• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI ORGANISASI PC IPPNU KOTA SURABAYA DALAM MEMBANGUN SOLIDARITAS KADER NU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMUNIKASI ORGANISASI PC IPPNU KOTA SURABAYA DALAM MEMBANGUN SOLIDARITAS KADER NU."

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

i

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh :

Nur Wachidah

NIM. B06210077

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)

vii

ABSTRAKS

Nur Wachidah, B06210077, Komunikasi Organisasi PC IPPNU Kota Surabaya dalam

Menumbuhkan Solidaritas Kader NU, Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Komunikasi Organisasi, Komunikasi Organisasi Menumbuhkan Solidaritas

Persoalan yang dikaji dalam skripsi ini yaitu : Bagaimana proses komunikasi organisasi yang terjadi di PC IPPNU Kota Surabaya dalam menumbuhkan solidaritas kader NU dan Bagaimana hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi organisasi di PC IPPNU Kota Surabaya dalam menumbuhkan solidaritas kader NU. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi organisasi yang terjadi di PC IPPNU Kota Surabaya dalam menumbuhkan solidaritas kader NU daagaimana hambatan yang terjadi dalam dan bagaimana proses komunikasi organisasi di PC IPPNU Kota Surabaya dalam menumbuhkan solidaritas kader NU.

Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena secara alami dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam mengenai, komunikasi organisasi PC IPPNU Kota Surabaya dalam Menumbuhkan Solidaritas Kader NU. Kemudian dianalisis dengan menggunakan teori budaya organisasi. sehingga akan diperoleh data yang mendalam tentang komunikasi organisasi di PC IPPNU dalam Menumbuhkan Kader NU.

(6)

DAFTAR ISI

H. Metodologi Penelitian ... 12

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 12

3. Subyek Penelitian ... 12

4. Obyek Penelitian ... 13

5. Lokasi Penelitian ... 13

6. Teknik Pengumpulan Data ... 13

7. Tahap-tahap Penelitian ... 14

8. Teknik Analisis Data ... 16

9. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 18

I. Sistematika Pembahasan ... 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 20

A. Kajian Pustaka ... 20

1. a. Pengertian Komunikasi Organisasi ... 20

b. Desain dan Tipe komunikasi Organisasi ... 23

c. Bentuk Model Komunikasi Organisasi ... 25

d. Aliran Informasi dalam komunikasi Organisasi ... 27

e. Hambatan dalam Komunikasi Organisasi ... 29

f. Hubungan Interpersonal dalam Komunikasi Organisasi ... 31

2. Pengertian Kelompok Kecil ... 32

3. Pengertian Solidaritas ... 39

(7)

Teori Budaya Organisasi ... 45

BAB III PENYAJIAN DATA ... 55

A. Profil Organisasi ... 55

1. Sejarah IPPNU ... 55

2. Asas dan Aqidah IPPNU ... 57

3. Visi dan Misi IPPNU ... 57

4. Sifat dan Fungsi IPPNU ... 58

5. Struktur Organisasi IPPNU ... 58

6. Lambang IPPNU ... 59

7. Struktur Kepengurusan PC IPPNU ... 60

8. Program Kerja PC IPPNU Surabaya ... 62

9. Kegiatan Pengkaderan yang Wajib dilaksanakan ... 64

B. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian ... 65

1. Subyek Penelitian ... 67

2. Obyek Penelitian ... 67

3. Lokasi Penelitian ... 67

C. Deskripsi Data Penelitan ... 68

BAB IV ANALISIS DATA ... 96

A. Hasil Temuan Penelitian ... 96

B. Konfirmasi Temuan dengan Teori ... 101

BAB V PENUTUP ... 107

A. Kesimpulan ... 107

B. Rekomendasi ... 108

DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS LAMPIRAN

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Melihat zaman yang semakin berkembang, dengan ditunjang oleh

percepatan arus informasi dan globalisasi yang tidak dapat terhindarkan,

membuat nilai-nilai agama dan budaya mengalami kemrosotan dengan

bergantinya budaya dari negara lain, sehingga banyak moral remaja sudah

tidak mencerminkan nilai-nilai keluhuran etika agama. Didalam era

globalisasi ini, para kader NU dituntut untuk mampu membuka cakrawala

berfikir dengan orientasi pengembangan sumber daya manusia yang dapat

selalu berkarya dimasa depan, manusia yang bergerak kedepan, serta berubah

dan berkembang menuju tingkat yang lebih sempurna.

IPPNU kepanjangan dari Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama merupakan

organisasi badan otonom yang bernaung di bawah Jam’iyah Nahdlatul Ulama.

IPPNU mempunyai peran dan tanggung jawab untuk terus-menerus secara

simultan dan berkesinambungan berusaha mencetak kader penerus dalam

menjaga nilai–nilai keluhuran agama. Dengan dilandaskan pula oleh

perkembangan kehidupan remaja pada zaman sekarang. IPPNU

beranggotakan pelajar antara usia 12 tahun hingga 27 tahun, kader–kader

IPPNU diambil dari pelajar-pelajar pada tingkat kecamatan (PAC), pada

tingkat perguruan tinggi (PKPT), pada tingkat desa (PR) dan pada tingkat

sekolah (PK) yang ada dimasing-masing kota.

(9)

Organisasi sendiri mempunyai dua prinsip yang tidak boleh dilupakan,

yaitu organisasi harus bertahan (Survive) dan berkembang (develop).1

Aktifitas komunikasi yang terjadi dalam organisasi akan menjadi salah satu

faktor pertumbuhan organisasi, sementara proses terjadinya komunikasi dalam

organisasi tersebut dapat meningkatkan keberhasilan dalam komunikasi

organisasi. Suatu koordinasi dalam komunikasi organisasi juga akan berjalan

baik, jika diiringi dengan proses komunikasi yang baik dan efektif.

Untuk tercapainya komunikasi dalam suatu organisasi ada kalanya tidak

tercapai sesuai apa yang telah digariskan sehingga dapat mempengaruhi

perkembangan dan kemajuan organisasi tersebut. Adapun hambatan-hambatan

yang mempengaruhi sehingga tidak berjalan dengan baik suatu komunikasi

dalam suatu organisasi adalah kurangnya kemampuan dalam berkomunikasi,

dalam hal ini sering terjadi di dalam komunikasi organisasi, misalnya seorang

pemimpin atau ketua yang kurang mampu berkomunikasi dengan bawahan

atau bawahan yang tidak dapat menyampaikan pendapatnya kepada pimpinan,

kurang harmonisnya hubungan antar sesama pengurus dengan didasari

prasangka yang negatif antara pihak satu dan lainnya atau adanya pesan yang

tidak tersampaikan kepada seluruh pengurus dalam organisasi, hal-hal seperti

itu menyebabkan terjadinya kesenjangan komunikasi organisasi dengan tidak

terjalinnya kerjasama dan tujuan yang diinginkan dalam organisasi tersebut.

Dalam menumbuhkan solidaritas kader IPPNU yang berada diwilayah

Surabaya, semua pengurus PC IPPNU harus ikut andil dalam membantu

perkembangan organisasi IPPNU. Dalam proses menumbuhkan kader NU,

1

(10)

dibutuhkan komunikasi untuk proses rekruitmen kader NU yang ada di

Surabaya. Dalam setiap masing-masing kecamatan, sekolah dan perguruan

tinggi para kader harus diberdayakan untuk kelangsungan IPPNU dimasa

depan. Perlunya solidaritas yang telah terjadi dari para pengurus PC IPPNU

dalam kegiatan kaderisasi formal maupun non formal diantaranya seperti

kerjasama yang terjalin antara para pengurus ketika akan mengadakan

kegiatan kaderisasi seperti Diklatama, Lakmud, Makesta mulai dari proses

pembagian pekerjaan atau apa yang diperlukan seperti pencarian dana,

penyebaran informasi untuk setiap masing-masing IPPNU di kecamatan,

sekolah dan perguruan tinggi. Maupun kegiatan kader seperti Makesta,

Lakmud atau Pelantikan, pengurus harus selalu mengontrol keberadaan kader

NU, ketua biasanya membagi tugas kepada pengurus untuk mendatangi

kegiatan-kegiatan yang diadakan kader IPPNU di kecamatan, sekolah dan

perguruan tinggi. Selain itu dari setiap pengurus juga mempunyai tugas untuk

membentuk kader IPPNU disetiap PAC atau kecamatan diwilayahnya atau

diwilayah lain yang belum terbentuk organisasi IPPNU. Untuk itu perlu

adanya rasa kecintaan memiliki IPPNU diantara pengurus PC IPPNU untuk

mengembangkan dan memajukan PC IPPNU kota Surabaya untuk mampu

bersaing dengan PC IPPNU di kota lainnya.

Sementara itu kader IPPNU yang telah aktif dan terus berkontribusi dan

eksis dalam kegiatan IPPNU yang ada diwilayah kecamatan maupun desa

yang berada di Surabaya dirasa belum sepenuhnya memenuhi cakupan

kecamatan yang berada di Surabaya yang jumlahnya lebih dari 20 an

(11)

adalah Kecamatan Pakal dan Sukomanunggal yang berada di Surabaya Barat,

Kecamatan Simokerto, Semampir, Bulak yang berada di Surabaya Utara dan

Tambak sari dan Genteng yang berada di Surabaya Pusat, kecamatan Sukolilo,

Gunung anyar dan Rungkut yang berada di Surabaya Timur.

Selain itu juga terdapat Sekolah Islam atau Maarif yang telah aktif

diantaranya Sekolah Ammanatul Ummah, Al-Amin, Nurul Huda, Nurul

Hikmah. Selain itu Perguruan Tinggi yang telah aktif di Surabaya diantaranya

Perguruan Tinggi UIN Sunan Ampel Surabaya, Perguruan Tinggi UNESA dan

baru dibentuk Perguruan Tinggi UNAIR.

Adanya Kecamatan-kecamatan, Sekolah dan Perguruan Tinggi yang

berada di Surabaya yang telah mampu berkontribusi diwilayah kecamatan,

sekolah dan perguruan tinggi tersebut membuat pengurus PC IPPNU Kota

Surabaya untuk lebih meningkatkan eksistensi yang ada di wilayah

Kecamatan, Sekolah dan Perguruan Tinggi lainnya selain dari yang disebutkan

tersebut. Cara-cara yang dilakukan pengurus PC IPPNU Kota Surabaya

diantaranya adalah pendekatan atau bekerjasama kepada kepala NU yang

berada di setiap masing-masing kecamatan, dengan mengundang setiap

masing-masing perwakilan IPPNU dikecamatan, Sekolah atau Perguruan

Tinggi serta bersilaturahmi disetiap Kecamatan, Sekolah dan Perguruan

Tinggi lainnya.

Tetapi bukan berarti usaha tersebut sepenuhnya berhasil atau tanpa

hambatan. Maka dengan itu pentingnya komunikasi organisasi yang terjadi

(12)

diharapkan dapat menambah organisasi IPPNU di Kecamatan, Sekolah dan

Perguruan Tinggi yang belum aktif di Surabaya.

Alasan peneliti tertarik untuk memilih Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar

Putri Nahdlatul Ulama kota Surabaya, dikarenakan peneliti sendiri melihat

adanya potensi masalah komunikasi internal pada pengurus PC IPPNU

tersebut. Potensi masalah komunikasi internal yang dilihat peneliti selama ini

yakni, adanya ketidakpuasan pengurus terhadap berbagai hal, seperti kepada

ketua, teman satu pengurus. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti

bagaimanakah komunikasi organisasi di PC IPPNU ini.

B.Fokus Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dibuat suatu fokus masalah

dengan pertanyaan berikut :

1. Bagaimana proses komunikasi organisasi yang terjadi di PC IPPNU Kota

Surabaya dalam menumbuhkan solidaritas kader NU ?

2. Bagaimana hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi organisasi di

PC IPPNU Kota Surabaya dalam menumbuhkan solidaritas kader NU ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses komunikasi organisasi yang terjadi di PC

IPPNU Kota Surabaya dalam menumbuhkan solidaritas kader NU ?

2. Untuk mengetahui hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi

organisasi di PC IPPNU Kota Surabaya dalam menumbuhkan solidaritas

(13)

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Akademis

Memberikan masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi

khususnya untuk mengetahui proses komunikasi organisasi dalam

menumbuhkan solidaritas kader NU. Dan juga dapat dipakai untuk bahan

literatur dalam penelitian-penelitan sejenis, untuk masa yang akan datang.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi organisasi PC IPPNU

Kota Surabaya dalam mengetahui komunikasi organisasi yang terjadi

(14)

E.Kajian Penelitian Terdahulu

1. Rahmansyah Skripsi 2010 Penelitian ini menggunakan

2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam kegiatan pengkaderan

Penelitian ini fokus pada Strategi Pengkaderan Korps Dakwah Islamyyah Kampus UIN Sunan Kalijaga, sedangkan penelitian saya fokus menumbuhkan solidaritas kader di PC IPPNU Surabaya

2. Akbar Sandro Yudho

Skripsi 2011 Penelitian ini menggunakan

1. Untuk memberikan gambaran mengenai Tarbiyah yang dilakukan PKS di Yogyakarta

2. Untuk dapat memberikan masukan bagi partai Islam dan partai umum lainnya

Pada penelitian ini fokus pada Sistem Pengkaderan Dikalangan Partai Islam PKS di Yogyakarta, sedangkan penelitian saya fokus menumbuhkan solidaritas kader di PC IPPNU Surabaya

3. Misbahul Munir

Skripsi 2011 Penelitian ini menggunakan

1. Untuk mengetahui langkah strategi pengkaderan yang dilakukan di pondok pesantren Darul Hikmah desa Pekayon Sukadiri Tangerang

2. Untuk mengetahui implementasi strategi Pondok Pesantren Darul Hikmah dalam

(15)

F. Definisi Konsep

Definisi Konsep merupakan unsur pokok atau inti dari sebuah penelitian,

dapat juga diartikan sebagai definisi singkat dari tema penelitian yang sedang

diangkat. Adapun definisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi Organisasi

Menurut Karl Weick oganisasi terdiri dari struktur yang ditandai oleh

perilaku pengorganisasian. Pengorganisasian terdiri dari penyesuaian

dengan suatu lingkungan yang diperankan, yaitu lingkungan yang

terbentuk oleh tindakan-tindakan manusia yang saling tergantung.

Pengorganisasian membantu mengurangi ketidakpastian tentang informasi

yang diperoleh para anggota organisasi ketika mereka mencoba membuat

keputusan untuk keselamatan dan keberhasilan organisasi.2

Menurut Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah proses

menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan

yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang

tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Definisi tersebut mengandung

konsep yang terdiri dari proses, pesan, jaringan, saling tergantung,

hubungan, lingkungan dan ketidakpastian.3

2. Menumbuhkan Solidaritas

Pengertian solidaritas sosial menurut Paul Johnson bahwa solidaritas

menunjukkan pada suatu keadaan antar individu atau kelompok yang

2

Pace, R. Wayne dan Don F. Faule. Komunikasi Organisasi. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1998) hlm. 79

3

(16)

didasarkan perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama, yang

dikuatkan oleh pengalaman emosional bersama. 4

Sedangkan pengertian solidaritas menurut Robert M.Z Lawang bahwa

dasar solidaritas sosial tetap dipegang pada kesatuan, persahabatan, saling

percaya yang muncul dari tanggung jawab dan kepentingan bersama

diantara para anggota.5 Emile Durkeim membedakan solidaritas sosial

dalam solidaritas mekanik dan solidaritas organik.

3. PC IPPNU

PC adalah kepanjangan dari Pimpinan Cabang yang ada disetiap kota

IPPNU atau Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama merupakan organisasi

pengkaderan yang bernaung didalam badan otonom Jam’iyah Nahdlatul

Ulama. Pengkaderan IPPNU dilakukan untuk pelajar usia 12 – 27 tahun,

kader IPPNU terletak ditingkat kecamatan (PAC), ditingkat kelurahan

(PR), ditingkat perguruan tinggi (PKPT), ditingkat sekolah (PK).

Organisasi IPPNU mempunyai tugas utama, yaitu menjadi

pengembang potensi generasi muda NU pada segmen pelajar putri pada

tingkat kecamatan, sekolah dan perguruan tinggi, agar NU dapat

berkembang secara optimal di wilayah tersebut. Dan sebagai pelaksana

kebijakan dalam menjaga nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh agama

islam khususnya Ahlussunnah wal Jama’ah dalam konteks IPPNU dalam

mengemban tugas melakukan pemberdayaan Sumber Daya Manusia. 6

4

Johnson, Doyle Paul. Teori Sosiologi Klasik, Terjemahan Robert M.Z Lawang.(Jakarta : PT. Gramedia, 1988) hlm. 181

5

Ibid, hlm. 262

6

(17)

4. Kader NU

Kader berasal dari bahasa Inggris, yaitu Cadre yang berarti bingkai.

Bila dimaknai secara lebih luas berarti : Orang yang mampu menjalankan

amanat, Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian dan

Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan

kelangsungan suatu organisasi. 7

Istilah kader, umumnya menunjukkan pada pengertian bagian dari

kelompok atau jama’ah yang telah menyetujui dan meyakini kebenaran

suatu tujuan dari kelompok atau jama’ah tersebut, kemudian secara terus

menerus setia dan turut berjuang dalam proses pencapaian tujuan yang

telah disetujui dan diyakini.

G. Kerangka Pikir Penelitian

Proses penelitian ini berawal dari keinginan PC IPPNU untuk

mengaktifkan PAC di Kecamatan, PK di Sekolah dan PKPT di Perguruan

tinggi yang mati suri atau telah lama tidak aktif dan yang belum terdapat

organisasi IPPNU dengan cara menghidupkan kader NU dimasing-masing

wilayah di Surabaya, serta lebih memperkokoh atau menjaga kader NU

dimasing-masing wilayah Surabaya untuk kelangsungan organisasi IPPNU

dimasa mendatang. Dari sini peneliti ingin mengetahui bagaimana proses

komunikasi yang terjadi antara internal dan eksternal komunikasi organisasi

PC IPPNU tersebut dengan kerangka pikir penelitian sebagai berikut :

7

(18)

Bagan 1.1 Kerangka Pikir Teori

Penjelasan :

Penelitian komunikasi organisasi dalam PC IPPNU ini menggunakan

Teori Budaya Organisasi, dari bagan diatas penulis menjelaskan bahwa

pengurus PC IPPNU menjalankan kegiatan organisasi mencari kader yang

militan, dalam menjalankan kegiatan dibutuhkan adanya solidaritas dari

semua pengurus PC IPPNU. Proses komunikasi juga diperlukan dalam

kegiatan pengkaderan ini, mulai komunikasi antar pengurus PC IPPNU

maupun dengan kader yang ada di tingkat kecamatan, kelurahan, sekolah atau

perguruan tinggi yang ada di Surabaya. Komunikasi organisasi ini tidak

menutup kemungkinan juga terdapat hambatan komunikasi dalam setiap

aktifitas kegiatannya, baik hambatan yang dirasakan didalam pengurus PC

IPPNU maupun ketika berkomunikasi dengan semua kader. Teori Budaya

PENGURUS PC IPPNU

PROSES KOMUNIKASI

TEORI BUDAYA ORGANISASI

PC IPPNU

(19)

Organisasi dipilih peneliti karena teori ini menjelaskan tentang cara kehidupan

organisasi, seperti iklim atau atmosfir suasana dalam organisasi, misalnya

tindakan atau rutinitas yang diadakan organisasi maupun percakapan antar

pengurus organisasi.

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

deskriptif, dimana peneliti akan mendeskripsikan dan memaparkan situasi

atau peristiwa secara mendalam melalui hasil wawancara, analisis dan

menginterpretasikan fakta-fakta. 8 Dengan melihat cara hidup manusia,

misalnya bahasa, praktek komunikasi, kebiasaan-kebiasan yang biasa

dilakukan seperti kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan sosial.

Dalam penelitian tentang Komunikasi organisasi di PC IPPNU Kota

Surabaya ini penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif,

menurut Meleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu

penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena secara

alami dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang

mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.9

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat dilokasi PCNU Jl. Bubutan IV/6 Surabaya.

Dan didalam kantor PCNU tersebut terdapat kantor GP. Ansor, Muslimat,

Fatayat, IPNU, IPPNU dan kantor-kantor badan otonom lainnya.

8

Koentjaraningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat. (Jakarta : Gramedia, 1981). hlm 16 9

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. (Jakarta:

(20)

3. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah informan yang ditunjuk oleh

peneliti untuk memberikan informasi, dan yang menjadi subyek dalam

penelitian ini adalah pengurus harian di PC IPPNU seperti ketua, wakil

ketua, sekretaris, bendahara dan sebagian pengurus lainnya.

4. Obyek Penelitian

Obyek Penelitian adalah komunikasi organisasi yang ada di PC IPPNU

Kota Surabaya, dimana penelitian ini mengidentifikasi bagaimana

komunikasi organisasi yang terjadi diantara anggota pengurus PC IPPNU

dalam solidaritas menumbuhkan kader NU. Dalam komunikasi organisasi

ini, komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi internal yang terjadi

dari atasan kepada bawahan atau ketua kepada pengurus dan komunikasi

eksternal yang terjadi dari pengurus PC IPPNU dengan para kader NU

yang berada di kecamatan (PAC), Sekolah (PK) dan Perguruan Tinggi

(PKPT) yang ada di wilayah Surabaya.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan untuk mencari data, informasi dengan

cara melakukan tanya jawab lisan baik secara langsung tatap muka

atau secara tidak langsung dengan menggunakan media telepon dengan

narasumber yang bersangkutan. 10

10

(21)

Wawancara dilakukan dengan model wawancara tak berstruktur,

dengan harapan bisa menggali sebanyak mungkin infomasi yang

berkaitan dengan masalah penelitian.

Setelah itu data dimasukkan kedalam satuan-satuan untuk

dikategorisasikan. Untuk melengkapi data, peneliti juga mengajukan

pertanyaan tambahan kepada informan diluar wawancara formal.

b. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Teknik observasi

digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa

peristiwa, tempat, lokasi serta rekaman dan gambar. Observasi dapat

dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pada observasi

langsung dapat mengambil peran ataupun tidak mengambil peran.11

Data diketahui oleh peneliti melalui observasi langsung ditempat

organisasi PC IPPNU Kota Surabaya, ketika terdapat rapat anggota

dan ketika ada kegiatan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik yang juga dilakukan dalam

mengumpulkan data berupa buku, majalah, makalah ataupun

literatur-literatur lainnya. Penulis akan mengumpulkan beberapa foto dan

gambar yang berhubungan dengan penelitian di PC IPPNU.

6. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap penelitian yang dilakukan dalam proses penelitian ini

merupakan langkah yang dilakukan untuk mempermudah proses

11

(22)

penelitian, adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini

diantaranya:

a. Mencari Tema dan menentukan topik yang menarik

Pada tahap pencarian tema, peneliti membaca dan melakukan

eksplorasi topik, mengkaji fakta serta mengumpulkan beberapa data

yang dapat mendukung fokus penelitian ini.

b. Mengkaji topik yang telah peneliti tentukan

Setelah melakukan eksplorasi, peneliti mengumpulkan hasil

eksplorasi dari salah satu topik menarik untuk di teliti. Mengenai

fenomena solidaritas menumbuhkan kader NU.

c. Menentukan metode pengolahan data

Pada tahap ini peneliti menentukan metode pengolahan data

dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan melihat

fenomena yang ada pada lokasi penelitian.

d. Studi Pustaka

Setelah menentukan metode penelitian peneliti mengumpulkan

data dengan mencari beberapa literature buku, skripsi, dan artikel di

Internet yang sesuai dengan fenomena yang diangkat, dari semua data

yang dikumpulkan diharapkan dapat mempermudah peneliti

mengerjakan penelitian ini.

e. Kesimpulan

Pada tahap ini adalah akhir dari lengkapnya penelitian ini, peneliti

menyimpulkan hasil penelitian yang telah dikumpulkan dalam

(23)

7. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan interpretasikan dengan cara data

dikumpulkan dan diklasifikasikan. 12

Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis melalui metode

deskripsi analisis, metode tersebut merupakan suatu pengambilan

keputusan terhadap suatu sistem pemikiran, objek, kondisi, gambaran

secara sistematis, faktual serta hubungan dengan fenomena yang

dianalisis. 13

Analisis dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga komponen pokok

meliputi reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan dengan

verifikasinya.14

a. Reduksi

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal- hal

yang penting dan membuang yang tidak perlu.

b. Penyajian Data

Penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik,

pictogram dan sejenisnya. Data-data tersebut kemudian dipilah-pilah

untuk kemudian dikelompokkan dan disususn sesuai dengan kategori

yang sejenis untuk dapat membedakan permasalahan yang dihadapi.

12

Hadi, Sutrisno. Metode Research II. Cet 14 (Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi

UGM, 1984) hlm 136

13

Nashir, Mohammad. Metodologi Penelitian. (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1998) hlm 13

14

(24)

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan, sejak pertama kali memasuki

lapangan penelitian dan selama proses pengumpulan data, peneliti

berusaha untuk menganalisis dan mencari data yang dikumpulkan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,

tetapi apabila data kesimpulan data yang dikemukakan pada tahap

awal, didukung kembali bukti-bukti yang valid dan konsisten saat

peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data.

Analisis data terbagi menjadi 3 kelompok :

1. Analisis Pra Lapangan

Tahap pra lapangan adalah langkah-langkah yang dilakukan

peneliti sebelum melakukan penelitian langsung dilapangan atau

sebelum peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian.

2. Analisis Lapangan

Pada tahap ini peneliti mulai untuk menyebarkan pertanyaan

kepada informan sesuai dengan pertanyaan yang telah dibuat

sebelumnya.Ini dilakukan untuk mendapatkan semua data atau

informasi yang dibutuhkan untuk menunjang penelitian ini. Pada

tahap ini peneliti sudah terjun langsung dilapangan untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

3. Analisis Pasca Lapangan

Tahap ini merupakan tahap akhir dalam penelitian ini, dimana

peneliti telah memperoleh semua data yang diperlukan dalam

(25)

langsung dan pengamatan secara langsung, maka kemudian

peneliti dapat menulis laporan penelitian.

8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam sebuah penelitian kualitatif, kesalahan kemungkinan terjadi

dalam pencarian data. Maka untuk mengurangi atau mengadakan

keabsahan data, peneliti perlu mengecek kembali sebelum diproses dalam

bentuk laporan yang disajikan.

Validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

teknik triangulasi data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan

pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap suatu data.15 Hal tersebut

dapat dicapai dengan jalan 16:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa

yang dikatakan orang secara pribadi

c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen

d. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

e. Membandingkan apa yang dikatakan orang secara umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi

f. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen.

15Ibid.

hlm. 177

16

(26)

I. Sistematika Pembahasan

Sebagai kerangka acuan dalam penelitian, hasil penelitian ini untuk

mempermudah dalam pembahasan penelitian dan memahami isinya, maka

dibuat sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Merupakan garis besar (pokok) dalam bab penelitian ini yang meliputi :

Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Kajian Penelitian Terdahulu, Definisi Konsep, Kerangka

Pemikiran, Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan.

BAB II: Kajian Pustaka

Kajian pustaka dalam bab ini membahas tentang kajian pustaka dan kajian

teori yang sesuai dengan penelitian ini.

BAB III: PENYAJIAN DATA

Penyajian data dalam bab ini membahas tentang deskripsi lokasi, subyek,

obyek penelitian beserta deskripsi data penelitian

BAB IV : ANALISIS DATA

Analisis data dalam bab ini membahas tentang temuan penelitian dan

konfirmasi temuan dengan penelitian

BAB V: PENUTUP

Penutup dalam bab terakhir membahas tentang kesimpulan dan surat

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Komunikasi Organisasi

a. Komunikasi Organisasi

Komunikasi adalah hal yang penting bagi organisasi dan berperan

lebih banyak dari pada sekedar melaksanakan rencana-rencana dalam

organisasi. Komunikasi diteorisasikan untuk memberi pandangan atas

perilaku organisasi, seperti adaptasi kepada orang lain. 1

Menurut Gerald M. Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah

proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan

hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi

lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Definisi

tersebut mengandung konsep yang terdiri dari proses, pesan, jaringan,

saling tergantung, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian.2

Zelko dan Dance mendefiniskan komunikasi organisasi sebagai suatu

sistem yang saling bergantung mencakup komunikasi internal dan

komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam

organisasi seperti komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi

dari bawahan kepada atasan, komunikasi sesama karyawan yang sama

tingkatnya. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang

dilakukan organisasi terhadap masyarakat luar. 3

1

Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. Komunikasi Organisasi. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1998), hlm. 34

2

Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. (Jakarta : Bumi Aksara, 1995). hlm. 67

3

Ibid., hlm. 66

(28)

Komunikasi organisasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu

pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi dari

suatu bagian organisasi dalam hubungan antara satu dengan lainnya.

Menurut Karl Weick oganisasi terdiri dari struktur yang ditandai oleh

perilaku pengorganisasian. Pengorganisasian terdiri dari penyesuaian

dengan suatu lingkungan yang diperankan, yaitu lingkungan yang

terbentuk oleh tindakan-tindakan manusia yang saling tergantung.

Pengorganisasian membantu mengurangi ketidakpastian tentang

informasi yang diperoleh para anggota organisasi ketika mereka

mencoba membuat keputusan untuk keselamatan dan keberhasilan

organisasi. 4

Organisasi dapat dilihat dalam berbagai perspektif, menurut Gareth

Morgan terdapat 8 pandangan yang dapat digunakan untuk melihat

organisasi, diantaranya 5 :

1. Organisasi ibarat mesin, organisasi mengolah segala sumberdaya

yang ada dan menghasilkan produk dan pelayanan

2. Organisasi ibarat organisme, seperti tumbuhan atau hewan,

organisasi lahir dan tumbuh, berfungsi dan beradaptasi terhadap

perubahan-perubahan lingkungan dan pada akhirnya mati

3. Organisasi ibarat otak, yang dapat memproses informasi, yang

mempunyai intelegensia, yang dapat mengkonseptualisasikan dan

membuat perencanaan

4

Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. Op.Cit., hlm. 79

5

(29)

4. Organisasi ibarat budaya, karena organisasi menciptakan pengertian,

memiliki nilai dan norma dan diperkuat dengan cerita-cerita dan

ritual-ritual bersama

5. Organisasi seperti sistem politik, dimana kekuasaan dibagi, pengaruh

dijalankan dan keputusan-keputusan dibuat

6. Organisasi sebagai penjara supranatural, karena organisasi dapat

membentuk dan membatasi kehidupan anggota-anggotanya

7. Organisasi sebagai perubahan dan transformasi, karena organisasi

menyesuaikan diri, berubah, tumbuh atas dasar informasi, umpan

balik dan kekuatan logika

8. Organisasi sebagai instrument dominasi, karena organisasi

mengandung kepentingan-kepentingan yang bersaing dan beberapa

diantaranya mendominasi yang lain.

Komunikasi didalam organisasi sangat penting dan dapat dipakai

untuk melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi kontrol, yaitu untuk mengontrol atau mengendalikan perilaku

anggota organisasi dalam berbagai cara

2. Fungsi motivasi, yaitu dipakai sebagai cara menjelaskan bagaimana

seharusnya bekerja agar dapat meningkatkan kemampuan kinerjanya

3. Fungsi informasi, yaitu menyediakan informasi yang berguna bagi

(30)

b. Bentuk Model dalam Komunikasi Organisasi

Model komunikasi organisasi merupakan gambaran untuk

menjelaskan hubungan komunikasi dalam organisasi, terdapat 3 model

komunikasi organisasi menurut Stewart L. Tubbs yaitu sebagai berikut :

1. Model Komunikasi Linear adalah model yang dikemukakan oleh

Claude Shannon dan Warren Weaver, model linier merupakan model

yang menjelaskan bahwa komunikator memberikan suatu stimuli dan

komunikan melakukan respon, tetapi tanpa melakukan seleksi dan

interpretasi, model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Bagan 2.1

Model Komunikasi Linear

2. Model Komunikasi Interaksional adalah model dikembangkan oleh

Wilbur Schramm, model interaksional merupakan kelanjutan dari

tahap linier, pada tahap ini telah terjadi feedback atau umpan balik.

Komunikasi berlangsung dua arah dan terdapat dialog, dimana saat

bertindak komunikator dapat bertindak sebagai komunikan, model

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Pengirim Pesan Penerima

Gangguan

(31)

Bagan 2.2

Model Komunikasi Interaksional

3. Model Komunikasi Transaksional adalah model yang dikembangkan

oleh Barnlund, model transaksional merupakan model yang hanya

dapat dipahami dalam konteks hubungan antara dua orang atau lebih

dan juga mencapai kesamaan makna dalam komunikasi verbal dan

non verbal. Model ini menekankan bahwa semua perilaku adalah

komunikatif, tidak ada satupun yang tidak dapat dikomunikasikan,

model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.3

Model Komunikasi Transaksional

Pengirim Pesan

Saluran

Penerima

Gangguan

Umpan Balik Umpan Balik

Gangguan : - Semantik - Fisik - Psikologis - Fisiologis

Pesan dan Umpan Balik

Komunikator Komunikator

(32)

c. Aliran Informasi dalam Komunikasi Organisasi

Arah Aliran informasi dalam komunikasi organisasi dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal.

1. Komunikasi internal dapat dibagi menjadi komunikasi vertikal,

komunikasi horizontal dan komunikasi pribadi atau selentingan

- Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah

(downward communication) dan dari bawah keatas (upward

communication) yaitu komunikasi dari pimpinan kepada

bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik.

- Komunikasi horizontal adalah komunikasi secara mendatar yang

terjadi antara para anggota dalam sebuah organisasi. 6

- Komunikasi pribadi atau selentingan adalah komunikasi yang

mengandung laporan rahasia dari apa yang dikatakan atau

didengar seseorang yang tidak dapat dikenali sumbernya. 7

2. Komunikasi eksternal terdiri dari dua jalur secara timbal balik, yaitu

komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan dari khalayak

kepada organisasi. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada

umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa

sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya terdapat

hubungan batin dan komunikasi dari khalayak kepada organisasi

6

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1995). hlm. 122-129

7

(33)

merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang

dilakukan oleh organisasi. 8

Selain terdapat arah aliran dalam organisasi, ada pula sifat aliran

dalam organisasi seperti penyebaran pesan bersifat serentak dan

penyebaran pesan bersifat berurutan.

1. Penyebaran pesan bersifat serentak, dengan berkembangnya media

telekomunikasi, tugas dalam penyebaran pesan dalam organisasi

menjadi semakin mudah, semua anggota dalam organisasi dapat

menerima pesan secara serentak dan bersamaan yang diberikan dari

pimpinan melalui media televisi, radio, surat9 atau media sosial lain

seperti facebook, email dan sebagainya.

2. Penyebaran pesan bersifat berurutan, merupakan bentuk komunikasi

yang utama dan pasti terjadi dalam organisasi. Penyebaran pesan

berurutan seperti pesan disampaikan dari si A kepada si B dan si B

kepada si C dan si C kepada si D dan seterusnya. Penyebaran pesan

ini berlangsung di tempat dan waktu yang berbeda.10

Secara tradisional, struktur organisasi dipandang sebagai suatu

jaringan tempat mengalirnya informasi. Oleh karena itu dalam

hubungannya dengan suatu jaringan, maka isi komunikasi akan terdiri

dari hal-hal berikut ini 11:

8

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. hlm. 122-129

9

Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. Komunikasi Organisasi. hlm. 171-172

10

Ibid. hlm. 172-173

11

(34)

1. Intruksi dan perintah selalu dikomunikasikan kebawah melalui

komando pimpinan kepada orang yang berada dibawah

2. Laporan, pertanyaan maupun permohonan selalu dikomunikasikan

keatas melalui rantai komando dari seseorang kepada atasannya

d. Hambatan-Hambatan Dalam Organisasi

Didalam komunikasi seringkali apa yang menjadi pesan atau isi dari

komunikasi tidak dapat dimengerti langsung oleh penerima pesan,

bahkan harus dilakukan secara berulang. Ada diantara komunikator yang

tidak memahami materi yang sedang dibicarakan oleh komunikator atau

komunikator tidak dapat menyampaikan pesan secara sistematis.

Hambatan yang dialami oleh komunikan lebih banyak dipengaruhi

oleh suasana pada saat berlangsungnya komunikasi, misalnya jika

berbicara dengan orang yang sedang mengantuk atau orang dalam

keadaan sibuk dan orang yang tidak mempunyai minat terhadap pesan

yang disampaikan. Hal seperti ini dapat menjadi penghambat

komunikasi sehingga komunikan tidak dapat mengerti pesan yang telah

disampaikan.

Ada beberapa langkah untuk dapat mengatasi hambatan atau distorsi

dalam berkomunikasi, diantaranya dengan berbicara dengan jelas, tidak

berbelit-belit, mudah dimengerti lawan bicara, dengan memperhatikan

intonasi dan tekanan suara pada waktu berbicara. Untuk pembicaraan

yang bersifat instruktif maka harus memperhatikan juga bahasa

(35)

gerakan-gerakan tangan, mata, aggota badan lainnya yang dapat menunjukkan

apakah instruksi itu sudah dipahami secara baik oleh penerima pesan.

Apabila ada kesan ragu-ragu terlihat dari penerima pesan maka dari

pihak pemberi pesan diharapkan mengulangi isi pesan yang disampaikan

dengan kata-kata yang lain. Hindari memotong suatu pembicaraan yang

sedang berlangsung, jika terpaksa dilakukan pergunakan cara yang baik

yang dirasa tidak merusak suasana serta menyinggung pembicara. 12

e. Hubungan Interpersonal dalam Organisasi yang Efektif

Menurut Roger hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif

apabila kedua pihak memenuhi kondisi seperti berikut 13:

1. Bertemu satu sama lain secara personal

2. Berkomunikasi secara tepat dan dapat dipahami satu sama lain

3. Menghargai, berpikir positif dan wajar tanpa menilai satu sama lain

4. Menghayati pengalaman dan bersikap menerima satu sama lain

dengan sungguh-sungguh

5. Memperlihatkan tingkah laku penuh percaya dan memperkuat

perasaan aman terhadap yang lain

Pace dan Born mempunyai cara-cara untuk menyempurnakan

hubungan interpersonal dan akan menjadi sempurna apabila kedua pihak

memenuhi standar sebagai berikut 14:

12

Pandji Anoraga & Sri Suyati. Perilaku Keorganisasian. (Jakarta : PT Dunia Pustaka Jaya, 1995) hlm. 66

13

Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. (Jakarta : Bumi Aksara, 1995) hlm. 176

14

(36)

1. Mengembangkan suatu pertemuan personal dan mengkomunikasikan

perasaan secara langsung

2. Mengkomunikasikan secara tepat dengan pribadi orang lain melalui

keterbukaan diri

3. Mengkomunikasikan suatu kehangatan dengan berpikir positif

mengenai orang lain dengan bersikap merespon dan mendengarkan

4. Berkomunikasi dengan ramah tamah, wajar dan menghargai secara

positif melalui respon yang tidak bersifat menilai

5. Berkomunikasi untuk menciptakan kesamaan arti dengan memberikan

respon yang relevan

2. Kelompok Kecil

Definisi Kelompok kecil menurut Shaw adalah suatu kumpulan individu

yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan

satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat

satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka. 15

Menurut Tillman kelompok adalah bagian integral dari semua organisasi,

rata-rata anggota pimpinan tingkat menengah dan atas menghabiskan 60%

kegiatan waktu dari kerja sehari-hari untuk berdiskusi, karena diskusi

kelompok kecil dan rapat adalah suatu kegiatan yang lazim dilakukan semua

aspek masyarakat khususnya organisasi.

Adanya komunikasi kelompok kecil dapat digunakan untuk

bermacam-macam tugas atau untuk memecahkan berbagai masalah dalam organisasi.

15

Shaw, ME. The Pshychology of Small Group Behavior dalam buku Arni Muhammad,

(37)

Tujuan itu dapat disebutkan dalam dua kategori, yaitu untuk tujuan personal

dan untuk tujuan yang berhubungan dengan pekerjaan : 16

1. Tujuan personal

Alasan orang mengikuti kelompok dapat dibedakan empat kategori :

a. Hubungan sosial, kita sering terlibat dalam komunikasi kelompok kecil

agar supaya dapat bergaul dengan orang lain, misalnya minum kopi

bersama-sama, kumpul bersama ataupun bercakap-cakap satu sama

lain. Kegiatan berkumpul tersebut untuk memperkuat hubungan

interpersonal

b. Penyaluran, dalam komunikasi kelompok kecil telah memberikan

kemungkinan untuk menyalurkan perasaan kita termasuk perasaan

kecewa, perasaan takut, keluhan maupun harapan dan keinginan kita.

Tujuan ini biasa dilakukan dalam suasana yang mendukung

pertukaran pikiran atau pertengkaran dalam diskusi kelompok, dimana

keterbukaan diri merupakan hal yang penting.

c. Kelompok terapi, kelompok kecil juga dapat bersifat terapi, misalnya

ketika membantu orang untuk menghilangkan sikap atau tingkah laku

dalam aspek kehidupan seseorang. Seseorang kelompok terapi dapat

membimbing orang-orang yang suka minuman keras atau obat-obatan

terlarang untuk dilakukan psikoterapi atau dibimbing dengan baik.

d. Belajar, alasan umum orang mengikuti kelompok kecil adalah untuk

mencari pengalaman dari orang lain. Asumsi mendasar belajar dalam

kelompok adalah belajar bertatap muka. 17

16

(38)

2. Tujuan yang berhubungan dengan pekerjaan

Komunikasi kelompok kecil sering digunakan untuk menyelesaikan

tujuan yang berhubungan dengan tugas, yaitu : 18

a. Pembuatan keputusan, orang-orang berkumpul bersama dalam

kelompok untuk membuat keputusan mengenai sesuatu, misalnya

untuk memutuskan akan pergi kemana atau untuk memutuskan jalan

keluar apa yang akan diambil dan sebagainya. Berdiskusi dengan

kelompok membantu orang memutuskan pilihan terbaik apa yang

harus diambil

b. Pemecahan masalah, kelompok kecil adalah suatu jalan keluar terbaik

untuk mencari pemecahan masalah, pemecahan masalah tersebut

diantaranya seperti bagaimana menyempurnakan hubungan yang

kurang baik atau bagaimana organisasi dapat menyempurnakan

produksi dalam perusahaan

Kelompok kecil atau organisasi kecil adalah suatu sistem yang

mempunyai empat komponen dasar, yaitu input atau masukan, proses,

output atau hasil dan balikan. Masukan merupakan materi mentah dalam

kelompok kecil, informasi merupakan bahan yang digunakan kelompok

untuk berinteraksi. Suatu sistem dapat bersifat terbuka dan tertutup,

tergantung pada tingkat komunikasi dengan lingkungannya. Jika kelompok

bersifat terbuka, dia harus terbuka untuk memberikan informasi kepada

anggota dalam kelompok dan juga luar kelompok.

18

(39)

Proses menunjukkan pada semua proses internal yang terjadi dalam

kelompok selama diskusi. Proses mencakup semua tingkah laku verbal dan

nonverbal yang berisi proses internal yang terjadi dalam kelompok dan

mempengaruhi apa yang terjadi dalam kelompok.

Hasil merupakan keputusan atau penyelesaian yang harus dicapai oleh

kelompok, itu merupakan konsekuensi dari interaksi kelompok, oleh karena

itu hasil dipengaruhi oleh faktor masukan dan proses.

Balikan merupakan respon yang mengikat sistem bersama. Balikan ini

memberikan masukan untuk pertemuan kelompok yang akan datang.

Adanya pertemuan yang terdahulu dapat menghasilkan perubahan pada

struktur kelompok, moral ataupun sikap yang dapat mempengaruhi adanya

masukan, proses dan hasil.

Ada beberapa karakteristik dari komunikasi kelompok kecil yang

membuatnya unik dari bentuk komunikasi lainnya, diantaranya :19

Pertama, mempermudah pertemuan ramah tamah, bukti menunjukkan

bahwa bila orang yang datang bersama-sama, mereka cenderung

berlomba-lomba. Tetapi dalam perlombaan itu tidak ada orang yang menang atau

kalah, karena ingin menghendaki energi dorongan yang menyehatkan orang

dalam kelompok dan energi ini tidak dapat dilakukan bila orang itu

sendirian. Kedua, dalam personaliti kelompok, setiap anggota kelompok

dapat dipengaruhi oleh personaliti anggota kelompok lain dari situ dapat

menentukan personaliti kelompok. Karena dalam suatu kelompok yang

mempunyai karakteristik tidak fleksibel dan konservatif dapat berubah

19

(40)

menjadi individu yang fleksibel dan liberal. Ketiga, kekompakan untuk

keinginan bersatu, kekompakan sebenarnya didasarkan kepada kebutuhan

tiap-tiap individu untuk tetap dalam kelompok dan kemampuan salah satu

kelompok untuk menjaga agar individu tersebut tetap memberikan waktu

dan emosinya untuk kelompok. Keempat, komitmen terhadap tugas,

aktivitas individu lainnya yang dekat dengan komitmen adalah motivasi.

Orang masuk kedalam kelompok mempunyai berbagai alasan, misalnya

ingin bekerja dalam kelompok atau mungkin bisa tidak untuk tujuan

kelompok. Kelima, besarnya kelompok, kelompok janganlah terlalu besar

dan jangan pula terlalu kecil, kebanyakan buku-buku merekomendasikan

besar kelompok tidak lebih besar dari 9 dan tidak lebih kecil dari 3 orang

dalam setiap kelompok. Keenam, norma kelompok, merupakan aturan dan

pedoman yang digunakan kelompok untuk membatasi apa yang dibolehkan

atau tidak dibolehkan dalam kelompok. Adanya kelompok untuk bimbingan

dan koordinasi kepada anggota kelompok agar dapat mencapai tujuan. Dan

ketujuh, saling tergantung satu sama lain, anggota kelompok sebenarnya

tergantung satu sama lain dalam beberapa tingkatan tertentu, yang paling

utama adalah keterikatan yang harus dibangun berdasarkan keinginan tiap

anggota kelompok.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi kelompok kecil,

diantaranya variabel yang berhubungan dengan input kelompok dan proses

transformasi kelompok. Diantara kunci kelompok kecil akan disebutkan

sebagai berikut : 20

20

(41)

a. Peranan berdasarkan fungsi

Para peneliti kelompok mengidentifikasikan dua peranan utama dari

anggota kelompok adalah Peranan tugas yang berhubungan dengan

penyelesaian tujuan dari kelompok, seperti membuat keputusan,

menyelesaikan masalah dan merencanakan suatu tugas. Kelompok

sering gagal dalam memperhitungkan kebutuhan sosio emosional yang

akhirnya dapat mempersulit interaksi dalam kelompok dan seseorang

tersebut mempunyai agenda tersembunyi yang mempengaruhi tingkah

lakunya. terdapat tugas yang ada dalam komunikasi kelompok :

1. Tingkah laku tugas

a. Mengambil inisiatif, seperti menentukan apakah masalah yang

akan dibahas, menentukan aturan dan mengembangkan ide

b. Memberikan dan mencari informasi dengan bertanya atau

memberikan pendapat

c. Mengolaborasi dan menjelaskan dengan memberikan informasi

tambahan tentang saran dan ide tertentu

d. Orientasi dan ringkasan seperti meninjau kembali pokok penting

dalam memberikan pengarahan dalam diskusi

e. Mengecek apakah kelompok siap untuk membuat keputusan

2. Tingkah laku pemeliharaan

a. Mengharmoniskan kelompok dengan mengurangi ketegangan

komunikasi kelompok, terkadang dengan membuat humor

b. Mencari jalan tengah dengan menawarkan jalan tengah pada isu

(42)

c. Memberikan semangat dengan menghargai, menyetujui dan

menerima pendapat

d. Menjaga lalu lintas komunikasi dengan mempermudah interaksi

antara anggota

e. menentukan standar seperti mengecek kemajuan kelompok,

norma kelompok atau menilai kesukaran jalannya komunikasi

b. Kepemimpinan

Konsep kepemimpinan merupakan fungsi dalam kelompok. Sering

orang percaya bahwa pemimpin mempunyai kemampuan yang lebih,

mempunyai status yang tinggi, bertanggung jawab dan sebagainya, tetapi

hasil penelitian menyebutkan bahwa pimpinan lebih berfungsi sebagai

pimpinan dalam kelompok yang bertugas mempermudah interaksi dan

menggerakkan anggota untuk menyelesaikan tugas kelompok.

Disamping untuk melaksanakan tugas, pimpinan kelompk juga harus

memenuhi kebutuhan sosio emosional anggota kelompok.

c. Konflik

Salah satu efek yang tidak diinginakan dalam organisasi adalah

konflik. Konflik menurut sebagian besar orang adalah kurang baik, tetapi

organisasi yang sempurna pun tidak akan bebas dari konflik. Konflik

jika ditangani dengan tepat dapat diarahkan pada yang tepat.

Menurut Applabaum, mengatakan bahwa ada hal tertentu yang dapat

menimbulkan konflik, diantaranya : 21

1. Anggota kelompok bekerja terlalu dekat dan saling bergantung

21

(43)

2. Anggota kelompok mempunyai nilai dan kebutuhan yang berbeda

3. Anggota kelompok mempunyai kreativitas yang berbeda

Konflik yang terjadi dalam organisasi, lebih sering disebabkan oleh

perbedaan sifat pribadi, perbedaan interpretasi dan persepsi serta

perbedaan pengalaman dan kompetisi. Dan selanjutnya efek samping

yang diinginkan adalah bertambahnya kekompakan dalam kelompok.

Ada konflik karena perbedaan instrinsik yang dapat diselesaiakan

dengan menggunakan penjelasan, pembuktian atau verifikasi dan konflik

karena perbedaan ekstrinsik dapat diselesaikan melalui saling

menghargai , saling terbuka, saling percaya, saling memberi perhatian,

kemauan untuk mengambil resiko dengan tingkah laku yang

mendukung.

3. Pengertian Solidaritas

Pengertian solidaritas menurut Soejono Soekanto, solidaritas merupakan

kohesi yang ada antara anggota asosiasi, kelompok, kelas sosial, kasta dan

antara berbagai individu maupun kelas-kelas yang membentuk masyarakat. 22

Pengertian solidaritas sosial menurut Paul Johnson bahwa solidaritas

menunjukkan pada suatu keadaan antar individu atau kelompok yang

didasarkan perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama, yang

dikuatkan oleh pengalaman emosional bersama. 23

Sedangkan pengertian solidaritas menurut Robert M.Z Lawang bahwa

dasar solidaritas sosial tetap dipegang pada kesatuan, persahabatan, saling

22

Soekanto, Soejono. Pengantar Sosiologi Kelompok. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 68

23

(44)

percaya yang muncul dari tanggung jawab dan kepentingan bersama diantara

para anggota. 24 Menurut Emile Durkheim, berdasarkan hasilnya solidaritas

dapat dibedakan dalam solidaritas positif dan negatif, tetapi solidaritas negatif

tidak menghasilkan integrasi apapun dan dengan demikian tidak mempunyai

kekhususan. Sedangkan solidaritas positif dapat dibedakan berdasarkan

ciri-ciri sebagai berikut :

a. Mengikat individu pada masyarakat secara langsung tanpa perantara

karena individu tergantung dari bagian yang membentuk masyarakat

b. Suatu sistem fungsi-fungsi yang berbeda dan khusus yang menyatukan

hubungan-hubungan yang tetap, walaupun sebenarnya kedua masyarakat

tersebut hanya terdiri dari satu

c. Individu merupakan bagian dari masyarakat yang tidak terpisahkan, tetapi

berbeda peranan dan fungsinya dalam masyarakat, tetapi masih tetap

dalam satu kesatuan

Berkaitan dengan perkembangan masyarakat, Emile Durkheim melihat

bahwa masyarakat berkembang dari masyarakat sederhana menjadi

masyarakat modern dan melihat perkembangan masyarakat dari solidaritas

sosial. Masyarakat sederhana memiliki bentuk solidaritas mekanik dan

masyarakat modern memiliki bentuk organik. Dan dijelaskan berikut :

Solidaritas mekanik didasarkan pada suatu tingkatan homogenitas tinggi

atau kebersamaan yang tinggi dan tidak adanya pembagian kerja. Sehingga

masyarakat mempunyai rasa kebersamaan dalam masyarakat yang masih

sederhana, apa yang dilakukan oleh salah satu masyarakat dapat juga

24

(45)

dilakukan oleh masyarakat lain. Solidaritas mekanik didasarkan pada

kesadaran kolektif yang menunjuk pada totalitas kepercayaan-kepercayaan

dan sentimen-sentimen bersama. Ikatan utamanya adalah kepercayaan

bersama, cita-cita dan komitmen moral, oleh karena itu individualitas tidak

dapat berkembang. Indikator yang paling jelas bagi solidaritas mekanik adalah

ruang lingkup dan hukum-hukum yang sifatnya menekan. 25

Sedangkan Solidaritas organik muncul karena adanya sistem pembagian

kerja, dimana solidaritas itu didasarkan pada saling ketergantungan dari hasil

spesialisasi dengan bertambahnya perbedaan pekerjaan dikalangan individu.

Selain itu dalam masyarakat solidaritas organik tingkat heteronetitas menjadi

semakin tinggi, karena masyarakat semakin plural atau berbeda-beda,

penghargaan baru terhadap kebebasan, bakat, prestasi dan karier. Kesadaran

kolektif mulai hilang, pekerjaan orang tidak ada yang sama dan merasa dirinya

semakin berbeda dalam kepercayaan, pendapat dan gaya hidup. Pengalaman

orang menjadi semakin beragam, demikian pula kepercayaan, sikap dan

kesadaran. 26

4. Pengertian Kaderisasi dalam Organisasi

Kader berasal dari bahasa Inggris, yaitu Cadre yang berarti bingkai. Bila

dimaknai secara lebih luas berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat,

Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian dan Pemegang

25

Johnson, Doyle Paul. Op.Cit., hlm. 183

26

(46)

tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu

organisasi. 27

Istilah kaderisasi, umumnya menunjukkan pada pengertian bagian dari

kelompok atau jama’ah yang telah menyetujui dan meyakini kebenaran suatu

tujuan dari kelompok atau jama’ah tersebut, kemudian secara terus menerus

setia dan turut berjuang dalam proses pencapaian tujuan yang telah disetujui

dan diyakini.

Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas

sebuah organisasi. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi

tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi

gerakan organisasi hingga paripurna.

Jadi strategi pengkaderan adalah cara yang dilakukan oleh organisasi

dalam melakukan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sadar dan

sistematis untuk mengaktualisasikan dan mengembangkan potensi yang ada

pada anggota. Pengkaderan dikatakan berhasil apabila calon kader berhasil

disadarkan tentang apa dan bagaimana dirinya harus berbuat sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai dalam organisasi.

Sebagai upaya dalam membentuk kader, aktivitas pengkaderan pada

hakikatnya tidak berbeda dengan aktivitas pendidikan, sebab pada dasarnya

aktivitas individu merupakan pembelajaran. Karena pengkaderan merupakan

pendidikan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi yang berorientasi untuk

menyiapkan penerus organisasi dimasa mendatang.

27

(47)

Jenis pengkaderan terdiri dari dua jenis, yaitu pengkaderan formal da

pengkaderan non formal dan dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengkaderan Formal, kata Formal menunjukkan bahwa usaha

mempersiapkan seorang calon pemimpin dapat dilakukan secara

berencana, tertib dan teratur. 28 Jadi pengkaderan formal merupakan

usaha kaderisasi yang dilaksanakan oleh suatu organisasi atau lembaga

dalam bentuk pendidikan yang dilaksanakan secara terprogram, terpadu

dan bertujuan untuk mencapai cita-cita yang diharapkan, kegiatan

pengkaderan ini meliputi pendidikan kursus, pelatihan dan

kegiatan-kegiatan khusus dalam organisasi.

2. Pengkaderan Informal, pengkaderan informal pada dasarnya tidak

direncanakan tetapi berlangsung pada situasi kehidupan sewajarnya. 29

Jadi pengkaderan informal adalah segala aktivitas diluar pengkaderan

formal yang dapat menunjang proses kaderisasi, diantaranya aktivitas

kepanitiaan, pimpinan kelembagaan, penugasan dan sebagainya.

Adapun beberapa asas pembinaan kader, diantaranya asas konseptual,

asas istiqomah, asas intensif dan asas koordinatif, dan dijelaskan berikut :30

1. Asas Konseptual, yaitu latihan formal yang diperoleh dari organisasi

yang tujuannya untuk mengembangkan pengetahuan bagi para kader.

Sehingga para kader memiliki konsep yang jelas dalam berpikir.

2. Asas Istiqomah, yaitu pembinaan yang secara terus-menerus bagi para

kader yang akan menjadi penerus dan pengembang organisasi

28

Hadari Nawawi. Kepemimpinan Menurut Islam. (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1993). hlm. 201

29

Ibid., hlm. 195

30

(48)

3. Asas Intensif, yaitu pembinaan yang sungguh-sungguh kepada para

kader, karena kader merupakan infestasi pimpinan masa depan dan

penerus perjuangan organisasi

4. Asas Koordinatif, yaitu pembinaan kapada para kader dengan melakukan

pertemuan secara langsung dengan mengumpulkan pada tempat yang

sudah ditentukan.

B. Kajian Teori

1. Teori Budaya Organisasi

Karakteristik atau sifat organisasi yang paling menonjol adalah adanya

perubahan yang terus-menerus pada diri organisasi dan setiap perubahan

ditandai dengan kegairahan dan antusiasme dari para anggotanya, namun

sering kali perubahan disertai dengan perasaan cemas, ketidakpastian, frustasi

dan ketidakpercayaan.31

Setiap organisasi memiliki perbedaan dalam hal jangkauan dan ukuran

yang dimilikinya dan organisasi juga memiliki sejumlah tindakan atau

kebiasaan yang unik atau khas bagi organisasi bersangkutan. Esensi kehidupan

organisasi dapat ditemukan pada budaya yang dimiliki organisasi

bersangkutan. Dalam hal ini, kata budaya sendiri tidak mengacu pada hal-hal

seperti suku, etnis atau latar belakang budaya seseorang, namun menurut

Pacanowsky dan Trujilo, budaya adalah cara hidup dalam organisasi.

Termasuk kedalam budaya organisasi adalah iklim atau atmosfir emosi dan

psikologis yang mencakup moral, sikap dan tingkat produktivitas karyawan

31

(49)

atau anggota organisasi bersangkutan. Budaya organisasi juga mencakup

seluruh simbol yang ada (tindakan, rutinitas, percakapan dan lainnya) serta

makna yang diberikan anggota organisasi kepada simbol tersebut. Makna dan

pengertian budaya organisasi dicapai melalui interaksi antara pimpinan dan

karyawan. Terdapat interpretasi mengenai budaya organisasi, diantaranya :

1. Jaring Laba-laba

Pacanowsky dan Trujilo menggunakan prinsip-prinsip ilmu etnografi

dalam membangun teorinya, mereka mengadopsi pendekatan

simbolik-interpretatif yang dikemukakan Clifford Geertz. Menurut Geertz. Manusia

adalah hewan yang bergantung pada jaringan kepentingan, manusia

membuat sendiri jaringannya sebagaimana laba-laba yang membangun

sendiri sarangnya dengan desain atau bentuk yang rumit dan setiap jaring

yang dibuat tidak sama satu dengan lainnya.32

Pacanowsky dan Trujilo mengatakan jaring-jaring budaya organisasi

tidak muncul begitu saja, tetapi dibangun melalui berbagai kegiatan

komunikasi. Manusia sebagai anggota organisasi adalah seperti laba-laba

yang tergantung pada jaring yang mereka ciptakan melalui pekerjaan

mereka. Budaya organisasi terdiri atas simbol-simbol bersama yang

masing-masing simbol memiliki makna yang unik. Pengalaman atau

cerita-cerita yang disampaikan, berbagai kegiatan atau acara yang

diselenggarakan itu merupakan bagian dari budaya organisasi.

32

(50)

John van Maanen dan Stephen Barley mengemukakan empat aspek

kehidupan organisasi, diantaranya 33:

Pertama, domain konteks ekologis, yaitu seperti lokasi, waktu, sejarah

dan konteks sosial dimana organisasi berada dan bekerja. Kedua, domain

jaringan atau interaksi diferensial. Ketiga, domain pemahaman bersama,

yaitu cara bersama dalam menafsirkan pesan yang merupakan isi atau

konten dalam budaya yang terdiri atas gagasan, nilai standar kebaikan dan

kebiasaan. Keempat, domain individu, yang terdiri atas tindakan atau

kebiasaan para individu.

Organisasi memberikan peluang bagi terjadinya interpretasi budaya,

organisasi menciptakan realitas bersama yang membedakan mereka

dengan organisasi yang mempunyai budaya berbeda. Gareth Morgan

menjelaskan bahwa makna bersama, pengertian bersama atau logika

bersama, semuanya merupakan cara dalam menjelaskan budaya organisasi.

Proses konstruksi realitas ada ketika kita membicarakan budaya,

konstruksi realitas inilah yang memungkinkan orang untuk melihat dan

memahami berbagai peristiwa, tindakan, objek, ucapan atau situasi

tertentu dalam cara-cara yang berbeda. Pola-pola pemahaman seperti ini

menyediakan suatu dasar untuk membuat perilaku seseorang menjadi logis

dan bermakna. 34

Organisasi memiliki kehidupan yang kompleks dan beragam, Richard

West dan Lynn H. Turner mengemukakan tiga asumsi dasar yang

33

John van Maanen dan Stephen R. Barley, Cultural Organization : Fragment of a Theory, dalam Morissan. Teori Komunikasi Organisasi, Jakarta : Ghalia Indonesia 2009. hlm. 102

34

Gambar

Tabel 1.1 Kajian Penelitian Terdahulu
gambar yang berhubungan dengan penelitian di PC IPPNU.
Gambar 2.3 Model Komunikasi Transaksional
Gambar 3.1 Lambang IPPNU
+2

Referensi

Dokumen terkait

Melalui proses komunikasi organisasi pramuka penggalang, maka remaja akan terbiasa untuk bersosialisasi sehingga dapat menumbuhkan sikap kemandiriannya dalam

Dengan melalui ketiga proses kaderisasi tersebut, PMII di UIN Sunan Ampel Surabaya dapat mencapai sebuah tujuan organisasi yaitu menjadikan kader sebagai insan ulul

Pada praktiknya komunikasi ke atas di pimpinan Cabang IPNU Kota Surabaya tergambar sebagai berikut, jajaran pengurus harian inti sebelum menjalankan program – program

Sehingga komunikasi menjadi sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi seperti perusahaan startup dan diharapkan berjalan dengan baik agar dapat menumbuhkan loyalitas

Penelitian mengenai “Strategi Komunikasi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam Membangun Brand Awareness Masyarakat Kota Bengkulu” ini bertujuan untuk

Penelitian ini ingin melihat bagaimana iklim komunikasi organisasi yang terbentuk dalam Cosura (Cosplay Surabaya) sebagai komunitas cosplay pertama di

Analisis proses komunikasi organisasi yang dalam mempertahankan eksistensi jumlah anggota, yang dilakukan oleh peneliti, pada pimpinan ranting IPNU IPPNU Desa

YUDHA TRISATRIA UTAMA, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI KPP PRATAMA SURABAYA DI WASKON TIGA DAN EMPAT(Studi Deskr iptif Kuantitatif Iklim Komunikasi Organisasi Kantor