TAHUN 2014
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
Jl. Pakunegara No. 80 Telp/Fax (0532) 21098
E-mail : [email protected] PANGKALAN BUN
Renja Dinas Kelautan dan Perikanan 2014
BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki luas 10.795 km2, secara geografis terletak pada koordinat 1o19’ - 3o36’ LS dan 110o25’ sampai dengan 112o50’ BT. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat adalah :
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Seruyan Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Sukamara Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Lamandau Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Laut Jawa
Topografis Kabupaten Kotawaringin Barat digolongkan menjadi 4 bagian dengan ketinggian antara 0-500 m dari permukaan laut dan kemiringan antara 0-40%, yaitu dataran, daerah datar berombak, daerah berombak berbukit dan daerah berbukit-bukit yang terdiri dari :
Sebelah Utara adalah pegunungan dan macam tanah Lotosal tahan terhadap erosi Bagian Tengah terdiri dari tanah Podsolik Merah Kuning, juga tahan terhadap erosi Sebelah Selatan terdiri dari danau dan rawa Allupial/Organosal banyak mengandung
air
Terdapat 3 sungai yang melintasi Kabupaten Kotawaringin Barat yaitu Sungai Arut, Sungai Kumai, dan Sungai Lamandau dengan kedalaman rata-rata 5 meter dan lebar 100-300 meter
Aksesbilitas menuju Kabupaten Kotawaringin Barat dari ibu kota provinsi (Palangka
Raya) menggunakan moda darat ditempuh selama 12-14 jam, dan dari ibu kota Negara
(Jakarta) menggunakan moda udara ditempuh sekitar 60 menit. Selanjutnya dari Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Barat (Pangkalan Bun) Ke Kecamatan terjauh (Kecamatan
Kotawaringin Lama) menggunakan moda Sungai/Darat dengan waktu tempuh kurang lebih 2
– 4 Jam, kecuali 2 Desa di Pesisir yakni Desa Teluk Pulai dan Desa Sei Cabang Timur hanya dapat dilalui melalui Laut, dengan waktu tempuh menggunakan speed boat kurang lebih 2 - 3 jam.
Panjang Garis pantai Kabupaten Kotawaringin Barat 156 km, yaitu kecamatan Kumai 144 km dan Kecamatan Arut Selatan 12 km. Wilayah pesisir terdiri dari 4 kecamatan yakni Kecamatan Arut Selatan, Kumai, Pangkalan Lada, dan Pangkalan Banteng, Desa/kelurahan di wilayah pesisir berjumlah 18 Desa/kelurahan. Wilayah pesisir ini didasari pada daerah peralihan antara ekosistim darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut. Kecamatan Pangkalan Lada dan Pangkalan Banteng Posisinya tidak berada di pinggir laut, atau tidak mempunyai garis pantai, akan tetapi sebagian wilayahnya berada di pinggir sungai Kumai. Sungai Kumai sampai pada bagian hulunya dominan dipengaruhi oleh ekosistem laut, baik ikannya maupun tumbuhan, misalnya mangrove tumbuh baik dipinggir sungai kumai sampai bagian hulunya, disamping itu kadar garam disungai cukup tinggi sehingga tidak dapat dikumsumsi, dengan demikian termasuk wilayah pesisir.
Renja Dinas Kelautan dan Perikanan 2014 zarat No Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas (km 2 ) Jumlah Kelurahan Jumlah Desa
1 Kotawaringin Lama Kotawaringin Hilir 1.218 2 15
2 Arut Selatan Madurejo 2.400 7 11
3 Kumai Candi 2.921 3 14
4 Arut Utara Pangkut 2.685 1 9
5 Pkl. Lada Pandu Sanjaya 229 - 11
6 Pkl. Banteng Karang Mulya 1.306 - 11
Renja Dinas Kelautan dan Perikanan 2014
Perairan Kabupaten Kotawaringin Barat mempunyai potensi Sumberdaya Ikan yang besar. Berdasarkan data hasil tangkapan ikan di perairan umum setiap tahun cenderung mengalami penurunan, hal tersebut disebabkan karena semakin menurunnya kualitas perairan umum dan pola pemanfaatan sumberdaya perikanan yang tidak seimbang antara aspek pemanfaatan dan aspek perlindungan.
Upaya pengelolaan perairan umum, diantaranya adalah melakukan pengaturan penangkapan, Pencadangan dan penetapan kawasan konservasi, Optimalisasi pengawasan pemanfaatan sumberdaya, menekan usaha penebangan liar (illegal logging), restocking, menegakkan aspek legal dan sebagainya. Bila usaha diatas dapat diterapkan secara konsisten oleh semua pihak maka aspek pemanfaatan dan aspek perlindungan akan seimbang dan pada gilirannya sumberdaya perikanan akan tetap lestari
Melalui Program pembangunan Daerah beberapa kegiatan telah dilakukan antara lain Kegiatan Pembinaan Ekonomi Masyarakat Pesisir, Pendampingan pada kelompok Perikanan Tangkap dan Budidaya, Pembentukan Kelompok swakarsa pengamanan sumberdaya kelautan, namun dirasa Dana yang tersedia masih belum menyentuh secara keseluruhan kebutuhan masyarakat di bidang kelautan dan perikanan, terutama dalam upaya pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian sumberdaya ikan dan lingkungannya.
1.2 Landasan Hukum
Landasan hukum dari penyusunan Renja Dinas Kelautan dan Perikanan adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 27 tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003, Nomor 47) Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ( Lembaran Negara Repulik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RI nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 33 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4598);
Renja Dinas Kelautan dan Perikanan 2014
9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663) ;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah. Pemerintah Daerah Propinsi dan Pereintahan Daerah Kabupaten/Kota ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang tata Cara Pelaksanaan Tugas dan wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107);
17. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014.
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Sebagaimana Telah diubah dengan Peraturan Meneteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan rencana pembangunan Daerah( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Pemerintah( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);
21. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 4 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka panjang Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010 nomor 4, tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 34); 22. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1 tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun2010-2015 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 nomor 1, tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 40); 23. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 10 Tahun 2006 tentang
Renja Dinas Kelautan dan Perikanan 2014
24. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2007 Nomor 32).
25. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 14). 26. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 18 tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat ( Lembaran Daerah Kabupaten kotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 18, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 3);
27. Peraturan daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 19 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Ispektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat ( Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 4);
28. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 5 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Muyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2009 Nomor 5);
29. Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 17 Tahun 2012 tentang Rencana pembanguna Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012-2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012 Nomor 18);
30. Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 24 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda Kabupaten Kotawaringin Barat (Berita Daerah Keputusan Bupati Kotawaringin Barat Nomor : 050/Bapp-V/34/2012 tentang Pengesahan Renstra-SKPD Kabupaten Kotawaringin Barat.
31. Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 050/Bapp-V/35/2013 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2014
32. Peraturan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor SB.3/499.1/DKP-Set/2012 tentang Rencana Strategis dan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012-2016.
1.3 Maksud dan Tujuan
Penyusunan Rencana Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan tahun2014 dimaksudkan sebagai landasan dan pedoman bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat dalam melaksanakan pembangunan Tahun 2014 dan pelaksanaan lebih lanjut dituangkan dalam RKA-SKPD.
Sedangkan tujuan dari penyusunan Renja ini adalah mewujudkan kondisi yang diinginkan pada tahun 2014 yaitu turut mendorong tercapainya sasaran pembangunan kelautan dan perikanan.
1.4 Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan
Renja Dinas Kelautan dan Perikanan 2014
2.1 Evaluasi Pelaksanaan renja SKPD Tahun 2013 dan Capaian Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Dinas Kelautan dan Perikanan
2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan
2.4 Review terhadap Rancangan Awal Dinas Kelautan dan Perikanan 2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja Dinas Kelautan dan Perikanan 3.3 Program dan Kegiatan
Renja Dinas Kelautan dan Perikanan 2014
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 dan Capaian Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan
(seperti daftar terlampir)
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Dinas Kelautan dan Perikanan 2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
1. Tupoksi SKPD
Tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 diarahkan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia termasuk pengembangan kemampuan iptek serta penggunaan daya saing perekonomian. Terkait dengan penguatan daya saing perekonomian tersebut, diantaranya ditempuh melalui peningkatan pembangunan kelautan dan sumber daya alam lainny sesuai dengan potensi daerah secara terpadu serta meningkatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kerangka tujuan nasional yang telah ditetapkan dalam RPJMN dan RPJMD maka sebagai tugas pokok Dinas Kelautan dan Perikanan adalah mewujudkan peningkatan ekonomi dan kualitas sumberdaya manusia sebagai tujuan utama dalam pembangunan kelautan dan perikanan kabupaten Kotawaringin Barat.
Dalam mewujudkan tujuan tersebut diwujudkan dalam program dan kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan pembangunan.
2. Isu-Isu Strategis SKPD
Isu-isu strategis Satuan Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan tidak lepas dari potensi dan permasalahan dalam penanganan bidang kelautan dan perikanan.
a. Potensi
Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki luas laut lebih kurang 1.250 km² dengan garis pantai sepanjang 156 km, dengan potensi sumberdaya terutama sumberdaya perikanan laut yang cukup besar, baik dari segi kuantitas maupun diversitas. Potensi lestari sumberdaya ikan Kabupaten Kotawaringin Barat diperkirakan sebesar 25.000 ton/tahun untuk perikanan laut dan 10.800 ton/tahun untuk perikanan umum, dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) 20.160 ton per tahun untuk perikanan laut dan 8.640 ton per tahun untuk perikanan umum (80 % dari Potensi Lestari) baru termanfaatkan sekitar 47,35 % dari JTB. Dari kedua potensi yang ada baru termanfaatkan sebesar 8.897,6 ton (44,13%) dari JTB dan 874 ton (10,11%) dari JTB. Sedangkan sisi diversitas dari sekitar 25.000 jenis ikan yang ada di Indonesia, yang ditemukan di perairan Kabupaten Kotawaringin Barat kurang lebih 800 jenis ikan.
Disamping potensi penangkapan ikan terdapat potensi pembangunan perikanan disektor budidaya (a) budidaya laut yang terdiri dari budidaya rumput laut sebesar 1.000 Ha, budidaya ikan kakap, kerapu dan juga teripang (b) budidaya air payau seluas 35.200 Ha untuk tambak (c) budidaya air tawar terdiri dari perairan umum (sungai, danau, rawa), kolam air tawar (d) bioteknologi kelautan untuk pengembangan industri seperti bahan baku pakan, benih ikan dan juga industri pangan.
Peluang pengembangan usaha kelautan dan perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat masih memiliki prospek yang baik. Potensi ekonomi sumberdaya kelautan dan perikanan dapat dimanfaatkan untuk mendorong pemulihan ekonomi akibat krisis global.
Renja Dinas Kelautan dan Perikanan 2014
Potensi dan peluang pengembangan sektor kelautan dan perikanan meliputi (1) perikanan tangkap (2) perikanan budidaya (3) industri pengolahan perikanan (4) industri bioteknologi (5) pengembangan wisata bahari (6) pengembangan kawasan industri perikanan terpadu.
Untuk mengoptimalkan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan dan menjadikan sektor perikanan sebagai Prime Mover pembangunan ekonomi daerah, diperlukan upaya percepatan dan terobosan dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang perlu didukung dengan kebijakan politik, ekonomi serta iklim investasi yang kondusif. Dalam hal ini koordinasi dan dukungan stakeholder menjadi salah satu persyaratan yang sangat penting.
Disamping potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang besar, terdapat pula potensi kelembagaan seperti Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cabang Kotawaringin Barat, LSM daerah yang peduli akan pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang dimasa yang akan datang perlu disinergikan guna keberhasilan bersama. Potensi lain adalah sarana dan prasarana yang telah ada seperti Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kumai, Balai Benih Udang Galah (BBUG) Sei Kapitan, Balai Benih Udang (BBU) Sei Bakau, Balai Benih Ikan (BBI) Pinang Merah, SMK Perikanan, Jurusan Perikanan pada universitas Antakusuma Pangkalan Bun.
b. Permasalahan
Sumberdaya ikan yang berada di perairan baik laut maupun perairan umum cenderung mengalami degradasi dalam satu dekade terakhir ini, utamnya yang berada di perairan umum maupun perairan pantai. Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan kualitas sumberdaya ikan terkait dengan degradasi kualitas lingkungan pesisir, termasuk oleh aktivitas manusia yang menimbulkan pencemaran baik laut maupun tawar, kegiatan perikanan yang merusak (destructive fishing), penangkapan ikan yang dilakukan secara berlebih (overfishing) yang dilakukan secara ilegal baik oleh pelaku dalam negeri, seperti penggunaan metode penangkapan ikan yang merusak lingkungan (bahan peledak,racun,listrik dan obat bius), penggunaan alat penangkapan ikan yang tidak sesuai dengan izin dan yang tidak berizin, maupun oleh pihak asing yang melakukan praktik-praktik ilegal di Indonesia.
Kondisi penurunan sumberdaya ikan ini mengakibatkan kesulitan dalam upaya meningkatkan produksi secara nyata (signifikan) melalui kegiatan perikanan tangkap. Gambaran mengenai kondisi tersebut memberikan tantangan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan untuk kembali bertumpu pada kegiatan perikanan budidaya, sementara upaya konservasi dan rehabilitasi lingkungan perairan laut dan perairan umum, kapasitas dan cakupannya terus ditingkatkan. Kegiatan perikanan budidaya diprediksi mampu menaikkan produksi perikanan secara nyata. Peningkatan produksi perikanan budidaya ini pun tetap berada di bawah ancaman kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, kondisi lingkungan harus benar-benar menjadi perhatian dalam mengawal target produksi ikan sebagai produsen terbesar.
Secara garis besar permasalahan yang dihadapi, dapat kita bagi menjadi : a. Masalah internal bidang kelautan dan perikanan :
Sebagian besar nelayan perikanan tangkap masih tradisional dengan struktur armada penangkapan masih didominasi perikanan skala kecil tonase < 10 GT Ketimpangan pemanfaatan stock ikan antar kabupaten
Praktek ilegal fishing
Pengembangan perikanan budidaya belum optimal Kerusakan ekosistem pesisir dan laut
Belum optimalnya pengelolaan konservasi laut dan perairan umum Akses pasar produk perikanan nasional belum ada
Renja Dinas Kelautan dan Perikanan 2014
Rendahnya kesadaran masyarakat dan pemerintah daerah dalam pengembangan pembangunan kelautan dan perikanan
Konflik antar nelayan daerah karena ekses dari pengertian penerapan otonomi daerah yang salah
Penerapan teknologi yang masih rendah
Belum adanya dukungan permodalan yang memadai Keamanan dan kepastian hukum dalam berusaha Penegakan hukum (law enforcement) masih lemah
c. Visi
Visi Dinas Kelautan dan Perikanan periode 2011-2015 adalah “Terwujudnya Mutu
Hasil Perikanan dan Kelautan Prima Berorientasi Pasar Domestik dan Internasional sebagai Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat pada Tahun 2015 “
d. Misi
Sedangkan sebagai misi dari pelaksanaan visi Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.Kotawaringin Barat adalah :
Peningkatan peran kelautan dan perikanan sebagai penunjang PDRB Daerah serta peningkatan ekonomi masyarakat.
Peningkatan mutu dan akses pasar produk hasil perikanan Memperkuat kelembagaan dan SDM secara terintegrasi
Peningkatan produktivitas dan daya saing berbasis sumberdaya kelautan dan perikanan
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan
Renja Dinas Kelautan dan Perikanan 2014
BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional
Kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan dalam rangka mengelola dan memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan meliputi :
1) Mengembangkan kapasitas skala usaha nelayan, pembudidaya ikan dan pelaku usaha kelautan dan perikanan lainnya.
2) Memperkuat dan mengembangkan usaha perikanan tangkap secara efesien, lestari dan berbasis kerakyatan
3) Mengembangkan perikanan budidaya yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan
4) Mengembangkan industri penanganan ikan dan pengolahan serta memperluas akses pemasaran produk hasil perikanan dan kelautan
5) Meningkatkan rehabilitasi dan konservasi sumberdaya kelautan dan perikanan beserta ekosistemnya.
6) Memperkuat pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan
7) Meningkatkan upaya penanggulangan ilegal fishing baik diperairan umum maupun perairan laut
8) Mengembangkan Sumberdaya Manusia
9) Meningkatkan implementasi teknologi terbarukan untuk mendukung pengembangan perikanan dan kelautan.
3.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan dalam rangka pembangunan daerah Kabupaten Kotawaringin Barat baik dalam jangka menengah dan jangka panjang adalah :
1. Meningkatkan Peran Kelautan dan Perikanan sebagai penunjang PDRB Daerah serta peningkatan ekonomi masyarakat
2. Meningkatkan Mutu dan Akses Pasar Produk Hasil Perikanan 3. Memperkuat Kelembagaan dan SDM secara Terintegrasi
4. Meningkatkan Produktivitas dan daya Saing berbasis Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
5. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Sasaran strategis pembangunan kelautan dan perikanan adalah : 1) Terwujudnya produktivitas perikanan budidaya dan tangkap
2) Terwujudnya peranan sumberdaya perikanan dan kelautan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi.
3) Terwujudnya mutu produk hasil perikanan prima pada tahun 2016
4) Terwujudnya perluasan pasar produk perikanan pada pasar domestik dan internasional.
5) Terwujudnya SDM kelautan dan perikanan yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan.
6) Terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan serta pelaku usaha bidang kelautan dan perikanan.
7) Terwujudnya Pemeliharaan dan peningkatan daya dukung serta kualitas lingkungan perairan tawar, pesisir dan perairan laut.
8) Terwujudnya peran masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan
Renja Dinas Kelautan dan Perikanan 2014
3.3 PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD
A. BIDANG PERIKANAN TANGKAP
Sasaran prioritas program bidang perikanan tangkap adalah : Program Pengembangan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Program pengembangan sumberdaya kelautan pada bidang perikanan tangkap diprioritaskan kepada kegiatan
1. Peningkatan Produksi Perikanan tangkap 2. Peningkatan Sarana perikanan tangkap 3. Modernisasi armada dan alat tangkap 4. Optimalisasi Pangkalan Pendaratan Ikan B. BIDANG PERIKANAN BUDIDAYA
a. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
Program pengembangan perikanan budidaya mempunyai prioritas kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan bibit ikan unggul
2. Pembinaan dan Pengembangan Perikanan
3. Pendampingan pada kelompok pembudidaya ikan
b. Kajian Kawasan Budidaya Air Laut, Air Payau dan Air Tawar
Program ini merupakan program yang tidak terpisahkan dari program Pengembangan Budidaya Perikanan, mengingat besar potensi budidaya ikan dan untuk pengembangannya perlu kajian-kajian mendalam agar kegiatan budidaya dapat berlangsung sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Adapun kegiatan dalam program ini adalah Kajian budidaya air laut, air payau dan air tawar yang mencakup Study dan Uji coba , meliputi ikan, kesehatan lingkungan dan uji klinik kesehatan ikan budidaya.
C. BIDANG PENGOLAHAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN a. Program Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan.
Sasaran program ini adalah untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan melalui, penguatan perencanaan, pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya serta pengembangan teknologi kelautan, adan alternatif usaha masyarakat.
Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan adalah :
1. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut melalui penguatan basis data dan informasi perikanan dan kelautan, pengembangan dan penelitian mata pencaharian alternatif, penerapan IPTEK, penyiapan SDM yang berteknologi. 2. Pengendalian dan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan melalui penanggulangan illegal fishing dan pencurian ikan, pelaksanaan dan pengembangan Monitoring, Control, dan Surveilance (MCS), peningkatan gelar operasi penertiban penangkapan ikan, pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat (SISWASMAS), konservasi dan restocking ikan.
b. Program Pemberdayaan Masyarakat Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan Masyarakat Pesisir lainnya.
Sasaran program ini adalah peningkatan kegiatan ekonomi produktif yang terkait langsung dengan kehidupan nelayan, pembudidayaan ikan dan masyarakat pesisir lainnya yang masih miskin.
Renja Dinas Kelautan dan Perikanan 2014
Kegiatan pokok yang akan dilakukan adalah :
1. Pemberdayaan usaha masyarakat nelayan dan pembudidayaan ikan melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, fasilitas pembangunan SPDN, pengembangan kapal penangkap ikan, pengembangan usaha perikanan air tawar, pengembangan aneka produk olahan.
2. Pengembangan intensifikasi budidaya perikanan melalui penyediaan dana ekonomi produktif dan stimulan perikanan, pengembangan usaha perikanan melalui peningkatan perijinan, mutu dan diversifikasi produk, peningkatan pelayanan sertifikasi mutu hasil perikanan, pengembangan kelembagaan tani nelayan.
c. Program Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Sektor Kelautan dan Perikanan. Sasaran program adalah meningkatnya sumbangan terhadap pendapatan asli daerah, kontribusi terhadap PDRB, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan konsumsi ikan.
Kegiatan pokok yang akan dilakukan adalah pengembangan sarana dan prasarana perikanan budidaya, perikanan tangkap dan pengolahan hasil perikanan, pengembangan sistem rantai dingin hasil perikanan, revitalisasi tambak rakyat, optimalisasi fungsi unit pelaksana teknis dinas.
D. BIDANG PENGENDALIAN MUTU DAN PEMASARAN
Sasaran yang ingin dicapai Bidang Pengendalian Mutu dan Pemasaran adalah : a. Tersedianya sarana dan prasarana pengolahan tradisional.
b. Tersedianya sarana dan prasarana pengolahan modern
c. Tersedianya sarana dan prasarana pemasaran hasil-hasil kelautan dan perikanan d. Tersedianya sarana dan prasarana penyuluhan perikanan.
e. Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan pengolah hasil-hasil kelautan dan perikanan.
f. Meningkatnya mutu produk kelautan dan perikanan.
g. Meningkatnya jumlah produk olahan hasil kelautan dan perikanan (diversifikasi). h. Tersedianya data statistik pengolahan kelautan dan perikanan
i. Terlakananya promosi pembangunan kelautan dan perikanan tingkat kabupaten, propinsi dan nasional.
j. Terwujudnya jaringan pemasaran produk olahan kelautan dan perikanan k. Tersedianya informasi pasar kelautan dan perikanan
l. Tersedianya produk olahan baru melalui kaji terap prodak olahan kelutan dan perikanan.
m. Meningkatnya jumlah ijin usaha pengolah dan pengumpul kelautan dan perikanan.
Renja Dinas Kelautan dan Perikanan 2014
BAB IV PENUTUP
Permasalah yang dihadapi oleh masyarakat pesisir dan nelayan di Kabupaten Kotawaringin Barat masih sangat kompleks, yaitu : (a). Tingkat Kemiskinan Nelayan yang Tinggi, (b). Rendahnya produktifitas, (c). Gejala Tangkap Lebih dan Masalah Kapal Ilegal, (d). Masalah Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, (e). Rendahnya Kemampuan Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan, (f). Lemahnya Kemampuan Pemasaran Produk Perikanan, (g). Tidak Stabilnya Harga-Harga Faktor Produksi, (h). Pengembangan Teknologi, Data dan Informasi.
Untuk itu diperlukan kerja sama dan pemahaman bersama dalam pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat. Untuk itulah kami susun Rencana Kerja (RENJA) tahun 2014 ini sebagai lanjutan dari rencana dan program di tahun 2013 ini. Demikian Rencana Kerja susun agar menjadi pedoman bersama dalam melaksanakan kegiatan di tahun 2014.
Plt. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat
Ir.H.AKHMAD YADI NIP. 19630819 198911 1 002