• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Religiusitas dengan Subjective Well Being Pada Pensiunan - Ubaya Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara Religiusitas dengan Subjective Well Being Pada Pensiunan - Ubaya Repository"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

xix  

ILHAMI SEPTI PRATIWI. (2015). “Hubungan Antara Religiusitas Dengan Subjective Well Being Pada Pensiunan”. Skripsi Sarjana S1. Surabaya: Fakultas Psikologi Univeritas Surabaya.

ABSTRAK

Pada usia dewasa madya subjective well being memiliki peranan yang penting karena pada usia tersebut merupakan masa-masa dimana seseorang akan mengalami banyak krisis dan perubahan dalam hidupnya dan sebagai persiapan untuk menuju masa lansia. Ada banyak faktor yang memengaruhi subjective well being, salah satunya adalah faktor religi (agama). Agama mempunyai banyak peranan yang sangat penting dalam pencapaian kebahagiaan individu. Untuk memenuhi religiusitas secara utuh, setiap umat beragama harus memenuhi dimensi-dimensi belief, practice, experience, knowledge, dan consequence. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan subjective well being pada pensiunan. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan menghasilkan sebanyak 40 orang partisipan. Teknik analisis data menggunakan analisis parametrik yaitu analisis product moment. Dengan menggunakan teknik analisis korelasi product moment diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan antara religiusitas dengan subjective well being pada pensiunan, dengan nilai r = 0,607, sig = 0,000. Semakin tinggi religiusitas subjek, maka semakin tinggi subjective well being subyek. Sebaliknya, semakin rendah religiusitas subjek, maka semakin rendah subjective well being subjek. Sumbangan efektif dari variabel religiusitas terhadap subjective well being 36,8%.

Kata kunci: subjective well being, religiusitas, dewasa madya, pensiun

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga hipotesis yang diajukan diterima, dapat dikatakan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara subjective well-being dengan kepuasan kerja guru honorer.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara self esteem dengan subjective well being pada siswa smk. Hal ini berarti semakin

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan : (1) Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara self esteem dengan subjective well being pada siswa

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris: 1) hubungan antara penyesuaian diri dengan meningkatnya subjective well being pada penyandang tunadaksa;

Hasil analisis korelasi parsial menunjukkan bahwa ada hubungan antara regulasi emosi dengan subjective well-being dengan koefisien korelasi parsial sebesar 0,540,

Menyatakan bahwa penelitian yang peneliti buat dengan judul “Pengaruh Religiusitas terhadap Kepuasan Pernikahan Mahasiswi yang Telah Menikah dengan Mediasi Subjective Well-Being”

Perasaan- perasaan atau emosi yang dirasakan oleh sembilan karyawan bagian produksi tersebut berkaitan dengan aspek afektif dari subjective well-being dimana

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan subjective well-being pada dewasa madya penderita diabetes mellitus tipe II.. Penelitian