• Tidak ada hasil yang ditemukan

LPSE Universitas Negeri Medan RKS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LPSE Universitas Negeri Medan RKS"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PERSYARATAN UMUM

1. Peraturan-Peraturan Umum

Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan mengikuti ketentuan-ketentuan yang tersebut dibawah ini dan dianggap penyedia jasa pemborongan telah mengetahui dan memahami termasuk jika ada perubahan dan tambahan, yaitu :

a. Algeme Voorwarden 1941 (AV. 1941)

b. Standard Konstruksi Struktur Nasional Indonesia 1991 (SKSNI 1991)

c. Peraturan Muatan Indonesia (PMI)

d. Peraturan Bahan Bangunan Indonesia (PBBI)

e. Pedoman Plumbing Indonesia 1979

f. Peraturan Beton Indonesia ( PBI 1971)

g. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja

h. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

i. Surat Keputusan Dirjen Cipta Karya No. 295/KPTS/CK/1997, tanggal 1 April 1997, tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara

j. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa konstruksi

k. Larangan penggunaan tenaga kerja dibawah umur

l. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat.

2. Lingkup Pekerjaan

Secara umum pekerjaan yang dicakup dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan mayor,sedangkan pekerjaan minor dianggap kontraktor telah memahami dan mengetahui spesifikasi yang lazim berlaku di Indonesia. Adapun item-item pekerjaan secara garis besar diuraikan sebagai berikut :

a. Pekerjaan Pendahuluan

b. Pekerjaan Persiapan

c. Pekerjaan Pembongkaran Bangunan Lama

d. Pekerjaan Konstruksi

e. Pekerjaan Akhir

(2)

3. Urutan Pelaksanaan Pekerjaan

Pada dasarnya semua jenis pekerjaan tidak dapat dimulai/dikerjakan tanpa sepengetahuan dan persetujuan Pejabat Pembuat komitmen (PPK) atau Direksi Teknis atau orang yang dihunjuk oleh Kejaksaan Negeri Pematangsiantar , untuk itu penyedia jasa ( kontraktor ) harus memberitahukan kepada PPK sebelum pekerjaan itu dimulai.

Cakupan Kontrak ini mensyaratkan bahwa aktivitas harus diselesaikan secara berurutan sebagaimana tersebut dibawah kecuali diperintahkan lain oleh Pemimpin Kegiatan yaitu:

a. Mobilisasi Peralatan, personil, pelaksanaan survey

b. Pelaksanaan pekerjaan Konstruksi

c. Pemeliharaan.

4. Material dan Penyimpanan

a. Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi spesifikasi dan standart yang berlaku, termasuk ukuran, kebutuhan, type dan mutu.

b. Penyedia jasa harus menyerahkan contoh-contoh material yang akan dipakai untuk disetujui dan memberikan informasi tentang rencana pengadaan, sumber material dan sepesifikasi yang sesuai untuk itu;

c. Pemesan material tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi dan Material tidak boleh digunakan untuk maksud lain dari pemakaian yang telah disetujui;

d. Jika jenis dan mutu material yang dikirim ke tempat pekerjaan tidak sesuai dengan jenis dan mutu yang ditetapkan dalam spesifikasi harus disingkirkan dari tempat pekerjaan dalam jangka waktu 3x24 jam kecuali ada persetujuan dari Direksi;

e. Material harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya tetap terjamin serta siap dipergunakan suatu waktu dan memudahkan bagi Direksi untuk melakukan pemeriksaan;

f. Tempat penyimpanan bahan di lapangan harus bebas dari tumbuh-tumbuhan, sampah dan genangan air;

g. Material harus ditumpuk sedemikian rupa sehingga mencegah terjadinya segregasi dan tidak berkadar air berlebihan;

5. Jadwal Pelaksanaan Konstruksi

a. Jadwal Pelaksanaan Kontruksi diperlukan untuk pedoman waktu pelaksanaan dan pemantauan kemajuan pekerjaan. Jadwal tersebut diperlukan untuk menguraikan aktivitas pekerjaan. Pihak Penyedia jasa harus menyiapkan jadwal konstruksi yang memperlihatkan waktu kegiatan yang diusulkan dalam pelaksanaan pekerjaan dan diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan;

(3)

6. Pembongkaran dan pembersihan Lokasi Pekerjaan

a. Sebelum memulai pekerjaan,pihak kontraktor terlebih dahulu membuat direksi keet dan pagar pembatas barulah pembongkaran bangunan eksisting dilaksanakan,sehingga pihak kontraktor haruslah merencanakan metode pembongkaran yang tepat dengan mempertimbangkan kondisi yang ada,supaya kegiatan akan berjalan sebagaimana biasanya.

b. Metode pembongkaran haruslah dipertimbangkan dengan baik,termasuk tata penyusunan bekas-bekas bongkaran,penumpukan material bongkaran,dan pembuangan.

c. Selama pelaksanaan pekerjaan penyedia jasa harus tetap memelihara pekerjaan sedemikian rupa sehingga bebas dari tumpukan sisa bangunan, kotoran-kotoran, sampah-sampah dan lain-lain akibat adanya kegiatan proyek sehingga seluruh system tetap dapat difungsikan sebagaimana mestinya

d. Pada akhir kontrak, Penyedia jasa harus menyingkirkan seluruh bahan sisa, perlengkapan, peralatan dan lain-lain dari site sehingga permukaan hasil penananganan terlihat bersih dan rapi

e. Pada saat pembersihan akhir, seluruh pekerjaan yang tercakup dalam kontrak harus diperiksa kembali dari kemungkianan adanya kerusakan fisik.

f. Pembayaran terhadap kegiatan pembersihan akhir telah termasuk dalam harga penawaran

(4)

BAB II

PERSYARATAN BAHAN DAN TEKNIS

PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan dengan persyaratannya sebagai berikut :

a. Pengadaan Direksi Keet/sewa gudang,pasang pagar pembatas sesuai petunjuk Pengawas lapangan yang dihunjuk oleh pihak Kejaksaan Negeri Pematangsiantar

b. Pengukuran dan pemasangan patok-patok/bouwplank sesuai dengan petunjuk Pengawas lapangan. yang dihunjuk oleh pihak Kejaksaan Negeri Pematangsiantar

c. Papan nama proyek harus dipasang dilokasi pekerjaan.

d. Pembuatan Laporan dan Poto Dokumentasi

 Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia jasadalam hal ini pemborong diwajibkan membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) dan meminta persetujuan dari bidang teknik dan pengawas lapangan yang dihunjuk . Setelah pekerjaan selesai Penyedia jasa juga harus menyiapkan gambar-gambar pekerjaan terpasang (As Build Drawing)

 Penyedia Jasa harus melakukan pemotretan untuk Photo dokumentasi yang meliputi Photo sebelum pekerjaan dilaksanakan, photo pekerjaan sedang dilaksanakan dan photo setelah pekerjaan selesai dilaksanakan. Setiap tahap pemotretan ini minimal 3 titik yang berbeda dengan objek photo adalah pekerjaan-pekerjaan mayor.

 Pembuatan Laporan harian, Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan

2. SYARAT-SYARAT BAHAN DAN TEKNIS PEKERJAAN

a. Syarat-syarat bahan

1. Air

Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih tidak mengandung minyak asam alkali,garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak bangunan,memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalamPUBI-1970/NI-3 pasal 10

2. Pasir Urug

Pasir untuk pengurugan,peninggian dan lain-lain tujuan, harus bersih dan keras atau memenuhi

syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI -1971/NI-3. Pasir laut untuk

maksud-maksud tersebut tidak dapat digunakan.

3. Pasir Pasang

Pasir untuk adukan pasangan,adukan plesteran,haruslah memenuhi syarat-syarat pelaksanaan

(5)

dihancurkan dengan jari.Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5% . Butiran butirannya harus dapat

melalui ayakan yang berlubang 3mm persegi. Pasir laut tidak boleh digunakan

4. Portland Cement

1. Porland Cement ( PC ) yang digunakan harus PC sejenis ( NI-8) dan masih dalam kantong utuh atau baru serta memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-71 / NI-2

2. Bila menggunakan Portlan Cement ( PC) yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian terlebih dahulu oleh laboratorium yang berkopeten

3. Dalam pengangkutan Portland Cement (PC) ,ketempat pekerjaan harus dijaga agar tidak lembab, dan penempatannya harus ditempat yang kering

4. Portland cement ( PC) yang telah membatu ( menjadi keras tidak boleh dipakai

5. Pasir beton.

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organic lumpur dan sebagainya. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % Pasir yang dianjurkan digunakan adalah pasir yang banyak mengandung kadar besi (fe)

6. Kerikil Beton / Split

1. Digunakan kerikil beton yang bersih,bermutu baik,tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan PBI-1971

2. Butiran-butiran split harus dapat malalui ayakan berlubang persegi 76 mm dam tertinggal diatas ayakan berlubang 20 mm

3. . Kerikil / hitam berwarna hitam, mengkilap keabu-abuan

7. Beton non Struktural

1. Pekerjaan ini meliputi beton, kolom praktis, untuk pekerjaan beton bukan struktur, seperti yang ditunjukkan dalam gambar

2. Mutu campuran beton yang dicapai dalampekerjaan non struktur/ struktur pendukung menggunakan campuran 1Pc:2 Ps:3 spilt. Sehingga setara dengan mutu beton K-225 dan harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971

3. Campuran beton menggunakan perbandingan Volume

4. Untuk mencapai mutu beton setara K-175 menggunakan Campuran 1PC: 3 PS: 5 Spit sampai dengan K-225 untuk pekerjaan ini pada umumnya dapat dipakai Volume campuran 1 PC : 2 PS : 3 Split

8. Besi Beton

1. Besi beton yang digunakan mutu U-24,polos

(6)

9. Batu Bata merah.

Persyaratan bata merah harus melalui persyaratan seperti tertera dalam NI-10 atau dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

1. Batu bata harus satu pabrik,satu ukuran,satu warna,satu kualitas

2. Ukuran yang digunakan :

 Panjang 24 cm,lebar 11.5 cm, tebal 5.2 cm atau

 Panjang 24 cm. lebar 11.5 cm,tebal 5 cm

 Minimal : panjang 20 cm,lebar 10 cm tebal(h) 5 cm

3. Penyimpangan terbesar dari ukuran seperti tersebut diatas adalah panjang maksimal 3 ,lebar maksimal 4 % tebal maksimal 5 %,dengan selisih maksimal ukuran atara bata terkecil.

4. Warna,satu sama lain harus sama, dan apabila dipatahkan warna penampang harus merata kemerah-merahan.

5. Suara apabila dipukul oleh benda yang keras suaranya nyaring.

10. Kosen dan Pintu

Secara umum Kosen yang digunakan adalah kosen aluminium ,Pintu dan jendela telah dibentuk dipabrik / industri atau toko-toko alumunium dengan cara memedomani gambar kerja yang diberikan. Bentuk dan dimensi masing-masing dapat dilihat pada gambar kerja

11. Plafond

 Pafond menggunakan panel (board) 1,20 x 2,40 cm, standar SNI atau SII digunakan didalam ruangan

 Spandrell ( langhit-langit metal ) ukuran 95 mm,panjang 4 m SNI atau SII digunakan di luar ruangan

12 Granit, Keramik dan Tegel,Kloset

Ukuran granit untuk lantai adalah 60 x 60 cm, , kuat tekan minimum 900 kg/cm 2, tidak licin,kesan bersih memiliki sudut yang sama dan merupakan produk yang telah memiliki Standar Indonesia atau Internasional. Untuk lantai Km menggunakan ukuran 20 x 20 CM, sekelas ikad,atau roman,atau arwana. sedangkan dinding menggunakan ukuran 20 x 25. Pada setiap sudut yang tajam menggunakan bon-bon atau penyambung sudut yang panjangnya 10 cm atau 2 cm. tergantung penggunaan di lapangan.

(7)

13. Kuda-kuda ,reng dan atap

Kuda-kuda yang digunakan menggunakan rangka Baja ringan ,

Spesifikasi sebagai berikut

 Tinggi ( h) : 75 mm Zincalum atau Aluzinc Coated

 Tebal (thickness) : 0.7 mm

 Lebar min : 35 s/d 40 mm

b. Reng atau Purlin Roof Truss

Reng yang digunakan memakai baja ringan, dengan spesifikasi sebagai berikut :

 Tinggi : 45mm

 Lebar atas : 25 mm

 Lebar bawah : 75 mm

 Tebal ( thickness) : 0.55 mm

c.Atap

Atap yang digunakan adalah menggunakan Multi roof dengan bahan Aluzinc atau sering disebut zincalume.Ketebalan atap yang digunakan 0.30 mm dengan toleransi panjang lebih kurang 1mms/d 5 mm, lebar antara 5 mm sampai 10 mm,ketebalan 0.01 mm sampai dengan 0.03 mm,Finishing atap menggunakan jenis pasir anti panas dan Silau . Bahan ini menggunakan beberapa lapisan sehingga kerap disebut Multi Roof

14. Bahan-bahan listrik

Kabel yang digunakan memenuhi persyaratan SII dan SPL. Semua kabel harus baru dan harus jelas ukuran, jenis kabel,nomor dan jenis pintalannya. Semua kabel dengan penampang 6 mm2 keatas harus jenis pilin ( stranded) dan instalasi tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil dari 2,5 mm Instalasi Penerangan adalah NYA/NYM dengan conduit pipa PVC, Untuk distribusi digunakan NYA dan penerangan luar menggunakan kabel NYFBGY

1. Lampu dan armatur

 Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal pertanahan (grounding )

 Box tempat ballast,kapasitor,dudukan stater dan terminal box harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak menggangu kelangsungan kerja dan unsur teknis komponen lampu itu sendiri.

2.Stop kontak Biasa

 Stop Kontak Biasa yang dipakai untuk pemasangan di dinding adalah stop kontak 1 phasa,ranting

(8)

 Saklar harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding,tipe in bouw dengan rating 250 volt,10 ampere,singel gang,double gang

4 Junction Box untuk saklar dan stop Kontak

 .Junction box harus dari bahan metal dengan kedalaman tidak kurang ari 35 mm

 Kontak dari metal harus mempunyai terminal pertanahan

 Saklar atau stop kontak dinding terpasang pada juction box dengan menggunakan baut atau ditanam dalam dinding

5.Kabel instalasi

 Pada umumnya kabel untuk instalasi stop kontak harus dari inti tembaga dengan insulasi PVC ,satu inti atau lebih (kabel jenis NYM)

 Kabel harus mempunyai penampang minimal 2,5 mm2

6. Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut :

 Fasa 1 : Merah

 Fasa 2 : Kuning

 Fasa 3 : Hitam

 Netral : Biru

 Tanah ( Ground) hijau-kuning

7. Pipa instalasi Pelindung kabel

Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC klas AW atau GIP

Pipa,elbow,socket,junction box,klem dan accessories lainnya harus sesuai dengan yang lainnya,yaitu dengan diameter ¾”

15. Bahan-Bahan Plumbing

1. Instalasi Air bersih pipa PVc 1,2 “ dan accesoriesnya

2. Instalasi Air Kotor Kamar mandi 4 “dan accesoriesnya

3. Instalasi Air Tinja 4 “dan accesoriesnya

4. Instalasi Air Kotor dari Wastafel 2,5” dan accesoriesnya

5. Instalasi Air Hujan 4” dan accesoriesnya

16 Penggantung,Pengunci,

(9)

a. Syarat-syarat Teknis

1. PEKERJAAN GALIAN TANAH

a. Penggalian ditujukan untuk membentuk tempat pondasi,dan sloof

b. Penggalian tanah diperlukan untuk menanam pondasi Semua galian untuk pondasi harus cukup lebar supaya pekerjaan dapat leluasa, juga dinding-dinding galian tanah harus cukup miring dan kuat sehingga tanah tidak akan longsor.

c. Tanah dari galian terkecuali lapisan humus, setelah dibersihkan dapat dipakai kembali untuk pekerjaan urugan pondasi.

d. Tanah galian yang berlebih dapat dipakai untuk meratakan halaman, jika tanah galian tidak diperlukan lagi sisanya harus diangkat/dikeluarkan dari lapangan pekerjaan atas biaya pemborong.

e. Galian tanah yang telah selesai harus dilaporkan kepada Direksi dan harus diperiksa kebenarannya atau harus disetujui sebelum dimulai.

2) PEKERJAAN BETON

a. Umum

Semua material yang dibutuhkan untuk menghasilkan beton dengan mutu yang ditentukan harus mengikuti syarat-syarat di bawah ini.

b. Bahan

 Semen

 Semen yang dipakai adalah dari portland cemen, merek yang telah disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan standard portland.

 Belum terdapat butiran-butiran membeku, tertutup rapat, semen yang sudah menggumpal atau mengeras/membatu tidak dapat digunakan.

 Pengangkatan semen harus terhindar dari cuaca lembab dan kalau disimpan dalam gudang, harus cukup mempunyai ventilasi, terhindar dari kelembaban dan bahan-bahan yang dianggap merusak.

 Penumpukan semen pada gudang harus mempunyai jarak minimum 30 cm diatas lantai gudang dengan menggunakan alas dari kayu sehingga pada bagian bawah ada sirkulasi udara, penumpukan semen tidak boleh lebih dari 2 meter tingginya

 Agregat halus (pasir)

 Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Agregat halus harus teridiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.

 Agregat halus tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan Lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5%, maka agregat halus harus dicuci.

(10)

 Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besar dan apabila diayak harus memenuhi syarat-syarat berikut ini:

 Sisa diatas ayakan 4 mm, harus minimum 2 % berat.

 Sisa diatas ayakan 1 mm, harus minimum 10 % berat.

 Sisa diatas ayakan 0.35 mm, harus berkisar antara 80 % dan 95 % berat.

 Agregat kasar (kerikil dan batu pecah)

 Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintragrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu. Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm.

 Untuk beton cor 1 : 2 : 3 Agregat kasar harus menggunakan batu pecah

Untuk beton cor 1 : 3 : 5 Agregat kasar boleh menggunakan kerikil beton

 Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dan Rudoloff dengan bahan penguji 20 ton, dengan mana harus dipenuhi syarat-syarat berikut:

 Air

Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan/atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

c. Pelaksanaan

 Persiapan

Sebelum pengecoran dimulai, semua alat-alat, material dan pekerja-pekerja harus sudah berada ditempat pekerjaan dan alat -alat dalam keadaan bersih dan siap pakai.

Permukaan sebelah dalam acuan harus sudah dibersihkan dari bahan-bahan lepas dan kotoran-kotoran. Acuan yang terbuat dari kayu dimana dikawatirkan adanya pengisapan air oleh kayu, harus terlebih dahulu dibasahi dengan air hingga jenuh.

Untuk betonbertulang, tulangan-tulangan harus sudah dipasang sesuai dengan gambar rencana dan mendapat persetujuan dari Direksi Teknik.

 Pengecoran

Pengecoran tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan acuan/bekisting beton telah sempurna dikerjakan dan disetujui oleh Direksi Teknik

Pengecoran sebaiknya dilakukan segera setelah selesai pengadukan sebelum beton mulai mengeras. Cara pengecoran hendaknya dikerjakan sedemikian sehingga tidak terjadi pemisahan bahan (segregation).

 Pemadatan

(11)

Pengecoran sebaiknya dilakukan segera setelah selesai pengadu kan sebelum beton mulai mengeras. Cara pengecoran hendaknya dikerjakan sedemikian sehingga tidak terjadi pemisahan bahan (segregation).

 Perawatan beton

Pada umumnya beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap hujan dan panas matahari serta kerusakan-kerusakan lainnya yang disebabkan oleh gaya-gaya sentuhan sampai beton menjadi keras.

Permukaan beton harus diusahakan tetap dalam keadaan lembab dengan cara menutupinya dengan karung-karung basah atau menggenanginya dengan air.

3. PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING BETON

a. Umum

Acuan beton adalah konstruksi cetakan terbuat dari kayu meranti atau sekelas yang cukup baik

b. Pelaksanaan.

 Semua pekerjaan acuan beton harus sesuai dengan petunjuk Direksi teknik, Gambar rencana secara mendetail tentang bentuk acuan beton itu harus mendapat persetujuan dari Direksi. Pengerjaan pengecoran tidak boleh dimulai sebelum cara-cara pengecoran, tahap-tahap pengecoran dan persiapan-persiapannya disetujui oleh Direksi.

 Acuan beton harus direncanakan sedemikian sehingga pada waktu pembongkarannya tidak akan menimbulkan kerusakan pada beton. Bahan acuan beton untuk beton biasa umumnya dapat digunakan kayu, baja atau beton cetak atau bahan-bahan lainnya yang telah disetujui oleh Direksi.

Acuan beton dengan maksud untuk permukaan beton yang halus tanpa dikerjakan lagi harus dibuat dan terdiri dari salah satu yang disebut disini:

Dimensi acuan harus dengan teliti dikontrol sedemikian sehingga bentuk yang tertera pada gambar rencana sejauh mungkin dapat dicapai.

 Bahan-bahan tersebut harus terdiri dari bahan yang tidak mempengaruhi mutu beton dan tidak menyebabkan warna-warna kotor/berlainan pada permukaan beton nantinya. Pemberian bahan tersebut dipermukaan acuan dilakukan sebelum penempatan besi-besi tulangan sehingga didapat suatu kepastian bahwa bahan-bahan tersebut tidak menempel pada permukaan besi-besi tulangan yang dikhawatirkan akan mengurangi daya rekat besi dan beton.

(12)

4. PEKERJAAN BESI TULANGAN

a. Uraian

Pekerjaan ini termasuk dari menyiapkan (memotong, membengkok merakit,membongkar ) dan memasang besi beton yang sesuai dengan spesifikasi ini dan mengikuti gambar rencana atau petunjuk Direksi.

b. Bahan

Besi Beton

Setiap jenis besi beton yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik baja yang terkenal dapat dipakai. Pada umumnya setiap pabrik baja mempunyai standard mutu dan jenis baja, sesuai dengan mutu yang berlaku umum

Mutu besi beton yang dipakai menurut gambar rencana atau Petunjuk Direksi.

 Kawat Pengikat

Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak, dengan diameter minimum 1mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.

c. Pelaksanaan

 U m u m

Besi yang digunakan sebagai tulangan adalah besi bulat polos. Besi tersebut hendaknya bersih, bebas dari karat, kotoran-kotoran, bahan-bahan lepas, gemuk, minyak, cat, Lumpur, bahan-bahan adukan ataupun bahan lain yang menempel.

Besi tulangan hendaknya disimpan pada tempat terlindung, ditumpu agar tidak menyentuh tanah dan dijaga agar tidak berkarat ataupun rusak karena cuaca.

 Pembengkokan

Besi-besi tulangan hendaknya dipotong, dibengkokkan atau diluruskan secara hati-hati. Bila radius pembengkokan tidak disebutkan nyata pada rencana gambar, maka pembengkokan besi tulangan harus paling sedikit 4 kali diameter dari batang yang.

 Penempatan

Bagaimanapun tulangan tidak boleh didudukkan langsung pada acuan yang akan menyebabkan bagian besi nanti langsung berhubungan dengan udara luar. Tulangan juga tidak boleh duduk pada kayu atau partikel koral/agreget.

Sebelum dimulainya pengecoran maka Direksi harus diberitahukan dan diberikan waktu yang cukup untuk melakukan pemeriksaan penempatan besi-besi tulangan.

 Penyambungan

Sebaiknya tulangan tidak disambung pada seluruh panjang yang dibutuhkannya. Sambungan yang dilakukan harus sesuai dengan tempat yang tertera pada gambar rencana, kecuali atas izin dan pengawas Direksi.

Sambungan tidak dibolehkan pada tempat-tempat dengan tegangan maksimum dan sedapat mungkin diselang, sehingga sambungan tidak semuanya/sebagian besar terjadi di suatu tempat.

(13)

dan kemudian harus diikat kuat-kuat minimum di dua tempat setiap sambungan. Panjang sambungan harus seperti yang diterakan pada gambar rencana.

Bila tidak ditentukan dalam gambar rencana, maka panjang sambungan overlaping diambil 40 kali diameter besi yang bersangkutan.

5. PEKERJAAN BATA DAN PLESTERAN

(1) Pasangan bata

 Sebagian besar dinding dari batu bara merah, dengan menggunakan adukan campuran 1PC:4 ps

 Untuk semua dinding luar maupun dalama, dilantai dasar mulai daripermukaan sloof/ balok sampai ketinggiaan 30 cm, diatas permukaan lantai dan daerah basah digunakan adukan kedap air dengan campuran 1 PC: 3 Ps

 Sebelum digunakan batu bata merah harus direndam dalam bak air atau drum hingga basah merata

 Setelah batu bata merah terpasang dengan adukan, nut/siar-siar harus dikorek sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram dengan air

 Pasangan dindidng bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar telah dikorek serta dibersihkan dari abu yang tersisa.

 Bagianpasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagiaan pekerjaan beton ( kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton dia 8 mm jarak 40 cm yang terlebih dahulu ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm

 Pasangan batu bata nerah untuk ½ batu harus menghasilkan dinding fins setebal 15 cm. pemasangan harus cermat,rapid an benar-benar tegak.

(2) Pekerjaan Plesteran

 Bersihkan permukaan sampai benar-benar siap menerima adukan plesteran,singkirkan semua hal yang dapat merusak atau mengganggu pekerjaan

 Pada permukaan dinding yang akan diplester,siar-siar sebelumnya harus dikerok sedalam 1 cm untuk memberikan pegangan pada plesteran

 Dinding disikat sampai bersih, dan disiram dengan air,barulah plesteran lapis pertama dapat dikerjakan

 Plesteran kedua berupa acian semen ( PC)

 Tebal plesteran dinding tidak boleh kurang dari 1 cm atau lebih dari 2 cm,kecuali ditetapkan lain

 Pekerjaan plesteran akhir harus lurus,sama rata,datar,dan tegak lurus

 Untuk bidang yang kedap air/pasangan dinding batu bata yang dekat dengan tanah ( diatas sloof),semua pasangan dinding batu bata diberi trasraam dengan adukan 1PC: 3 PS dengan ketinggian 30 cm diats permukaan lantai

(14)

6. PEKERJAAN GRANIT, KERAMIK

a. Uraian

Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan Granit adalah pekerjaan Lantai sebagai mana diuraikan dalam rencana

b. Bahan

 Keramik yang digunakan harus berkualitas baik, memenuhi Standard Industri Indonesia (SII). Atau ISO, setara granit,atau granito sesuai petunjuk PPK atau oran yang dihunjuk

 uran Nominal untuk lantai (60 x 60) cm,atau ukuran lain yang telah disetujui oleh Direksi Teknis. Permukaan granit tidak terlalu licin,tetapi tidak berefek tekstur kasar.

 Keempat sisi Geranit harus tegak lurus datar satu sama lain dan permukaan sebelah atas harus datar dan kasar (tidak licin), memenuhi toleransi kebalingan ± 1 mm.

c. Pelaksanaan

 Pada pelaksanaan pemakaian Granit bekas, tidak diperkenankan.

 Sebelum pemasangan Granit terlebih dahulu direndam dalam bak air sampai kondisi jenuh air.

 Pasangan granit harus dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja atau spesifikasi, dikerjakan dengan cukup hati -hati sehingga garis siar keramik nampak dalam satu garis lurus dan permukaan yang datar dan bila diuji dengan pengujian gelinding tidak menunjukkan lompatan pada pertemuan sudutnya.

 Tebal siar granit yang satu dengan lainnya ± 2 mm dan diisi dengan campuran semen putih,atau nut yang serasi.

 Bahan granit dipasang/disusun diatas konstruksi yang telah disiapkan

 Pasangan granit disusun diatas spesi campuran 1 semen : 3 pasir, dengan tebal rata-rata 4 (empat) cm dan dibawah spesi ini dipasang beton rabat dengan tebal rata-rata 5 (lima) cm. atau disesuaikan dengan gambar kerja.

 Permukan granit terpasang harus merupakan suatu penampilan halus dan seragam. Tidak ada pertemuan granit yang menonjol diatas dan dibawah garis permukaan rata-rata lebih dari ± 2 mm . Semua sambungan harus rapi dan rapat atau tanpa adukan atau bahan lain yang menodai atau melumasi permukaan yang telah selesai.

 Bila pada suatu kondisi granit dipotong maka harus dipotong dengan gergaji mesin dan dipotong sesuai kebutuhan.

d. Pemeliharaan

 Penyedia jasa harus memasang rintangan sementara sepanjang daerah yang dipasang guna mencegah para pejalan kaki berjalan diatas pasangan baru tersebut.

(15)

7. PEKERJAAN ATAP

a. Kuda-kuda

Kuda-kuda yang digunakan menggunakan rangka Baja ringan dengan spesifikasi sebagai berikut

Tinggi ( h) : 75 mm zincalum

Tebal (thickness) : 0,70 mm

Lebar min : 40 mm

b. Reng atau Purlin Roof Truss

Reng yang digunakan memakai baja ringan, dengan spesifikasi sebagai berikut :

Tinggi : 45mm

Lebar atas : 25 mm

Lebar bawah : 75 mm

Tebal ( thickness) : 0.55 mm

c. Atap

Atap yang digunakan adalah menggunakan bahan Aluzinc atau sering disebut zinczlume.Ketebalan atap yang digunakan 0.30 mm dengan toleransi panjang lebih kurang 1mms/d 5 mm, lebar antara 5 mm sampai 10 mm,ketebalan 0.01 mm sampai dengan 0.03 mm

d. Listplank

Bahan pembuatan lisplank terbuat dari kayu meranti sekelas,tebal 2 cm, dan tinggi 22.5 cm, diketam rapi. Tiap persambungan disambung dengan system sambungan verstek 45 derajat,dan pada persambungan lisplank didempul dengan tepung dempul .

Teknik pemasangan

 Terlebih dahulu dilaksanakan rekayasa lapangan untuk memperoleh ukuran yang akurat

 Rangka-rangaka baja ringan dipotong sesuai dengan rencana sebelum dirakit

 Perakitan perunit kuda-kuda dilakukan dibawah, dan disusun mengikuti pola kuda-kuda

 Persambungan rangka baja dengan menggunakan dyna bolt dengan menggunakan

mesin bor listrik

 Pemasangan kuda-kuda dan reng distel diatas ring balok, dan disambung dengan

Menggunakan dyna bolt atau alat penyambung yang sejenis.

 Setelah Kuda-kuda dan reng duduk pada dudukannya dengan baik dan benar,maka

(16)

8. PEKERJAAN KUSEN,PINTU,JENDELA

1). Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. Pekerja ini meliputi:

1. Kusen pintu dan jendela termasuk alat-alat bantu dalam pemasangannya dilapangan.

2. Daun pintu (panel pintu) solid dan panel teakwood dan jendela.

3. Setel pintu dan jendela berikut asesorisnya.

2).persyaratan bahan

1. Jenis kayu yang dipakai adalah kayu kayu kelas II kering (diawetkan), atau sekelas digunakan untuk seluruh pekerjaan kayu yang disebut diatas.

2. Dihindarkan adanya cacat kayu antara lain yang berupa putik kayu, pecah-pecah, mata kayu, melintang, basah dan lapuk.

3. Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PPKI. Untuk kayu kelas II kering setempat kelembaban tidak dibenarkan melebihi 12%.

4. Jenis kayu yang dipakai harus sesuai dengan pekerjaan kayu yang disebutkan diatas, terkecuali untuk seluruh jenis kayu lain seperti dinyatakan dalam gambar.

5. Daun pintu dengan kanstruksi lapisan teakwood, ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar detail, tidak dipekenankan menggunakan sambungan, , tebal rangka kayu daun pintu minimum 3.20 cm.

(6). Bahan perekat

Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik.

Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku

(6). Bahan finishing, untuk permukaan teakwood dari cat kayu yang bermutu baik.

3).Syarat-Syarat Pelaksanaan

 Semua ukuran kayu yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi ( sesudah diserut dan difinishing) dan harusl urus tanpa cacat,tidak bengkok dan lain-lain,yang dapat menurunkan kualitas kayu serta kualitas pekerjaan.

 Untuk semua kayu seperti diuraikan diatas, dipotong dan diserut dengan kualitas terbaik,halus dan licin

 Pelaksanaan pekerjaan harus sitempat yang baik, ruang yang kering dan terjaga agar tidak terkena cuaca langsung dan rusak yang diakibatkan oleh benturan.

(17)

 Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara dipaku

 Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus didempul atau sejenisnya sehingga permukaan menjadi rata kembali

 Daun pintu teakwood yang dipasang pada rangka kayu adalah dengan cara dilem,permukaan jika diperlukan harus mempergunakan skrup galvanized tanpa meninggalkan bekas cacad pada pemukaan yang tampak.khususnya untuk pintu yanag dilapis Formika atau tripleks sungkai,tata cara merekatkan menggunakan lem pada permukaan bidang dan dipres

9 PEKERJAAN PENGECATAN

Pengecatan tembok menggunakan cat emulsion sejenis Vynilex atau sekelasnya. Dan pengecatan material kayu,besi menggunakan cat kilat atau cat minyak.

Sebelum pengecatan dilakukan,terlebih dahulu permukaan harus dibersihkan dengan amplas. Dinding harus bebas dari pengaruh kimia dan zat-zat yang mengandung minyak

(18)

BAB III

P E N U T U P

1. Penyedia jasa pemborongan harus bertanggung jawab penuh atas pekerjaan dan resiko pekerjaan, serta wajib menjaga keamanan pekerjaan.

2. Dalam hal terjadi kerusakan pekerjaan yang telah selesai dikerjakan tetapi belum diserah terimakan kepada pemilik proyek, maka segala kerusakan menjadi tanggung jawab penyedia jasa.

(19)

SPESIFIKASI TEKNIK

PEKERJAAN :

SUMBER DANA :

DAFTAR ISI

BAB I PERSYARATAN UMUM... 1

1. Peraturan-Peraturan Umum... 1

2. Lingkup Pekerjaan ... 1

3. Urutan Pelaksanaan Pekerjaan ... 2

4. Material dan Penyimpanan ... 2

5. Jadwal Pelaksanaan Konstruksi ... 2

6. Pembongkaran dan Pembersihan Lokasi Pekerjaan... 2

BAB II PERSYARATAN TEKNIS DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN... 4

1. Pekerjaan Persiapan ... 4

2. Syarat-syarat bahan dan Teknis Pekerjaan ... 4

a. Syarat-syarat Bahan ... 4

b. Syarat- syarat Teknis ... 8

b.1 Pekerjaan galian tanah ... 8

b.2 Pekerjaan beton... 8

b.3 Pekerjaan acuan / bekesting beton ... 10

b.4 Pekerjaan besi tulangan... 11

b.5 Pekerjaan bata dan plesteran ... 12

b.6 Pekerjaan keramik ... 13

b.7 Pekerjaan atap... 14

b.8 Pekerjaan kusen,pintu dan jendela ... 15

b.9 Pekerjaan pengecatan ... 16

(20)

Referensi

Dokumen terkait

a) Individually, made to the amount of financial assets that exceed certain threshold and financial assets that have objective evidence that impairment has been

Ketua program studi memaparkan jumlah mahasiswa sampai dengan tahun TS dan fasilitas PBM yang terdapat di Jurusan maupun Fakultas.. Peserta rapat koordinasi memberikan

PPL merupakan kegiatan kurikuler yang wajib dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh selama masa perkuliahan sesuai dengan

Gambar 3.6 menunjukkan tampilan untuk tab pengaturan waktu, tampilan ini merupakan kontrol waktu supaya sinyal suara dapat terkirim sesuai dengan waktu yang telah diatur.. Tampilan

PENAMBAHAN FUNGSI GEDUNG POLIKLINIK DAN GARASI PANTI SOSIAL BINA REMAJA "BAMBU APUS" JAKARTA TIMUR. TAHUN

Susu kedelai dan tempe merupakan produk olahan dari kedelai, perbedaannya adalah tempe telah mengalami proses fermentasi, sehingga diyakini memiliki kadar isoflavon aglikon

Novel Eliana karya Tere-Liye menggambarkan bahwa pendidikan budi pekerti merupakan hal yang penting untuk dikembangkan baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkunggan

- Memberikan pengertian dan keyakinan kepada peserta didik bahwa bahasa Arab merupakan anugerah Allah SWT dan sebagai seorang muslim sepatutnya mampu memahami dan