• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J010016 9.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J010016 9."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. PENDAHULUAN

Mikrobentos merupakan organisme bentos yang menghuni dasar perairan yang berukuran mikroskopis dan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu mikrofitobentos dan mikrozoobentos (Cole, 1983). Mikrozoobentos dalam ekosistem perairan merupakan salah satu komponen biotik. Komponen biotik menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan tertentu, dalam hal ini tidak ada yang mampu untuk berdiri sendiri tanpa dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang ada. Sebagai organisme dasar perairan, perubahan-perubahan kualitas air dan substrat tempat hidupnya dapat mempengaruhi struktur komunitas dari mikrozoobentos.

Pertumbuhan mikrozoobentos pada suatu perairan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi mikrozoobentos. Adapun faktor abiotik adalah fisika-kimia air yang diantaranya adalah suhu, arus, kandungan oksigen (O2) terlarut, Biologycal Oxygen

Demand (BOD), kedalaman air, dan substrat dasar (Allard & Moreau, 1987).

Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah sekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan sekitarnya (Suwondo et al, 2004). Sungai Banjaran merupakan anak Sungai Logawa yang mengalir dari arah Utara ke arah Selatan dan bermuara pada Sungai Logawa di daerah Patikraja dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) kira-kira 47,16 km2. Hulu

aliran Sungai Banjaran dimanfaatkan untuk penggerak turbin PLN, PLTA Ketenger, irigasi, perikanan, sumber air bersih penduduk setempat dan keperluan lainnya. Sungai Banjaran pada bagian tengah selain digunakan untuk irigasi juga dimanfaatkan oleh penduduk untuk keperluan mandi cuci dan kakus (Badan Lingkungan Hidup Banyumas, 2010).

Sungai Banjaran dipengaruhi oleh berbagai aktivitas manusia disekitarnya maupun pengaruh alam yang meliputi pemukiman, pertanian, hutan, dan aktivitas penambangan pasir. Fungsi sungai seringkali dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan, dari berbagai aktivitas manusia sehingga akan menambah masuknya bahan organik dan anorganik ke dalam badan sungai. Bahan-bahan yang masuk ke perairan dapat berupa materi-materi tersuspensi maupun terlarut yang dapat mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya termasuk mikrozoobentos.

(2)

2

Materi tersuspensi atau Total Suspended Solid (TSS) adalah semua zat padat (pasir, lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air dan dapat berupa komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik (Pescod, 1973). Menurut Fardiaz (1992), padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi cahaya ke dalam air, sehingga mempengaruhi regenerasi oksigen secara fotosisntesis dan kekeruhan air juga semakin meningkat. Padatan tersuspensi menyerap panas dari sinar matahari, sehingga akan meningkatkan suhu air kemudian akan mengurangi tingkat oksigen terlarut, dan fotosintesis juga menurun dikarenakan kurangnya cahaya yang menembus air.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kualitas air sungai khususnya konsentrasi TSS di Sungai Banjaran. 2. Bagaimana struktur komunitas mikrozoobentos di Sungai Banjaran.

3. Bagaimana hubungan antara konsentrasi TSS dengan kelimpahan mikrozoobentos di Sungai Banjaran.

Tujuan penelitian adalah untuk :

1. Mengkaji kualitas parameter fisika, kimia dan konsentrasi TSS di Sungai Banjaran.

2. Mengkaji struktur komunitas mikrozoobentos di Sungai Banjaran.

3. Mengkaji hubungan konsentrasi TSS dengan kelimpahan mikrozoobentos di Sungai Banjaran.

Referensi

Dokumen terkait

Pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu

Setelah dilakukan pengamatan tentang karakteristik dari ATMega8535 (AVR) dan AT89S52 (MCS51) dimana digunakan pada penelitian sebelumnya yang berjudul Perancangan

Bahwa selama Terdakwa meninggalkan dinas tanpa ijin yang sah dari Komandan Kesatuan atau Pejabat lain yang berwenang Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam

Setiap orang, pelaku usaha, pengelola, penyelenggara dan/atau penanggung jawab tempat/kegiatan dan fasilitas umum yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 11

Hal ini menjadi layak dan harus didiskusikan untuk mendapat kesimpulan mengenai desa berdikari di wilayah masing-masing yang disajikan melalui presentasi makalah dari

Mengatasi banyaknya obyek tunggakkan pajak kendaraan bermotor, yang dilakukan oleh UPT Samsat Medan Utara adalah dengan mengirimkan blanko/surat teguran dan penagihan

Kuntowijoyo (dalam Dudung Abdurahman, 2007 hlm. 73) mengemukakan interpretasi sejarah atau yang biasa disebut dengan analisis sejarah merupakan tahap dimana

Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu apakah ada perbedaan jenis tanaman dalam penyerapan logam berat Pb udara di Jalan dengan tujuan untuk mengetahui