 190

Sumber Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi tahun 2015

Selama Tahun 2014 telah dilaksanakan pelatihan-pelatihan dalam rangka menyediakan tenaga kerja yang kompeten dan produktif sesuai dengan pasar kerja nasional dan luar negeri sebagaimana tabel berikut:

Tabel III.4

Jenis Dan Jumlah Peserta Pelatihan Yang Dilaksanakan Dinas

No Pelatihan Ketrampilan Satuan 2013 2014 2015

1 Menjahithigh speed Orang 60 72 56

(25)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 62

No Pelatihan Ketrampilan Satuan 2013 2014 2015

3 Mekanik mobil Orang 0 0 0

4 Las listrik/karbit Orang 40 0 0

5 Bordir Orang 20 20 36

6 Sablon Orang 40 0 0

7 Potong rambut Orang 0 0 0

8 Pembuatan rambut palsu/Wig Orang 20 40 40

9 Aneka kerajinan (pembuatan

boneka) Orang 0 0 0

10 Tata rias pengantin Orang 0 0 0

11 Pembuatan jamur Orang 0 20 20

12 Aneka makanan Kecil Orang 0 0 0

13 Service HP Orang 0 20 20

Sumber Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi tahun 2015

Dengan melihat tabel diatas bahwa jumlah pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan pada Tahun 2015 ada pelatihan yang mengalami peningkatan dibanding tahun 2014 yaitu pelatihan ketrampilan bordir, sedangkan pelatihan menjahit high speed mengalami penurunan dan pembuatan rambut palsu/wig, pelatihan pembuatan jamur dan Service HP. Hal ini yang banyak diminati oleh masyarakat Kabupaten Semarang.

Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Tersedianya tenaga kerja terampil dan berkualitas sesuai kebutuhan serta memiliki daya saing adalah sebagai berikut

a. Peningkatan sarana prasarana pelatihan kerja yang memadai. b. Pemenuhan instruktur kerja yang berkompeten dibidangnya.

c. Peningkatan kualitas materi pelatihan melalui kerjasama aktif dengan perusahaan perusahaan serta sektor usaha yang membutuhkan tenaga kerja. Namun, dengan memperhatikan capaian kinerja IKU Prosentase Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis Kompetensi maka target kinerja akhir tahun periode RPJMD dan SPM tingkat nasional Bidang ketenagakerjaan sebesar 75 % diperkirakan indikator kinerja Prosentase Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis Kompetensi dapat tercapai karena pada akhir tahun 2015.

6. Sasaran 6 :

Tumbuhnya sikap dan perilaku kewirausahaan masyarakat sehingga mampu menciptakan lapangan kerja.

No Indikator Kinerja Utama Sat Target

2015 2014 Realisasi 2015 Capaian (%) 1 Jumlah industri Rumah

Tangga 10.368 10.368 9.558 101

2 Jumlah Industri Kecil

(26)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 63

No Indikator Kinerja Utama Sat Target

2015 2014 Realisasi 2015 Capaian (%)

3 Jumlah Tenaga Kerja

Sektor Industri 102.534 102.864 94.821 92.48

Rata – Rata Capaian

Kinerja 97.8

Rata – rata capaian kinerja Pemerintah Daerah dalam Tumbuhnya sikap dan perilaku kewirausahaan masyarakat sehingga mampu menciptakan lapangan kerja pada tahun 2015 adalah sebesar 97.8% atau baik. Keberhasilan tersebut ditunjukkan oleh capaian 3 (tiga) indikator kinerja yang telah dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2015, sebagai upaya menumbuhkan sikap dan perilaku kewirausahaan masyarakat, jumlah industri kecil Menengah di Kabupaten Semarang bertambah unitnya dibandingkan dengan ketersediaanya pada tahun 2014 sedangkan industri rumah tangga tidak mengalami penambahan unit usahanya.

Pertumbuhan industri diukur dari penerbitan Tanda Daftar Industri (TDI) Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu dan pada tahun 2015 ini hanya diterbitkan sebanyak38 buah TDI baru. Pertumbuhan industri di Kabupaten Semarang hanya mencapai 2,30% dari target 6,77% yang telah ditetapkan. Sedangkan bila dibandingkan dengan capaian tahun 2013 yang mencapai 2,60%, pertumbuhan industri Tahun 2014 menurun sebesar 11,56%. Kurangnya pencapaian target pertumbuhan industritahun 2014 ini disebabkan adanya salah satu persyaratan TDI yang harus melampirkan IMB, HO, dan UKL/UPL, sehingga banyak pengusaha Industri Kecil yang tidak mampu mengurus TDI. Padahal sesuai dengan Perda No. 4 Tahun 2004 dan Peraturan Menteri Perindustrian No.41/M-IND/PER/6/2008 Tahun 2008, hal ini tidak dipersyaratkan. Pada Tahun 2014 ini hanya diterbitkan sebanyak38 buah TDI baru.

Tabel .III 5

Industri Berdasarkan Skala Produksi Di Kabupaten Semarang

No Uraian Tahun

2014 2015

1 Indutri Rumah Tangga

Unit Usaha 9.558 9.558 Tenaga Kerja 17.016 17.016 Nilai Produksi 162.812.977.306 162.812.977.306 2 Indutri kecil Unit Usaha 1.614 1.660 Tenaga Kerja 13.161 13.483

(27)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 64 Nilai Produksi 590.427.036 601.999.445 3 Indutri Menengah Unit Usaha 190 194 Tenaga Kerja 72.278 72.482 Nilai Produksi 3.067.129 3.202.629

Sumber Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan tahun 2015

Tabel III.6

Industri Kecil di Kabupaten Semarang

No Jenis Produksi satuan 2014 2015

1 Industri Makanan /Minuman unit 554 471

2 Industri Kayu unit 119 110

3 Industri Logam unit 98 62

4 Industri KainTenun unit 3 1

5 Industri Gerabah dll unit 14 0

6 Industri pengolahan kulit unit 8 8

7 Industri Furniture unit 201 217

8 Industri percetakan unit 56 53

Sumber Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan tahun 2015

Terkait penyerapan tenaga kerja sektor industri di Kabupaten Semarang mengalami penurunan 0,08 % pada tahun 2015 dibandingkan dengan penyerapan tahun 2014 yang terdata sebanyak 102.864 orang tenaga kerja.

Tabel III.7

Penyerapan Tenaga Kerja pada sektor Industri di Kabupaten Semarang

No Jenis industri satuan 2014 2015

1 Industri Kecil Orang 12.049 13.483

2 Industri Besar Orang 72.290 72.183

3 Industri Industri Rumah Tangga Orang 18.525 17.016

Sumber Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan tahun 2015

Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Tumbuhnya sikap dan perilaku kewirausahaan masyarakat sehingga mampu menciptakan lapangan kerja adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya orientasi dalam berinovasi masyarakat untuk menciptakan peluang usaha

2. Fasilitasi dari pemerintah daerah dalam mengembangkan kreatifitas usaha melalui pembinaan dan pameran produk industi local

3. Pemberian modal usaha bagi industri rumah tangga serta pelaksanaan fasilitasi terhadap pemasaran produk serta kerjasama usaha.

(28)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 65

7. Sasaran 7 :

Terwujudnya sinergitas antara pemerintah, lembaga social kemasyarakatan dan keagamaan dalam pendidikan budi pekerti, budaya dan agama

No Indikator Kinerja Utama Sat Target 2015 Realisasi Capaian (%)

2014 2015

1 Cakupan ketersediaan sarana dan

prasarana pertunjukan kesenian ged 5 1 1 100

2 Cakupan pembinaan organisasi

kesenian grup 1200 1132 1200 100

3 Jumlah Organisasi Kepemudaaan kel 18 21 18 100

4 Jumlah Organisasi Olahraga kel 150 194 199 132

5 Jumlah pencapaian prestasi olahraga

tingkat provinsi Kejua raan 12 12 16 130

6 Jumlah pencapaian prestasi Olah raga

tingkat nasional Kejua raan 6 6 15 250

Rata – Rata Capaian Kinerja 135

Rata-rata capaian sasaran Terwujudnya sinergitas antara pemerintah, lembaga social kemasyarakatan dan keagamaan dalam pendidikan budi pekerti, budaya dan agama di Tahun 2014 adalah sebesar 135% atau Sangat Baik. Capaian kinerja tersebut ditunjukkan oleh 6 capaian IKU.

Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Terwujudnya sinergitas antara pemerintah, lembaga social kemasyarakatan dan keagamaan, adalah sebagai berikut :

a. Target kinerja yang dicapai adalah target peran serta OKP/KWP yang mengikuti kegiatan event Nasional, Provinsi dan Kabupaten. Capaian tahun 2015 terjadi peningkatan dari target 18 tercapai 31, hal tersebut karena adanya event di tingkat Provinsi yang banyak melibatkan OKP/KWP.

b. Prestasi Olah Kabupaten Semarang mengalami peningkatan dibanding tahun 2014. Kejuaran yang diikuti antara lain Pekan Olah Raga Pelajar Daerah (POPDA), Pekan Olah Raga Pelajar Nasional (POPNAS), Kejuaraan Daerah (Kejurda) maupun Kejuaran Nasional (Kejurnas) dan kejuaraan Internasional. Jumlah total medali yang diperoleh : Tahun 2015 berjumlah 198 medali, terdiri dari 70 medali emas, 57 medali perak dan 71 medali perunggu. Tahun 2014 berjumlah 115 medali, terdiri dari 52 medali emas, 35 medali perak dan 28 medali perunggu. Tahun 2013 berjumlah 175 medali, terdiri dari 48 medali emas, 55 medali perak dan 72 medali perunggu. Dibandingkan tahun 2012 yang memperoleh 163 medali.

(29)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 66

c. Jumlah klub olahraga di tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi 155 klub yang semula di tahun 2014 sebanyak 154 klub olahraga. Target 2015 adalah 150 klub. Kenaikan jumlah organisasi yang melebihi target yang ditentukan dikarenakan di Kabupaten Semarang telah diresmikan Cabang Olahraga PBTI (Persatuan Bola Tangan Indonesia) yang berdampak pada penambahan jumlahn klub.

Disamping keberhasilan tersebut, masih terdapat indikator kinerja yang belum dapat memenuhi target, seperti :

a. Jumlah organisasi Pemuda tahun 2015 menurut data berjumlah 18 organisasi terdiridari 27 Organisasi Kelompok Kepemudaan (OKP) dan 19 Kelompok Wirausaha Pemuda (KWP). Jumlah Organisasi tahun 2014 sebanyak 21 organisasi sehingga tahun 2015 mengalami penurunan sebanyak 4 organisasi. Jumlah Organisasi tahun 2015 sebanyak 18 organisasi mengalami penurunan sebanyak 4 organisasi, jika dibandingkan tahun 2014, hal tersebut disebabkan karena OKP belum menyesuaikan Undang-undang nomor 40 tentang Kepemudaan, kurang aktif pindah diluar Kabupaten Semarang sehingga organisasi kelompok Kepemudaan (OKP) kurang berkembang.

Tabel III.8

Jumlah Organisasi Kepemudaan Kabupaten Semarang Tahun 2013 – 2015

NO ORGANISASI TAHUN 2013 2014 2015 1 GP ANSOR 1 1 1 2 DPD PEMUDA MUHAMMADIYAH 1 1 1 3 DPD NASYIATUL AISYIAH 1 1 1 4 PC IPNU 1 1 1 5 PC IPPNU 1 1 1

6 PEMUDA PANCA MARGA 1 1 1

7 PEMUDA PANCASILA 1 1 1

8 DPD AMPI 1 - -

9 DPC GM FKPPI 1 1 1

10 DPC PEMUDA KA’BAH 1 1 1

11 Gerakan Muda Pembangunan Indonesia 1 1 -

12 AMPG 1 1 1

13 BM PKPI 1 1 1

14 BM Penegak Keadilan 1 - -

15 BM PAN 1 1 1

16 Satuan Pelajar & Mahasiswa Pemuda

Pancasila 1 - -

17 Fatayat 1 1 -

18 Pemuda Persatuan 1 - -

(30)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 67

NO ORGANISASI TAHUN

2013 2014 2015

20 Taruna Merah Putih 1 - -

21 Banteng Muda Indoensia 1 1 1

22 Badan Koordinasi Remaja Masjid 1 1 1

23 Ikatan Pelajar Muhammadiyah 1 1 1

24 Garda bangsa 1 1 -

25 Gema MKGR 1 1 1

26 GM Kosgoro 1 1 1

27 MAPANCAS 1 - -

JUMLAH 27 21 18

Sumber data :Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Tahun 2015

Tabel III.9

Daftar Kelompok Pemuda Produktif (KUPP) Kabupaten Semarang Tahun 2014

No Nama KUPP Jenis Usaha Alamat

1 “Syarina

Production“ Kerajinan Enceng Gondok Ds. Kebondowo Kec. Banyubiru

2 “Bangkit“ Budidaya Jamur

Kuping Dsn. Sedono Genting Kec.Jambu

3 “Melati Muda

Tani“ Budidaya Ikan Kel. Kupang Kec.Ambarawa

4 “Tri Karya“ Pembibitan Ikan Lele RT.5/RW.2 Dsn Samban

Kec. Bawen 5 “Taruna Karya

Mandiri“ Jasda Komputer Jln. Moh yamin RT.4/RW 1 Kec, Ungaran Barat

6 “Ungaran Barat” Otomotif

Perbengkelan Karang Taruna Kec. Ungaran Barat

7 “Mekar Jaya” Konveksi/Garmen Pendem RT4/RW3

Kec.Bandungan

8 “Arisda” Tanaman Hias bunga

potong Kel.Bandungan

9 “Nyi Ageng

Pandanaran” Batik Ds. Gemawang Kec.Jambu

10 “Alam Cipta

Karya “ Kerajinan Ds. Kuwarasan Kec.Jambu

11 “Wirausaha Cinta

Karya” Pengolahan Sabun Susu Herbal Ds. Wates Kec. Getasan

12 “Mina Sejahtera Perikanan Air Tawar Ds. Mlilir Kec. Bandungan

13 “Khanza” Bengkel AC dan

Power Steering Jl. Diponegoro no.52 Ungaran

Sumber data :Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Tahun 2015

Dengan adanya Kelompok Usaha Pemuda Produktif ini diharapkan dapat meningkatan kemampuan wirausaha mandiri dikalangan generasi muda dalam kegiatan perekonomian masyarakat, dan generasi dalam pengembangan produk-produk olahan dan karya pemuda.

Jumlah organisasi olah raga di Kabupaten Semarang tahun 2015 sebanyak 155 organisasi mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2014

(31)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 68

sejumlah 154. Hal ini karena ada organisasi olahraga yang baru yaitu cabang olahraha PBTI (Persatuan Bola tangan Indonesia) yang saat ini sudah terdaftar 2 club.

Tabel III.10

Organisasi Olah Raga Kabupaten Semarang Tahun 2013 – 2014 No Uraian Tahun 2013 2014 2015 1 Anggar 1 1 1 2 Angkat Besi 1 1 1 3 Atletik 7 1 7 4 Gerak Jalan 6 1 6 5 Balap Sepeda - - - 6 BaseBall/Softball 1 1 1 7 Bola Basket 9 1 9 8 Billyard 6 1 6 9 Bola Volley 20 1 20 10 Bulu Tangkis 7 1 - 11 Catur 6 1 8 12 Tenis Lapangan 4 1 6 13 Menembak 2 1 - 14 Sepak bola 25 1 - 15 Tenis meja 4 1 - 16 Karate 34 1 5 17 Taekwondo 60 1 2 18 Judo 1 1 - 19 Balap Motor - 1 - 20 Tinju - 1 25 21 Drumband - 1 4 22 Pencak Silat - 1 34 23 Sepak Takraw - 1 60 24 Renang - 1 1 25 Sepatu Roda 1 1 1 26 Dansa 1 1 1 27 Wushu 1 1 - 28 Senam 1 1 1 JUMLAH 198 194 199

(32)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 69

Tujuan 3

Meningkatnya Kegiatan Usaha Daerah Dengan Memanfaatkan Sumber Daya Local

1. Sasaran 1 :

Terwujudnya sentra/klaster usaha skala umkm dengan produk khas daerah yang memiliki daya saing

No Indikator Kinerja Utama Sat Target 2014 Realisasi Capaian (%)

2014 2015

1 Jumlah UMKM yang aktif unit 26.561 63.146 63.146 237.7

2 Jumlah sentra /klaster skala

UMKM % 8.302 7.278 10.173 122.5

Rata – Rata Capaian Kinerja 180

Rata – rata capaian kinerja Terwujudnya sentra/klaster usaha skala umkm dengan produk khas daerah yang memiliki daya saing pada tahun 2015 adalah sebesar 360.2% atau sangat baik.

Faktor– faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Terwujudnya sentra/klaster usaha skala umkm dengan produk khas daerah yang memiliki daya saing adalah sebagai berikut :

Jumlah UMKM mengalami kenaikan yang signifikan disebabkan oleh penyesuaian data UMKM dari BPS hasil sensus ekonomi sejumlah 63.146 UMKM. Sesuai dengan UU No. 20 Tahun 1998 yang disebut UMKM adalah semua usaha produktif yang menghasilkan barang / jasa oleh perorangan / badan usaha yang kriterianya dibatasi oleh asset dan omzet. Sensus ekonomi baru akan dilaksanakan kembali pada tahun 2016 sehingga data untuk tahun 2015 belum mengalami perubahan. Untuk indikator jumlah UMKM yang terbina di tahun 2015 melebihi target dikarenakan intensitas dan kualitas pembinaan UMKM semakin meningkat serta adanya kerjasama dengan PT, Lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan swasta, dan adanya tenaga pendamping UMKM yang difasilitasi oleh dana APBN. Keberhasilan kinerja tersebut didukung oleh 8 kegiatan yaitu :

a. Kegiatan Fasilitasi pengembangan usaha kecil dan menengah b. Kegiatan Memfasilitasi peningkatan kemitraan usaha bagi UMKM c. Kegiatan Fasilitasi pengembangan sarana promosi hasil produksi d. Kegiatan pelatihan manajemen pengelolaan koperasi / KUD e. Kegiatan Sosialisasi dukungan informasi penyediaan permodalan f. Kegiatan Pengembangan sarana pemasaran produk UMKM g. Kegiatan Jaringan kerjasama antar lembaga

(33)

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015| 70

h. Kegiatan Sosialisasi prinsip – prinsip pemahaman perkoperasian

Disamping factor-faktor pendukung keberhasilan masih terdapat pula kendala seperti :

a. Keterbatasan SDM dan sarana prasarana.

b. Karena sifatnya non formal, maka tidak ada kewajiban untuk melapor perkembangan usahanya kepada SKPD terkait (pemerintah), sehingga ada kendala kesulitan mendapatkan data bagi usaha baru atau yang sudah berhenti.

2. Sasaran 2 :

Terwujudnya kawasan industry yang menyerap tenaga kerja lokal

No Indikator Kinerja Utama Sat Target

2015 Realisasi Capaian

(%) 2014 2015

1 Jumlah Kawasan Industri lok 3 3 3 100

2 Prosentase Penyerapan Tenaga

Kerja Lokal % 21.25 69,1 82.66 389

Rata – Rata Capaian Kinerja 244

Rata – rata capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang dalam Terwujudnya kawasan industry yang menyerap tenaga kerja local pada tahun 2015 adalah sebesar 244 % atau sangat baik. Capain tersebut ditunjukkan oleh pencapaian 2 (satu) indikator kinerja yang dapat memenuhi target. Keberhasilan kinerja tersebut mencerminkan bahwa pada tahun 2015, Ketersediaan kawasan industri di Kabupaten Semarang yang lokasi di Kecamatan Pringapus, Kecamatan Tengaran dan Kecamatan Bawen mampu menyerap secara maksimal target pemenuhan tenaga kerja lokal pada tahun 2015 mencapai 191.649 tenaga kerja. Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan capaian kinerja sasaran Terwujudnya kawasan industry yang menyerap tenaga kerja local adalah Meningkatnya jumlah ketersediaan sumber daya tenaga kerja local yang berkualitas dan berkompeten. 3. Sasaran 3 :

Meningkatnya akses petani terhadap sarana produksi, modal dan pemasaran

No Indikator Kinerja Utama Sat Target

2014 2014 2015 Realisasi Capaian (%) 1 Prosentase peningkatan produksi

Petani % 0,56 0.69 0.88 157

2 Jumlah ketersediaan GAPOKTAN

Gambar

Tabel III.1  Fasilitas Kesehatan
Tabel III.2
Tabel III.3
Tabel III.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kelemahan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta saat ini adalah sebagai berikut: (1) pengembangan kampus belum terpadu dan memperhitungkan

Berikut tahapan-tahapan dari perancangan basis data yang dibahas pada perancangan Sistem Informasi pengadaan barang di perusahaan kontraktor CV.Majapahit,

Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Saham Asing, Kepemilikan Saham Publik dan Komite Audit memiliki

Adanya proses meraih tujuan, perencanaan, monitor, penyesuaian, implementasi, pengoperasian dengan batasan-batasan tertentu, dan terprediksi secara terus menerus dalam

Seleksi Calon Peserta PBSB adalah suatu sistem rekruitmen bagi calon peserta PBSB, dimana PBSB adalah program pemberian bantuan beasiswa dan pembinaan bagi santri

Komputer bisa mengerti tentang program yang ditulis dengan menggunakan perangkat lunak bahasa pemrograman karena masing-masing perangkat lunak bahasa pemrograman dilengkapi

Selanjutnya dilakukan penelitian dengan metode kuanlitatif, dimulai dari pendekatan penelitian, menentukan sumber data, menentukan instrumen penelitian dan langkah kerja

Tembaga ini akan menjadi lebih keras dengan tegangan yang tidak dapat direduksi oleh temperature penyolderan, penimahan (Tining) atau proses lain