PERCEPATAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Yogyakarta, 03 Oktober 2012
Perkembangan Perekonomian
Global
Perkembangan Ekonomi EROPA:
• Perekonomian Eropa mengalami kontraksi sebesar 0,5%(yoy) atau 0,2% (ytd) pada Q2:2012 lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 0,0% (yoy).
• ECB menurunkan perkiraan pertumbuhan Eropa pada 2012 berkisar antara -0,6% s.d -0,2% dan pada 2013 berkisar antara 0,4% s.d 1,4%.
• Tingkat pengangguran Eropa pada Juli 12 naik dari 11,2% menjadi 11,3%.
• Pertumbuhan Ekonomi Inggris pada kuartal kedua 2012 mengalami revisi dari yang sebelumnya -0,5% (qoq) menjadi -0,4% (qoq).
• ECB meluncurkan programoutright monetary transaction(OMT) yaitu pembelian obligasi di pasar sekunder yang jatuh tempo antara satu hingga tiga tahun dengan tingkat yield tertentu. Jumlah pembelian obligasi ini tidak terbatas.
• ESM akan mulai beroperasi pada bulan depan, mengantikan program EFSF, dengan total dana sebesar€500 miliar.
AMERIKA SERIKAT:
• Pertumbuhan AS Q2:2012 direvisi menjadi sebesar 1,3% (QoQ) lebih rendah dari perkiraan sebelumnya 1,7% (QoQ).
• Tingkat pengangguran AS pada Agustus 12 turun dari 8,3% menjadi 8,1%
• The Fed memutuskan untuk melalukan pembelian obligasi melalui program QE 3 dengan membelu aset baru berjangka sebesar US$85 miliar, termasuk surat berharga berbasis kredit perumahan sebesar US$40 miliar.
• The Fed tetap mempertahankan suku bunga acuan di level terendah antara 0%-0,25% sampai akhir tahun 2014.
• The Fed menaikkan perkiraan pertumbuhan AS pada 2013 dari sebelumnya berkisar antara 2,2%-2,8% menjadi 2,5%-3% dan pada 2014 dari perkiraan sebelumnya sebesar 3%-3,5% menjadi 3%-3,8%. Sementara itu, tingkat pengangguran diperkirakan sebesar 6,7% s.d 7,3% pada akhir 2014.
Perkembangan Perekonomian Global Terkini
(Eropa & Amerika Serikat)
3
Perkembangan Ekonomi
• Pertumbuhan ekonomi China pada Q2-2012 China turun ke level 7,6% (yoy), lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 8,1% (yoy). Bahkan Bank Sentral Cina memperkirakan pada Q3-2012 pertumbuhan akan kembali melambat ke 7,4% (yoy).
• Inflasi Cina pada Agutus 12 kembali meningkat dari 1,8% (yoy) menjadi 2,0% (yoy)peluang pelonggaran moneter mulai tertekan.
• Surplus perdagangan Cina pada Agustus 12 sebesar US$26,66 miliar naik dari bulan sebelumnya sebesar US$25,15 miliar, dimana ekspor tumbuh 2,7% (yoy), impor turun 2,6% (yoy).
• Perekonomian Jepang pada Q2:2012 tumbuh sebesar 0,2% (qoq) lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 0,3% (qoq).
• Neraca perdagangan Jepang mengalami defisit pada Juli 12 sebesar ¥517,4 miliar atau sebesar US$6,6 miliar setelah pada periode sebelumnya mengalami surplus sebesar ¥61,7 miliar (atau sebesar US$789), kinerja ekspor Jepang turun sebesar 8% (yoy) dan impor turun sebesar 2% (yoy).
• BOJ kembali melakukan program pembelian aset sebesar 10 trilliun yen atau sebesar US$126 miliar.
• India mengumumkan rencananya untuk menaikkan harga solar sebesar 14% untuk menekan defisit anggarannya. Di samping itu, bank sentral India memangkas rasio cadangan modal menjadi 4,5% , langkah tersebut dapat menambah dana sebesar 170 miliar rupee (atau US$3 miliar) ke sistem perbankan.
• Setelah mengalami penurunan, laju inflasi India pada Agustus kembali naik dari 9,86% (yoy) menjadi 10,03% (yoy).
• Vietnam mengalami bank rush dimana para deposan menarik dana dari Asia Commercial Bank (ACB). Selain itu sektor perbankan juga terpukul oleh meningkatnya kredit macet yang berasal dari kerugian di BUMN besar.
Proyeksi PDB Oleh Bank Dunia
Continuing Turmoil (Baseline)
Return to 2009 (Possible)
Severe Global Slowdown (Less Likely)
2012 6.0 5.8 5.7
2013 6.4 4.7 3.8
Proyeksi PDB Oleh Bank Indonesia
Tahun Banggar 29 Mei 2012 RDG 12 Juli 2012
2012 6.3 -6.7 6.1 - 6.5 2013 6.4 - 6.8 6.3 - 6.7
Update
Proyeksi Perekonomian Global dan Indonesia
oleh beberapa Institusi
World Economic Outlook (WEO) 2011 2012 2013
April Juli April Juli
GDP
Global 3.9 3.5 3.5 4.1 3.9
AS 1.7 2.1 2.0 2.4 2.3
Eropa 1.5 -0.3 -0.3 0.9 0.7 China 9.2 8.2 8.0 8.8 8.5
India 7.1 6.9 6.1 7.3 6.5 Asean-5 4.5 5.4 5.4 6.2 6.1 Volume Perdagangan Dunia 5.9 4.0 3.8 5.6 5.1
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
5
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global
Perkembangan Perekonomian
Domestik
Perkembangan Perekonomian Domestik Terkini
Indikator Kinerja
Nilai Tukar • Rp 9.591/US$depresiasi 5,44% (ytd) per 28 Sept 2012 IHSG • IHSG 4262,561 menguat 11,53 % (ytd) per 28 Sept 2012
Inflasi •• Inflasi Sem I 2012: 4,53% (yoy)
Inflasi Agustus 2012: 0,01%(mtm)–3,49% (ytd)–4,31 %(yoy) per September 2012
Arus Modal Masuk
• Pada Agustus 2012 terjadi perlambatan inflow dana asing yang cukup signifikan sehingga sampai dengan 31 Agustus 2012 hanya Rp0,41T dana asing masuk ke Saham, bahkan pada SUN sampai dengan 30 Agustus 2012 terjadi outflow sebesar Rp1,09T
• S.d 27 Sept 2012, sejumlah Rp0,88 T dana asing masuk ke pasar saham dan terjadi net buying sebesar Rp7,92 triliun ke pasar SUN.
Pertumbuhan PDB •• Q2 2012: 6,4% (yoy) Sem I- 2012: 6,3% (yoy)
Indikator Konsumsi • Indeks Keyakinan Konsumen pada Agustus 2012 naik dari 113,5 menjadi 115,7.
Investasi
• Pada Sem.I 2012 realisasi investasi sebesar Rp 148,1 T atau naik 28,1% (yoy) :
PMA : Rp 107,6 T naik 30,4% (yoy)
PMDN : Rp 40,5 T naik 22,7% (yoy)
• Pertumbuhan sektor manufaktur 6,1% di H1-2012, dan estimasi FY 2012 7,1%.
Perdagangan Internasional
• Agustus 2012: Ekspor turun 12,3% (mtm) atau turun 5,6% (ytd) menjadi US$ 14,1 miliar Impor turun 15,2% (mtm) atau naik 10,3% (ytd) menjadi US$ 13,9 miliar Surplus Neraca Perdagangan Agustus sebesar US$ 248,5 juta Surplus Neraca Perdagangan Kumulatif (Jan-Agust) sebesar US$ 496,7 juta • Semester I 2012: Ekspor turun 1,76% (ytd) menjadi US$96,88 miliar
Impor naik 15,35% (ytd) menjadi US$96,41 miliar Surplus neraca perdagangan US$476 juta
Neraca Pembayaran
• Defisit transaksi berjalan Q2 2012 sebesar US$6,9 miliar (3,1% PDB), lebih besar dari defisit pada Q1-2012 (US$3,2 M atau 1,5% PDB).
• Surplus transaksi modal dan finansial Q2-2012 sebesar US$5,5 miliar (2,5% PDB), lebih besar dibandingkan pada Q1-2012 (US$2,5 M atau 1,1% PDB).
• Defisit neraca pembayaran sebesar US$2,8 miliar (1,3% PDB) lebih besar dari defisit pada Q1-2012 (US$ 1,0 M atau
0,5% PDB). 7
9
• Sektor dengan proporsi investasi terbesar pada sem I 2012 yakni:
PMDN : Pertambangan (18,0%) ; Tanaman Pangan dan Perkebunan (10,7%) ; Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik (10,3%)
PMA : Pertambangan (17,5%) ; Industri Kimia dasar, Barang Kimia dan Farmasi (11,4,0%); Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (9,0%)
• Berdasarkan lokasi, investasi sem I 2012 lebih tersebar di wilayah berikut: PMDN : Jawa Timur (17,0%) ; DKI Jakarta (13,9%) ; Riau (9,5%) PMA : Jawa Barat (17,1%) ; DKI Jakarta (15,2%) ; Banten (11,7%)
• Berdasarkan negara asal investor Singapura (16,6%) merupakan investor terbesar di Indonesia, disusul oleh Jepang (9,4%) , dan Korea Selatan (8,4%)
Kinerja investasi semester I 2012 kembali meningkat sebesar
28,1% (yoy)
• Secara kumulatif sampai dengan semester I 2012 realisasi investasi sebesar Rp 148,1 T atau naik 28,1% (yoy) :
PMA : Rp 107,6 T naik 30,4% (yoy) PMDN : Rp 40,5 T naik 22,7% (yoy)
• Pencapaian realisasi investasi sampai dengan semester I 2012 sebesar 52,2% dari target investasi sebesar Rp 283,4 T pada akhir 2012.
• BKPM memperkirakan investasi pada Q3:2012 akan mencapai Rp81,5T atau meningkat 25% (yoy). 35.4 35.6 40.1 36.9 39.5 43.1 46.4 46.2 51.1 56.1
107.6
Perkembangan Investasi (triliun Rp)
PMA PMDN
Kebijakan-kebijakan Dalam Rangka Meningkatkan Investasi
Pembebasan Bea
Masuk
•Berdasarkan PMK No. 176/PMK.011/ 2009 tentang Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Mesin Serta Barang dan Bahan Untuk Pembangunan Atau Pengembangan Industri dalam Rangka Penanaman Modal
Tax Holiday
•Berdasarkan PMK No. 130/PMK.011/ 2011 entang Pemberian Fasilitas Pembebasan
Tax Allowance
•Berdasarkan PP No. 52 Tahun 2011
Mengurangi the bottle necking
investasi
•Berbagai peraturan insentif, jaminan
Terobosan Kebijakan Mendorong Pertumbuhan Investasi
• Program-program pembangunan infrastruktur seperti MP3EI melalui pengembangan potensi ekonomi di berbagai wilayah Indonesia (pengembangan koridor ekonomi), penguatan konektivitas nasional, serta dukungan penguatan kemampuan SDM dan iptek nasional.
• Adanya alokasi dan tambahan dari SAL sekitar Rp24 Triliun yang dikhususkan untuk pembangunan infrastruktur.
Peningkatan Investasi Melalui
Tax Holiday
Berdasarkan PMK No. 130/PMK.011/2011 tentang Pemberian Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan
Fasilitas Pajak Penghasilan (PPh) badan yang diberikan berupa:
1. Pembebasan PPh badandalam jangka waktu 5 s.d. 10 tahun, terhitung sejak tahun pajak dimulainya produksi komersial;
2. Tambahan fasilitas berupapengurangan PPh badansebesar 50%dari PPh terutang selama 2 tahun pajak sejak berakhirnya fasilitas pembebasan pajak penghasilan badan sebagai masa transisi sebelum melaksanakan kewajiban perpajakan secara penuh.
Wajib Pajak yang berhak mendapatkan fasilitas adalah:
1. Industri pionir;
2. Penanaman modal baru paling sedikit sebesar Rp1 Triliun;
3. Menempatkan dana di perbankan di Indonesia paling sedikit 10% dari total penanaman modal; 4. Berstatus badan hukum Indonesia.
Industri Pionir yang berhak mendapatkan fasilitas mencakup:
a. Industri logam dasar;
b. Industri pengilangan minyak bumi dan/atau kimia dasar organik yang bersumber dari minyak bumi dan gas alam;
c. Industri permesinan;
d. Industri di bidang sumberdaya terbarukan; dan/atau
e. Industri peralatan komunikasi. 11
Merupakan pelengkap insentif pajak Tax Holiday
Fasilitasnya berupa:
a. Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari jumlah Penanaman Modal, yang dibebankan selama 6 (enam) tahun;
b. Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat;
c. Pengurangan tarif Pajak Penghasilan atas penghasilan dividen yang dibayarkan kepada subjek pajak luar negeri;
d. Perpanjangan masa kompensasi kerugian, dari 5 (lima) tahun menjadi maksimal 10 (sepuluh) tahun, apabila memenuhi kriteria yang diberikan.
Cakupan bidang usaha dan daerah tertentu yang berhak mendapatkan fasilitas diperluas
Peningkatan Investasi Melalui
Tax Allowance
Berdasarkan PP No. 52 Tahun 2011 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman
Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu
Fasilitas PPh PP No.1/ 2007 PP No. 62/ 2008 PP No.52/ 2011
Bidang usaha tertentu 53 67 52
Bidang usaha tertentu di daerah tertentu 19 34 77
Total 72 101 129
13
Proyek Investasi Infrastruktur Pemerintah dan Swasta 2013
Rp434 triliun
Proyeksi Investasi infrastruktur 2013 mencapai Rp434 triliun
atau 4,56% PDB..
Dana belanja infrastruktur (RAPBN 2013)
*) dapat dinaikan hingga Rp200 triliun jika terjadi kenaikan TTL
Rp188,4 triliun
Dana investasi infrastruktur (rencana belanja infrastruktur daerah dalam dana transfer daerah RAPBN 2013)
Rp96,56 triliun
BUMN Rp77 triliun
Swasta Rp60 triliun
Fokus Pemerintah:
USD 20 miliar pembangunan infrastruktur sektor energi dan transportasi Transportasi:
menambah kapasitas jalan-jalan nasional sepanjang 4.278 km dari existing
membangun jalan-jalan baru sepanjang 559 km
rel kereta api sepanjang 380 km
15 pelabuhan udara baru
Energi
Peningkatan kapasitas listrik 188 megawatt (MW)
Pembangunan transmisi sekitar 3.625 kilometer sirkuit (kms)
Pembangunan Gardu Induk 4.740 Mega Volt Ampere (MVA)
Pembangunan Jaringan Distribusi 9.319 kms
Pembangunan Gardu Distribusi 213 MVA
Dukungan Pengembangan
Infrastruktur
15
Peringkat Daya Saing Tahun 2012 pada peringkat 50 dari144 negara
Sumber: The Global Competitiveness Report, 2012 –2013
• Secara umum daya saing infrastruktur di Indonesia lebih baik dibanding Argentina dan Vietnam namun masih jauh tertinggal dibanding Korea, Malaysia, dan Thailand;
• Pada tahun 2012 daya saing Infrastruktur kereta api & listrik sedikit mengalami peningkatan;
• Upaya untuk meningkatkan daya saing dilakukan dengan meningkatkan dukungan dana untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur.
2011 2012
Infrastructure
86
76
78
65
48
9
48
95
46
32
Roads
106
83
90
87
123
17
54
120
39
27
Railroad
103
52
51
94
100
10
22
68
65
17
Port
101
103
104
120
135
20
59
113
56
21
Air Transport
115
80
89
112
134
26
70
94
33
24
Electricity
108
98
93
98
68
32
59
113
44
35
Telephone
50
82
78
103
55
4
58
86
95
85
China Vietnam Thailand Malaysia
Items Argentina Indonesia Philippines Brazil Korea
Daya Saing Infrastruktur Indonesia Masih Belum Optimal
Tiga faktor utama penghambat investasi adalah birokrasi yg
tdk efisien, korupsi dan Infrastruktur belum memadai
…
- Kebutuhan investasi Infrastruktur tahun 2010-2014 diperkirakan mencapai Rp. 1.429,2 T; Kemampuan Pemerintah Pusat dalam penyediaan pendanaan diperkirakan Rp. 523,27 T atau
36,6%;
Gap pembiayaan sebesar Rp. 905,92 trilyun atau 63,4% diharapkan dapat didanai melalui pengembangan KPS, dan Pemerintah Daerah
Triliun Rp Triliun Rp
Peran Swasta Pemda
Pembangunan jaringan rel kereta api 383,37 km jalur ganda, dan pengadaan 92 unit lokomotif, kereta rel diesel (KRD), kereta rel listrik (KRL), tram, dan railbus
Pengembangan dan rehabilitasi 120 bandara, dan pembangunan 15 bandar udara baru
Pembangunan 110 rusunawa, 1.088 rumah khusus, dan rumah sejahtera yang terbangun melalui penyediaan PSU Kawasan sebanyak 65.000 unit *) Jumlah jalan yang dipreservasi
35.017 km dan jembatan yang dipreservasi 247.692 m
Luas layanan jaringan irigasi sekitar 107.302 ha, mengembangkan jaringan dan optimasi air sepanjang 524.084 ha, membangun 164 embung/situ Terbangunnya transmisi sepanjang 3.625 kms, gardu induk sebesar 4.740 mva, peningkatan kapasitas pembangkit 118 MW *)
Sasaran Pembangunan Infrastruktur RAPBN 2013*
*) data prakiraan tahun 2013 dalam RKP 2013
19
Dukungan Pemerintah pada Proyek Pembangunan
Infrastruktur
Bentuk
Dukungan
Pemerintah
pada
Proyek
Pembangunan
Infrastruktur
1.
Land Capping
dana dukungan pemerintah atas risiko kenaikan
harga tanah dalam pembangunan jalan tol (Rp. 4,89 triliun
2008-2013)
2.
Land Revolving Fund
Dana Bergulir Pengadaan Tanah untuk Jalan
Tol (Land Revolving Fund)
3.
Land Acquisition Fund
dana pembebasan tanah untuk proyek
dengan skema Kerja Sama Pemerintah Swasta (KPS) Project
Development Facility (dialokasikan sampai 2014)
4.
Fasilitas Dana Geotermal
dukungan fasilitas untuk mengurangi
risiko usaha panas bumi dalam rangka pengembangan pembangkit
listrik.(dikelola Pusat Investasi Pemerintah (PIP)
nilai kumulatif
sampai 2012 sebesar Rp2,003 triliun)
Jaminan Pemerintah pada Proyek
Pembangunan Infrastruktur
Bentuk Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan
Infrastruktur
1. Jaminan Pemerintah pada Proyek 10.000 MW Tahap I
2. Jaminan Pemerintah pada Proyek 10.000 MW Tahap II
3. Jaminan pada Proyek Penyediaan Air Minum oleh PDAM
4. Penjaminan Bersama antara Pemerintah dan PT PII untuk
Proyek IPP PLTU Jawa Tengah
21
Alokasi Anggaran untuk Dukungan dan Jaminan
Pemerintah pada proyek Pembangunan Infrastruktur
Alokasi Anggaran untuk Dukungan dan Jaminan Pemerintah pada proyek Pembangunan
Infrastruktur Tahun 2008-2012 (miliar Rp)
Keterangan
2008 2009 2010 2011 2012
APBN APBN-P APBN APBN-P APBN APBN-P APBN APBN-P
APB N APBN-P
Land Capping (Belanja
Lain2) - 1.000,0 2.000,0 1.000,0 1.200,0 1.000,0 890,2 610,0 500,0 500,0
Pembiayaan Nonutang
Dana Bergulir Pengadaan Tanah untuk Jalan Tol Proyek 10.000 MW Tahap I
- 323,1 1.000,0 1.000,0 1.000,0 1.000,0 889,0 889,0 623,3 623,3
Kewajiban Penjaminan
untuk PDAM - - - - 50,0 50,0 147,0 15,0 10,0 10,0
22
URAIAN
JUMLAH
Rp. Miliar
Perkiraan SAL yang dapat digunakan
30.000,0
Rencana Penggunaan:
30.000,0
a. Anggaran Pendidikan (20%)
→
untuk memperbesar
Dana Pengembangan Pendidikan Nasional
6.000,0
b. Infrastruktur Konektivitas Kawasan Timur Indonesia
9.498,3
c. Infrastruktur pendukung lainnya (
Domestic
Connectivity
dan Koridor Ekonomi, Ketahanan Pangan,
Klaster 4 dan Mitigasi Bencana)
9.698,1
d. Kebutuhan mendesak lainnya
2.165,0
e. Biaya Konversi Energi
2.638,7
PEMANFAATAN SAL UNTUK INFRASTRUKTUR
APBN-P 2012
ANGGARAN INFRASTRUKTUR, 2007-2013
•
Pembangunan
infrastruktur:
Sarana dan prasarana
pengairan dan irigasi;
Transportasi;
Perumahan dan
permukiman;
Komunikasi dan
informatika (Palapa
ring
);
Pertanahan dan
penataan ruang.
•
Fokus prioritas:
Peningkatan dukungan
daya saing sektor riil;
Penyediaan
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Non K/L K/L Lainnya PERHUBUNGAN PU ANGGARAN INFRASTRUKTUR, 2007 -2013
99,4
•Dalam RAPBN 2013, termasuk cadangan infrastruktur Rp11,8 T
25
Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan
Infrastruktur
1. Jaminan Pemerintah pada Proyek 10.000 MW Tahap I
Item Keterangan
Dasar Hukum Pengadaan Perpres No. 71 Tahun 2006
Karakteristik Pembiayaan Porsi equity sebesar 15% dan porsi debtsebesar 85% Dasar Hukum Penjaminan Perpres No. 91 Tahun 2007 dan PMK No. 44/PMK.01/2008 Produk Penjaminan Surat Jaminan Pemerintah / Full credit guarantee
Syarat dan Ketentuan Penjaminan
Irrevocable dan unconditional
Mencakup seluruh kewajiban PLN dalam Perjanjian Kredit
Penerima Jaminan Perbankan domestik dan internasional
Status Pemerintah telah mengeluarkan sebanyak 35 Surat Jaminan Pemerintah termasuk untuk tiga paket proyek transmisi porsi rupiah dan satu paket proyek transmisi porsi dolar Amerika Serikat dengan total nilai kredit yang dijamin sebesar Rp71,8 triliun.
Eksposure terhadap APBN Bersifat kontinjen, dan pada saat terjadi klaim akan berdampak langsung ke APBN dengan jangka waktu pembayaran yang relatif singkat (30 sd 45 hari)
26
Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan
Infrastruktur
2. Jaminan Pemerintah pada Proyek 10.000 MW Tahap II
Item Keterangan
Dasar Hukum Pengadaan Perpres No. 4 Tahun 2010
Dasar Hukum
Penjaminan PMK No. 139/PMK.011/2011
Produk Penjaminan Surat Jaminan Kelayakan Usaha (SJKU)
Syarat dan Ketentuan Penjaminan
Jaminan kelayakan diberikan terhadap risiko gagal bayar kewajiban finansial PT PLN (Persero) yang terjadi pada sebagian atau sepanjang masa operasi proyek pembangkit listrik sebagaimana tertuang dalam perjanjian jual beli tenaga listrik dengan pendekatanpositive list.
27
Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan
Infrastruktur
3. Jaminan pada Proyek Penyediaan Air Minum oleh PDAM
Item Keterangan
Dasar Hukum Penjaminan Perpres 29/2009 tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat dalam rangka Penyediaan Air Minum dan PMK 91/2011 tentang Perubahan Atas PMK 229/2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga.
Produk Penjaminan Surat Jaminan Pemerintah Pusat (SJPP)
Syarat dan Ketentuan Penjaminan
Jaminan Pemerintah Pusat diberikan sebesar 70% dari jumlah pokok kredit investasi PDAM yang telah jatuh tempo, sedangkan sisanya sebesar 30% menjadi risiko bank yang memberikan kredit investasi. Sementara itu, tingkat bunga kredit investasi yang disalurkan bank kepada PDAM ditetapkan sebesar BI rate ditambah paling tinggi 5%, dengan ketentuan tingkat bunga sebesar BI rate ditanggung PDAM, dan selisih bunga di atas BI rate paling tinggi sebesar 5% menjadi subsidi yang ditanggung Pemerintah Pusat.
Penerima Jaminan Bank yang memberikan kredit investasi
Status Pada tahun 2011, Pemerintah telah menerbitkan SJPP untuk tiga PDAM, yaitu PDAM Kabupaten Bogor, PDAM Kabupaten Ciamis, dan PDAM Lombok Timur. Tiga PDAM yang menyusul adalah PDAM Malang, PDAM Tasikmalaya, dan PDAM Banjarmasin
Eksposure terhadap APBN Bersifat kontinjen.
28
Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan
Infrastruktur
3. Jaminan pada Proyek Penyediaan Air Minum oleh PDAM
(Lanjutan)
PDAM Kabupaten Ciamis PDAM Kabupaten Bogor PDAM Kabupaten Lombok Timur
Nilai Pinjaman Rp14,7 miliar Rp24,312 miliar Rp11,175 miliar
Bank BJB BRI BNI
Nomor SJPP S-016/MK.11/2011 S-015/MK.11/2011 S-017/MK.11/2011 Tanggal SJPP 12 Desember 2012 12 Desember 2012 22 Desember 2012
PDAM Kabupaten Malang PDAM Kota Banjarmasin PDAM Kabupaten Tasikmalaya
Nilai Pinjaman Rp44,9 miliar Rp110 miliar Rp29,7 miliar Bank BNI BPD Kalimantan Selatan BJB
29
Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan
Infrastruktur
• Proyek IPP PLTU Jawa Tengah (Central Java Power Plant/CJPP) merupakan salah proyek showcaseKPS/PPP skala besar pertama dengan nilai investasi sekitar Rp30 triliun yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden No.67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.
• Proyek CJPP diperkirakan mulai beroperasi komersial (Commercial Operation Date/COD) pada akhir 2016. Sementara teknologi yang digunakan adalah
ultra-supercritical, yang memiliki tingkat efisiensi dan emisi karbon lebih baik dari
pembangkit batu bara yang dimiliki PLN saat ini sehingga merupakan proyek PLTU yang ramah lingkungan.
• Proyek ini mendapatkan Penjaminan Pemerintah dengan skema penjaminan bersama antara Pemerintah dan PT PII berdasarkan Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2010 tentang Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha yang Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur.
• Pada tanggal 6 Oktober 2011 bertempat di Kantor Menko Perekonomian telah dilakukan penandatangan dokumen pelaksanaan dan penjaminan proyek KPS IPP PLTU Jawa Tengah, yang meliputi: (1) Perjanjian Regres (Recourse Agreement); (2) Perjanjian Penjaminan (Guarantee Agreement); dan (3) Perjanjian Jual Beli Listrik
(Power Purchase Agreement).
• Proyek ini diperkirakan akan mulai beroperasi komersial (Commercial Operation Date/COD) pada akhir 2016.
4.
Penjaminan Bersama antara Pemerintah dan PT PII untuk Proyek IPP PLTU
Jawa Tengah
30