KETUA MAHKAMAH
AGUNG
REPUBLIK
INDONESIA
KEPUTUSAN KETUA
MAHKAMAH
AGUNG
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
.
I42IKMA/SK/DV2O
tI
TENTANG
PEDOMAN PENERAPAN
SISTEM
KAMAR DI
MAHKAMAH
AGUNG
Menimbang
'.
a.Bahwa
MahkamahAgung
adalah penga..iilantertinggi
yarnemeriksa dan memutus perkara permohonan kasasi. peninjauan kembali. kasasi demi kepentingan hukum. sengkeia tentang kewenansan mengadili.
hak
uji
materil
dan perkara-perkara lairr _;ang diterrtukanoleh
UndanelUndang;
Bahwa
untuk
menjalankan
fungsi
tersebut dengan
sebaik-baiknya,Mahkamah
Agung harus
selalu meniaga kualitas
dan
konsistensi putusannya, sehingga dapat dijadikan acuan oleh pengadilan-pengadilan drtingkat
bawah
@
!r9!qu1ug-!g44la:perkara-Jaqg
serupa;
c. Bahwa
untuk
menjaga
kualitas
dan
k'onsistettsiputusan
MahkamahAgung, perlu
diterapkan penanganan ptrtr':ara dengansistem
kan-.'ar di Mahkamah Agung;Bahwa berdasarkan pertimbangan dalam hru"uf a sampai dengan huruf c di atas,
perlu
drtetapkan Pedoman Penelalr,q.i SistemKamar
di
Mahkamalr Agung.Undang-Undang
Nomor
3
Tahun
2()0() ;entang Perubahan Kedua atasUndang-Undang
Nomor
14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung:Undang-Undang Nomor 48 Tahun 20C9 tcritang Kekuasaan Kehakiman;
Undang-Undang
Nomor 49
Tahun 200tr tentang Perubairau Kedua atasUndang-Undang Nonror 2 Tahun 1985lentnrrg Peradilan Umum;
Undang-Undang
Nomor
-50 Tahun2009
tentang Perubahan Kedua atasUndang-Undang Nonror 7 Tahun 1989 teniang Peradilan Agarna; dan
5.
Undang-UndangNonior
51
Tahun2009
lentang Perubahan Keciua atas[-Jndang-Undang
Nomor
5
Tahun
19t:{,tentang Pcladilan
Tata
Usatr..r Negara.Undang-Undang
No.
31 Tahun 1997 i.c;,titrig PeradilanMiliter
Hasil Rumusan Tinr Pengkajian Sistem
(lnar
di
Mahtcamah Agungb.
d.
Mengingat :
1.2.
3.
4.
6.
KETUA MAHKAMAH
AGUNG
RBPUBLIK
INDONESIA
KEPUTUSAN
KETUA
MAHKAMAH
AGUNG
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
z142/KMA/SK/DV20
t 1TENTANG
PEDOMAN PENERAPAN
SISTEM
KAMAR DI
MAHKAMAH
AGUNG
Menimbang
Mengingat
:
a.
Bahwa
MahkamahAgung
adalah penga.iilantertinggi ym
rnemeriksa dan memutus perkara permohonan kasasi. peniniauan kembali. kasasi demi kepentingan hukum. sengketa tentang kewenangan mengadili"
hak
uji
materil
dan perkara-perkaralairr .iang
ditetttukanoleh
Undanq:uqdaag;
b.
Bahwa
untuk
menjalankan
fungsi
tersebut dengan
sebaik-baiknya,Mahkamah
Agung
harus selalu meniaga kualitas
dan
konsistensi putusannya, sehingga dapat dijadikan acuan oleh pengadilan-pengadilan drtingkat
bawah
@
n:ernulw__perke&+glkara_Jaegserupa;
c. Bahwa
untuk
rnenjaga
kualitas
danAgung, perlu
diterapkan penanganan Mahkamah Agung;d.
Bahwa berdasarkan pertimbangar, dalam huruf a sampai dengan huruf c di atas,perlu
ctitetapkan Pedoman Penerana,r SistemKamar
di
MahkamahAgung.
1. Undang-Undang
Nomor
3
Tahun 2009 ier'tang
PerubahanKedua
ata; Undang-UndangNomor
14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung;2.
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman;Undang-Undang
Nomor 49
Tahun 2009) tentang Perubairau Kedua alasUndang-Undang Nonror 2 Tahun 1985
teltang
Peradilan Umum;Undang-Undang
Nomor
50
Tahun2009
tentang Perubahan Kedua atasUndang-Undang Nonror 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agarna; dan
5.
Undang-UndangNon,or
51
Tahun2009
ientang Perubahan Kedua atasLJndang-Undang
Nomor
5
Tahun
I Dt:Ctentang
PeradilanTata
Usafr,lNegara.
Undang-Undang
No.
31 Tahun 1997 i"c;,titrig PeradilanMiliter
Hasil Rumusan Tinr Pengkajian Sistem
(mar
di
Ma-ht<amah Agung l..onsistensiputusan
Mahkamah perl.:ara dengan sistem karnar di4"
6.
7.
L-.--7.
/
-
MenimbangMengingat
KETUA MAHKAMAH
AGUNG
REPUBLIK
INDONESIA
KEPUTUSAN KETUA
MAHKAMAH
AGUNG
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
:
142IKMA/SK/IX/20
I 1TENTANG
PEDOMAN PENERAPAN
SISTEM
KAMAR DI
MAHKAMAH
AGUNG
:
a.
Bahwa
MahkamahAgung
adalah pengz'riilantertinsgi
yang
berwenang rnemeriksa dan memutus perkara permohonan kasasi. peniqiauan kembali. kasasi demi kepentingan hukum. sengketa tentang kewenangan mengadili.hak
uji
materil
dan perkara-perkaralairi
.:a.ns ditentukanoleh
Undaneluqdalg;
b. Bahwa
untuk
menjalankan
fungsi
tersebut dengan
sebaik-baiknya,Mahkamah
Agung
harus selalu meniaga kualitas
dan
konsistensi putusannya, sehingga dapat dijadikan acuan oleh pengadilan-pengadilan drtingkat
bawah
@
lrgrnglqg_lgrLglA:pqlkaraJggg
serupa;
c. Bahwa
untuk
rnenjaga
kualitas
danAgung, perlu
diterapkan penanganan Mahkamah Agung;d.
Bahwa berdasarkan pertimbangan dalanr hrrruf a sampai dengan huruf c di atas,perlu
drtetapkan Pedoman Penelapn.l SistemKamar
di
MahkarrrahAgung.
1. Undang-Undang
Nomor
3
Tahun 2()09
ientang PerubahanKedua
ata; Undang-UndangNomor
14 Tanun l9X5 te;rtang Mahkamah Agung;2.
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 20C9 teritang Kekuasaan Kehakiman; 1J. rJndang-Undang
Nomor
49
Tahun2009
tentangPerubahal
Kedua atasUndang-Undang Nonror 2 Tahun 1985 tentang Peradilan Umum;
Undang-Undang
Nomor
50
Tahun2009
tentang Perubahan Kedua atasUndang-Undang Nonror 7 Tahun 1989 teniang Peradilan Agarna; dan
5.
Undang-UndangNon'or 51
Tahun20it9
icntang Perubahan Kedua atast-Jndang-Undang
Nomor
5
Tahun
106{,tentang l)cradilan
Tata
Usatr..r Negara.Undang-Undang
No.
31 Tahun 1997 iel',tlrig PeradilanMiliter
Hasil Rumusan
Tint
Pengkajian Sistem(mar
di
Ma"hramah Agung1.^'onsistensi
putusan
Mahkamah perlara
dengan sistemkanar
di4
6.
KEEMPAT
KELIMA
KEENAM
MEMUT{JSKAN:
Menetapkan
:
PEDOMAN
PENERAPAN SISTEMKA\4AR DI MAHI(A.MAH
AGUNG
KESATU :
Menerapkan sistem kamar dalam penanganan perkaradi
Mahkamah AgungKEDUA
sebagaimana diatur dala.m lampitan Surat I'.eputusan
ini.
Sampai
dengan
bulan
April
tahun 2014. atau
seiama
masa
iransisi.penerapan sistem ka.nqar
dilakukan
dengca_penyesuaian terhadap kondisidan struktur orsanisasi Mahkamah A gun g .S-aiLti!l;
Memerintahkan Panitera Mahkamah
Agung untuk
melakukan perubahan-perubahan administrasi yang diperlukan untrrk penanganan perkara sesuaisistem kamar yang diatur dalam Keputusan ini.
Mekanisme
pengaturanSistem
Kamar
disebut
dalam lampiran
1
Surat Keputusan ini.Hal-hal
yangbelum
diatur dalam lampiran Surat Keputusan tersebul akattditetapkan
lebih
lanjut
dengan Surat I{eputusanKetua
Mahkamah Agungsesuai dengan kebutuhan.
Keputusan
ini
mulai
berlaku
sejaktanggal
ditetapkan dengan ketentuanbahwa apabila
di
kemudian
hari
terdrqat kekeliruan, akan
diadakan perbaikan seperlunyaKETIGA
:Ditetapkar'
di
: JakartaPada
tanggal
:
19 Septcnrber 201 IKE,TUA
MAHKAMAH
AGUNG
RI
/
//
/P-r-/
u
HARIFIN
A.
TUMPA
SALINAN
: Keputusanini
disampaikan kepada :1.
ParaWakil
Ketua Mahkamah Agung RI;2.
Para Ketua Muda Mahkamah Agung RI;3.
Para Hakim Agung Mahkamah Agung RI;4.
Panitera Mahkamah Agung RI;5.
Sekretaris Mahkamah Agung RI;6.
Para Pejabat EselonI
dan EselonII
di
lingkringarr Nlahtriamah Agung RI;7.
Para Panitera Muda Mahkamah Agung RI.8.
Para Ketua Pengadilan T'ngkat Banding; danMenetapkan
KBSATU
KEDUA
MEMUTUSKAN:
PEDOMAN PENERAPAN
SISTEMKAMAR DI MAHKAMAH
AGLINGMenerapkan sistem kamar dalam penanganan perkara
di
MahkamahAgung
sebagaimana diatur dalam lampiran Surat Keputusan
ini.
Sa*pui
d"rq*
brlun
Aptil
tuhm
2014. utu,,
,.lu*u
-uru
t
unriri,
penerapan sistem
kamar dilakukan
dengan penvesuaian terhadan knndiciKETIGA
KEEMPAT
KELIMA
KEENAM
Memerintahkan Panitera Mahkamah
Agung untuk
melakukan perubahan_ perubahan administrasiyang
diperlukanuntuk
penanganan perkara sesuai sistem kamar yang diatur dalam Keputusanini.
Mekanisme
pengaturanSistem
Kamar
disebut dalam
lampiran
1
suratKeputusan
ini.
Hal-hal yang belum diatur
dalam lampiran Surat Keputusan tersebut akanditetapkan
lebih
lanjut
dengansurat
KeputusanKetua
Mahkamah Agungsesuai dengan kebutuhan.
Keputusan
ini
mulai
berlaku
sejaktanggal ditetapkan
dengan ketentuanbahwa apabila
di
kemudian
hari
terdapat
kekeliruan, akan
diadakanperbaikan seperlunya.
Ditetapkan
di
: JakartaPada
tanggal
:
19 September 2011KETUA
MAHKAMAH
AGUNG RI
/*
HARIFIN A. TUMPA
SALINAN
: Keputusanini
disampaikan kepada :1
Para Ketua Muda Mahkamah AgungRI;
2.
Panitera Mahkamah Agung RI;3.
Sekretaris Mahkamah Agung RI;4.
Para Pejabat EselonI
dan EselonII
di
lingkungan Mahkamah Agung RI;5.
Para Panitera Muda Mahkamah Agung RI;6.
Para Ketua Pengadilan Tingkat Banding; danMAHKAMAH
AGUNG
REPIJBLIK INDONESIA
LAMPIRAN
I:
Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI
Nomor :
I42lKMAlSKlIXl2}11
Tanggal
:
19 September 2011II.
1.
L
Tujuan
Penerapan
sistem kamar
bertujuan
untuk
menjaga konsistensi putusan,
meningkatkan profesionalitasHakim Agung,
serta mempercepat proses penanganan perkaradi
Mahkamah Agung.Kamar
PenangananPerkara
Penanganan perkara kasasi dan peninjauan kembali
di
Mahkamah Agung dibagi menjadi 5 (lima) kamar, yaitu:a.
Kamar Pidanab.
Kamar Perdatac.
Kamar Tata Usaha Negarad.
Kamar Agamae.
KamarMiliter
Pada masing-masing Kamar, dapat dibentuk Sub Kamar oleh Ketua Mahkamah Agung,
berdasarkan
jumlah
perkara yang ditangani oleh Kamar tersebut, atas usul Ketua Kamar.Perkara permohonan
grasi,
permohonan
fatwa,
hak
uji
materil,
dan
sengketakewenangan
antar
lingkungan peradilan diperiksa
dan diputus
dengan mekanisme khususdi
luar kamar, denganMajelis
Hakim yangterdiri
atasHakim-Hakim
Agung dari beberapa kamar sekaligus.III.
SusunanKamar
Susunan Kamar
terdiri
atas:a.
Ketua Kamarb.
Hakim Agung sebagai Anggota Kamarc.
Panitera Muda Kamard.
Panitera PenggantiMasing-masing kamar
dipimpin
Ketua Kamar yangditunjuk
oleh KetuaMA.
Ketua Kamar adalah Ketua,
Wakil
Ketua MahkamahAgung,
atau Ketua Muda Bidang Teknis Yudisial.Dalam
hal
terdapat Sub Kamar pada suatu Kamar, Ketua Kamar menunjuk Ketua SubKamar
dan
Panitera Pengganti
yang ada
di
kamar
tersebut
untuk
masing-masingbertindak sebagai
Ketua
SubKamar
danKoordinator
SubKamar
atas perintah Ketua Mahkamah Agung.2.
a
J.
1.
2.
3.
5. Penempatan
Hakim Agung
di
masing-masing kamar ditetapkan oleh Ketua MahkamahAgung berdasarkan:
a.
Asal lingkungan peradilan, khusus untuk Hakim Agung yang berasal darijalur
karier,b.
Latar
belakangpendidikan formal,
khususuntuk
Hakim
Agung yang
berasal darijalur
nonkarir,
danc.
Pelatihan yang pernahdilalui.
Hakim
Agung
yang dapat ditempatkandi
Kamar Pidana adalah yang memenuhikriteria
sebagai berikut:
a.
Berasaldari
lingkungan peradilan umum, bagiHakim Agung
yang berasal darijalur
karir,
danb. Memiliki
latar belakang pendidikan formal dengan spesialisasi hukum pidana.Hakim Agung yang dapat ditempatkan di Kamar Perdata adalah yang memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a.
Berasaldari
lingkungan peradilan umum, bagiHakim Agung
yang berasal darijalur
karir,
danb. Memilikilatar
belakang pendidikan formal dengan spesialisasi hukum perdata.Hakim Agung yang
dapat
ditempatkandi
Kamar Tata
UsahaNegara
adalah yang memenuhikriteria
sebagai berikut:a.
Berasal
dari
lingkungan peradilan Tata
Usaha Negara,bagi Hakim Agung
yang berasaldarijalur
karir,
danb.
Memiliki
latar
belakangpendidikan
formal
dengan spesialisasihukum tata
usahanegara.
Hakim Agung yang dapat ditempatkan
di
Kamar Agama adalahyang memenuhikriteria
sebagai berikut:
a.
Berasal dari lingkungan peradilan agama, bagiHakim Agung
yang berasal darijalur
karir,
danb.
Memiliki
latar
belakang
pendidikan
formal
dengan spesialisasi
hukum
agama (syariah).Hakim Agung yang dapat ditempatkan
di
KamarMiliter
adalah yang memenuhikriteria
sebagai berikut:
a.
Berasal dari lingkungan peradilanmiliter,bagi
Hakim
Agung yang berasal darijalur
karir,
danb. Memilikrlatar
belakang pendidikan formal dengan spesialisasi hukum pidana militer.Dengan
memperlimbangkan bebanperkara
dan
komposisi keahlian
Hakim
Agung,dalam
masatransisi Ketua
MA
dapat menempatkanHakim Agung dari
lingkunganKamar tertentu ke dalam Kamar perkara lain, dengan ketentuan:
a.
Pada Kamar Perdata dapat ditempatkanHakim Agung
yang berasaldari
lingkungan peradilan agama dantata usaha negata,b.
PadaKamar
Pidana dapat ditempatkanHakim Agung
yang berasaldari
lingkunganperadilan
militer.
Jumlah
Hakim Agung
pada
masing-masingkamar
disesuaikan denganbeban
ataujumlah perkara yang harus ditangani oleh kamar tersebut.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
13.
SetiapHakim Agung
hanya dapat menjadi anggotadari
salah satu kamar, kecuali yang disebut dalambutir
1 1.14.
Jumlah Panitera Pengganti
pada
masing-masing
kamar
ditetapkan
oleh
Ketua MahkamahAgung
dengan mempertimbangkan beban ataujumlah
perkara pada masing-masing kamar.15.
Panitera MudaTim terdiri
atas:a.
Panitera MudaTim
Bidang Pidana,b.
Panitera MudaTim
Bidang Perdata,c.
Panitera MudaTim
Bidang Agama,d.
Panitera MudaTim
Bidang PidanaMiliter
dan Tata UsahaMiliter,
dane.
Panitera MudaTim
Bidang Tata Usaha Negara.IV.
Distribusi Perkara
1.
Pendistribusian perkara merupakan kewenangan KetuaMA.
2.
KetuaMA
dapat mendelegasikan kewenangan untuk mendistribusikan perkara kepada Ketua Kamar masing-masing, kecuali untuk perkara:a.
permohonan grasi,b.
permohonanfatwa,
c.
hakuji
materil, dand.
sengketa kewenangan antar lingkungan peradilan.V.
Tugas dan WewenangKetua
Kamar
1.
Memastikan
terwujudnya
kesatuan penerapanhukum
dengan menjaga
konsistensi putusandi
masing-masing kamarnya.2.
Menetapkan susunan majelis dan membagi perkara kepada majelis.3.
Atas persetujuan KetuaMA,
Ketua Kamar dapat menarikkembali
berkas perkara dari anggota kamaryang
bersangkutan apabila setelahlewat waktu
2
(dua)bulan
anggotakamar yang
bersangkutanbelum
memberikan
pendapatnyadan
selanjutnya
KetuaKamar menunjuk
anggotamajelis yang baru, kecuali
untuk
perkara-perkara khusus disesuaikan dengan undang-undang yang bersangkutan.4.
Bertindak
sebagaiKetua Majelis Hakim Agung, ketika
memeriksa
dan
memutus perkara.5.
Menentukanjadwal
dan agenda Rapat Pleno Kamar.6.
Menentukanperkara mana saja
yang
akan
dibahasdalam Rapat Pleno
Perkara dikamarnya.
l.
Bertanggung
jawab
atas
pencatatan
dan
penghimpunan putusan-putusan
yangVI.
Rapat
PlenoKamar
1.
Rapat Pleno Kamarterdiri
atas dua jenis, yaitu:a.
Rapat Pleno Rutin, danb.
Rapat Pleno Perkara.2.
Rapat Pleno
Rutin
sekurang-kurangnya dilaksanakansekali dalam
satubulan,
danwajib dihadiri
oleh seluruh Hakim Agung, Panitera, Panitera Muda, Panitera Muda Tim,Panitera Pengganti dan Koordinator Sub Kamar di kamar tersebut.
3.
Tujuan Rapat PlenoRutin
adalah sebagai mekanismekontrol
dalam manajemen perkaraMA,
antara lain:a.
Agar
Ketua Kamar dapat mengetahui secara teraturjumlah
dan status perkara yangditangani oleh masing-masing
Majelis Hakim Agung
dalam kamarnya, serta kapan putusan suatu perkara yang telah dan akan diputuskan;b.
Parapihak
yang
berperkara dapat mengetahui denganmudah
status penanganan perkaranya; danc.
Mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan.4.
Rapat Pleno
Perkara
dilaksanakan secararutin
sekurang-kurangnyasekali
dalam sebulan, dan padawaktu-waktu yang
ditetapkanoleh Ketua Kamar
atau atas usulanmayoritas anggotakamar dan
wajib
dihadiri oleh seluruh Hakim Agung dalam kamar.5.
Hakim Agung
termuda dalam kamar
ditunjuk oleh
Ketua
Kamar
sebagai sekretaris dalam rapat pleno perkara.6.
Tujuan Rapat Pleno Perkara adalah untuk:a.
Menjaga konsistensi putusan dalam kamar yang bersangkutan.b.
Sebagai mekanismeakuntabilitas
Majelis Hakim
kepadakolega
seluruh Hakim Agung yang menjadi anggota kamar dalam memutus perkara.7.
Rapat Pleno Perkara dilaksanakan untuk membahas perkara-perkara sebagai berikut:a.
PeninjauanKembali
(PK) yang akan membatalkan putusan tingkat kasasi,b.
Perkara yang pemeriksaannya dilakukan secara terpisah dan diperiksa oleh majelishakim yang berbeda dan kemungkinan penjatuhan putusan yang berbeda,
c.
Dalam hal terdapat dua perkara atau lebih yangmemiliki
permasalahan hukum yang serupa yang ditanganioleh Majelis Hakim Agung
yang berbeda dengan pendapathukum yang berbeda atau saling bertentangan,
d.
Memerlukan penafsiran yang lebih luas atas suatu permasalahan hukum,e.
Adanya perubahan terhadap jurisprudensi tetap,f.
KetuaMajelis
yang berbeda pendapat dengan dua orang anggotanya dalam perkara yang menarik perhatian masyarakat, ataug.
Alasan lain yang dianggap penting.8.
Putusan Rapat Pleno Perkara sedapat-dapatnya ditaati oleh majelis hakim.10.
Jalannya Rapat Pleno Kamar:a.
RapatPleno Kamar dibuka dan
dipimpin
oleh Ketua
atauWakil
Ketua
MA,
dandapat didelegasikan kepada Ketua Kamar yang bersangkutan.
b.
Rapat dibuka Pimpinan Rapat dengan membacakan agenda rapat.c.
Dalam Rapat PlenoRutin,
masing-masing KetuaMajelis
memaparkan keadaan ataustatus terakhir dari perkara-perkara yang sedang ditangani.
d.
Dalam Rapat Pleno
Perkara,Pimpinan
Rapat membacakan perkara-perkara yang akan dibahas dan didiskusikan dalam rapat.e'
SetelahPimpinan
Rapat membacakan perkara-perkarayang
akan dibahas, masing-masing KetuaMajelis
memaparkan:(1)
Jumlah dan status perkara yang sedang ditangani, dan(2)
Perkara-perkarayang
akan diputuskan dan dipaparkan dalam rapat pleno pada hari tersebut.(3)
Permasalahan hukum (question of law) yang dari masing-masing perkara;(4)
Penafsiran hukumMajelis
Hakim Agung atas permasalahan hukum tersebut; dan(5)
Konsep amar putusan Majelis Hakim Agung.f.
Setiap putusan kasasi yang akan membatalkan putusan judexfacti,
harus didasarkan kaidah hukum yang dilanggar (judexjuris).
g.
SetiapHakim Agung
anggota kamar dapat menyampaikan pendapatnya atas hasil musyawarah yang dipaparkan masing-masing Majelis Hakim Agung.I
1.
Pimpinan Rapat menutup setiap rapatpleno
dengan membacakan daftar perkara yangtelah
selesai dibahas
dan daftar
perkara
yang masih belum
selesai
dan
tertunda pembahasannya untuk dibahas dalam Rapat Pleno Kamar selanjutnya.12.
Hasil pembahasan dalam Rapat Pleno Kamar didokumentasikan untuk dipedomani.VII.
Alur
PenangananPerkara
1.
Setiapperkara
yang
masuk
dan diterima oleh
Biro
Umum
MA
diteruskan kepadaDirektur Pranata Teknis pada Direktorat Jenderal Badan Peradilan yang sesuai.
2.
Berkas perkarayang telah
dinilai
lengkap, disampaikanoleh
Direktur
Pranata Tekniskepada Panitera
Muda
Perkara setelah diregister kemudian diteruskan kepada KetuaKamat,
atau Ketua
MA
untuk
perkara-perkara
yang
pendistribusiannya
tidakdidelegasikan kepada Ketua Kamar.
3.
PaniteraMuda
Tim
di
masing-masing kamar mencatatnya dalambuku
catatan perkara dan kemudian meneruskan berkas perkara tersebut kepada Ketua Kamar.4.
KetuaKamar
menetapkanMajelis Hakim Agung
yang akan memeriksa dan memutus perkara tersebut dan menyampaikannya kepada Panitera Muda Tim.5.
PaniteraMuda
Tim
mencatatMajelis Hakim Agung
yang
memeriksadan
memutus perkara tersebut dalam buku catatan perkara, kemudian menyampaikannya kepada paraHakim
Agung
sesuai majelis yang ditetapkan dari Pembaca Pertama (P1) sampai denganPembaca Terakhir secara berurutan.
7. Putusan
yang
sudah ditandatanganiMajelis Hakim
dikelompokanper
jenis
perkara,dilengkapi
dengankata
kunci
di
masing-masing perkara(untuk
dimasukanke
dalam database) dan diserahkan oleh Panitera Pengganti kepada panitera Muda Tim.Panitera
Muda
Tim
menyerahkanberkas perkara kepada Panitera
Muda
perkara selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah penandatanganan putusan.Untuk
setiap perkaya
yang
putusannya
adalah kabul,
Panitera Pengganti waiib
menyusun risalah putusan dan memasukkannya dalam database elektronik.
Risalah putusan setidaknya memuat:
a.
Ringkasan duduk perkara;b.
Permasalahan hukum yang dirumuskan Majelis Hakim;c.
Penafsiran atau pendapat hukum Majelis Hakim atas permasalahan hukum dalam perkara tersebut;d.
Kaidah hukum yang dilanggar olehTudexfactie;e.
Amar putusanMajelis
Hakim.Panitera
Muda
Tim
(PaniteraMuda
Kamar)
bertanggungjawab
mengumpulkan danmendokumentasikan risalah putusan
Majelis Hakim
Agung
di
kamar masing-masing,baik
dalam bentuk salinan keras(hard
copy) maupunelektronik,
dan membantu Ketua Kamar mempublikasikannya.Rapat
PlenoAntar Kamar
Rapat Pleno
Antar Kamar
diselenggarakanjika
terdapatperkara
yang
mengandung masalah hukum yang menjadi wilayah 2 (dua) kamar atau lebih sekaligus.Rapat
Pleno
Antar
Kamar diusulkan
oleh
salah satuKetua Kamar dan
disampaikan kepada Ketua MahkamahAgung;
atau ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung-untukperkara permohonan
grasi,
permohonan
fatwa,
hak
uji
materil,
dan
sengketa kewenangan antar lingkungan peradilan.Rapat Pleno
Antar
Kamar
dipimpin
oleh
Ketua MahkamahAgung
atauWakil
Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial.KETUA
MAHKAMAH
AGUNG
REPUBLIK INDONESIA
//-8.
9.
10.
1. 11.
12.
2.
a
-).