Teknologi Pengembangan
Teknologi Pengembangan
Produk Perikanan dan Kelautan
Produk Perikanan dan Kelautan
Bernilai Tambah
Bernilai Tambah
Oleh : DR. W. Farid Ma’ruf
Kepala Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Sumberdaya
kelautan
dan
perikanan merupakan salah satu
sumber devisa negara, tetapi
pendayagunaannya masih belum
optimal,
dan
masih
sangat
konvensional, belum banyak
optimasi teknologi yang digunakan
yang dapat memberikan nilai
tambah
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Perikanan
Perikanan
Kesiapan Komersial
relatif
Uji coba produksi
Maturity
- Cost Centre
- Government Interference - Technology Catalyst
- Profit Centre
- Private/Bank/Venture Capital
- Innopreneur Sertifikasi
Uji coba pasar
Feasibility Study
Comercial
Paten
Rumput Laut & olahannya
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Perikanan
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Perikanan
Perikanan
1. MEMANFAATKAN NILAI NUTRISI KOMODITAS (KONVENSIONAL)
2. MEMANFAATKAN FASILITAS SIFAT FISIKA KIMIA BIOAKTIF KOMODITAS (NON KONVENSIONAL)
- Citarasa yang spesifik
- Mempertahankan Kualitas Nutrisi - Meningkatkan Keberadaannya Contoh: Pada Produk Ikan Umumnya
Contoh:
Dari produk utuh: Rumput Laut, Spirulina Food Supplement Dari Sponge: Bioaktif Farmakologi
Dari daging ikan: Surimi, Abon Ikan Dari Limbah Krustasea: Khitin-khitosan
Dari Kulit dan Tulang Ikan: Gelatin, Penyamakan kulit
Industri Rumput
Industri Rumput
Laut
Laut
Perairan Indonesia yang kaya dengan mineral dan sinar matahari merupakan lahan yang subur untuk pertumbuhan rumput laut Masa panen rumput laut relatif singkat yaitu 45 hari, tanpa menggunakan pupuk dan bibit, sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi tanpa merusak lingkungan
Rumput laut merupakan bahan dasar dari berbagai macam industri setelah diolah menjadi karagenan, alginat dan agar
Besarnya nilai tambah pengolahan rumput laut sesuai dengan tingkat teknologi yang diterapkan
Hasil riset yang mencapai tingkatan
Gracillaria Agarofit
Eucheuma Karaginofit
Sargassum Alginofit
Jenis Rumput Laut Bernilai Ekonomis Penting di Indonesia dan Peluang Pengembangannya
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Perikanan
Cangkang kepiting Cangkang rajungan Kulit udang Kerang
Tulang cumi-cumi
Anthropoda kapang/jamur
Biopolimer terbesar kedua di alam
LIMBAH : Udang
Tidak larut dalam air/pelarut organik
Tidak bersifat toksik Biodegradable
Deasetilasi -Kimiawi
-Enzimatis KesehatanIndustri Kosmetika
Limbah industri
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Perikanan
Ket :
SUMBERDAYA KRUSTASEA CUKUP BERPERAN
DIDALAM KOMODITAS EKSPOR
10.6% DARI PRODUK PERIKANAN NASIONAL
US$ 94 JUTA
Jenis Rendeme
n (%) (Rp/kg)Harga Cangkang kepiting, rajungan
(mentah) 80 1,500
Kering 20 3,000 – 5,000
Tepung 20 3,500 – 7,000
Khitin 15 50,000 – 80,000
Khitosan 12 135,000 – 225,000
Biomedis:
Khitin Sigma
Khitosan atau turunannya
US$ 175 US$ 200
KESEHATAN : MENURUNKAN TRIGLISERIDA DARAH SENYAWA ANTIGASTRITIS
INDUSTRI PANGAN : ANTI BAKTERI DAN ANTI JAMUR PEMBUNGKUS MAKANAN
PENJERNIH DAN DEASIDIFIKASI\
BAHAN PENJERAT PADA IMMOBILISASI ENZIM LIMBAH CAIR INDUSTRI : KOAGULAN DAN FLOKULAN PADATAN
LIMBAH CAIR
KOSMETIK : KRIM PELEMBAB, SABUN, PERAWATAN KULIT INDUSTRI TEKSTIL : MEMPERKUAT WARNA
INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT : SUBSTITUSI CHROM KESTABILAN KULIT
Pemanfaatan
gelatin:Industri pangan
Industri farmasi
Industri kosmetik
Industri fotografi sebagai bahan pembetuk film protein yang diperoleh melalui proses hidrolisis kolagen dari kulit, tulang dan bagian tubuh berkolagen lainnya
Gelatin
Jenis Industri
(pangan) PenggunaaJumlah n (ton)
Jenis Industri
(non pangan) Penggunaan Jumlah (ton)
- Industri
konfeksionari
- Produk jelly - Industri
daging
- Industri susu - Produk low
produksi kapsul lunak
- Industri
cangkang kapsul
- Industri farmasi - Industri teknik
27.000
22.600
20.200
12.600 6.000
Penggunaan Gelatin dalam Industri Pangan dan Non Pangan Di Dunia Pada Tahun 1999
* SKW Biosystem (Wiyono, 2001)
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Perikanan
Peningkatan kebutuhan gelatin dapat dilihat dari peningkatan import gelatin pada tahun 2003 yang mencapai 6,2 juta kg dengan nilai US$ 6,9 juta. (Departemen Perindustrian dan Perdagangan)
Sedangkan produksi gelatin di Indonesia dapat dilihat dari ekspor gelatin dimana pada tahun 2003 ekspor gelatin sebanyak 128,236 kg dengan nilai US $ 133,125. (Departemen Perindustrian dan Perdagangan)
PEMANFAATAN IKAN HIU (CUCUT) SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI
Ikan hiu Rp. 400,- / Kg daging Kulit tersamak Rp. 80.000,- / lembar,
Kulit hiu dapat disamak untuk bahan baku pembuatan sepatu, tas, dompet, dan berbagai produk lainnya.
Selama ini dimanfaatkan oleh nelayan hanya untuk produk olahan ikan asin dan pindang.
Nilai Tambah : Penyamakan kulit,
Industri makanan (sosis, dendeng, abon dan baso)
Kosmetik (squalen)
Farmasi (chondroitin dan liver oil) Pakan ternak (silase)
Abon ikan adalah makanan yang dibuat dari daging ikan yang diolah menjadi produk kering siap dimakan.
Bahan yang diperlukan adalah ikan dan bumbu-bumbu. Ikan yang digunakan sebaiknya ikan berlemak rendah dan berdaging tebal seperti tuna, jangilus, ikan layaran, tenggiri, cakalang, remang, cucut dan sebagainya.
Skala produksi pengolahan abon perlu disesuaikan dengan ketersediaan peralatan, bahan baku, modal, tenaga dan pemasarannya
Ikan
sereh (2%), daun salam (2%), garam (5%)
direbus 10 menit
PEMBERSIHAN
PENIRISAN & PENGEPRESAN
Spesifikasi Abon Ikan Hasil Pengolahan Tanpa Minyak
Spesifikasi Abon Ikan Hasil Pengolahan Tanpa Minyak
Dibandingkan Dengan Abon Ikan Komersial Goreng
Dibandingkan Dengan Abon Ikan Komersial Goreng
Minyak
Minyak
Gizi Abon Ikan Goreng Tanpa Minyak Abon Ikan Komersial Goreng Minyak
Air (%) 18.82 4.13
Protein (%) 38.43 31.32
Lemak (%) 5.20 24.31
Abu (%) 3.54 15.87
Daya awet
Suhu kamar > 50 hari 50 hari
Nilai Ekonomi
Bahan Baku : Rp. 7,500/kg Rendemen Abon : 25 %
Harga Abon : Rp. 50,000/kg
adalah daging ikan lumat beku hasil proses pengolahan produk ikan yang popular
Teknologi Pengolahan
Tidak mempunyai rasa dan bau
sangat potensial untuk dijadikan tiruan makanan laut dengan penambahan “essence” ke dalam surimi.
Sebaiknya dipilih ikan yang mempunyai protein pembentuk gel yang baik, contohnya ikan laut.
Ikan air tawar dapat dipergunakan namun harus ditambahkan terlebih dahulu produk protein alami seperti AMP 600 yang dapat membantu pembentukan gel.
Keunggulan surimi ikan beku:
1. Suplai dan harga stabil karena dapat disimpan dalam waktu yang lama.
2. Ongkos penyimpanan dan transportasi lebih rendah. 3. Penghematan tenaga kerja karena penangannya lebih
mudah.
4. Masalah pembuangan limbah lebih mudah.
Pusat Riset Pengolahan Produk dan
Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (PRPPSE-DKP)
Departemen Kelautan dan Perikanan
Alamat : Jl. KS. Tubun Petamburan VI
Telpon/Faks : 021 – 53650158
Email : prppse@cbn.net.id
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Perikanan
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
Perikanan