MEDIA
TOURISM
DALAM PENGEMBANGAN PROMOSI WISATA
SIDOARJO
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Dalam Bidang Ilmu Komunikasi
Oleh:
HikmatusSholicha NIM: B06212012
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama : Hikmatus Sholicha
NIM : B06212012
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Judul : Media Tourism Dalam Pengembangan Wisata Sidoarjo
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada ujian skripsi.
Surabaya, 25 Juli 2016
Dosen Pembimbing
ABSTRAK
Hikmatus Sholicha, B06212012. Media Tourism Dalam Pengembangan Promosi
Wisata Sidoarjo. Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kata Kunci : Media Tourism, Pengembangan Promosi wisata
Abstrak
Sebagai daerah yang kaya akan penghsilan alam serta kaya dengan tempat-tempat wisata Sidoarjo memberikan inovasi pengembangan promosi wisata
melalui media yang terbukti dengan munculnya media tourism atau media wisata
sebagai bentuk pengembangan wisata dalam lingkup perkembangan dengan menggunakan media yang bersifat media massa elektronik maupun media non elektronik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk media yang digunakan Disporbudpar Kabupaten Sidoarjo untuk mengenalkan wisata Sidoarjo melalui pengembangan teknologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media tourism dalam
pengembangan promosi wisata ada 6 antara lain, web, TIC, Android tourism
(Sidoarjo tourism), televisi, majalah dan brosur, yang penggunaannya dengan
DAFTAR ISI
HALAMAN DALAM
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN PENGUJI ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
BAB II : MEDIA TOURISM DALAM PENGEMBANGAN WISATA SIDOARJO 1. Media Tourism ... 26
a. Media Dalam Lingkup Komunikasi ... 26
b. Hubungan Media dan Komunikasi ... 31
c. Bentuk-bentuk media ... 39
2. Pengertian Media Tourism ... 42
a. Jenis-jenis Pariwisata ... 44
b. Hubungan media dengan wisata... 46
3. Media Dalam Pengembangan Promosi Wisata ... 47
4. Media Tourism Dalam Pengembangan Wisata Sidoarjo Dengan Perspektif Teori Media Massa Uses and Gratification ... 48
BAB III : GAMBARAN DATA PENELITIAN MEDIA TOURISM DALAM PENGEMBANGAN WISATASIDOARJO A. Deskripsi Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian ... 49
1. Profil Informan ... 49
3. Lokasi Penelitian ... 51
B. Deskripsi Data Penelitian ... 62
1. Bentuk-bentuk Media Promosi yang digunakan Disporbudpar ... 63
2. Daya Tarik dan Potensi Wisata ... 66
3. Pemanfaatan Media Tourism Oleh Wisatawan ... 68
4. Pengelolahan Media Tourism Oleh Disporbudpar Sidoarjo ... 72
5. Aktifitas Promosi dan kendala promosi Wisata oleh Disporbudpar Sidoarjo ... 74
6. Harapan kedepan Disporbudpar terhadap media tourism Dalam Pengembangan Wisata-wisata Di Sidoarjo ... 76
BAB IV : HASIL ANALISIS PENELITIAN MEDIA TOURISM DALAM PENGEMBANGAN WISATA SIDOARJO A. Hasil Temuan Penelitian ... 78
B. Konfirmasi Temuan Dengan Teori ... 84
C. Prospektif Keislaman ... 88
BAB V : PENUTUP A. Simpulan ... 90
B. Rekomendasi ... 94
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata merupakan hal yang sangat penting bagi suatu negara.
Dengan adanya pariwisata, maka suatu negara atau lebih khususnya di
pemerintah daerah tempat obyek wisata itu berada, akan mendapatkan
pemasukan dari pendapatan setiap obyek wisata. Pengertian pariwisata
menurut Hunziker dan Kraft (1942), adalah keseluruhan hubungan dan
gejala-gejala yang timbul dari adanya orang asing, dimana perjalanannya
tidak untuk menetap dan tidak ada hubungan dengan kegiatan untuk
mencari nafkah.1 Pariwisata juga merupakan komoditas yang selalu
dibutuhkan oleh setiap individu, karena aktivitas berwisata bagi seorang
individu dapat menghilangkan kejenuhan kerja, meningkatkan daya kretif,
relaksasi, berbelanja, bisnis, mengetahui peninggalan sejarah serta budaya
suatu etnik tertentu, kesehatan dan pariwisata spiritualisme. Dengan
memanfaatkan waktu luang dihari libur kerja atau sekolah dan didukung
oleh meningkatnya penghasilan maka aktivitas kepariwisataan akan
semakin meningkat.
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu tempat wisata yang
strategis dan potensial untuk dikelola, dikembangkan dan dipasarkan.
Obyek alam rekreasi berupa wisata Lumpur Lapindo adalah salah satu
potensi wisata terbaru yang ada di Sidoarjo. Meski awalnya berupa
bencana alam yang menimpah warga Sidoarjo, tetapi dengan berjalannya
2
waktu masyarakat Sidoarjo dan pemerintahan Sidoarjo bangkit kembali di
sektor pariwisata dan mengembangkan potensi wisata baru Lumpur
Lapindo Sidoarjo kepada dunia. Tidak hanya wisata lumpur lapindo tetapi
di Sidoarjo juga banyak memiliki potensi wisata yaitu: wisata cagar,
budaya dan sejarah, wisata religi, wisata bahari, wisata kuliner, wisata
belanja
Pariwisata adalah salah satu industri yang mampu menyediakan
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja,
pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di
dalam negara penerima wisatawan. Berkembangnya pariwisata di suatu
daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat, yakni secara
ekonomi, sosial dan budaya. Namun, jika pengembangannya tidak
dipersiapkan dan dikelola dengan baik, justru akan menimbulkan berbagai
permasalahan yang menyulitkan atau bahkan merugikan masyarakat.
Untuk menjamin supaya pariwisata dapat berkembang secara baik dan
berkelanjutan serta mendatangkan manfaat bagi manusia dan
meminimalisasi dampak negatif yang mungkin timbul maka
pengembangan pariwisata perlu didahului dengan kajian yang mendalam,
yakni dengan melakukan penelitian terhadap semua sumber daya
pendukungnya.
Dari sudut sosial dan komunikasi, kegiatan pariwisata akan
memperluas kesempatan tenaga kerja baik dari kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana maupun dari berbagai sektor usaha yang langsung
3
akan dapat menumbuhkan dan meningkatkan pengenalan dan cinta
terhadap tanah airnya, sehingga dapat memotifasi sikap toleransi dalam
pergaulan yang merupakan kekuatan dalam pembangunan bangsa, selain
itu juga pariwisata mampu memperluas cakrawala pandangan pribadi
terhadap nilai-nilai kehidupan.
Kebijakan pemerintah daerah setempat untuk kepariwisataan
daerah yaitu dengan meningkatnya wisatawan di sektor pariwisata yang
berkunjung maka secara langsung akan menambah Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dan pendapatan masyarakat sekitar obyek wisata. Dengan
adanya kebijakan pemerintah yang diatur dan diberlakukannya UU No. 32
Tahun 2004, UU No. 33 Tahun 2004 yang memberikan kewenangan lebih
luas pada Pemerintah Daerah untuk mengelola wilayahnya, membawa
implikasi semakin besarnya tanggung jawab dan tuntutan untuk menggali
dan mengembangkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki daerah
dalam rangka menopang perjalanan pembangunan di daerah. Dengan
adanya UU tersebut pemerintah memiliki keleluasaan untuk
mengembangkan obyek wisata.
Pariwisata yang ada di Jawa Timur khususnya di Kabupaten
Sidoarjo ini tidak kalah menariknya dari wisata-wisata yang ada di kota
ataupun kepulauan lain. Semua wisata yang ada di kota ini layak jual,
sehingga perlunya melakukan proses pengenalan wisata kepada dunia.
Proses pengenalan wisata tersebut dapat dilakukan dengan berkomunikasi
dan memberikan informasi langsung kepada masyarakat atau dengan
4
pemerintahan daerah khususnya di sektor pariwisata seharusnya dapat
memanfaatkan fasilitas yang akan menunjang proses pengenalan
pariwisata kepada masyarakat dunia sehingga mereka mengetahui berbagai
macam media yang digunakan untuk mengetahui wisata yang ada di kota
Sidoarjo ini.
Pengembangan wisata daerah dapat dilakukan dengan adanya
pembangunan wisata, renovasi wisata serta melengkapi kebutuhan
aktivitas yang diperlukan wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata
ataupun yang sedang berwisata. Dengan adanya 3 faktor untuk
pengembangan wisata tersebut tidak selalu menjamin pemerintah daerah
akan sukses dalam dunia pariwisata, tanpa adanya hubungan yang baik dan
berkelanjutan kepada masyarakat, serta pemberian informasi kepada
masyarakat yang dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan oleh
pemerintah daerah tersebut dalam ruang lingkup pariwisata. Pemberian
informasi tersebut berupa promosi wisata. Kata promosi pada dasarnya
adalah aktivitas untuk mempengaruhi, kegiatan promosi dalam konteks
komunikasi, dapat melalui media berupa advertising, brosur maupun
dengan menggukankan dan memenfaatkan peran public relation.2Dari
segi komunikasi tersebut sektor pariwisata dapat menggunakan fasilitas
media dalam pengembangan wisata dan mampu menerima berbagai
macam bahasa asing dari wisatawan guna untuk pembelajaran dalam
memahami perbedaan budaya, bahasa dan bangsa. Dari sudut ekonomi
bahwa kegiatan pariwisata dapat memberikan sumbangan terhadap
5
penerimaan daerah bersumber dari pajak, retribusi parkir dan karcis atau
dapat mendatangkan devisa dari para wisatawan yang berkunjung. Adanya
pariwisata juga akan menumbuhkan usaha-usaha ekonomi yang saling
merangkai dan menunjang kegiatannya sehingga dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat.
Pariwisata sangatlah berpengaruh untuk perkembangan negara
untuk meningkatkan devisa dari setiap wisatawan asing yang berkunjung
ke tempat obyek wisata di negara yang di kunjung, dari tingginya daya
saing dan dan permintaan dari setiap wisatawan lokal dan wisatawan
asing, setiap obyek wisata bersaing untuk mendapatkan hasil yang optimal
untuk menunjang kepuasan wisatawan, salah satunya perananan media
sosial sangat berpengaruh untuk menunjang eksistensi obyek wisata yang
dipasarkan ke seluruh penjuru dunia agar dapat mengetahui potensi obyek
wisata yang dipasarkan melalui media sosial tersebut.
Pentingnya promosi dan publikasi mulai disadari oleh setiap
lembaga, baik lembaga profit maupun non profit. Promosi dan publisitas
merupakan sarana yang ampuh untuk menarik perhatian publik, termasuk
dalam mengait pengunjung untuk mengunjungi wisata di Sidoarjo.
Jumlahpengunjung wisata di sidoarjo secara keseluruhan
mengalami banyak peningkatan dari bulan ke bulan dalam satu tahun.
Untuk pengunjung wisata tahun 2015. Pada bulan Januari pengunjung
salah satu wisata di Sidoarjo tepatnya di museum Mpu Tantular total
pengunjung pada bulan Januari 30 (wisman), 4162 (wisnus). Kemudian
6
Total pengunjung pada bulan Desember ditempat wisata yang sama
sebanyak. 10 (wisman), dan 5467 (wisnus).
Karena hal tersebutlah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
di Disporbudpar Sidoarjo khususnya terkait dengan media tourism yang
oprasionalkan Disporbudpdpar dalam pengembangan promosi wisata
Sidoarjo.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengunaan media tourism dalam pengembangan
promosi wisata Sidoarjo?
2. Apa saja kelebihan dan kelemahan media tourism yang digunakan
Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata dalam
pengembangan promosi wisata Sidoarjo?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah penelitian sebelumnya, maka
tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui dan dapat mendiskripsikan penggunaan media tourism
dalam pengembangan promosi wisata Sidoarjo.
2. Mengetahui dan dapat mendiskripsikan kelebihan dan kelemahan
media tourism dalam pengembangan promo wisata Sidoarjo.
D. Manfaat Penelitian
1. Praktis :
Penelitian ini diharapkan menjadi kajian dalam bentuk kajian
7
juga penelitian komunikasi pariwisata media wisata ini dapat
diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari guna sebagai jalan untuk
memperkenalkan sektor pariwisata dan budaya.
2. Manfaat teoritis :
Penelitian ini mampu memberikan pelajaran baru tentang ilmu
komunikasi berupa ilmu komunikasi pariwisata media tourism sebagai
alat untuk memperkenalkan kembali wisata kota.
E. Kajian Terdahulu
Nama Peneliti : Sari Nurnaini H
Jenis Karya : Skripsi
Metode Penelitian : kualitatif
A. Hasil Temuan Terdahulu
Penelitian terdahulu meneliti tentang strategi yang digunakan oleh
Taman Pintar Yogyakarta untuk mempromosikan wisata dengan
menggunakan media dan kegiatan-kegiatan yang mendukung
pemasaran wisata.
Sedangkan penelitian ini menjelaskan dirumusan masalah dengan
mencari tahu tentang media tourism dalam pengembangan wisata
Sidoarjo guna menginformasikan kepada masyarakat dan dunia bahwa
Sidoarjo adalah kabupaten yang berpotensi sebagai tempat wisata yang
layak dikunjungi.
8
F. Definisi Konsep
Konsep merupakan unsur pokok dari suatu penelitian yang
didalamnya memuat tentang batasan-batasan permasalahan dalam
memahami konsep-konsep yang akan diteliti. Konsep penelitian yang
berjudul media tourism dalam pengembangan wisata, yaitu :
1. Media Tourism
Media tourism ialah sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada khalayak mengenai ruang lingkup
pariwisata. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam
komunikasi antar manusia, maka media yang paling dominasi dalam
berkomunikasi adalah panca indera manusia seperti mata dan telinga.
Pesan-pesan yang diterima selanjutnya oleh panca indera selanjutnya
diproses oleh pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan
sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan.3 Jadi
media wisata adalah alat komunikasi yang digunakan sebagai perantara
untuk memperkenalkan tempat-tempat wisata.
2. Pengembangan Wisata
Pengembangan wisata berarti suatu usaha yang dilakukan secara
sadar, terencana, terarah untuk membuat atau memperbaiki, sehingga
menjadi produk yang semakin bermanfaat untuk meningkatkan
kualitas sebagai upaya untuk menciptakan mutu yang lebih baik pada
tempat wisata dengan tujuan agar para wisatawan dapat
bersenang-senang, menambah pengetahuan, dan lain-lain tanpa adanya hambatan
9
yang menganggu. Banyaknya potensi wisata diberbagai Indonesia
sangat memajukan faktor sosial masyarakat ataupun devisa
pemerintahan karena wisata sangat dibutuhkan orang banyak sehingga
pemerintahan harus dapat mengembangkan potensi wisata yang ada di
Indonesia. Jadi pengembangan wisata disini adalah suatu upaya untuk
mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya.
Pariwisata mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata
yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung akan
kelangsungan pengembangan pariwisata.
3. Media Sebagai Alat Promosi Wisata
Suksesnya kegiatan marketing yang dilakukan suatu perusahaan
tidak hanya tergantung pada kualitas produk yang dihasilkannya,
kebijakan yang tepat, pelayanan serta distribusi yang cepat, tetapi
banyak tergantung pada pembinaan hubungan produsen dan konsumen
yang berkelanjutan. Untuk menjaga agar hubungan tersebut jangan
terputus, diperlukan hubungan yang sistematis mulai dari potential dan
actual tourist, para perantara (middleman seperti agents/tour operator) sehingga gap antara produsen dan konsumen dapat dihilangkan.
Kata “promotion” sendiri memberikan interprestasi dan bahasa
yang bermacam-macam. Pada dasarnya maksud kata promotion adalah
untuk memberitahu, membujuk dan mengingatkan lebih khusus lagi.
Tujuannya untuk mempengaruhi potential-custemer atau pedagang
perantara (trade intermediateries) melalui komunikasi agar oleh
10
dari segi makna komunikasi yang termasuk dalam kegiatan ini ialah:
advertising, sales support, dan publick relations.4 Ketiga bentuk kegiatan tersebut merupakan media promosi yang dapat digunakan
serta dioprasionalkan
4. Sidoarjo
Sidoarjo merupakan kabupaten kota yang ada di Jawa Timur.
Sidoarjo dulu dikenal sebagai pusat Kerajaan Janggala. Pada masa
kolonialisme Hindia Belanda, daerah Sidoarjo bernama Sidokare, yang
merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya.
Daerah Sidokare dipimpin oleh seorang patih bernama R. Ng.
Djojohardjo, bertempat tinggal di kampung Pucang Anom yang
dibantu oleh seorang wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di
kampung Pangabahan. Pada 1859, berdasarkan Keputusan Pemerintah
Hindia Belanda No. 9/1859 tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No. 6,
daerah Kabupaten Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu
Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokare. Sidokare dipimpin R.
Notopuro (kemudian bergelar R.T.P. Tjokronegoro) yang berasal dari
Kasepuhan putra dari R.A.P. Tjokronegoro, Bupati Surabaya. Pada
tanggal 28 Mei 1859, nama Kabupaten Sidokare yang memiliki
konotasi kurang bagus diubah namanya menjadi Kabupaten Sidoarjo.5
5. Media Tourism Dalam Pengembangan Wisata Sidoarjo
4 Drs. Oka A. Yoeti, Pemasaran Pariwisata, (Bandung: Angkasa.1985). hlm 141
11
Pertumbuhan Destinasi Pariwisata di Indonesia di era otonomi dan
pemekaran daerah cukup tinggi dibandingkan dengan era sebelumnya.
Masing-masing daerah otonom atau daerah pemerintahan baru hasil
pemekaran berupaya mencari dan mengembangkan potensi wisata di
wilayahnya supaya bisa dijual untuk menambah PAD (Pendapatan Asli
Daerah) dan meningkatkan ekonomi masyarakatnya. Upaya tersebut
tentu akan berhasil bila didukung oleh suatu media yang
mempermudah penyajian destinasi pariwisata beserta produknya
kepada calon-calon wisatawan. Tanpa media yang lengkap dan
terintegrasi akan membuat calon wisatawan atau pengusaha yang
bergerak dalam industri pariwisata sulit mengetahui dan mengenal
dengan lengkap destinasi pariwisata baru yang tadinya belum dikenal
atau destinasi pariwisata lama tapi aktifitas dan produknya baru
dikembangkan. Mengingat hal tersebut, perlu dibangun dan
dikembangkan suatu media yang mendukung (sekaligus
menjembatani) kebutuhan daerah untuk menyajikan dan
mempromosikan obyek wisata beserta produk-produknya dan
kebutuhan wisatawan dan kalangan pengusaha untuk menemukan
dengan mudah obyek wisata yang diinginkan di antara ribuan obyek
wisata yang tersebar di wilayah Indonesia. Seiring berkembangnya
zaman memungkinkan adanya peningkatan kebutuhan daerah
(pemerintah dan masyarakat). Untuk mengembangkan destinasi
pariwisata di era otonomi dan pemekaran dibandingkan di era
12
untuk memilih dengan tepat obyek wisata sesuai dengan kriterianya
masing-masing serta adanya kebutuhan pengusaha travel/hotel untuk
menawarkan obyek-obyek wisata yang menarik sesuai dengan
kebutuhan calon wisatawan, dengan seperti into maka pemerintahan
daerah khususnya lembaga kepariwisataan harus dapat memeberikan
fasilitas yang dapat menyebarkan informasi luas kepada publik tentang
pariwisata. Media ini mampu menyimpan dan menyajikan destinasi
pariwisata secara menyeluruh, sistematis, dan terstruktur serta bisa
mengklasifikasikan berbagai obyek wisata berdasarkan atribut seperti:
lokasi (nama pulau, propinsi, kabupaten), jenis/produk wisata,
bagaimana mencapai obyek tersebut, biaya, dan juga berbagai
informasi informal seperti: seluk beluk obyek wisata daerah yang
dimasukkan oleh masyarakat lokal atau berbagai pengalaman wisata
bagi para wisatawan.
Tujuan awal penelitian ini ialah menjawab beberapa rumusan
masalah yang dipilih peneliti, yaitu mengetahui macam-macam media
tourism dalam pengembangan wisata Sidoarjo, kemudian cara pengunaan media tersebut sehingga dapat dinikmati masyarakat luas
dan memberikan kepuasan informasi tentang wisata kepada
masyarakat luas, dan yang terakhir adalah tentang adanya
masing-masing kelemahan media tourism yang digunakan Disporbudpar
Kabupaten Sidoarjo. Jadi, penelitian ini akan fokus pada bentuk media
tourism yang digunakan digunakan untuk pengembangan wisata
13
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metodologi adalah cara atau strategi menyeluruh untuk
menemukan atau memperoleh data yang diperlukan, sedangkan
penelitian pada hakekatnya adalah suatu proses atau wahana untuk
menemukan kebenaran dan melalui proses yang panjang menggunakan
metode atau langkah-langkah prinsip yang terencana dan sistematis
agar dapat memecahkan permasalahan dan mendapat jawaban terhadap
fenomena-fenomena yang terjadi. Metodologi adalah proses, prinsip
dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari
jawaban. Dengan ungkapan lain, metodologi adalah suatu pendekatan
umum untuk mengkaji topik penelitian.6
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Model
pendekatan ini dipilih karena Menurut Whitney dan Moh. Nazir bahwa
metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang
tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam
masyarakat serta situasi-situasi tertentu baik sosial-emosional maupun
sosial psikologikal, termasuk tentang hubungan-hubungan,
kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, serta proses-proses yang sedang berlangsung
dan pengaruh-pengaruh dari sebuah fenomena.
Penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian kualitatif. Untuk
mengadakan pengkajian selanjutnya terhadap istilah penelitian
kualitatif perlu diketahui terlebih dahulu tentang pengertian penelitian
14
kualitatif tersebut. Penelitian kualitatif ialah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata, bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian kualititif
adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan
mengunakan metode alamiah dan dilakukan oleh orang yang tertarik
secara alamiah.7
Dalam penelitian ini peneliti adalah sebagai pengamat yang
berupaya menyiapkan data-data yang bersifat empiris yang berisi
deskripsi detail mengenai masalah yang diteliti. Jenis penelitian ini
juga dipilih karena dianggap sesuai dengan kebutuhan penelitian dalam
memahami kegunaan komunikasi pariwisata media wisata.
2. Subyek, Obyek dan lokasi Penelitian
a. Subyek
Subyek penelitian kali ini adalah kepala Bidang Pariwisata
di Disporbudpar pngelolah pariwisata Sidoarjo yang mengetahui
secara detail tentang seluk beluk Pariwisata di Kabupaten Sidoarjo
dan yang bertanggung jawab atas media-media wisata yang
digunakan untuk pengembangan publikasi dan promosi wisata di
Kabupaten Sidoarjo. Teknik yang digunakan dalam menentukan
Subyek adalah Purposive Sampling, yang dilakukan dengan
mengambil orang-orang terpilih. Dalam hal ini, peneliti memilih
15
kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga
Sidoarjo sebagai subyek awal. Peneliti juga mencari subyek
penelitian yang memiliki hubungan langsung dengan tema yang
peneliti temukan terkait dengan komunikasi media.
Tabel 1.1
Tabel Subyek
Subyek Jabatan
Suprihatin Kepala bidang pariwisata Disporbudpar Sidoarjo
Widya Wisatawan
Imelda Wisatawan
Siti
Maysaroh
Wisatawan
b. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini ialah terletak pada komunikasi
media wisata yang digunakan sebagai bentuk promosi wisatadalam
pengembangan teknologi
c. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi
sebagaimana tempat penelitian di Dinas Pemuda Olah Raga
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo. Alamat Dinas Jl.
Sultan Agung 34 Sidoarjo. Peneliti memilih tempat ini karena di
16
rundingan serta perencanaan pengembangan dan promosi wisata
Kabupaten.
3. Jenis Dan Sumber data
a. Jenis Data
Dalam Sebuah penelitian diperlukan jenis data. Data
tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
1. Jenis data primer
Jenis data primer merupakan suatu data yang diperoleh saat
melakukan penelitian langsung di lapangan.8 Dalam hal ini
peneliti memperoleh data tentang media wisata sebagai alat
promosi wisata serta penggembangan wisata kabupatean. Serta
wisata sebagai salah satu aset pendapatan negara.
2. Jenis data skunder
Data skunder merupakan data pendukung dari data primer
yang diperoleh melalui proses penelitian yang dilakukan
peneliti itu sendiri seperti dokumentasi foto, kegiatan dan lain
sebagainya.
b. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Sumber data primer
Sumber data primer ini didapat dari wawancara
terbuka yang dilakukan dengan mengajukan beberapa
pertanyaan yang berkembang. Hal ini dilakukan untuk
5
17
menghindari miss komunikasi yang berupa kesalahpahaman
dalam menafsirkan konsep-konsep yang dipahami informan
apabila terdapat suatu yang membutuhkan penjelasan lebih
lanjut.
Penentuan sumber data primer ini ditentukan
dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu
dengan melakukan pengambilan orang terpilih. Purposive
sampling adalah sampel yang dipilih dengan cermat hingga relevan dengan desain penelitian. Peneliti berusaha agar
dalam sampel itu terdapat wakil-wakil dari segala lapisan.
Dengan demikian diusahakan agar sampel itu memiliki
cirri-ciri yang esensial dari populasi sehingga dapat dianggap
cukup representatif.9
Dalam penelitian ini peneliti akan berusaha
informan tersebut dapat mewakili dari segala lapisan.
Dengan demikian diusahakan agar informan itu memiliki
ciri-ciri yang esensial dari populasi sehingga dapat dianggap
cukup respresentatif.
Informan yang akan diambil peneliti adalah Kepala
Bidang Pariwisata di Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo. Kunci dasar penguasaan
informasi dari informan secara logika bahwa tokoh-tokoh
kunci dalam proses sosial selalu menguasai informasi.10
9 Nasution S, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara.1996). hlm 98
18
2. Sumber data sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang sudah ada,
yang dimiliki oleh Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo. Data sekunder
merupakan sumber data lapangan tambahan yang berfungsi
sebagai pendukung data primer. Data sekunder ialah yang
berupa media tourism yang digunakan, ataupun foto dari
wawancara dan foto tempat-tempat wisata yang ada di
Kabupaten Sidoarjo.
4. Tahap-tahap penelitian
Untuk melakukan penelitian yang kualitatif, digunakan beberapa
tahap-tahap. Tahap-tahap yang digunakan peneliti antara lain:
a. Tahap Pra-lapangan
Dalam melakukan tahapan ini peneliti perlu
mempertimbangkan etika dalam penelitian lapangan, yang perlu
diuraikan sebagai berikut:
1. Memilih lapangan penelitian , dalam penelitian lapangan
peneliti harus mempertimbangkan hal-hal yang mungkin
menyulitkan peneliti dalam melakukan penelitian seperti akses
yang mudah dituju, biaya akomodasi dan waktu.
2. Menggurus perizinan penelitian dibagian Prodi Ilmu
Komunikasi dan diajukan pada Dinas Pariwisata Kebudayaan
19
3. Memilih dan mencari data melalui informan, hal ini dilakukan
untuk membantu mempermudah memperoleh informasi dan
data yang dibutuhkan peneliti dari beberapa informan yang
memiliki kredibilitas dalam pemenuhan data dan yang sesuai
dengan kriteria peneliti.
4. Menyiapkan perlengkapan penelitian, semua perlengkapan
yang bersifat teknis maupun non teknis.11 Semua perlengkapan
itu harus disiapkan peneliti secara sempurna.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Dalam tahap ini, peneliti mulai masukpada lapangan
penelitian guna mencari data yang akurat serta dibatasi tiga bagian
yaitu :
1. Memahami latar penelitian
Memahami latar penelitian diperlukan agar peneliti lebih
mengetahui seluk beluk pariwisatadi Sidoarjo. Hal ini
dilakukan dengan cara, masuk dalam kegiatan dinas terkait
dalam upaya pengembangan wisata.
2. Memasuki lapangan
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memasuki
wisata-wisata yangada di Kabupaten Sidoarjo, sehingga dalam hal ini
peneliti dapat mengetahui media tourism apa sajakah yang
digunakan untuk pengembangan wisata.
3. Berperan serta sambil menggumpulkan data
20
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mendekati narasumber
pada saat berlangsungnya kegiatan serta melakukan
wawancara dengan berbagai informan yang masuk dalam
kriteria sebagai informan. Pengumpulan data juga dilakukan
melalui kegiatan dokumentasi.
c. Tahap Analisis Data
Analisis data Kualitatif (Bogdan dan Biklen, 1982) dalam
buku metode penelitian kualitatif, Lexy J. Moleong adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memila-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensistensikanya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Pada tahap ini, peneliti menggumpulkan semua data-data
berupa hasil wawancara, pengamatan lapangan, serta
dokumen-dokumen yang mendukung yang kemudian disusun, dikaji, serta
ditarik kesimpulan dan dianalisa dengan analisis induktif.
d. Tahap penulisan laporan
Penulisan laporan merupakan hasil akhir dari suatu
penelitian sehingga peneliti mempunyai pengaruh terhadap hasil
laporan. Hal ini dilakukan peneliti setelah peneliti datang di
kegiatan dinas terkait pengembangan wisata dan kemudian
21
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara Mendalam (Depth Interview)
Wawancara yang mendalam adalah suatu cara menggumpulkan
data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan
informan agar mendapatkan data yang lengkap dan mendalam.
Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi berulang-ulang
secara intensif.12 Informan pada penelitian kali ini diambil dari
sumber data primer yang telah dipilih oleh peneliti dan yang sesuai
dengan kriteria yang dibutuhkan peneliti.
b. Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama peneliti berada di wisata-wisata
yang ada Kabupaten Sidoarjo. Pengamatan dilakukan dengancara
meneliti dan mencari tahu perkembangan wisata dari hari ke hari
serta media yang digunakan untuk pengembangan wisata dan
promosi. Metode ini juga dilakukan guna untuk mengamati
kehidupan individu atau kelompok dalam situasi nyata , dimana
terdapat setting yang riil tanpa dikontrol secara sistematis.
c. Dokumentasi
Dokumentasi ini diambil karena sangat diperlukan dalam
penelitian guna memperkuat bukti penelitian yang telah dilakukan.
Dokumentasi ini berupa foto. Baik foto ketika kegiatan
mempromosikan wisata dan foto-foto wisata yang ada di kota
tersebut.
22
6. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif, menurut Bongdan & Biklen (1982) dalam
buku metodologi penelitian kualitatif karya Lexy J. Moleong adalah
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data-data,
mengorganisasikan data, memilah-milanya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain13.
Analisis data dalam penelitian kualitatif selalu bersifat induktif,
kegiatan analisisnya terjadi bersamaan dengan reduksi data, display
data dan penarikan kesimpulan.
1. Reduksi data, reduksi data dengan melakukan pemilihan dan
menganalisa data-data yang didapat. Proses ini dilakukan
selama penelitian.
2. Display data, dari sebagian data, dari sebagian data yang telah
didapat akan langsung diolah sebagai setengah jadi yang
nantinya akan dimatangkan melalui data-data selanjutnya.
3. Vertifikasi dan penarikan kesimpulan, merupakan suatu
kegiatan dari konfigurasi yang utuh, membuat rumusan
proposisi yang terkait dan mengangkatnya sebagi temuan
penelitian. Dari sini peneliti akan memulai mencari arti dari
setiap data yang terkumpul, menyimpulkan serta menverikasi
data tersebut.
23
Pada tahap reduksi data peneliti berusaha untuk memilah-milah
data-data yang dianggap penting dan akurat. Baik data dari sumber
primer maupun dari sumber sekunder, oleh karena itu, pada tahap ini
membutuhkan ketelitian dan kecermatan agar tidak salah dalam
memilih data yang paling akurat.
Berikutnya dari data yang sudah diperoleh dan dipilih mana yang
akurat, akan diolah menjadi setengah jadi. Hal tersebut berlangsung
sementara, karena jika ada data baru yang lebih akurat, maka data
sebelumnya akan dihapus. Ini terjadi pada display data.
Tahap berikutnya adalah vertifikasi pemikiran kesimpulan setelah
data yang diperoleh dari penelitian di Dinas Pemuda Olah Raga
Kebudayaan dan Pariwisata tentang media tourism, maka akan diambil
kesimpulan yang akan menjadi hasil temuan dalam penelitian.
7. Teknik pemeriksaan keabsahan data
Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan keabsahan data yang
digunakan yaitu :
a. Perpanjang keikutsertaan, peneliti dengan perpanjang
keikutsertaan akan banyak mempelajari ‘pengembangan
wisata’, dapat menguji ketidakbenaran informasi yang
diperkenalkan oleh distori, baik yang berasal dari diri sendiri
maupun dari informan serta membangun kepercayaan subyek.
Perpanjang keikutsertaan juga menuntun peneliti terjun
24
panjang guna mendeteksi jika ditemukan data yang tidak valid.
Melakukan komunikasi antar pribadi.
b. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi, teknik ini dilakukan
dengan mengekpos hasil sementara atau hasil akhir diperoleh
dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Cara yang
dilakukan adalah mengumpulkan rekan-rekan yang yang
memiliki pengetahuan tentang pengetahuan media wisata
dalam penggembangan wisata. Sehingga bersama mereka
peneliti dapat me-review pengunakan media dan presepsi yang
dilakukan.
c. Kemudian trigulasi teknik ini merupakan cara terbaik untuk
menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan
yang ada dalam suatu studi sewaktu menggumpulkan data
tentang beberapa media wisata yang digunakan untuk
mengenalkan wisata kota.
H. Sistematika Pembahasan
Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas dan menyeluruh
mengenai pembahasan penelitian ini. Maka peneliti menulis dan
merincikan dalam sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi pendahuluan yang dipaparkan menggenai konteks
penelitian, tujuan dari penelitian dan juga manfaat penelitian, kajian
penelitian terdahulu, definisi konsep, metode penelitian dijelaskan uraian
25
BAB II KAJIAN TEORI
Pada bab ini mendiskripsikan kajian pustaka, kajian pustaka berisi
uraian tentang landasan teori yang bersumber dari kepustakaan. Pada bab
ini terdiri dari kajian pustaka yang berkaitan dengan teori media uses and
effect pada media wisata Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sidoarjo.
BAB III PENYAJIAN DATA
Bab ini mendiskripsikan secara umum mengenai obyek penelitian
dan deskripsi hasil penelitian yang menyajikan data penelitian dengan
fokus penelitian.
BAB IV ANALISIS DATA
Berisi tentang analisis atau pembahasan data yang menghasilkan
temuan peneliti serta konfirmasi temuan dengan teori.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan bab I sampai bab IV.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Pustaka
Sejalan dengan rumusan masalah yang ditulis peneliti, penelitian
ini dimaksudkan untuk mengetahui media tourism yang dioperasionallkan
sebagai media promosi wisata sidoarjo. Penelitian ini menfokuskan pada
bentuk media wisata (tourism), yang di operasionalkan Dinas Pemuda
Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo. Oleh sebab
itu, untuk lebih memahami mengenai media tourism dalam pengembangan
promosi wisata, maka pada bagian ini akan disajikan tentang bahan ajar
yang bersangkutan.
1. Media Tourism
a. Media Dalam Lingkup Komunikasi
Media merupakan saluran penyampaian pesan dalam
komunikasi antara manusia. Komunikasi sendiri merupakan suatu
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan setiap hari dengan
masyarakat atau lingkungannya. Dan bahkan komunikasi telah
menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau
komunitas yang terintegrasi oleh informasi, dimana masing-masing
individu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi
(information sharing) untuk mencapai tujuan bersama.1
27
Istilah media atau medium berasal dari bahasa latin yang
berarti saluran atau alat untuk menyalurkan, dalam pengertian
jimak dipakai dengan istilah media, sedang dalam pengertian
tunggal dipakai istilah medium. Medium pada prinsipnya ialah
segala sesuatu yang merupakan alat sebagai sarana bagi seseorang
untuk menyatakan isi jiwa atau kesadarannya atau dengan kata lain
medium adalah alat untuk menyampaikan isi jiwa manusia
(pesan).2 Kemudian media juga sebuah alat atau sarana yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada
komunikan. Pesan-pesan tersebut diterima panca indra selanjutnya
diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menemukan
sikapnya terhadap sesuatu.
Astrid S.Susanto berpendapat tentang pengertian media
sebagai berikut: “media adalah saluran yang digunakan dalam
pengoperan proses lambang-lambang”.3 Pengertian simatik dari
media adalah segala sesuatu yang dijadikan sebagai perantara
untuk mencapai tujuan dengan demikian peran media sangat terikat
dengan sistem komunikasi.
Definisi tentang komunikasi yang tertulis dalam buku teori
komunikasi karya Saiful Rahim yang dikemukakan oleh Moor
bahwa komunikasi adalah penyampaian pengertian individu.
Disampaikannya bahwa semua manusia dilandasi kapasitas untuk
menyampaikan maksud, hasrat perasaan, pengetahuan dan
2 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, (Bandung: Armiko.1984). hlm 20
28
pengalaman dari orang yang satu kepada orang yang lain.4 Definisi
selanjutnya tentang pengertian dari komunikasi yang akan
memperjelas pengetahuan tentang apa yang komunikasi tatap
muka atau pun komunikasi yang menggunakan media. Dengan
demikian komunikasi tersebut dapat definiskan dalam beberapa
perspektif yaitu:
1. Sosial
2. Proses
3. Simbol
4. Makna
5. Lingkungan.
Komunikasi dapat dikatakan sebagai perspektif sosial yang
artinya komunikasi membutuhkan dan selalu melibatkan manusia
untuk berinteraksi yaitu dalam komunikasi pasti melibatkan
pengirim dan penerima informasi sebagai peran dalam proses
komunikasi. Ketika komunikasi dipandang secara sosial, maka
komunikasi melibatkan dua orang atau lebih.
Komunikasi sebagai proses artinya komunikasi bersifat terus
menerus, berkesinambungan yang tidak memiliki akhir.
Komunikasi juga dinamis, kompleks dan senantiasa berubah.
Istilah ketiga yang diasosiakan dengan definisi komunikasi adalah
simbol. Kata adalah simbol konsep dan benda. Simbol biasanya
29
disepakati bersama dalam sebuah kelompok, tetapi mungkin saja
tidak dimengerti kelompok lainnya.
Selain proses dan simbol, makna juga memegang peranan
penting dalam definisi komunikasi. Makna merupakan sesuatu
yang diambil seseorang dari suatu pesan. Dalam komunikasi, peran
dapat memiliki lebih dari satu makna dan bahkan berlapis-lapis
makna, tanpa berbagi makna maka kita semua akan kesulitan untuk
menggunakan bahasa yang sama atau dalam menginterprestasikan
suatu kejadian yang sama.
Kemudian dalam istilah prespektif komunikasi adalah
lingkungan. Lingkungan adalah situasi atau konteks dimana
komunikasi terjadi. Dalam kategori ini terdiri dari beberapa elemen
waktu, tempat, priode, sejarah, relasi dan latar belakang budaya
antara komunikan dan komunikator.
Kehidupan sehari-hari komunikasi sangatlah mempunyai
peranan penting sebagai bentuk interaksi sosial kepada sesama
manusia dan lingkungannya. William I. Golden mengemukakan
bahwa komunikasi memiliki empat fungsi. Ke empat fungsi
tersebut, yakni komunikasi soaial, komunikasi ekpresif,
komunikasi ritual dan komunikasi instrumendental. Dimana setiap
fungsi komunikasi tersebut tidak ada yang berdiri sendiri,
melainkan saling berkaitan satu sama lain.5
30
Komunikasi memiliki peran penting hampir disemua bidang
kehidupan, termasuk dalam berbisnis. Proses terjadinya
komunikasi dimulai dari pikiran orang yang akan menyampaikan
pesan atau informasi, yang kemudian dilambangkan, baik berupa
ucapan atau isyarat, proses selanjutnya dengan melakukan
transmisi berupa media dan perantara atau channel, hingga pesan
dapat diterima oleh komunikan.6 Untuk melalukan komunikasi
tersebut tentu saja dapat menggunakan alat perantara yang dapat di
sebut juga dengan media. Media merupakan saluran penyampaian
pesan dalam komunikasi antara manusia. Menurut MC Luhan
media massa adalah perpanjangan alat indra. Melalui media massa
kita memperoleh informasi tentang benda, orang / tempat yang
tidak dikenal secara langsung. Media massa bekerja untuk
menyampaikan informasi. Untuk khalayak informasi itu dapat
membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan citra. Fungsi
media massa secara umum adalah sebagai berikut:
1. Media massa memiliki fungsi pengantar (pembawa) bagi
segenap macam pengetahuan. Jadi media massa memainkan
peran institusi lainnya.
2. Media massa menyelenggarakan kegiatan pada lingkungan
publik. Pada dasarnya media massa dapat dijangkau oleh
segenap anggota masyarakat secara sukarela, umum dan murah.
31
3. Pada dasarnya hubungan antara pengiriman pesan dengan
penerima pesan seimbang dan sama.
4. Media massa menjangkau lebih banyak orang dari pada
institusi lainnya dan sejak dahulu “mengambil alih” peranan
sekolah orang tua, agama dan lain-lain
Media dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang
dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator
kepada khalayak. Berdasarkan sifatnya media terdiri dari dua, yaitu
media cetak dan media elektronik. Media cetak dapat diartikan
segala barang cetak seperti surat kabar, majalah, pamflet, buletin
dan lain-lain. Contoh media elektronik adalah televisi, radio,
website dan lain-lain.
b. Hubungan Media dan Komunikasi
Dari beberapa uraian tentang definisi media dan komunikasi
diatas, dapat dipahami bahwa media dan komunikasi sangat
berhubungan karena media dan komunikasi merupakan elemen
yang sangat penting dalam proses komunikasi yang menjadi
saluran (chenel) atar subjek dan ojek komunikasi, oleh karena itu
media komunikasi tidak dapat dipisahkan dari unsur komunikasi
karena dapat menentukan keberhasilan komunikasi.
Dalam bidang bisnis pun media sangat diperlukan oleh seorang
PR sebagai pendukung untuk terciptanya komunikasi atau
penyampaian pesan yang efektif. Media PR dalam ilmu
32
seorang PR (mewakili organisasi) dengan publikasi yaitu internal
maupun eksternal untuk membantu pencapaian tujuan.7 Marshal
Mc Luhan mengatakan bahwa kita sebenarnya hidup dalam suatu
‘desa global’. Pertanyaan MC Luhan ini mengacu pada
perkembangan media komunikasi modern yang telah
memungkinkan jutaan orang diseluruh dunia untuk dapat
berhubungan dengan hampir setiap sudut dunia. Kehadiran media
secara serempak diberbagai tempat telah menghadirkan tantangan
baru bagi para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu. Pentingnya
komunikasi massa dalam kehidupan modern dewasa ini terutama
dengan kemampuannya untuk menciptakan publik, menentukan
isu, memberikan kesamaan kerangka pikir dan menyusun perhatian
publik.
Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu sisi
mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media
memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas
dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari,
digunakan, dan dikonsumsi oleh audience. Pusat dari studi
mengenai komunikasi massa adalah media. Media merupakan
organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk
7
33
budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya
dalam masyarakat/khalayak. 8
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana
dikemukakan oleh bittner yakni komunikasi massa adalah pesan
yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar
orang (mass communication is messange communicated through a
mass medium to alarge number of people).9 Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan
media massa. Ada juga yang mendefinisikan komunikasi massa
adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa
dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan
informasi kepada khalayak luas.10 Ahli komunikasi lainnya Joseph
A Devito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada
intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta
tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya
dalam dua item, yakni “pertama, komunikasi massa adalah
komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang
luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi
seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi tetapi
ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar
untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi
yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual.
Komunikasi massa barang kali akan lebih muda dan logis bila di
34
definisikan menurut bentuknya televisi, radio, siaran surat kabar,
majalah dan film.
Harold D. Lasswel, seorang ahli politik di Amerika Serikat
mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dalam teori
komunikasi dan penelitian komunikasi massa. Ungkapan tersebut
merupakan suatu formula dalam menentukan scientific study dari
suatu proses komunikasi massa dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: who (siapa), say what (berkata apa), in
which channel (melalui saluran apa), to whom (kepada siapa) dan with what effect (dengan efek apa)?
Tabel 2.1 : Formula Laswell
WHO SAYS WHAT IN WHICH
CHANNEL
TO WHOM WITH WHAT
EFFECT
Siapa Berkata apa Melalui Saluran
apa
Analisis Pesan Analisis Media Analisis
Khalayak
Analisi Efek
Dengan mengikuti formula lasswell dapat dipahami bahwa dalam
proses komunikasi massa terdapat lima unsur yaitu, who (siapa), say
what (berkata apa), in which channel (melalui saluran apa), to whom
(kepada siapa) dan with what effect (dengan efek apa). Selain lima
unsur komponen-komponen yang telah diuraikan tersebut, tampak
35
persyaratan untuk berlangsungnya suatu proses komunikasi massa.
Untuk membandingkan formula lasswell dengan formula Claude D.
Shannon dan Waren Weaver sebagai proses linier dan searah. Pesan
diumpamakan mengalir dari sumber informasi (information source)
melalui komponen menuju kepada komunikan. Dalam proses
komunikasi ini terdapat lima komponen termasuk satu komponen yaitu
noice (gangguan).11
Pesan sinyal sinyal pesan
Bagan 2.1 Pross Komunikasi
Gambar diatas menunjukkan bahwa sumber informasi (information
source) menciptakan sebuah pesan (message) untuk dikomunikasikan. Pesan (terdiri atas kata-kata lisan/tulisan, gambar music dll). Diubah
dalam bentuk sinyal (signal) oleh pemancar (transmitter) sesuai
dengan saluran yang akan digunakan. Pesan dapat diterima/diteruskan
melalui saluran kepada penerima (receiver). Saluran adalah media
(alat) yang menyalurkan isyarat dari pemancar kepada penerima.
Penerima (receiver) menyusun kembali sinyal tersebut menjadi sebuah
pesan sehingga sampai kepada tujuan (destination). Sementara itu
dalam perjalannya, sinyal memiliki potensi untuk terganggu oleh
11 Dr. Elvinaro Ardianto, Dra. Lukita Komala, Dr. Siti Karlina, Komunikasi massa Suatu
36
berbagai sumber gangguan (noice source) yang ada disekitarnya,
misalnya pada saat bersamaan dalam saluran yang sama muncul terlalu
banyak sinyal. Hal ini akan mengakibatkan adanya perbedaan antara
sinyal yang dikirimkan dengan sinyal yang diterima. Dengan demikian
dapat diartikan bahwa pesan yang dikirimkan tidak selalu diterima
dengan makna/ pengertian yang sama oleh penerima. Jika komunikator
tidak mempunyai kemampuan untuk menyadari hal tersebut, maka hal
itu merupakan penyebab bagi kegagalan komunikasi.
Everett M. Rogers mengatakan bahwa dalam kegiatan komuniksi
ada empat elemen yang harus diperhatikan yaitu, source, messange,
channel dan receiver. Kemudian komponen tersebut diperinci kembali
menjadi lima bagian oleh Wilbur Schramm, yaitu, source (sumber),
encoder (komunikator), signal (sinyal/tanda), decoder (komunikan), destination (tujuan). Kelima komponen tersebut sesuai dengan paradigm Harold D.Lasswell yakni who-says what in which channelto
whom-with what effect. Komponen-komponen tersebut merupakan
suatu syarat yang harus ada dalam suatu proses komunikasi, baik pada
komunikasi antar personal, komunikasi kelompok maupun komunikasi
massa.
Komponen-komponen dalam komunikasi massa menurut Hibert
dan Bohn meliputi:
1. Communicator (komunikator)
Komunikator dalam media massa berbeda dengan komunikator
37
komunikasi massa bukan seorang individu melainkan suatu
institusi, gabungan dari berbagai pihak.
2. Codes and Content
Codes adalah sistem simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi misalnya: kata-kata lisan,
tulisan, foto, musik, dan film (moving picture). Content atau isi
media merujuk pada makna dari sebuah pesan, bisa berupa
informasi mengenai perang Irak atau sebuah lecucon yang
dilontarkan seorang komedian. Sedangkan codes adalah simbol
yang digunakan untuk membaca pesan tersebut.
3. Gatekeeper
Gatekeeper seringkali diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai penjaga gawang. Gawang yang dimaksud
dalam hal ini adalah gawang dalam media massa. Agar media
massa tersebut tidak “kebobolan”. Kebobolan dalam pengertian
media massa tersebut tidak diajukan ke pengadilan oleh
pembacanya karena menyampaikan berita yang tidak akurat,
menyinggung reputasi seseorang, mencemarkan nama baik
seseorang dan lain-lain. Sehingga gatekeeper pada media
massa menentukan penilaian apakah suatu informasi penting
atau tidak. Gatekeeper menaikkan berita yang penting dan
menghapus informasi yang tidak memiliki nilai berita. (Hibert,
Ungurait, Bohn, 1975:109). Setiap media massa pasti memiliki
38
gatekeeper dalam struktur organisasi media massa tersebut
karena gatekeeper adalah sebuah pelaksana fungsi. Westley
dan Mac Lean menggambarkan konsep gatekeeper dalam
proses komunikasi massa.
4. Regulator
Dalam proses komunikasi massa, regulasi media massa adalah
suatu proses yang rumit dan melibatkan banyak pihak. Peran
regulator hampir sama dengan gatekeeper, namun regulator
bekerja diluar institusi media yang menghasilkan berita.
Regulator bisa menghentikan aliran berita dan menghapus
suatu informasi, tetapi tidak dapat menambah atau memulai
informasi dan bentuknya seperti sensor.
5. Media
Media massa terdiri dari (1) media cetak yaitu : surat kabar dan
majalah. (2) media elektronik yaitu : televisi dan media online
(Internet).
6. Audience
Marshall Mc Luhan menjabarkan audience sebagai sentral
komunikasi massa yang secara konstan dibombardir oleh
media. Media mendistribusikan informasi yang merasuk pada
masing-masing individu. Audien hampir tidak bisa menghindar
dari media massa, sehingga beberapa individu menjadi anggota
39
7. Filter
Pada setiap pembahasan komponen komunikasi massa, kita
harus mempertimbangkan masalah budaya, karena seringkali
proses komunikasi massa menghadapai hambatan berupa
perbedaan budaya. Sebagaimana diketahui audiens media
massa itu jumlahnya banyak, tersebar dan heterogen (berbeda
usia, jenis kelamin, agama, latar belakang sosial, tingkat
penghsilan, pekerjaan dan lain-lain). Filter boleh diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia sebagai saringan. Dalam konteks
fotografi filter akan menyaring warna atau intensitas cahaya
dari obyek foto untuk mengubah tambpilan gambar obyek
tersebut.
8. Feedback
Komunikasi adalah proses dua arah atara pengirim dan
penerima pesan. Proses komunikasi belum lengkap apabila
audiens tidak mengirimkan respone atau tanggapan kepada
komunikator terhadap pesan yang disampaikan.
c. Bentuk-bentuk media
Komunikasi massa dalam bentuk media massa
Perkembangan dapat digunakan sebagai fasilitas pengembangan
suatu aktifitas pengenalan atau promosi suatu produk. Dalam hal
ini media di bagi menjadi beberapa bentuk. Everest M. Roger
menjelaskan tentang bentuk media yang terdapat dalam proses
40
media yang ditinjau dari bentuknya yaitu media massa modern dan
media massa tradisional. Diantara yang termasuk media massa
tradisional adalah teater rakyat, juru donggeng keliling, juru
pantun. Sedangkan menurut Nurudin dalam bukunya Sistem
komunikasi Indonesia menjelaskan tentang bentuk media
tradisional yang sering digunakan masyarakat dalam proses
komuniksi adalah faklor.12 Bentuk-bentuk media komunikasi:
a. Media antar pribadi
Dalam kehidupan sehari-hari media yang paling banyak
digunakan dalam komunikasi antar pribadi adalah surat, ini
dikarenakan banyak para penduduk yang sudah bisa membaca
dan menulis serta makin meningkatnya sarana pos disamping
surat, media juga dapat digunakan adalah telepon.13
b. Media kelompok
Media kelompok masih banyak ditemukan di masyarakat
perdesaan dengan banyak nama seperti di Bali. Sementara itu
masyarakat kota menggunakannya dalam bentuk organisasi,
profesi, pengajian, seminar, kesenian dll.
c. Media publik
Media publik yang digunakan bila melibatkan lebih dari 200
orang misal rapat akabar, apel dilapangan terbuka dll.
d. Media massa
12 Nuruddin, Sistemkomunikasi Indonesia,(Jakarta:Rajawali Pers.2000).hlm 25
41
Media massa adalah alat yang diguankan dalam penyampaian
pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti : surat
kabar, film, televisi. Dalam media massa bentuk media di
gabungkan dengan media antar pribadi dibagi menjadi dua
bagian yaitu:
1. Media cetak:
a. Surat kabar
Surat kabar merupakan media massa paling tua
dibandingkan dengan jenis media massa lainnya.
b. Majalah
Seperti halnya surat kabar, majalah merupakan media
cetak yang bisa diandalkan untuk meraih perhatian
khalayak akan iklan yang disajikannya melalui
majalah-majalah.
2. Media elektronik
a. Radio
b. Siaran televisi
c. Media online (internet)
2. Pengertian Media Tourism
Sudah dijelaskan bahwasanya media adalah alat bantu komunikasi
yang digunakan sebagi penyalur informasi dari komunikator kepada
komunikan media dapat timbul melalui hubungan komunikasi massa
42
Indonesia berarti wisata. Wisata adalah suatu perjalanan dengan tujuan
rekreasi.14 Ataupun dapat disebut sebagai perjalanan ke suatu tempat
dengan tujuan tertentu guna untuk menyegarkan otak ataupun untuk
bersenang-senang dan menikmati waktu luang. Tourism (wisata)
merupakan bentuk objek dari pariwisata.
Kata pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua
suku kata yaitu masing-masing kata “pari” yang berarti banyak,
berkali-kali, berputar-putar, lengkap, dan “wisata” yang berarti
perjalanan, berpergian, dalam hal ini sinonim dengan kata “travel”
dalam bahasa inggris.15 Pariwisata menurut E. Guyer Frueler menurut
arti modern merupakan fenomena dari jaman sekarang yang
didasarkan atas kebutuhan akan keshatan dan pergantian hawa yang
menimbulkan rasa keindahan, sedangkan menurut definisi yang luas
pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat
sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebgai usaha
mancari kesinambungan atau keserasian dan kebahagiaan dengan
lingkungan hidup dalam dimennsi sosial, budaya alam dan ilmu. Suatu
perjalanan dianggap sebagai perjalanan dianggap sebagai perjalanan
wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan:
1. Harus bersifat sementara
2. Harus bersifat sementara (voluntary) dalam arti tidak terjadi karena
dipaksa.
14 A.J Muljadi MM, Andri Warman, Kepariwisataan Dan Perjalanan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2014). hlm 9
43
3. Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah16.
Kemudian menurut James J.Spillance memberikan pengertiannya
tentang pariwisata. Pariwisata merupakan suatu perjalanan dari suatu
tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan
maupun kelompok, sebagai usaha mencari kesinambungan hidup
dalam dimensi sosial, budaya alam dan ilmu.17 Jadi pariwisata adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusaha
obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang
tersebut . sedangkan usaha pariwisata adalah suatu kegiatan yang
bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan dan
mengusahakan obyek dan daya tarik wisata. Usaha barang pariwisata
dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut. Sedangkan kawasan
pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau di
sediakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.
Pariwisata adalah suatu kompleks yang dapat dipandang sebagai
suatu sistem yang besar yang mempunyai berbagai komponen seperti
ekonomi, ekologi, politik, sosial dan budaya seterusnya. Sebagai
interdependensi yang berarti bahwa perubahan pada salah satu
subsistem juga akan menyebabkan terjadinya perubahan pada
subsistem lain sampai pada akhirnya kembali ditemukan harmoni yang
baru. Sebagaimana dikatakan oleh Mill and Marisson bahwa pariwisata
16 Dinas Pariwisata dan kebudayaan propinsi Jawa timur, penyusunan supply chain komoditi
unggulan di obyek tujuan wista.2005 hal 8. Tidak diterbitkan umum
44
adalah sistem berbagai elemen yang tersusun seperti sarang
laba-laba.18
a. Jenis-jenis Pariwisata
1. Menurut letak Geografis Pariwisata Lokal
a. Pariwisata local
Memiliki arti yang sempit dan terbatas dalam
tempat-tempat tertentu saja. Misalnya : Pariwisata, Sidoarjo,
Surabaya dan lain-lain.
b. Pariwisata Regional
Pariwisata regional merupakan pariwisata yang
berkembang di suatu tempat yang ruang lingkupnya lebih
luas dari pariwisata lokal.
c. Pariwisata Nasional
Pariwisata dalam arti sempit adalah pariwisata yang
berkembang dalam suatu negara yang di titik beratkan bagi
warga negara itu sendiri dan orang-orang yang berdomisi di
negara tersebut. Pariwisata dalam arti luas adalah kegiatan
pariwisata yang berkembang dalam suatu negara selain
domestik tourism juga dikembangkan foreign tourism yang
di dalamnya termasuk tokoh melakukan perjalanan baik
perjalanan di dalam maupun diluar negri.
45
d. Regional hall - Internasional Tourism
Kegiatan kepariwisataan yang berkembang di daerah
internasional yang terbatas dan melewati batas-batas dua
negara atau tiga negara. Misal: Asean, Timur Tengah,
Eropa dan lain-lain.
e. International Tourism
Kegiatan pengembangan kepariwisataan yang berkembang
diseluruh negara di dunia.
2. Menurut jenis objeknya
a. Wisata alam
b. Wisata budaya dan sejarah
c. Wisata buatan.
3. Menurut waktu berkunjung
a. Season tourism
Pariwisata yang pengunjungnya datang pada waktu atau
musim tertentu, yang termasuk kelompok ini adalah
summer tourism, winter tourism dan lain-lain. b. Occasional tourism
Pariwisata yang perjalanan wisatanya dihubungkan dengan
suatu kejadian tertentu. Misalnya galungan, sekaten dan
lain-lain.
4. Alasan tujuan perjalanan wisata