• Tidak ada hasil yang ditemukan

Veneer Kedokteran Gigi “Porcelain Veneer” | Karya Tulis Ilmiah MAKALAH veneer fix

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Veneer Kedokteran Gigi “Porcelain Veneer” | Karya Tulis Ilmiah MAKALAH veneer fix"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

LATAR BELAKANG

(2)

BAB II ISI

Veneer adalah sebuah bahan pelapis yang sewarna dengan gigi yang diaplikasikan pada sebagian atau seluruh permukaan gigi yang mengalami kerusakan atau pewarnaan intrinsik. Bahan yang digunakan untuk pembuatan veneer dapat dari resin komposit, keramik atau porselen.

Veneer porselen adalah suatu bahan untuk meningkatkan penampilan estetik gigi yang mengalami pewarnaan. Veneer porselen berupa lapisan tipis setebal kira – kira 0.5 – 0.8 mm yang menutupi permukaan labial gigi anterior dan permukaan bukal beberapa gigi premolar.

Veneer dibentuk dengan struktur yang serupa dengan gigi agar dapat melekat erat pada gigi yang akan di preparasi.

Terdapat dua tipe veneer, antara lain :

1. Partial veneer

Partial veneer diindikasikan untuk restorsai permukaan gigi yang mengalami perubahan warna secara intrinsik, dan kerusakan yang terlokalisir. Pembuatan partial veneer dilakukan secara direct (langsung diaplikasikan pada pasien).

2. Full veneer

Full veneer untuk restorasi yang memerlukan pelapisan permukaan fasial secara luas atau untuk area yang mengalami staining intrinsik pada permukaan fasial. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pemasangan full veneer, yaitu: usia pasien, oklusi, kondisi kesehatan jaringan sekitarnya, letak dan posisi gigi, serta kebersihan rongga mulut pasien. Pembuatan full veneer dilakukan secara direct dan

indirect.

A. Pembuatan Veneer

Pembuatan veneer dapat dilakukan secara direct dan indirect tergantung kondisi gigi pada saat itu. Pembuatan direct veneer secara langsung diaplikasikan pada pasien sedangkan

indirect dilakukan pencetakan terlebih dahulu kemudian diproses di laboratorium, hasilnya baru diaplikasikan pada pasien.

o Direct veneer

Terdapat 2 teknik pembuatan pada tipe direct veneer :  Direct partial veneer (veneer langsung sebagian)

(3)

direstorasi dalam satu kali kunjungan dengan komposit light cured. Sebelum direstorasi dengan komposit light cured, dilakukan pre eliminir seperti pembersihan, pemilihan bentuk, isolasi dengan cotton roll atau mengunakan rubber dam.

Direct full veneer (veneer langsung penuh)

Teknik ini digunakan untuk merestotasi gigi anterior yang mengalami hipoplasia disertai diastema antara gigi insisivus sentral. Teknik ini menggunakan komposit

light cured mikrofill dalam satu kali kunjungan, tetapi untuk mengurangi trauma bagi pasien maupun operator lebih baik di koreksi dalam dua kali kunjungan. Kedua insisivus sentral di preparasi dengan kedalaman 0.5 – 0.7 mm, akhiran preparasi bentuk chamfer, preparasi direct veneer umumnya berakhir pada bagian labial daerah gingival untuk menjaga kesehatan jaringan. Jika hanya melibatkan beberapa gigi saja atau jika permukan fasial tidak seluruhnya mengalami kerusakan, dapat langsung diaplikasikan veneer komposit dalam satu kali kunjungan.

Pada tehnik direct veneer bahan pilihan adalah mikrofill komposit resin, karena bahan ini dapat dipoles dengan baik sehingga menyerupai enamel yang sesungguhnya dan hasil poles bertahan untuk jangka waktu cukup lama. Indikasi

direct composit resin yaitu instant cosmetic, pasien tidak menghendaki pengasahan pada gigi, keterbatasan biaya laboratorium, dan pada kasus-kasus ortodontic

tertentu. Untuk gigi yang mengalami pewarnaan tetrasiklin, restorasi dengan direct veneer lebih sulit jika warna sudah mencapai 1/3 gingival.

o Indirect Veneer

Banyak dokter gigi yang mengalami kesulitan dalam melakukan preparasi, aplikasi dan finishing pada prosedur direct veneer, serta terasa melelahkan dan menghabiskan waktu. Pasien juga tidak merasa nyaman selama perawatan tersebut, karena hal tersebut maka dibuat indirect veneer. Teknik indirect veneer dibuat dari bahan komposit, feldspathic porcelain dan keramik (pressed or cast ceramic). Dengan teknik

(4)

mempertahankan struktur gigi pada teknik indirect veneer. Pressed ceramic veneer

memberikan estetik yang baik, tetapi memerlukan preparasi yang lebih dalam. Penempelan dengan teknik indirect veneer, veneer ditempelkan pada email dengan meggunakan etsa asam dan bonding dengan semen resin light- cured.

Pembuatan indirect veneer dapat dilakukan secara konvensional atau dengan teknik CAD-CAM. Pembuatan veneer dan mahkota secara konvensional dibuat menggunakan serbuk porselen dan melalui proses fusi di tungku bersuhu tinggi yang membutuhkan waktu beberapa hari. Terdapat beberapa cara pembuatan veneer secara konvensional, antara lain :

1. Foil Technique

Ada dua tipe, tidak perlu menggunakan core shade, dan menggunakan core shade.

Keuntungan teknik ini ialah dapat dicoba serta dapat memilih warna. Sedangkan kerugiannya yaitu dalam penempelannya perlu mengangkat tepi mahkota, dan untuk veneer multiple lebih banyak gigi yang dikurangi.

2. Sintering on a refractory die

Dalam proses sintering, adonan bubuk keramik diterapkan pada refractory die, dikeringkan, kemudian dibakar dalam tungku porselen. Beberapa lapisan dapat dibentuk untuk mengembangkan karakter Keahlian tinggi diperlukan oleh teknisi laboratorium gigi untuk mendapatkan estetika terbaik dan kontur yang tepat. Namun pada proses ini terdapat masalah ketidaktepatan perlekatan akibat dari penyusutan yang sangat tinggi. Contoh komersialnya leucite-reinforcement ceramic.

3. Hot pressing

Pada proses sintering ditemukan masalah ketidaktepatan perlekatan akibat dari penyusutan yang sangat tinggi. Untuk mengatasi masalah tersebut maka muncul teknik baru dengan menggunakan glass ceramics dengan cara pengecoran untuk membuat

crown, veneer and inlay. Hot-pressing merupakan teknik yang melibatkan pemanasan batang dari keramik. Batang/ingot tersebut merupakan bahan solid yang terbuat dari leucite-reinforced feldspar. Metode ini memanfaatkan bagian dari teknik pengecoran lost-wax. Seperti pada lost-wax casting, wax pattern diproduksi, yang kemudian ditanam dalam refractory die materials. Wax dibakar untuk menciptakan ruang untuk diisi oleh leucite yang diperkuat kaca keramik.

(5)

akan menjadi lunak dan mengalir ke dalam cetakan tahan panas. Proses ini juga sering digambarkan sebagai transfer molding. Proses ini jelas berbeda dari teknik sintering

karena tidak bergantung pada gabungan partikel bubuk.

Pada tahap terakhir, shading dapat diselesaikan dengan mengaplikasikan stains

pada permukaan. Untuk restorasi gigi anterior veneer dirapikan dengan dipotong dan dibentuk, serbuk dari leucite-reinforced glass-ceramic dibentuk menggunakan teknik

sintering konvensional.

Baru-baru ini dalam pembuatan veneer dan mahkota dapat menggunakan tekhnik CAD/CAM (computer-assisted design/computer assisted machining). Teknik ini menggunakan komputer untuk mendesain dan memproduksi mahkota dan veneer hanya dalam beberapa jam. Hasilnya, mahkota dan veneer lebih akurat dan lebih pas. Pencitraan dipindai menggunakan kamera digital. Mahkota dan veneer didesain menggunakan program perangkat lunak komputer. Bahan porselin tersebut dipilih dan diisi kedalam mesin cerec. Dibutuhkan waktu 3 jam untuk memproduksi veneer atau mahkota, sedangkan untuk tekhnik konvensional membutuhkan 7 hari untuk menghasilkan veneer atau mahkota.

B. Kegunaan Veneer Porselen

a. Memperbaiki kerusakan permukaan non karies

Veneer porselen dapat digunakan untuk memperbaiki kerusakan yang bersifat non karies seperti malformasi email lokal dan hipoplasia. Veneer porselen sangat dianjurkan untuk merawat erosi gigi dan hipoplasia email. Namun demikian, ikatan veneer dengan email yang berkualitas kurang baik dapat mengakibatkan kebocoran akhiran restorasi yang ada akhirnya akan merusak restorasi sendiri

b. Memperbaiki gigi yang mengalami diskolorisasi

Diskolorisasi yang disebabkan oleh fluorosis, pewarnaan akibat tetrasiklin atau nekrosis dapat diperbaiki dengan veneer porselen, selama perawatan tersebut tidak terlalu parah. Kekurangan akan selalu ada, biasanya pewarnaan akibat fluorosis secara memuaskan dapat dirawat dengan menggunakan veneer porselen setelah permukaan email dipreparasi c. Memperbaiki kerusakan struktur gigi

Horn menyarankan penggunaan veneer porselen untuk memperbaiki tepi insisal yang fraktur, dan memperbaiki maloklusi gigi ringan.

d. Menutupi diastema (celah antar gigi) ringan e. Memperbaiki bentuk insisif lateral bentuk conus

Bahan komposit resin digunakan jika kerusakan struktur gigi yang kecil, hal ini karena preparasi perlu dilakukan. Jika menggunakan veneer porselen walaupun sedikit tetapi berguna untuk kekuatan akhiran preparasi. Sedangkan pada direct composit resin

(6)

penting untuk memudahkan pembuatan akhiran yang tepat pada saat tahap penyelesaian. Tetapi jika terdapat maloklusi ringan beberapa gigi yang melibatkan seluruh permukaan labial gigi lebih baik membuat veneer porselen dengan melakukan preparasi beberapa gigi. Selain lebih estetis, juga lebih tahan dibandingkan direct composit veneer yang waktu pengerjaan di klinis lebih lama.

f. Veneer porselen juga digunakan untuk mengoreksi kosmetik atau gangguan fungsional yang ringan pada anak remaja. Tetapi preparasi agak sulit karena adanya resiko perforasi pada pembuatan akhiran bentuk soulder yang terlalu dalam karena ruang pulpa yang masih besar.

g. Veneer porselen juga untuk gigi yang telah dirawat endodontik untuk meningkatkanan nilai estetik

h. Mengganti veneer resin komposit lama

Apabila penambalan resin komposit yang berulang-ulang, dan sudah aus serta berubah warna perlu diganti dengan veneer porselen

i. Retainer ortodonti

Veneer porselen dapat digunakan sebagai retainer ortodonti untuk menutupi diastema, dengan mempertahan kontak gigi dengan gigi yang berdekatan sehingga dapat mencegah terbentuknya kembali ruang diantara gigi

C. Cara Penempelan veneer

Veneer dilekatkan pada gigi menggunakan air atau gel. Gel adalah bahan larut air yang menempati ruang antara veneer dan permukaan gigi. Tanpa air atau gel, cahaya yang ditransmisikan melalui veneer akan tersebar oleh udara, mengubah penampilan veneer. Gel bisa jernih atau sedikit berbayang sesuai dengan nuansa ikatan resin. Sebelum veneer terikat pada gigi, veneer keramik agak rapuh karena sangat tipis. Veneer harus ditangani dengan hati-hati ketika dicoba pada gigi untuk menyesuaikan kecocokan atau menyesuaikan daerah kontak. Veneer mungkin akan retak jika terlalu banyak tekanan yang diterapkan. Setelah mereka terikat, mereka mendapatkan dukungan dari struktur gigi yang mendasarinya dan kekuatannya sangat meningkat.

Veneer terikat pada gigi dengan semen resin menggunakan teknik etsa asam dan resin bonding agent. Semen resin ada dalam berbagai warna, termasuk resin terang/cerah. Jika diperlukan, warna resin dapat dipilih untuk sedikit mengubah penampilan akhir dari veneer

(7)

Setelah permukaan gigi dan permukaan internal veneer telah benar-benar siap, semen resin ditempatkan pada veneer, penempatan dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari terperangkapnya udara. Veneer digetarkan secara ringan dengan suatu alat atau jari untuk dilekatkan sepenuhnya dan membuang semua gelembung udara yang terperangkap. Kelebihan semen bisa dihilangkan pada tahap ini dengan kuas kecil, atau lampu curing

dapat dilambaikan di atas permukaan selama 3 atau 4 detik untuk membuat resin berubah menjadi sedikit gel tetapi tidak sepenuhnya. Kelebihan gel pada resin dapat dengan mudah dihilangkan dengan menggunakan explorer atau pisau bedah. Beberapa tambahan finishing

dan polishing mungkin dibutuhkan. Untuk langkah terakhir dapat dilakukan dengan berbagai teknik dengan menggunakan kombinasi finishing strip dan disk, carbide dan diamond rotary instrument , dan rubber polishing points atau pasta diamond polishing.

D. Kegagalan Kegagalan PLV

1. Kagagalan Estetik 2. Masalah mekanik 3. Masalah perekatan

4. Kegagalan kekuatan internal dan eksternal 5. Perubahan warna luting resin

Mismatching warna atau perubahan warna mungkin juga alasan sebuah kegagalan. Cara terbaik untuk menghindari ketidakcocokan warna gigi PLV dan alami adalah untuk mengembangkan komunikasi dengan tehnician laboratorium. Jika warna akhir dari PLV tidak cocok, perlu diubah dengan resin luting berwarna, maka perbedaan warna antara

nonpolymerized dan polymerized dari resin harus dipelajari untuk pencegahan segera kegagalan estetik.

Kegagalan ini dapat diterima dengan baik bahwa perbedaan warna akan sangat mungkin terjadi antara resin dual-sama atau cahaya berwarna-sembuh sebelum dan setelah dipolimerisasi. Menggunakan resin luting selain yang transparan atau tembus, juga akan merusak efek bunglon dari margin. Jika resin luting berwarna akan digunakan, maka margin serviks harus siap subgingivally, untuk menghindari kegagalan estetika yang akan terlihat pada margin gingiva. Kebocoran mikro pada margin juga dapat menyebabkan perubahan warna lokal, terbatas pada tempat kebocoran mikro itu berada, dan dapat menyebabkan kegagalan langsung atau kegagalan jangka panjang.

(8)

Urutan rinci perencanaan dan persiapan pengobatan gigi sangat penting dalam perawatan PLV itu. Semua masalah yang berkaitan dengan bentuk panjang PLV dan tekstur, serta dengan desain senyum, harus diperbaiki pada tahap uji coba sehingga teknisi laboratorium menerapkan glasir final dan cat ke permukaan PLV eksternal. Bila masalah tersebut tidak diperbaiki pada uji coba, maka koreksi harus dilakukan setelah mereka terikat, sehingga permukaan porselen aroughened yang telah kehilangan glasir dan rentan terhadap perubahan warna dari pewarna ekstrinsik. Aplikasi yang tepat dari seluruh proses treatmen PLV akan mencegah kegagalan jangka panjang.

7. Aging / penuaan

Proses alami penuaan, merupakan penyebab penggelapan gigi, dalam jangka panjang hal ini akan mempengaruhi warna dari PLV. Veneer ultra-tipis yang terikat dengan resin luting akan mengalami penggelapan warna sepuluh sampai lima belas tahun setelah pemasangan. Namun, karena merupakan bagian dari proses yang alami maka tidak akan dianggap sebagai kegagalan oleh pasien. Jika PLV yang dibuat awalnya buram maka menjadi masalah besar setelah penuaan.

8. Microleakage

Kebocoran mikro adalah salah satu penyebab utama kegagalan estetik dan mekanik dan dapat dikaitkan dengan berbagai faktor. Sayangnya, kebocoran mikro hanya dapat dideteksi setelah ikatan PLV selesai dan satu-satunya solusi untuk mengatasi masalah ini adalah untuk menggantikan PLV tersebut.

9. Margin preparation 10. Lack of Marginal fit

Kurang sesuainya marginal yang tepat dari margin prepred harus dibuat dan dipindahkan ke laboratorium. Presisi yang sama harus diterapkan untuk membangun procelain, untuk menghindari marjinal pada model plester utama sebelum dikirim ke dokter gigi dan dokter gigi harus melakukan cek selama uji coba berlangsung. Jika marginal fit kurang terdeteksi, pilihan paling bijaksana adalah untuk memperbaharui PLV untuk mencegah kebocoran mikro dan kegagalan jangka panjang. Meskipun upaya untuk menutup kesenjangan dengan komposit luting dapat mencegah kebocoran mikro, warna perubahan komposit ini pada antar muka gigi porselen akan menimbulkan masalah estetika dalam jangka panjang.

11. Tissue Management

(9)

dikarenakan efek negatif pada ikatan. Kekuatan mekanik, rangsangan kimia dan agen etsa juga dapat menyebabkan perdarahan. Bukan hanya karena merusak ikatan dan menyebabkan kebocoran mikro, tetapi juga menyebabkan perubahan warna setelah ikatan. Dalam rangka menciptakan media yang sehat untuk ikatan, perdarahan harus dihentikan dengan agen kimia, elcetrosurgery atau laser jaringan lunak.

12. Isolasi

13. Incomplete polimerisasi

Polimerisasi resin luting yang sempurna sangat penting dalam mencegah kegagalan perekatan. PLV tebal atau buram dapat mencegah penetrasi cahaya curing. Bahkan jika semua tindakan pencegahan lainnya telah diambil, mekanisme perbaikan cahaya harus diperiksa dan harus berada minimum pada 400-500 mw/cm2. Oksigen yang terperangkap

hanya dapat dilihat pada margin dalam kasus PLV, dan jika tidak benar dapat menyebabkan kebocoran marjinal postoperativ. Oleh karena itu, untuk mencegah penetrasi oksigen ke resin luting pada margin, semua margin harus tertutup sehingga oksigen tehambat masuk pada daerah – daerah tersebut.

14. Kegagalan Biologi 15. Kesalahan Akhir 16. Kegagalan Oklusal

E. Keuntungan dan Kerugian

 Keuntungan veneer porselen antara lain :

• persiapan gigi memerlukan waktu yang singkat

• porcelain veneers lebih kuat dan lebih tahan lama dibandingkan veneer komposit • alternatif untuk restorasi cakupan penuh dalam kasus patah pada bagian insisal atau perubahan warna gigi

• warna stabil

 Kekurangan veneers porselen antara lain : • berpotensi over-contouring

• membutuhkan prosedur laboratorium

• margin porselen enamel mungkin tipis dan sulit untuk diselesaikan • margin rapuh

• terjadi pitting karena traetment acidulated fluoride

(10)

• warna tidak dapat diubah secara substansial setelah penempatan • penempatan sulit dan memakan waktu

(11)

Veneer merupakan bahan kedokteran gigi yang digunakan untuk memperbaiki bentuk jaringan keras dari gigi, dan estetika gigi, yang dalam pengaplikasiannya perlu dilakukan preparasi terhadap email gigi terlebih dahulu. Dalam penggunaanya perlu memperhatikan beberapa hal, terutama kepentingan manfaatnya, sehingga untuk hanya alasan estetik saja mungkin perlu dipertimbangkan lagi untuk pemakaiannya kecuali benar-benar harus memakai perwatan tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Hatrick, Eakle dan Bird. 2011, Dental Materials: Clinical Applications for Dental Assistants and Dental Hygienists, 2nd ed. Philadelpia: Elsevier

McCabe,F., Walls,WG.,2008, Applied Dental Materials. 9thed. Blackwell Publishing

Roberson,T.M., Heymann,E.J. Swift, Jr., 2008, Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry. 5th ed. St.Louis;Mosby ,124-147

Noort.,V.R.,2007, Laboratory and related Dental Materials. 3rd ed. St.Louis;Mosby

(12)
(13)

KELOMPOK 4

1. Rafika Cyntia D (08653) 2. Yeni Witriani A (08662) 3. Anita Rahmawati (08670)

4. Budi Utomo (08713)

5. Arsida Noviani (08752)

6. Kunthi Putri (08754)

7. Lilis Setyowati (08761) 8. Yuli Faramita Sari (08776)

Program Studi Ilmu Keperawatan Gigi

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Gadjah Mada

Referensi

Dokumen terkait

Audit tenure adalah periode waktu perikatan antara auditor dengan klien yang diukur dengan jumlah tahun. Audit tenure dikaitkan dengan dua konstruk yakni keahlian auditor dan

Penelitian ini akan membahas tentang gambaran perubahan histopatologi yang terlihat pada organ usus, insang dan otot ikan mas yang sampelnya diambil dari kolam ikan di

Tampilan ini digunakan oleh tamu yang ingin melakukan sesi konsultasi sistem pakar.Setelah user tamu meng klik menu konsultasi, maka user tamu akan dibawa menuju halaman konsultasi

Diklus Edisi 6, Tahun XI, September 2007 Remaja putus sekolah perlu kesadaran baru bahwa kehidupan tidak hanya ditentukan oleh berhasilnya seseorang dalam dunia

Pretest yang diberikan berupa kuesioner, yaitu kuesioner minat belajar siswa dan kesadaran siswa akan nilai, yaitu kesadaran akan nilai globalisasi (untuk kelas

Pada hari ini Rabu Tanggal Sebelas Bulan April Tahun Dua Ribu Dua Belas, kami yang bertanda tangan dibawah ini Pokja Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi, Unit Layanan Pengadaan

Basofil Memiliki segmen yang paling sedikit diantara granuosit yang lain Bercak biru muda sampai ungu Basofilik, ukuran, jumlah, dan karakteristik bervariasi

Setiap Kost kostan tidak selalu jadi satu dengan rumah pemiliknya, maka dari itu.. pembayarannya pun berbeda-beda ada yang langsung dibayarkan kepada pemiliknya