PEMBERITAAN PEMILIHAN GUBERNUR DKI JAKARTA 2017 DI METRO TV
(Pendekatan Analisis Wacana Kritis)
Skripsi:
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Satu (S-1) dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat
Oleh:
DESSY WAHYU NIRMALA SARI
NIM : E74213132
PROGRAM STUDI FILSAFAT POLITIK ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
ABSTRAKSI Nama :Dessy Wahyu Nirmala Sari
Judul :Pemberitaan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 di Metro TV (Pendekatan Analisis Wacana Kritis)
Pembimbing : Dr. Biyanto, M.Ag
Kata Kunci : Pilgub DKI Jakarta 2017, Metro TV, Media dan Politik, Analisis Wacana Kritis.
Media yang merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Sedangkan media massa, sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat secara langsung. ada beberapa jenis media massa. Diantaranya adalah, koran, majalah, radio, televisi, dan lain-lain.
Peran media massa sangatlah berguna bagi masyarakat. Dari media massa masyarakatmendapatkan segala berita atau informasi dari yang di tayangkan. Seperti yang terjadi sekarang terkait berita mengenai pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017. Terdapat tiga kontestan di Pilgub DKI Jakarta ini diantaranya, nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, nomor urut dua Basuki Tjahaya Purnama-Djarot Saiful Hidayat, nomor uurt tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Pemilu ini sangat erat dengan hubungan politik. Karena pihak pengusung masing-masing calon menginginkan kemenangannya, terutama partai politik yang sudah memiliki nama besar. Media sendiri sangat erat hubungannya dengan politik, oleh sebab itu keduanya tidak dapat dipisahkan.
Sebagai salah satu TV berita, Metro TV juga menayangkan berita mengenai pilgub DKI. Bahkan tidak pernah ketinggalan dalam memberikan berita yang ter-update. Media yang dimiliki oleh salah seorang politisi yaitu Surya Palloh tentu saja diragukan dalam memberikan tayangan terkait dengan pilgub ini. Karena, Surya Palloh yang merupakan Ketua Umum Partai Nasdem adalah salah satu partai yang mendukung pasangan Ahok-Djarot. Kenetralitasan dari Metro TV perlu di amati. Tentu saja pemilik media memiliki peran penting pada setiap produksi beritanya. Karena setiap apa yang diberitakan dapat menggiring opini publik. Penelitian ini juga dianalisis dengan menggunakan analisis wacana kritis.
vii
vii
DAFTAR ISI
Abstraksi... i
Motto... ii
Kata Pengantar... v
Daftar Isi... vii
Daftar Tabel... ix
BAB I: Pendahuluan... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 6
C. Tujuan Penelitian... 7
D. Manfaat Penelitian... 7
E. Penelitian Terdahulu... 8
F. Metode Penelitian... 10
G. Sistematika Pembahasan... 16
H. WaktuPenelitian... 17
BAB II: Kajian Teori... 19
A. Landasan Teori dan Kajian Pustaka... 19
1. Analisis Wacana Kritis... 20
2. Pengertian Media Massa... 36
3. Hubungan Media dengan Politik... 40
B. Penelian Terdahulu... 43
BAB III: Gambaran Umum Metro TV ... 46
A. Objek Penelitian (Metro TV)... 46
B. Berita Menjelang Pilgub DKI di Metro TV... 51
BAB IV : Penyajian dan Analisis Data... 62
viii
B. Analisis Data... 115
BAB V : Penutup... 126
A. Kesimpulan... 126
B. Saran ... 127
Daftar Pustaka
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kerangka Analisis Teun Van Djik ... 25
Tabel 2. Struktur Teks... 26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media adalah merupakan alat atau sarana yang dipergunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Media juga merupakan
alat, sarana, perantara, dan penghubung untuk menyebar, membawa atau
menyampaikan sesuatu pesan atau gagasan kepada penerima. Sedangkan, media
sendiri ini terbagi menjadi beberapa jenis yang diantaranya adalah media visual,
media audio, dan media audio visual.1
Sedangkan, media massa adalah sarana penyampaian pesan-pesan, aspirasi
masyarakat, dan sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita ataupun
pesan kepada masyarakat langsung secara luas. Untuk jenis-jenis media massa
sendiri ada media cetak, misalnya : majalah, koran, surat kabar, dll. Selain itu
ada media elektronik, misalnya : Radio, televisi, film atau video, serta media
Siber, misalnya : Media sosial, website, portal berita, blog, dan lain-lain.2
Media massa yang paling sering di lihat oleh khalayak adalah media
televisi. Televisi merupakan media massa elektronik yang sangat berpengaruh
dalam kehidupan manusia. Televisi juga merupakan media massa yang memiliki
audiens paling besar, sifat televisi yang disajikan dalam bentuk audio visual
1 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa : Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta : Rineka Cipta, 1996), hlm. 32.
2
membuatnya dapat di nikmati oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak
sampai dengan orang dewasa.
Dengan berkembangnya zaman dan juga semakin tingginya tingkat
pendidikan dan pengetahuan pada diri masyarakat khusunya masyarakat
Indonesia, menjadikan media massa ini sebagai salah satu alat untuk
mendapatkan informasi. Baik mulai dari informasi tentang pendidikan,
kesehatan, perekonomian, sosial budaya, dan yang paling utama adalah
informasi mengenai perkembangan politik dan pemerintahan yang ada di
Indonesia. Di Indonesia sendiri banyak sekali isu atau permasalahan yang
ditimbulkan didalam politik dan pemerintahan, dan ini sangat menjadi sorotan
bagi khalayak umum.
Peran media massa sangat berguna dan berpengaruh bagi masyarakat yang
ingin mendapatkan segala berita atau informasi dari yang di tayangkan di media.
Seperti yang sangat jelas kita lihat bahwa setiap apa yang diinformasikan dalam
media massa ini memiliki pengaruh terhadap persepsi masyarakat pada sebuah
berita tersebut. Maka dari itu, semua media yang ada di setiap negara harusnya
bersikap netral dalam menyajikan pemberitaannya. Jangan menyudutkan salah
satu pihak dan menguntungkan pihak yang lain.3
Dapat dilihat ada beberapa media massa yang dirasa masih belum netral
dalam menyiarkan pemberitaan, yang tujuannya untuk mempengaruhi opini
masyarakat yang menyaksikan berita tersebut. Sehingga masyarakat
3
menganggap apa yang telah diberitakan oleh televisi tersebut adalah yang paling
benar, dan menganggap media lain kurang baik dalam menyuguhkan berita.4
Karena itu, dalam setiap berita yang akan ditayangkan dimanapun harus
melalui berbagai tahapan. Sampai akhirnya akan diterima oleh masyarakat yang
melihat atau membaca. Apakah berita tersebut apakah layak atau tidak untuk
diberitakan. Yang dimaksud layak disini adalah apakah media tersebut
memberikan berita disertai dengan kebenaran atau fakta yang sedang terjadi atau
tidak. Media juga netral dalam penayangan beritanya.5
Seperti yang ada di dalam analisis wacana kritis, bahwa kita melihat berita
tersebut objektif atau tidaknya pemberitaan melalui bagaimana para wartawan
menyiarkan beritanya. Apakah setiap berita yang akan di beritakan ada campur
tangan dari pemilik media atau tidak. Karena, biasanya ada media massa yang
pemilik medianya ikut campur dalam setiap apa yang akan di beritakan, apalagi
jika pemilik media tersebut adalah seorang politisi, seperti yang ada di
Indonesia. Maka, setiap berita yang diinformasikan kepada khalayak haruslah
dapat mempengaruhi opini publik.6
Sebagai salah satu contoh yang dapat dilihat saat ini dan yang masih
hangat untuk diperbincangkan adalah pilkada DKI Jakarta yang akan
dilaksanakan tepatnya pada tahun 2017. Berita yang menjadi sorotan
4
Samsul, Wahidin, Dimensi Etika dan Hukum Profesionalisme Pers ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 24
5 Ibid,. Hlm 25
4
masyarakat, tidak hanya Jakarta saja melainkan seluruh Indonesia. Itu karena,
DKI Jakarta ini bisa disebut dengan replika dari negara Indonesia. Jadi apapun
kebijakan yang terjadi di DKI Jakarta dapat berpengaruh bagi provinsi dan
kabupaten lain yang ada di Indonesia.
Sebagaimana diketahui, bahwa setiap akan berlangsungnya pemilihan
kepala daerah (Pilkada) di daerah manapun itu tidak terlepas dari ajang
persaingan politik didalamnya. Banyak partai politik berlomba-lomba untuk
mencari calon terbaik yang dapat memimpin daerah tersebut untuk diusungnya.
Dan, Pilkada DKI Jakarta 2017 ada tiga calon gubernur/wakil gubernur yang
mengikuti. Pasangan pertama yaitu Agus Harimurti Yodhoyono dan Sylvia
Murni. Pasangan kedua adalah Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dan Djarot
Saiful Hidayat. Pasangan ketiga adalah Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Pertarungan dari ketiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Guberbur ini
sangatlah ketat. Apalagi banyak media massa yang memberitakan fenomena ini.
Yang paling jadi rujukan utama masyakat dalam mengakses berita adalah
televisi. Ajang ini pula yang menjadikan televisi-televisi yang ada
berlomba-lomba dalam menayangkan berita pilkada DKI Jakarta.
Salah satu contoh televisi berita yang tidak pernah ketinggalan dan selalu
update dalam menayangkan berita Pilkada DKI ini adalah Metro TV. Televisi
yang hampir seluruh acaranya adalah berita, dan bahkan jarang sekali
menayangkan acara hiburan. Baik berita ekonomi, pendidikan, sosial budaya,
5
Perlu diketahui bahwa Metro TV merupakan salah satu media massa yang
dimiliki oleh seorang politisi terkenal dan senior di Indonesia. Dia adalah Surya
Palloh, yang merupakan Ketua Umum Partai Nasdem. Dia juga disebut dengan
salah satu raja media di Indonesia. Selain itu yang menjadi menarik disini adalah
partai yang dia pimpin adalah salah satu pengusung pasangan calon Gubernur
dan Wakil Gubernur Ahok dan Djarot.
Dari fenomena seperti ini dapat dilihat bagaimana sebuah media massa
wajib menyiarkan pemberitaan secara real, netral, dan tanpa ada rekayasa dalam
penayangannya. Diketahui bahwa seorang pemilik media memiliki kuasa dan
kekuatan penuh terhadap media yang dimilikinya.
Setiap apapun berita yang tayang di televisi dan disaksikan oleh
masyarakat dapat menggiring opini publik terhadap berita yang mereka peroleh,
tidak hanya itu mereka pun menganggap bahwa apapun berita yang ditayangkan
dalam media tersebut adalah berita yang dirasa sudah benar, tanpa melihat berita
dari media yang lainnya.
Masyarakat pun sangat mengharapkan bahwa Metro TV yang menyiarkan
berita Pilkada 2017 ini tidak memihak pada salah satu pihak yang merupakan
pasangan yang diusungnya, melainkan dia juga dapat secara benar dan netral
dalam memberitakan pasangan yang lainnya yang bukan merupakan pasangan
calon yang didukungnya. Karena mereka sudah beranggapan bahwa media saat
ini bukanlah sarana informasi yang terpercaya melainkan media adalah alat
yang digunakan para pemilik media untuk mencari kekuasaan baik di sektor
6
Dengan demikian, media massa ini memiliki peran yang sangat penting
dalam kegiatan politik. Dalam aspek politik media memberikan ruang atau arena
pertarungan bagi kepentingan berbagai kelompok sosial politik yang ada dalam
masyarakat demokratis. Media dan kekuasaan politik sangat berhubungan erat,
karena untuk membentuk opini publik membuat media massa memiliki
kekuasaan penuh dalam proses politik. Dengan ini, kekuasaan politik tidak
hanya ada ditangan partai politik saja, akan tetapi siapapun itu yang dapat
mempengaruhi opini publik termasuk dengan media massa.7
Untuk itu, peneliti mesara bahwa fenomena seperti ini sangatlah menarik
untuk diteliti. Alasan memilih Metro TV karena stasiun televisi ini merupakan
milik dari politisi partai Nasdem. Yang merupakan salah satu partai pendukung
salah satu calon. Dengan itu, peneliti ingin mengetahui apakan pemilik media ini
berperan dalam setiap apa yang ditayangkan. Atau memang benar beritanya real
diproduksi tanpa adanya kepentingan politik dari pemilik media.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, bahasan skripsi ini berfokus pada
fenomena pemberitaan kontestasi Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 yang
ditayangkan di Metro TV, yang menggunakan pendekatan analisi wacana kritis.
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana pemberitaan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 di
Metro TV ?
7
2. Bagaimana pemberitaan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017
dipahami dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai oleh peneliti adalah :
1. Mendeskripsikan pemberitaan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017
yang ditampilkan di Metro TV.
2. Menganalisis bagaimana pemberitaan yang ditayangkan di Metro TV
tentang Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 dengan menggunakan
pendekatan analisis wacana kritis.
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian yang tertuang dalam tulisan yang berjudul “Pemberitaan
Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 di Metro TV (Pendekatan Analisis
Wacana Kritis)”, diharapkan agar dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Adapun manfaat yang dimaksud adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Menjelaskan bagaimana berita yang di tayangkan oleh METRO TV
khususnya dalam menayangkan berita pemilihan Gubernur DKI
8
b. Menganalisis berita pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 yang
ditayangkan METRO TV dengan menggunakan ppendekatan analisis
wacana kritis
2. Manfaat Praktis
Memberikan pengetahuan, referensi, sekaligus memperkaya
diskursus akademik dalam konteks pemberitaan media dan kepentingan
politik tertentu.
E. Penelitian Terdahulu
Permasalah peran Media dan Politik ini sebenarnya sudah pernah dikaji
oleh penulis yang salah satu contohnya yaitu dalam jurnal yang berjudul:
“Politik Media, Demokrasi dan Media Politik” yang ditulis oleh Siti Aminah
Dosen Jurusan Ilmu Politik FISIP UNAIR, Surabaya. Dalam karyanya yang
dimuat ini menjelaskan bagaimana Politik Media, Demokrasi dan Media Politik
itu. Hal ini dapat dilihat pada kenyataan eksistensi media massa pada era pasca
pemerintahan Soeharto yang di tengarai oleh kuatnya dominasi penguasa pada
semua infrastruktur politik, dengan tujuan untuk menghegemoni menjadi atau
pembelajaran politik untuk mengapolitisasi warga negara.
Media menjadi perpanjangan tangan dari kepentingan penguasa, bahasa
politik bermakna ganda untuk tujuan penghalusan maupun untuk kepentingan
memberdayakan warga negara, keduanya adalah bagian dari politik hegemoni
sebagai syarat untuk mengukuhkan kuasa penguasa. Kuasa bahasa melalui
9
yang hampir menguasai isi media massa menjadi alat meminggirkan dan
mengapolitisasi warga untuk menjauh dari arena politik formal.
Dengan tujuan melestarikan kuasa dari elite politik (pemegang kuasa).
Perlawanan-perlawanan politik warga untuk menyuarakan aspirasi politiknya
tetap tidak merubah kondisi sistem politik represif saat itu. Dan, fenomena
dalam masa transisi saat ini, media memiliki ruang yang lebih besar.8
Tetapi, dibalik itu semua ada keunikannya karena sistem politik Indonesia
berada dalam pusaran globalisasi, eksistensi media tidak luput dari apa yang ada
dalam pendirian kaum hegemoni, menempatkan kebudayaan global yang bersifat
tunggal sebagai watak kapitalisme yang monilik (struktur modal kapitalistik),
sehingga seluruh ekspresi kebudayaan termasuk ekspresi simboliknya mengacu
pada ekspresi dominan atas nama pasar, dan media tidak berfungsi sebagai
representasi maupun rekonstruksi realitas sosial politik, melainkan lebih dari
itu.9
Asumsi yang mendasari adalah, pertama media adalah sebuah institusi dan
aktor politik yang memiliki hak-hak. Kedua, media dapat memainkan berbagai
peran politik, diantaranya adalah denga mendukung proses transisi demokrasi,
dan melakukan oposisi. Sebagaimana disinyalir oleh Cook, bahwa hal ini telah
menjadi perhatian penting bagi masyarakat Barat, dimana para jurnalis telah
berhasil mendorong masyarakat untuk tidak melihat mereka sebagai aktor
8 Siti Aminah, “Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik”, Journal Politik Media, Demokrasi, dan Media Politik, unair.ac.id, Vol. 19 No. 3 (Juli 2006), hlm. 4
10
politik, sedangkan para pakar politik juga telah gagal untuk menggali media
sebagai institusi politik.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Kualitatif
Dalam penelitian yang berjudul “Pemberitaan Pemilihan Gubernur DKI
Jakarta Tahun 2017 di Metro TV (Pendekatan Analisis Wacana Kritis)”.
Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Dimana, metode
pendekatan kualitatif yang sudah dijelaskan secara sederhana dapat diketahui
bahwa metode ini menggunakan cara dengan melakukan observasi kita dapat
melihat terjadinya masalah atau konflik yang terjadi karena kurang objektivnya
media dalam menyiarkan berita kepada khalak umum.
Proposal ini menggunakan metode kualitatif. Penyajian data tidak
dilakukan dengan mengungkapkannya secara numeric sebagai penyajian data
yang dilakukan oleh metode kuantitatif. Dari sisi metodologis, tata cara
mengungkapkan pemikiran seseorang atau pandangan kelompok orang adalah
dengan menggunakan penelitian secara kualitatif.
Metode kualitatif adalah istilah umum yang menyebutkan berbagai
teknik observasi, observasi partisipan, wawancara intensif, dan juga
wawancara kelompok fokus yang berusaha memahami pengalaman dan
praktek informan kunci untuk menempatkan mereka secara tepat di dalam
konteks. Didalam, ini peneliti diharuskan untuk masuk kedalam setting sosial
11
kualitatif yang diantaranya adalah penelitian atau inkuiri naturalistic atau
ilmiah, etnografi, interaksionis, simbolik, perspektif ke dalam, etnometodelogi,
The Chicago School, fenomenologis, studi kasus, interpretative, ekologis, dan
juga deskriptif.10
Penelitian kualitatif ini juga merupakan penelitian yang menggunakan
latar belakang alamiah dan dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi
dan dilakukan dengan jalan melibatkan sebagai metode yang ada. Dan, metode
ini sangatlah identik dengan epistimologi interpretatif yang menekan sifat
dinamis, terkontruksi dan tumbuhnya realitas sosial. Serta, tidak ada ilmu
objektif yang bisa menegakkan kebebasan universal, atau bisa eksis secara
independen dari keyakinan, nilai, dan konsep yang diciptakan untuk
memahami dunia.
b. Jenis Penelitian
a) Penelitian Kepustakaan
Seluruh materi yang ada di dalam penelitian ini bersifat penelitian
kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan adalah segala usaha
yang dilakukan peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan
topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi tersebut diperoleh
dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, dan
sumber-sumber tertulis baik cetak maupun elektronik. Studi kepustakaan
merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian.
12
Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat
ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu, seorang peneliti
dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada
kaitannya dengan penelitiannya. Dan, penelitian-penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya.11
Perlu diketahui, perpustakaan merupakan suatu tempat yang tepat guna
memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan,
dibaca, dan dikaji, dicatat dan dimanfaatkan untuk melakukan penelitian
dengan menggunakan studi kepustakaan, seorang peneliti hendaknya mengenal
atau tidak merasa asing dilingkungan perpustakaan dan tidak merasa asing
dilingkungan perpustakaan. Dan, untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan disini penelti dapat mengetahui dari sumber-sumber informasi
tersebut. Contohnya dari katalog, referensi umum, referensi khusus, buku-buku
pedoman, laporan-laporan penelitian, dll.
b) Penelitian dari Media Massa (Metro TV,tayangan di youtube, dan di web
Metro TV)
Media massa adalah sesuatu yang dapat digunakan oleh segala bentuk
komunikasi, baik komunikasi personal maupun kelompok dan komunikasi
massa. Secara universal tujuannya adalah : 1. Informasi, 2. Hiburan, 3.
Pendidikan, 4. Propaganda/pengaruh, 5. Pertanggungjawaban sosial. Sesuai
11A. Rifqi Amin”Penelitian Kepustakaan”,
http://banjirembun.blogspot.com/2012/04/penelitian-kepustakaan/(Kamis, 17 November
13
perkembangannya media massa berwujud dalam media cetak (seperti : koran,
majalah, bulletin) dan media elektronik (TV, radio, dan internet). Dari
beberapa media massa tersebut memiliki ciri khas masing-masing baik dalam
isi dan pengemasan beritanya, maupun dalm tampilan serta tujuan dasarnya.12
Media massa juga adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku
khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses
imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media massa adalah media massa
memenuhi kebutuhan akan fantasu dan informasi. Disini dapat diketahui bahwa
dalam media massa ini terdapat banyak informasi bagi masyarakat ataupun
seorang peneliti apalagi yang akan meneliti yang berhubungan persaingan
politik dan media massa.13
2. Unit Analisis
Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui
media elektronik (televisi), dan juga tayangan di youtube mengenai Pilkada
DKI 2017. Serta diperkuat dengan wawancara ke Metro TV Jawa Timur.
3. Teknik Pengumpulan Data
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyelesaikan tugas adalah perlunya
mendapatkan data-data yang akan dianalisis. Dan, beberapa teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
a. Dokumentasi
12 Ashadi Siregar. Sketsa-Sketsa Media Massa (Jakarta :Bentang, 1995), hlm. 36
13Sora, N “Pengertian Media Massa dan Menurut Para Ahli”
14
Dokumentasi ini sangatlah penting didalam melakukan penelitian,
karena data akan dikatakan kebenarannya apabila ada bukti-buktinya, yaitu
dengan cara dokumentasi ini. Dan, menurut Suharsini dokumentasi adalah
mencari data mengenai suatu hal yang berasal dari pihak lain yang berupa
catatan, buku, surat kabar,dll.
Sedangkan menurut Sugiyono, dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen ini dapat berbentuk tulisan,
gambar, atau bahkan karya-karya monumental dari seseorang. Untuk
dokumen yang berbentuk tulisan ini misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, dan juga kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar misalnya seperti foto, gambar
hidup, sketsa, dll. Dokumen yang berbentuk karya misalnya, karya seni
yang dapat berupa gambar, patung, film, dll. Studi dokumentasi ini
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif. Dalam pendapat ini kurang lebihnya sama
dengan pendapat para ahli yang lainnya.
4. Tahap-Tahap Penelitian
a. Tahap pra-lapangan
Peneliti melakukan observasi pendahuluan melalui pengamatan dan
mencari suatu informasi dari salah satu sebagian sumber terhadap sesuatu
yang akan di teliti. Yang, dijadikan tempat untuk memperoleh judul, dan
yang sesuai dengan gambaran umum keadaan di lapangan, serta
15
b. Tahap pekerjaan lapangan
Peneliti berusaha menggunakan teknik analisis wacana kritis dalam
melihat berita yang ditanyangkan oleh media Metro TV, dan juga tayangan
yang ada di youtube.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap selanjutnya adalah menganalisis data dengan menggunakan
data yang telah dikumpulkan selama kegiatan di lapangan.
5. Teknik Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, maka langkah berikutnya adalah analisis
data. Dimana, analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif
analisis. Sehingga dalam pelaporan hasil penelitian tidak sekedar
menyimpulkan dan menyususn data, melainkan meliputi analisis data dan
interpretasi data.
Penulis juga menggunakan analisis di lapangan model Milles and
Huberman, yaitu dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan
setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu, pada saat observasi
peneliti sudah melakukan analisis terhadap data yang sudah diperoleh saat
turun lapangan. Dan, apabila peneliti belum puas dengan apa yang dia peroleh,
maka harus dilakukan observasi lagi sampai data tersebut di rasa cukup, sampai
dengan tahap tertentu. dan, aktivitas dalam data yaitu:
a. Data reduction
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
16
lama peneliti dilapangan, maka jumlah data juga akan semakin banyak,
kompleks, dan rumit. Maka dari itu, peneliti perlu segera melakukan analisis
data melalui reduksi data yaitu dengan cara merangkum, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal yang penting, serta dicari tema dan juga
polanya.
b. Data display
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data. Peneliti membuat penyajian data dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.
c. Conclusing drawing
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Milles and
Huberman adalah pemerikasaan kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada
tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kreditabel.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk mendapatkan yang menyeluruh dan juga jelas terhadap suatu
penelitian, maka hasil dari penelitian disusun dengan sistematika yang sebagai
berikut :
17
Bab satu, pendahuluan yang memuat latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaan penelitian, penelitian terdahulu, metode penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORI
Bab dua, kajian teori yang terbagi menjadi dua yaitu landasan teori dan
kajian pustaka yang terbagi menjadi tiga bagian. Yaitu penjelasan analisis
wacana kritis, pengertian media massa, dan hubungan media dan politik.
Dengan penelitian terdahulu
BAB III : GAMBARAN UMUM METRO TV
Bab tiga, gambaran umum dari Metro TV yang mendeskripsiakan
mengenai objek penelitian Metro TV, serta berita menjelang pemilihan
gubernur DKI Jakarta 2017 di Metro TV.
BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Bab empat, yang memaparkan hasil penelitian dan pembahasannya
terkait dengan pemberitaan menjelang pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 di
Metro TV yang dianalisis menggunakan pendekatan analisis wacana kritis.
BAB V : PENUTUP
Bab lima yang berisi analisa data dari hasil penelitian “Pemberitaan
Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 di Metro TV (Pendekatan Analisis
Wacana Kritis)”.
Memuat Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA dan LAMPIRAN
18
Waktu yang digunakan untuk penelitian, pada masa kampanye
Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 pada bulan Februari 2017 (tanggal
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori/ Kajian Pustaka
1. Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis/ CDA)
a. Pengertian Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analyisis)
Wacana adalah suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari
seorang subjek yang mengemukakan suatu pernyataan. Pengyngkapan itu
dilakukan diantaranya dengan menempatkan diri pada posisi seorang
pembicara dengan penafsiran mengikuti struktur makna dari seorang
pembicara. Dalam pengertian linguistik, wacana adalah merupakan unit
bahasa yang lebih besar dari kalimat. Dalam pandangan Cook, wacana
merupakan suatu penggunaan bahasa dalam komunikasi, baik secara lisan
ataupun tulisan.14
Sedangkan analisis wacana yang dimaksudkan disini adalah untuk
menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa, dan pengerian bersama. Setelah
melihat pengertian wacana yang ada diatas, maka dapat dikatakan bahwa
analisis wacana adalah menelaah mengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa.
Menurut pandangan dari Stubs, analisis wacana adalah merupakan salah
satu kajian yang meneliti atau menganalisa bahasa yang digunakan secara
alamiah, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Stubs juga mengatakan
bahwa analisis wacana menekankan kajian penggunaan dalam konteks sosial,
20
khusunya dalam interaksi antar penutur. Selain itu, Cook juga berpendapat
bahwa analisis wacana merupakan kajian yang membahas tentang wacana,
dan sedangkan wacana merupakan bahasa yang digunakan berkomunikasi.15
Dalam analisis wacana kritis bahasa tidaklah dipahami sebagai studi
bahasa. Akan tetapi, pada akhirnya analisis wacana kritis ini menggunakan
bahasa dalam teks sebagai bahan analisisnya, namun bahasa yang dianalisis
disini sedikit berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistik
tradisional. Bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata-mata
dari aspek kebahasaan, tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Dan,
konteks disini berarti bahasa itu dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu,
termasuk dengan praktik kekuasaan.
Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis melihat wacana
dari pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan sebagai bentuk praktik
sosial. Menggambarkan wacana sebagai praktik sosial menyebabka sebuah
hubungan dialektis diantara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi,
institusi, dan struktur sosial yang membentuknya.
Konsep Fairclough yang membagi analisis wacana ke dalam tiga
dimensi yaitu teks, discourse practice, dan social practice. Disini Teks
berhubungan dengan linguistik, misalnya dengan melihat kosakata, semantik,
tata kalimat, serta koherensi dan kohesivitas, dan bagaimana antar kesatuan
membentuk suatu pengertian. Discourse practice, merupakan dimensi yang
21
berhubungan dengan proses produksi dan konsumsi teks. Misalnya, pola
kerja, bagan kerja, dan ritinitas saat menghasilkan berita. Dan, Social practice
adalah dimensi yang berhubungan dengan konteks dari media dalam
hubungannya dengan masyarakat atau budaya politik tertentu.16
Ada beberapa pendekatan dalam analisis wacana ini, dan
pendekatan-pendekatan itu secara umum adalah sebagai berikut :17
1) Analisis Bahasa Kritis (Critical Linguistics)
Analisis bahasa kritis memusatkan analisis wacana pada bahasa dan
menghubungkannya dengan ideologi. Analisis bahasa kritis lebih
kongkret melihat gramatika. Inti dari gagasan Critical Linguistics adalah
melihat bagaimana gramatika bahasa membawa posisi dan makna
ideologi tertentu. dengan kata lain, aspek ideologi itu diamati dengan
melihat pilihan bahsa dan struktur tata bahasa yang dipakai. Bahasa baik
dari pilihan kata maupun struktur gramatika, dipahami sebagai pilihan,
mana yang dipilih untuk diungkapkan membawa makna ideologi tertentu.
Dimana, bahasa adalah suatu sistem kategorisasi dimana kosakata
tertentu dapat dipilih yang akan menyebabkan makna tertentu.
2) Pendekatan Kognisi Sosial (Socio Cognitive Approach) Teun A Van
Dijk
16 Aris, Badara, Analisis Wacana :Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media (Jakarta:KENCANA, 2012), hlm.26
22
Pendekatan kognisi sosial ini dikembangkan oleh A. Van Djik.
Titik perhatian dari Van Djik adalah pada masalah etnis, realisme, dan
pengungsi. Pendekatan ini disebut dengan kognisi sosial karena melihat
faktor kognisi sebagai elemen penting dalam produksi wacana. Wacana
dilihat bukan hanya dari struktur wacan, tetapi juga menyertakan suatu
proses yang disebut dengan kognisi sosial.
Dari analisis teks misalnya dapat diketahui bahwa wacana
cenderung memarjinalkan kelompok minoritas dalam pembicaraan
publik. Tetapi menurut Van Djik, wacana seperti ini hanya tumbuh dalam
suasana kognisi pembuat teks yang memang berpandangan cenderung
memarjinalkan kelompok minoritas. Oleh karena itu, dengan melakukan
penelitian yang komprehensif mengenai kongisi sosial akan dapat dilihat
sejauh mana keterkaitan tersebut , dan sehingga wacana dapat dilihat
[image:31.595.145.519.262.750.2]lebih utuh.
Tabel. 1
Kerangka Analisis Teun A Van Djik
Struktur Metode
Teks : Menganalisis bagaimana strategi wacana
yang dipakai untuk menggambarkan seseorang atau
peristiwa tertentu. Bagaimana strategi tekstual yang
dipakai untuk menyingkirkan atau memarjinalkan
suatu kelompok, gagasan, atau peristiwa tertentu.
Critical
Linguistics
23
wartawan dalam memahami seseorang atau
peristiwa tertentu yang akan ditulis.
mendalam
Analisis Sosisal: Menganalisis bagaimana wacana
yang berkembang dalam masyarakat, proses
produksi dan reproduksi seseorang atau peristiwa
yang digambarkan.
Studi pustaka,
penelusuran
sejarah
[image:32.595.140.515.109.609.2]Kalau digambarkan maka struktur teks adalah sebagai berikut.18
Tabel. 2
Struktur Teks
Struktur Makro
Makna global dari suatu teks yang diamati dari topik/tema yang
diangkat oleh suatu teks.
Super Struktur
Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup,
dan kesimpulan.
Struktur Mikro
Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata,
kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.
24
Menurut pemikiran dari Van Djik mengungkapkan bahwa struktur
wacana adalah cara yang efektif untuk melihat proses retorika dan
persuasi yang dujalankan ketika seseorang menyampaikan pesannya.19
Berikut ini merupakan ringkasan dari elemen wacana Van Djik,
[image:33.595.132.518.219.713.2]seperti yang dirangkum oleh Eriyanto.
Tabel. 3
Elemen Teks pada Wacana Teun A Van Djik.
Struktur Wacana Hal yang diamati Elemen
Struktur Makro Tematik
Tema yang
dikedepankan dalam
suatu berita.
Topik
Superstruktur Skematik
Bagaimana bagian dan
urutan berita
diskemakan dalam
bentuk teks berita utuh.
Skema
Struktur Mikro Semantik
Makna yang ingin
ditekankan dalam teks
berita. Misalnya
Latar, Detil, Maksud,
Pra-anggapan,
Nominalisasi.
25
dengan memberi detil
pada satu sisi atau
membuat eksplisit satu
sisi dan mengurangi
detil sisi lain.
Struktur Mikro Sintaksis
Bagaimana kalimat
(bentuk, susunan) yang
dipilih.
Bentuk kalimat,
Koherensi, Kata Ganti
Struktur Mikro Stilistik
Bagaimana pemilihan
kata yang dipakai
dalam teks berita.
Leksikon
Struktur Mikro Retoris
Bagaimana dan dengan
cara penekanan
dilakukan.
Grafis, Metafora, dan
Ekspresi.
a) Penjelasan mengenai elemen wacana struktur teks oleh Van Dijk
adalah sebagai berikut :20
1. Tematik
26
Elemen tematik ini menunjukkan pada gambaran umum dari
suatu teks. Yang bisa disebut juga dengan gagasan inti, ringkasan,
atau yang utama dari suatu teks. Topik disini menunjukkan bahwa
konsep dominan, sentral, dan paling penting dari sisi suatu berita.
dalam gagasan Van Djik mengatakan bahwa, wacana umumnya
dibentuk dalam tata aturan umum. teks juga tidak hanya didefinisikan
mencerminkan suatu pandangan umum yang konheren.
2. Skematik
Pada umumnya secara hipitetik mempunyai dua kategori skema
besar. Yang pertama, summary yang umumnya ditandai dengan judul
dan juga lead pada berita. Dan, yang kedua adalah story yaitu
merupakan isi beriota secara keseluruhan. Dan isi berita ini secara
hipotetik juga mempunyai dua subkategori. Dimana, yang pertama
berupa situasi, yakni proses atau jalannya peristiwa. Sedangkan, yang
kedua adalah komentar yang ditampilkan pada teks.21
Seperti yang ada pada struktur tematik. Superstruktur juga
dalam pandangan Van Djik, dimana dilihat sebagai satu kesatuan yang
koheren dan juga padu.
3. Latar
Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi
semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Latar juga dapat menjadi
alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Oleh sebab
27
itu latar ini sangat berguna, karena dapat membongkar maksud apa
yang ingin disampaikan oleh wartawan. Selain itu, latar peristiwa itu
juga dipakai untuk menyediakan dasar akan kemana teks tersebut akan
dibawa.
4. Detil
Elemen wacana detil ini berhubugan dengan kontrol informasi
yang akan ditampikan seseorang. Dalam elemen detil ini juga
merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya
dengan cara yang eksplisit.
5. Maksud
Elemen wacana maksud ini, hampir sama dengan elemen detil.
Dalam elemen maksud ini melihat informasi yang menguntungkan
bagi komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan juga jelas.
Dalam konteks media, elemen maksud ini menunjukkan begaimana
secara eksplisit dan tersembunyi wartawan menggunakan praktik
bahasa tertentu untuk menonjolkan basis kebenarannya dan secara
implisit juga menyingkirkan versi kebenaran lainnya.
6. Koherensi
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antar kata, atau kalimat
yang ada dalam konteks. Koherensi merupakan elemen yang
menggambarkan bagaimana peristiwa dihubungkan atau dipandang
saling terpisah oleh wartawan.
28
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan
cara pikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Dimana, bentuk kalimat ini
bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi
menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Untuk
bentuk kalimat ini menentukan apakah subjek diekspresikan secara
eksplisit atau implisit dalam teks.
8. Kata Ganti
Elemen wacana kata ganti ini merupakan elemen yang paling
memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif.
9. Leksikon
Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan
pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pilihan
kata-kata yang dipakai disini menunjukkan sikap dan ideologi
tertentu.
10.Praanggapan
Elemen wacana praanggapan merupakan pernyataan yang
digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Praanggapan adalah
upaya mendukung pendapat dengan memberikan premis yang
dipercaya kebenarannya.
11.Grafis
Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang
ditekankan dan ditonjolkan (yang berarti anggapan penting) oleh
29
tulisan yang dibyat lain dibandingkan tulisan lain. Elemen grafis ini
memberikan efek kognitif, dalam arti mengontrol perhatian dan
ketertarikan secara intensif dan menunjukkan apakah suatu informasi
itu dianggap penting dan menarik sehingga harus dipusatkan/
difokuskan.
12.Metafora
Dalam suatu wacana, pemakaian metafora tertentu ini bisa jadi
menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks.
b) Kognisi Sosial
Kognisi sosial adalah, dimana mental wartawan yang membentuk
teks tersebut. Dalam pandangan Van Djik, analisis wacana tidak
dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri
menunjukkan atau menandakan sejumlah makna, pendapat, dan juga
ideologi. Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak
mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan pada pemakaian bahasa,
atau lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa.22
c) Analisis Sosial
Dimensi ketiga dari analisis Van Djik adalah analisis sosial.
Dimana, wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam
masyarakat, sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis
30
intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal
diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat.
Terdapat dua poin penting yang ada dalam analisis mengenai
masyarakat yaitu kekuasaan (power) dan akses (acces). Dan
penjelasaanya sebagai berikut.23
1) Praktik Kekuasaan
Kekuasaan tersebut sebagai kepemilikan yang dimiliki oleh
suatu kelompok (atau anggotanya), satu kelompok tersebut untuk
mengontrol kelompok lain. Kekuasaan yang dipahami oleh Van Djik
ini juga berbentuk persuasif. Dimana, tindakan seseorang untuk secara
tidak langsung mengontrol dengan jalan mempengaruhi kondisi
mental, seperti kepercayaan, sikap, dan pengetahuan.
2) Akses Mempengaruhi Wacana
Dalam pandangan Van Djik kali ini, kelompok elit mempunyai
akses yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak
berkuasa. Oleh karena itu, mereka yang berkuasa mempunyai
kesempatan lebih besar untuk mengakses pada media. Dan,
kesempatan yang lebih besar untuk mempengaruhi khalayak.
3) Pendekatan Perubahan Sosial (Sociocultural Change Approach)
Analisis wacana ini memusatkan pada bagaimana wacana dan
perubahan sosial. Fairclough banyak dipengaruhi oleh Foucault dan
pemikiran dari Julia Kristeva dan Bakhtin. Wacana disini dipandang
31
sebagai praktis sosial. Dengan memandang wacana sebagai praktik
sosial, ada hubungan antara dialektis antara praktik diskursif tersebut
dengan identitas dan kelas sosial tertentu.
Disini, wacana juga melekat dalam situasi, institusi, dan kelas
sosial tertentu. memaknai wacana dengan seperti itu, dapat membantu
menjelaskan bagaimana wacana dapat memproduksi dan
mentransformasikannya.
b. Karakteristik Analisis Wacana Kritis
Adapun karakteristik penting dari analisis wacana kritis adalah
sebagai berikut :24
1) Tindakan
Prinsip pertama wacana ini dipahami sebagai sebuah tindakan
(action). Dengan pemahaman seperti ini mengasosiasikan wacana
sebagai bentuk interaksi. Wacana bukan ditempatkan didalam ruang
tertutup dan internal. Dengan pemahaman seperti ini, ada beberapa
konsekuensi bagaimana wacana harus dipandang. Pertama, wacana
dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan, apakah untuk
mempengaruhi, mendebat, membujuk, menyangga, bereaksi, dan
sebagainya. Kedua, wacana ini dipahami sebagai sesuatu yang
diekspresikan secara sadar, terkontrol, dan bukan sesuatu yang diluar
kendali atau diekspresikan diluar kesadaran
32
2) Konteks
Analisis wacana kritis ini mempertimbangkan konteks dari
wacana, seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana disini
dipandang diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks
tertentu. Guy Cook juga mengatakan bahwa analisis wacana juga
memeriksa konteks dari komunikasi. Titik tolak dari analisis wacana
disini adalah bahasa tidak bisa dimengerti sebagai mekanisme internal
dari linguistik semata, bukan suatu objek yang diisolasi dalam ruang
tertutup. Dan, bahasa disini dipahami dalam konteks secara
keseluruhan.
Guy Cook juga menyebutkan bahwa ada tiga hal yang sentral
dalam pengertian wacana yaitu, teks, konteks, dan wacana sendiri. Teks
adalah sebuah bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak
dilembar kertas akan tetapi semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan,
musik, gambar, efek suara, citra, dan sebagainya. Sedangkan konteks,
memasukkan semua semua situasi dan hal yang berada diluar teks dan
mempengaruhi pemakaian bahasa. Seperti, partisipasi dalam bahasa,
situasi dimana teks tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dan
sebagainya. Dan untuk wacana disini, kemudian dimaknai sebagai teks
dan konteks bersama-sama.
Titik perhatian dari analisis wacana adalah menggambarkan teks
dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi.
33
melainkan juga gambaran yang spesifik dari budaya yang dibawa.
Wacana dianggap sebagai wilayah yang konstan, yang terjadi dimana
saja dan kapan saja, serta dalam situasi apa saja. Wacana dibentuk
sehingga harus ditafsirkan dalam kondisi dan situasi yang khusus.
Sedangkan dalam wacana kritis, mendefinisikan teks dan percakapan
pada situasi tertentu, contohnya wacana ini berada dalam situasi sosial
tertentu.
Meskipun demikian tidak semua konteks ini dimasukkan dalam
analisis, hanya yang relevan dan dalam banyak hal berpengaruh atas
produksi dan penafsiran teks yang dimasukkan dalam analisis. Yang
pertama adalah, partisipan wacana, latar siapa yang memproduksi
wacana. Jenis kelamin, umur, pendidikan, kelas sosial, agama, dalam
banyak hal relevan dalam menggambarkan wacana. Kedua, setting
sosial tertentu, seperti tempat, waktu, posisi pembicara dan pendengar
atau lingkungan fisik adalah konteks yang berguna untuk mengerti
suatu wacana. Oleh karena itu, wacana harus dipahami dan ditafsirkan
dari kondisi dan lingkungan sosial yang mendasarinya.
3) Historis
Menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu, maka dalam
hal ini wacana diproduksi dalam konteks tertentu dan tidak dapat
dimengerti tanpa menyertakan konteks yang menyertainya. Dan, salah
satu aspek yang terpenting untuk bisa mengerti teks adalah dengan
34
Pemahaman mengenai wacana teks ini hanya diperoleh kalau
dapat memberikan konteks historis dimana teks itu diciptakan.
Bagaimana situasi sosial politik , dan suasana pada saat itu. Oleh karena
itu, pada saat melakukan analisis sangat perlu tinjauan untuk mengerti
mengapa wacana yang berkembang atau dikembangkan seperti itu,
mengapa bahasa yang dipakai seperti itu, dan seterusnya.
4) Kekuasaan
Analisis wacana kritis ini juga mempertimbangkan elemen
kekuasaan (power) dalam analisisnya. Setiap wacana yang muncul
dalam bentuk teks, percakapan, atau apapun itu tidak dipandang sebagai
sesuatu yang alamiah, wajar, dan netral tetapi merupakan bentuk
pertarungan kekuasaan. Konsep kekuasaan merupakan salah stu kunci
hubungan antara wacana dengan masyarakat. Hal ini mengimplikasikan
analisis wacana kritis tidak membatasi dirinya pada detail teks atau
struktur wacana saja tetapi juga menghubungkan dengan kekuatan dan
kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya tertentu.
Dalam pemakaian bahasa, bukan hanya pembicara, penulis, dan
pendengar atau pembaca, ia juga bagian dari kategori sosial tertentu,
bagian dari kelompok profesional, agama, komunitas atau masyarakat
tertentu. dan dalam hal ini, mengimplikasikan analisis wacana kritis
tidak membatasi dirinya pada detil teks atau struktur wacana saja, akan
tetapi juga menghubungkan dengan kekuatan dan kondisi sosial, politik,
35
Dalam hubungannya dengan wacana, kekuasaan ini sangat perlu
untuk dapat melihat apa yang disebut sebagai kontrol. Kontrol disini
tidak harus selalu dalam bentuk fisik dan langsung, tetapi juga kontrol
secara mental atau psikis. Untuk bentuk kontrol terhadap wacana
tersebut dapat bermacam-macam. Bisa berupa kontrol atas konteks,
yang secara mudah dapat dilihat dari siapakah yang boleh dan harus
berbicara, sementara siapa juga yang hanya dapat mendengar dan
mengiyakan saja.
Selain konteks, kontrol tersebut juga diwujudkan dalam bentuk
mengontrol struktur wacana. Dimana, seseorang yang memiliki lebih
besar kekuasaan bukan hanya menentukan bagian mana yang perlu
ditampilkan dan mana yang tidak. Ini misalnya dapat dilihat dari
penonjolan atau pemakaian kata-kata tertentu.
5) Ideologi
Ideologi ini merupakan konsep yang sentral dalam analisis
wacana kritis. Hal ini karena teks, percakapan, dan lainnya adalah
bentuk dari praktik ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu.
teori-teori klasik tentang ideologi diantaranya mengatakan bahwa
ideologi dibangun oleh kelompok yang dominan dengan tujuan untuk
mereproduksi dan melegitimasi dominasi mereka.
Salah satu strategi utamanya adalah dengan membuat kesadaran
kepada khalayak bahwa dominasi itu diterima secara taken for granted.
36
melalui mana kelompok yang dominan mempersuasi dan
mengkomunikasikan kepada khalayak produksi kekuasaan dan
dominasi yang mereka miliki, sehingga terlihat absah dan benar.
Dalam perspektif ini, ideologi mempunyai beberapa implikasi
penting. Pertama, ideologi secara inheren bersifat sosial, tidak personal
atau individual. Kedua adalah, ideologi meskipun bersifat sosial, dia
hanya digunakan secara internal diantara anggota kelompok atau
komunitas. Oleh karena itu, ideologi tidak hanya menyediakan fungsi
koordinatif dan kohesi, akan tetapi juga membentuk identitas diri
kelompok , yang memberdakan dengan kelompok lain.
Ideologi disini bersifat umum, abstrak dan nilai-nilai yang terbagi
antar anggota kelompok menyediakan dasar bagaimana masalah harus
dilihat. Dengan pandangan seperti ini, wacana lalu tidak dipahami
sebagai sesuatu yang netral dan berlangsung secara alamiah, karena
dalam setiap wacana selalu terkandung ideologi untuk mendominasi
dan berebut pengaruh. Dan oleh sebab itu, analisis wacana tidak dapat
menempatkan bahasa secara tertutup, tetapi harus melihat konteks
terutama bagaimana ideologi dari kelompok-kelompok yang ada
tersebut berperan dalam membentuk wacana.
2. Pengertian Media Massa
Media massa adalah merupakan singkatan dari Media Komunikasi
Massa, dan memiliki arti sebagai sarana dalam menyampaikan pesan-pesan
37
ataupun pesan kepada masyarakat luas. Sedangkan menurut Leksikon,
komunikasi media massa merupakan saran penyampaian pesan yang
berhubungan dengan masyarakat secara luas. Contohnya adalah seperti koran,
majalah tabloid yang merupakan media cetak, sedangkan media elektronik ada
televisi, radio, dll.25
Dalam kehidupan masyarakat modern peranan dari media ini sangatlah
penting. Menurut McQuail dalam bukunya Mass Communication Theories, ada
enam perspektif dalam melihat peran media diantaranya adalah :26
1) Melihat media massa sebagai window on event and experience. Atau
media dipandang sebagai jendela yang memungkin khalayak melihat apa
yang sedang terjadi di luar sana. Atau, media merupakan sarana belajar
untuk mengetahui peran peristiwa.
2) Media juga sering dianggap sebagai a mirror of event in society and the
world. Atau, cermin dari berbagai peristiwa yang ada dunia.
3) Memandang media massa sebagai filter, atau gate keeper yang
menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak.
4) Media massa dipandang sebagai guide, atau petunjuk jalan atau
interpreter yang menerjemahkan dan menunjukkan arah–arah atas
berbagai ketidakpastian atau alternatif yang beragam.
25 Ashadi Siregar. Sketsa-Sketsa Media Masa (jakarta : Bentang. 1995),hlm. 36
38
5) Melihat media massa sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai
informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkinkan
terjadinya tanggapan atau umpan balik.
6) Media massa sebagai interlocutor, yang tidak hanya sebagai tempat
informasi melainkan juga menjadi partner komunikasi.
Adapula fungsi dari media massa menurut Mc. Quail adalah :27
1) Informasi : Dimana media massa ini menyediakan informasi tentang
peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia yang menunjukkan
hubungan kekuasaan, memudahkan inovasi adaptasi dan kemajuan.
2) Korelasi : Media massa menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna
peristiwa dan informasi, menunjang otoritas dan norma-norma yang
mapan, melakukan sosialisasi, mengkoordinasikan beberapa kegiatan,
membentuk kesepakatan, menentukan urutan prioritas dan memberikan
status relaif.
3) Kesinambungan : Dalam hal ini, media massa mengekspresikan budaya
dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta
perkembangan budaya yang baru, meningkatkan dan melestarikan
nilai-nilai.
4) Hiburan : Media massa disini juga menyediakan hiburan, pengalihan
perhatian dan sarana relaksasi, serta meredakan ketegangan sosial.
27
39
5) Mobilisasi : Media massa berfungsi untuk mengampanyekan tujuan
masyarakat dalam bidang politik, pembangunan, ekonomi, pekerjaan dan
agama. 28
a) Menggiring Opini Publik
Pembentukan opini publik dibentuk oleh publik yang selektif, karena
itu setiap masalah selalu ada publiknya sendiri-sendiri. Karena opini
sendiri memiliki kaitan yang erat dengan pendirian attitude. Disini ada
lima faktor yang membentuk opini publik, yang diantaranya adalah :29
1) Adanya isu (Presence of an issue), dimana harus ada konsensus yang
sesungguhnya.
2) Nature of Publics, harus ada kelompok yang dikenal dan
berkepentingan dengan persoalan itu.
3) Pilihan yang sulit (Complex of preferences), yang mengacu pada
totalitas opini para anggota masyarakat tentang isu.
4) Suatu pernyataan atau opini (Expression of Opinion), berbagai
pertanyaan bertumpuk sekitar isu.
5) Dan, jumlah orang yang terlibat (Number of person involved), opini
publik adalah besarnya masyarakat yang menaruh perhatian terhadap
isu.
28 Ibid., 3
29 Imar Dalilah,“ Media Penggiring Opini
40
Dengan demikian, media semakin marak digunakan dalam menggiring
opini publik/masyarakat menuju pencitraan yang diinginkan. Dengan
demikian media juga telah menjadi alat pembentuk dari citra. Dari berbagai
peristiwa dan informasi yang sampai kepada masyarakat melalui media
tidak terlepas dari peranan media massa dalam hubungannya dengan
penyajian informasi dan cara media menginterpretasi suatu kejadian. Setiap
berita yang sampai ke masyarakat akan memiliki banyak penafsiran dan
tanggapan yang tergantung pada gaya bahasa (penyajian) dan juga cara
penyampaiannya.
Gaya bahasa yang hiperbola biasanya sangat berpengaruh bagi
masyarakat yang menerima berita tersebut. Dan, selalu ada kepentingan
yang melatarbelakangi cara seseorang mengungkapkan suatu fakta kedalam
sebuah berita. Dan, disini sangat dibutuhkan subjektivitas dari seorang
wartawan dalam membuat dan menyiarkan berita tersebut.
3. Hubungan Media dengan Politik
Kajian mengenai media di negara-negara berkembangn ini cenderung
lebih menekankan dominasi atau hegemoni kekuasaan sebuah negara. Dimana,
media digunakan sebagai alat propaganda negara atau menjadi alat kepentingan
untuk melestarikan ideologi penguasa (hegemoni). Dan dalam hal ini, ada
kepentingan yang cukup signifikan dari pemegang kekuasaan untuk
menggunakan media sebagai alat politik dalam mencapai tujuannya.30
41
Media pada dasarnya memiliki karakter yang bermacam-macam dan
sangat banyak. Terlihat dari kenyataan, bahwa media cetak sering kali meliput
tentang isu-isu politik. dan, seiring dengan kekuasaan negara yang semakin
melemah di seluruh dunia, sensor dari negara menjadi lemah juga. Susan Pharr
seorang pengamat dari Jepang menjelaskan konsep peran politik dari media.31
Adanya empat pandangan yang saling berlawanan dalam hal ini yang
diantaranya adalah : Pertama, media sebagai penonton (spectator). Kedua,
media sebagai penjaga (watchdog). Ketiga adalah, media sebagai pelayan
(servant). Dan keempat adalah, media sebagai penipu (trickster). Pharr juga
memandang media sebagai penipu, dimana sebuah kosa kata yang dibuat oleh
media tersebut aalah dibuatnya sendiri. Dan, menurutnya penipu disini
merupakan partisipasi aktif dalam proses politik.32
Analisis media dari barat juga cenderung melihat hubungan partisipan
dalam konteks hubungan formal dan informal antara organisasi media dan juga
partai politik. Dan dalam konteks Asia Tenggara, definisi ini masih belum
memadai. Hubungan partisan harus dipahami sebagai rangkaian keseluruhan
dari hubungan antar-praktisi, dan secara paralel dengan dunia media dan
politik.33
Teori politik media dengan mengambil pilihan rasional yang bersifat
bebas terhadap subyeknya ini berdasarkan pada teori Downs. Anthony Downs
31
Agus Sudibyo. Politik Media dan Pertarungan Wacana (Yogyakarta: LKiS, 2007), hlm. 10
32 William L. Rivers, et, al. Media Massa dan Masyarakat Modern (Jakarta : Kencana, 2003), hlm. 277
42
mendapat temuan tentang proses politik dari partai saat berkompetisi untuk
memperebutkan dukungan pemilih rasional. Dari temuan risetnya benar-benar
dapat menjelaskan berbagai fitur yang paling penting dalam politik demokrasi
pada umumnya.
Hubungan politik dengan media ini sangatlah erat, bukan hanya media
dan politik adapula politik media. Dimana, politik media adalah sebagai produk
dari perilaku yang berorientasi pada tujuan (goal-orientation behaviour) dari
aktor-aktor utama dalam sistem politik. yaitu, seorang politisi, jurnalis, dan
juga masyarakat. Ada beberapa kesulitan tertentu dalam memahami politik
media atau bahkan peruangan politik yang lainnya. Karena, setiap orang dal
melakukan hal politik melakukan sesuatu yang diharapkan dan dilakukan oleh
orang lain terhadap mereka secara signifikan.34
Sedangkan dalam hal ini, media dapat dipahami debagai sebuah titik
pertemuan dari banyak kekuatan yang berkonflik dalam masyarakat moder, dan
karena itu pula tingkat kerumitan isu dalam media ini sangatlah tinggi.
Hubungan antara pemerintah, media dan juga politik. dan juga media dengan
masalah globalisasi dan lokalitas, keduanya merupakan hal yang paling
kontroversial dalam kajian media pada umumnya.
Media dan politik ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama ada
hubungannya dengan orang banyak. Keduanya sama-sama membutuhkan dan
dibutuhkan oleh masyarakat. Media dan politik ini berjalan dengan harmoni.
Dimana media massa biasanya memediasi kegiatan politik dari para politisi
43
kepada masyarakat. Dan juga sebaliknya, media juga bisa memediasi opini ,
tuntutan, atau reaksi masyarakt kepada politisi. Dan, media massa adalah ruang
lalu lintas bagi segala macam ide-ide yang menyangkut kepentingan orang
banyak.35
Akan tetapi, karena sangat eratnya hubungan antar media dan politik
tidak selamanya akan berdampak baik. Permasalahnnya adalah bagaimana
media massa tersebut dapat bertindak adil atas berbagai kepentingan yang telah
dimediasinya. Ada begitu banyak kepentingan yang terjadi, dan bagaimana
media massa menempatkan secara proporsionalnya. Dan, apa yang
menyebabkan sebuah kegiatan politik dari golongan tertentu lebih
dikedepankan ketimbang kepentingan politik lain dari golongan yang lain juga.
Didalam menghadapi dunia politik, media massa tidak jarang menemui
kesulitan-kesulitan tersendiri. Di satu sisi, media dituntut untuk melaksanakan
fungsinya agar pembaca, pendengar, atau masyarakat lebih memiliki sikap
kritis, kemandirian, dan kedalam berfikir. Akan tetapi, di sisi lain pragmatisme
ekonomi yang menuntut media mengadopsi logika politik praktis yang terpatri
pada spektakuler, sensasional, dan manipulatif.
B. Penelitian Terdahulu
1. Judul : Analisis Wacana Terhadap Teks Berita Tuntutan Pembubaran FPI Pada SKH Kompas Edisi Februari 2012
35Sora N,“ Pengertian Media Massa dan Menurut Para
Ahli”.http://www.pengertianku.net/2014/07/pengertian
44
Oleh : Khuriyati NIM : 08210036
Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Persamaan : Persamaan penelitian saya dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan pendekatan analisis wacana.
Perbedaan : Perbedaannya adalah, yang pertama fokus masalah yang diteliti. Karena dalam penelitian ini berfokus pada permasalahan
pembubaran FPI, sedangkan penelitian saya adalah mengenai pemberitaan
di salah satu media. Kedua adalah, penelitian ini hanya menggunakan
pendekatan analisis wacana. Sedangkan saya dengan menggunakan
pendekatan analisis wacana kritis.
2. Judul : Analisis Wacana Kritis Berita Sosial dan Politik Surat Kabar Kedaulatan Rakyat
Oleh : Beti Winanjar Wati
NIM : 08210144026
Jurusan : Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Persamaan : Persamaannya adalah penelitian yang dilakukan sama-sama dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis.
Perbedaan : Perbedaanya adalah dalam penelitian ini yang digunakan adalah media cetak, sedangkan penelitian saya dengan
menggunakan media elektronik (televisi).
3. Judul : Analisis Wacana Kritis Program Mata Najwa
45
Oleh : Christo Riko Lado
NIM : -
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Persamaan : Penelitian yang dilakukan sama-sama dengan menggunakan pendekatan analisis wacana ktitis, dan juga menggunakan
media Metro TV sebagai objek penelitian.
Perbedaan : Perbedaannyaa adalah dalam penelitian ini yang di
teliti adalah program Mata Najwa pada episode “Balada Perda”.
Sedangkan dalam penelitian yang akan saya lakukan adalah meneliti
46
46 BAB III
GAMBARAN UMUM METRO TV
A. Subjek Penelitian (Metro TV)
Profil dari Metro TV T(Televisi Berita)
METRO TV merupakan salah satu televisi berita pertama yang ada di
Indonesia, yang didirikan pada tanggal pada tanggal 25 November 2000. Selain
itu, merupakan salah satu anak perusahan dari MEDIA GROUP milik dari
Surya Paloh.
Surya Paloh yang dulu merupakan salah satu politisi partai Golkar, akan
tetapi saat ini merupakan Ketua Umum Partai Nasdem. Ia merintis usahanya
dibidang pers tepatnya dia mendirikan surat kabar PRIORITAS. Akan tetapi,
dianggap terlalu berani maka media ini dicekal oleh pemerintahan pada tanggal
29 Juni 1987.
Beliau mengambil alih Media Indonesia yang saat ini tercatat sebagai
surat kabar terbesar setelah Kompas pada tahun 1898. Setelah itu Surya Paloh
membangun sebuah televisi berita yang seiring waktu mengukuti
perkembangan teknologi yang dari media cetak ke media elektronik. Dalam
didirikannya METRO TV ini bertujuan untuk menyebarkan berita dan
informasi ke seluruh pelosok Indonesia.39
39 Izay Biografi, “Sejarah Metro TV”,
47
Selain menayangkan berita, METRO TV juga menayngkan berbagai
program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan
umum,