• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMILIH HOTEL SYARIAH : STUDI PADA HOTEL SYARIAH WALISONGO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMILIH HOTEL SYARIAH : STUDI PADA HOTEL SYARIAH WALISONGO."

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KONSUMEN DALAM MEMILIH HOTEL SYARIAH

(STUDI PADA HOTEL SYARIAH WALISONGO)

SKRIPSI

OLEH:

SAIFUL BAHRI

NIM: C04210044

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KONSUMEN DALAM MEMILIH HOTEL SYARIAH

(

STUDI PADA HOTEL SYARIAH WALISONGO)

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu

Ilmu Ekonomi Islam

Oleh Saiful Bahri NIM. C04210044

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Prodi Ekonomi Syariah

SURABAYA

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Memilih Hotel Syariah: Studi pada Hotel Syariah Walisongo”. adalah hasil penelitian lapangan untuk menjawab pertanyaan apa faktor-faktor yang mendasari konsumen dalam memilih Hotel Syariah Walisongo dan bagaimana analisis faktor-faktor yang paling mempengaruhi konsumen dalam memilih Hotel Syariah Walisongo.

Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan menggunakan sumber primer dan sumber sekunder yang selanjutnya dipaparkan serta dianalisaantara teori yang telah diangkat dengan pelaksanaan dan data lapangan yang telah diperoleh. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, dokumentasi ke lapangan, dan studi kepustakaan. Adapun narasumber dalam penelitian ini adalah manajer operasional, staf hotel dan konsumen Hotel Syariah Walisongo.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi konsumen dalam memilih Hotel Syariah Walisongo, yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis.Dari beberapa faktor tersebut yang paling memengaruhi konsumen dalam memilih hotel syariah adalah faktor budaya, yang meliputi: faktor lokasi, pelayanan dan fasilitas. Faktor lain yang memengaruhi konsumen adalah faktor sosial karena bersama kelompok dan keluarganya.Sedangkan faktor pribadi dan faktor psikologis tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap konsumen dalammemilih Hotel Syariah Walisongo.

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar pihak hoteluntuk selalu mengembangkan fasilitas sarana dan prasarana agar Hotel Syariah Walisongo dapat menjadi hotel yang besar dengan konsep syariahnya.Memperluas kegiatan promosi untuk meningkatkan jumlah media iklan diantaranya sebagai berikut pembentukan manajer marketing, kerjasama dengan travel-travel, memperluas jaringannya,melakukan promosi di media elektronik,kemudian yang terakhir memperbaiki proses pelayanan.

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TRANSLITERASI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi ... 7

C. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah ... 8

D. Kajian Pustaka ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 11

G. Definisi Operasional ... 12

H. Metode Penelitian ... 13

I. Sistematika Pembahasan ... 18

BAB II KERANGKA TEORETIS ... 20

A. Teori Pemasaran ... 20

1. Pengertian Pemasaran ... 20

(8)

3. Konsep Pemasaran Dalam Islam ... 25

B. Teori Perilaku Konsumen ... 33

1. Faktor Budaya ... 35

2. Faktor Sosial ... 35

3. Faktor Pribadi ... 37

4. Faktor Psikologis ... 38

C. Teori Konsumen ... 40

BAB III DATA PENELITIAN ... 44

A. Pengertian Hotel Syariah ... 44

B. Hotel Syariah Walisongo ... 46

C. Struktur Organisasi ... 53

D. Faktor-faktor Yang Mendasari Konsumen Dalam Memilih Hotel Syariah Walisongo ... 58

BAB IV ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMILIH HOTEL SYARIAH WALISONGO ... 66

A. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen memilih Hotel Syariah Walisongo ... 66

B. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih Hotel Syariah Walisongo ... 70

BAB V PENUTUP ... 77

A.Kesimpulan ... 77

B.Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Terjadinya krisis ekonomi di kawasan Asia tenggara berawal dari terjadinya ambruknya nilai mata uang Thailand yaitu Bath pada bulan Juni tahun 1997 dan kemudian krisis itu mulai menyebar ke Negara kita Indonesia dengan dimulainya krisis keuangan dan moneter, dan puncaknya pada peralihan kepemimpinan pada masa reformasi itu membawa banyak dampak negatif dari hampir sektor yaitu sektor bisnis, pertanian, perbankan, dan lain-lain. Setelah masa Reformasi itu perekonomian Indonesia itu perlahan-lahan mulai membaik ditandai dengan masuknya Indonesia menjadi anggota G-20 yang merupakan KTT negara-negara maju yang pada saat itu dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada zaman sekarang ini perkembangan dunia bisnis di Indonesia semakin maju, baik dalam bidang industri properti maupun jasa. Menurut Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit mengatakan bisnis perumahan dan townhouse di tengah kota bakal bertumbuh 12%. Sedangkan bisnis ruko, rukan, dan apartemen di lokasi strategis akan tumbuh 10-15%. Sementara, bisnis perkantoran dan hotel tumbuh 10-12%. Di bisnis properti lain sepertibisnis mal dan trade center akan meningkat 5-7%.1

Dari data tersebut bisnis dari sektor jasa akan meningkat di kota-kota besar Indonesia termasuk di kota-kota Surabaya yang merupakan kota-kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Salah satu usaha dari sektor jasa adalah bisnis perhotelan yang merupakan bisnis di bidang jasa. Menurut Kotler, jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat

1Ferdy Bisnis Investasi Perumahan dan Properti, dalam

(10)

2

ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak terwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. 2 Semakin pesatnya perkembangan zaman di berbagai bidang berdampak pada semakin kompleksnya kebutuhan akan barang dan jasa.

Hal inilah yang mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi kebutuhan dan kepuasan yang bersifat dinamis dengan sumber daya terbatas. Hotel merupakan salah satu bisnis yang bergerak pada sektor jasa akomodasi dan segmen pasarnya adalah para tamu yang datang untuk tujuan menginap atau istirahat dan urusan bisnis. Oleh karena itu, tempat yang bersih, nyaman dan aman adalah menjadi hal yang dibutuhkan konsumen saat ini. Hotel bukan merupakan suatu objek pariwisata melainkan hanya merupakan sarana dalam di bidang kepariwisataan.

Berbagai hotel berlomba-lomba meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang ada untuk bersaing dengan hotel lain. Ini merupakan sebuah kewajiban bagi pihak hotel untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap konsumennya. Jadi, didalam dunia bisnis tidak terkecuali hotel syariah kepuasan konsumen adalah menjadi salah satu yang paling diutamakan, karena hal itulah yang akan menentukan berhasil atau gagalnya suatu usaha perhotelan.

Bahkan konsumen yang tidak puas tentu tidak akan mengulangi atau tidak memilih lagi jasa akomodasi yang sama, apalagi sekarang didukung dengan banyaknya pilihan jasa perhotelan yang lain, sehingga membuat mereka memiliki banyak perbandingan untuk memilih hotel mana yang lebih sesuai dengan selera dan keinginannya mereka.

Dengan melihat kondisi semacam ini mendorong produsen untuk melebarkan sayapnya di bidang perhotelan, maka tidak mengherankan jika akhir-akhir ini bisnis di bidang perhotelan semakin marak, banyak

2

(11)

3

perusahaan muncul dengan memberikan berbagai macam fasilitas dalam menawarkan produknya .

Walaupun saat ini perkembangan yang berbasiskan syariah sedang mengalami peningkatan yang cukup signifikan, namun perkembangan khususnya di bidang perhotelan masih kurang diminati, hal ini dikarenakan sebagai berikut :3

1. Masyarakat banyak menganggap hotel syariah dan hotel konvensional adalah sama.

2. Masih kurangnya promosi yang dilakukan oleh hotel syariah.

3. Kurangnya fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat banyak.

4. Adanya anggapan bahwasannya hotel syariah hanya khusus untuk orang muslim.

5. Belum ada dukungan dari organisasi masyarakat (ORMAS) Islam, dan lain-lain.

Sejalan dengan hal tersebut upaya untuk memperkenalkan dan mempromosikan hotel syariah terus ditingkatkan dengan tetap meningkatkan fasilitas dan pelayanan serta mengikuti aturan-aturan hukum syariah. Untuk menunjang keberhasilan usaha perlu memperhatikan arti pemasaran. Pemasaran itu sendiri menurut Kotler dan Keller adalah sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.4

Untuk memperkenalkan produk atau jasa yang dihasilkan, sebuah perusahaan dituntut untuk melakukan serangkaian proses promosi, begitu pula dengan bisnis perhotelan. Melalui promosi diharapkan proses

3

Riefa, “Hotel Syariah”, dalam http://muchammadriefa.blogspot.com/hotel-syariah/ diakses pada 5 oktober 2014.

4

(12)

4

pemasaran dapat berjalan dengan lancar. Seperti halnya produk-produk lain, pemasaran bisnis perhotelan dilakukan menggunakan berbagai media. Pemasaran perhotelan dapat mudah ditemui dalam bentuk iklan di koran, baliho, poster, brosur, spanduk, dan atau media promosi konvensional lainnya.

Namun seperti halnya masalah yang dihadapi hotel syariah adalah banyak masyarakat lain menganggap bahwa hotel syariah hanya untuk orang Islam bukan untuk orang non Islam dan masih kurang promosi yang dilakukan oleh hotel syariah untuk menarik masyarakat. Hal tersebut menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi hotel syariah untuk lebih mengembangkan lagi usahanya untuk menjadi lebih baik lagi.

Banyak peneliti yang sudah melakukan penelitian terhadap hotel nya hanya memandang bisnis tersebut sebagai usaha komersil sehingga tidak dengan konsep kekeluargaan untuk kemaslahatan bersama. Hotel Syariah Walisongo merupakan hotel yang berdiri dengan menjalankan prinsip-prinsip syariah. Hotel Syariah Walisongo yang berlokasi di kawasan religi sunan ampel ini memiliki keunikan tersendiri dari hotel-hotel lainnya. Hal yang membedakan Hotel Syariah Walisongo dengan hotel-hotel lainnya adalah penginapan yang bernuansa islami seperti pelayanan dan fasilitas yang diberikan mencerminkan nilai islami dan bernuansa religi. Sebagai contoh sederhananya, dimulai proses chek in yaitu jika ada pasangan yang ingin menginap harus menunjukkan kartu identitas sebagai tanda pasangan tersebut sudah sah menjadi suami-istri, semua karyawan mengenakan busana yang menutup aurat, dan hotel juga menyediakan makanan dan minuman yang tentunya halal.5

Dengan nuansa religi dan nilai islami tersebut, Hotel Syariah Walisongo diharapkan tetap dapat memberikan kenyamanan dan pelayanan yang maksimal kepada konsumennya, tetapi apakah dari pihak manajemen perhotelan ini dapat menyusun strategi dan program yang

5

(13)

5

tepat dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada untuk mempertahankan konsumen dan memenangkan persaingan sedangkan mulai banyak bermunculan baik hotel konvensional maupun hotel yang berkonsepkan syariah serta banyak dari masyarakat belum paham dengan hotel syariah bahkan banyak yang belum menengenalnya.

Mengingat keunikan Hotel Syariah Walisongo yang berani memposisikan diri sebagai penyedia jasa akomodasi yang berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah dan menggunakan strategi pemasarannya yang berbasis syariah. Berdasarkan latar belakang atau realita di atas

maka penulis bermaksud mengangkat judul penelitian “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih Hotel Syariah

(Studi Pada Hotel Syariah Walisongo Surabaya)”. B. Identifikasi dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan, maka

masalah yang dapat diidentifikasikan pada skripsi yang berjudul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih Hotel Syariah (Studi Pada Hotel Syariah Walisongo Surabaya)” adalah sebagai berikut:

a. Faktor apa yang membuat konsumen memilih hotel syariah. b. Kualitas produk dan layanan terhadap konsumen.

c. Banyaknya pesaing di bidang perhotelan. d. Potensi dan segmentasi pasar yang beragam.

e. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen memilih oleh Hotel Syariah Walisongo.

2. Batasan Masalah.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, peneliti membatasi masalah pada pokok batasan yakni:

(14)

6

b. Faktor-faktor apa saja yang paling berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam memilih Hotel Syariah Walisongo.

C. Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat kita jabarkan rumusan masalah pokok sebagai berikut:

1. Apa faktor-faktor yang mendasari konsumen dalam memilih Hotel Syariah ?

2. Bagaimana analisis faktor-faktor yang paling mempengaruhi konsumen dalam memilih Hotel Syariah ?

D. Kajian Pustaka

Berdasarkan penelusuran kajian kepustakaan yang penulis lakukan, berikut ada beberapa penelitian yang terkait dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Penelitian dahulu yang terkait dengan pembahasan penelitian ini adalah :

1. Penelitian dari Ayoe Niken Pratiwi ”Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat muslim untuk menggunakan

Bank syari’ah (Studi Kasus di Kota Surakarta)”. Bertujuan Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas keagamaan muslimin, tingkat pendidikan muslimin, dan tingkatan pendapatan muslimin terhadap keputusan masyarakat muslim untuk menggunakan bank syariah di Kota Surakarta. Dalam penelitian ini diketahui bahwa variabel Kualitas Keagamaan Muslimin merupakan variabel yang paling berpengaruh karena memberikan tambahan keputusan masyarakat muslim untuk menggunakan bank syariah di Kota Surakarta.6

2. Penelitian dari Lilis Yuliati “Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

masyarakat berinvestasi sukuk”. Bertujuan untuk menganalisis antara faktor-faktor resiko dengan atribut produk yang mempengaruhi minat

6

(15)

7

publik terhadap investasi Sukuk Islam SR001 dan untuk mengetahui daya tarik Sukuk Bank Islam SR001 menurut para investor. Dalam penelitian ini diketahui bahwa risiko investasi dan atribut produk Islami berpengaruh positif terhadap minat masyarakat untuk berinvestasi, hal ini terbukti dari hasil uji statistiknya, secara Uji F maupun uji T.7

3. Penelitian dari M Rhendria Dinawan yang meneliti tentang “Analisis

faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian (Studi kasus

pada konsumen Yamaha MIO PT Harpindo Jaya Semarang)”. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk, harga kompetitif, dan citra merk terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor Yamaha Mio di Semarang. Dalam penelitian ini diketahui bahwa citra merk paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio di Semarang.8

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak dalam metode penelitian, objek yang diteliti, dan fokus pembahasan. Dalam penelitian yang akan saya angkat akan membahas tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih Hotel Syariah (Studi Pada Hotel Syariah Walisongo Surabaya), dengan begitu perbedaan yang mencolok dari penelitian saya dengan yang terdahulu adalah menyertakan keputusan konsumen untuk menginap di Hotel Syariah Walisongo Surabaya.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

7

Lilis Yuliati, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Berinvestasi Sukuk” (Skripsi—Universitas Jember, 2011).

8

(16)

8

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen memilih Hotel Syariah Walisongo Surabaya.

2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih Hotel Syariah Walisongo Surabaya.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna dalam dua aspek:

1. Segi Teoritis

a. Menambah wawasan tentang ilmu pemasaran dari segala bidang khususnya perhotelan, yang mana dapat digunakan sebagai rujukan dalam mengerjakan tugas atau skripsi lain.

b. Memberikan masukan kepada akademisi untuk melakukan kontribusi terhadap pengembangan terhadap kegiatan ekonomi secara Islami. 2. Segi Praktis

a. Bagi Hotel, sebagai masukan dan Ide-ide inovatif dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk lebih berkembang lagi dan sesuai dengan ketentuan agama Islam.

b. Bagi Pihak lain, memberi masukan dan informasi kepada pihak manajemen Hotel Syariah Walisongo yang tepat untuk mengembangkan usaha perhotelannya menjadi lebih baik, serta dapat menjadi refrensi atau literatur untuk penelitian lebih lanjut.

G. Definisi Operasional

Agar lebih memudahkan dalam memahami isi skripsi ini, maka penelitian ini mendefinisikan beberapa istilah, antara lain:

Analisis : Analisis dalam penelitian ini merupakan proses menggali informasi atau data yang telah diperoleh dari responden, agar diketahui konsumen dalam memilih hotel syariah. Konsumen : Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau

(17)

9

kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Hotel Syariah : Suatu perusahaan jasa penginapan yang dikelola oleh pemiliknya dengan konsep aturan-aturan hukum Islam dimulai dengan proses Chek In yaitu setiap pasangan yang mau menginap di hotel harus menunjukan kartu identitas yang sama alamatnya dengan salahsatu pasangannya, termasuk makanan-minuman yang halal.9 Seperti, Hotel Syariah Walisongo adalah Hotel yang berkonsepkan syariah yang terletak di kawasan religi sunan ampel Surabaya.

H. Metode Penelitian

Untuk memberikan gambaran tentang metode penelitian, penelitian ini ditulis dengan metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

1. Data yang dikumpulkan

a. Data dari konsumen dalam memilih hotel syariah melalui wawancara dan dokumentasi.

b. Data tentang apa yang paling berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam memilih hotel syariahdi Hotel Syariah Walisongo melalui wawancara dan dokumentasi.

2. Sumber Data a. Sumber primer

Sumber primer yakni subjek penelitian yang dijadikan sebagai sumber informasi penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau pengambilan data secara langsung atau yang sering dikenal dengan istilah interview (wawancara).10

Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik snowball sampling: teknik pengambilan sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini

9

Syarifudin, Wawancara, Surabaya, 1Desember 2014

(18)

10

dilakukan karena dari sumber data yang sedikit tersebut belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain yang dapat digunakan sebagai sumber data.11 Dalam penelitian ini pada awalnya penulis menggunakan 10 orang untuk diwawancarai, namun karena data yang didapat belum memuaskan maka sampel berkembang menjadi 22 orang yang terdiri dari 2 orang manajer dan staf Hotel Syariah Walisongo dan 20 orang diantaranya menjadi konsumennya.

a. Sumber primer tersebut yakni:

1. Pihak manajemen Hotel Syariah Walisongo 2. Konsumen Hotel Syariah Walisongo

b. Sumber sekunder

Adapun sumber data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber dari data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, data sekunder itu berupa dokumen. Adapun metode pengumpulan datanya disebut data dokumentasi, dimana metode ini digunakan untuk mendapatkan data berupa data tertulis seperti buku, makalah, laporan penelitian dokumen dan lain sebagainya.12

Sumber sekunder meliputi:

1) Bank Syari’ah bagi Bankir dan Praktisi Keuangan , karya

Muhammad Syafi’i Antonio.

2) Ekonomi Islam, karya Adiwarman A. Karim.

3) Manajemen Pemasaran, karya P. Kotler dan Kevin Lane Keller.

4) Perbankan Syariah, karya Drs. Ismail.

5) Konsep Ekonomi Islam, karya Heri Sudarsono. 6) Penelitian Kualitatif, karya Burhan Bungin.

7) Perilaku Konsumen Komunikasi pemasaran, karya Sutisna.

11 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2008), 219. 12Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Sebuah Pendekatan Praktek, ed. 5 (Jakarta: Rineka

(19)

11

8) Pemasaran Perhotelan dan Kepariwisataan, karya P. Kotler dan Kevin Lane Keller.

9) Syariah Marketing. Karya Hermawan Kartajaya, dan Muhammad Syakir Sula

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara adalah kegiatan mencari bahan (keterangan/pendapat) melalui tanya jawab lisan dengan siapa saja yang diperlukan dalam penelitian.13 Oleh karena ini peneliti mengadakan tanya jawab secara langsung dengan beberapa pegawai Hotel Syariah Walisongo dan konsumennya.

b. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, namun melalui dokumen. 14 Pengumpulan data yang dlakukan oleh peneliti ini dengan cara menelaah dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses keputusan konsumen untuk memilih hotel syariah dan pihak hotel itu sendiri.

4. Teknik Pengolahan Data

Setelah data berhasil dihimpun dari lapangan, maka penulis menggunakan teknik pengolahan data dengan tahapan sebagai berikut:

a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan antara data yang ada dan relevansi dengan penelitian.15 Dalam hal ini penulis hanya mengambil data yang akan dianalisis dalam rumusan masalah saja.

b. Organizing, yaitu menyusun kembali data yang telah didapat dalam penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah

13 Usman Rianse dan Abdi, Metodologi Penelitian: Sosial dan Ekonomi Teori dan Aplikasi

(Bandung: CV. Alfabeta, 2009), 219.

(20)

12

direncanakan dengan rumusan masalah yang sistematis.16 Penulis melakukan pengelompokan data yang dibutuhkan untuk dianalisis dan menyusun data tersebut dengan sistematis untuk memudahkan penulis dalam menganalisa data.

c. Penemuan hasil, yaitu dengan menganalisis data yang telah diperoleh dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari rumusan masalah.17

5. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan usaha untuk memberikan interpretasi terhadap data yang telah disusun. Pemberian interpretasi ini dapat berupa kerangka ataupun menarik kesimpulan terhadap data yang telah disusun.

Data yang telah berhasil dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis merupakan metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada.18 Tujuan dari metode ini adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran mengenai objek penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan pola pikir induktif yang berarti pola pikir yang berpijak pada fakta-fakta yang bersifat khusus kemudian diteliti, dianalisis dan disimpulkan sehingga pemecahan persoalan atau solusi tersebut dapat berlaku secara umum. Fakta-fakta yang dikumpulkan adalah analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih Hotel Syariah Walisongo. Penulis mulai memberikan pemecahan persoalan yang bersifat umum,

(21)

13

melalui penentuan rumusan masalah sementara dari observasi awal yang telah dilakukan. Dalam hal ini penelitian dilakukan di Hotel Syariah Walisongo.

I. Sistematika Pembahasan

Untuk memberikan gambaran mengenai penelitian yang dilakukan, penelitian ini ditulis dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab satu berisi pendahuluan, pada bab ini didalamnya meliputi latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab Dua (Kerangka Teoritis dan Kerangka Konseptual) yang berisi tentang teori pemasaran yang terdiri dari pengertian pemasaran, strategi pemasaran, konsep pemasaran dalam Islam. Teori dari perilaku konsumen yang terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, serta ditambahkan dengan teori konsumen yang terdiri dari pengertian konsumen, jenis-jenis konsumen, dan kebutuhan konsumen.

Bab Tiga berisi tentang data penelitian, pada bab ini menjelaskan definisi dan pengetian dari hotel, berisi tentang data Hotel Syariah Walisongo meliputi: profil Hotel Syariah Walisongo, produk-produk yang ada di Hotel Syariah Walisongo, dan struktur manajemen pada Hotel Syariah Walisongo.

Bab Empat berisi analisis data, pada bab ini memuat hasil dari penelitian yang berupa analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih Hotel Syariah Walisongo.

(22)

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Teori Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Dewasa ini Pemasaran telah berkembang demikian pesatnya dan

menjadi salah satu faktor penting bagi perusahaan termasuk perhotelan,

karena pemasaran itu sendiri salah satu kegiatan pokok yang dilakukan

perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan

kelangsungan hidup untuk berkembang, dan mendapatkan laba.Sebaliknya

pemasaran juga menjadi faktor penting bagi konsumen untuk memenuhi

hasrat kebutuhannya.

Hal ini disebabkan secara langsung dalam kegiatan mulai dari

pertama merencanakan, menyiapkan, sampai pada saat akhir yakni produk

siap dikonsumsi atau dinikmati oleh konsumen.Dengan demikian maka

dapat dikatakan bahwa pemasaran melibatkan dua pihak yakni produsen dan

konsumen sebagai titik pusatnya, dan juga pemasaran merupakan faktor

penting karena menyangkut kegiatan yang menentukan dan memproduksi

produk maupun jasa, menetapkan harga penjualan dan pada akhirnya

konsumen siap untuk mengkonsumsinya.

Beberapa pengertian pemasaran dapat dilihat dari berbagai definisi.

Menurut American Marketing Association pada akhir 2004, memberikan

definisi sebagai fungsi organisasi dan sekumpulan proses menciptakan,

mengkomunikasikan dan menyampaikan nilai kepada konsumen dan

(23)

21

kepentingan.1Pengertian pemasaran juga telah mengalami evolusi dari waktu

ke waktu.Kotler pada awalnya memberikan pengertian pemasaran dalam arti

luas diartikan sebagai aktivitas sosial dan manajerial di mana individu atau

kelompok menyediakan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan pihak lain. Namun saat

ini, pemasaran juga diartikan sebagai proses di mana perusahaan

menciptakan nilai untuk pelanggan dan membangun hubungan pelanggan

yang kuat dalam rangka mendapatkan manfaat atau keuntungan.2

Sedangkan menurut William J. Stanton, Pemasaran adalah suatu

sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan

barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang

ada maupun pembeli potensial. 3 Berdasarkan definisi diatas dapat

disimpulkan bahwa pemasaran mempunyai arti yang lebih luas daripada

penjualan, pemasaran mencakup usaha perusahaan yang ditandai dengan

mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan

harga produk yang sesuai, menentukan cara promosi dan penjualan produk

tersebut. Jadi, pemasaran juga merupakan kegiatan saling berhubungan

sebagai suatu sistem untuk menghasilkan laba.

Pemasaran adalah kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai

pihak, perlu waktu dan tenaga. Oleh karena itu, pemasaran juga dapat

dilakukan melalui proses tertentu, tahapan atau langkah-langkah tertentu.

Sebagai sebuah proses, kegiatan pemasaran dapat dijabarkan menjadi

1 Suharno & Sutarso Yudi, Marketing In Practice (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 2. 2

Ibid.

(24)

22

beberapa langkah kegiatan. Langkah-langkah dalam kegiatan pemasaran

sebagai berikut:4

1. Kegiatan pemasaran dapat diawali dengan aktivitas untuk memahami

kebutuhan dan keinginan pasar.Memahami kebutuhan merupakan titik

tolak dan dasar dalam menentukan kegiatan pasar selanjutnya.

2. Pada saat kebutuhan pasar telah dipahami, maka yang perlu dilakukan

oleh pemasar adalah merancang strategi pemasaran yang tepat untuk

memenuhi kebutuhan pasar tersebut, sekaligus dapat meningkatkan

manfaat bagi perusahaan.

3. Pada saat strategi pemasaran telah ditentukan maka selanjutnya pemasar

menyusun program pemasaran yang terintegrasi dan yang dapat

memberikan manfaat lebih baik kepada pasar.

4. Kompetensi yang tinggi mengakibatkan kegiatan pemasaran tidak cukup

hanya dengan memberikan manfaat superior, namun membangun

hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasan pelanggan

menjadi utama.

5. Menciptakan nilai dari pelanggan untuk menciptakan laba dan ekuitas

pelanggan.

Dari langkah-langkah yang telah dijelaskan diatas diharapkan

pemasar dapat memenuhi harapan dari perusahaan yaitu menciptakan laba

dan tentunya menciptakan kepuasan pelanggan adalah menjadi yang utama.

2. Strategi Pemasaran

4

(25)

23

Setiap perusahaan mengarahkan kegiatan usahanya untuk dapat

menghasilkan produk atau jasa yang dapat memberikan kepuasan kepada

konsumen sehingga dalam jangka waktu dan jumlah produk maupun jasa

dapat diperoleh keuntungan seperti yang diharapkan. Melalui produk yang

dihasilkan, perusahaan menciptakannya, membina dan mempertahankan

kepercayaan langganan akan produk tersebut. Keberhasilan suatu perusahaan

sangat ditentukan oleh ketepatan produsen dalam memberikan kepuasan

kepada sasaran konsumen yang ditentukannya, dimana usaha-usaha

pemasaran diarahkan kepada konsumen yang ditunjukkan sebagai sasaran

pasarnya.

Dalam hal tersebut pemasaran menunjang perusahaan didasarkan

pada konsep pemasaran untuk dapat menentukan strategi pemasaran yang

mengarahkan kepada sasaran pasar yang sebenarnya.Pentingnya strategi

pemasaran bagi suatu perusahaan yang timbul dari luar, ketidakmampuan

perusahaan dalam mengontrol semua faktor yang dibatasi diluar lingkungan

perusahaan. Demikian pula perubahan-perubahan yang terjadi pada

faktor-faktor tersebut tidak dapat diketahui sebelumnya secara pasti.

Strategi pemasaran adalah logika pemasaran di mana unit bisnis

mengharapkan untuk mencapai tujuan pemasaran. Dalam hal ini perusahaan

akan menentukan konsumen mana yang akan dipilih untuk dilayani,

selanjutnya mengelompokkan pasar dalam kelompok-kelompok yang lebih

kecil dan melayani yang menguntungkan. Berdasarkan strategi pemasaran

tersebut, selanjutnya pemasar menyusun bauran pemasaran yang terdiri dari

(26)

24

menentukan kegiatan promosi.5 Menurut Joseph P. Guiltinan dan Gordon W.

Paul, Strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang

diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada pasar target tertentu6.

Oleh karena itu, penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisis

lingkungan dan internal perusahaan melalui analisis keunggulan dan

kelemahan perusahaan, serta analisis kesempatan dan ancaman yang

dihadapi perusahaan dan lingkungannya.Di samping itu strategi pemasaran

yang telah ditetapkan dan telah dijalankan, harus dinilai kembali, apakah

masih sesuai dengan kondisi pada saat ini. Hasil penilaian digunakan sebagai

dasar untuk menentukan apakah strategi yang telah dijalankan perlu diubah,

sekaligus digunakan sebagai landasan untuk menyusun strategi yang akan

digunakan dimasa yang akan datang.

Strategi pemasaran dalam kaitan ini maka ada beberapa aktivitas yang

dilakukan, yaitu segmentasi pasar, pentargetan pasar dan pemosisian pasar.7

a. Segmentasi pasar

Yaitu membagi pasar ke dalam bagian pasar yang lebih homogin

yang memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda, karakteristik

yang berbeda dan memerlukan produk atau program pemasaran

tertentu.

b. Pentargetan pasar

Yaitu proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen

pasar dan memilih satu atau beberapa segmen untuk dilayani

5

Suharno & Sutarso Yudi, Marketing In Practice (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 26.

6Joseph P. Guiltinan dan Gordon W. Paul, Manajemen Pemasaran: Strategi dan Program, Agus Maulana (Jakarta: Erlangga, 1990), 157.

7

(27)

25

kebutuhannya. Perusahaan bisa memilih satu, beberapa atau semua

segmen sesuai dengan sumber daya yang dimiliki.

c. Pemosisian pasar

Yaitu mengarahkan kesan produk agar melekat dibenak target

pasar secara jelas, berbeda dan menarik dibanding pesaing.

Denganpemosisian pasar konsumen dapat mengetahui perbedaan

antara produk satu dengan produk lain.

d. Marketing Mixatau Bauran Pemasaran

Yaitu kumpulan aktivitas pemasaran yang digunakan untuk

melayani pasar sasaran.Bauran pemasaran dibuat dalam satuan unit

segmen pasar, sehingga masing-masing segmen memerlukan bauran

pemasaran yang berbeda.Bauran pemasaran terdiri dari beberapa dari

empat aktivitas utama, yaitu produk, harga, distribusi dan promosi.

3. Konsep Pemasaran dalam Islam

Menurut prinsip syariah, kegiatan pemasaran harus dilandasi semangat

beribadah kepada Tuhan Sang Maha Pencipta, berusaha semaksimal

mungkin untuk kesejahteraan bersama, bukan untuk kepentingan golongan

apalagi kepentingan sendiri. Kata syariah dalam Al Qur’an disebutkan hanya

sekali, yaitu pada surah Al Jatsiyah sebagaimana firman Allah SWT :

َنوُمَلْعَ ياَنيِذلاَءاَوَْأْعِبتَ تاَواَهْعِبتاَفِرْمأاَنِمٍةَعيِرَشىَلَعَكاَنْلَعَجُُ

ُ

٨١

َ

“Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syarat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”(QS. Al Jatsiyah: 18).8

8

(28)

26

Kata syariah juga berasal dari kata Syara’a al-syai’a yang berarti

menerangkan atau menjelaskan sesuatu atau berasal dari kata Syir’ahdan

syari’ah yang berarti suatu tempat yang dijadikan sarana untuk mengambil

air secara langsung sehingga orang yang mengambilnya tidak memerlukan

bantuan alat lain. Menurut syaikh Al-Qardhawi mengatakan, cakupan dari

pengertian syariah menurut pandangan Islam sangat luas dan komprehensif.

Didalamnya mengandung makna mengatur seluruh aspek kehidupan,

mulaidari aspek ibadah (hubungan manusia dengan Tuhannya), aspek

keluarga, aspek bisnis (perdagangan, industri, perbankan asuransi,

pemasaran, perhotelan, dan lain-lain), aspek ekonomi (permodalan, zakat,

bait al-mal, dan fa’i), aspek hukum dan peradilan, aspek undang-undang

hingga hubungan antar negara.9

Sedangkan pemasaran sendiri adalah satu bentuk muamalah yang

dibenarkan dalam Islam, sepanjang dalam proses transaksinya terpelihara

dari hal-hal yang terlarangoleh ketentuan syariah. Profesor Philip Kotler

mendefinisikan pemasaran dalam arti luas diartikan sebagai aktivitas sosial

dan manajerial dimana individu atau kelompok menyediakan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk

dan nilai dengan pihak lain. Definisi ini berdasarkan konsep-konsep inti,

seperti: kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk-produk, biaya dan

kepuasan, pertukaran transaksi hubungan dan jaringan, pasar dan para

pemasar serta prospek.10

Maka, dapat disimpulkan Syariah marketing adalah sebuah disiplin

bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan

9

(29)

27

perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholdernya, yang dalam

keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah

(bisnis)dalam Islam.11

Agama Islam menghalalkan seluruhumatnyaberniaga asalkan dengan

menuruti aturan-aturan syariah. Bahkan Rasulullah saw, seorang saudagar

sangat terpandang pada zamannya. Sejak muda beliau dikenal sebagai

pedagang yang jujur.Rasulullah saw, telah mengajarkan pada umatnya untuk

berdagang dengan menjunjung tinggi etika keislaman. Dalam beraktivitas

ekonomi, umat Islam dilarang melakukan tindakan bathil atau yang tidak

sesuai aturan-aturan syariah. Namun harus melakukan kegiatan ekonomi

yang dilakukan saling ridha, sebagaimana firman Allah:

ْقَ تاَوْمُكْنِمٍضاَرَ تْنَعًةَراَجِتَنوُكَتْ نَأاِِِِطاَبْلاِبْمُكَنْ يَ بْمُكَلاَوْمَأاوُلُكْأَتااوُنَمآَنيِذلااَه يَأاَي

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu.Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisaa : 29).12

Nabi Muhammad mempunyai perilaku dan akhlak yang sangat mulia

terhadap sesama manusia, khususnya terhadap umatnya tanpa membedakan

atau memandang seseorang dari status sosial, warna kulit, suku bangsa atau

golongan.Beliau selalu berbuat baik kepada siapa saja bahkan kepada orang

jahat atau orang yang tidak baik kepadanya. Oleh karena itu, tidak

mengherankan karena di dalam al-Quran, beliau disebut sebagai manusia

yang memiliki akhlak yang paling agung.

11Ibid, 27.

12Yayasan Penyelanggara Penterjemah/Pentafsir al Quran, al Qur’an dan Terjemahannya, (Saudi

(30)

Kejujuran (as-s{idiqq) dan kepercayaan (al-amin) menjadi prinsip utama

Rasulullah saw dalam berbisnis, selain itu beliau juga terhitung sebagai

orang yang cerdas (fathanah) dengan pemikiran yang visioner, kreatif dan

inovatif, serta pintar mempromosikan diri dan bisnisnya (tabligh) atau dalam

istilah ekonomi dikenal dengan marketing, semua itu menyatu dalam diri

Rasulullah saw, dan menjadi karakter yang kuat dengan personal banding

al-amin.13

a. S{iddiq

S{iddiq artinya benar.Bukan hanya perkataannya yang benar, tapi

juga perbuatannya juga benar.Sejalan dengan ucapannya.



“Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”. (QS. An-Najm : 4).14

Seorang pemimpin senantiasa berperilaku benar dan jujur dalam

sepanjang kepemimpinannya, dan seorang pemasar haruslah sifat

shiddiq haruslah menjiwai setiap perilakunya dalam melakukan

pemasaran, dalam berhubungan dengan pelanggan, dalam

bertransaksi dengan nasabah, dan dalam menjalin kerjasama maupun

perjanjian dengan mitra bisnisnya.

13 Windya Novita, Tanpa Tahun, Mendulang Rizki dengan Bisnis Syar’I (Jakarta: PT Gramedia), halaman: 137.

(31)

29

b. Amanah

Amanah artinya benar-benar bisa dipercaya. Jika satu urusan

diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah Nabi

Muhammad SAW dijuluki oleh penduduk Mekkah dengan gelar “Al

Amin” yang artinya terpercaya jauh sebelum beliau diangkat jadi

nabi.Apa pun yang beliau ucapkan, penduduk Mekkah

mempercayainya karena beliau bukanlah orang yang pembohong.

Sebagaimana telah diterangkan dalam ayat berikut ini:

 

“Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu". (QS Al-A’raaf :

68).15

Dapat dipercaya, bertanggung jawab, juga bermakna keinginan

untuk memenuhi sesuatu sesui dengan ketentuan.Menyelaraskan nilai

yang terkait dengan kejujuran dan melengkapinya.

c. Tabligh

Tabligh artinya menyampaikan.Segala firman Allah yang

ditujukan oleh manusia, disampaikan oleh Nabi.Tidak ada yang

disembunyikan meski itu menyinggung Nabi.

اًدَدَعٍءْيَشلُكىَصْحَأَوْمِهْيَدَلاَمِبَطاَحَأَوْمِهَّرِتااَسِراوُغَلْ بَأْدَقْ نَأَمَلْعَ يِل

ُ

٩١

َ

“Supaya dia mengetahui, bahwa sesungguhnya Rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan dia menghitung segala sesuatu satu persatu”. (QS. Al Jin : 28)16

(32)

30

Orang yang mempunyai sifat ini akan menyampaikan dengan

benar dan apa adanya dengan tutur kata yang tepat. Berbicara dengan

orang lain dengan sesuatu yang mudah dipahaminya, berdiskusi dan

melakukan presentasi dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga

orang tersebut dapat dengan mudah memahami pesan bisnis yang

kita sampaikan.

d. Fathanah

Artinya Cerdas. Mustahil Nabi itu bodoh. Dalam

menyampaikan 6 ribu lebih ayat Al Qur’an kemudian

menjelaskannya dalam puluhan ribu hadits membutuhkan kecerdasan

yang luar biasa. Nabi harus mampu menjelaskan firman-firman Allah

kepada kaumnya sehingga mereka mau masuk ke dalam Islam.

Nabi juga harus mampu berdebat dengan orang-orang kafir

dengan cara yang sebaik-baiknya. Apalagi Nabi mampu mengatur

ummatnya sehingga dari bangsa Arab yang bodoh dan terpecah-belah

serta saling perang antar suku, menjadi satu bangsa yang berbudaya

dan berpengetahuan,dan dapat diartikan sebagai seorang pemasar

harus cerdik dan bijaksana, dalam kata lain adalah pemasar harus

mengerti, memahami, menghayati secara mendalam segala hal yang

menjadi tugas dan kewajibannya.

Mengikuti jejak bisnis Rasulullah SAW. bukan berarti lantas

menafikan konsep strategi bisnis modern. Hanya saja, sudah selayaknya

sebagai muslim yang taat untuk tetap senantiasa tidak terlepas jauh dari

jalur agama. Pilihan yang paling tepat dalam hal ini adalah menempatkan

(33)

31

strategi marketing modern sebagai pelengkap dari serangkaian strategi

marketing yang akan digunakan. Spiritual marketing merupakan sebuah

konsep strategi marketing guna menjembatani antara strategi Rasulullah saw

dengan strategi marketing yang banyak berkembang dewasa ini.17

Upaya semacam ini adalah bentuk lain dari pribumisasi konsep strategi

marketing Rasulullah saw sebagai respon atas dunia marketing yang selalu

berkembang seiring dengan perputaran zaman dan kemajuan teknologi tanpa

henti serta terus mengiringi keberadaan manusia di bumi Tuhan ini.

Sebagai sosok pedagang ulung, Rasulullah SAWtelah meletakkan

dasar-dasar berdagang bagi umat islam. Beliau telah memberi pegangan

kepada kita tentang cara berdagang yang benar secara agama dengan

membawa keuntungan secara ekonomis. Selain telah memberikan inspirasi

kepada kita untuk menjadi sosok pedagang yang sukses, beliau juga telah

mengajarkan kepada kita tantang tata cara perdagangan yang harus

dihindari. Pada bagian ini, dijelaskan secara lebih terinci tentang beberapa

perdagangan yang harus dihindari antara lain: 18

a. Pura-pura menawar tinggi

b. Menjelekkan dagangan orang lain

c. Tidak melakukan ikhtiar

d. Menggelembungkan takaran

e. Mengganggu ibadah

f. Jual beli barang haram

g. Berkhianat terhadap sesama pedagang

17 Zen Abdurrahman, 2011, Strategi Genius Marketing ala Rasulullah (Yogyakarta: DIVA Press), halaman: 90.

(34)

32

h. Memonopoli

i. Mengobral sumpah

Seorang marketer harus pandai dalam melakukan promosi. Dalam

menjalankan tugas hal ini kaitannya dengan promosi, marketer muslim harus

memiliki jiwa Syariah Marketer. Dalam Islam ada empat karakteristik

marketing syariah (Syariah Marketing) yang dapat dijadikan panduan bagi

para marketer, diantaranya sebagai berikut:

a. Teistis (Rabbâniyah)

Seorang syariah marketer akan segera mematuhi hukum syariah

dalam segala aktivitasnya begitu juga dengan Marketing mix-nya, dalam

mendesain produk, menetapkan harga, dalam melakukan promosi,

senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai religius.19

b. Etis (Akhlâqiyyah)

Syariah marketer harus mengedepankan akhlak (moral, etika)

dalam seluruh aspek kegiatannya.

c. Realistis (Al-wâqi’iyyah)

Syariah Marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis,

antimodernitas dan kaku.Syariah Marketing, adalah konsep pemasaran

yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan Syari’ah Islamiyah

yang melandasinya.

19

(35)

33

d. Humanistis (Insâniyyah)

Bahwa syari’ah diciptakan untuk manusia agar derajatnya

terangkat, sifat kemanusiaannya terjagadan terpelihara, serta sifat-sifat

kehewanannya dapat terkekangdengan panduan syari’ah.20

B. Teori Perilaku Konsumen

Dewasa ini persaingan pasar semakin tajam.Dalam kurun waktu 30

tahun terakhir telah ada berdiri ratusan perusahaanrestoran dan perhotelan

multiunit, yang hasilnya adalah pembangunan ribuan hotel dan restoran.

Disamping itu ada beberapa tahun terakhir ada industri pariwisata dan

perjalanan mengalami globalisasi. Kantor pusat perhotelan telah tersebar di

berbagai negara maju seperti Jerman, Amerika serikat, Jepang dan

Singapura. Hasilnya adalah persaingan tajam di pasar internasional dan

perusahaan berjuang meraih pangsa pasar. Untuk memenangkan

pertempuran itu mereka berinvestasi dalam bentuk riset yang akan

mengungkapkan apa yang ingin dibeli oleh pelanggan, lokasi mana yang

mereka pilih, fasilitas apa yang penting, bagaimana mereka membeli dan

mengapa mereka membeli.

Berbagai ahli telah memberikan definisi yang beragam tentang

perilaku konsumen, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang

sama. Menurut James F. Engel berpendapat bahwa, perilaku konsumen

didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung

terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa

(36)

34

ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

menentukan tindakan-tindakan tersebut.21

Hal serupa dikemukakan oleh David L. Loudon dan Albert J. Della

Bitta mengemukakan, bahwa perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai

proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang

dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau

mempergunakan barang-barang dan jasa.22

Sedangkan menurut, Gerald Zaltman dan Melanie Wallendorf

menjelaskan, bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses,

dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok dan organisasi

dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu

akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber-sumber

lainnya.23

Selanjutnya menurut Kotler, perilaku konsumen adalah bidang ilmu

yang mempelajari cara individu, kelompok, dan organisasi dalam memilih,

membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau

pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.24

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu,

kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan

keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa

ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan. Pembelian konsumen sangat

21 Mangkunegara, Anwar Prabu, Perilaku Konsumen (Bandung: PT Refika Aditama,2012), 2. 22Ibid, 3.

23Ibid,4.

(37)

35

dipengaruhi oleh karakteristik faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi,

dan faktor psikologi.25

1. Faktor-faktor budaya

Kebudayaan merupakan suatu hal yang kompleks yang meliputi

ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, kebiasaan, dan

norma-norma yang berlaku pada masyarakat.26

Budaya adalah penentu paling dasar keinginan dan perilaku

seseorang budaya terdiri dari nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku

dasar yang secara terus menerus dipelajari individu dari suatu

masyarakat. Sedangkan persepsi adalah proses bagaimana seseorang

individu memilih, mengorganisasikan, dan menginterprentasikan

masukan–masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang

memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik,

tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan

sekitar keadaan individu yang bersangkutan. Sub budaya dapat

dibedakan menjadi empat jenis yaitu kelompok nasionalisme, kelompok

keagamaan, kelompok ras, area geografis.27

Kelas–kelas sosial adalah kelompok–kelompok yang relatif

homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun

secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan

perilaku serupa.28

25

Ibid, 192.

26Mangkunegara, Anwar Prabu, Perilaku Konsumen (Bandung: PT Refika Aditama,2012), 39. 27 Ibid.

(38)

36

2. Faktor Sosial

Hampir setiap masyarakat mempunyai bentuk struktur kelas

sosial. Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif permanen dan

teratur dalam masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan

perilaku serupa.

Kelompok referensi atau acuan seseorang terdiri dari semua

kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung

terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang memiliki

pengaruh langsung terhadap seseorang disebut kelompok keanggotaan.

Beberapa kelompok keanggotaan merupakan kelompok primer, seperti

keluarga, teman, tetangga, rekan kerja, yang berinteraksi dengan

seseorang secara terus–menerus dan informal. Orang juga menjadi

anggota kelompok sekunder seperti kelompok keagamaan, profesi, dan

asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan membutuhkan

interaksi yang tidak begitu rutin.29

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling

penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok

acuan primer yang paling berpengaruh. Kita dapat membedakan dua

keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang

tua dan saudara kandung seseorang, dari orang tua seseorang

mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi

pribadi, harga diri dan cinta. Walaupun pembeli tersebut tidak lagi

(39)

37

berinteraksi secara mendalam dengan orang tuanya, pengaruh orangtua

terhadap perilaku membeli tetap dapat signifikan.30

Di negara–negara dimana orang tua tinggal dengan anak- anak

mereka yang sudah dewasa, pengaruh orang tua dapat menjadi sangat

besar. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian

sehari–hari adalah keluarga prokreasi, yaitu pasangan dan anak

seseorang. Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang

hidupnya seperti keluarga, club, organisasi. Kedudukan orang itu di

masing–masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan

statusnya. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh

seseorang. Masing–masing peran menghasilkan status.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi

seperti usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi,

gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri.

Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga

berhubungan dengan usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup

keluarga. Sembilan tahap siklus hidup keluarga, serta situasi keuangan

yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidup memunculkan kebutuhan

yang berbeda.

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya.

Pekerja kasar tidak membutuhkan banyak kebutuhan. Berbeda dengan

para karyawan kantor yang memerlukan banyak kebutuhan seperti

kemeja, jas, dasi, celana, sabuk dan sepatu. Serta barang–barang

(40)

38

pendukung lainnya untuk melakukan pekerjaannya.Pilihan produk juga

sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang. Penghasilan yang

dapat dibelanjakan, tabungan dan aktiva, utang serta kemampuan untuk

meminjam dan sikap terhadap kegiatan berbelanja atau menabung.

Masing–masing orang memiliki karakteristik kepribadian yang

berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah

ciri bawaan psikologis manusia yang khas yang menghasilkan tanggapan

yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan

lingkungannya.31

Orang–orang yang berasal dari sub–budaya, kelas sosial, dan

pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya

hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada

aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan

diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Jika

dimanfaatkan dengan hati-hati, konsep gaya hidup dapat membantu

pemasar memahami perubahan nilai konsumen dan gaya hidup yang

mempengaruhi perilaku pembeli.

Kepribadian masing-masing orang mempengaruhi perilaku

membelinya. Kepribadian adalah karakteristik psikologis pembeda diri

yang memperlihatkan tanggapan yang relatif bersifat individual,

konsisten, dan abadi terhadap lingkungan.Kepribadian dapat bermanfaat

saat menganalisis perilaku konsumen terhadap beberapa pilihan produk

dan merk.

31

(41)

39

4. Faktor Psikologis

Pilihan membeli seseorang juga dipengaruhi oleh tiga faktor

psikologi utama yaitu motivasi, pembelajaran, serta keyakinan dan

sikap. Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu.

Beberapa kebutuhan bersifat biogenis, yaitu muncul dari tekanan

biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman, dan juga kebutuhan

psikogenis yang muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan

pengakuan, penghargaan atau rasa memiliki.

Ketika bertindak, orang tersebut sekaligus melakukan kegiatan

belajar. Pembelajaran menggambarkan perubahan perilaku individu yang

muncul dari pengalaman. Umumnya perilaku manusia dipelajari.Para

pakar teori pembelajaran mengatakan bahwa pembelajaran belangsung

melalui saling pengaruh antara dorongan, rangsangan, petunjuk,

tanggapan dan penguatan.32

Saat konsumen mencoba produk, mereka belajar tentang produk

itu. Para anggota komite pemilihan lokasi untuk penjamuan kerap

melakukan pengambilan sampel layanan hotel-hotel yang bersaing.

Mereka memperhatikan pelayanan, keramahan dan profesionalisme para

stafnya, dan memeriksa fasilitas hotel. Berdasarkan pengalaman anggota

komite itu akan ditentukan apakah mereka puas atau tidak puas dengan

hotel itu.33

Melalui tindakan dan pembelajaran orang mendapatkan

keyakinan dan sikap, yang pada gilirannya mempengaruhi pembeli.

32

Philip Kotler & john Bowen, Pemasaran, Perhotelan dan Kepariwisataan (Jakarta: PT Prenhallindo, 2002),195.

(42)

40

Konsumsi adalah suatu bentuk perilaku ekonomi yang asasi dalam

kehidupan manusia. Setiap makhluk hidup pasti akan melakukan

aktivitas konsumsi termasuk manusia. Pengertian konsumsi dalam ilmu

ekonomi tidak sama dengan istilah konsumsi dalam kehidupan

sehari-hari yang diartikan dengan perilaku makan dan minum.34

C. Teori Konsumen

1. Pengertian Konsumen

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,

orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Konsumen dapat dikelompokkan yakni konsumen antara dan konsumen

akhir. Konsumen antara adalah distributor, agen dan pengecer. Mereka

membeli barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan.

Sedangkan pengguna barang adalah konsumen akhir. Yang dimaksud

konsumen akhir adalah konsumen akhir yang memperoleh barang atau

jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk digunakan, baik bagi

kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain.

Ada dua cara untuk memperoleh barang, yakni:

a. Membeli

Bagi orang yang memperoleh suatu barang dengan cara membeli,

tentu ia terlibat dengan suatu perjanjian dengan pelaku usaha, dan

konsumen memperoleh perlindungan hukum melalui perjanjian

tersebut.

34

(43)

41

b. Cara lain selain membeli yakni hadiah, hibah dan warisan

Untuk cara yang kedua ini, konsumen tidak terlibat dalam suatu

hubungan kontrak dengan pelaku usaha. Sehingga konsumen tidak

mendapatkan perlindungan hukum dari suatu perjanjian.Untuk itu

diperlukan perlindungan dari negara dalam bentuk peraturan yang

melindungi keberadaan konsumen.

Sehingga secara umum konsumen adalah setiap orang pemakai

barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi

kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup

lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk

tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau

distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa

sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, dan semua itu selaras

dengan teori perilaku konsumen yang dikemukakan oleh Robert S.

Pendyck dan Daniel L. Rubinfeld yaitu deskripsi tentang bagaimana

konsumen mengalokasikan pendapatan antara barang dan jasa yang

berbeda-beda untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka.35

2. Jenis-jenis Konsumen

Psikolog Inggris Johnstone, mengemukakan tipe-tipe konsumen:

Tipe-tipe konsumen antara lain dikategorikan sebagai konsumen pria,

konsuman wanita, konsumen remaja, konsumen lanjut usia, konsumen

pendiam, konsumen suka bicara, konsumen penggugup, kosumen

ragu-ragu, konsumen pembantah, kosumen pendatang, konsumen sadar,

(44)

42

konsumen curiga, konsumen angkuh, dan konsumen lainnya. 36

Sedangkan menurut teori Ernerst Kretschmer, berdasarkan hasil

penelitiannya menyimpulkan bahwa adanya korelasi positif antara

bentuk tubuh manusia dengan perilakunya, dalam hubungannya dengan

perilaku konsumen, Ernerst Kretschmer mengkategorikan tiga tipe

konsumen yaitu konsumen tipe piknis, konsumen tipe leptosome,

konsumen tipe atletis.37

3. Kebutuhan Konsumen

Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau

pertentangan yang dialami suatu kenyataan dengan dorongan yang ada

dalam diri. Apabila konsumen kebutuhannya tidak terpenuhi, ia akan

menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi,

konsumen akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai

ungkapan rasa puasnya. Kebutuhan merupakan fundamen yang

mendasari perilaku konsumen. Kita tidak mungkin memahami prilaku

konsumen tanpa mengerti kebutuhannya.

Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai kebutuhan yang

membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dan yang

paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga

yang tersulit untuk dicapai dan didapatkan. Motivasi manusia sangat

dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.Kebutuhan

menurut Maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu

kemudian meningkat ke tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan

nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang

36 Faisal Afiff, Psikologi Penjualan (Bandung: Angkasa, 1981), 39.

(45)

43

berada pada tingkat di bawahnya. Lima kebutuhan dasar Maslow disusun

berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu

penting:38

a. Kebutuhan Fisiologis

Yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik,

bernafas, seksual.Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat

terendah atau disebut juga kebutuhan yang paling dasar.

b. Kebutuhan Rasa Aman

Yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya,

pertentangan, dan lingkungan hidup.

c. Kebutuhan Untuk Merasa Memiliki

Yaitu kebutuhan untuk diterima oeleh kelompok, berafiliasi,

berinteraksi, dan kebutuhan mencintai dan dicintai

d. Kebutuhan Akan harga Diri

Yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai orang lain.

e. Kebutuhan Untuk Mengaktualisasikan Diri

Yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, dan

potensi, kebutuhan akan berpendapat dengan mengemukakan ide-ide,

member penilaian dan kritikan terhadap sesuatu.

Selanjutnya Abrahan Maslow mengemukakan bahwa orang dewasa dapat

memuaskan kira-kira 85% kebutuhan fisiologis, 70% kebutuhan rasa

aman, 50% kebutuhan untuk memiliki dan mencintai, 40% kebutuhan

harga diri, dan hanya 10% kebutuhan aktualisasi diri39.

(46)

BAB III

DATA PENELITIAN

A. Pengertian Hotel Syariah

Kata hotel mulai digunakan sejak abad 18 di London, Inggris, sebagai

hotelgarni yaitu sebuah rumah besar yang dilengkapi dengan sarana tempat

menginap/tinggal untuk penyewaan secara harian, mingguan, atau bulanan.

Kata hotel sendiri merupakan perkembangan dari bahasa Perancis yaitu

hostel, diambil dari bahasa latin hospes, dan mulai diperkenalkan kepada

masyarakat umum pada tahun 1797. Sebelum istilah hotel digunakan di

Inggris, rumah-rumah penginapan bagi orang yang berpergian disebut inn.

Dalam terminologi (ilmu mengenai definisi dan istilah) resmi, tidak ada

perbedaan definisi antara kata hotel dan inn.1

Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau

seluruh bangunan yang ada dengan menyediakan jasa penginapan, makanan

dan minuman serta jasa penunnjang lainnya, berfungsi sebagai tempat

sementara dan disediakan bagi umum, dikelola secara komersial dengan

memperhitungkan untung atau ruginya, serta bertujuan untuk mendapatkan

keuntungan berupa uang sebagai tolak ukurnya.2

1 Sri Perwani, Yayuk, Teori dan Petunjuk Praktek Housekkeeping Untuk Akademi Perhotelan

Make Up Room (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), 2.

2

(47)

45

Dari pengertian kata hotel diatas dapat dijabarkan bahwa:3

1. Hotel adalah suatu usaha komersial.

2. Hotel harus terbuka untuk umum.

3. Hotel harus memeiliki suatu sistem pelayanan/service.

4. Hotel harus memiliki minimum tiga fasilitas, yaitu: akomodasi,

makanan dan minuman.

Dalam usaha perhotelan pada umumnya, departermen dapat

diklasifikasikan menjadi dua yaitu :

1. Kelompok yang menghasilkan uang.

2. Kelompok pendukung yang disebut service center.

Kelompok yang menghasilkan uang adalah departement food and

beverage, sedangkan kelompok pendukung adalah departerment

housekeeping, departerment accounting, dan departermen personalia.4

Istilah bank syariah untuk menunjukkan penggunaan sistem Islami

nampaknya mulai menyebar luas di sektor lainnya. Setelah pegadaian

syariah, maka kini muncul tren hotel syariah. Hotel syariah sebuah trend,

maka diberbagai kota-kota besar muncullah hotel yang berbasiskan syariah,

seperti di kota Surabaya dengan Hotel Syariah Walisongo yang baru berdiri

sejak tahun 2011. Permasalahan dalam hotel syariah bukan hanya sekedar

klaim dan label saja, namun harus jelas spesifikasi dan kriterianya agar tidak

rancu dan hanya menjadi komoditas semata.

3

Sri Perwani, Yayuk, Teori dan Petunjuk Praktek Housekkeeping Untuk Akademi Perhotelan Make Up Room (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), 3.

4

Referensi

Dokumen terkait

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMILIH MINUMAN KOTAK.. Dl WllAYAH KOTAMADYA

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih lembaga. keuangan syari’ah di BNI

1 Judul Artikel : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Memilih jenis Minuman Ringan pada Situasi Konsumsi Health and Apperance. : Zeffry Alamsyah,

Untuk mengetahui karakterisitik konsumen digunakan Analisis Prosentase, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih produk

Simpulan penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih Minimarket Rozzan sebagai tempat berbelanja, yang terdiri atas delapan faktor

Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa penelitian menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen memilih KPR adalah sebagai berikut: (Budi, 2009, p. 132

Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis ucapkan karena skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMILIH JASA EVENT ORGANIZER

Studi lanjutan diperlukan untuk mengidentifikasi apakah perilaku konsumen dalam memilih jenis bank tersebut juga dipengaruhi oleh tipe dan varian produk yang ditawarkan oleh setiap