• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke: Fakultas Program Studi

PELATIHAN DAN

PENGEMBANGAN

BAB XIV

‘Trends’ Pelatihan dan ‘Best Practice’

Dr. Antonius Dieben Robinson Manurung, MSi

14

PSIKOLOGI

(2)

Peran Trainer

• Kecenderungan terjadinya pergeseran status tradisional

trainer sebagai staff karyawan pada area HR

• Trainer mulai ‘keluar’ dari departemen pelatihan untuk

bekerja dengan manajemen dalam menyelesaikan

masalah organisasional dan menciptakan serta

memfasilitasi kesempatan belajar.

• Hal ini merefleksikan pergerakan dan evolusi posisi

trainer dari seorang staff karyawan kepada mitra bisnis

strategik bagi manajemen

(3)

Outsourcing Pelatihan dan Pengembangan

• Outsourcing meliputi penggunaan pihak eksternal untuk penyediaan program dan jadwal pelatihan dan

pengembangan.

• Outsourcing melibatkan pembelian dari jasa dan produk

pelatihan dari pihak eksternal daripada sekedar menggunakan jasa internal.

• Beberapa alasan penggunaan outsourcing pelatihan dan pengembangan:

1. Dalam banyak kasus, outsourcing menyediakan organisasi suatu akses spesialis yang memiliki keahlian di area

pelatihan tertentu.

2. Pihak outsourcing juga dapat menyediakan keragaman yang lebih luas dari program pelatihan yang lebih efisien dan lebih murah dibanding departemen pelatihan internal.

(4)

Langkah-langkah Organisasi

1. Membangun hubungan saling percaya dengan pihak outsourcing dan

mencoba membangun hubungan jangka panjang.

2. Buat perjanjian tertulis yang jelas dan komprehensif dan menggaris

bawahi tanggung jawab tiap pihak dengan jelas, harapan kinerja yang eksplisit dan penalti jika persyaratan tidak terpenuhi.

3. Bekerja erat dengan pihak outsourcing, sering berkomunikasi dan

selalu memantau program pelatihan yang dilakukan pihak outsourcing.

4. Menetapkan kebijakan - perbaikan dalam pelatihan merupakan hasil

dari outsourcing yang sistematis dan terkalkulasi yang memungkinkan efektivitas manajemen pada proses.

5. Outsource untuk alasan yang tepat - mengutamakan keahlian dan

pencapaian keseluruhan rancangan, penyajian, dan kualitas dibanding penekanan hanya pada penghematan biaya

(5)

Tenaga kerja yang berumur

• Terdapat sejumlah faktor yang diasosiasikan dengan proses

penuaan yang membutuhkan pertimbangan akan tujuan dari pelatihan:

– Secara khusus, ada proses kognitif dasar yang melambat pada

saat bertambah. Di sisi lain, memori jangka panjang dan kuantitas pengetahuan meningkat seiring dengan

pertambahan usia.

– Pekerja yang lebih berumur sepertinya memiliki kesulitan

ketika mereka menghadapi perubahan yang cepat dan

pekerjaan yang tidak biasa, dibandingkan dengan pekerjaaan yang bergantung pada pengetahuan yang sudah ada.

– Oleh karenanya, program pelatihan bagi orang-orang yang

lebih tua harus mempertimbangkan perbedaan-perbedaan demikian.

(6)

Just- in-Time Learning (JIT)

• Just-in-time (JIT) learning memaksudkan kapabilitas

untuk menyediakan kesempatan belajar dan

pelatihan ketika mereka dibutuhkan dan di mana

mereka dibutuhkan.

• Untuk memenuhi kebutuhan ini, trainer akan

menemukan cara yang baru dan inovatif untuk

merancang dan menyajikan pelatihan.

• Hal ini akan selanjutnya berpengaruh pada peran

training profesional, yang akan berlanjut pada

berkembangnya kebutuhan akan struktur

pengetahuan dan fasilitas belajar dan peran

pendukung.

(7)

Etik Pelatihan dan Pengembangan

• Etik mencakup pemikiran sistematis mengenai konsekuensi moral dari tindakan dan keputusan seseorang pada

stakeholder.

• Stakeholder itu sendiri mengacu pada orang-orang di dalam atau di luar organisasi yang mungkin terpengaruh oleh

tindakan dan keputusan seseorang.

• Dalam Organisasi, etik sering kali mengambil bentuk dari

standard perilaku yang mengindikasikan bagaimana seseorang harus berperilaku sesuai dengan nilai dan prinsip-prinsip

organisasi.

• Untuk training profesional, etik mencakup mengikuti seperangkat standard dan prinsip dalam merancang, menyajikan, dan mengevaluasi program pelatihan dan pengembangan.

(8)

Penyebab Kegagalan Pelatihan

• 1. Kurang disesuaikan dengan kebutuhan usaha.

– Program pelatihan sering kali gagal karena hal tersebut tidak dikaitkan dengan kebutuhan usaha dan organisasi.

– Best Practice: program pelatihan yang efektif dimulai

dengan analisis kebutuhan yang dikaitkan dengan kebutuhan organisasi dan stategi program pelatihan.

Kebutuhan juga harus diterjemahkan kedalam tujuan dan kriteria evaluasi. Pelatihan menjadi stategis sektika hal tersebut disesuaikan dengan stategi bisnis dan karena itu memungkinkan oraganisasi untuk meraih tujuan dan

sasaran stategisnya.

(9)

Penyebab Kegagalan Pelatihan

• 2. Gagal untuk mengenali solusi non-training.

– Pelatihan seringkali diimplementasikan dengan

maksud untuk memperbaiki masalah kinerja

meskipun hal itu bukan selalu menjadi solusi

terbaik.

– Best Practice: Terdapat beberapa kemungkinan

solusi akan masalah kinerja yang mungkin lebih

efektif dan lebih murah dibanding pelatihan dan

pengembangan. Karenanya, penting untuk

(10)

Penyebab Kegagalan Pelatihan

• 3.

Kurangnya tujuan untuk menyediakan arahan dan

fokus.

• Program pelatihan kadangkala gagal karena

kurangnya tujuan yang jelas.

• Best Practice: Tujuan pelatihan memenuhi sejumlah

tujuan bagi trainers, trainee, dan organisasi. Tujuan

pelatihan mengatur langkah-langkah untuk rancangan

pelatihan yang mencakup kriteria yang termasuk di

dalam evaluasi pelatihan. Tujuan pelatihan untuk

program training harus mengatur berbagai tingkatan

seperti reaksi, pembelajaran, perilaku, hasil, dan ROI.

(11)

Penyebab Kegagalan Pelatihan

• 4. Solusinya terlalu mahal.

– Meskipun ROI program pelatihan adalah penting untuk

mengukur efektivitas, ROI yang negatif tidak berarti bahwa program pelatihan telah gagal.Terdapat banyak benefit yang tidak dapat diukur dari program pelatihan yang menambah value terhadap organisasi.

– Best Practice: Program pelatihan tidak perlu mahal untuk

menjadi efektif. Merupakan hal penting untuk

mengestimasi biaya dan benefit dari program sebelum memmbuat keputusan. Juga merupakan hal penting

untuk memiliki kejelasan mengenai kriteria utama yang digunakan ketika membandingkan alternatif pelatihan dan kriteria lain untuk evaluasi pelatihan.

(12)

Penyebab Kegagalan Pelatihan

• 5. Pelatihan sebagai suatu event

– Ketika pelatihan menjadi event yang terpisah aatau

terisolasi, kemungkinannya adalah kegagalan.

– Best Practice:Program pelatihan harus dianggap

sebagai bagian dari proses yang lebih luas dan

sistem organisasional yang membutuhkan atensi

dan dukungan lebih lanjut, bukan saja selama

(13)

Penyebab Kegagalan Pelatihan

• 6. Partisipan

– Ketika karyawan hanya diharapkan untuk hadir pada

program pelatihan tanpa mempertanggung jawabkan apa yang telah mereka pelajari dan lakukan setelah pelatihan, mereka sepertinya tidak menunjukan perubahan apapun pada perilaku atau kemajuan pada kinerja.

– Best Practice: Trainee harus diberi tanggungjawab akan apa yang mereka pelajari dalam pelatihan dan bagaimana

mereka akan menerapkan itu pada pekerjaan. Manajer juga harus bertanggungjawab atas pembelajaran dan transfer bawahan mereka kepada hasil organisasional

.

(14)

Penyebab Kegagalan Pelatihan

• 7. Kegagalan untuk menyiapkan lingkungan kerja

untuk transfer.

– Rintangan dalam lingkungan kerja dapat mengacaukan

keberhasilan program keja yang efektif.

– Best Practice: informasi analisis kebutuhan dapat

digunakan untuk mengidentifikasi rintangan transfer dan menyingkirkannya sebelum program pelatihan

diterapkan. Memfasilitasi transfer pelatihan dapat mencakup aktivitas sebelum, selama, dan sesudah pelatihan, dan termasuk trainers, trainee, dan

(15)

Penyebab Kegagalan Pelatihan

8. Kurangnya Reinforcement dan dukungan

Manajemen

– Jika manajemen tidak mendukung, mendorong, dan

menguatkan penggunaan pengetahuan dan keahlian baru

dalam pekerjaan, program pelatihan tidak akan efektif.

– Best Practice: merupakan hal yang sangat penting bahwa

manajemen terlibat dengan trainee sebelum dan sesudah

pelatihan. Manajer perlu tahu betapa pentingnya peranan

mereka dan bagaimana mereka dapat menyediakan

(16)

Penyebab Kegagalan Pelatihan

• 9. Kegagalan untuk memisahkan efek pelatihan

– Merupakan hal yang sulit untuk dapat mendemonstrasikan

perubahan atau efek pada karyawan dan organisasi sehubungan dengan program pelatihan tertentu, dan bukan sesuatu yang

lain. Kegagalan untuk memisahkan efek dari pelatihan dapat menimbulkan pertanyaan sehubungan dengan kebutuhan dan

value dari pelatihan dan pengembangan.

– Best Practice: cara tradisional untu memisahkan efek pelatihan

adalah dengan mengadakan eksperimen dengan kelompok training dan kelompok kontrol. Sayangnya, tipe rancangan ini seringkali sulit untuk diimplementasikan. Karena itu,

pendekatan alternatif perlu digunakan, seperti internal

referencing strategy. Teknik lain untuk memisahkan efek dari

pelatihan adalah mengestimasi dampak dari trainee, supervisor, dan manajemen, juga faktor-faktor lainnya.

(17)

Penyebab Kegagalan Pelatihan

• 10. Kurangnya komitmen dan keterlibatan dari

eksekutif.

– Program pelatihan dan pengembangan kemungkinan

gagal tanpa adanya komitmen dan keterlibatan dari

eksekutif senior. Komitmen mereka merupakan hal yang penting untuk efektivitas program pelatihan dan

pengembangan.

– Best Practice: Eksekutif dapat mendemonstrasikan

komitmen mereka pada fungsi pelatihan dengan

menyediakan sumber daya dan mereka dapat terlibat dengan kehadiran dan partisipasi mereka ada sesi

(18)

Penyebab Kegagalan Pelatihan

11. Kegagalan untuk menyediakan feedback dan penggunaan informasi mengenai hasil.

• Program pelatihan tidak dapat diperbaiki dan mencapai

harapan jika berbagai stakeholder tidak menerima feedback dan informasi mengenai hasil dari pelatihan. Feedback dan informasi merupakan hal yang penting untuk membuat

program pelatihan efektif untuk semua lapisan stakeholder.

• Best Practice: trainers perlu tahu bahwa program pelatihan

mereka mencapai tujuan; trainee perlu tahu bahwa mereka telah mendapatkan pengetahuan dan keahlian baru’ dan manajemen perlu tahu bahwa training memiliki dampak pada hasil bisnis.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

Tentu saya ingin berterimakasih kepada kedua dosen pembimbing saya, yaitu Bapak Zen Amirudin, M.MedKom dan Bapak Novin Farid Styo Wibowo, M.Si yang telah

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan strategi koping pada perempuan Hindu Bali yang bekerja dan yang

Ear plug (sumbat telinga harus selalu digunakan pada saat bekerja, jika tidak memakainya terus menerus maka karyawan (Pemakai) akan mendapat teguran keras atau sanksi.. Jika

analisa yang lebih baik diperlukan suatu studi yang lebih lanjut terhadap gelombang yang didukung oleh data lapangan yang lebih lengkap dan dalam jangka waktu yang cukup

Industri objek wisata di Kabupaten dan Kota Bogor pada umumnya memiliki strategi yang sama yaitu dengan menarik pasar pengunjung dari Jabodetabek dan

Sebagian besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Karang Tengah yang diteliti sebagai responden baik sampel maupun kasus, menggunakan bak yang berukuran kecil sehingga

Bahan yang digunakan adalah 65 ekor ikan Guppy (Poecilia reticulata), yang merupakan sebagai objek yang akan diamati, berukuran kecil dengan panjang ± 5 cm; air