Laporan Tahunan 2012
Annual Report 2012
Bangkok Bank
Public Company LimitedDAFTAR ISI
Table of Contents
Ringkasan Keuangan
1
Financial Highlights
Rasio Keuangan
2
Financial Ratios
Profile Perusahaan
4
Corporate Profile
Laporan Good Corporate Governance
5
Good Corporate Governance Report
Perekonomian Indonesia 2010
17
Indonesia Economy in 2010
Laporan Manajemen
18
Management Report
Kinerja Bangkok Bank
23
Bangkok Bank’s performance
Manajemen
41
The Management
Struktur Organisasi
45
Organization Chart
Lampiran
Attachment
RINGKASAN KEUANGAN BANGKOK BANK
Bangkok Bank’s Financial Highlights
Unit dalam jutaan Rupiah
(Unit in million Rupiah)
Pertumbuhan pada Akhir Periode TahunProgress at Year-End
2012
2011
% change
Total Aktiva
Total Assets
8.110.752 5.084.498
+59,52
Giro pada Bank
Demand Deposits with Banks
97.344
41.945
+132,08
Kredit yang diberikan
Credits granted
6.910.355 4.235.039
+63,17
Aktiva Tetap dan Inventaris – net
Premises and Equipment
8.179
4.537
+80,27
Aktiva Produktif
Productive Assets
8.317.475 5.276.015
+57,65
Dana Pihak Ketiga
Third Party Fund
1.428.884
758.350
+88,42
Simpanan
Deposits
1.024.908
321.065
+219,22
Pinjaman yang diterima
Loans received
4.240.500 2.629.575
+61,26
Dana dari Kantor Pusat
Head Office Account
1.888.889 1.321.250
+42,96
Pertumbuhan untuk Tahun
Progress for the year
Pendapatan Operational
Operational Revenue386.241
285.473
+35.30
Beban Operational
Operational Expenses206.171
111.374
+85.12
Laba Operasi
Operating Profit180.071
174.099
+3.43
Pajak Penghasilan
Income Tax72.680
70.645
+2.88
Laba (Rugi) Bersih
Net Profit (Loss)
108.064
104.940
+2.98
Laba Bersih per Saham
Rasio Keuangan
Financial Ratios
PermodalanCapitalization
31 Dec 2012
(%)
(%)
31 Dec 2011
% change
Kewajiban Modal Minimum
Capital Adequacy Ratio (CAR)
63,79
48,90
+14,89
Aktiva Tetap terhadap Modal
Fixed Assets to Capital
1,47
1,73
-0,26
Aktiva Produktif
Productive Assets
Aktiva Produktif Bermasalah
Troubled Productive Assets
2,88
2,89
-2,44
Kredit Bermasalah (net)
Non Performing Loan (net)
0,62
0,41
+0,06
PPAP terhadap Aktiva Produktif
Reserves to Productive Assets
4,73
4,29
-1,43
Pemenuhan PPAP
Reserves Adequacy
118,71
129,85
+22,62
Rentabilitas
Profitability
Tingkat Pengembalian Aktiva
Return on Assets2,50
3,77
-1,27
Tingkat Pengembalian Modal
Return on Equity
2,74
5,83
+3,09
Pendapatan Bunga Bersih
Net Interest Margin
3,40
4,52
-1,12
Beban Operasional Pendapatan Operasional
Operational Expense to Operational Income57,02
39,23
+17,79
Kredit terhadap Deposito Rasio
Kepatuhan
Compliance
31 Dec 2012
(%)
31 Dec 2011
(%)
% change
Persentase Pelanggaran BMPK
Percentage of LLL Violationa.
Pihak Terkait
Related Parties
0,00
0,00
0,00
b.
Pihak Tidak Terkait
Non related Parties
0,00
0,00
0,00
Persentase Pelampauan BMPK
Percentage of exceeding LLLa.
Pihak Terkait
Related Parties
0,00
0,00
0,00
b.
Pihak Tidak Terkait
Non related Parties
0,00
0,00
0,00
GWM Rupiah
Minimum Current Account Requirements Rupiah
11,03
9,60
+1,43
Posisi Devisa Netto (PDN)
0,36
0,05
+0,31
PROFIL PERUSAHAAN
Corporate Profile
Bangkok Bank yang didirikan pada tahun 1944 di Bangkok, Thailand adalah bank komersial terbesar di Thailand dan salah satu dari yang terbesar di Asia Tenggara dengan total aktiva pada akhir 2012 sebesar THB 2,418,838,251,000.
Adapun struktur kepemilikan 10 (sepuluh) pemegang saham terbesar Bangkok Bank Public Company Limited per tanggal 31 December 2012 adalah sebagai berikut:
- Thai NVDR Company Limited 29,70%
- Thailand Securities Depository Co. Ltd. 4,07%
- HSBC Singapore Nominees Pte., Ltd. 3,64%
- State Street Bank & Trust Co, for Singapura, Taiwan, Inggris, Birma, Amerika Serikat, Vietnam, Myanmar, Malaysia dan Indonesia.
Bangkok Bank PCL Cabang Jakarta, berlokasi di Jl. MH Thamrin No. 3, Jakarta 10110, beroperasi dengan ijin usaha dari Menteri Keuangan Indonesia No. D.15.6.1.4.39 tanggal 21 Juni 1968, serta mendapat izin untuk beroperasi sebagai Bank Devisa pada tanggal 22 Juni 1968 dengan Surat Keputusan dari Direksi Bank Negara Indonesia No.4/12/KEP.DIR.
Bank secara berkesinambungan meningkatkan total asset dan kredit yang diberikan, memperbaiki manajemen kredit macet, meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan efisiensi biaya dan terus membangun kebijakan usaha yang selaras dengan rencana strategis bank Di tahun mendatang, bank akan terus memajukan bisnis proses yang efisien dan mengefisiensikan model organisasi untuk meyakinkan bahwa seluruh bagian organisasi dapat bekerja sama secara efisien dan harmonis. Company Limited, Thailand as of December 31, 2012 are as follows:
- Thai NVDR Company Limited 24.33%
- Thailand Securities Depository Co. Ltd. 4,07%
- HSBC Singapore Nominees Pte., Ltd. 3,64%
- State Street Bank & Trust Co, for 1,100 branches in Thailand with extensive overseas branches and office network in the following countries: People’s Republic of China, Hongkong, Japan, Laos People’s Democratic Republic, Republic of Philippines, Republic of Singapore, Taiwan, United Kingdom, Union of Myamar, United States of America, The Socialist Republic of Vietnam, Myanmar, Malaysia and Indonesia.
Bangkok Bank PCL Jakarta Branch, located at Jl. MH Thamrin No. 3, Jakarta 10110, operated under license from Finance Minister of Republic Indonesia No. D. 15.6.1.4.39 dated June 21, 1968 as a branch from Bangkok Bank PCL in Thailand. Received the license to operate as foreign bank on June 22, 1968 with the decree from Bank Indonesia No. 4/12/KEP.DIR.
The bank has continuously increased its total assets and loans, and improved the management of non-performing loans, of revenue, of costs efficiency and the bank will create policies that are alligned with its strategic plan.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANGKOK BANK CABANG JAKARTA TAHUN 2012
1. Ruang Lingkup Tata Kelola Perushaan (GCG)
Sebagai pedoman bagi pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan, Bank telah mendeskripsikan peran dan tanggung jawab Komite Manajemen dalam pedoman Komite Manajemen bank. Seluruh aturan internal lainnya yang ditetapkan didasarkan dengan peraturan yang berlaku dan mengacu pada pinsip-prinsip GCG.
Dalam menjalankan bisnisnya, Bangkok Bank Cabang Jakarta menjalankan Prinsip Good Corporate Governance sebagai dasar agar dapat mempertahankan pertumbuhannya. Bank juga telah menyebarkan kebijakan tersebut kepada tim manajemen, eksekutif, dan staf sebagai informasi dan ketaatan akan peraturan. Bank juga telah menugaskan setiap supervisor di semua tingkat untuk menjadi contoh yang baik dan mendorong agar kebijakan yang dibuat tersebut dipatuhi. Dalam proses pengawasan operasional secara internal, Bank telah membentuk Unit Kepatuhan agar sesuai dengan peraturan yang ada di Indonesia dan Bank Indonesia.
Penerapan Prinsip Good Corporate Governance di Bangkok Bank dibagi menjadi 7 aspek cakupan GCG beserta kepatuhan bank terhadap aspek-aspek tersebut yang meliputi:
1.1 Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab dari Dewan Komisaris dan Direksi.
Bangkok Bank Cabang Jakarta adalah kantor cabang dari Bangkok Bank, Thailand, oleh karena itu Dewan Komisaris yang dikenal dengan nama Non-Eksekutif Director bertempat di Kantor Pusat Thailand. Dewan Komisaris bertangggung jawab dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance dan mengawasi kebijakan dan arah bisnis bank.
Dalam hubungannya dengan Bangkok Bank kantor cabang Jakarta, International Banking Group (IBG) yang berlokasi di Kantor Pusat Bangkok, menjalankan fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris. Laporan fungsi pengawasan dari IBG tersebut untuk melihat pada fungsi Dewan Komisaris dalam mengevaluasi kinerja manajemen kantor cabang Jakarta dan laporan
REPORT ON BANGKOK BANK JAKARTA BRANCH ACTIONS IN COMPLIANCE WITH THE PRINCIPLES OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE FOR 2012.
1. Scope of Good Corporate Governance (GCG)
As guidance for Good Corporate Governance’s implementation, Bank has already described role and responsibilities of Manangement Committee in the Management Committee guidelines. All other internal regulations are based on the operative regulation and referring to GCG principles.
The Bank, therefore conducts its business in-line with the principles of Good Corporate Governance, which form a basis for sustainable growth. The bank has disseminated the policy to its management team, executives and staff for their knowledge and observance and has also assigned supervisors at all level to encourage good example as well as compliance with the policy.
The bank has established a Compliance Unit to oversee its internal operations to be in compliance with the regulation of the local authorities and Bank Indonesia.
There are 7 (seven) Good Corporate Governance aspects which reflect the implementation of bank’s Good Corporate Governance including bank compliance toward to each aspect as follows:
1.1 Performance of duties and responsibilities of Board of Commissioners and Board of Directors.
Bangkok Bank, Jakarta branch is a branch office of Bangkok Bank, Thailand, therefore Board of Commissioners who is known as Non- Executive Directors are domiciled at Bangkok Head Office, Thailand. This Board of Commissioners assumes responsibility for the implementation of Good Corporate Governance and oversees the business policy and direction of the bank.
For Bangkok Bank, Jakarta branch in this matter, the International Banking Group (IBG) domiciled at Bangkok, Head Office, is closely conducting the oversight role function of Board of Commissioners. Oversight function report from International Banking Group in regard to Board of
Commissioners function for evaluating
tersebut telah diterima setiap 3 bulan sekali.
Sementara itu, Direksi atau Pimpinan Bangkok Bank Cabang Jakarta yang dipimpin oleh General Manager dan wakil General Manager serta Direktur Kepatuhan. Pimpinan kantor akan memimpin Komite Manajemen yang bertanggung jawab atas pembentukan dan pelaksanaan atas sasaran strategis dan keuangan dari Bank dan juga mengkaji ulang serta mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan operational bank.
Komite Manajemen Cabang juga bertanggung jawab untuk mengawasi:
a.Audit Internal dan Unit Control untuk
memastikan pelaksanaan fungsi internal audit dan mengambil tindakan berdasarkan pada temuan-temuan dari audit internal.
b.Fungsi Unit Manajemen Risiko adalah untuk
pertanggungjawaban dalam rangka
pengembangan, pengukuran dan pemeliharaan kerangka kerja manajemen risiko.
c.Unit Kepatuhan untuk mengawasi penerapan
praktek good corporate governance dan memastikan kepatuhan bank terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.
Komite Manajemen Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta terdiri dari:
Ketua Komite Manajemen: General Manajer
Wakil Ketua Komite Manajemen: Wakil
General Manajer
Anggota: Direktur Kepatuhan Kepala Unit Operasional
Kepala Unit Kredit and Markrting Kepala Unit Internal Audit dan Kontrol
Kepala Unit Treasury
Kepala Unit Manajemen Risiko Kepala Unit Support dan Servis
Komite Manajemen mengadakan pertemuan minimal 1 kali dalam sebulan dan hasil rapat didokumentasikan dengan baik, begitu juga dengan notulen pertemuan tersebut dikirimkan ke International Banking Group (IBG) Kantor Pusat, Bangkok.
1.2. Struktur, Keanggotaan, Tugas dan Tanggung Jawab Komite
Di Kantor Pusat Bangkok Bank, Thailand, komite-komite tersebut telah diatur untuk memonitor dan mengawasi operasional bank dan melaporkan kemajuan yang terjadi ke Non-Executive Direksi secara periodik. Komite-komite
quarterly basis.
Meanwhile, Board of Director or called Branch Management (Pimpinan) of Bangkok Bank Jakarta who is chaired by General Manager, and Deputy General Manager and Compliance Director. The Branch Management or Pimpinan shall lead the Branch Management Committee who is responsible for the formulation and execution of strategies and financial objectives of the bank as well as reviewing and discussing matters related to banking operation.
The Branch management is also responsible for supervising:
a. Internal Audit and Control Unit for ensuring the execution of internal audit function and taking action based on regular internal audit findings.
b. Risk Management Unit function is to take
overall accountability for the development, measurement and maintenance of the bank’s risk management framework.
c. Compliance Unit for overseeing the implementation of good corporate governance practices and ensuring bank’s compliance with the prevailing laws and regulations.
The Management Committee of Bangkok Bank Jakarta Branch is comprised as follows:
Chairman : General Manager
Vice-chairman : Deputy General Manager
Members : Compliance Director
Head of Operation
Head of Credit and Marketing Head of Internal Audit and Control Head of Treasury
Head of Risk Management Head of Support and Services
The Management Committee is conducting a
minimum monthly meeting and the minutes of
meeting is properly documented as well as forwarded a copy of minutes to International Banking Group (IBG) Head Office, Bangkok.
1.2 Structures, Membership, Duties and
Responsibilities of the Committees.
ini terdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Risk Monitoring, dan Komite Manajemen.
Sementara itu Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta, sebagai kantor cabang bank asing tidak diharuskan untuk membentuk komite tersebut sejak Dewan Direksi di Kantor Pusat telah membentuknya.
Bagaimanapun di kantor pusat fungsi dari tiap komite-komite tersebut telah diterapkan dengan baik dan dibawah kontrol International Banking Group (IBG) untuk mengawasi kinerja manajemen dari kantor cabang Jakarta. Dan laporan fungsi pengawasan dari International Banking Group (IBG) juga telah diterima oleh kantor cabang Jakarta setiap 3 bulan sekali.
Fungsi dari masing-masing komite itu dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Komite Audit bertugas untuk membantu
Dewan Komisaris dalam proses audit laporan keuangan, internal control dan audit, dan pemilihan dan penunjukkan eksternal audit bank.
Komite Risk Monitoring bertugas untuk
mengawasi dan memastikan profil manajemen risiko bank apakah sudah cukup memadai,
sistematis, efisien, efektif dan
memaksimalkan nilai terhadap kinerja bank, dan juga apakah sudah sejalan dengan rencana strategis bank dan kebijakan manajemen risiko secara keseluruhan.
Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas
untuk memilih dan menunjuk orang yang tepat untuk posisi pekerjaan yang ditentukan dan juga untuk mengevaluasi kinerja secara individu, dan kebijakan penggajian dan paket benefit yang diterima oleh level eksekutif dan staffnya.
Kinerja semua komite diatas telah diterapkan dengan baik di Kantor Pusat.
Sedangkan penerapan strategi dan rencana bisnis Bangkok Bank Jakarta diatur oleh komite sebagai berikut:
a. Komite Manajemen
Untuk memastikan efisiensi kinerja bank yang mencakup penelahaan secara periodik, pengarahan operasional bank, kebijakan, strategi, ALMA dan juga masalah kepegawaian serta bagian umum yang akan dibicarakan di dalam komite. Pertemuan secara rutin diadakan setiap 1 bulan sekali.
Audit Committee, Nomination and Remuneration Committee, Risk Monitoring Committee and Management Committee.
Meanwhile, Bangkok Bank, Jakarta branch as foreign branch office in this regard does not have to form such committees since Board of Directors at Head Office has established them.
However, the functions of such committees have properly implemented in Head Office and it has been conducted under International Banking Group (IBG) to oversee the Jakarta’s branch management performance in respective committee function. The oversight function report from International Banking Group (IBG) has also been received by Jakarta branch on quarterly basis.
The function of each committee can be described as follows:
The objectives of the Audit Committee are to
assist the Board of Commissioners with regard to process audit of financial reports, internal control and internal audit and to select and appoint the bank’s external auditors.
The objective of Risk Monitoring Committee
is to oversee and ensure that bank’s management risk profile is adequate, systematic, efficient, and effective and maximizes value to the bank and is also to be in-line with the bank’s strategic plan and overall risk management policy.
The objective of Nomination and
Remuneration Committee is to select and nominate suitable persons for appointment job position as well as to evaluate individual performance and policy of remuneration or benefit package for executive level and its staffs.
All performance of committees above has already been properly implemented in Head Office. However, in implementing the strategic and business plan of the bank, Bangkok Bank Jakarta is managed under following committees:
a. Management Committee
To ensure proper and efficient running of the entire operation covering periodical review and directions of bank operation, policy, and strategy, ALMA as well as personnel and general affairs matters.
b. Komite Kredit
Komite ini bertanggung jawab untuk mengakses dan mempertimbangkan semua portfolio bank, yang tercakup di dalamnya nasabah kredit lancar maupun pinjaman kredit bermasalah.
Komite kredit akan bertemu secara periodik untuk menelaah dan mendiskusikan aktivitas dari aplikasi kredit yang masuk, suku bunga kredit, dan strategi marketingnya.
Fungsi dari Komite Kredit adalah
bertanggung jawab untuk menyetujui atau menolak, merekomendasi aplikasi kredit berdasarkan kewenangan kantor cabang. Pertemuan rutin Komite kredit diadakan setiap 2 minggu sekali atau disesuaikan dengan kebutuhan.
c. Komite Manajemen Risiko
Komite ini bertanggung jawab untuk mengawasi penerapan kerangka kerja dan strategi majemen risiko, komposisi risiko dari setiap tipe risiko itu dan juga memeriksa secara periodik prosedur dari manajemen risiko.
Bangkok Bank Jakarta menggunakan peringkat kredit yang handal sebelum menyetujui semua kredit baru ataupun perpanjangan fasilitas kredit. Penilaian ini menjadi alat yang penting bagi manajemen risiko kredit dan digunakan sebagai standar underwritting dan juga panduan penetapan harga. Pertemuan rutin setiap 1 bulan sekali.
1.3. Kinerja dari Departemen Kepatuhan
Unit Kepatuhan dibentuk untuk membantu manajemen dalam pengawasan internal operasional dan juga kepatuhan pada peraturan dari otoritas lokal.
Unit kepatuhan bertangung jawab dalam mengkoordinasi unit operasional dan mengumpulkan informasi guna tersedianya informasi dalam pengkinian panduan kerja. Unit kepatuhan harus bekerja secara independen dan berdampingan dengan manajemen dan staf di berbagai bisnis unit. Peraturan Bank Indonesia dan peraturan
perundangan yang berlaku telah
disosialisaikan keapda unit terkait dan dibahas dalam rapat komite manajemen terutama yang
memiliki dampact terhadap kegiatan
operational ,bisnis dan stategi bank.
Memastikan komitmen bank yang dibuat
b. Loan Committee
This committee is responsible to assess and consider all banks’ portfolio, which include active and non-performing loan accounts. The Loan Committee will meet periodically to review and discuss the following activities of loan application, loan pricing and marketing strategies.
The Loan Committee responsibility and function is to approve or reject, recommend or decline credit application according to branch authorization.
The routine meetings are held in every two weeks or more often to match with the requirement.
c. Risk Management Committee
This committee is responsible to monitor the
implementation of risk management
framework and strategy, composition of risk for each type of risks as well as periodically review on risk management procedure. Bangkok Bank Jakarta requires a valid credit rating prior approval of any new or renewed credit facility. Rating is one of the most important tools of credit risk management and used in the underwriting standards as well as in pricing guidelines.
The routine meetings are held once a month.
1.3 Performance of Compliance functions,
intrnal audit and external audit.
Compliance unit has been established to assist the management in overseeing its internal operation so as to be in compliance with the regulation of authorities.
The compliance unit has the responsibility in coordinating with operation units and colleting the information for the availability and updating of work guidelines.
The compliance function shall have independence and work closely with management and staff in various business units.
kepada Bank Indonesia telah dipenuhi secara tepat waktu. Satuan Kerja Kepatuhan telah melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada manajemen bank secara triwulanan.
Satuan Kerja Kepatuhan juga memastikan bahwa tindakan yang memadai telah dilaksanakan guna mencegah terjadinya risiko kepatuhan yang mungkin terjadi dan mendorong terciptanya budaya kepatuhan dalam bank.
Satuan Kerja Kepatuhan telah membuat prosedur pengawasan bagi tiap unit kerja untuk mencegah pelanggaran kepatuhan dalam memenuhi kewajiban pelaporan kepada
BI dan hasil pengawasan tersebut
disampaikan dalam rapat manajemen.
Satuan Kerja Kepatuhan dan petugas UKK juga mengkontrol pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC) dan aktifitas anti pencucian uang (Anti Money Laundering) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam upaya meningkatkan pemahaman atas penerapan KYC dan AML, Satuan Kerja Kepatuhan akan terus melakukan sosialisasi kepada unit bisnis terkait untuk meyakinkan efektifitas tugasnya.
Internal audit bank (SKAI) telah menyusun rencana audit operasional dan setiap tahun memeriksa semua unit bisnis berdasarkan jadwal rencana auditnya.
Untuk tahun 2012 SKAI telah melakukan fungsi kerjanya dengan independen dan objektif.
Pada saat melakukan fungsi kerjanya, SKAI telah mengevaluasi efisiensi dan keefektifan internal kontrol bank dan kepatuhan pada perundangan-undangan yang berlaku dan peraturan Bank Indonesia.
Semua hasil temuan audit telah dilaporkan ke manajemen kantor cabang dan divisi internal audit kontrol Kantor Pusat dan informasi rekomendasi audit akan disebarkan ke unit bisnis yang bersangkutan untuk dilakukan tindakan perbaikan selanjutnya.
Internal Audit (SKAI) juga mengawasi dan mengikuti kemajuan perkembangan dan perbaikan yang dibuat oleh unit bisnis yang terlibat.
Internal Audit (SKAI) juga akan melakukan pemeriksaan tahunan mengenai kecukupan keamanan audit dan pengawasan internal dari BI-RTGS dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) apakah telah mematuhi peraturan yang berlaku.
Ensuring the bank’s commitments made to Bank Indonesia has been rectified in timely manner.
Compliance unit also ensures that appropriate action has been taken to prevent the potential compliance risks which may occur and promote the compliance culture within the bank.
Compliance unit has set up proper monitoring procedure in preventing compliance failure in submitting BI reporting requirement by each responsible unit and escalated the monitoring result in monthly Management Meeting. Compliance unit has reported their activity and responsibility to Branch Manager on quarterly basis.
Compliance unit and AML (UKK) officer are also in control of Know Your Customer and Anti-Money Laundering implementation pursuant to regulation. In the effort to better understanding for implementation of KYC/ and AML, the compliance unit would continuously perform socialization to relevant business unit ensuring effectiveness of duty.
Banks’ Internal audit (SKAI) has already arranged the operational audit plan and has annually reviewed to all business units according to its audit-planning schedule. For year 2012, the bank’s SKAI has performed its function independently and objectively.
In performing its audit function, SKAI has conducted and evaluated toward the efficiency and effectiveness of the bank’s internal control and compliance to the prevailing laws and Bank Indonesia regulations.
All audit findings have been reported to branch management and internal audit control and division – Head Office and disseminate its audit recommendation to the business unit concerned for further action to be taken.
Internal audit (SKAI) has also monitored and followed up the progress development and improvement made by business units involved.
Setiap 3 tahun, Audit Eksternal Independen ditunjuk untuk memeriksa keefektifan kinerja dari SKAI termasuk kaji ulang atas fungsi internal audit atas penggunaan Teknologi Informasi. Pemeriksaan terakhir yaitu pada bulan Mei 2011 dengan hasil yang cukup memadai.
Sementara itu, untuk laporan eksternal audit tahunan dan persiapan laporan tahunan, bank telah menunjuk akuntan publik independen yang terdaftar dalam list Bank Indonesia yang bisa melakukan audit.
Penetapan kerja audit dari akuntan publik meliputi kapasitas dari kantor akuntan publik, bidang kerja audit, dan profesionalisme pemeriksa.
Penunjukan akuntan publik untuk melakukan audit laporan keuangan kantor cabang untuk tahun 2012 telah disetujui oleh Komite Audit Kantor Pusat.
Untuk tahun buku 2012, Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko & Sanjaya yang merupakan anggota Ernst & Young telah ditunjuk untuk melakukan audit keuangan bank.
1.4. Kinerja Manajemen Risiko dan Fungsi Internal Kontrol.
Fungsi Manajemen Risiko bank mempunyai tanggung jawab untuk berbagai macam aspek risiko mencakup kredit, pasar, likuiditas, operasional, legal, strategi, reputasi, dan risiko kepatuhan dari bank.
Secara umum, manajemen kantor cabang telah aktif memonitor dan mengawasi kebijakan dan prosedur serta pengaturan limit untuk setiap jenis risiko guna memelihara kondisi manajemen risiko internal bank yang baik.
Unit Manajemen Risiko secara periodik memberikan laporan profil risiko bank setiap 3 bulan sekali dalam rangka menganalisa dan mengatur kecukupan dari setiap risiko. Laporan tiga bulanan profil risiko bank telah diajukan ke Bank Indonesia secara tepat waktu.
Unit Manajemen Risiko juga telah mengadopsi model perhitungan Pendapatan Bunga Bersih (NII) dan model Nilai Modal Ekonomis (EVE) dari kantor regional Hong Kong guna memonitor risiko suku bunga sehubungan dengan risiko pasar. Unit Manajemen Risiko juga telah melakukan stress testing untuk risiko pasar, risiko
Every 3 ( three ) years, an Independent External Reviewer/Auditor is appointed to review the effectiveness of SKAI work performance including review on internal audit function on Iformation Techonogy use. The last review was in May 2011 with satisfactory result.
Meanwhile, for annual external audit performance and preparing financial report, bank has appointed independent public accountant that registered under Bank Indonesia’s approved list to conduct an audit. The assignment of audit work to public accountant covers the capacity of the assigned public accountant firm, scope of audit work and professionalism of the auditor.
The appointment of public accountant to conduct the audit of branch financial report for year 2012 has been approved by Head Office-Audit Committee.
For the year 2012, the Public Accountant Purwantono, Sarwoko & Sanjaya under member of Ernst & Young has been appointed to conduct financial audit of the bank.
1.4 Performance of Risk Management and
Internal Control Function.
The risk management function of the bank has responsibility for various risk aspects covering of credit, market, liquidity, and operational, legal, strategic, reputation and compliance risks of the bank.
In general, branch management has actively monitored and supervised the policy and procedure as well as limit arrangement type of each risk in order to maintain the soundness of bank internal risk management condition.
Risk management unit has periodically provided the bank’s risk profile reports on quarterly basis for analyzing and managing the adequacy of each risk.
This quarterly bank’s risk profile has been timely submitted to Bank Indonesia.
liquidity dan risiko foreign exchange serta melakukan verifikasi terhadap kertas kerja laporan bulanan risiko operasional dan disamping itu juga memonitor posisi harian dan limit-limit serta membuat laporan bulanan analisa kredit portfolio.
1.5 Prinsip Kehati-hatian dalam Pemberian Kredit kepada Pihak-Terkait dan Grup Debitur Besar.
Bank tidak diperbolehkan masuk ke dalam suatu kondisi atau perjanjian dimana bank diharuskan memberikan dana yang melanggar BMPK (Batas Minimum Pemberian Kredit) dan batas pemberian fasilitas kredit.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia pemberian kredit kepada pihak-terkait dan atau kelompok debitur besar masing-masing tidak boleh melebihi 10% dan 25% dari modal bank. Tidak ada pelanggaran BMPK kepada kelompok debitur besar dan pihak-terkait. Semua keputusan pemberian kredit harus disetujui oleh komite kredit yang para anggotanya akan memeriksa dan memberi komentar atas masalah yang ada di aplikasi kredit.
Bank telah mengkinikan internal limit guna memonitor terjadinya pelampauan BMPK. Selama penilaian aplikasi kredit, account officer harus memeriksa latar belakang profil perusahaan dan manajemennya, dan juga informasi yang relevan menurut faktor-faktor yang diperhitungkan mengenai pihak-terkait dan grup debitur.
Per tanggal 31 Desember 2012, saldo pemberian kredit (dalam jutaan rupiah): a.Pihak-terkait : Rp. Nihil b.Debitur Inti:
- Individual Rp. 3.462.817 - Kelompok Rp. 4.375.466
1.6 Rencana Strategi Bisnis Bank
Rencana bisnis bank disiapkan dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal dan prinsip kehati-hatian bank. Untuk faktor internal, pada saat rencana bisnis dibuat melibatkan semua unit bisnis terkait sehingga akan sejalan dengan rencana kerja dari setiap unit bisnis terkait.
Sedangkan faktor eksternal, indikator
risk self assessment report, besides monitoring daily position and limit as well as providing monthly portfolio credit analysis.
1.5 Prudential principles in fund provision to Related-parties and in Large-exposures.
The bank is prohibited to enter into condition or agreement that obligate bank to provide fund, which will violate the LLL and credit facility limit granted.
Fund provision to Related- party and /or in Large- exposures are in accordance with Bank Indonesia regulation, which the Legal Lending Limit for related-party and in large exposure not exceeded 10 % and 25 %, respectively of the bank capital. There was no breach on the Legal Lending Limit for large exposures and Related- party.
Any credit decision made must be approved by Loan committee meeting and member of Loan committee will review and comment on the credit application on certain issues. Bank has updated the internal limit for monitoring the LLL impelemtation.
During the credit application assessment, account officer must check on the back- ground of the company profile and management, as well as relevant information according to factors counted as related party and or group borrower.
As of December 31, 2012 the outstanding balance of ( in million of Rupiah):
a. Related- party Rp. None
b. Core debtor :
- Individual Rp 3,462,817
- Group Rp 4,375,466
1.6 Bank’s strategic business plan
Bank business plan is prepared by considering internal and external factors as well as prudent banking principles. For internal factor, in making business plan projected that involving all units concerned, so it will be running in-line with working plan of each unit involved.
ekonomi mikro dan makro akan secara ketat dimonitor seperti tingkat inflasi, nilai tukar dan suku bunga indikasi dari Bank Indonesia. Pada saat menyiapkan rencana bisnis, Bangkok Bank kantor cabang Jakarta memfokuskan hubungan ke sektor nasabah korporasi. Bank akan terus terlibat dalam pembiayaan pabrikasi yang menciptakan lapangan kerja dan kepatuhan terhadap ramah lingkungan. Investasi komoditi dalam mempromosikan sektor agro bisnis seperti kakao, kelapa sawit, gula dan prosesing kelapa merupakan juga hal yang mendapat prioritas. Juga akan mempertimbangkan service terkait bisnis minyak dan gas, chemical and konstruksi. Kami menawarkan strategi bersaing yang mencakup di dalamnya peningkatan pelayanan kepada nasabah, proses dan sistem operasi serta target dari unit bisnis kami. Bank juga menawarkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) yang kompetitif kepada debitur.
Setiap kwartal, komite manajemen akan mengkaji ulang antara realisasi bisnis dibandingkan dengan rencana bisnis bank guna terus memonitor masalah yang ada yang akan menimbulkan penyimpangan yang
signifikan, untuk kemudian dicari
penyelesaian dan perbaikannya.
Oleh karena itu, rencana bisnis bank disediakan untuk memberikan dukungan keuangan kepada proyek debitur potensial yang disesuaikan dengan Peraturan Bank Indonesia serta mempertahankan stabilitas jangka panjang bank serta pertumbuhan ROA dan ROE.
1.7 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non-
Keuangan
Bank telah menyiapkan dan memenuhi semua laporan sesuai prosedur seperti yang ditetapkan di dalam peraturan Bank Indonesia.
Bank menyadari pentingnya
mengkontribusikan informasi ke masyarakat, pemegang saham, dan komunitas. Untuk masalah ini, Bangkok Bank kantor cabang Jakarta percaya bahwa laporan ke pemegang saham seperti disebutkan diatas akan meningkatkan nilai organisasi kantor cabang dan akan mempertahankan kestabilan kondisi keuangan.
Bank juga menerbitkan informasi keuangan di surat kabar lokal dan laporan tahunan bank.
economic indicators will be closely monitored such as inflation, foreign exchange and Bank Indonesia indicative rates.
In preparing the business plan, Bangkok Bank, Jakarta branch focuses on relationship with corporate customers sectors. The bank will continue involving in manufacturing that create employment and complying to the environment. Commodities investment in promoting agricultural sectors such as cocoa, oil palm, sugar and coconut processing are given priority. The oil and gas services related
business, chemicals, cements and
constructions including hotel financing would also be considered. We offered our competitive strategy that includes improving our customer service, process and operational system as well as performance target for our business units. Bank also offered competitive Prime Lending Rate (SBDK) to borrower.
On quarterly basis, management committee will review the actual realization or financial support to the prospective borrower’s project that is in compliant to Bank Indonesia and maintaining bank’s long-term stability and growth in return on assets (ROA) and equity (ROE)
1.7 Financial and Non-financial conditions
transparency.
Bank has prepared and complied with all reports requirement with procedures and coverage as stated in Bank Indonesia regulation.
The bank realizes the importance of
contributing information to public,
stakeholder and community. In this regard Bangkok Bank , Jakarta branch believes that its treatment of stakeholders in the previously mentioned ways will help increase the value of the branch organization and will sustain its stable financial condition.
Sementara untuk informasi non-keuangan seperti informasi produk bank, informasi mediasi bank, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) diumumkan di lobi kantor bank.
Sejak Desember 2012 bank telah mempunyai
lokal website sendiri yaitu
(www.bangkokbank.co.id) untuk
menyediakan informasi secara elektronik ke publik.
2. Informasi Kepemilikan Saham dalam
Hubungannya dengan Dewan Komisaris dan Direksi
Bangkok Bank Cabang Jakarta adalah kantor cabang dari Kantor Pusat Bangkok Bank di Thailand, dalam hal ini tidak ada informasi kepemilikan saham bank yang dilaporkan dan juga tidak ada hubungan keuangan dan keluarga diantara anggota manajemen dengan pemegang saham bank.
3. Paket Remunerasi kepada Dewan Komisaris
dan Direksi
Paket Remunerasi untuk Pimpinan Bangkok Bank dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Paket Remunerasi seperti gaji, bonus dan
tunjangan rutin dan fasilitas lain berkisar antara Rp 5,210,693,896 per tahun untuk 5 orang.
b. Fasilitas lain dalam bentuk tunjangan seperti rumah, transport, dan asuransi kesehatan sebagai berikut:
- yang akan dimiliki : Rp. Nihil
- yang akan dipakai tapi tidak dimiliki: Rp 470,417,830 per tahun untuk 3 orang (General Manager dan Deputy General Manager ).
- Fasilitas Asuransi Kesehatan untuk
manajemen lokal adalah Rp 24,606,800
Total paket remunerasi selama tahun 2012 information such as banking product information, banking mediation information and Deposit Fund Guarantee (LPS) have been announced in the bank’s banking hall.
Starting December 2012 report, bank has already provided local website alone by using homepage/website (www.bangkokbank.co.id) in order to allow public to electronically access the Bank’s financial and non- financial information.
2. Shares ownership information in relation to Board of Commissioners and Board of among management members with bank’s controlling shareholders.
3. Remuneration package of Board of
Commissioners and Board of Directors
Remuneration package for Bangkok Bank Jakarta’s Pimpinan /branch management can be described as follows:
a. Remuneration package such as salary, bonus,
routine allowance and other facility non benefit in-kind are Rp. 5,210,693,896 per year for 5 persons
b. Other facilities in form of benefit in-kind such as housing, transportation and health insurance that:
- Will be owned: Rp None
- Will be used and not owned: Rp
470,417,830 per year for 3 persons (General Manager and 2 Deputy General Manager ).
- Health Insurance facility for local
management are Rp.24,606,800
4. Shares dan Option
Karena merupakan kantor cabang dari bank asing maka tidak ada kepemilikan saham dan option yang diberikan dan dilakukan oleh manajemen Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta.
5. Salary Ratio
Rasio gaji karyawan tertinggi dan terendah =
15 : 1
Rasio gaji direksi tertinggi dan terendah = 6 : 1
Rasio gaji komisaris tertinggi dan terendah =
nihil
Rasio gaji Direksi dan karyawan teringgi =
3 : 1
6. Pertemuan Dewan Komisaris
Karena Bangkok Bank Cabang Jakarta tidak mempunyai Dewan Komisaris di Kantor Cabang, oleh karena itu tidak ada pertemuan Dewan Komisaris yang diadakan di kantor cabang Jakarta.
7. Penyimpangan Internal
Bank tidak memiliki penyimpangan internal selama tahun 2012 dan 2011. Bank dalam menjalankan usahanya selalu memperhatikan asas kehati-hatian (prudential banking).
8. Permasahan Kasus Hukum
Selama tahun 2012 tidak terdapat kasus hukum yang muncul, namun bank masih mempunyai 1 (satu) kasus perdata dari tahun sebelumnya. Kasus tersebut masih di Pengadilan Tinggi dan masih belum ada keputusan.
9. Transaksi yang menyebabkan Benturan
Kepentingan
Selama tahun 2012, tidak terdapat transaksi yang menyebabkan benturan kepentingan di kantor cabang kami.
Bank tidak akan menentukan kondisi khusus untuk
transaksi yang berhubungan keterlibatan
manajemen. Bank telah membentuk komite kredit untuk mengelola dan memonitor fasilitas kredit yang akan dan telah diberikan kepada debitur and tidak ada otorisasi dilakukan sendiri dalam pemberian fasiltias kredit. Bank telah menerapkan praktek yang baik yaitu meminta otorisasi dua tingkat untuk semua transaksi dan juga dalam pemisahan tugas.
10. Pembelian kembali saham dan pembelian
kembali obligasi
Selama tahun 2012, bank tidak mempunyai transaksi untuk pembelian kembali saham dan pembelian kembali obligasi.
The highest and the lowest of employee salary
ratio = 15 : 1
The highest and the lowest of Director salary
ratio = 6 : 1
The highest and the lowest of Commissioner
salary ratio = None
The highest salary of Director and Employee
ratio = 3 : 1
6. Board of Commissioners meetings
Bangkok Bank, Jakarta branch does not have Board of Commissioner in the branch office, therefore there was no Board of Commissioners meetings were held in Jakarta branch office.
7. Internal Fraud
Bank has no internal fraud during 2012 and 2011. The Bank is always excerted effort ensuring full attention to prudential banking.
8. Legal matters
During 2012 there was no legal case occurs, however, the bank still has 1 (one) outstanding civil case from previous year. The case still on the Supreme Court and there is no decision yet for the case.
9. Transaction that pose conflict of interest
During 2012, there was no transaction that poses conflict of interest that occurs in our branch.
Bank will not prescribe special condition for connected transaction in favors of management involved. The credit committee has been formed to manage and monitor the credit facilities will be given and already given to borrower and there shall be no single authority in granting credit facilities. Bank has implemented good practices for dual control authorization level requirement on any transactions as well as segregation of task.
10. Buy back shares and buy back bonds
11. Pemberian Dana kepada Aktivitas Politik dan Sosial
Selama 2012, bank tidak menyediakan pemberian dana bagi aktivitas sosial dan juga tidak memberikan sumbangan ke aktivitas politik.
II. Penilaian Good Corporate Governance Bank
Penilaian Good Corporate Governance Bank telah dikaji ulang secara periodik dan dinilai setidaknya setiap tahun. Hasil penilaian Good Corporate Governance bank merupakan bagian terintegrasi dari laporan penerapan Good Corporate Governance.
Hasi penilaian bank didasarkan pada prinsip Good
Crporate Governance yang terdiri dari
transparansi, akuntabilitas, pertanggung jawaban, independen, dan keadilan serta ketiga aspek
governance, yaitu governance structure,
governance process dan governance outcome .
Total nilai komposit yang diperoleh adalah 2 dengan predikat Baik.
Kesimpulan Umum Pelaksanaan Good Corporate Governance
Pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance (GCG) Bangkok Bank cabang Jakarta telah berlandaskan pada 5 prinsip dasar yang telah dipatuhi dan penilaian kecukupan dan efektivitas pelaksanaan prinsip GCG dilakukan secara komprehensif dan terstruktur atas ketiga aspek
governance, yaitu governance structure,
governance process dan governance outcome.
Manajemen Bank telah melakukan penerapan Good Corporate Governance yang secara umum baik yang tercermin dari pemenuhan yang memadai atas prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan kelemahan yang ada dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance bersifat kurang signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen Bank.
11. Fund provision to social and political activities.
During 2012, the bank does not have provided fund provision to social activity and there was also no donation to political activity.
II. Good Corporate Governance Self – assessment
Good Corporate Governance self-assessment has been periodically reviewed and assessed at least once a year. The self-assessment result of good corporate governance is an integral part of good corporate governance implementation report. This self-assessment result has evaluated performance of good corporate governance principles, which
consist of transparency, accountability,
responsibility, independency and fairness at the bank., also three aspects of governance, the governance structure, governance and process governance outcomes
Total composite scores were achieved at 2 with predicate Good Governance.
General conclusion of Good Corporate Governance Implementation.
Implementation of Good Corporate Governance (GCG) Jakarta branch of Bangkok Bank has been established based on five basic principles which have been complied with and the adequacy
assessment and effectiveness of the
implementation of corporate governance
principles is describe comprehensive and structured on three aspects of governance, the governance structure, governance and process governance outcomes
Dari penilaian sendiri atas pelaksanaan GCG, berikut adalah faktor yang menjadi kekuatan pelaksanaan GCG :
Bank telah memiliki kecukupan struktur tata kelola dalam proses pelaksanaan prinsip GCG sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan harapan stakeholder.
Bank juga telah memiliki infrastruktur yang memadai dalam bentuk SDM, IT, jaringan kantor, kebijakan dan prosedur dalam menerapkan prinsip GCG dan didukung penuh oleh IBG kantor pusat yang menjalankan fungsi selaku dewan komisaris, juga untuk mendukung transparansi, Bank telah memiliki lokal website yang memuat produk perbankan yang dimiliki dan laporan keuangan.
Terkait implementasi prinsip kepatuhan, Bank senantiasa mensosialisasikan kepada seluruh jenjang dalam Bank tentang ketentuan-ketentuan baru, prinsip kehati-hatian, prinsip manajemen risiko, budaya kepatuhan, pengendalian internal. Manajemen mendukung penuh proses yang menjamin implementasi GCG dalam Bank.
Selain itu, kantor pusat Bangkok Bank mendukung penuh Rencana Bisnis Bank dalam rangka peningkatan pertumbuhan kredit portofolio dan penambahan modal disetor dan dana usaha guna memperkuat struktur permodalan Bank.
Sementara, terdapat kelemahan dalam pelaksanaan GCG, yaitu :
Bangkok Bank Jakarta merupakan kantor cabang bank asing dari Thailand dimana pelaksanaan fungsi Dewan Komisaris serta Komite – komite telah disesuaikan dengan struktur organisasi Bangkok Bank International. Adapun fungsi dewan Komisaris dan komite-komite dilakukan oleh IBG, Kantor Pusat terhadap kinerja kantor cabang Jakarta yang hasilnya berupa laporan pengawasan dari IBG yang dikirim secara berkala tiap 3 bulan kepada kantor cabang Bangkok Bank Jakarta.
From self-assessment on the implementation of good corporate governance, the following is a strength factor GCG :
The Bank has adequate governance structures in the implementation of corporate governance principles in accordance with Bank Indonesia regulations and stakeholder expectations.
Bank has adequate infrastructure in the form of HR, IT, Branch networks, policies and procedures in applying the principles of good corporate governance and is fully supported by IBG headquarters function as the board of commissioners, as well as to support transparency, the Bank has a local website containing the product owned banking and financial reports.
Related to the implementation of the principle of compliance, the Bank continuously disseminate to all levels of the Bank of the new provisions, the prudential principle, the principle of risk management, compliance culture, internal controls. Management fully supports the process that ensures the implementation of GCG in Bank.
Additionally, the headquarters of Bangkok Bank fully supports the Business Plan in order to increase the loan portfolio growth and additional paid-in capital and operating funds to strengthen the Bank's capital structure.
PEREKONOMIAN INDONESIA 2012
Indonesia Economy in 2012
Selama tahun 2012 indikator makro ekonomi Indonesia menunjukan fundamental ekonomi yang kuat. Nilai tukar rupiah terhadap USD masih terjaga pada level wajar dan Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,23%, melampaui ekpektasi banyak kalangan dan menunjukan daya tahan terhadap kelesuan ekonomi global.
Nilai Tukar
Nilai tukar USD pada tahun 2012 mengalami penguatan yang lebih tinggi sebesar 602,5 nilai dasar dari Rp. 9.067,5 / 1 USD pada akhir tahun 2011 menjadi Rp. 9.670,0 / 1 USD pada akhir tahun 2012. Secara fundamental nilai tukar rupiah terdepresiasi karena pengaruh faktor eksternal dan internal yang antaranya perlambatan ekonomi Eropa yang menyebabkan pelemahan EUR terhadap USD sehingga USD lebih diminati oleh pasar dalam dan luar negeri. Dilain hal, aliran dana asing yang masuk ke Indonesia dalam jumlah relatif besar juga merupakan faktor penyeimbang kestabilan rupiah.
Tingkat Inflasi
Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 4,3% dimana lebih tinggi dari tingkat inflasi pada tahun 2011. Pemerintah tetap melakukan langkah-langkah guna kestabilan tingkat inflasi rendah, sehingga diharapkan stabilitas inflasi di periode tahun mendatang tetap terjaga.
Suku Bunga
Tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) dipertahankan pada level 5,75% di tahun 2012 Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mengatur tingkat inflasi sesuai kisaran target.
Kondisi Sektor Perbankan
Di tahun 2012, sektor perbankan mampu meningkatkan kinerjanya secara umum. Dimana hal ini dapat terlihat pada kondisi penghimpunan dana pihak ketiga, kecukupan permodalan, non-performing loan (NPL), dan net interest margin (NIM), berkinerja lebih baik ditahun 2012.
Mengingat peran penting perbankan dalam menstimulasi aktivitas ekonomi, maka kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia selama tahun 2012 diarahkan untuk memberikan ruang gerak bagi bank untuk mengembangkan fungsi intermediasi mereka tanpa mengorbankan stabilitas sistim
During 2012 Indonesia’s macroeconomic indicators, in general, showed strong economic fundamentals. The exchange rate of IDR against USD was still maintained within reasonable level, and Indonesia experienced 6.23% in economic growth, exceeding the expectations of some and demonstracting resilience to the lingering global economic malaise.
Exchange Rate
The USD exchange rate in year 2012 was appreciated against IDR by 602.5 basis points from Rp. 9,067.5 / 1 USD at the end year 2011 to become Rp. 9.670,0 / 1 USD at the end of year 2012. Fundamentally, the IDR is significantly depreciated due to external and internal factors such as slowing down of European economy that led weakening of EUR against USD; thus increase in demand of USD in local and abroad market. On the other hand, Capital inflow to Indonesia in relatively large amounts is the balancing factor in creating IDR stabilization..
Inflation Rate
Inflationary Consumer Price Index (CPI) reached 4.3%, which is higher, compared to inflation rate in year 2011. Government still manages the stabilization of low inflation rate, so the country expects low inflationary rate in the following year can still be maintained.
Interest Rate
The BI reference interest rate was maintained at level 5.75% in 2012. The policy is inline with the fiscal policy to stabilize and to control inflation rate within its target range.
Banking Sector Condition
In 2012, banking sector was able to improve its overall performances. As it can be seen on the increase of third-party funds, high Capital Adequacy Ratio (CAR), manageable NPL ratio, and high net interest margin (NIM) in 2012.
keuangan. Secara umum, beberapa indikator finansial dan operasional pada industri perbankan menunjukkan peningkatan yang signifikan, contohnya total aset meningkat didukung oleh peningkatan aktiva produktif, termasuk kredit.
Pada akhir tahun 2012, total asset industri perbankan meningkat menjadi Rp 4.262,59 trilliun, peningkatan sebesar 16,72% setahun, dan total kredit mencapai Rp 2.707,86 trilliun meningkat 23,08%. Peningkatan kredit didukung oleh peningkatan dana pihak ketiga, secara kumulatif meningkat menjadi Rp 3.225,2 trilliun meningkat 18,85%. Modal perbankan juga terjaga pada level yang tinggi tercermin dengan rasio CAR bank sekitar 17,32 %.
performance indicators for the banking industry experienced significant growth, for example total asset growth supported by a rise in earning assets, including credit.
As of end 2012, total banking industry assets had increased to Rp 4,262.59 trillion, representing 16.72% (y-o-y) growth, dan the total amount of banking credit reached Rp 2,707.86 trillion increased by 23.08%. The credit growth was financed by third-party funds, which cumulatively increased to Rp 3,225.2 trillion (18.85%). Banking capital was also maintained at a relatively high level reflected by a capital adequacy ratio of around 17.32%.
LAPORAN MANAGEMEN
Management Report
Selama periode tahun 2012, Bangkok Bank secara berkesinambungan telah meningkatkan kinerjanya dengan berbagai cara. Beberapa aspek yang berkaitan dengan hal tersebut adalah sebagai berikut:
Produk dan Jasa
Fokus usaha bank adalah pada sektor korporasi perbankan dengan lingkup bisnis utamanya didalam transaksi perdagangan luar negeri. Bank menyediakan berbagai macam produk dan jasa perbankan untuk melayani kebutuhan yang spesifik dari nasabah. Untuk menarik lebih banyak nasabah dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bank dengan tingkat harga yang kompetitif. Produk dan Jasa yang ditawarkan bank adalah:
1. Pinjaman
2. Deposito
3. Pengiriman uang
4. Kegiatan Ekspor dan Impor
5. Jaminan Bank
6. Transaksi Valuta Asing
Teknologi Informasi
Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja dan untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik untuk nasabah, bank memandang bahwa teknologi mempunyai peranan yang sangat penting. Bank terus bekerja sama dengan bagian informasi teknologi kantor pusat guna memperkenalkan dan memperbaharui teknologi informasi, Bank secara berkesinambungan melaksanakan proyek pemutakhiran sistim pelaporan ke Bank Indonesia dan juga telah berhasil mengimplementasikan sistem KYC dan AML dengan aplikasi yang di sediakan oleh kantor pusar, dan bank juga melakukan pengembangan atas sistem program pemantauan transaksi / aktivitas yang mencurigakan. Lebih dari itu, bank melakukan peningkatan
During the 2012 period, Bangkok Bank has continued to improve its performance in many ways. Some of the specific aspects are mentioned below:
Product and Services
The bank focuses on corporate banking sector with scope of business is primarily to engage in International trade finance.
Bank provides a broad variety of banking products and services catering for the specific needs of our customers. In order to attract more customers and to increase our service quality at competitive price.
Products and services offered by the bank are :
1. Loans
atas sistem giro, kliring, kas bank dengan mengimplemetasikan Cashier System.
Struktur Organisasi
Selama tahun berjalan, Bank telah memulai suatu program untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan memperbaiki prosedur operasi. Lebih dari itu, struktur organisasi ditinjau kembali minimum sekali dalam setahun, seperti meninjau tingkatan perintah, dan memperbaiki komunikasi internal. Bank yakin bahwa kualitas dan usaha dari karyawan merupakan kunci sukses, oleh karenanya bank membangun kekuatan dan budaya kerja dengan motto “Pelayanan yang berkualitas dengan kerja sama yang baik dalam tim kerja.”
Manajemen Risiko
Dalam melakukan kegiatan usaha bank sering dihadapkan pada risiko – risiko sehari-hari seperti risiko pasar, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko legal, risiko operasonal, dan risiko terkait lainnya.
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia no. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003, Bank wajib membentuk Komite Manajemen Risiko.
Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko (KMR) pada tanggal 30 Oktober tahun 2003, sesuai peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia SE no.5/21/DPNP mengenai penerapan manajemen risiko dalam industri perbankan.
Adapun fungsi dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada General Manager, yang sekurang-kurangnya meliputi:
1. Penyusunan kebijakan, strategi, dan pedoman
penerapan manajemen risiko.
2. Perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan
manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan yang dimaksud.
3. Penetapan hal-hal yang terkait dengan keputusan
bisnis yang menyimpang dari prosedur normal.
Bank sudah mematuhi kewajiban Bank Indonesia atas pelaporan profil risiko. Keseluruhan pedoman manajemen risiko telah diserahkan kepada Bank Indonesia.
Bank telah melakukan antisipasi terhadap 8 (delapan) risiko yang melekat di bisnis perbankan sebagai berikut:
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti perkreditan (penyediaan dana), treasuri dan investasi, dan pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam banking book maupun trading book.
Organizational Structure
During the year, the Bank has initiated a program to enhance the quality of customer service by improving the operational procedures. Moreover, the organizational structure was revised minimum once a year, so as to review the chain of command, and improve internal communication. Bank recognizes that the quality and effort of our staff is the key to our success and our competitive advantage. Bank are, therefore, building on our traditional strength, which is the culture of providing “Service excellence with quality and team work “
Risk Management
In conducting the bank’s business it is constantly exposed to daily risks such as market risk, liquidity risk, credit risk, legal risk, operational risk, and other risks, which relates to the bank’s business.
Based on Bank Indonesia regulation no. 5/8/PBI /2003 dated May 19, 2003, it is mandatory for a bank to establish a Risk Management Committee. Bank has established its Risk Management Committee (RMC) on October 30, 2003 to comply with Bank Indonesia regulation, and its circular letter SE No.5/21/DPNP regarding the implementation of risk management in banking industry.
The function and responsibility of Risk Management Committee are to provide recommendation to General Manager covering at least the following:
1. Formulation of policy, strategy, and guidelines for implementation of risk management.
2. Correction or improvements for risk management
implementation based on the risk management evaluation.
3. Justification on matters pertaining to business decision made in irregularities from normal procedure.
Our bank has complied with Bank Indonesia requirement on risk profile report submission. Full set of risk
management guideline has already been submitted to Bank Indonesia.
Bank are anticipating 8 risks inherent attached in the bank business as follows:
Credit Risk
Terkait dengan Risiko Kredit, Bank telah menerapkan Manajemen Risiko sebagai berikut:
Menetapkan kebijakan dan prosedur kredit, termasuk
Credit Risk Rating (CRR) serta General Underwriting Standard (GUS), yang berlaku sebagai acuan dalam melakukan analisa kredit.
Melakukan review atas lending policy, untuk
dikinikan sesuai dengan rekomendasi Unit Kepatuhan, Bank Indonesia, Kantor Pusat, serta peraturan-peraturan baru yang berlaku.
Membentuk Credit Acceptance Unit (CAU), untuk
membantu proses review dan evaluasi aplikasi kredit yang diajukan oleh bagian Marketing.
Melakukan Loan Committee Meeting untuk
memutuskan pemberian kredit baru, perpanjangan, maupun merekomendasikan aplikasi kredit ke kantor pusat.
Melakukan analisa portfolio kredit berdasarkan
konsentrasi sektor industri, customer concentration
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas
Risiko Pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variable pasar dari portfolio yang dimiliki oleh Bank, yang dapat merugikan Bank. Risiko Pasar terdiri dari risiko suku bunga, risiko posisi modal, risiko komoditas, risiko nilai tukar, dan risiko harga option. Dalam hal ini bank hanya mempertimbangkan risiko nilai tukar mata uang asing dalam risiko pasar. Bank telah mampu mengatur dan mengendalikan risiko ini dengan melakukan pemantauan melalui laporan harian yang dihasilkan oleh sistem komputer.
Risiko Likuiditas adalah risiko yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu.
Bank membentuk Asset & Liability Committee (ALCO) yang mempunyai fungsi untuk mengatur tingkat bunga dan likuiditas Bank.
Risiko Operasional
Risiko Operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan system dan adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.
Manajemen Risiko dan proses risiko adalah bagian dari keseluruhan kerangka pengendalian internal. Manajemen bertugas membuat dan memelihara proses pengendalian internal secara efektif. Untuk itu, Bank telah menyusun kebijakan dan prosedur operasional sebagai panduan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
In relation to credit risk, Bank has implemented the following Risk Management:
Establishing Lending Policy and Procedures,
including Credit Risk Rating (CRR) and General Underwriting Standard (GUS), which are used as a guideline in analyzing credit.
Evaluating and updating the Lending Policy to be in
accordance with the recommendations from Compliance, Bank Indonesia, Head Office, as well as other prevailing new regulations.
Establishing Credit Acceptance Unit (CAU) to help in
reviewing and evaluating the credit applications proposed by the Marketing.
Conducting Loan committee Meeting to approve new
credit, facility extension, as well as recommending credit application to Head Office for further approval.
Performing credit portfolio analysis, based on
industry concentrations, as well as customer concentrations.
Market Risk and Liquidity Risk
Market risk is the risk arising from movement in market variables in portfolios held by the Bank that could incur losses for the bank. Market risk consists of interest rate risk, equity position risk, commodity risk, foreign exchange risk and option price risk. Bank is exposed to only foreign exchange risk in this matter. Bank is able to manage and control this risk by monitoring with daily report generated by in-house computer system.
Liquidity risk is the risk caused among others by the inability of the Bank to settle its liabilities as it falls due.
Bank has established Asset & Liability Committee (ALCO) with the function of regulating the interest rate and Bank’s liquidity.
Operational Risk
Operational risk is the risk caused among others by inadequacy and/or dysfunction of internal processes, human error, system failure, and external problems affecting the operations of the Bank.