HUKUM
HAK ASASI MANUSIA
Bagian Hukum Tata Negara
PENGANTAR DAN ORIENTASI BELAJAR
Perkenalan Apa yang anda pahami tentang HAM? Jawaban dituangkan
dalam bentuk gambar. Beberapa orang mahasiswa diminta
untuk menjelaskan gambarnya dan hubungannya dengan HAM.
Apa yang ingin anda peroleh dari kuliah HAM? Tulis dalam
kertas 1 lembar.
Metode belajar orang dewas (antragogi) – asumsi tentang belajar
orang dewasa ; konsep diri, pengalaman, kesiapan belajar, orientasi belajar.
Salah satu metode yang digunakan, metode socratic.
Kompetensi yang diharapkan dari perkuliahan : (1) memahami
masalah dalam berbagai perspektif ; (2) mencoba menjawab dengan melakukan riset; (3) mampu berargumen dengan baiK, secara lisan dan tulisan.
Sistem evaluasi belajar. Penilaian tidak saja berdasarkan ujian
ISTILAH HAM
Berasal dari 3 kata, Hak, Asasi dan Manusia
Kata “Hak” berasal dari Bahasa Arab haqqa,
yahiqqu,haqqaan yg artinya benar,pasti,nyata dan
tetap. krn itu haqq dipahami sebagai kewenangan
untuk melakukan/tidak melakukan sesuatu.
Kata “asasity” berasal dari kata assa,yaussu, asasaan
yg berarti membangun, mendirikan meletakan, sama
dengan asal.asas, pangkal, dasar. Asasi dipahami
sebagai segala sesuatu yg bersifat mendasar &
fundamental yg selalu melekat pd objeknya.
Sementara kata “manusia”, kata Indonesia yg artinya
umat, ciptaan Tuhan yg berakal budi.
Jadi HAM diartikan sbg hakhak mendasar pd diri
PERKEMBANGAN ISTILAH HAM
Menurut Philipus M.Hadjon pada abab XIX muncul istilah
HUMAN RIGHTS dan Abad XX muncul istilah
FUNDAMENTAL RIGHTS. konsep ini menjelmakan
pergeseran “natural rights” menjadi “positive legal rights”.
Penggunaan istilah itu menurut M.Hadjon dapat dilihat dari
skema:
Fundamental rights Grunddrechten
Droits
Fundamentaux
Human Rights Mensenrechten Droits de L’home
Nasional Internasional
Jadi, HAM dalam hukum domestik disebut sebagai hak
sipil/konstitusional.
Jika diimplementasikan dalam Hukum Internasional
disebut sebagai HAM.
Ada 2 jenis hak yakni; 1).
Hak Hukum
(
Legal Rights
)
yg merupakan hak seseorang
dlm kapasitasnya sebagai subyek hukum yg
secara legal tercantum dlm hukum yg
berlaku; 2).
Hak Alamiah
(Natural Rights).
Jadi hak hkm lebih menekan sisi legalitas
formal, sedangkan hak alami menekankan
sisi alamiah manusia (
naturally human
DEFENISI HAM
John Locke, HAM adalah hakhak yang diberikan
langsung oleh Tuhan yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodrati.
Dardji Darmodiharjo, HAM adalah hakhak dasar atau
hakhak pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Prof. Dr. Kuntjono Purbo Pranoto, HAM adalah Hak
LANJUTAN…
Hendarmin Ranadireksa, HAM adalah seperangkat
ketentuan atau aturan untuk melindungi warga negara dari kemungkinan penindasan, pemasungan dan atau pembatasan ruang gerak warga negara oleh negara.
Mahmud MD, HAM merupakan hak yg melekat pada
martabat manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan , dan hak tersebut dibawa manusia sejak lahir ke muka bumi sehingga hak tersebut bersifat fitri (kodrati).
Antony Flew, HAM merupakan suatu perangkat asas
asas yang timbul dari nilainilai yang kemudian menjadi kaidahkaidah yang mengatur perilaku manusia dlm
LANJUTAN…
DUHAM, HAM adalah martabat yang melekat pada
dan hakhak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua anggota keluarga manusia.
UU HAM, HAM adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
DEFENISI HAM DALAM BEBERAPA
PERSPEKTIF
Pendekatan Deskriptif – Hakhak dasar, yang
memberdayakan manusia untuk membentuk kehidupan mereka sesuai dengan kemerdekaan, kesetaraan dan rasa hormat pada martabat manusia.
Pendekatan Hukum – Hakhak sipil, politik, ekonomi,
sosial, budaya dan kolektif yang tertuang dalam berbagai instrumen HAM internasional dan regional serta dalam undangundang dasar setiap negara.
Pendekatan Filosofis Satusatunya sistem nilai yang
diakui secara universal dalam hukum internasional saat ini dan terdiri dari elemen liberalisme, demokrasi,
FOKUS HAM
Fokus HAM adalah tentang kehidupan dan martabat
manusia.
Martabat dilanggar ketika mereka menjadi subjek
penyiksaan, terpaksa hidup dalam perbudakan dan kemiskinan, minimnya akses pendidikan, pelayanan kesehatan dan keamanan sosial minimum.
Hakhak yang menekankan bahwa manusia bebas
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN
HAM
Peristiwa
Penting Penjelasan
Magna Charta
(1215) Penjanjian antara Raja John dengan sejumlah bangsawan Inggris, dimana Raja dipaksa mengakui beberapa hak
bangsawan (hak sipol) sebagai imbalan dari dukungan mereka membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan kegiatan
perang. (ini baru sekedar keprihatinan terhadap HAM, belum dirmuskan dalam teks yang penuh makna)
LANJUTAN…
Peristiwa Penjelasan
Petition of Rights (1628)
Diajukan bangsawan kepada raja, yang isinya secara garis besar menuntut hakhak sebagai berikut :
Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan. Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya.
Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan damai.
Perjanjian of Westphalia (1648)
Perjanjian Westphalia berkaitan erat dengan munculnya dua aliran besar dalam ajaran kristen secara umum. Diskriminasi pihak Gereja Katolik terhadap Yahudi dan Islam menyebabkan munculnya reaksi dari kelompok Chatari, yang kemudian
dikenal dengan gerakan Protestantisme yang dimotori Martin Luther (1483). Perjanjian Westphalia mengakhiri perang
antara Katolik & Protestan di Eropa, yang isinya antara lain : 1. Mengenai toleransi – adanya hak berimigrasi bagi yang
berseberangan dengan agama resmi penguasa.
LANJUTAN…
Peristiwa Penjelasan
Habeas Corpus
Act (1679) Merupakan undang undang Inggris yang mengatur tentang penahanan seseorang. Isinya : Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari setelah penahanan.
Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut hukum.
Bill of Rights (1689)
Merupakan undangundang yang dicetuskan pada 1689 dan diterima parlemen Inggris. Isinya mengatur tentang :
Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen. Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.
Pajak, undangundang dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen.
Hak warga Negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masingmasing .
LANJUTAN…
Peristiwa Penjelasan Lahirnya teori
kontrak sosial pada abad pencerahan (abad 1718)
Perlunya perlindungan hakhak kodrati, yaitu hakhak yang inheren sebagai manusia yang dipelopori John Locek, JJ Rousseau (1762).
Ajaran ini mengilhami revolusi Perancis dan Amerika Deklarasi
Kemerdekaan Amerika (1776)
Deklarasi kemerdekaan (Declaration of Independen) dan berbagai peraturan tentang HAM di Virginia dan wilayahwilayah bekas koloni Inggris lainnya (berisi pernyataan : kebebasan dan kesetaraan bagi semua) Perancis (1789) Declaration des droits de I’homme et du citoyen (bagian
dari konstitusi Perancis) (kebebasan dan kesetaraan bagi semua) – HAM dinyatakan sebagai kategori yang tidak bisa dipisahkan dari hukum politik modern.
LANJUTAN…
Peristiwa Penjelasan Perdamaian
Versailles (1919/1920)
Reaksi terhadap PD1 dan tujuan utamanya adalah untuk mencegah terjadinya perang dunia lainnya.
Menciptakan dua organisasi internasional yang berarti untuk perkembangan HAM : LBB dan Kantor Buruh Internasional
Depresi Ekonomi
(19241934) Sebagian besar masyarakat ditimpa kemiskinan dan pengangguran. Banyak org berimigrasi ke Amerika.
Presiden Roosevelt (1941) merumuskan empat kebebasan : freedom to speech, freedom of religion, freedom form fear, freedom from want (kemiskinan)
DUHAM (1948) Timbulnya keinginan untuk merumuskan HAM yang
diakui seluruh dunia sebagai standar universal. Dibentuk Komisi HAM PBB pada 1946. Komisi ini merancang
DUHAM, dimana pada tahun 1948 diterima oleh 48 negara.
LANJUTAN…
Peristiwa Penjelasan Sidang Umum PBB
(1966) Menerima dan mengesahkan Kovenan Hak Sipol dan Kovenan Hak Ekosob Berlakunya 2
Kovenan (1976) Pada tahun ini, dua kovenan utama HAM dinyatakan berlaku setelah diratifikasi oleh 35 negara. Piagam HAM Afrika
(1981) Organisasi Persatuan Afrika (OUA) berhasil menyusun Banjul Charter yang mulai berlaku sejak 1987 – tekanan pengaturan pada piagam ini terkait
kolektivitas atau kelompok. Individu mempunyai
kewajiban terhadap keluarga, masyarakat dan negara. Deklarasi Kairo
(1990) Dirumuskan sesudah perundingan dalam OKI.Terdapat setidaknya 14 jenis hak yang dinyatakan dalam deklarasi ini, meliputi hak sipol dan hak ekosob.
Bangkok Declaration
(1993) Naskah ini mempertegas konsep dan prinsip (1) HAM bersifat universal; (2) HAM tidak boleh dibagibagi; (3) tidak dibenarkan memilih satu kategori HAM dan
menganggap kategori tidak penting; (4) hak atas pembangunan; (5) hak untuk menentukan nasib
LANJUTAN…
Peristiwa Penjelasan
Vienna Declaration
(1993)
Konverensi Dunia tentang HAM. Merupakan hasil
kompromi antara negaranegara barat dan negara dunia ketiga terkait konsep : universal, indivisible,
interdependent, saling berhubungan, dan diakuinya hak atas pembangunan.
Eropa (2000) Piagam Hakhak Dasar, yang memuat :
kesemestaan dan keutuhan hak asasi manusia dan kebebasan fundamental, penghormatan pada martabat manusia, prinsipprinsip kesetaraan dan solidaritas Pendirian ICC
GAGASAN UTAMA TAHAP
SEJARAH KEMUNCULAN DUHAM
1. Martabat (Pasal 1 2)
2. Kebebasan ( Pasal 3 – 19)
3. Kesetaraan (Pasal 20 – 26)
KELAHIRAN HAK SIPOL
Reformasi Gereja pada abad ke16, dimana perlakuan
diskriminasi gereja terhadap yahudi dan islam menimbulkan reaksi dari dalam gereja yang melahirkan gerakan
Protestantisme : lahirnya gagasan kebebasan beragama
Revolusi Amerika pada abad ke18. Bapak pendiri bangsa AS
dipengaruhi gagasan Montesquieu. Mereka menyuarakan pentinnya hak untuk mengeluarkan pendapat, kebebasan sipil, pentingnya toleransi sebagai atribut kemanusiaan.
Revolusi Perancis pada abad ke18, deklarasi hakhak
manusia dan warga negara.
Revolusi Inggris abad ke 17. akibat industriailisasi, terjadi
KELAHIRAN HAK EKOSOB
Mereka yang berada di bawah garis kemiskinan terikat
tangannya karena keterbatasan ekonomi.
Kesetaraan akses pada barang dan kesetaraan partisipasi
dalam keputusan sosial.
Marx : manusia bebas bukan karena tiada penghalang untuk
melakukan sesuatu. Manusia bebas saat ia mampu
merealisasikan dirinya melalui kesetaraan akses pada barang.
Marx menempatkan hak ekosob pada posisi yang cukup
sentral.
Kerja bagi Marxbukan sekedar sarana pemenuhan kebutuhan
KATA KUNCI PEMBEDAAN JENIS
HAK
Hak sipil kata kuncinya adalah kebebasan.
Individu sebagai dirinya sendiri.
Hak sosial, individu itu dalam hubungannya
dengan orang lain.
Hak politik, kalau akan diatur, siapa yang akan
diatur harus dilibatkan. Hak dalam kaitannya untuk turut serta dalam pemerintahan.
Hak ekonomi, kaitannya dengan keberlanjutan
hidup. Sumber penghasilan.
PERKEMBANGAN HAM DI INDONESIA
Pembahasan tentang ide dasar negara di BPUPKI –
kelompok yang menilai HAM sebagai invidualisme yang tidak sesuai dengan Indonesia (Sukarno, Supomo).
Kelompo yang menilai, kekosongan HAM
dikhawatirkan membawa bangsa Indonesia pada negara kekuasaan (Hatta dan Yamin).
Piagam Jakarta : dihilangkannya 7 kata dalam piagam
Jakarta – netralitas negara dari setiap keyakinan yang ada.
UUD 1945 dan HAM : terdapat 4 jenis Hak yang
dijamin : hak berserikat &berkumpul, hak
LANJUTAN…
Konstitusi RIS : mengatur secara detil HAM sekaligus
kewajiban negara dalam menjamin penegakannya.
Konstitusi RIS mengadopsi secara sempurna DUHAM.
UUDS 1950 : terdapat 3 perbedaan dengan KRIS :
Kebebasan bertukar agama dijamin dalam KRIS, dalam
UUDS hal ini dihilangkan.
Hak berdemonstrasi dan hak mogok dalam KRIS tidak
diatur, dalam UUDS diatur.
UUDS mengadopsi dasar perekonomian sebagaimana dimuat
LANJUTAN…
Konstituante : terdapat empat pandangan tentang
HAM dalam Konstituante :
HAM adalah kebebasan dasar semua manusia.
HAM sebagai prinsip melawan fasisme, genosida dan
militerisme berdasarkan kebutuhan revolusi.
HAM bersumber dari syariat Islam. HAM bersifat kolektif.
Pembentukan Komnas HAM : Kepres 50/1993 tentang
Komnas HAM
UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM
PRINSIPPRINSIP HAK ASASI MANUSIA
Kesetaraan (equaity)
Nondiskriminasi (nondiscrimination)
Ketergantungan (Interdependency)
Tidak bisa dibagibagi (indivisiblity)
Tidak dapat dicabut
Universalitas (universalitas)
Martabat kemanusiaan (human dignity)
DEKLARASI WINA (1993)
171 negara menyepakati formulasi Deklarasi Wina
yang menyatakan bahwa seluruh HAM adalah UNIVERSAL, TIDAK DAPAT DIBAGI, SALING BERGANTUNG, DAN SALING TERKAIT.
Keistimewaan nasional, perbedaan latar belakang
KESETARAAN (EQUAITY)
Adanya perlakuan yang setara, dimana pada
situasi sama harus diperlakukan dengan sama dan pada situasi yang berbeda diperlakukan secara berbeda pula.
Tindakan afirmatif mengizinkan negara untuk
memperlakukan secara lebih kepada kelompok tertentu yang tidak terwakili.
NONDISKRIMINASI (NON
DISCRIMINATION)
Tidak adanya perlakukan yang diskriminatif (selain
tindakan afirmatif yang dilakukan untuk mencapai keseteraan);
Diskriminasi langsung – ketika seseorang baik langsung
maupun tidak langsung diperlakukan secara berbeda daripada lainnya.
Disriminasi tidak langsung – muncul ketika dampak dari
hukum atau dalam praktik hukum merupakan
diskriminasi, walaupun hal itu tidak ditujukan untuk tujuan diskriminasi.
KETERGANTUNGAN
(INTERDEPENDENCY)
Saling bergantung, pemenuhan satu hak akan
berpengaruh pada pemenuhan hak lain.
Misalnya penggusuran secara sewenangwenang
terhadap pedagang kaki lima (PKL), itu bukan
TIDAK DAPAT DIBAGI
(INDIVISIBILITY)
Tak terbagi, hak itu utuh. Seperti tubuh. Kalau
kita bicara hak ekosob, hak sipol, itu hanyalah pengkategorian dalam pembicaraan konseptual, namun pada hakekatnya adalah satu kesatuan yang utuh.
Pemenuhan Hak Ekosob tidak dapat dipisahkan
dari pemenuhan Hak Sipol, sebaliknya
TIDAK DAPAT DICABUT
Hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau
diserahkan dan tidak ada satu perbuatan
apapun yang dapat menghilangkan hakhak itu.
HAM itu lebih tinggi dari instansiinstansi
UNIVERSALITAS
Pasal 1 DUHAM “Semua manusia dilahirkan merdeka dan
mempunyai martabat dan hak yang sama. Mereka dikaruniai akal budi dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu dengan yang lain dalam semangat persaudaraan.”
HAM adalah milik semua orang karena kodratnya sebagai
LANJUTAN…
Berlaku (yurisdiksi) secara internasional dan
merupakan ideologi universal – pengakuan HAM melampuai batas negara.
Dimana ada individu, disitu ada hak asasi
manusia.
Semua negara berkewajiban menghormati,
MARTABAT KEMANUSIAAN
(HUMAN DIGNITY)
Bahwa ada tingkat tertentu dari otonomi manusia
KEWAJIBAN NEGARA (STATE OBLIGATION)
Suatu negara tidak boleh secara sengaja mengabaikan
hakhak dan kebebasankebebasan;
Negara punya kewajiban positif untuk melindungi secara
RELATIVISME BUDAYA
Praktik dari relativisme budaya adalah memberikan
prioritas pada keputusankeputusan yang berlaku secara budaya di dalam masyarakatnya.
Bagi HAM internasional menghormati tradisi lokal
adalah penting karena pada dasarnya customary law
diakui. Namun bila relativisme budaya menolak hak hak dasar lainnya seperti kebebasan berekspresi,
kebebasan berfikir dan beragama, kebebasan
DUHAM (morality binding)
ICESCR
CERD =
konvensi paling tua
Konvensi Khusus
CEDAW
CAT
CMW =buruh migran –
kovenan terbaru
CRC = Konvens i Anak Intl’ Bill
of
Human Rights
ICCPR
Perjanjian Internasional ttg HAM
Norma
Mekanisme
Hak - Individu
Kewajiban - negara
Komite
Laporan Keluhan Individu
Keluhan Antar Negara Komentar Umum Anggota Komite
Negara Pihak Diusulkan negara pihak Kapasitas Pribadi
Keterwakilan: wlyh, sistem hkm, dll Klausul
Khusus
Syarat jadi anggota komite:
Mengatur tentang bagaimana syarat ratifikasi, perubahan perjanjian dll
SEJARAH
Disahkan oleh Majelis Umum PBB tahun 1966
Mulai berlaku tahun 1976 setelah 35 negara
ISI ICCPR
Hakhak yg diatur di dalamnya
Kewajiban dan tanggung jawab negara
HAKHAK YG DIATUR
Negative rights: hakhak dan kebebasan yg dijamin
di dalamnya akan dpt terpenuhi apabila peran negara dibatasi (diminimalisir)
NONDEROGABLE RIGHTS
Bersifat absolut. Tidak boleh dikurangi
pemenuhannya oleh negara pihak dalam kondisi apapun
Pelanggaran terhadap hak jenis ini dianggap
NONDEROGABLE RIGHTS
Hak atas hidup
Hak bebas dari penyiksaan
Hak bebas dari perbudakan
Hak bebas dari penahanan karena gagal
memenuhi perjanjian (utang)
Hak bebas dari pemidanaan yg berlaku surut
Hak sebagai subyek hukum
Hak atas kebebasan berpikir, keyakinan, dan
DEROGABLE RIGHTS
Hakhak yang boleh dikurangi atau dibatasi
pemenuhannya oleh negara pihak
Hanya dpt dilakukan dg prinsip:
Demi menjaga keamanan nasional atau ketertiban
umum (emergency state)
DEROGABLE RIGHTS
Hak atas kebebasan berkumpul secara damai
Hak atas kebebasan berserikat, termasuk
membentuk dan menjadi anggota serikat buruh
Hak atas kebebasan menyatakan pendapat,
KONSEKUENSI RATIFIKASI
Kewajiban sebagai Negara Pihak untuk memajukan,
melindungi, dan memenuhi hakhak asasi sebagaimana tersebut dalam instrumen terkait, kecuali jika dilakukan reservasi (pensyaratan) atau deklarasi (pernyataan) khusus pada pasalpasal tertentu.
Dimasukkannya instrumen internasional terkait ke dalam
hukum nasional positif: menyediakan infrastruktur pendukung pelaksanaannya
Pelaporan secara berkala (periodic report) sebagai bagian
TANGGUNG JAWAB NEGARA PIHAK
Menghormati dan menjamin hakhak yg diakui
dalam kovenan ini, yg diperuntukan bagi semua individu yg berada di dalam wilayah hukumnya dan tunduk pada yurisdiksinya
Menjamin setiap orang yg haknya dilanggar
TANGGUNG JAWAB NEGARA PIHAK
Menjamin setiap orang yg menuntut
pemulihan, haknya atas pemulihan tersebut
ditetapkan oleh lembaga peradilan,
administrasi, atau legislatif yg berwenang yg
ditentukan oleh sistem hukum negara pihak
ybs; dan untuk mengembangkan
kemungkinan pemulihan yang bersifat
hukum.
Menjamin bahwa lembaga yg berwenang
LANGKAH2 SETELAH RATIFIKASI
melakukan transformasi dan penerjemahan
normanorma yang ada dalam ICCPR ke
dalam hukum nasional. Transformasi ini bisa
dalam bentuk mengamandemen atau
mengajukan peraturan perundangundangan
baru sesuai yang diamanatkan oleh ICCPR.
Pemerintah harus menyisir berbagai
LANGKAH2 SETELAH RATIFIKASI
Sosialisasi khususnya pada aparatur penegak
LANGKAH2 SETELAH RATIFIKASI
memastikan agar ketentuan ICCPR yang telah
ditransformasikan ke dalam peraturan
LANGKAH2 SETELAH RATIFIKASI
menyediakan infrastruktur pendukung bagi
terlaksananya peraturan perundangundangan hasil transformasi ICCPR. (termasuk di
LANGKAH2 SETELAH RATIFIKASI
mengubah budaya masyarakat dan aparat
pemerintah yang kurang sadar terhadap HAM, termasuk di bidang sipil dan politik, menjadi
sangat sadar. Terkadang peraturan
MEKANISME PENGAWASAN
Kovenan membentuk badan pengawasannya
sendiri (treatybased organ) yaitu Komite Hak
Asasi Manusia
Anggota Komite Hak Asasi Manusia terdiri atas
18 orang yg dipilih dari warga Negara Pihak
Anggota Komite hanya memiliki komitmen pada
MEKANISME PENGAWASAN
Sistem laporan berkala dari Negara Pihak
(mekanisme wajib)
Pengaduan AntarNegara Pihak (mekanisme
opsional atau fakultatif, hanya berlaku pada
Negara2 Pihak yang menyetujui mekanisme
ini)
Mekanisme Pengaduan Individual
(mekanisme opsional, hanya diterapkan pada
Negara Pihak yg telah meratifikasi First
MEKANISME PENGADUAN
INDIVIDU
Syarat umum:
Pengaduan tertulis harus berasal dari individu yg
menyatakan diri sebagai korban
Pengaduan tsb tidak sedang dipertimbangkan
melalui prosedur penyidikan atau posedur penyelesaian internasional lain apapun
KONVENSI MENENTANG
PENYIKSAAN
dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam,
Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat
Sejarah
Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia telah diadopsi oleh
Status Ratifikasi
Konvensi ini adalah yang paling banyak diratifikasi oleh negara2 anggota PBB, yaitu 142 negara.
Indonesia telah melakukan ratifikasinya terhadap Konvensi pada tanggal 28 September 1998 melalui UU No.5 tahun 1998 dan karenanya menjadi Negara Pihak
Muatan Konvensi
16 pasal dari 33 pasal dalam konvensi ini mengatur kewajiban
negara untuk menghormati berbagai hak dasar manusia untuk bebas, tidak disiksa dan mendapatkan perlakuan kejam lainnya.
Pasal 2 ayat 1 dari Konvensi ini misalnya menyebut soal
kewajiban setiap negara pihak untuk “mengambil langkah langkah legislatif, administratif, hukum dan langkahlangkah efektif untuk mencegah tindakan penyiksaan di wilayah
manapun dalam batas kekuasaannya”.
Sementara itu dalam ayat 2 pasal 2 juga diingatkan: “Tiada ada
Muatan Konvensi
bagian kedua dari Konvensi ini mengatur hal tentang
pendirian Komite Anti Penyiksaan, yang terdiri dari “sepuluh pakar yang bermoral tinggi dan diakui
kemampuannya di bidang hak asasi manusia, yang akan bertugas dalam kapasitas pribadi mereka.” (pasal 17)
Anggota Komite ini diambil dari negara pihak
konvensi ini, dan mulai berfungsi sejak 1 Januari
Kewajiban Negara Pihak
Negara Pihak juga menanggung seperangkat
kewajibankewajiban lainnya yang tertera dalam pasal 3 sampai 16 konvensi ini.
Konvensi meminta negaranegara peserta untuk
melapor secara periodik mengenai langkahlangkah yang telah, sedang, dan akan diambil untuk
Kewajiban Negara Pihak
dalam waktu satu tahun setelah ratifikasi konvensi
ini, setiap negara Pihak harus menyerahkan suatu
laporan awal (initial report) mengenai langkah
langkah yang diambil untuk menerapkan kewajiban kewajiban yang tertera dalam konvensi ini.
Seterusnya, setiap negara peserta harus
menyerahkan laporan berkala (periodic report) setiap
Mekanisme Perlindungan
Mekanisme Pelaporan Negara Pihak
(State Selfreporting Mechanism)
Bagian pertama laporan selalu harus bersifat
umum. Bagian itu harus menyediakan informasi dasar dan menguraikan konteks peraturan
perundangundangan mana pelarangan penyiksaan dijamin dalam negara pelapor.
Bagian kedua dari laporan harus menyediakan
Mekanisme Perlindungan
Mekanisme Tematik PBB: Pelapor
Khusus (Special Rapporteur)
Secara umum, kegiatan dari seorang Pelapor
Khusus atau sebuah Kelompok Kerja
biasanya mencakup halhal berikut :
Penelitian
Menerima pengaduan
Komunikasi dg Pemerintah Negara Pihak
Laporan tahunan kepada Dewan HAM PBB
Kunjungan ke Negaranegara
Mekanisme Perlindungan
Prosedur Pengaduan Individual menurut
Konvensi
Sistem pengaduan perorangan mengenai
pelanggaran yang dilakukan negara atas hak individu warganya dan terjadi di dalam wilayah negara yang bersangkutan tercantum dalam
Konvensi Anti Penyiksaan pasal 22
sistem ini berlaku terbatas hanya pada Negara
Pihak yang menyatakan persetujuannya pada mekanisme ini ketika mereka meratifikasi
Konvensi Anti Penyiksaan (declaration of
competence)
Negara pihak juga dapat sewaktuwaktu
menyatakan pembatalan atas declaration of
Prosedur Pengaduan
1. Penerimaan pengaduan oleh Komite
2. Pengecekan administratif untuk memastikan
bahwa negara yang diadukan memang menjadi Pihak dari konvensi
3. penilaian lebih lanjut apakah pengaduan dapat
diterima atau tidak, termasuk memberikan
Prosedur Pengaduan
1.
pemeriksaan akan kesahihan pengaduan
(
examination of the merits
).
2.
Komite menganalisa semua informasi yang
mereka miliki lalu mengeluarkan pendapat
mereka terhadap kasus yang diadukan
tersebut, termasuk juga pendapat apakah
benar terjadi pelanggaran atau tidak.
3.
Ringkasan penjelasan tentang kasus
Indonesia & CAT
Konsekuensi Ratifikasi
bagi Indonesia
antara lain:
Kewajiban negara Indonesia sebagai Negara Pihak
untuk memajukan, melindungi, dan memenuhi hakhak asasi sebagaimana tersebut dalam
Konvensi, kecuali jika dilakukan reservasi
(pensyaratan) atau deklarasi (pernyataan) khusus pada pasalpasal tertentu.
Dimasukkannya Konvensi sebagai bagian dari
instrumen hukum nasional positif Indonesia, sehingga bisa digunakan dalam proses litigasi.
Pelaporan secara berkala (periodic report) sebagai
bagian dari State SelfReporting Mechanism yang
Indonesia & CAT
Deklarasi dan reservasi yang dilakukan oleh Indonesia terhadap Konvensi
Anti Penyiksaan adalah:
(a) Deklarasi terhadap pasal 20 ayat 1,2, dan 3 (prosedur
penyelidikan), dimana Indonesia tidak mengakui kewenangan Komite Menentang Penyiksaan untuk melakukan penyelidikan jika ada petunjuk yang kuat bahwa telah atau terus terjadi penyiksaan secara sistematik di wilayah Indonesia serta menyatakan bahwa halhal yang diatur dalam pasal 20 ayat 1, 2, dan 3 dari Konvensi hanya dapat diimplementasikan jika tidak membahayakan pada kedaulatan (sovereignty) dan integritas teritorial Indonesia;
(b) Reservasi terhadap pasal 30 ayat (1) Konvensi; dimana Indonesia
berpendirian bahwa segala perselisihan Indonesia dengan Negara Pihak lain yang berkaitan dengan penafsiran atau penerapan Konvensi ini yang tidak dapat diselesaikan melalui perundingan, tidak dapat diajukan
kepada arbitrasi hanya oleh salah satu pihak, melainkan harus atas
KOVENAN HAK
EKONOMI SOSIAL
SEJARAH
SUBSTANSI HAK EKOSOB
1. Hak atas Standar Hidup yang Layak, termasuk Hak
Atas Pangan
Pasal 11 CESCR, Pasal 27 CRC
Standar layak – Pasal 25 DUHAM, Pasal 11
CESCR, CRC.
“kelayakan standar hidup” – mesti dipahami
sebagai cara mempertahankan tingkat kehidupan di atas garis kemiskinan
Garis kemiskinan (Bank Dunia) – biaya yang
2. Hak untuk bekerja dan hak dalam pekerjaan
Pasal 6, Pasal 7, pasal 8 CESCR
SISTEM PEMANTAUAN PERJANJIAN PBB
Perjanj
ian Tanggal Penerapan/b erlakunya Pjj
Badan Pemantau an Perjj
Jumla h Pakar
Dipilih
Oleh Pelaporan Negara
Pengaduan Antarnega ra
Pengadua n
Individu
Prosedur Penyelidi kan
CERD 21.12.1965/
4.1.1969 Komite Penghapus an Rasial
18 Negara
pihak Pasal 19 Wajib Pasal 11, 12, 13 Wajib Pasal 14 Pilihan
CCPR 16.12.1966/
23.3.1976 Komite HAM 18 Negara pihak Pasal 40 Wajib Pasal 41, 42, Pilihan Protokol Pilihan I CESCR 16.12.1966/
3.3. 1976 Komite Hak Ekosob
18 ECOSOC
(1995) Pasal 16, 17 Wajib Protokol Pilihan Naskah CEDAW 18.12. 1979/
3.9.1981 Komite Penghapus an
Diskrimisi Prempuan
23 Negara
pihak Pasal 18 Wajib Protokol Pilihan
CAT 10.12.1984/ 26.6.1987
Komite Menentang Penyiksaan
10 Negara pihak
Pasal 19 wajib
Pasal 21 Pilihan
Pasa 22 Pilihan
Protokol Pilihan Pasal 8, 10 CRC 20.11.1989/
2.9.1990
Komite Anak
10 (18) Negara pihak
Pasal 44 Wajib
Pasal 20, 28 Wajib MWC 18.12.1990/
1.7.2003 Komite perlindung an Semua TKM dan anggota keuargany a
10 (14) Negara
MEKANISME HUKUM
HAK ASASI MANUSIA
MEKANISME HAM PBB
Mekanisme Berlandaskan Piagam
MEKANISME BERBASIS PIAGAM
Majelis Umum – salah satu fungsi utama meneliti
dan merekomendasikan pelaksanaan HAM dan kebebasan hakiki bagi semua orang
Dewan Keamanan – memiliki kekuatan khusus
terhadap Pengadilan Internasional : ICTY dan ICTR
Dewan ECOSOB – salah satu fungsi utama (pasal 62
Piagam PBB) – rekomendasi pada pemajuan rasa penghormatan dan ketaatan terhadap HAM bagi semua.
a. Komisi HAM
KOMISI HAM
1. Resolusi ECOSOB 1235, tanggal 6 Juni 1967
Pelaksana : Komisi dan SubKomisi HAM dengan tugas:
pemeriksaan informasi terkait pelanggaran HAM, penelitian mendalam tentang situasi yang mengungkapkan pol
pelanggaran HAM yg tetap, melaporkan kepada ECOSOB.
Informasi disampaikan oleh : Negara, anggota sub komisi, LSMLSM dengan status kosultatif.
LANJUTAN…
2. Resolusi ECOSOB 1503, 27 Mei 1970
Prosedur pengadua rahasia.
Komunikasi dilakukan korban, orang lain atau LSM yang ditujukan kepada Komisaris Tinggi HAM.
Komisi memutuskan tentang : penelitian mendalam + membuat laporan dan rekomendasi kepada ECOSOB, apakah perlu pindah dari 1503 ke 1235 (untuk
dipublikasi), mengakhiri penyelidikan.
3. Mekanisme Ekstra konvensional
• Working groups (kelompok kerja)
SPECIAL RAPPORTEUR
Berbasis tema –
MEKANISME BERBASIS PERJANJIAN
Komite Hak Asasi Manusia
Komite Penghapusan Diskriminasi Rasial
Komite Menentang Penyiksaan dan Perlakukan atau
Penghukuman yang Kejam, tak Manusiawi dan merendahkan Martabat.
Komite Penghapusan Diskriminsi Terhadap
Prempuan
Komite ECOSOB
PROSEDUR PENGADUAN
ICCPR 1st Optional Protocol: Mekanisme
pengaduan individual
• ICERD
CEDAW Protokol Tambahan: Mekanisme
pengaduan individual
CAT Protokol Tambahan: MekanismeSupervisi
UNIVERSAL PERIODICAL REVIEW
(UPR)
Melalui Resolusi 60/251 tanggal 15 Maret 2006, Sidang Umum PBB memandatkan Dewan HAM untuk
melaksanakan UPR.
UPR adalah mekanisme berkala (4 tahunan) Dewan HAM untuk meninjau komitmen dan pemenuhan kewajiban negaranegara anggota PBB terhadap
LANJUTAN…
Tujuan
Memperbaiki situasi HAM di lapangan
Pemenuhan kewajiban HAM negara dan
komitment dan penilaian perkembangan positif serta tantangan yang dihadapi oleh Negara
bersangkutan;
Peningkatan kapasitas negara dan penyediaan
pendampingan teknis, dengan konsultasi dan dengan kesadaran dari negara yang
LANJUTAN…
Berbagi pengalamanpengalaman baik antar Negara
dan pemangkupemangku kepentingan dengan
konsultasi dan dengan kesadaran dari negara yang bersangkutan
Mendorong kerjasama dalam mempromosikan dan
perlindungan HAM
Mendukung sepenuhnya kerjama dan keterlibatan
MEKANISME PERADILAN UNTUK
KEJAHATAN PALING SERIUS
Permanen ICC / Statuta Roma tentang Mahkamah
Pidana Internasional
Ad Hoc – International Criminal Tribunal for
Rwanda (ICTR), Internasional Criminal Tribunal for Yogoslavia (ICTY)
Karakter
Tanggung jawab individu dan komandan
Kejahatan terhadap Kemanusiaan, Genosida, dan
PELANGGARAN HAM
Pasal 1 ayat (6) UU No. 39/1999 tentang HAM
Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak sengaja, atau kelalaian
yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia
PELANGGARAN HAM BERAT
Genosida
GENOSIDA (PASAL 8)
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara:
a. membunuh anggota kelompok;
b. mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat
terhadap anggotaanggota kelompok;
c. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan
mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya;
d. memaksakan tindakantindakan yang bertujuan
mencegah kelahiran di dalam kelompok; atau
e. memindahkan secara paksa anakanak dari kelompok
KEJAHATAN KEMANUSIAAN
Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah salah satu
perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa:
a. pembunuhan; b. pemusnahan; c. perbudakan;
d. pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa; e. perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan
fisik lain secara sewenangwenang yang melanggar (asas asas) ketentuan pokok hukum internasional;
LANJUTAN…
g. perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara
paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentukbentuk
kekerasan seksual lain yang setara;
h. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau
perkumpulan yang didasari persamaan paham
politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional;
PERADILAN HAM PERMANEN
Contoh Peradilan HAM Permanen Kasus Abepura :
1. a/n Terdakwa : Brigjen (Pol) Drs. Johny Wainal Usman ; No Perkara : 01/Pid.HAM/2004/PN.MKS Pengadilan HAM pada Pengadilan Negeri Makasar ; Diputus pada tanggal 8 September 2005 "tidak terbukti secara sah melakukan pelanggaran HAM"
PENGADILAN HAM AD HOC (PASAL 43)
1) Pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang
terjadi sebelum diundangkannya Undangundang ini, diperiksa dan diputus oleh Pengadilan HAM ad hoc.
2) Pengadilan HAM ad hoc sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dibentuk atas usul Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia berdasarkan peristiwa tertentu dengan Keputusan Presiden.
3) Pengadilan HAM ad hoc sebagaimana dimaksud
PERADILAN HAM AD HOC
Contoh Peradilan HAM Ad Hoc, Kasus Tanjung Priuk :Terdakwa I : Sutrisno Mascung , Terdakwa II : Asrori , Terdakwa
III: Siswoyo, Terdakwa IV : Abdul Halim, Terdakwa V : Zulfata, Terdakwa VI : Sumitro, Terdakwa VII : Sofyan Hadi, Terdakwa VIII : Prayogi, Terdakwa IX : Winarko, Terdakwa X : Idrus, Terdakwa XI : Muhson;
No Perkara : No.01/Pid.HAM/Ad Hoc/2003/ PN.Jkt.Pst Pengadilan
HAM pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (pada tingkat pertama)
No Perkara : 01/PID.HAM/AD.HOC/2005/PT DKI Pengadilan
Tinggi HAM pada Pengadilan Tinggi D.K.I. Jakarta (tingkat Banding)
No Perkara : 09 K/Pid.Ham.ad.hoc/2005 Peradilan HAM pada
PENYELESAIAN MELALUI KOMNAS
HAM
Tujuan Komnas HAM :
a. mengembangkan kondisi yang kondusif bagi
pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila, Undangundang Dasar 1945, dan Piagam Perserikatan BangsaBangsa, serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia; dan
b. meningkatkan perlindungan dan penegakan hak
asasi manusia guna berkembangnya pribadi
LANJUTAN…
Fungsi Komnas HAM :
a. Pengkajian dan penelitian – pengkajian instrumen
HAM, perundang2an, pembahasan masalah berkaitan dengan perlindungan, penegakan dan pemajuan HAM.
b. Penyuluhan – penyebarluasan wawasan HAM,
peningkatan kesadaran.
c. Pemantauan – pengamatan dan penyusunan laporan,
penyidikan dan pemeriksaan terhadap peristiwa yang diduga terdapat pelanggaran HAM, pemanggilan pihak pihak, saksi, peninjauan tempat kejadian.
d. Mediasi – perdamaian kedua pihak, penyelesaian melalui