BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN
Pemerintah Daerah melalui mekanisme perencanaan telah menyusun
langkah langkah pembangunan untuk mencapai sasaran
pembangunan 5 (lima) tahun dalam RPJMD 2010-2015 yaitu
mewujudkan visi “ Masyarakat Ponorogo Yang Sejahtera, Aman, Berbudaya, Berkeadilan Berlandaskan Nilai-Nilai KeTuhanan dalam
rangka Mewujudkan Rahayuning Bumi Reyog”. Adapun langkah-langkah tersebut dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) yang disusun setiap tahun sebagai perwujudan penjabaran
dari RPJMD.
Penyusunan tema pembangunan didasarkan kondisi perkembangan
ekonomi baik perekonomian dunia, nasional dan peluang
pertumbuhan ekonomi daerah. Kondisi ekonomi global masih belum
membaik, disebabkan masih rentannya proses pemulihan
negara-negara eropa yang terlilit krisis utang dan perlambatan perekonomian
di negara negara maju. Bahkan diperkirakan pertumbuhan ekonomi
dunia pada tahun 2015 akan tumbuh 3,9 persen menurut IMF.
Sementara itu negara negara Asia akan menjadi penopang
pertumbuhan dunia seiring dengan dicanangkannya Masyarakat
Ekonomi Asia (MEA).
Ditengah tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu ,
perekonomian domestik harus tetap terjaga dengan fundamental yang
kokoh dan daya saing yang lebih baik. Kondisi ini tentunya akan
menjadi suatu keharusan bagi Kabupaten Ponorogo untuk terus
bekerja keras dan bersaing dengan daerah daerah lain. Langkah
langkah ini dapat dilakukan dengan meningkatkan daya saing,
memperbaiki kinerja ekonomi daerah yang didukung struktur ekonomi
4.1.Tema
Pembangunan
yang kuat, mengembangkan pusat pusat pertumbuhan yang tersebar
di seluruh wilayah.
Pada tahun 2015, tema pembangunan daerah Kabupaten Ponorogo
adalah “Memantapkan Perekonomian Daerah dalam upaya meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Ponorogo yang lebih baik”
Secara menyeluruh tema pembangunan daerah selama pelaksanaan
RPJMD kabupaten Ponorogo 2010 – 2015 adalah sebagaimana tertuang dalam gambar berikut :
Gambar 4.1
Tema Pembangunan Daerah Kabupaten Ponorogo Yang Tertuang Dalam RKPD
Pemberdayaan Masyarakat Yang Didukung Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Guna Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dalam Upaya meningkatkan pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat
2011
Pemberdayaan Masyarakat Yang di dukung Pelayanan Publik Yang Efektif Guna Mendorong Pertumbuhan
Ekonomi Menuju Rahayuning Bumi Reyog 2012
Memperkuat perekonomian Daerah Bagi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Ponorogo Yang lebih Baik
Meuju Rahayuning Bumi reyog 2014
Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi
Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Ponorogo Yang Lebih Baik Menuju Rahayuning Bumi Reyog
2013
Memantapkan Perekonomian Daerah dalam upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Ponorogo yang
Pemantapan Ekonomi
Daerah
Kebijakan Pemerintah daerah dalam rangka pemantapan ekonomi
daerah yang pada RKPD tahun 2015 ini difokuskan pada tiga aspek
yang merupakan komponen penting untuk mendukung pemantapan
ekonomi daerah yang meliputi unsur pokok : Pertumbuhan dan
Pemerataan Perekonomian Daerah; Peningkatan Kesejahteraan Rakyat
yang berkeadilan dan Pemeliharaan Stabilitas Sosial dan Politik.
Gambar 4.2
Aspek-aspek yang yang mendukung pemantapan pembangunan ekonomi
Kabupaten Ponorogo Tahun 2015
Salah satu kunci dalam rangka memantapkan perekonomian daerah
demi peningkatan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan adalah
dengan cara memastikan agar perekonomian daerah dapat tumbuh
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi merata, inklusif dan
berkelanjutan maka :
Aspek pertama yang perlu didorong adalah meningkatkan daya beli
masyarakat, dimana kekuatan permintaan domestik ternyata sangat
penting disaat ekonomi global tidak menentu. Konsumsi masyarakat
menjadi faktor penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi
daerah yang merupakan satu – satunya faktor yang berperan penting
dalam menjaga pertumbuhan ekonomi.
Aspek kedua yang diperlukan dalam memantapkan perekonomian
daerah adalah dengan peningkatan iklim investasi yang perlu terus
ditingkatkan dan dijaga agar tetap menjadi sumber utama
pertumbuhan ekonomi dilihat dari sisi pengeluaran. Pertumbuhan
investasi akan memberikan efek ganda terhadap perekonomian dalam
perluasan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan dan akhirnya
akan mengurangi kemiskinan. Disisi lain peningkatan investasi
diharapkan mampu berperan sebagai medium transfer teknologi yang
akan berkontribusi terhadap meningkatnya produktivitas yang pada
akhirnya akan meningkatkan pada daya saing daerah.
Aspek ketiga yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah
mendorong belanja daerah yang lebih berkualitas melalui kebijakan
alokasi anggaran yang mencerminkan upaya peningkatan efisiensi
namum masih memberikan ruang fleksibilitas bagi pemerintah daerah
merespon dinamika eksternal maupun internal.
Aspek keempat adalah meningkatkan nilai tambah produksi untuk
mendorong daya saing yang dapat memberikan dampak yang lebih
besar bagi kesejahteraan masyarakat.
Aspek kelima adalah peningkatan perdagangan antar wilayah. Sektor
perdagangan merupakan komponen utama dalam mendorong
ekonomi daerah agar lebih berkembang maka disparitas atau
kesenjangan antar wilayah perlu ditekan seminimal mungkin untuk
menciptakan pemantapan ekonomi daerah.
Aspek keenam adalah pembangunan infrastruktur guna meningkatkan
konektivitas antar wilayah desa, kecamatan maupun antar Kabupaten
melalui program masterplan percepatan dan perluasan pembangunan
ekonomi daerah (MP3ED). Ketersediaan infrastruktur sangat penting
dalam menentukan daya saing suatu daerah. Oleh karena itu
pembangunan infrastruktur bukan saja diarahkan untuk memperkuat
konektivitas domestik tetapi juga memperkuat hubungan antar wilayah
/ Kabupaten / Kota. Pembangunan infrastruktur didaerah - daerah
terpencil diutamakan dalam rangka mengurangi ketimpangan antar
wilayah desa yang juga diharapkan mampu menurunkan biaya
produksi yang saat ini masih sangat tinggi.
Tiga aspek penting dalam rangka menjaga dan memelihara stabilitas
adalah stabilitas ekonomi, stabilitas sosial dan stabilitas politik.
Stabilitas Ekonomi untuk menjaga stabilitas ekonomi maka faktor
penting yang perlu dilakukan adalah menjaga stabilitas harga
(terutama harga kebutuhan pokok) karena ini sangat penting untuk
menjaga inflasi pada tingkat yang rendah. Tekanan inflasi dapat
terjadi pada sisi permintaan dan penawaran. Tekanan sisi permintaan
biasanya terjadi bila ada kelebihan likuiditas ataupun dorongan
permintaan masyarakat yang tiba – tiba meningkat. Sedangkan pada sisi penawaran tekanan inflasi terjadi pada saat adanya kelangkaan
produksi ataupun distribusi yang biasanya disebabkan oleh jumlah
produksi yang rendah, bencana alam, iklim / cuaca serta aspek
spekulasi. Aspek inflas ini dapat juga dipengaruhi oleh nilai tukar
rupiah.
Stabilitas Sosial merupakan faktor penunjang stabilitas secara
keseluruhan. Stabilitas sosial dapat diupayakan dengan pendekatan
pencegahan konflik antar elemen masyarakat. Stabilitas sosial dapat
juga dengan cara menjalankan mitigasi bencana yang tepat dan
komprehensif sehingga potensi ketidakstabilan sosial akibat bencana
dapat dikurangi. Upaya peningkatan pengurangan resiko bencana dan
mitigasi bencana diterapkan melalui perumusan strategi dan
kebijakan program penanggulangan bersama, peningkatan kapasitas
dan penguatan kelembagaan, pengendalian yang memuat aspek
pengurangan resiko bencana dan upaya mengurangi resiko mitigasi
bencana melalui pendidikan dan pelatihan yang intensif dan
berkesinambungan.
Stabilitas Politik, situasi politik yang kondusif merupakan hal yang
sangat penting untuk mendorong pemantapan perekonomian nasional
dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Pada tahun 2015
seiring dengan dilaksanakannya Pemilukada dimungkinkan eskalasi
politik akan semakin meningkat, hal ini akan mempunyai dampak
terhadap sendi – sendi kehidupan apabila tidak dikelola dengan baik. Pada Tahun 2015 isu strategis politik yang perlu mendapatkan
perhatian adalah suksesnya Pemilukada 2015, hal ini penting
dikarenakan menjadi barometer legitimasi bagi Pemerintah yang akan
datang. Dalam upaya mendukung stabilitas politik maka stabilitas
keamanan dan ketertiban masyarakat diseluruh daerah merupakan hal
yang sangat penting. Keamanan menjadi syarat utama bagi
berlangsungnya aktifitas perekonomian.
Kesejahteraan rakyat yang berkeadilan menjadi goal utama
pembangunan yang dilaksanakan. Kesejahteraan masyarakat akan
terwujud melalui pemerataan pembangunan yang berkeadilan yang
ditunjukkan melalui :
1. Peningkatan akses masyarakat miskin dan non miskin terhadap
pendidikan, kesehatan dan layanan dasar lainnya.
2. Meningkatkan penciptaan lapangan kerja baik disektor formal
maupun informal untuk mendukung penurunan tingkat
pengangguran.
3. Meningkatnya pemerataan pendapatan yang diindikasikan dengan
menurunnya nilai ginirasio.
4. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Upaya Pemerintah Daerah dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dilakukan melalui berbagai program pengurangan
kemiskinan diberbagai sektor yang sinergi dan sinkron antar satu
dengan yang lain yang memanfaatkan secara optimal sumber daya
lokal yang difokuskan pada pengembangan penghidupan yang
berkelanjutan (Sustainable Livelihood). Peningkatan kualitas
sumberdaya manusia menjadi sangat penting dalam upaya
mendudukkan masyarakat miskin bukan sebagai obyek pembangunan
tetapi menjadi subyek pembangunan, disamping itu perbaikan tarap
penghidupan melalui perbaikan rumah penduduk miskin merupakan
sasaran yang terintegrasi.
Dengan memperhatikan isue strategis yang ada dengan merespon
kondisi terkini seperti bagaimana meningkatkan daya saing daerah
pada sektor-sektor produk lokal seperti pertanian dan pariwisata guna
mendukung peningkatan daya tahan perekonomian daerah yang
didukung pemantapan stabilitas politik menjelang dan pada saat
pelaksanaan pemilu legislatif dan pilpres sehingga tujuan
pembangunan akan dapat diwujudkan yakni meningkatkan dan
sekaligus memperluas kesejahteraan masyarakat Ponorogo kearah
yang lebih baik.
Sebagaimana penjabaran RPJMD 2010-2015, pembangunan daerah
dalam RKPD 2014 dan RKPD 2015 yang dituangkan ke dalam 13
prioritas pembangunan daerah dan 3 prioritas pembangunan lainnya,
4.2. Prioritas dan
Sasaran
Program
Pembangunan
termasuk didalamnya prakarsa-prakarsa baru yang terintegrasi dengan
RPJMD dan RKPD untuk menanggapi situasi kekinian dan menjaga
momentum positif yang telah dicapai sebagai hasil pembangunan
selama ini. Adanya prakarsa baru tersebut menunjukkan adanya
daerah yang selalu siap mengantisipasi dan merespon berbagai
perkembangan yang terjadi serta melakukan perubahan untuk
kemajuan pembangunan yang lebih baik.
Ketiga belas prioritas pembangunan dan 3 prioritas lainnya tersebut
merupakan upaya pemerintah daerah dalam menjawab dan upaya
untuk mengatasi berbagai isue-isue strategis yang muncul selama ini
guna mewujudkan perkuatan perekonomian daerah yang lebih
berpihak pada rakyat dengan tetap memperhatikan pemerataan dan
keadilan bagi masyarakat pada skala luas. Tentu saja dalam
menghadapi berbagai isue strategis tersebut ada tantangan dan
hambatan baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) yang
mesti dicari solusi pemecahannya sehingga akan berdampak positif
dan sekaligus memberikan energi positif bagi pembangunan
dimasa-masa yang akan datang.
Berikut kerangka prioritas pembangunan Kabupaten Ponorogo tahun
Gambar 4.3
Pembangunan infrastruktur menjadi bagian integral dari
pembangunan nasional. Infrastruktur merupakan sarana
menghubungkan antar wilayah sehingga infrastruktur akan
menggerakkan pembangunan ekonomi. Kondisi infrastruktur yang
memadai akan mengurangi biaya produksi, mengurangi biaya pasca
panen dll sehingga akan mampu meningkatkan nilai tambah dan
semakin meningkatkan pula daya saing produk barang yang
dihasilkan. Kegiatan sektor transfortasi merupakan tulang punggung
pola distribusi baik barang maupun penumpang. Infrastruktur lainnya
seperti kelistrikan dan telekomunikasi terkait dengan upaya
modernisasi bangsa penyediaannya merupakan salah satu aspek
terpenting dalam meningkatkan produktivitas sektor produksi.
Ketersediaan sarana perumahan dan pemukiman antara lain air
minum dan sanitasi, secara luas dan merata serta pengelolaan
sumber daya air yang berkelanjutan menentukan tingkat kesejahteraan
masyarakat. Sejak lama infrastruktur diyakini merupakan pemicu
pembangunan suatu kawasan. Dalam konteks ini kedepan pendekatan
pembangunan infrastruktur berbasis wilayah semakin penting untuk
diperhatikan. Pengalaman menunjukkan bahwa infrastruktur
transfortasi berperan besar dalam membuka isolasi wilayah serta
ketersediaan pengairan merupakan prasyarat pembangunan pertanian
dan sektor-sektor lainnya.Kondisi pelayanan dan penyediaan
infrastruktur yang meliputi transfortasi, ketenagalistrikan, energi,
telekomunikasi, informatika, sumberdaya air, perumahan, pelayanan
air minum penyehatan lingkungan mengalami penurunan baik
kuantitas maupun kulitasnya. Hal ini akan berdampak luas terhadap
berbagai aspek kehidupan yang ujung-ujungnya akan berdampak
negatif terhadap upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Oleh karena
itu rehabilitasi dan pembangunan kembali berbagai infrastruktur yang
rusak, serta peningkatan kapasitas dan fasilitas baru akan menyerap
biaya yang cukup besar sehingga tidak dapat dipikul oleh pemerintah
sendiri. Untuk itu mencari solusi inovatif guna menanggulangi
masalah perawatan dan perbaikan infrastruktur merupakan masalah
mendesak untuk diselesaikan.
1.Percepatan pembangunan infrastruktur jalan
a. Tersedianya dukungan pemerintah daerah dalam
meningkatkan kapasitas jalan dan jembatan. Jalan dari tanah
menjadi makadam, jalan makadam menjadi jalan aspal.
b. Tersedianya dukungan pemerintah daerah dalam menjaga
dan memelihara jalan poros desa, jalan antar kecamatan dan
jalan kabupaten
c. Terlaksananya pembuatan jalan baru yang menghubungkan
daerah daerah yang terisolir di berbagai desa.
d. Terjamninya ketersediaan infrstruktur dasar untuk mendukung
peningkatan kesejahteraan rakyat.
e. Meningkatkan kondisi jalan yang kondisinya kurang mantab
atau rusak menjadi kondisi layak (baik) dan mantab
2. Sumber Daya Air
a. Menurunnya tingkat kerawanan banjir akibat luapan sungai
didaerah daerah rawan banjir
b. Meningkatnya kapasitas layanan air baku untuk keperluan
domestik dan industri serta berkurangnya potensi krisis air
dai daerah kantong kantong kekeringan.
3. Transfortasi
a. Meningkatkan keterhubungan antar wilayah (domestic
connectivity)
b. Terjamninya kelancaran distribusi barang/ jasa
c. Terjaminnya kelancaran lalulintas dan kualitas pelayanan
transfortasi
d. Meningkatnya keselamatan transfortasi jalan dengan
berkurangnya tingkat fatalitas kecelakaan transfortasi.
4. Perumahan dan Pemukiman
Penyediaan rumah layak huni melalui program rehabilitasi rumah
tidak layak huni khusunya untuk rumah masyarakat miskin
5. Penataan Ruang
Penguatan kelembagaan dalam upaya paduserasi rencana
pembangunan dengan rencana tata ruang
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ponorogo selama kurun waktu
2010-2012 mengalami penurunan sebesar 12.600 jiwa dimana pada
tahun 2010 jumlah penduduk miskin sebesar 113.000 jiwa (13,22%)
dan pada tahun 2012 ini menurun menjadi sejulah 100.400 jiwa
(11,70%). Keberhasilan menurunkan angka kemiskinan yang cukup
signifikan ini merupakan kerja keras semua element bangsa dalam
menjaga komitment terhadap kesejahteraan masyarakat Ponorogo.
2. Penanganan
Tabel 4.1
Jumlah dan Prosentase Penduduk Miskin di Kabupaten Ponorogo
Tahun 2010 – 2012
Uraian 2010 2011 2012
Jumlah Penduduk Miskin 113.000 jw 105.867 jw 100.400 jw
Prosentase penduduk Miskin
Sumber : BPS Kabupaten Ponorogo
Kemiskinan terlihat dari rendahnya tingkat pendapatan, kurangnya
konsumsi kalori yang diperlukan dan melebarnya kesenjangan.
Kemiskinan yang menimpa masyarakat berhubungan erat dengan
status sosial ekonomi dan potensi wilayah. Faktor sosial ekonomi
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri masyarakat sendiri dan
cenderung melekat pada pribadi seseorang seperti : tingkat
pendidikan dan ketrampilan yang rendah, rendahnya aksesibilitas
terhadap kesehatan dan juga pendidikan. Hal ini akan berdampak
pada penentuan aksesibilitas masyarakat miskin dalam memanfaatkan
peluang peluang ekonomi dalam menunjang kehidupannya. Ada tiga
komponen penyebab keterbelakangan dan kemiskinan masyarakat
yakni : (1) rendahnya taraf hidup; (2) rendahnya rasa percaya diri dan
(3) terbatsnya kebebasan. Ketiga aspek ini mempunya hubungan
timbal balik yang saling kait mengkait. Rendahnya taraf hidup
disebabkan oleh rendahnya tingkat pendapatan, rendahnya
pendapatan disebabkan rendahnya produktifitas kerja, rendahnya
produktifitas kerja disebabkan oleh tingginya tingginya pertumbuhan
tenaga kerja yang tidak dibarengi peluang kerja, tingginya angka
pengangguran, dan rendahnya investasi.
Tingginya jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ponorogo
Penanggulangan kemiskinan memerlukan upaya yang bersifat
pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat miskin ini akan menjadi
penting karena akan mendudukkan mereka bukan sebagai obyek
melainkan subyek dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Untuk
meningkatkan posisi tawar masyarakat miskin, diperlukan berbagai
upaya pemberdayaan agar masyarakat miskin lebih berkesempatan
untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Selain itu
diperlukan upaya pemberdayaan agar masyarakat miskin dapat
berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi sehingga mengubah
pandangan terhadap masyarakat miskin dari beban (liabilities)
menjadi potensi (Asset).
Management program-program kemiskinan dan pengangguran harus
dilakukan dengan lebih baik. Banyak program kemiskinan dan
pengangguran milik pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten yang
saling tumpang tindih sehingga efesiensi dan efektivitas program
sangat rendah. Untuk itu pengelolaan program yang lebih baik sudah
merupakan keniscayaan yang saat ini diperlukan, mengingat dana
pembangunan kita semakin terbatas. Program untuk rakyat miskin
seharusnya dapat dipetakan sehingga menjadi mosaik yang bagus
dilihat dari bentuk, ragam dan warna artinya: tidak perlu adanya
penyeragaman (standarisasi) tetapi yang diperlukan adalah koordinasi
yang efisien dan efektif. Lokasi, target, macam dan besarnya bantuan
tentu bisa menjadi kualifikasi mengelompokkan program. Mengingat
Kabupaten Ponorogo ini cukup luas dengan penduduk yang cukup
besar managemen program ini sangat penting.
Menurunnya tingkat kemiskinan di Kabupaten Ponorogo.
Secara nasional tingkat pengangguran terbuka (TPT) cenderung terus
menurun pada tahun 2008 TPT nasional sebesar 8,46% dan pada
tahun 2012 bulan Februari telah mencapai 6,32%. Tidak Demikian
dengan Kabupaten Ponorogo TPT justru mengalami peningkatan dari
tahun 2009 sebesar 3,45%, pada tahun 2010 sebesar 3,83% menjadi
sebesar 4,37% pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 menjadi
3,26%. Kondisi ini terjadi karna tidak berimbangnya antara jumlah
pencari kerja dengan peluang lapangan kerja yang ada, atau dapat
juga disebabkan oleh rendahnya tingkat ketrampilan dari pencari kerja
yang ada sementara peluang kerja yang ada mensyaratkan dengan
keterampilan tertentu.
Pengangguran merupakan masalah sosial yang dapat dipecahkan
dengan meciptakan lapangan kerja secara berkesinambungan.
Dampak yang ditimbulkan akibat adanya pengangguran yang tidak
tertangani akan menyebabkan krisis sosial yang multidimensional.
Secara ekternal penyebab sulitnya mencari pekerjaan diantaranya: (a)
Krisis ekonomi yang menyebabkan macetnya perusahaan dalam
menjalankan roda bisnis oragisasinya. (b) Lulusan dunia pendidikan
yang tidak link dan match dengan dunia kerja. Banyaknya lulusan
tidak sesuai dengan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan /
lowongan yang ada, hal ini disebabkan rendahnya kompetensi tenaga
kerja yang ada. (c) Rendahnya mobilitas masyarakat artinya
masyarakat tidak berusaha untuk mencari kerja ditempat lain yang
membutuhkan tenaga kerja.
Disamping faktor ekternal yang tidak kalah pentingnya adalah faktor
internal pencari kerja / orang yang bersangkutan. Rendahnya
ketrampilan yang dimiliki seseorang dan rendahnya prestasi yang
dimiliki (Kompetensi) merupakan penyebab seseorang sulit mencari
3. Perluasan
Kesempatan
atau mendapatkan pekerjaan. Untuk meraih suskses seseorang mau
tidak mau harus melakukan upaya transformasi keuanggulan
komparatif menjadi keunggulan kompetitif melalui peningkatan
produktifitas. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan pribadi pribadi
yang memiliki wawasan yang luas, terampil, disiplin, sanggup
menghasilkan karya - karya terbaik dan berdaya saing. Disamping itu
perlu juga ditingkatkan kecerdasan akademik, kecerdasan emosional
dan kecerdasan spiritual sehingga akan menjadi pribadi-pribadi super
yang mampu mengelola waktu secara efektif, percaya diri yang pada
akhirnya mampu untuk mengantisipasi dan mengatasi berbagi
persoalan/ hambatan yang ada.
1. Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka.
2. Meningkatnya kualitas pelayanan dan perlindungan kepada tenaga
kerja.
Dalam upaya memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah, momentum
pertumbuhan yang dibarengi oleh pemertaan mempunyai peranan
sangat penting didalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal
ini dapat mudah dipahami bahwa dengan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi disertai dengan pemertaan pertumbuhan maka akan
meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga akan meningkat pula
kesejahteraan masyarakatnya. Perekonomian Kabupaten Ponorogo
pada Tahun 2015 ditargetkan mampu tumbuh berkisar 6,71 naik 0,19
point dari tahun 2014 ditagetkan mampu tumbuh sebesar 6,52
persen sebagaimana proyeksi yang ada pada Peraturan Daerah
Kabupaten Ponorogo Nomor 10 Tahun 2010 tentang RPJMD
Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 – 2015. Dengan memperhatikan capaian pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011
yang mencapai 6,21 dan tahun 2012 mencapai 6,52. Dengan melihat
4. Peningkatan
Pertumbuhan
Ekonomi
kondisi sektor dominan yang memberikan kontribusi terhadap PDRB
Kabupaten Ponorogo tahun 2012 yaitu sektor Pertanian, maka pada
sektor ini harus diberikan perhatian khusus untuk lebih didorong
perkembangan dan pertumbuhannya baik dari sisi mutu produk,
kwantitas produk dan ketersediaan produk secara kontinuitas (secara
terus menerus) serta lalulintas barang senantiasa terjaga. Dengan
kontribusinya sektor pertanian yang mencapai 32,63% terhadap total
PDRB Kabupaten Ponorogo dengan tingkat pertumbuhan 2,98%
menandakan bahwa sektor pertanian secara luas dengan sub-sub
sektornya yang mencakup subsektor perkebunan, hortikultura,
perikanan, tanaman pangan dan kehutanan harus senantiasa dijaga
dan sekaligus dipacu agar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Ponorogo sesuai terget dan harapan kita semua. Sektor
lain yang memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap
pertumbuhan ekonomi adalah sektor perdagangan dengan kontribusi
sebesar 29,79% dengan tingkat pertumbuhan 10,17% dan jasa – jasa memberikan kontribusi sebesar 13,81% dengan tingkat pertumbuhan
sebesar 5,89%
Tabel 4.2
Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Sektoral Sektor-sektor PDRB Kabupaten
Ponorogo tahun 2012
NO SEKTOR PERTUMBUHAN INFLASI
1 Pertanian 2,98 7,37
2 Pertambangan dan Galian 2,40 7,10
3 Industri pengolahan 5,98 5,61
4 Listrik, Gas & air bersih 5,70 1,55
5 Bangunan 8,87 7,31
6 Perdagangan Hotel & Restoran 10,17 5,10
7 Transfortasi & Komunikasi 9,45 3,59
8 Keuangan, persewaan dan jasa 8,43 5,95
9 Jasa-jasa 5,89 5,70
Kabupaten Ponorogo 6,52 5,96
1. Meningkatnya daya beli masyarakat.
2. Meningkatnya iklim investasi.
3. Meningkatnya nilai tambah produksi.
Kualitas SDM merupakan faktor kunci dalam mencapai keberhasilan
pembangunan daerah dan keunggulan daya saing lokal. Ketersediaan
SDM bermutu sangat menentukan kemampuan suatu suatu daerah
dalam memasuki era pasar bebas yang menuntut kemampuan daya
saing tinggi. Oleh karenanya peran pendidikan sangat penting dan
strategis dalam menghasilkan SDM yang berkualitas, yang ditandai
dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan tegnologi. Terkait dengan
kualitas pendidikan, ada bebrapa indikator yang perlu diperhatikan
yaitu: (1) rata-rata lama sekolah; (2) jenjang pendidikan tertinggi
yang ditamatkan; (3) tingkat keberaksaraan dan (4) jumlah dan
kualifikasi guru.
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga negara
yang harus tersedia, terjangkau dan sekaligus berkualitas serta
berbasis budaya berkarakter bangsa. Pendidikan sebagai upaya dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup manusia yang pada intinya
memanusiakan, mendewasakan serta merubah perilaku serta
meningkatkan kualitas menjadi lebih baik. Pada kenyataannya
pendidikan bulakanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu
kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu
berubah seiring dengan perubahan jaman. Setiap saat pendidikan
selalu menjadi fokus perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran
ketidak puasan karena pendidikan menyangkut investasi dan kondisi
kehidupan yang akan datang melainkan juga menyangkut suasana
kehidupan saat ini. Itulah sebabnya pendidikan senantiasa
5. Perluasan
Aksesibilitas
Pelayanan
Pendidikan
memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan sejalan dengan
semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehudupan masyarakat.
Sekolah sebagai intitusi/ lembaga pendidikan, merupakan wadah
atau tempat proses pendidikan dilakukan. Sekolah memiliki sistem
yang komplek dan dinamis. Dalam kegiatannya sekolah adalah tempat
yang bukan hanya sekedar tempat berkumpulnya guru dan murid,
melainkan berada dalam satu tatanan sistem yang rumit dan saling
terkait. Oleh karenanya sekolah dipandang sebagai suatu organisasi
yang membutuhkan pengelolaan. Lebih dari itu kegiatan inti
organisasi sekolah adalah mengelola sumber daya manusia yang
diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat, serta pada gilirannya lulusan sekolah
diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pembangunan bangsa.
1. Pemenuhan Layanan Pendidikan Dasar yang Berkualitas.
2. Peningkatan Akses Pendidikan Menengah yang Berkualitas dan
Selaras dengan Kebutuhan Pembangunan.
3. Peningkatan Akses Pendidikan Tinggi yang Berkualitas, Berdaya
Saing dan Selaras dengan Kebutuhan Pembangunan.
4. Peningkatan Profesionalisme dan Pemerataan Distribusi Pendidik
dan Tenaga Kependidikan.
Status kesehatan dan gisi masyarakat terus menunjukkan kemajuan
yang ditandai dengan meningkatkanya umur harapan hidup,
menurunnya angka kematian bayi. Selain itu upaya pengendalian
kualitas penduduk dilaksanakan dengan program keluarga berancana
(KB) yang berkontribusi sangat signifikan dalam peningkatan kualitas
SDM. Upaya pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang bermutu belum optimal. Hal ini disebabkan begitu kompleknya
permasalahan kesehatan yang ada saat ini mulai dari infrastruktur
6. Perluasan
Aksesibilitas
Pelayanan
Kesehatan
kesehatan yang belum memadai, terbatasnya penganggaran dan juga
tenaga medis maupun paramedis. Pembangunan kesehatan diarahkan
pada terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berhasil guna dan
berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi tingginya, yang ditandai dengan: Meningkatnya umur
harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, menurunnya angka
kematian ibu melahirnkan dan menurunnya prevalensi gizi kurang
pada anak balita. Strategi yang dapat dilaksanakan agar tujuan yang
ditentukan dapat terealisasi antara lain: (a) Menggerakan dan
memberdayakan masyarakat hidup sehat, (b) Meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas; (c)
Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan
dan (d) Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
1. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas
bagi ibu dan anak.
2. Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular
serta penyehatan lingkungan.
3. Peningkatan Profesionalisme dan pendayagunaan tenaga
kesehatan yang merata.
4. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan.
5. Peningkatan jaminan keamanan, khasiat / manfaat, mutu obat dan
makanan, alat kesehatan serta daya saing produk dalam negeri.
6. Peningkatan akses pelayanan KB berkualitas yang merata.
Reformasi birokrasi dilakukan untuk mewujudkan tatakelola
kepemerintahan yang baik dalam mengemban amanah rakyat.
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk
melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek
7. Reformasi
Birokrasi dan
Tata Kelola
kelembagaan, tatalaksana dan sumberdaya apartur. Reformasi
birokrasi merupakan langkah strategis untuk membangun aparatur
negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban
tugas pemerintahan dan pembangunan. Reformasi birokrasi
merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan. Dengan reformasi birokrasi ditujukan untuk:
a. Menghilangkan praktek kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).
b. Meningkatnya kualitas pelayanan publik sehingga sesuai
harapan masyarakat.
c. Meningkatnya efektifitas, efiensi dan produktifitas birokrasi
pemerintahan
d. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas birokrasi
pemerintahan
e. Meningkatnya disiplin dan etos kerja pegawai.
1. Meningkatnya implementasi tata kelola Pemerintahan pada
seluruh instansi pemerintah.
2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik.
3. Meningkatnya efektivitas pelaksanaan otonomi daerah
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, sejak tahun 2001 hingga
tahun 2012 sudah terjadi ratusan kejadian bencana di Kabupaten
Ponorogo. Sebagian besar dari kejadian bencana tersebut merupakan
bencana banjir dan longsor. Tak terhitung betapa besarnya kerugian
yang diakibatkan oleh bencana tersebut, baik dari sisi materiil
maupun imateriil. Jika menyimak jenis bencana yang terjadi sebagian
besar sebenarnya lebih diakibatkan oleh kesalahan dalam
pengelolaan lingkungan hidup. Belajar dari pengalaman, kiranya
sudah saatnya mengajak masyarakat untuk akrab dengan bencana,
terutama bagi masyarakat yang berada pada wilayah rawan bencana.
1. Penanganan Perubahan Iklim.
2. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan.
3. Peningkatan Sistem Peringatan Dini.
4. Penanggulangan Bencana.
Untuk memperkuat dan mempercepat pembangunan ekonomi
diperlukan peningkatan investasi dan penanaman modal untuk
mengolah potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil dengan
menggunakan modal yang berasal baik dari dalam negeri maupun
dari luar negeri. Kebijakan penanaman modal selayaknya selalu
mendasari ekonomi kerakyatan yang melibatkan pengembangan bagi
usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. Untuk mendorong
penanaman modal diperlukan iklim penanaman modal yang kondusif,
promotif, memberikan kepastian hukum, keadilan dan efisien dengan
tetap memperhatikan kepentingan ekonomi nasional. Dengan adanya
penanaman modal diharpakan akan berdampak pada: meningkatnya
pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan kerja, meningkatkan
daya saing dunia usaha, mendorong pengembangan ekonomi
kerakyatan, mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan riil dan
goalnya akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
1. Meningkatnya Investasi berupa Pembentukan Modal Tetap Bruto
(PMTB).
2. Meningkatnya tingkat kemudahan berusaha (Ease of Doing
Business).
9. Iklim Investasi
dan Usaha
Sasaran
Potensi pariwisata Kabupaten Ponorogo cukup potensial untuk
dikembangkan. Pengembangan sektor pariwisata didasarkan pada
potensi yang ada meliputi pariwisata berkarakter budaya, pariwisata
berkarakter potensi alam dan juga pariwisata berbasis agama.
Kabupaten Ponorogo mempunyai budaya seni Reyog yang telah
mendunia, dan terus dikembangkan untuk dapat dijual ke
mancanegara. Wisata alam juga cukup untuk dikembangkan seperti
Telaga Ngebel, air terjun pletuk, guwa lawa dan juga wisata religi
yang cukup potensial seperti Pondok Modern Gontor, Makam
batorokathong, tempat ziarah masjid Tegal sari dan lain -lainnya yang
masih harus dikembangkan.
Tabel 4.3
Perkembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Ponorogo
Tahun 2009 - 2012
Sumber : PDA Tahun 2013
1. Terselenggaranya penetapan dan pembentukan pengelolaan
terpadu untuk pengelolaan cagar budaya.
2. Terselenggaranya revitalisasi museum dan perpustakaan.
10. Pariwisata, Seni
dan Budaya
serta Inovasi
3. Terselenggaranya fasilitasi penyediaan sarana yang memadai bagi
pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni budaya.
4. Terselenggaranya penelitian dan pengembangan bidang
kebudayaan dan arkeologi.
5. Meningkatnya apresiasi, kreativitas dan produktivitas para pelaku
seni.
6. Meningkatnya kapasitas dan kreatifitas pemuda di Bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, Iman dan Taqwa, seni, budaya dan
industri kreatif.
Indonesia telah mencapai kemajuan dalam meningkatkan kesetaraan
dan keadilan pendidikan bagi penduduk laki-laki dan perempuan. Hal
itu dapat terlihat dari semakin membaiknya rasio partisipasi
pendidikan dan tingkat melek huruf penduduk perempuan terhadap
penduduk lai-laki, kontribusi perempuan dalam sektor non pertanian,
serta partisipasi perempuan dibidang politik dan legislatif. Untuk
mencapai target MDG’s kebijakan yang diambil adalah mewujudkan
persamaan akses pendidikan yang bermutu dan berwawasan gender
bagi semua anak laki-laki dan perempuan, menurunkan buta huruf
penduduk dewasa terutama penduduk perempuan melalui
peningkatan kinerja pendidikan pada setiap jenjang pendidikan baik
melalui pendidikan sekolah maupun luar sekolah, pendidikan
kesetaraan dan pendidikan baca tulis fungsional bagi penduduk
dewasa dan meningkatkan kemampuan kelembagaan dalam
mengelola dan mempromosikan pendidikan berwawasan gender.
1. Tersusunnya kebijakan pelaksanaan PUG bidang Politik dan
pengambilan keputusan, serta ketenagakerjaan.
2. Terlaksananya fasilitasi kebijakan pelaksanaan PUG dan
perlindungan bagi perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan.
11. Kesetaraan
Gender dan
Perlindungan
Anak
3. Terlaksananya penerapan sistem data terpilah gender.
4. Terlaksananya fasilitasi kebijakan penghapusan kekerasan pada
anak.
Merujuk pada Undang-Undang Pangan Nomor 7 tahun 1996,
Ketahanan Pangan merupakan kondisi dimana terpenuhinya
kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya
pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman,
merata dan terjangkau. Sedangkan ketahanan energi adalah kondisi
terpenuhinya energi bagi rumah tangga, komersial, transfortasi dan
industri yang cukup baik jumlah maupun mutunya, dengan harga
yang terjangkau baik dalam kondisi normal maupun krisis dan darurat
energi. Ketahanan pangan merupakan tantangan yang cukup besar
bagi negara-negara ASEAN karena bisa dilihat dari fenomena Global
saat ini dimana harga pangan dan enrgi cenderung semakin
meningkat di pasar dunia bahkan dalam enam bulan terakhir harga
pangan dan minyak bumi naik secara sistematis. Kenaikan harga
pangan yang terus melambung akan memberikan dampak negatif
bagi kesejahteraan rakyat bahkan akan dapat meningkatkan jumlah
kemiskinan di masyarakat. Dalam menghadapi krisi pangan di
ASEAN, dilaksanakan ASEAN Integrated Food Security Frame Work
yakni suatu penelitian dan pengembangan serta investasi dalam
bidang pangan yang secara khusus memformulasikan cadangan
pangan di ASEAN. Nyaris tidak ada kegiatan di masyarakat yang lepas
dari peran penting energi, bahkan setiap aktifitas ekonomi
membutuhkan energi. Oleh karena itulah ketahanan energi akan
menentukan ketahanan ekonomi. Dalam menghadapi krisis energi ini
sangat diperlukan solusi inovatif dengan meningkatkan
keanekaragaman sumber energi dan mengurangi konsumsi energi
12. Ketahanan
Pangan dan
yang berlebihan serta mengurangi dampak-dampak negatifnya pada
lingkungan.
Dalam rangka memperkuat perekonomian daerah dan peningkatan
produksi pangan terutama padi yang merupakan makanan pokok
bangsa Indonesia seiring dengan peningkatan jumlah penduduk
maka diperlukan ketersediaan pangan untuk mencukupi kebutuhan
setiap tahunnya. Target pemerintah untuk mencapai surplus produksi
beras sebesar 10 juta ton menjadi sangat penting bagi daerah untuk
memperkuat perekonomian dalam menyediakan dan memantapkan
produksi padi di Kabupaten Ponorogo.
Tabel 4.4
Potensi Produksi Padi dan Prediksi Kebutuhan beras Kabupaten Ponorogo Tahun
2010 – 2015
Tahun Luas Panen
(ha)
Produksi
GKG
Beras Kebutuhan
beras
Surplus
2010 61.585 315.709 198.887 93.724 105.173
2011 61.382 316.618 199.470 92.862 106.607
2012 61.179 317.530 200.044 91.998 108.046
2013 60.977 318.444 200.620 91.029 109.592
2014 60.776 319.361 201.198 90.158 111.040
2015 66.083 360.578 227.164 119.911 107.253
Sumber : Kantor Ketahanan Pangan Ponorogo, 2014
1. Peningkatan pertumbuhan produksi pangan.
3. Pengembangan diversifikasi pangan.
4. Peningkatan kesejahteraan petani.
Sistem dan politik hukum di Indonesia pada dasarnya sangat
menentukan arah kebijakan pembangunan nasional secara
keseluruhan yang akan dilaksanakan dalam satu periode. Karena arah
kebijakan pembangunan tertuang dalam berbagai peraturan
perundang undangan, dan dalam undang-undang dan peraturan
daerah yang tertuang dalam program legislasi daerah (Prolegda).
Berbagai langkah dalam mewujudkan supremasi hukum antara lain
dengan pembenahan sistem dan politik hukum melalui
langkah-langkah penguatan subtansi hukum baik dalam bentuk peraturan
perundang - undangan maupun kekayaan kearifan lokal. Dalam
kehidupan berdemokrasi tetap membutuhkan situasi dan kondisi
keamanan yang kondusif. Bahkan untuk dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat maka diperlukan keamanan dan ketertiban
yang menjamin rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
1. Meningkatnya kualitas demokrasi Indonesia.
2. Meningkatnya kemampuan memantau, mendeteksi secara dini
ancaman bahaya serangan terorisme dan meningkatnya efektifitas
proses deradikalisasi.
3. Meningkatnya upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi dan
upaya peningkatan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan
HAM diberbagai bidang.
13. Politik, Hukum,
Keamanan dan
Ketertiban