• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Frekuensi dan Pola Dasar Frekuensi Gender Laras Slendro (Ary Nugraha, Sumarna, Agus Purwanto)..

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Frekuensi dan Pola Dasar Frekuensi Gender Laras Slendro (Ary Nugraha, Sumarna, Agus Purwanto).."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis frekuensi dan menentukan pola dasar frekuensi pada gender laras slendro.

Metodologi yang digunakan adalah metode perekaman suara gender melalui SOUND FORGE® dengan bantuan rangkaian elektronik. Terdapat beberapa metode dalam proses perekaman antara lain perekaman suara alami ( berasal dari “wilah” dan tabung ) dan perekaman suara secara utuh yaitu “wilah” dan tabung gender dalam keadaan terpasang semua. Teknik pemukulan yang baik adalah memukul tepat dan cepat di tengah plat supaya didapat gelombang yang tidak cacat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik pemukulan berpengaruh pada amplitude dan bentuk gelombang. Tabung memperkuat amplitude pada gelombang yang dihasilkan. Jenis gelombang ini yang kemudian dijadikan suatu landasan untuk menganalisa frekuensi dan diperoleh pola dasar frekuensi gender laras slendro adalah fn= fo×2n/5.

Kata kunci : frekuensi, gender, slendro, wilah, tabung, SOUND FORGE®

PENDAHULUAN

Permasalahan yang kita jumpai tentang pelarasan gamelan adalah

pemaksaan atau menyamakan frekuensi gamelan dengan frekuensi musik barat.

Hal ini disebabkan pelarasan gamelan sampai saat ini tidak menggunakan suatu

acuan yang baku, hanya mengandalkan kepekaan panca indera (perasaan dan

telinga) untuk melaras, sehingga menimbulkan ragam frekuensi yang berbeda.

Gender barung menjadi pilihan dalam penelitian, karena memiliki

jangkauan frekuensi yang lebar; hal ini dapat ditunjukkan dengan terdapatnya 4

oktaf dalam satu alat. Oleh karena itu gender berguna sebagai pusat pelarasan

selain saron. Permasalahan ini dapat dipecahkan dengan cara merekam, suara

gender secara langsung, baik dengan perekaman frekuensi alami wilah, maupun

dengan tabung resonator. Dan kemudian menganalisa sinyal bunyi hasil rekaman

untuk mendapatkan komponen frekuensi penyusun gender.

Penelitian ini tidak hanya diharapkan mampu memberikan suatu dorongan

untuk mempelajari gamelan secara fisis, namun juga diharapkan dapat

(2)

menentukan suatu konsistensi pola yang dapat digunakan sebagai acuan dalam

pelarasan gamelan.

TEORI

Istilah slendro dan pelog dalam gamelan kita sudah mulai dikenal di dunia

barat sejak kapal dagang Portugis, Inggris, dan Belanda menyinggahi negeri kita

lima ratus tahun yang lalu. Sudah kita ketahui bahwa slendro bernada lima dan

pelog bernada tujuh. Penyelidikan ilmiah dengan pengukuran nada-nada gamelan

sebenarnya sudah dirintis oleh seorang physiologist Inggris A.J Ellis pada tahun

1884. Yang terkenal adalah Dr Jaap Kunst dengan hasil karyanya yang sangat

terkenal “ De Toonkunst van Java “ (1933) dan terjemahannya “ Music in Java”

(1949) sebagai hasil penyelidikan selama 28 tahun yang memberikan angka

pengukuran nada gamelan walaupun terbatas dalam satu oktaf yang kebanyakan

hanya dari saron demung saja.

Di daerah timur, penelitian pertama kali dilakukan oleh Wasisto

Suryodiningrat dkk ( Penjelidikan dalam pengukuran nada gamelan-gamelan

Djawa terkemuka di Jogjakarta dan Surakarta tahun 1969 ) yang mengukur

angka getar wilah pada gamelan jenis slendro maupun pelog baik yang berasal

dari Jogjakarta maupun Surakarta dimana mencantumkan pengukuran angka getar

beberapa jenis instrumen gamelan dalam beberapa oktaf.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di laboratorium Gelombang dan Bunyi, Jurusan

Pendidikan Fisika, FMIPA,UNY dengan menggunakan gender barung jenis

slendro ( 14 wilah ), microphone, komputer, pre amp, osiloskop, dan AFG.

Penelitian meliputi teknik pemukulan, dan perekaman frekuensi. Pencarian teknik

pemukulan sebisa mungkin dilakukan dengan mencari gelombang yang baik yang

dapat diketahui dengan melihat bentuk gelombang pada osiloskop. Perekaman

frekuensi dilakukan dengan menggunakan pre amp yang dihubungkan dengan

(3)

frekuensi alami wilah, tabung, dan perekaman gender dalam keadaan utuh baik

dengan pemberian tutup busa dan keadaan asli.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Di bawah ini adalah beberapa grafik frekuensi dan pola dasar frekuensi :

1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6

[image:3.595.91.513.225.725.2]

250 300 350 400 450 500 550 wilah frekuensi (Hz)

Gambar 1. grafik frekuensi dan pola dasar Gambar 2. grafik frekuensi dan berdasarkan frekuensi hasil pengukuran pola dasar berdasarkan frekuensi Dr Jaap Kunst hasil pengukuran Wasisto. S.dkk

1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 250 300 350 400 450 500 550 frekuensi (Hz) wilah

1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 250 300 350 400 450 500 frekuensi (Hz) wilah

1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6

250 300 350 400 450 500 frekuensi (Hz) wilah

Gambar 3. grafik frekuensi dan pola dasar Gambar 4. grafik frekuensi dan pola Berdasarkan frekuensi hasil pengukuran dasar berdasarkan frekuensi hasil Wasisto Suryodiningrat. dkk. penelitian

Gambar 1 adalah grafik frekuensi wilah Kyai Kanjutmesem

(4)

Satu frekuensi asli dan tiga frekuensi berdasarkan pola dasar frekuensi. Frekuensi

asli diperoleh dari hasil pengukuran yang dilakukan Dr. Jaap Kunst tahun 1885.

Gambar 2 adalah grafik frekuensi wilah Kyai Landung “Universitas Gajah

Mada” pada oktaf IV. Frekuensi asli di peroleh dari hasil pengukuran yang

dilakukan oleh Wasisto Suryodiningrat, P.J. Sudarjana, Adhi Susanto tahun 1969

Gambar 3 adalah grafik frekuensi wilah Kyai Kanjutmesem

“Mangkunegaran, sala” pada oktaf IV. Dalam satu gambar terdapat empat grafik.

Satu frekuensi asli dan tiga frekuensi berdasarkan pola dasar frekuensi. Frekuensi

asli di peroleh dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh Wasisto Suryodiningrat,

P.J. Sudarjana, Adhi Susanto tahun 1969.

Gambar 4 adalah hasil penelitian “gender barung” berdasarkan frekuensi

asli dari perekaman.

Garis menunjukan grafik frekuensi asli berdasarkan perekaman atau

pengukuran. Garis patah menunjukan titik prediksi pola dasar dengan acuan

frekuensi rendah (dalam satu oktaf ) atau wilah siji (barang). Lingkaran

menunjukan titik prediksi pola dasar dengan acuan frekuensi sedang (dalam satu

oktaf ) atau wilah telu (dada ). Bintang menunjukan titik prediksi pola dasar

dengan acuan frekuensi tinggi (dalam satu oktaf ) atau wilah nem (nem ).

Berdasarkan perbandingan antara keempat gambar tentang pola dasar.

Penggunaan pola dasar pada sebagai pendekatan terhadap frekuensi asli dari hasil

perekaman dan pengukuran mempunyai kesalahan terbesar 5,98% pada gb (4) dan

[image:4.595.92.526.492.746.2]
(5)
[image:5.595.119.511.116.278.2]

Gambar. 6 Desain alat untuk pencarian frekuensi alami bumbung

Perekaman frekuensi wilah dan tabung baik sesuai pasangan antara

“wilah” dan tabung dan yang berbeda beda dalam arti “wilah” tetap, tabung

resonatornya diubah ubah atau sebaliknya tetap menghasilkan frekuensi

fundamental (fo) yang sama. Hal ini membuktikan bahwa “wilah” yang

mempunyai peranan penting dalam menentukan tinggi rendahnya frekuensi

(suara) bukan tabung resonator (kolom udara). Tabung resonator hanya berfungsi

untuk menguatkan amplitude dari gelombang.

KESIMPULAN

Analisis terhadap frekuensi gender laras slendro mendapatkan hasil yang

cukup menarik Dapat dipastikan frekuensi fundamental ( fo ) dari proses

perekaman gender baik dari frekuensi plat, tabung atau dalam keadaan utuh selalu

sama. Tabung hanya berfungsi untuk memperkeras suara, serta menyumbang

frekuensi untuk memperkuat amplitude.

Frekuensi wilah gender laras slendro mengikuti pola dasar fn= fo×2n/5

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Gambar 1. grafik frekuensi dan pola dasar                  Gambar 2. grafik frekuensi dan
Gambar. 5 Spektrum Wilah dan Bentuk Gelombang
Gambar. 6 Desain alat untuk pencarian frekuensi alami bumbung

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Usahatani Cabai Rawit di Desa Galesong Kota Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar yang diperoleh

Karya tersebut menyatakan bahwa seseorang lebih mudah untuk memilih dan menggunakan kata-kata umum, yang lebih familiar dari pada kata- kata yang tidak dikenalnya, dengan

Untuk divisi FWMon, wahana melakukan pengambilan data video pada area misi secara autonomous serta mengirimkan dan menayangkan secara langsung video yang diperoleh tersebut

Bu kategori Allah’a inanç açısından üçüncü bir kategori olan bilinemezci (agnostik) kategori olarak ele alınabilir. Evrim teorisi için de aynı ay- rım yapılabilir.

Adapun simpulan dari penelitian ini adalah: 1) Trichoderma mampu tumbuh dengan baik pada lapisan serasah. populasi yang tinggi selalu terdapat pada lapisan F diikuti

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar- benar telah terpenuhi sesuai dengan

KP.01.10 Tahun 2003 tentang Standarisasi Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Kepala Bidang Imigrasi, Kepala Sub Bidang Imigrasi dan Pejabat Imigrasi pada Perwakilan Republik

turun, seharusnya kenaikan air akan bertambah karena pergerakan difusi yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dimana air memiliki konsentrasi