• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

34 3.1 Jenis , Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu yaitu metode yang tidak memungkinkan untuk peneliti melakukan pengawasan atau pengendalian secara utuh pada faktor yang lain dalam mempengaruhi variabel dan kondisi eksperimen, misalnya faktor minat, motivasi dan intelegensi. Pada eksperimen semu ini terdapat sebab akibat antar variabel. Eksperimen itu sendiri merupakan kegiatan observasi di bawah kondisi buatan dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti sendiri. Sedangkan ekperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian juga adanya kontrol.

3.1.2 Desain Penelitian

Peneliti memilih penelitian eksperimen semu dengan pola “Nonequivalent Control Group Design”, karena suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai pengaruh suatu tindakan terhadap tingkah laku atau menguji ada tidaknya suatu pengaruh tindakan tersebut. Tindakan itu sendiri didalam eksperimen disebut dengan treatment yang berarti pemberian kondisi yang nantinya akan dinilai pengaruhnya. Ada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara tidak random, tetapi matching only (Gay, 1987: 277). Pemilihan dalam kelompok eksperimen dilakukan dengan matching only lebih memungkinkan untuk dilakukan dibanding pemilihan secara random; karena dalam merandom subjek penelitian membutuhkan izin dari setiap kepala sekolah agar beberapa siswa yang ditunjuk dapat menjadi subjek penelitian. Kedua kelompok tersebut (kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol) diberikan pretest dan posttest untuk

(2)

mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol (Sugiyono, 2014: 116).

Gambaran lebih rinci dari desain penelitian Nonequivalent Control Group Design dijelaskan pada gambar 3.1 berikut :

Kelompok Sebelum Perlakuan Perlakuan Sesudah Perlakuan Kelompok Eksperimen O1 X1 O2 Kelompok Kontrol O3 O4

Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group Design

Desain penelitian ini terdapat data pretest kelompok hasil belajar kelas eksperimen (O1) dan kelompok kelas kontrol (O3), data posttest kelompok kelas eksperimen (O2) dan kelompok kelas kontrol (O4). Pemberian perlakuan pada kelompok kelas eksperimen yaitu penerapan model pembelajaran NHT (X1) dan kelompok kelas kontrol yaitu penerapan model pembelajaran STAD (X2).

Keterangan lebih rinci dari desain penelitan ini adalah sebagai berikut : X1: Pemberian (pembelajaran menggunakan model NHT)

X2: Tidak diberi perlakuan seperti eksperimen (pembelajaran menggunakan model STAD)

O1: Hasil pretest kelompok eksperimen O2: Hasil posttest kelompok eksperimen O3: Hasil pretest kelompok kontrol O4: Hasil posttest kelompok kontrol 3.1.3 Lokasi Penelitian

(3)

Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SD Negeri Kecamatan Banyubiru. Penelitian ini menggunakan 2 SD yang akan diteliti yang pertama SD Negeri Banyubiru 01 sebagai kelompok eksperimen dan SD Negeri Banyubiru 03sebagai kelompok kontrol yang terletak di Kecamatan Banyubiru, Jawa Tengah. Pada semester genap tahun ajaran 2016/2017.

3.2 Variabel dan Definisi Operasional

Menurut Sugiyono (2014: 38) Variabel dalam penelitian adalah suatu hal yang sangat penting. Di dalam variabel terdapat atribut, sifat, dari manusia, gejala, objek yang memiliki variasi tertentu yang diterapkan untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau sebagai timbulnya variabel dependen (terikat) yang diberi lambang (X), variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau sebagai akibat dan dilambangkan dengan (Y). Variabel kovariat yaitu yang digunakan sebagai pengontrol sesuatu yang idak terkontrol pada varibel terikat. Variabel penelitian merupakan objek penelitian yang menjadi pusat perhatian dari penelitian (Arikunto, 2010: 161). Variabel bebas dilembangkan dengan huruf X yaitu model pembelajaran tipe NHT dan

STAD, variabel terikat dilambangkan dengan huruf Y yakni hasil belajar.

Untuk mengukur variabel terikat digunakan instrument tes. 3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Abdurrahman, Muhidin dan Somantri (2011: 129) populasi merupakan keseluruhan komponen, unit penelitian, unit analisis yang mempunyai ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek obyek penelitian pada suatu pengamatan. Populasi yaitu suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang ditetapkan peneliti untuk dilajarai dan mampu menarik kesimpulannya menurut Sugiyono (2010: 117). Menurut Margono (2010: 118) populasi merupakan semua data yang menjadi pusat perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang sudah ditentukan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan elemen, unit elementer, unit analisis, unit penelitianyang mempunyai karakteristik tertentu yang dijadikan objek penelitian. Penelitian ini mengambil populasi peserta didik kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01. Peserta dipilih melalui suatu pertimbangan yaitu lokasi SD

(4)

tersebut. Dan untuk melihat keterampilan sosial yang peserta didik miliki setelah kegiatan pembelajaran IPA maka akan dilakukan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif.

Sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya (Soehartono, 2004:57). Menurut Sudjana (2005: 6) sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Senada dengan hal tersebut Margono (2010: 121) sampel sebagai bagian dari populasi, contohnya yang diambil dengan menggunakan cara tertentu yaitu dengan cara pengundian. Dari hasil pengundian tersebut ditentukan kelas 5 SD Negeri Banyubiu 01 sebagai kelas eksperimen pertama dengan pembelajaran model NHT dan untuk SD Negeri Banyubiru 03 menjadi kelas eksperimen yang kedua dengan menggunakan pembelajaran model

STAD.

3.4 Teknik dan instrument pengumpulan data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan teknik dokumentasi, observasi dan tes. Lebih lengkapnya dijelaskan dibawah ini:

1. Dokumentasi

Peneliti akan mencari langsung data yang diperlukan dalam penelitian dari tempat penelitian berupa buku yang relevan, laporan kegiatan, foto-foto, peraturan-peraturan, data yang relevan penelitian (Riduwan, 2009: 43)

2. Observasi

Observasi merupakan teknik dalam mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan pada kegiatan yang berlangsung (Sukmadinata, 2010: 220). Dari observasi ini digunakan untuk mengetahui aktivitas peserta didik dan guru pada proses pembelajaran menggunakan lembar pengamatan yang peneliti buat.

(5)

Tes merupakan serangkaian latihan atau berupa pertanyaan yang akan digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan bahkan bakat yang peserta didik miliki (Riduwan, 2009: 42). 3.4.2 Instrumen pengumpulan data

Instrumen penelitian yaitu suatu yang digunakan untuk mengumpulkan data pada suatu penelitian yang menggunakan suatu metode (Arikunto, 2010: 192).

1. Pedoman Observasi

Digunakan untuk melihat suatu proses, aktivitas peserta didik dan guru pada kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran NHT dan STAD.

2. Soal tes

Digunakan untuk mengetahui data mengenai hasil belajar peserta didik pada materi IPA. Tes ini berupa soal pilihan ganda yang dilakukan sebelum dan setelah mendapatkan tindakan. Soal tes yang diberikan sebelum mendapat tindakan atau perlakuan (pretest) dengan jumlah 20 soal dan soal tes yang diberikan setelah mendapatkan tindakan atau perlakuan (postest)sejumlah 20 soal.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru

dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT No. Nomor

Item

Kegiatan Guru

Pertemuan ke- 1 1. 1 Guru melakukan apersepsi.

(6)

dilakukan.

3. 3 Guru memberikan soal pretest kepada peserta didik

4. 4 Guru memancing pengetahuan umum peserta didik mengenai energy.

5. 5 Guru menjelaskan materi mengenai materi energy.

6. 6 Guru memberikan soal latihan kepada peserta didik untuk dikerjakan di rumah.

Pertemuan ke- 2

1. 1 Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan model pembelajaran tipe NHT.

2. 2 Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok yang heterogen.

3. 3 Guru membagikan nomor pada setiap kelompok.

4. 4 Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik sesuai dengan nomor urutnya.

5. 5 Guru melakukan bimbingan supaya tidak ada kesalahpahaman pada saat peserta didik mengerjakan soal. 6. 6 Guru memanggil nomor dan memintanya untuk menuliskan

jawabannya didepan.

7. 7 Guru mengoreksi hasil jawaban yang sudah peserta didik tulis.

8. 8 Guru membantu peserta didik untuk membuat kesimpulan dan memberireward kepada peserta didik.

Pertemuan ke- 3

1. 1 Guru memberikan soal evaluasi mandiri

2. 2 Guru menyuruh peserta didik mengerjakan soal 3. 3 Guru mengajak siswa untuk mengoreksi bersama

(7)

pelajaran hari ini

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa

dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT No. Nomor

Item

Kegiatan Guru

Pertemuan ke- 1

1. 1 Siswa mendengarkan apersepsi dari guru

2. 2 Siswa mendengarkan langkah pembelajaran IPA yang disampaikan guru.

3. 3 Siswa mengerjakan soal pretest dari guru

4. 4 Siswa menjawab soal yang guru berikan mengenai energy. 5. 5 Siswa mendengarkan saat guru menjelaskan mengenai materi

energy.

6. 6 Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru ke depan kelas. Pertemuan ke- 2

1. 1 Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah pembelajaran dengan model NHT.

2. 2 Siswa membentuk ke dalam kelompok secara heterogen 3. 3 Siswa mendapatkan nomor yang diberikan oleh guru.

4. 4 Siswa menjawab pertanyaan dari guru sesuai dengan nomor urutannya.

5. 5 Siswa dibimbing oleh guru pada saat diskusi kelompok supaya tidak terjadi kesalahpahaman.

(8)

tulis.

7. 7 Siswa dengan tenang memperhatikan guru pada saat mengoreksi hasil jawaban di papan tulis.

8. 8 Siswa membuat kesimpulan pelajaran hari ini dan akan mendapatkan reward dari guru yang mendapatkan yang paling bagus.

Pertemuan ke- 3

1. 1 Siswa menerima soal evaluasi dari guru. 2. 2 Siswa mulai mengerjakan soal evaluasi.

3. 3 Siswa bersama guru mengoreksi hasil pekerjaannya

4. 4 Siswa bersama guru membuat kesimpulan hasil pembelajaran hari ini.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru

dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD No. Nomor

Item

Kegiatan Guru

Pertemuan ke- 1 1. 1 Guru melakukan apersepsi.

2. 2 Guru menjelaskan langkah pembelajaran IPA yang akan dilakukan.

3. 3 Guru memberikan soal pretest kepada peserta didik

4. 4 Guru memancing pengetahuan umum peserta didik mengenai energy.

(9)

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa

dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

6. 6 Guru memberikan soal latihan kepada peserta didik untuk mengerjakan soal latihan di papan tulis

Pertemuan ke- 2

1. 1 Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan model pembelajaran tipe STAD.

2. 2 Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok yang heterogen.

3. 3 Guru membagikan materi energy dan lembar LKS

4. 4 Guru melakukan bimbingan supaya lebih memahami pada saat peserta didik mengerjakan soal.

5. 5 Guru mengoreksi pekerjaan peserta didik.

6. 6 Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi.

Pertemuan ke- 3

1. 1 Guru memberikan soal evaluasi mandiri

2. 2 Guru menyuruh peserta didik mengerjakan soal 3. 3 Guru mengajak siswa untuk mengoreksi bersama

4. 4 Guru mengajak peserta didik untuk membuat kesimpulan pada pelajaran hari ini

No. Nomor Item

Kegiatan Guru

(10)

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. 1 Peserta didik mendengarkan guru yang melakukan apersepsi. 2. 2 Peserta didik mendengarkan langkah-langkah pembelajaran

IPA yang akan dilakukan.

3. 3 Peserta didik menerima soal pretest kepada peserta didik 4. 4 Peserta didik menyampaikan pendapatnya mengenai Energy

secara umum.

5. 5 Peserta didik mendengarkan penjelasan materi mengenai materi energy.

6. 6 Peserta didik diminta untuk mengerjakan soal di papan tulis Pertemuan ke- 2

1. 1 Peserta didik mendengarkan penjelasan guru mengenai langkah-langkah kegiatan model pembelajaran tipe STAD. 2. 2 Peserta didik duduk sesuai kelompoknya yang heterogen. 3. 3 Peserta didik diberi materi energy dan lembar LKS

4. 4 Peserta didik dibimbing supaya lebih memahami pada saat peserta didik mengerjakan soal.

5. 5 Peserta didik memperhatikan guru saat mengoreksi pekerjaan peserta didik.

6. 6 Peserta didik menerima penghargaan pada kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi.

Pertemuan ke- 3

1. 1 Peserta didik menerima soal evaluasi mandiri 2. 2 Peserta didik mengerjakan soal evaluasi

3. 3 Siswa bersama dengan guru mengoreksi bersama

(11)

Validitas menurut Arikunto (2010: 211) bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat kevalidan suatu instrumen. Menurut Nugriantoro (2012: 152) bila diukur, instrument yang valid adalah yang mempunyai validitas yang tinggi.

Reliabilitas menurut Nurgiantoro (2012: 165) menyatakan reliabilitas menunjuk kepada pengertian konsisten suatu pengukuran seberapa konsisten skor tes maupun hasil evaluasi dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Validitas akan terpengaruh dari tinggi rendahnya reliabilitas. Skor peserta didik dipengaruhi oleh keakuratan tes namun hasil skor yang peserta didik peroleh tidak seutuhnya mencerminkan kemampuan dalam hasil belajarnya. Maka dari itu butuh usaha konsistensihasil pengukuran dan mengetahui tinggi rendah suatu tingkat reliabilitas tes. Reliabilititas berkaitan dengan tingkat keajegan suatu pengukuran dan memiliki tingkat reliabilitas yang mencukupi apabila instrumen digunakan untuk mengukur aspek yang diukur lebih dari sekali sama atau mungkin relative sama (Sukmadinata, 2010: 229)

3.5 Teknik Analisis Data 3.5.1 Uji Prasyarat Eksperimen

Uji prasyarat dilakukan untuk menguji data yang telah didapatkan, sehingga mampu untuk diuji hipotesisnya.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan SPPS untuk melihat populasi sudah terdistribusi normal atau belum. Apa bila data berdistribusi normal maka menggunakan metode parametric namun bila data tidak berdistribusi normal maka menggunakan statistic non parametric. Pengujian menggunakan One Sample Kolmogorov-Smornov dengan signifikansinya 0,05. Bila data normal maka signifikansinya akan melebihi dari 0,05 atau 5% namun bila dibawah 0,05 atau 5% maka data tersebut tidak normal. 2. Uji Homogenitas

(12)

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan 2 keadaan populasi kelas ekspeerimen dan kelas kontrol. Apakah data dari setiap kelompok sampel mempunyai kesamaan varian atau berbeda. Uji homogenitas menggunakan uji F dan data yang diperlukan untuk Uji F adalah data pretest dan posttest dari kedua kelompok. Dikatakan homogen bila hasil probabilitasnya lebih dari 0,05 atau 5% namun bila kurang maka belum homogen.

3.5.2 Uji Beda Mean (rata-rata)

Menggunakan uji independent-test supaya mampu mengetahui perbandingan pada 2 kelompok dar sampel yang berbeda. Sebelum menggunakan uji-t harus dilakukan uji normalitas populasi serta uji homogenitas variansi populasi yang digunakan sebagai syarat melakukan uji-t. Bila signifikansi yang diperoleh lebih dari 0,05 maka Ha diterima namun bila kurang dari 0,05 maka H0 tidak diterima atau ditolak.

3.5.3 Uji hipotesis

H0: µ1 = µ2 = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan pada peserta didik kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT dan SD Negeri Banyubiru 03 dalam pembelajaran menggunakan model STAD.

Ha: µ1 ≠ µ2= Terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan pada peserta didik kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT dan SD Negeri Banyubiru 03 dalam pembelajaran menggunakan model STAD.

Gambar

Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group Design

Referensi

Dokumen terkait

Dari rumusan kalimat tersebut jelas bahwa peraturan pemerintah yang dimaksud pada pasal ini adalah sebagai pengganti Undang-Undang, yang artinya seharusnya materi

Hasil perhitungan dari analisis MRP dari tahun 2005 ± 2012 di Kota Bandar Lampung yang tertera pada Tabel 4 menunjukkan bahwa sektor di Kota Bandar Lampung maupun

Apabila tidak, maka program akan mengirimkan bit pertama (yang terletak pada bit 1 dari variabel outByte) dengan cara menunggu pin CLOCK berlogika low,

Egy- felől elemezhető a sikeresség mértékének szempont- jából, másfelől pedig megvizsgálható, hogy milyen tényezők vezettek a projekt sikeréhez, vagy épp

kriptografi menjadi ilmu yang sangat berkembang pesat, dalam waktu yang singkat banyak bermunculan algoritma-algoritma yang dianggap lebih unggul dari pendahulunya, salah

Pada studi ini mengacu karakteristik lingkungan fisik restoran yang mencakup dimensi keindahan fasilitas, suasana, pencahayaan, tata ruang, perlengkapan makan dan pelayanan staf

Peningkatan ketepatan proses Standar Pelayanan Berbasis Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dapat dilakukan dengan meningkatkan peran pemerintah dalam menjalin

Tidak diambil rata-rata dari tiga angka karena pada beton dengan FAS 0,4 curing basah yang diuji dengan alat yang baru (Tabel 2) dan beton dengan FAS 0,5 curing basah yang