• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN DAN PENANGANAN MUARA SUNGAI SILANDAK - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN DAN PENANGANAN MUARA SUNGAI SILANDAK - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

  • Sekolah: Diponegoro University
  • Topik: Desain Dan Penanganan Muara Sungai Silandak
  • Tipe: thesis

I. Studi Pustaka: Tinjauan Umum Muara Sungai

Bagian ini memberikan pemahaman dasar tentang muara sungai, mendefinisikan mulut sungai dan estuari, serta menjelaskan fungsi dan permasalahan umum yang terjadi di muara sungai, seperti sedimentasi dan dampaknya terhadap pembuangan debit sungai dan potensi banjir di hulu. Kajian ini relevan dengan tujuan pembelajaran dalam mata kuliah Hidrologi dan Rekayasa Pantai, memberikan fondasi konseptual bagi mahasiswa untuk memahami dinamika sistem sungai-laut. Mahasiswa diharapkan mampu menganalisis fungsi muara sungai dan mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan pengelolaannya. Pemahaman ini menjadi dasar untuk merancang solusi teknik yang tepat guna.

II. Aspek Hidrologi: Curah Hujan dan Analisis Frekuensi

Bagian ini membahas aspek hidrologi dalam konteks desain dan penanganan muara sungai, khususnya terkait perhitungan curah hujan wilayah. Dipaparkan tiga metode perhitungan curah hujan wilayah: rata-rata aljabar, Thiessen, dan Isohiet. Selanjutnya, dijelaskan analisis frekuensi curah hujan meliputi pengukuran dispersi (standar deviasi, koefisien skewness, kurtosis, koefisien variasi), pemilihan jenis sebaran (metode grafis dan analitis), uji keselarasan (Chi-square dan Smirnov-Kolmogorov), serta perhitungan curah hujan rencana. Materi ini bernilai akademik tinggi karena mengajarkan mahasiswa metode kuantitatif dalam analisis hidrologi. Aplikasi pedagogisnya mencakup penguatan keterampilan analisis data, pengambilan keputusan berdasarkan data statistik, dan pemahaman akan ketidakpastian dalam prediksi hidrologi.

2.1 Curah Hujan

Sub-bab ini menjelaskan berbagai metode perhitungan curah hujan wilayah, meliputi metode rata-rata aljabar, Thiessen, dan Isohiet. Pembahasannya mencakup rumus-rumus dan ilustrasi grafis untuk membantu mahasiswa memahami konsep dan penerapan masing-masing metode. Ini penting bagi mahasiswa untuk memahami bagaimana data titik hujan dikonversi menjadi curah hujan wilayah yang representatif untuk analisis hidrologi skala regional. Kemampuan menginterpretasi peta isohiet juga merupakan keterampilan yang penting untuk dipelajari.

2.2 Analisis Frekuensi

Sub-bab ini membahas analisis frekuensi curah hujan yang meliputi pengukuran dispersi data, pemilihan distribusi probabilitas (Normal, Log-Normal, Gumbel, Log Pearson III), dan uji kecocokan distribusi. Mahasiswa diajarkan bagaimana memilih distribusi yang tepat dan menguji kesesuaiannya dengan data observasi. Ini mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam analisis statistik dan pengambilan keputusan berbasis data, yang krusial dalam rekayasa hidrologi dan perencanaan sumber daya air.

2.3 Analisis Curah Hujan Rencana

Sub-bab ini menjelaskan perhitungan curah hujan rencana dengan periode ulang tertentu, menggunakan metode-metode yang telah dibahas sebelumnya. Ini melengkapi proses analisis hidrologi dengan memberikan estimasi curah hujan yang akan terjadi pada periode tertentu, sehingga bisa menjadi input penting dalam perencanaan berbagai infrastruktur hidrolika. Mahasiswa memahami pentingnya perencanaan jangka panjang yang mempertimbangkan probabilitas kejadian ekstrim.

III. Aspek Hidrolika: Perhitungan Debit Banjir Rencana

Bagian ini berfokus pada aspek hidrolika, membahas perhitungan debit banjir rencana menggunakan berbagai metode: Rasional, Weduwen, Haspers, FSR Jawa-Sumatra, dan Hidrograf Satuan Sintetik Gama 1. Setiap metode dijelaskan secara detail, termasuk rumus dan parameter yang digunakan. Mahasiswa diajarkan berbagai pendekatan untuk menghitung debit banjir, yang sangat berguna dalam desain dan perencanaan bangunan air serta mitigasi bencana banjir. Penting bagi mahasiswa untuk memahami perbedaan dan keunggulan masing-masing metode serta kriteria pemilihan yang sesuai dengan kondisi lapangan.

IV. Aspek Hidrolika: Perencanaan Penampang Melintang Sungai

Bagian ini membahas aspek perencanaan penampang melintang sungai yang efisien dan aman, meliputi rumus Manning untuk perhitungan kecepatan aliran dan debit, serta perhitungan profil muka air rencana menggunakan metode tahapan langsung dan tahapan standar. Mahasiswa dilatih untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip hidrolika dalam merancang penampang sungai yang optimal. Pemahaman tentang kekasaran dasar sungai dan penggunaannya dalam perhitungan juga dibahas. Kombinasi teori dan perhitungan numerik ini sangat berharga dalam pembelajaran rekayasa sungai.

4.1 Muka Air Rencana

Sub-bab ini menjelaskan metode perhitungan profil muka air rencana, menggunakan metode tahapan langsung dan tahapan standar. Mahasiswa akan memahami bagaimana memprediksi tinggi muka air sungai di berbagai kondisi, yang sangat penting dalam perencanaan dan mitigasi banjir. Penggunaan model numerik juga menjadi bagian penting dalam sub-bab ini.

4.2 Kekasaran Dasar

Sub-bab ini membahas tentang koefisien kekasaran Manning dan pentingnya dalam perhitungan hidrolika. Mahasiswa akan memahami bagaimana kekasaran dasar sungai mempengaruhi kecepatan aliran dan debit. Pemahaman ini penting agar mahasiswa bisa memilih koefisien kekasaran yang tepat dan akurat dalam perencanaan infrastruktur sungai.

4.3 Permodelan dengan HEC-RAS

Sub-bab ini memperkenalkan perangkat lunak HEC-RAS dan penggunaannya dalam simulasi hidrolika sungai. Mahasiswa akan mempelajari bagaimana menggunakan model numerik untuk menghitung profil muka air, yang memberikan gambaran yang lebih komprehensif dibandingkan perhitungan manual. Ini memberikan pemahaman tentang aplikasi teknologi dalam rekayasa hidrolika.

4.4 Evaluasi Penampang Eksisting

Sub-bab ini membahas evaluasi penampang sungai eksisting menggunakan metode Passing Capacity. Mahasiswa akan belajar bagaimana menganalisis kapasitas aliran sungai yang ada dan menentukan apakah sudah cukup untuk menampung debit banjir rencana. Ini menunjukkan penerapan pengetahuan hidrolika dalam konteks analisis kondisi lapangan.

Referensi Dokumen

  • Pelabuhan ( Bambang Triatmodjo )

Gambar

Gambar 2.6. Sketsa Hidrograf satuan sintetik Gama I
Gambar 2.7. Sketsa Penetapan WF
Gambar 2.8. Sketsa Penetapan RUA
Gambar 2.9. Saluran Penampang Tunggal
+7

Referensi

Dokumen terkait

muka air banjir rencana sepanjang sungai dan muara yang akan ditinjau dari.

Pemecah gelombang sisi campuran merupakan gabungan dari tipe pertama dengan tipe yang kedua. Contoh pembuatan pemecah gelombang sisi campuran : untuk sisi

• Muara Sungai Silandak mengalami permasalahan berupa adanya sedimentasi yang berasal dari laut, hal ini diperkuat dengan pengamatan dilapangan yaitu adanya sedimen berupa pasir

Direktorat Penyelidikan Masalah air, Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan umum dan Tenaga Listrik Republik Indonesia, 1978, Pengamanan Sungai Serta

Gambar 4.8 menunjukkan posisi garis pantai Pantai Sayung, garis tegak lurus terhadap garis pantai (sudut 0 o ) dan batasan sudut dari masing-masing arah mata angin gelombang datang

Gambar 5.13 Perubahan garis pantai terhadap perubahan sudut gelombang

Gelombang tersebut akan pecah pada lokasi yang sudah dekat garis pantai, sehinggga lebar surf zone tidak cukup untuk menghancurkan energi gelombang badai tersebut..

Semakin tinggi gelombang pecah dan semakin besar sudut antara gelombang pecah dan garis pantai, maka kecepatan arus sejajar pantai (longshore current) akan semakin