• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kondisi dan Pengendalian Bahaya pada Bengkel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kondisi dan Pengendalian Bahaya pada Bengkel"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kondisi dan Pengendalian Bahaya pada Bengkel/laboratorium untuk Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja

di Sekolah Menengah Kejuruan

Putut Hargiyarto Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (1) jenis bahaya yang berpotensi muncul, (2) tingkat risiko bahaya yang ada, (3) urgensi pengendalian bahaya yang harus dilakukan oleh pengelola, dan (4) memperoleh rumusan rekomendasi tindakan pengendalian bahaya yang harus dilakukan oleh pengelola bengkel/laboratorium Sekolah Menengah Kejuruan.

Penelitian ini merupakan penelitian survey, data dikumpulkan melalui lembar observasi berupa Chekslist Identifikasi Bahaya dari ILO, wawancara dengan pengelola dan kujungan ke bengkel/lab untuk memperoleh informasi tentang: jenis dan tingkat risiko bahaya, dan urgensi tindakan pengendalian bahaya yang timbul. Keabsahan data diperoleh melalui pencermatan mendalam terhadap dokumentasi foto kunjungan dan wawancara mendalam dengan pengelola bengkel/laboratorium. Analisis data menggunakan statistik deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Jenis bahaya yang terdapat di bengkel/laboratorium Sekolah Menengah Kejuruan meliputi 9 kelompok pekerjaan/hal-hal yang berkaitan dengan : penanganan bahan, penggunaan alat-alat tangan, perlindungan mesin, desain tempat kerja, pencahayaan, cuaca kerja, pengendalian bahaya bising, getaran dan listrik, fasilitas pekerja, dan organisasi kerja; (2) Rerata tingkat risiko bahaya yang terdapat di bengkel/laboratorium Sekolah Menengah Kejuruan meliputi: tidak berbahaya (68 kasus= 54%), perlu tindakan penanganan (43 kasus = 34%), dan perlu prioritas tindakan penanganan (10 kasus = 8%), sedangkan lainnya sebesar 4% atau 6 kasus tidak ada datanya; (3) Pengendalian bahaya dengan urgensi tinggi pada kondisi berisiko untuk dilakukan prioritas tindakan perbaikan; pada kasus yang perlu tindakan perbaikan, sedangkan yang terakhir adalah mempertahankan dan memperbaiki kondisi pada kasus yang tidak perlu tindakan perbaikan; (4) Rekomendasi untuk perbaikan kondisi dilakukan dengan tahapan: menetapkan sasaran, memilih pendekatan, menetapkan prosedur serta melakukan evaluasi terus menerus terhadap kondisi K3 di bengkel/laboratorium.

Kata kunci :

Jenis dan risiko bahaya, pengendalian bahaya, bengkel/laboratorium SMK.

Referensi

Dokumen terkait

Apabila terjadi penyalahgunaan terhadap hasil pungutan Sumber Daya dan Pendapatan Desa oleh perangkat desa, kolektor, atau juru pungut serta pihak yang terlibat dalam

Tidak ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan stunting pada anak usia 6-24 bulan di Puskesmas Bulakamba.. Tidak ada hubungan yang bermakna antara BBLR,

Yang dimaksud dengan "selisih kurang antara PPA atas aset produktif dan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan atas aset produktif" adalah selisih kurang antara

pembangunan menara telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati ini..

Faktor yang menyebabkan mahasiswa PPL mengalami kesulitan saat melaksanakan ouyou renshuu adalah maha- siswa PPL memberikan masukan dan ungkapan baru yang bisa digunakan

Pada percakapan di atas, terlihat beberapa variasi ungkapan ganbare yang digunakan, ada ganbaru dan ganbatte. Dimana keduanya memiliki arti yang sama,

Walaupun banyak lakaran tentang jasa dan sumbangan wanita telah dibukukan, namun masih ada dalam golongan wanita tidak menjadikan dinamika khidmat sosial tokoh-tokoh wanita

Jika cairan yang diinokulasikan ini menimbulkan gejala penyakit kulit diplodia, maka dapat disimpulkan bahwa patogen mengeluarkan toksin pada saat konidia mulai berkecambah.. Uji